Makalah Ak - Keuangan-Aktiva Tetap Berwujud
Makalah Ak - Keuangan-Aktiva Tetap Berwujud
Makalah Ak - Keuangan-Aktiva Tetap Berwujud
DOSEN PENGAMPU:
Penyusun:
POLITEKNIK NASIONAL
2024/2025
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aktiva Tetap
Berwujud” dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Ida Ayu Ria Paramita
Handayani, S.E., M.SI. selaku dosen mata kuliah. Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca terkait
materi yang disampaikan penulis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari yang diharapkan
dan apa yang disebut sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang konstruktif
sangat diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II...................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud..............................................................3
B. Pengeluaran-Pengeluaran Modal dan Pendapatan......................................3
C. Prinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud..................................................4
D. Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud....................................................4
E. Cara-cara Perolehan Aktiva Tetap...............................................................8
F. Biaya-biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap.................................9
G. Pemberhentian Aktiva...............................................................................11
BAB III................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................17
Kesimpulan....................................................................................................17
Saran...............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktiva tetap berwujud merujuk pada jenis aset dalam laporan keuangan
perusahaan yang memiliki sifat fisik dan diharapkan digunakan dalam operasional
perusahaan selama lebih dari satu periode akuntansi. Aset tetap berwujud juga dikenal
sebagai properti, pabrik, dan peralatan (PPE) atau aset tetap.
Beberapa contoh umum dari aktiva tetap berwujud meliputi tanah, bangunan,
mesin, peralatan, kendaraan, perangkat lunak, dan barang modal lainnya yang
digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Aktiva tetap berwujud ini
memainkan peran penting dalam mendukung operasional perusahaan dan
menghasilkan pendapatan.
Penyajian dan pengakuan aktiva tetap berwujud diatur oleh Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku di suatu negara. Biasanya, aktiva tetap berwujud
awalnya diukur dengan biaya perolehan, termasuk biaya pembelian, biaya
pengiriman, biaya instalasi, dan biaya lain yang terkait dengan persiapan aktiva
tersebut untuk digunakan dalam operasional perusahaan.
Setelah diakui, aktiva tetap berwujud biasanya akan diamortisasi selama umur
manfaatnya. Amortisasi adalah proses mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud
secara sistematis selama periode waktu tertentu. Tujuan amortisasi adalah
mencerminkan penurunan nilai aktiva tetap berwujud seiring berjalannya waktu dan
mempengaruhi laporan keuangan perusahaan, seperti laporan laba rugi dan neraca
Selain itu, aktiva tetap berwujud juga tunduk pada pengujian penurunan nilai
(impairment test) secara berkala. Jika terdapat indikasi bahwa nilai tercatat aktiva
tetap berwujud melebihi nilai manfaat yang diharapkan dari aset tersebut, perusahaan
harus menyesuaikan nilai tercatatnya dan mencatat kerugian penurunan nilai.
Pengelolaan aktiva tetap berwujud melibatkan kegiatan pemeliharaan, perbaikan,
dan penggantian. Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin biasanya diakui sebagai
beban saat terjadi, sedangkan biaya penggantian besar atau peningkatan signifikan
pada aktiva tetap berwujud dapat diakui sebagai penambahan nilai tercatat
(capitalization).
Pemahaman tentang aspek-aspek ini dalam akuntansi aktiva tetap berwujud sangat
penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi laporan keuangan, analisis
kinerja, dan pengambilan keputusan manajemen terkait investasi dan pengelolaan
aset perusahaan.
.
.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian aktiva tetap berwujud?
1
2) Apa saja pengeluaran-pengeluaran modal dan pendapatan?
3) Apa itu prinsip penilaian aktiva tetap berwujud?
4) Apa itu harga perolehan aktiva tetap berwujud?
5) Apa saja cara-cara perolehan aktiva?
6) Apa saja biaya-biaya selama masa penggunaan aktiva?
7) Apa itu pemberhentian Aktiva?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu aktiva tetap berwujud!
2. Untuk mengethui apa saja pengeluaran-pengeluaran modal dan pendapatan!
3. Untuk Mengetahui prinsip penilaian aktiva tetap berwujud
4. Untuk mengetahui apa itu harga perolehan aktiva tetap berwujud
5. Untuk mengetahui apa saja cara-cara perolehan aktiva
6. Untuk mengetuhi apa saja biaya-biaya selama masa penggunaa aktiva
7. Untuk mengetahui apa itu pemberhentian aktiva
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) , adalah pengeluaran-pengeluaran
untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi
yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat
dalam rekening biaya.
