Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
Disusun oleh :
RX Cahyono
NPM : 1014000012
2014 /2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Revaluasi Aktiva Tetap
ini. Makalah ini merupakan salah satu bagian tugas Mata kuliah Perpajakan II.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang aturan
baru dalam Revaluasi Aktiva Tetap yang sangat diperlukan dengan suatu harapan
mendapat penjelasan tentang masalah tersebut dan melakukan apa yang menjadi
tugas saya sabagai mahasiswa, yang mengikuti mata kuliah Perpajakan II.
Dalam proses pendalaman materi Perpajakan II ini, tentunya saya
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Desy Amaliati Setiawan, SE, M.AK, selaku pengampu
Mata Kuliah.
Tentunya tidak ada gading yang tak retak, untuk itu saya mohon maaf atas
segala kekurangan dalam makalah ini. Demikian makalah ini saya buat, semoga
dapat bermanfaat.
RX Cahyono
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar isi ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aktiva Tetap .......................................................................................... 3
2.2 Revaluasi Aktiva Tetap ........................................................................... 8
2.3 Sudut Pandang Revaluasi Aktiva Tetap................................................... 8
2.4 Pelaksanaan Revaluasi Aktiva Tetap ..................................................... 12
2.5 Manfaat Revaluasi Aktiva Tetap ........................................................... 15
2.6 Contoh Kasus ....................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di Indonesia laju inflasi masih dapat dikatakan fluktutis dari tahun 2009-
aktiva
tetap
cenderung
dilakukan
oleh
perusahaan-
perusahaan yang tercatat di bursa, hal ini dikarenakan tuntutan untuk menyajikan
laporan keuangannya secara berkala kepada umum dan tuntutan financial
performance kepada pihak ketiga.
Pelaksanaan revaluasi aktiva tetap di Indonesia diatur dalam ketentuan
perpajakan dan akuntansi. Kebijakan mengenai revaluasi aktiva tetap ini
dikeluarkan bergantung terhadap situasi ekonomi dan moneter yang menelatar
belakanginya, serta konteks arah kebijakan pajak. Menurut perpajakan, kebijakan
1
pada
Peraturan
Menteri
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Aktiva Tetap
Peranan aktiva tetap dalam perusahaan adalah sebagai suatu faktor
produksi, yang dapat berupa tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya. Posisinya
dalam laporan keuangan berada pada neraca bersamaan dengan aktiva lancar,
investasai jangka panjang, dana cadangan, dan aktiva lainnya. Aktiva tetap itu
sendiri merupakan aktiva perusahaan yang bukan untuk diperjual-belikan dan
memiliki masa manfaat lebih dari satu periode. Menurut Zaki Baridwan (1995
: 271), aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya
relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah
relatif permanen menunjujjan sifat dimana aktiva yang bersangkutandapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Untuk tujuan
akuntansi,jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu periode
akuntansi. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode
akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud.
A. Penggolongan Aktiva Tetap
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pengertian dari aktiva tetap
adalah aktiva yang bukan untuk diperjual-belikan dan memiliki masa manfaat lebih
dari satu periode. Aktiva tetap dalam perusahaan dapat bermacam-macam
bentuknya, oleh karena itu terdapat penggolongan aktiva tetap. Penggolongan
aktiva
tetap
Baridwan
ini berbeda-beda
(2004:
menurut
pendapat
para
ahli.
Menurut
menjadi 3 yaitu :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan,pertanian, dan peternakan.
2. Aktiva
tetap
yang umurnya
sudah habis
3. Aktiva
tetap
yang umurnya
sudah habis
tetap
Depreciable
disusutkan,
Assets
aktiva
dan
Non
dibagi
tetap digolongkan
Depreciable
ke
dalam
kelompok
Assets.Depreciable
Assets
dengan:
Pembelian
kontan
(tunai);
Pembelian
secara
Weygandt,
perolehan
Kieso, dan
adalah
biaya
Kimmel (2005;
yang
terdiri
421), mengatakan
dari
keseluruhan
Baridwan juga mengatakan hal yang serupa dengan Weygandt, Kieso, dan Kimmel,
untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva berlaku prinsip
yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian
sampai aktiva
itu
siap
dipakai
maka
masing-masing
penggunaan
atau
pemanfaatannya.
