LP Pranikah - Ebp
LP Pranikah - Ebp
LP Pranikah - Ebp
Disusun oleh:
MUSYAROFAH
19159010074
Disusun oleh:
MUSYAROFAH
19159010074
Disusun Oleh :
NAMA : MUSYAROFAH
NIM : 19159010074
Kelas :B
Disetujui :
Kepala Ruangan
Tanggal : _____________
Pembimbing Institusi
Tanggal : _____________
Pembimbing Kasus
Tanggal : _____________
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah
serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Kebidanan
Pada Pranikah Berdasarkan Evidence Based Practice Penggunaan Ratus Vagina Di
Puskesmas Klampis” ini tepat pada waktunya.
Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pembimbing
yang telah sabar untuk membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Harapan dari penulis adalah agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca dan dapat dijadikan acuan untuk kesempurnaan dalam mengerjakan tugas-
tugas mendatang.
Penulis menyadari bahwa makalah ini mempunyai begitu banyak kekurangan, oleh
karena itu, penulis berharap agar pembaca dapat memakluminya dan sudi memberikan
kritik dan saran agar penulis dapat memperbaiki tugas-tugas di hari mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah..……………………………………………………... 1
1.3 Tujuan……………..……………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pranikah…………………………………………………….. 3
2.2 Pengertian Ratus Vagina………………………………………………… 12
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Pranikah
Berdsarkan EBP Penggunaan Ratus Vagina………….………………… 13
BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………………. 26
BAB IV PENUTUP ………………………………………………….. 32
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………….. 32
4.2 Saran……………………………………………………………………. 32
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 33
JURNAL…………………………………………………………………….. 43
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
pembakaran ratus tersebutlah yang dimanfaatkan untuk merawat organ intim kewanitaan .
Rata-rata sesi perawatan ratus vagina memakan waktu selama 30 menit. Kombinasi dari
semua rempah alami yang dipadukan dengan uap hangat dipercaya dapat melebarkan
pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah, menyediakan asupan oksigen, dan
merelaksasi otot-otot panggul.
Secara tradisional, ratus diklaim dapat menyehatkan organ kewanitaan,
membersihkan keputihan, merapatkan vagina, dan menambah kepuasan seksual saat
berhubungan intim dengan pasangan. Metode ini biasa dilakukan beberapa hari sebelum
seorang perempuan menikah. Hal tersebut bertujuan untuk mengencangkan dan
mengharumkan aroma vagina.
Perawatan ratus vagina bisa didapatkan dengan cara pergi ke salon kecantikan
atau bisa melakukannya sendiri di rumah dengan menggunakan bahan-bahan alami,
seperti kayu manis, daun sirih, kayu masoyi, dan akar wangi. Bahan-bahan tersebut bisa
dibakar pada alat pembakar khusus. Kemudian ramuan tersebut dimasukkan ke dalam
kursi ratus dengan kain tertutup rapi.
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Pranikah Berdasarkan Evidence
Based Practice Penggunaan Ratus Vagina
2.3.1 Pengkajian
1) Data Subjektif
Data subjektif diperoleh dari anamnesa terhadap ibu (Autoanamnesa) atau
dari keluarganya (hetero anamnesa).
(1) Biodata/Identitas
a) Usia
- Perempuan
Umur reproduksi sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun
(Prawirohardjo, dkk, 2010).Pada umur < 20 tahun, fisiologis alat
reproduksi belum sepenuhnya matang dan psikologis masih belum stabil
akibatnya meningkatkan risiko mengalami penyulit saat hamil (Sukaesih,
2012). Sedangkan pada umur > 35 tahun, fungsi alat reproduksi dan
organ lainnya sudah menurun, apalagi wanita yang hamil pertama pada
usia ini, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia
(Indriani, 2012).
- Laki-laki
Kesuburan pria ini diawali saat memasuki usia pubertas ditandai dengan
perkembangan organ reproduksi pria, ratarata umur 12 tahun.
