Kelompok 6 - Laporan Pokok Perusahaan Dan Analisis Rasio Keuangan
Kelompok 6 - Laporan Pokok Perusahaan Dan Analisis Rasio Keuangan
Kelompok 6 - Laporan Pokok Perusahaan Dan Analisis Rasio Keuangan
Oleh:
Kelompok 6
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan ringkasan materi kuliah yang berjudul “Laporan
Pokok Keuangan dan Analisis Rasio Keuangan” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan ringkasan materi kuliah ini adalah untuk memberikan
serta menambah wawasan pembaca tentang bagaimana kinerja keuangan perusahaan diukur,
dievaluasi, dan dikelola dalam lingkungan bisnis.
Dalam penyusunan paper ini, penulis mendapat bimbingan dan arahan dari Bapak
dosen. Oleh karena itu sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak : Dr. I
Made Surya Negara Sudirman, S.E.Ak., M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Keuangan. Penulis berharap dengan adanya paper ini dapat membuat para
pembaca memahami lebih lanjut tentang ruang lingkup manajemen keuangan. Penulis juga
menyadari bahwa paper ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis
terbuka dengan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya dapat mencapai
penulisan paper yang sempurna.
Penulis
A. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan adalah evaluasi tentang bagaimana perusahaan
mengelola aset dan kewajiban mereka untuk mencapai tujuan keuangan yang telah
ditetapkan. Ini mencakup pengukuran dan analisis atas berbagai metrik keuangan,
seperti profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi, yang memberikan gambaran
tentang kesehatan dan kinerja perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan juga melibatkan pemantauan terhadap kinerja
pasar saham dan hubungannya dengan nilai perusahaan. Dengan memahami kinerja
keuangan perusahaan, para pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang
lebih baik terkait investasi, pengelolaan, dan strategi keuangan.
Contoh soal:
Jika diketahui data berdasarkan data dalam neraca sebagai berikut:
Kas Rp 50.000.000
Piutang dagang Rp 100.000.000
Piutang lain-lain Rp 2.000.000
Persediaan Rp 75.000.000
Perlengkapan Rp 5.000.000
AKTIVA LANCAR Rp 232.000.000
Hutang dagang Rp 20.000.000
Hutang bank Rp 10.000.000
Hutang lain-lain Rp 15.000.000
UTANG LANCAR Rp 45.000.000
Diminta:
Hitunglah rasio Keuangan likuiditas perusahaan tersebut menurut rasio lancar,
rasio kas, dan rasio cepat.
Penyelesaian:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rp 232.000 .000
Current Ratio= × 100 %
Rp 45.000 .000
= 5,15
Artinya, setiap Rp 1 hutang lancar di jamin dengan Rp 5,15 aktiva lancar.
b. Rasio cepat (Quick Ratio)
Rp232.000 .000−Rp75.000 .000
Quick Ratio= × 100 %
Rp 45.000 .000
= 3,48
Artinya, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan
aktiva adalah setiap utang lancar dengan 3,48 aktiva lancar yang likuid.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rp50.000 .000
Cash Ratio= ×100 %
Rp 45.000.000
= 1,1
Artinya, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancer dengan kas
adalah setiap Rp 1 utang lancer dengan Rp 1,1 kas perusahaan.
b. Rasio solvabilitas/leverage
Rasio solvabilitas/leverage ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva Perusahaan dibiayai dengan utang.
Artinya, berapa besar beban utang dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti
luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur
kemampuan Perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
panjang maupun jangka pendek apabila Perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas, diantaranya:
1) Debd to asset ratio
Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dari hasil
pengukuran dapat diketahui, apabila rasionya tinggi, artinya
pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena
dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya
dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula, apabila rasionya
rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Standar
pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan
rata-rata industri yang sejenis. Rumus untuk menghitung debt to
asset ratio (DAR) adalah sebagai berikut:
Total uang
Debt Ratio= ×100 %
Total aktiva
2) Long term debt to equity ratio
Long term debt to equity ratio (LTDtER) merupakan rasio
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah
untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan
oleh perusahaan. Rumus untuk menghitung long term debt to equity
ratio (LTDtER) adalah sebagai berikut:
Total Utang Jangka Panjang
LTDER= ×100 %
Ekuitas
d. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan,
aset, dan modah saham yang tertentu. Rasio profitabilitas bertujuan untuk
melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Adapun jenis-jenis
rasio profitabilitas, yaitu:
1) Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
bisa dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan
laba rugi. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan
perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada
periode tertentu. Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih
Net Profit Margin= ×100
Penjualan
2) Return on Investment (ROI) atau Return on Asset (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Rasio ini bisa dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
ROA= × 100
Total Aset
3) Return on Equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham, namun rasio ini
tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang
saham. Rasio ini bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih
ROE= ×100
Modal sendiri
e. Rasio penilaian/pasar
Rasio Penilaian/pasar, yaitu rasio untuk mengukur pengakuan pasar terhadap
kondisi keuangan yang dicapai oleh perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio
penilaian/pasar, diantaranya:
1) Earning Per Share
Rasio ini membandingkan antara laba bersih perusahaan dengan
jumlah saham yang beredar di pasar modal, yang menggambarkan
profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap saham dari sudut
pandang pemegang saham. Semakin tinggi rasio menyebabkan
semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden
yang diterima pemegang saham, hal ini menandakan kinerja keuangan
perusahaan baik dengan ditunjukkan kemampuan perusahaan akan
lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar
saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
Dividen
Laba Per Lembar Saham=
Jumlah SahamBeredar
2) Price Earning Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagaimana investor menilai
prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang &
tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk
setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan bahwa investor mempunyai harapan yang baik tentang
perkembangan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga untuk
pendapatan per saham tertentu, investor bersedia membayar dengan
harga yang mahal. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini
adalah:
Harga Saham
PER=
Laba Per Lembar Saham( EPS)
3) Dividend Payout Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar bagian laba bersih setelah pajak
yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Semakin
besar rasio ini berarti semakin sedikit bagian laba yang ditahan
untuk membelanjai investasi yang dilakukan perusahaan. Rumus
yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:
Dividen Per Lembar Saham
DPR=
Laba Per Lembar Saham( EPS)
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta, Bandung
Wiagustini, Ni Luh Putu. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana
Press