Jadi dasar pertimbangan dalam pencatatan pengeluaran-pengeluaran untuk
aktiva tetap adalah berapa lama manfaat pengeluaran tersebut dapat dirasakan, hanya
satu periode atau lebih dari satu periode akuntansi. Selain pertimbangan masa
manfaat, kadang-kadang untuk alas an kepraktisan, dilakukan penyimpangan, yaitu
apabila: (a) jumlah pengeluaran itu relative kecil, (b) manfaat di masa yang akan
dating tidak begitu berarti , atau (c) sulit untuk mengukur manfaat di masa yang akan
dating, maka pengeluaran-pengeluaran itu dikelompokkan dalam pengeluaran
pendapatan. Sering juga pimpinana Perusahaan memutuskan bahwa pengeluaran-
pengeluaran sampai jumlah tertentu di anggap sebagai pengeluaran penghasilan, dan
pengeluaran-pengeluaran di atas jumlah tertentu tersebut akan dikelompokkan sebagai
pengeluaran modal apabila pengeluaran tersebut jelas-jelas memberikan manfaat
untuk periode-periode yang akan dating. Praktek semacam ini dasarnya juga dari segi
kepraktisan.
4
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai temoat berdirinya Perusahaan
dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha
Perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka Panjang. Harga perolehan
tanah terdiri dari berbagai elemen seperti (a) harga beli, (b) komisi pembelian, (c) bea
balik nama, (d) biaya merobohkan bangunan lama, (g) biaya perataan tanah,
pembersihan dan pembagian, (h) pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu
pembelian tanah. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah
tetapi mempunyai umur yang terbatas tidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi
dicatat sendiri dalam rekening jalan-jalan dan jembatan. Biaya-biaya seperti itu
misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar dan saluran air. Jika tanah dimiliki untuk
tujuan investasi, maka semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan tanah
tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah harga perolehan tanah.
Khusus untuk Perseroan terbatas (PT) tanah yang dimiliki tidak merupakan
hak milik, tetapi berupa “hak atas tanah” yang umumnya terbatas. Oleh karena itu ha
katas tanah ini disusutkan selama umurnya. Hak atas tanah ini dicantumkan dalam
kelompok aktiva tetap tidak berwujud.
Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus
dialokasikan pada tanah dan Gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga
perolehan Gedung adalah (a) harga beli, (b) biaya perbaikan sebelum gedung itu
dipakai, (c) komisi pembelian, (d) bea balik nama, (e) pajak-pajak yang menjadi
tanggungan pembeli pada waktu pembelian. Apabila Gedung dibuat sendiri maka
harga perolehan Gedung terdiri dari (a) biaya-biaya pembuatan Gedung, (b) biaya
perencanaan, gambar dan lain-lain, (c) biaya pengurusan izin bangunan, (d) pajak-
pajak selama masa pembangunan Gedung, (e) bunga selama masa pembuatan
Gedung, (f) asuransi selama masa Pembangunan. Alat-alat perlengkapan Gedung
seperti tangga berjalan, lift dan lain-lain dicatatt tersendiri dalam rekening alat-alat
Gedung dan akan didepreesiasi selama umur alat-alat tersebut.
Alat-alat Kerja
Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat
tangan seperti drei, catut, pukul besi dan lain-lain. Karena harga perolehannya relative
kecil maka biasanya alat-alat ini tidak didepresiasi tetapi diperlakukan sebagai
berikut:
5
1. Pada waktu pembelian dikapitalisasi, kemudian setiap akhir periode dihitung
fisiknya, selisishnya dicatat sebagai biaya untuk periode itu dan rekening alat-alat
kerja dikredit, atau
2. Dikapitalisasi sebagai aktiva dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai
persediaan normal, kemudian setiap kali pembelian baru dibebankan sebagai
biaya.
Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan
untuk setiap fungsi yang berbeda. Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah
harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap
periode seperti pajak kendaraan bermotor, Jasa Raharja, dan lain-lain dibebankan
sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini
didepresiasi selama masa kegunaannya.