Perkembangan organ reproduksi pria mencapai keadaan stabil umur 20
tahun. Tingkat kesuburan akan bertambah sesuai dengan pertambahan
umur dan akan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia
25 tahun kesuburan pria mulai menurun secara perlahan-lahan, dimana
keadaan ini disebabkan karena perubahan bentuk dan faal organ
reproduksi (Khaidir, 2006). Semakin tua usia seseorang maka kesuburan
juga menjadi berkurang (RSUA, 2013).Usia laki-laki ≥ 40 tahun
semakin meningkatkan risiko kelainan baik fisik maupun psikis pada
keturunananya (McGrath, dkk, 2014).
b) Alamat
Kondisi lingkungan tempat tinggal ikut memberikan pengaruh
terhadap kesehatan istri dan suami pada masa prakonsepsi.Beberapa
penelitian menyebutkan bahwa perempuan yg bekerja di lingkungan
pertanian lebih sering mengalami abortus spontan dan kasus Stillbirth
(lahir mati) lebih sering dijumpai diantara perempuan yang bertempat
tinggal dekat tempat aplikasi karbamat pada trimester II (Winardi, 2016).
c) Pekerjaan
Pekerjaan merupakan jembatan untuk memperoleh uang dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat
pelayanan kesehatan yang diinginkan. Pendapatan seseorang
berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan
hidup, salah satunya adalah kebutuhan nutrisi. Kondisi nutrisi yang
kurang baik dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil,
gangguan pertumbuhan janin dalam uterus, BBLR, dan prematur
(Reeder, dkk, 2011).
(2) Riwayat Menstruasi
Hal utama yang perlu dikaji adalah menarche, siklus menstruasi dan
gangguan menstruasi. Menarche adalah menstruasi pertama kali yang
merupakan tahap kematangan organ-organ seksual perempuan dan tanda
siklus masa subur telah mulai (Yusuf, dkk, 2014). Siklus menstruasi dan
gangguan mentruasi dapat mempengaruhi masa subur (Indriarti, dkk, 2013).
- Usia menarche : Umumnya remaja wanita mengalami menarche usia 12-
16 tahun.
- Siklus menstruasi : Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari
pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya.
Siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21-32 hari dan
hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari (Proverawati &
Misaroh, 2009).
- Lama menstruasi : Normalnya menstruasi berlangsung 3-7 hari
(Ramaiah, 2006), sedangkan menurut Proverawati & Misaroh (2009)
lama mestruasi berlangsung selama 3-5 hari dan ada juga yang 7-8 hari.
- Keluhan saat haid : Umumnya mengeluh nyeri haid/ dismenorea
(Kusmiran, 2012)
- Pengeluaran sekret : Keputihan normal adalah tidak berbau, berwarna
putih, dan tidak gatal apabila berbau, berwarna, dan gatal dicurigai
adanya kemungkinan infeksi alat genital. (Saifuddin, 2010)
(3) Riwayat Imunisasi
Skrining status imunisasi perlu dilakukan pada calon ibu terutama
imuniasai TT. Indonesia merupakan salah satu negara yang belum dapat
mengeliminasi tetanus 100% sehingga status imunisasi ibu/calon ibu harus
selalu diskrining (Kemenkes RI, 2012).
Status imunisasi lain yang perlu diskrining yaitu hepatitis B, HPV,
TORCH/Rubella, dan imunisasi penyakit lainnya yang memiliki prevalensi
tinggi di daerah tempat tinggal calon pengantin wanita dan laki – laki.
(4) Riwayat Kesehatan
1. Hipertensi
Penyakit hipertensi diakaitkan dengan peningkatan persalinan prematur dan
retardasi pertumbuhan intrauterin serta insiden mortalitas perinatal yang lebih
tinggi. Penyakit ini juga merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang
paling sering. Tekanan darah harus distabilkan sebelum konsepsi dan
kemudian dipantau ketat selama masa kehamilan. Sebagian besar wanita
dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan kelahiran seorang bayi yang
normal dan sehat. Sasaran utama pada periode prakonsepsi ialah menghindari
penggunaan penghambat ACE dan antogonis reseptor angiotensin. Wanita
harus diberi pendidikan kesehatan tentang risio pereeklampsia dan hambatan
pertumbuhan janin (Varney, 2007). Pada laki-laki tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan masalah gangguan ereksi baik secara langsung maupun karena
efek samping obat.