Oleh
karena
itu,
perusahaan harus menyajikan informasi tentang nilai aktiva tetap secara mamadai
agar dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Adanya penyusutan
merupakan perkiraan sisa masa manfaat dari aktiva tetap juga untuk mencerminkan
nilai wajar bagi aktiva tetap tersebut. Pengertian dari penyusutan aktiva tetap
itu sendiri menurut Kieso & Weygandt (1995:2) adalah proses akuntansi
untuk mengalokasikan harga pokok (cost) aktiva berwujud pada beban dengan cara
yang sistematik dan rasional dalamperiode-periode yang mengambil manfaat dari
penggunaan aktiva tersebut. Dalam pelaksanaan penyusutan aktiva tetap oleh
perusahaan, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan.
Faktor-faktor tersebut diantaranya Harga Pokok, Nilai Residu, Umur Teknis, dan
Metode Penyusutan.
1. Harga Pokok
Harga pokok merupakan hal yang penting dalam meghitung biaya
penyusutan.Pengertiannya telah dibahas pada sub-bab sebelumnya
mengenai Harga PerolehanAktiva Tetap, yakni jumlah yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh suatuaktiva tetap (Baridwab, 1995:309)
2.
Nilai Residu
Menurut Harahap (1994:54), nilai residu adalah nilai taksiran
realisasi (penjualanmelalui kas) aktiva tetap tersebut setelah akhir
penggunaannya atau pada saatmana aktiva tetap itu harus ditarik dari
kegiatan produksi. Nilai ini tidak harus selalu ada.
3. Umur Teknis
Umur teknis adalah taksiran jangka waktu penggunaan aktiva tetap
itu dalam kegiatan produksi. Terdapat dua klasifikasi umur dalam hal ini
menurut Harahap (1994: 54), yaitu umur fisik dan umur fungsional. Umur
fisik berarti berapa lamaaktiva tetap itu secara fisik mampu berproduksi,
sedangkan umur fungsional berarti berapa lama aktiva tetap itu mampu
untuk memproduksi barang-barang yang dapat ditawarkan dan diterima
masyarakat.
4. Metode Penyusutan
metode
garis
lurus,
besarnya
penyusutan
cost
yaitu
biaya
metode
Units-of-Activity,
masa
manfaat
terjadi
karena
keseimbangan
akumulasi
nilai
sisa
diharapkan.
nilai
Tarif
buku
aktiva
saldo menurun
umumnya adalah dua kali dari tarif garis lurus. Oleh karena itu
metode menurun sering disebut dengan double-declining-balance
method
2.2
berulang atau kembali sedangkan valuasi yang berasal dari kata value yang berarti
nilai sehingga valuasi dapat diartikan sebagai proses penilaian. Jadi arti kata dari
revaluasi itu sendiri adalah penilaian kembali.
Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap perusahaan
yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aktiva tersebut di pasaran atau karena
rendahnya nilai aktiva tetap dalan laporan keuangan perusahaan yang disebabkan
oleh devaluasi atau sebab lain. Hal ini mengakibatkan nilai aktiva tetap dalam
laporan keuangan tidak mencerminkan nilai yang wajar. Atau dapat juga dikatakan
revaluasi aktiva tetap merupakan penilaian kembali aktiva tetap yang tercatat
didalam buku perusahaan dan masih digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Tujuan revaluasi adalah agar nilai yang tercantum didalam buku
perusahaan / laporan keuangan perusahaan sesuai dengan nilai wajar yang berlaku
pada saat dilakukannya revaluasi.
Revaluasi aktiva tetap dapat digunakan sebagai sarana bagi pemerintah atau
Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan negara yang berasal dari
Pajak Penghasilan Badan, sedangkan bagi wajib pajak sendiri penilaian kembali
aktiva dapat dijadikan sebagai sarana untuk melakukan perencanaan perpajakannya
dengan tujuan untuk menghemat pembayaran pajak penghasilan badan.
2.3
1.
Aktiva yang dapat di-revaluasi adalah sebagian atau seluruh aktiva tetap
berwujud yang terletak atau berada di Indonesia, dimiliki, dan
dipergunakan
untuk
mendapatkan,
menagih,
dan
memelihara
10
11
2.4
12
2.
3.
