Makalah Landasan Ideologi Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mayoritas masyarakat memiliki keinginan untuk maju dan berkembang
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Berbagai cara dilakukan untuk mencapai
keinginan tersebut, salah satu caranya melalui pendidikan. Pendidikan merupakan
cara yang paling efektif untuk meraih kemajuan. Dengan cara memberdayakan
anggota masyarakat tersebut agar memiliki mutu dan kualitas diri yang sesuai
harapan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan pendidikan selalu terkait dengan
aspek-aspek kehidupan masyarakat lainnya. Dari keterkaitan tersebut, sangatlah tidak
mungkin berjalan begitu saja tanpa adanya pondasi yang menyokong atau dalam
makalah ini disebut sebagai landasan. Dimana akan dipaparkan dua landasan yaitu
landasan filosofis dan landasan idiologis.
Oleh karena permasalahan tersebut diatas, kelompok kami merasa perlu
menyusun makalah ini guna berbagi pengetahuan. Terlebih kami sendiri merasa
bahwa wawasan kami kurang dalam hal ini.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa yang disebut dengan landasan pendidikan?
b) Apa yang disebut landasan filosofis?
c) Apa saja komponen yang terdapat dalam landsan filosofis?
d) Apa yang disebut dengan landasan idiologis?

1.3 Tujuan
a) Mengetahui pengertian dari landasan pendidikan
b) Mengetahui pengertian dari landasan filosofis
c) Mengetahui komponen dalam landasan filosofis
d) Mengetahui landasan idiologis

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LandasanPendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak putus dari
generasi kegenerasi di mana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui
pendidikan itu di selenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan latar social-
kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu, meskipun pendidikan itu
universal, namun terjadi perbedaan-perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan
hidup dan latar sosial kultur tersebut. Dengan kata lain, pendidikan diselenggarakan
berlandaskan filsafat hidup serta berlandaskan sosial kultur setiap masyarakat,
termasuk di Indonesia. Kajian ketiga landasan itu yaitu:
1. Filosofis
2. Sosiologis
3. Kultural
Kajian tersebut akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan
dan pengetahuan yang tepat tentang bidang sesuaitugsnya1.

2.2 Pengertian Pendidikan


Dalam pengertaian yang sederhana dan umum makna pendidikn adalah usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan. Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-
norma tersebut serta mewariskannya pada generasi berikutnya untuk di kembangkan
dalam hidup dan kehidupan yang terja didalam suatu proses pendidikan. Karenanya
bagaimanapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya berlangsung dan terjadi
suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya. Atau
dengan kata lain bahwa pendidikan dapat di artikan sebagai suatu hasil peradaban

1
Prof.Dr.UmarTirtarahardja,PengantarPendidikan,Jakarta,PTAsdi Mahasatya,2008,hal.82

2
bangsa yang dikembangkan dan di tumbuhkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu
sendiri (nilai norma dan masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya
atau sebagai cita-cita pernyataan tujuan pendidikanya.2
Dengan demikian jelaslah bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan dalam
upaya untuk memajukan bangsa, terjadi suatu proses pendidikan atau proses belajar
yang akan memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi masyarakat
maupun Negara, sehingga menyebabkan ia berkembang. Artinya dalam proses
perkembangan individu dan apa yang di harapkan daripadanya sebagai warga
masyarakat dan bangsanya, maka pendidikan itu akan menimbulkan pengaruh
dinamis dalam perkembanganya baik jasmani maupun rohani.3
Menurut carter v. Good tersebut bahwa pendidikan mengandung pengertian sebagai
berikut:
a. Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku
yang berlaku dalam masyarakat.
b. Proses sosial di mana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang
terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan social
dan mengembangkan pribadinya.
Dari pandangan tersebut dapat di pahami bahwa pendidikan menentukan cara
hidup seseorang, karena terjadinya modifikasi dalam pandangan seseorng di sebabkan
pula oleh terjadinya pengaruh interaksi antara kecerdasan, perhatian dan pengalaman.
Kemudian Tim dosen IKIP Malang daam bahasan mereka menyimpulkan pengertian
pendidikan yaitu:
a. Aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan
jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu rokhani (Fikir, karsa, rasa,
cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera) serta keterampilan-
keterampilan.