2. Diabetes Melitus (DM)
Telah terbukti adanya suatu hubungan antara hiperglikemia pada sekitar
waktu konsepsi dengan kelainan pembentukan organ, terutama tuba nueral,
jantung, dan ginjal. Komplikasi yang dapat timbul selama masa kehamilan
meliputi preeklamsia, polihidramnion, dan persalinan prematur. Oleh karena
itu, wanita yang menderita diabetes melitus perlu mendapat konseling dan
memantau disbetesnya dengan cermat, baik sebelum masa prakonsepsi
maupun sepanjang masa usia subur (Varney, 2007; Prawirhardjo, 2010).
3. Penyakit ginjal
Pada perempuan sebelum konsepsi, terdapat perubahan adaptif ginjal untuk
mempersiapkan kehamilan. Pada fase luteal setiap siklus menstruasi, aliran
darah ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG) meningkat hingga 10-20%.
Jika kehamilan terjadi, perubahan hemodinamik ini terus berlanjut. Pada
pertengahan trimester kedua, aliran darah ke ginjal meningkat hingga 70-
80% jika dibandingkan wanita tidak hamil, menyebabkan peningkatan LFG
hingga 55%. (Wicaksono, dkk, 2017). Pada laki-laki gagal ginjal kronis,
terjadi kegagalan dalam pembuangan limbah tubuh. Hal ini dapat
mempengaruhi kualitas sperma dan kesuburan.
4. Asma
Wanita dengan riwayat asma saat hamil dapat berkurang gejalanya atau
bertambah keparahannya.Untuk menghindari bertambah parahnya penyakit,
hindarilah kemungkinan terjadinya infeksi pernapasan dan upayakan tekanan
emosional tetap stabil (Agustina, 2015). Asma juga merupakan salah satu
penyakit yang dapat diturunkan secara genetik.
5. Anemia dan thalassemia
Pada perempuan dengan riwayat penyakit anemia atau thalassemia akan
bertambah buruk saat kehamilan. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih
tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoetin. Akibatnya,
volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi haemoglobin (Hb) akibat hemodilusi. (Prawirohardjo, 2010)
Pada lak-laki terapi androgen pada anemia dapat meningkatkan produksi
eritropoetin namun dapat menimbulkan gejala prostatisme atau pertumbuhan
yang cepat dari ca prostat.
6. Hemofilia
Hemofilia A (defisiensi faktor VIII) dan Hemofilia B (defisiensi faktor IX)
diwariskan secara X-linked recessive.Perempuan dari keluarga penderita
hemofilia umumnya adalah pembawa (carrier) yang asimptomatik. Namun
10-20% perempuan pembawa dapat beresiko terhadap komplikasi perdarahan
yang bermakna karena penurunan faktor VIII atau IX di bawah jumlah
minimal untuk mempertahankan keseimbangan hemostatik. Hemofilia dapat
menyebabkan infertilitas, namun sejumlah kecil penderita mungkin
mempunyai cukup folikel-folikel untuk hamil. (Prawirohardjo, 2010)
Pada laki-laki dengan Hemofilia lebih sering terjadi, gejala perdarahan dalam
waktu terus menerus dan lebih cepat karena darah tidak dapat menggumpal
tanpa pengobatan. Hal tersebut dapat mengganggu saat berhubungan seksual
dan dapat menurunkan penyakit hemofilia pada keturunannya (Darmono,
2012).
7. Jantung
Penyakit jantung pada kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan. Kehamilan dapat memperberat
penyakit jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi
cordis) pun dapat terjadi. Pada ibu hamil yang rentan terhadap gangguan
jantung, stres pada perubahan fisiologis normal dapat mencetuskan
dekompensasi jantung.Tanda dan gejala penyakit jantung (palpitasii,
frekuensi jantung sangat cepat, sesak napas ketika beraktivitas, dispnea, dan
nyeri dada) harus dapat diketahui agar dapat dilakukan penatalaksaan yang
tepat (Paramita, dkk, 2016).