C. Pemberlakuan tarif
Dalam hal ini PMK 191 Tahun 2015 memberlakukan tarif insentif
revaluasi aktiva tetap yang terbagi menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat
13
final. Pembagian tarif ini disesuaikan dengan saat wajib pajak melakukan
pemanfaatan insentif perpajakan revaluasi. Tarif tersebut adalah:
1. 3%, untuk permohonan sampai dengan 31 Desember 2015 dan penilaian
kembali selesai paling lambat 31 Desember 2016.
2. 4%, untuk permohonan periode 1 Januari 2016 sampai dengan 30 Juni 2016
dan penilaian kembali selesai paling lambat 30 Juni 2017.atau
3. 6%, untuk permohonan periode 1 Juli 2016 sampai dengan 31 Desember
2016 dan penilaian kembali selesai paling lambat 31 Desember 2017.
Tarif tersebut dikenakan atas selisih lebih nilai aktiva tetap hasil penilaian
kembali atau hasil perkiraan penilaian kembali oleh Wajib Pajak berdasarkan
Kantor Jasa Penilai Publik atau ahli penilai di atas nilai buku fiskal semula.
Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh Wajib Pajak lainnya adalah Wajib
Pajak wajib melunasi Pajak Penghasilan (PPh) Final terkait dilakukannya
penilaian kembali aktiva tetap dilakukan sebelum diajukannya permohonan
dan dilengkapinya dokumen dalam hal permohonan diajukan dengan
menggunakan nilai perkiraan penilaian kembali dari Wajib Pajak.
D. Ketentuan Khusus
Tambahan Obyek PPh final = Nilai Aktiva KJPP Nilai Aktiva Hasil
Perkiraan Sendiri.
14
2.5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.6
Contoh Kasus
Kasus 1
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa Pura
didasari oleh PMK Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei 2008
dengan tarif 10%.
15
= Rp.
16
1.116.039.250
17
18
Rp. 771.046.500
Pengenaan
Pajak
Sebelum
Melakukan
Dan
Dikarenakan biaya PPh final revaluasi lebih besar dari pada beban pajak ,
maka beban pajak dihapuskan menjadi Rp. 0.
Biaya PPh final revaluasi dapat di angsur sampai 5 tahun.
Kasus 2
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh Hotel Montana Dua Malang
didasari oleh PMK Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei 2008 dengan
tarif 10%.
19
laporan laba rugi perusahaan terlihat pada biaya usaha pada poin depresiasi
aktiva tetap.
Tanah Rp 900.000.000.
Akumulasi
penyusutan
peralatan
dan
kendaraan
(Rp.1.400.000.000).
Hasil penilaian sesuai harga pasar
-
Tanah Rp 3.960.000.000
Bangunan Rp 2.420.000.000
Nilai Buku
Harga Pasar
Selisih
Tetap
(dalam Rp)
(dalam Rp)
Revaluasi
Lebih
(dalam Rp)
Tanah
900.000.000
3.960.000.000 3.060.000.000
Bangunan
780,000,000
2.420.000.000 1.640.000.000
Peralatan
200,000,000 920.000.000
720.000.000
dan
Kendaraan
1.880.000.000
5.420.000.000
PPh final
542.000.000
10%
Laba
Rp
Penyusutan
20
350.000.000
tahun
Bangunan = Rp 3.960.000.000 x 5%
(Rp
198.000.000)
115.000.000)
12,5%
Penghasilan Kena Pajak
Rp
37.000.000
Rp
9.250.000
Rp
551.250.000
Rp 350.000.000
Penyusutan
Bangunan
(Rp
60.000.000)
Peralatan&kendaraan
(Rp
20.000.000)
Rp 270.000.000
Rp
67.500.000
Kasus 3
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT. RXN didasari oleh PMK
191 Tahun 2015.
PT. RXN mengajukan permohonan penilaian aktiva tetap pada tanggal
15 Nopember 2015 yang telah dilakukan penilaian kembali oleh KJPP atas
aktiva tetap berupa truck yang diperoleh pada tahun 2009 sebesar Rp
130.000.0000 dan memiliki nilai buku fiskal tahun berjalan sebelum
penilaian kembali sebesar Rp 32.500.000.
Hasil penilaian kembali yang telah dilakukan oleh KJPP atas nilai pasar
aset tersebut pada tanggal 3 Nopember 2015 sebesar Rp.102.500.000.
Surat Keputusan Persetujuan atas penilaian kembali aktiva tetap diberikan
pada tanggal 10 Desember 2015.