6
Penjualan Rp50.000,00
Cadangan tempat barang Rp25.000,00
Perhitungan:
Harga jual : Rp100,00x1.000 = Rp100.000,00
Tanggungan botol : Rp50,00x1.000 = Rp 50.000,00
Rp150.000,00
Dalam hal penjualan dengan tunai maka uang tanggungan yang diterima
dikreditkan ke rekening uang tanggungan botol. Pengembalian botol-botol tersebut ke
Perusahaan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Apabila tempat barang tidak dikembalika maka uang tanggungan botol ini
menjadi milik Perusahaan. Bila pembeli belum membayar uang tanggungan botol
maka pembeli harus melunasinya. Uang tanggungan botol yang dibebankan pada
pembeli mungkin sebesar harga perolehan botol atau mungkin lebih besar. Misalnya
harga perolehan botol sebesar Rp50,00 per botol, jika pembeli tidak mengembalikan
botol dalam contoh diatas, maka jurnal yang dibuat sebagai berikut:
Kas Rp50.000,00
Piutang Rp50.000,00
Jurnal di atas dibuat dalam hal pembeli belum membayar uang tanggungan
botol pada saat membeli minuman. Jika uang tanggungan botol sudah dibayar maka
jurnal di atas tidak perlu dibuat. Tempat barang (botol) yang tidak dikembalikan
dihapuskan dari rekening tempat barang dengan jurnal sebagai berikut:
Kas Rp50.000,00
Piutang Rp50.000,00
Jika uang tanggungan botol sudah dibayar pada waktu penjualan maka jurnal
di atas tidak ada. Penghapusan botol yang tidak dikembalikan dibuat dengan jurnal
sebagai berikut:
7
(Uang tanggungan botol)
Tempat barang Rp40.000,00
Laba tempat barang Rp10.000,00
Pembelian Tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam
buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang
dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya
yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut,
premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya
percobaan. Semua biaya-biaya di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva
tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai
tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah
potongan itu didapat atau tidak. Jurnal untuk membeli aktiva tetap, misalnya, adalah:
Tanah Rpxxx
Kas Rpxxx
Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap
maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap. Menurut
PSAK No. 16:
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan
nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
8
Contoh:
PT Risa Fadila membeli aktiva tetap dari sebuah Perusahaan dalam proses
lekuidasi. Aktiva tetap yang dibeli terdiri dari tanah, bangunan dan mesin-mesin.
Pembelian dilakukan secara paket (lumpsum) dengan harga Rp80.000.000,00. Harga
pasar setiap aktiva tetap itu diketahui sebagai beriku:
Gedung : Rp25.000.000,00
Tanah : Rp50.000.000,00
Mesin : Rp25.000.000,00
Gedung Rp20.000.000,00
Tanah Rp40.000.000,00
Mesin Rp20.000.000,00
Kas Rp80.000.000,00
Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha Perusahaan akan
memerlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi
kebutuhan Perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat dikelompokkan
menjadi:
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya
biasa, dan jumlahnya sukup besar jika reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti
penggantian baut, mur, sekering mesin merupakan biaya yang sering terjadi. Biaya
pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva agarntetap
dalam konsisi yang baik, biaya seperti ini adalah biaya penggantian oli, pembersihan,
pengecetan, dan biaya lain yang serupa.
Kenyataan, sering terjadi biaya reparasi dan pemeliharaan yang sulit dipisah-
pisahkan, sehingga dalam akuntansi dipakai satu rekeing untuk mencatat biaya
9
reparasi dan pemeliharaan. Karena biaya reparasi dan pemeliharaan itu sering terjadi
(berulang-ulang), dapat disimpulkan bahwa manfaat biaya-biaya tersebut hanya dalam
periode terjadinya, sehingga dicatat sebagai biaya (pengeluaranpendapatan).
Reparasi besar biasanya terjadi selang beberapa tahun, sehingga dapat
dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode.
Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya
dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.
Ada dua cara untuk mencatat biya reparasi besar yaitu:
a) Menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk
menaikkan nilai kegunaan aktiva dan menambar umurnya.
b) Mengurangu akumulasi depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk
memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya. Karena
jumkah akumulasi depresiasi berkurang untuk tahun-tahun berikutnya harus
direvisi sesuai dengan perubahan nilai buku aktiva dan umur ekonomis yang baru.
Penggantian
Perhitungan:
Pemasangan suku cadang yang baru dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Mesin Rp3.000.000,00
Kas Rp3.000.000,00
10
Perhitungan depresiasi sesudah adanya pergantian suku cadang di atas menjadi
berubah.
Perbaikan (Betterment/Improvdment)
Penambahan (Addition)
G. Pemberhentian Aktiva
Depresiasi 6 bulan:
11
6/12 x 1/5 x Rp(3.200.000,00 – 200.000,00) = Rp300.000,00
Kas Rp 650.000,00
Akumulasi depresiasi mesin Rp2.650.000,00
Mesin Rp3.200.000,00
Laba penjualan mesin Rp 100.000,00
Perhitungan:
Harga jual Rp650.000,00
Nilai buku mesin:
Asuransi Kebakaran
Asuransi Bersama
12
Syarat asuransi bersama adalah syarat yang menyatakan bahwa apabila harta
brnda di asuransikan (di pertanggungkan) dengan jumlah yang lebih rendah daripada
suatu presentase tertentu dari harga pasar benda tersebut pada saat terjadinya
kebakaran, maka Perusahaan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian
karemma kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan
presentase tertentu dari harga pasar harta tersebut
Misalnya: mesin di asuransikan srbesar Rp1.500.000,00. Pada suatu Ketika
mesin mesin tersebut terbakar, dan kerugian yang timbul sebesar Rp3.000.000,00
polis asuransi menyebutkan syarat asuransi bersama 80%. Dari contoh di atas maka
kerugian akan di tanggung sebagai berikut:
Jumlah pertanggungan: Rp1.500.000,00.