Pada laki-laki penyakit arteri koroner dapat menyebabkan masalah dengan
ereksi. Hal ini bisa disebabkan karena terjadinya pengerasan pembuluh darah
penis dan jantung.
8. Hepatitis
Hepatitis dapat terjadi pada setiap wanita atau pasangan dan mempunyai
pengaruh buruk bagi janin dan ibu saat terjadi kehamilan. Pengaruhnya
dalam kehamilan dapat dalam bentuk keguguran atau persalinan prematuritas
dan kematian janin dalam rahim. (Prawiroharjo, 2010)
9. IMS
Infeksi menular seksual adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus,
parasit, atau jamur yang penularannya terutama melalui hubungan seksual
dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi menular
sekusual merupakan salah satu penyebab Infeksi Saluran Reproduksi (ISR).
IMS seperti gonore, klamidiasis, sifilis, trikomoniasis, herpes genitalis,
kondiloma akuminata, bacterial vaginosis, dan infeksi HIV.
10. TORCH
Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks. Kelima
jenis penyakit yang disebutkan di atas merupakan penyakit yang dapat
menjangkiti pria maupun wanita dan dapat berpengaruh buruk pada janin
yang dikandung. Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Penyakit ini sering diperoleh dari
tanah atau kotoran kucing yang terinfeksi toksoplasma, atau memakan daging
dari hewan terinfeksi yang belum matang sempurna. Gejala yang sering
muncul meliputi: demam, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar
limfe.
Wanita yang dalam usia reproduksinya bila terkena toxoplasmosis dapat
menimbulkan aborsi dan gangguan fertilitas. Janin bisa terinfeksi melalui
saluran plasenta. Infeksi parasit ini bisa menyebabkan keguguran atau cacat
bawaan seperti kerusakan pada otak dan fungsi mata (Prawirohardjo, 2010).
(5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit pada keluarga dapat menurun karena faktor genetik,
dan bisa menular kepada klien. Riwayat penyakit keluarga memegang peran
penting dalam mengkaji kondisi medis yang diwariskan dan kelainan gen
tunggal. Beberapa jenis kanker, penyakit arteri koroner, diabetes melitus tipe
2, depresi, dan trombofilia merupakan penyakit yang memiliki tendensi
familial dan dapat berpengaruh pada kesehatan reproduksi wanita dan laki-
laki (Varney, 2007).
(6) Pola Fungsional Kesehatan
1. Nutrisi
Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG VI) menganjurkan angka
kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.
Kekurangan nutrisi akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi
(Felicia, dkk, 2015).
2. Aktivitas
Apa saja aktivitas yang dilakukan ibu, kelelahan dapat mempengaruhi sistem
hormonal. Aktivitas fisik dapat memicu penurunan sirkulasi hormon seksual
(Idrissi, dkk, 2015).
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor
PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 Bab 1, Pasal 1, Ayat 8: ”Nilai Ambang
Batas” yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor bahaya di
tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time
weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu
tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
3. Personal hygiene
Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan infeksi pada organ
reproduksi (Kemenkes, 2015). Mengganti pakaian dalam 2 kali sehari, tidak
menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik. Saat
menstruasi normalnya ganti pembalut maksimal 4 jam sekali atau sesering
mungkin (Kemenkes RI, 2015). Menggunakan air bersih saat mencuci vagina
dari arah depan ke belakang dan tidak perlu sering menggunakan sabun
khusus pembersih vagina ataupun obat semprot pewangi vagina (Fitriyah,
2014). Perawatan organ intim juga bisa dilakukan dengan ratus vagina
dengan tujuan untuk mengharumkan dan menjaga kebersihan area intim
kewanitaan.