2
Drs.H.M. DjumberansyahIndar M.Ed.,Filsafatpendidikan,Surabaya,Karya Abditama,1994,hal.16
3
Ibid hal.17-18

3
b. Lembaga yang bertanggungjawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan,
isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi:
keluarga, sekolah, dan masyarakat (negara)
c. Hasil atau prestasi yang di capai oeh perkembangan manusia dan usaha
lembaga-lembaga tersebut untuk mencapai tujuannya.4
Konsep yang di kemukakan oleh Freeman Butt dalam bukunya yang terkenal
Cultur History of Western Education, bahwa:
a. Pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan
sehingga kebudayaan dapat di teruskan dari generasi ke generasi berikutnya.
b. Pendidikan adalah suatu proses. Melalui proses ini individu di ajarkan
kesetiaan dan ketersediaan untuk mengikuti aturan.
c. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan. Dalam proses ini individu di
bantu pengembangan kekuatan, bakat, kesanggupan dan minat.
d. Pendidikan adalah rekontruksi reorganiasi pengalaman yang menambah arti
serta menambah kesanggupan untuk memberikan arah bagi pengalaman
selanjutnya.
Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan menurut pandangan tersebut
sebagai suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik (memberi dan menerima
pengetahuan) dan dengan cara penyesuaian diri akan perubahan –perubahan pada diri
manusia.
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan yang telah di uraikan tadi maka
terdapat bebera ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat di simpulkan
sebagai berikut:
1. Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang
kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehinggaa bermanfaat untuk
kepentingan hidupnya.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha yang
sengaja dan terencana untuk memilih strategi kegiatan dan teknik penilaiaan.

4
Ibid hal.19

4
3. Kegiatan tersebut dapat di berikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat berupa pendidikan formal maupun non formal.5

2.3 Filsafat pendidikan


Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau
hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok. Filsafat
pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke akar-
akarnya mengenal pendidikan. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh,
dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan
manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor yaitu:
a. Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan.
b. Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran. Filsafat berada di antara
keduanya : dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul dari keraguan
dan karena mengandalkan akal manusia.6
Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai
pertanyaan pokok sekitar pendidikan seperti apa, mengapa, ke mana, bagaimana, dan
sebagainya dari pendidikan itu.kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi
landasan berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Kajian-
kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistomologi, etika,
estetika, metafisika, dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan,
karena prinsip-prinsip dan kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan
dalam bidang pendidikan. Peranan Filsafat dalam bidang pendidikan sangat berkaitan
dengan hasil kajian antara lain tentang:
1. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini.
2. Masyarakat dan kebudayaanya
3. Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi
tantangan

5
Ibid hal.20
6
Prof. Dr. Umar tirtarahardja, Drs. S. L. La Sulo. Pengantar pendidikan, PT asdi mahasatya,
jakarta,2005, hal 83.

5
4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat
pendidikan.7

2.3.1 Aliran Filsafat Pendidikan


Berbagai pandangan filosofis tentang manusia dan aliran dunia yang
dikemukakan oleh berbagai aliran dalam filsafat sangat bervariasi,bahkan kadang-
kadang bertentangan. Secara historis terdapat aliran yang sangat bertentangan yakni
idealisme dan naturalisme. Beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia
ini, antara lain:
a) Esensialisme
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang merupakan prinsip
idealisme dan realisme secara luas, filsafat idealisme memberikan dasar tinjauan
filosofis bagi mata pelajaran sejarah, sedangkan ilmu pengetahuan alan ditinjau
berdasarkan realistik . madzab ini lebih dominan di eropa sejak adanya semacam
pertentangan diantara pendidik sehingga mulai timbul pemisahan antara pelajaran
teoritik dengan pelajaran praktek.

b) Perenialisme
Ada persamaan antara perenialisme dan esensialisme yakni keduanya
membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-
pokok, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau
perenial. Mazhab perenialisme memiliki penganut pada perguruuan swasta di
indonesia, karena mengintegrasikan kebenaran agama dengan kebenaran ilmu.
c) Progresivisme
Filsafat ini lahir di Amerika serikat,filsafat ini sejalan dengan jiwa bangsa
Amerika serikat pada waktu itu, sebagai bangsa yang dinamis berjuang mencari hidup
baru di negeri seberang. Progrresivisme atau gerakan pendidikan progresif
mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip,ant
tara lain:

7
Ibid hal.84-85

6
a. Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar.
b. Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c. Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
d. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan
reformasi pedagogis dan eksperimentasi
d) Rekonstrukasionisme
Mazhab rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara
berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang
pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini di sekolah ,tetapi haruslah
memelopori masyarakat kearah masyarakat baru yang di inginkan.8
e) Eksistensialisme
Mazhab ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu, secara
umum eksistensialisme menekankan pilihan kreatif ,subjektifitas pengalaman
manusia dan tindakan konkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional
untuk hakekat manusia atau realitas.9

2.3 Landasan Idiologis Pendidikan


Secara Etimologi ideologi berasal dari dua suku kata, yaitu ideos yang berarti
ide atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Sehingga ideologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari ide-ide manusia, atau ilmu-ilmu tentang ide-ide. 10 Secara
Terminologis, ideologi diartikan oleh Lyman Tower Sargent dalam bukunya yang
dikutip oleh Contemporary Political Idelogies yang yang dikutip Wiliam F O’Neil,
sebagai sisitem nilai atau keyakinan yang diterima sebagai fakta atau kebenaran oleh
kelompok tertentu.11

8
Ibid, hal 88-91.
9
Prof. Dr. Made pidarta. Landasan pendidikan, Rineka cipta, jakarta, Rineka cipta,2009, hal 93.
10
Arif Rahman. 2009. Polotik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama. Hal.21
11
ibid hal.19

7
Sehingga landasan ideologi merupakan landasan yang berhubungan ide-ide
manusia yang digunakan dalam lingkup pendidikan. Sebagian besar negara di dunia
menganut ideologi konservatif, liberal dan kritis-radikal.