Coinsurance requirement: 80% x Rp3.000.000.00 = Rp2.400.000.00.
Selisih jumlah pertangungan dengan Coinsurance requirement
Rp2.400.000,00 – Rp1.500.000,00 = Rp900.000,00
Perusaan asuransi =
Rp1.500.000,00 x Rp1.200.000,00 = Rp 750.000,00
80% x Rp3.000.000,00
Pihak yang mengaruransikan =
Rp900.000,00 x Rp1.200.000,00 = 450.000,00
80% x Rp3.000.000,00
Jumlah kerugian RP1.200.000,00
13
Dengan perhitungan di atas seharusnya Perusahaan asuransi mengganti
kerugian sebesar Rp1.562.500,00. Tetapi kkarena jumlah tersebut melebihi jumlah
pertanggungan, maka Perusahaan asuransi hanya wajib mengganti kerugian sebesar
Rp1.500.000,00 dan sisa kerugian (Rp1.562.500,00 – Rp1.500.000,00) = Rp62.500,00
akan dipikul oleh Perusahaan.
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh Perusahaan asuransi adalah yang
paling rendah sari jumkah berikut:
a) Jumlah yang dibebankan kepada Perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara
asuransi Bersama.
b) Jumlah pertanggungan dalam polis
c) Jumlah kerugia yang sebenarnya.
Apabila suatu harta dipertanggungjawabkan ke beberapa Perusahaan asuransi
maka penggantian kerugian piutang dari masing-masing Perusahaan asuransi
sebanding dengan jumlah pertanggungan total seluruh polis. Sebagai ilustrasi di
bawah ini diberikan contoh sebagai berikut:
Harga diasuransikan pada Perusahaan asuransi sebagai beriku:
Perusahaan asuransi A = Rp1.200.000,00
Perusahaan asuransi B = Rp 300.000,00
Kerugian kebakaran sebsar Rp400.000,00 dan nilai harta pada saat kebakaran adalah
Rp2.000.000,00.
14
Ganti rugi dari:
Polis Gabungan
15
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari topik "Aktiva Tetap Berwujud" mencakup beberapa poin penting yang telah
dibahas. Berikut adalah ringkasan dari setiap poin yang telah disebutkan:
1. Aktiva tetap berwujud adalah jenis aset dalam laporan keuangan perusahaan yang
memiliki sifat fisik dan diharapkan digunakan dalam operasional perusahaan selama
lebih dari satu periode akuntansi.
2. Contoh umum aktiva tetap berwujud meliputi tanah, bangunan, mesin, peralatan,
kendaraan, perangkat lunak, dan barang modal lainnya.
3. Aktiva tetap berwujud diukur dengan biaya perolehan, termasuk biaya pembelian,
biaya pengiriman, biaya instalasi, dan biaya lain yang terkait dengan persiapan aktiva
tersebut.
4. Amortisasi digunakan untuk mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud secara
sistematis selama umur manfaatnya.
5. Pengujian penurunan nilai (impairment test) dilakukan secara berkala untuk menilai
apakah nilai tercatat aktiva tetap berwujud melebihi nilai manfaat yang diharapkan.
Jika iya, perusahaan harus menyesuaikan nilai tercatatnya dan mencatat kerugian
penurunan nilai.
6. Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin diakui sebagai beban saat terjadi, sedangkan
biaya penggantian besar atau peningkatan signifikan pada aktiva tetap berwujud dapat
diakui sebagai penambahan nilai tercatat (capitalization).
7. Pemahaman tentang aspek-aspek ini dalam akuntansi aktiva tetap berwujud penting
untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat, analisis kinerja yang tepat, dan
pengambilan keputusan manajemen terkait investasi dan pengelolaan aset perusahaan.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh
darikesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan
makalahini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku referensi
yang begituterbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah ini sehingga
kritik dan saran yang bersifat kontruktif baik itu dari dosen maupun teman-teman
mahasiswa sangatlah diharapkanuntuk membantu proses penulisan lebih lanjut.
17