4. Istirahat
Otak dan sistem tubuh dapat bekerja dalam tingkat berbeda dalam melakukan
suatu aktivitas. Tubuh memerlukan istirahat yang cukup, artinya tidak kurang
dan lebih. Ketidak seimbangan istirahat/tidur, misalnya kurang istirahat,
dapat menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Tidur/istirahat pada
malam hari sangat baik dilakukan sekitar 7-8 jam dan istirahat siang sekitar 2
jam (Latifah, dkk, 2002; Varnney, 2007).
5. Pola kebiasaan
Seorang perokok pasif akan memiliki resiko yang sama dengan perokok
aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok,
seperti abortus, solusio plasenta, infusiensi plasenta, plasenta previa dan
BBLR. Selain itu dapat menyebabkan dampak buruk bagi janin antara lain
SIDS (sindroma kematian bayi mendadak), penyakit paru kronis, asma, otitis
media (Prawirohardjo, 2010).
Konsumsi jamu-jamuan yang belum jelas komposisinya dapat
membahayakan janin dan ibu. Satu hal yang menjadi perhatian medis adalah
kemungkinan mengendapnya material jamu pada air ketuban. Air ketuban
yang tercampur dengan residu jamu membuat air ketuban menjadi keruh dan
menyebabkan bayi hipoksia sehingga mengganggu saluran napas janin
(Purnawati, dkk, 2012).
Memiliki binatang peliharaan seperti kucing dapat menyebabkan penyakit
toxoplasmosis (Wijayanti, dkk, 2014).
(7) Riwayat Pernikahan
Mengetahui riwayat pernikahan dulu dan berapa lama usia pernikahan, alasan
berpisah. Tujuannya mengetahui jumlah pasangan sebelumnya dan hubungan
dengan pasangan sebelumnya yang dapat mempengaruhi hubungannya
dengan pasangan sekarang.
(8) Riwayat Psikososial Budaya dan Spiritual
Kondisi psikologis individu yang perlu dikaji saat premarital psychological
screening antara lain : kepercayaan diri kedua pihak sebelum membangun
sebuah keluarga, kemandirian masing-masing calon dalam memenuhi
kebutuhan hidup sahari-hari misal bekerja atau kendaraan dan tempat tinggal
pribadi, tidak lagi selalu bergantung pada orang tua, kemampuan komunikasi
antara kedua belah pihak yang dapat membantu menyelesaikan persoalan
dalam rumah tangga serta penentuan pengambil keputusan dalam keluarga,
efek masa lalu yang belum terselesaikan harus dapat dikomunikasikan secara
terbuka antara kedua pihak. Selain itu hubungan antara kedua pihak keluarga,
seberapa jauh keluarga besar dapat menerima atas pernikahan tersebut
(Kemenkes, 2013).
Keadaan budaya dan spiritual kedua pihak, perkawainan antar budaya atau
ras akan menimbulkan masalah-masalah dan isu-isu yang spesifik, misalnya
tentang perbedaan dalam mengekspresikan cinta dan keintiman, cara
berkomunikasi, keyakinan beragama, komitmen dan sikap yang mengarah
pada perkawinan itu sendiri, nilai-nilai kultural yang disampaikan oleh
orangtua sejak kecil dan pola pengasuhan anak (Imanda, 2016).
2) Data Objektif
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, pemeriksaan darah dan pemeriksaan laboratorium.
1. Pemeriksaan Umum
a) Tanda-tanda vital, normal jika :
- Tekanan Darah
Bertujuan untuk menilai adanya gangguan pada sistem kardiovaskuler.
Normal 100/60-140/90 mmHg
- Nadi
Pemeriksaan nadi disertai pemeriksaan jantung untuk mengetahui pulsus
defisit (denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan
denyut nadi sehingga denyut jantung lebih tinggi dari denyut nadi).
Dilakukan pula pemeriksaan frekuensi nadi. Kondisi takikardi (denyut
jantung lebih cepat dari kecepatan normal), dapat dijumpai pada keadaan
hipertermia, aktivitas tinggi, kecemasan, gagal jantung, dehidrasi, dll.
Normal antara 80-110 x/menit.
- Suhu
Digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu
menentukan diagnosis penyakit. Normal antara 36,5°C – 37,5°C.