-
21
NO
KELOMPOK/JENIS
AKTIVA TETAP
BERWUJUD
TAHUN
PEROLEHAN
NILAI
PEROLEHAN
NILAI
BUKU
FISKAL TH.
BUKU
TERAKHIR
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
-1
-2
-3
-4
-5
2009
130.000.000
NILAI
BUKU
FISKAL TH.
BERJALAN
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
NILAI BUKU
FISKAL
SETELAH
PENILAIAN
KEMBALI
SELISIH
LEBIH (7) (6)
-6
-7
-8
32.500.000
102.500.000
70.000.000
Bukan Bangunan
Kelompok 2
TRUCK
JUMLAH
xxxxxx
70.000.000
KURS
JUMLAH (Rp)
70.000.000
TARIF
3%
2.100.000
Kasus 4
Revaluasi aset tetap yang dilakukan oleh PT. NSG didasari oleh PMK
191 Tahun 2015.
22
lampiran II
23
NO
KELOMPOK/JENIS
AKTIVA TETAP
BERWUJUD
TAHUN
PEROLEHAN
NILAI PEROLEHAN
NILAI BUKU
FISKAL TH.
BUKU
TERAKHIR
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
-1
-2
-3
-4
-5
NILAI BUKU
FISKAL TH.
BERJALAN
SEBELUM
PENILAIAN
KEMBALI
NILAI BUKU
FISKAL SETELAH
PENILAIAN
KEMBALI
-6
-7
-8
Bukan Bangunan
Kelompok 3
Mesin
2010
450.000.000
225.000.000
230.000.000
320.000.000
90.000.000
JUMLAH
90.000.000
80.000.000
SELISIH
10.000.000
KURS
SELISIH
10.000.000
TARIF
4%
400.000
24
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Revaluasi aktiva tetap merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
oleh perusahaan sebagai salah satu cara pelaksanaan tax planning yang bertujuan
untuk meringankan beban kerugian perusahaan. Revalusi Aktiva Tetap
disebabkan oleh adanya perubahan nilai kekayaan ( Aktiva Tetap) tersebut, baik
terjadi kenaikan nilai aktiva tetap atau rendahnya nilai aktiva tetap yang
diakibatkan oleh devaluasi atau hal-hal lain dan Revaluasi ini di atur pada
Peraturan Menteri Keuangan bernomor 191/PMK.10/2015 tentang Penilaian
Kembali Aktiva Tetap Untuk Tujuan Perpajakan Bagi Permohonan Yang
Diajukan Pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 (PMK 191/2015) atau lebih dikenal
sebagai Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap.
Secara garis besar, kebijakan ini adalah bentuk insentif perpajakan yang
diberikan kepada Wajib Pajak. Kebijakan Revaluasi Aktiva Tetap bukanlah
instrumen baru karena Menteri Keuangan pernah meluncurkan instrumen yang
sama pada tahun pada tahun 2008 yaitu melalui PMK Nomor: 79/PMK.03/2008
tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
(PMK 79/2008).Terdapat beberapa keuntungan bagi pihak Wajib Pajak (
Perusahaan / Perorangan ) yang melakukan revaluasi aktiva tetap berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.010/2015, salah satunya dimana
Wajib Pajak diberikan diskon terhadap tarif PPh sehingga PPh yang dikenakan
menjadi lebih kecil yaitu sebesar 3%, 4% atau 6% saja Namun di sini para
manager
perlu
berhati-hati
dalam
merespon
terbitnya
PMK
25
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pajak.go.id/
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2011, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Nomor 16
tentang
Aset
Tetap,diaksespadatanggal15
Juli
2012,
(http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/ED-PSAK-16.pdf).
Unikom, 2013.Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu.
Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak Edisi Revisi 5. Salemba Empat.
C Katuk, Yolanda. 2013.Analisis Perencanaan Pajak Melalui Revaluasi Aktiva Tet
ap PadaPAngkasa Pura I (Persero) Bandara Sam Ratulangi. Jurnal Emba. Vo
l 1 No. 3.
http://akuntansidanpendidikan-anggi.blogspot.com/2012/02/makalah-revaluasiaktiva-tetap.html
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/revaluasi-atau-penilaiankembali-aktiva.html
http://lib.ui.ac.id?file=digital/20318284-S-Yosseane%20Widia%20Kristi.pdf
26