2.3.1 Ideologi Konservatif


Faham ini memandang bahwa ketidaksederajatan masyarakat merupakan
hukum alami, masyarakat merupakan hukum alami, suatu hal yang mustahil bisa
dihindari serta sudah ketentuan sejarah.Prubahan sosial bagi penganut faham ini
bukanlah sesuatu yang harus diperjuangkan, karena perjuangan hanya akn membuat
manusia sengsara. kaum konservatif berkeyakinan bahwa hanya Tuhan lah yang
merencanakan keadaan masyarakat dan hanya Dia yang tahu makna di balik semua.12
Menurutnya, mereka mereka yang menderita menjadi demikian karena suratan
nasib dan kesalahan mereka sendiri. Karena banyak orang yang bekerja keras dan
akhirnya berhasil sukses. Orang miskin harus sabar untuk menunggu giliran nasib
baik mereka datang, karena pada akhirnya kelak semua orang akan mencapai
keberhasilan dan kesuksesan.13
Idelogi pendidikan Konservatif memiliki tiga tradisi pokok yaitu:
fudamentalisme pendidikan, intelektualisme pendidikan, dan konservatisme
pendidikan.
a) Fundamentalisme Pendidikan
Fundamentalisme pendidikan meliputi semua corak konservatisme politik
yang pada dasarnya anti intelektual dalam arti bahwa mereka ingin meminimalkan
pertimbangan-pertimbangan filosofis, serta cenderung mendasarkan diri pada
penerimaan tanpa kritik terhadap kebenaran yang diwahyukan. Dalam tradisi pokok
fundamentalisme pendidikan terdapat dua varian, yaitu: fundamentalisme pendidikan
religius dan fundamentalisme pendidikan sekuler. Fundamentalisme pendidikan
religius memiliki pandangan atas kenyataan yang kaku dan tekstual. Bisa dilihat pada
model pendidikan di pesantren-pesantren salafiah. Dalam tradisi slafiah kurang

12
ibid hal.77
13
ibid hal.77

8
dikenal kritik terhadap fatwa kyai. Fundamentalisme pendidikan sekuler memiliki ciri
mengembangkan komitmen yang sama tidak luwesnya dibanding dengan
fundamentalisme pendidikan religius. Pandangan yang tidak luwes mereka ini
terutama dilakukan terhadap cara pandang dunia melalui akal sehat yang disepakati.
Fundamentalisme pendidikan sekuler antara lain menekankan pada nasionalisme dan
patriotisme. 14
b) Intelektualisme Pendidikan
Intelektualisme pendidikan muncul dari konservatisme politik yang
mendasarkan diri pada pemikiran filosofis atau religius yang otoritan. Intelektualisme
pendidikan ingin mengubah praktek-praktek politik dan pendidikan demi
menyesuaikan secara lebih sempurna dengan cita-cita intelektual atau rohaniah yang
sudah mapan dan tak bervariasi. Semua pandanagan intelektulisme pendidikan adalah
tradisi filsafat intelektualisme. Contoh pendidikan klasik dapat diketahui dari ttulisan-
tulisan Plato dan Aristoteles, serta pada model pendidikan Santo Thomas Aquinas.15

c) Konservatisme Pendidikan
Sedikit berbeda dengan yang disebut sebeumnya, Konservatisme pendidikan
berakar pada konservatisme politik yang memiliki corak mendukung ketaatan
terhadap lembaga-lembaga dan proses budaya yang sudah teruji oleh waktu.
Konservatisme menekankan sikap hormat terhadap hukum dan tatanan sebagai
landasan perubahan sosial yang kondusif.
Konservatisme pendidikan beranggapan bahwa sasaran utama sekolah adalah
pelestarian dan penerusan pola-pola sosial serta tradisi-tradisi yang sudah mapan. Ada
dua ungkapan dasar yangpaling teguh oleh konservatisme pendidikan. Pertama, peran
sentral pelatihan rohaniah sebagai landasan pembangunan karakter moral yang paling
tepat. Kedua, perlunya melestarikan dan meneruskan keyakinan0keyakinan dan
praktek-praktek yang sudah ada sebagai cara untuk menjamin pertahanan hidup
secara sosial.16
14
ibid hal.78
15
ibid hal.79
16
ibid hal.79

9
DAFTAR PUSTAKA

Djumberansyah. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Jaya Sejati Press.

10
Rohman, Arif. 2009. Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama.
Tirtaraharja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

11

Anda mungkin juga menyukai