- Respirasi
Bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan, irama, kedalaman, dan
tipe/pola pernapasan. Pernafasan normal antara 18-24 kali per menit
(Uliyah, dkk, 2009).
b) Antropometri
- Berat badan
Apabila klien yang datang untuk mendapat konseling prakonsepsi
mengalami amenorea dan berat badannya dibawah normal, ia harus
diindikasikan untuk meningkatkan asupan kalori. Sebaliknya, apabila ia
mengalami obesitas, ia harus dianjurkan untuk mengurangi asupan kalori
supaya berat badannya turun sampai rentang normal pada saat konsepsi,
karena obesitas dalam masa kehamilan meningkatkan resiko preeklampsia
dan gangguan tromboembolisme. Wanita juga harus dianjurkan untuk
meningkatkan asupan asam folat sebesar 400 mg per hari (Kemenkes, 2015;
Varney, 2007). Mempertahankan status nutrisi yang baik, mencapai berat
badan ideal, mengontrol gangguan makan, dan mengembangkan kebiasaan
diet nutrisi yang seimbang, dapat membantu mempertahankan kesehatan
sistem reproduksi (Soetjiningsih, 2010).
- Tinggi badan
TB yang normal yaitu >145cm. Pada calon ibu yang memiliki TB <145cm
(low high) akan meningkatkan resiko panggul sempit (Laming, dkk, 2013).
Ukuran BB dan TB digunakan juga untuk menghitung Indeks Massa Tubuh
(IMT) dengan rumus :
BeratBadan
Indeks Massa Tubuh = 2
TinggiBadan
Dengan klasifikasi :
Kategori IMT (kg/m2)
Kekurangan berat badan tingkat < 17,0
berat
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat 17,0 – 18,4
ringan
Normal 18,5 – 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Obesitas Kelas 1 30-34,9
Obesitas kelas 2 35-39,9
Obesitas ekstrem (kelas 3) > 40
(sumber : Depkes RI, 2011; Varney, 2007)
2.2.6 Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya dengan harapan mencapai tujuan sesuai kriteria yang telah ditetapkan,
yaitu :
1. Menjelaskan kepada kedua calon pengantin bahwa secara umum keadaan mereka
baik, kedua catin mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan dan
persiapan kehamilan sesuai panduan konseling calon pengantin yang telah
ditentukan oleh Kemenkes (2014), catin mengerti.
3. Memberikan KIE tentang perawatan tubuh menjelang pernikahan, meliputi
perawatan organ intim pada wanita dengan penggunaan ratus vagina yaitu
perawatan vagina tradisional dengan cara pengasapan langsung di organ intim
perempuan, asap tersebut dihasilkan dari pembakaran ramuan berbagai macam
rempah alami yang bertujuan untuk mengharumkan dan menjaga kebersihan area
intim kewanitaan, catin mengerti
4. Menganjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam folat
untuk prakonsepsi, catin mengerti.
2.2.7 Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan dari tujuan asuhan yang diberikan dapat
berupa evaluasi tindakan dan evaluasi proses. Kriteria hasil :
1) Catin dapat menjelaskan kembali tentang penjelasan yang diberikan mengenai
hasil pemeriksaannya.
2) Catin dapat menjelaskan kembali hasil konseling yang diberikan mengenai
kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, dan persiapan kehamilan.
3) Catin wanita memahami tentang perawatan organ intim dengan ratus vagina.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Data Subjektif
3.1.1 Identitas
Catin Wanita Catin Laki-laki
Nama : Nn. K Nama : Tn. S
Umur : 20 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Madura Suku : Madura
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Klampis Timur Alamat : Sepulu
3.1.2 Keluhan Utama
Pasien datang ke puskesmas mendapat pengantar dari KUA untuk mengetahui
persiapan pranikah
3.1.3 Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : 27 - 33 hari/bulan, teratur, lama ±4-5 hari
c. Banyaknya : Ganti pembalut 4 kali/hari 3 hari awal pertama, hari berikutnya
2-3 kali ganti pembalut
d. Dismenorhe : Tidak ada
e. HPHT : 20 Oktober 2019
f. Fluor Albus : Kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah menstruasi,
tidak gatal, tidak berbau
3.1.4 Riwayat Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS. Status TT3 tahun 1999 (SD Kelas 1 dan 6).
b. Catin Laki-laki : Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan pemeriksaan
hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Catin Wanita : Ayah menderita hipertensi, tidak ada keluarga yang pernah atau
sedang menderita jantung, asma, alergi, ginjal, DM, hemofillia, thalassemia, cacat bawaan,
hepatitis, dan TBC.
b. Catin Laki-laki : Ibu menderita hipertensi, tidak ada keluarga yang pernah atau sedang
menderita jantung, asma, alergi, ginjal, DM, hemofillia, thalassemia, cacat bawaan,
hepatitis, dan TBC.
3.1.6 Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
a. Catin Wanita : Tidak ada
b. Catin Laki-laki : Merokok
3.1.7 Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi, ayam, telur, daging,
jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Minum air putih 8-9 gelas sehari. Tidak ada
pantangan/alergi makanan
b. Eliminasi
(a) Catin Wanita : BAB 3-5 hari sekali, kadang-kadang keras, warna kuning khas, tidak
ada keluhan sakit saat BAB. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat
berkemih.
(b) Catin Laki-laki : BAB 1 kali sehari. BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih.
(c) Istirahat : Jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam.
(d) Aktivitas : Bekerja dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
(e) Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2-3 kali/hari
atau setiap kali basah. Setelah BAK atau BAB dikeringkan menggunakan
tisu.
3.1.8 Keadaan Psiko, Sosio, dan Spiritual : Keluarga dari dua belah pihak mendukung
pernikahan. Kedua calon pengantin mengatakan
sudah siap secara mental untuk menikah.
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Laki-laki
a. Keadaan Umum : Baik Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Composmentis
c. Antropometri : Antropometri :
BB : 48 kg BB : 60 kg
TB : 150 cm TB : 170 cm
IMT : 21,3 kg/m2 IMT : 20,8 kg/m2
LILA : 25 cm
Status TT : TT3
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg TD : 120/80 mmHg
N : 86 x/menit N : 86 x/menit
S : 36,5°C S : 36,5°C
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
1) Catin Wanita
a) Bentuk tubuh : Normal
b) Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan dengan genetik
seperti sindrom down
c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d) Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
f) Dada : Tidak teraba benjolan
g) Abdomen : Tidak teraba benjolan
h) Genetalia : Tidak ada pengeluaran abnormal
2) Catin Laki-laki
a) Bentuk tubuh : Normal
b) Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang berkenaan dengan genetik
seperti sindrom down
c) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d) Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
e) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
3.2 Identifikasi Masalah/ Diagnosa
Diagnosa : Nn.”K” usia 20 tahun dengan pranikah pada remaja
DS : Pasien datang ke puskesmas mendapat pengantar dari KUA untuk
mengetahui persiapan pranikah
DO :
Catin Wanita Catin Laki-laki
a. Keadaan Umum : Baik Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis Kesadaran : Composmentis
c. Antropometri : Antropometri :
BB : 48 kg BB : 60 kg
TB : 150 cm TB : 170 cm
IMT : 21,3 kg/m2 IMT : 20,8 kg/m2
LILA : 25 cm
Status TT : TT3
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg TD : 120/80 mmHg
N : 86 x/menit N : 86 x/menit
S : 36,5°C S : 36,5°C
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
Tidak ada
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
3.5 Intervensi/ Rasional
Tanggal : 14 November 2019 Jam : 09.10 WIB
Diagnosa : Nn.”K” usia 20 tahun dengan pranikah pada remaja
Intervensi dan Rasional
1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Rasional: Agar catin tahu tentang keadaanya sehingga pasien tidak khawatir dengan
hasil pemeriksaan.
3.6 Implementasi
Tanggal : 14 November 2019 Jam : 09.30 WIB
Diagnosa : Nn.”K” usia 20 tahun dengan pranikah pada remaja
Implementasi :
1. Menjelaskan kepada kedua calon pengantin bahwa secara umum keadaan mereka
baik, tanda- tanda vital dalam batas normal, kedua catin mengerti dengan penjelasan
yang diberikan.
2. Memberikan konseling catin tentang pranikah, yaitu :
a) Pengertian pranikah
b) Persiapan pranikah.
c) Pemeriksaan kesehatan menjelang pernikahan
d) Manfaat imunisasi TT
e) Manfaat pemeriksaan kesehatan menjelang pernikahan
3. Menjelaskan kepada catin wanita bahwa status imunisasi TT saat ini adalah TT3 yang
masa perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah lima tahun dan belum
seumur hidup, sehingga catin wanita masih perlu diberikan suntikan imunisasi TT dua
kali lagi, catin wanita mengerti keadaannya.
4. Menjelaskan manfaat dari imunisasi TT yaitu memberikan kekebalan dalam tubuh
klien yang mana langsung mencegah terjadinya tetanus neonatorum dengan
memasukkan kuman yang sudah dilemahkan, catin wanita mengerti.
5. Memberikan injeksi imunisasi TT 0,5 cc secara IM pada lengan kiri catin wanita dan
menjelaskan bahwa status imunisasi TT sekarang yaitu TT4 yang masa
perlindungannya terhadap tetanus neonatorum adalah sepuluh tahun, catin wanita
mengerti dan tidak ada reaksi alergi.
6. Menganjurkan catin untuk mengompres lengan kiri dengan air hangat dibekas
suntikan, cantin wanita mengerti.
7. Memberikan terapi FE 1x60 mg/ minggu, kecuali pada masa menstruasi 1x60
mg/hari, catin mengerti.
8. Memberikan KIE tentang perawatan tubuh menjelang pernikahan dengan penggunaan
Ratus Vagina, catin mengerti
9. Menjelaskan waktu kembali lagi yaitu ketika ibu hamil nantinya.
3.7 Evaluasi
Tanggal : 14 November 2019 Jam : 09.45 WIB
Diagnosa : Nn.”K” usia 20 tahun dengan pranikah pada remaja
S : Pasien mengatakan telah mengerti dengan penjelasan petugas
kesehatan dan akan melaksanakan anjuran yang telah diberikan.
O : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
Pasien sudah mengerti dan dapat mengulangi dari penjelasan petugas.
A : Nn.”K” usia 20 tahun dengan pranikah pada remaja
P : Lanjutkan intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Berikan konseling tentang persiapan pranikah.
3. Berikan KIE tentang perawatan tubuh menjelang pernikahan
4. Jelaskan kapan harus kembali lagi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Nn.“K” dengan pranikah dan mengacu
pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan suatu diagnosa kebidanan yaitu :
Pasangan catin dengan pranikah berdasarkan evidence based practice
penggunaan ratus vagina
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh terhadap
palaksanaan asuhan kebidan antara lain :
1. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
2. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
3. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam mempersiapkan
pernikahannya dan dukungan keluarga serta petugas.
4.2 Saran
a. Untuk Tenaga Kesehatan
1. Menggunakan komunikasi dengan tepat dan jelas
2. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien
3. Memberikan motivasi atau dukungan
b. Untuk Pasien
1. Hendaknya pasien dan calon suaminya mempersiapkan sematang mungkin
pernikahannya
2. Memegang teguh norma perkawinan (regulasi) dan mematangkan diri secara
bertanggungjawab melalui kehidupan bersama yang akan dijalani yaitu
sebagai suami istri
3. Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tenang dan
lancar dalam menghadapi kehidupannya
4. Hendaknya mau kontrol ke Bidan setelah 1 bulan
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.popmama.com/life/health/sarrah-ulfah/risiko-dan-manfaat-ratus-vagina
Jones lewcilnya Derek, 1997. Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya favorit
Kartono kartini, 1992. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung : CV Mandar
Maju.
Kartono kartini, 1997. Konseling Pra Perkawinan. Bandung : CV Mandar Maju.
Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi
Calon Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan
Kementerian Agama.
Novita, Nesi. Franciska,Y. (2011). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Varney, Helen, 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi I, Jakarta : EGC