Makalah Landasan Ideologi Pendidikan
Makalah Landasan Ideologi Pendidikan
Makalah Landasan Ideologi Pendidikan
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a) Mengetahui pengertian dari landasan pendidikan
b) Mengetahui pengertian dari landasan filosofis
c) Mengetahui komponen dalam landasan filosofis
d) Mengetahui landasan idiologis
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LandasanPendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak putus dari
generasi kegenerasi di mana pun di dunia ini. Upaya memanusiakan manusia melalui
pendidikan itu di selenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan latar social-
kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu, meskipun pendidikan itu
universal, namun terjadi perbedaan-perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan
hidup dan latar sosial kultur tersebut. Dengan kata lain, pendidikan diselenggarakan
berlandaskan filsafat hidup serta berlandaskan sosial kultur setiap masyarakat,
termasuk di Indonesia. Kajian ketiga landasan itu yaitu:
1. Filosofis
2. Sosiologis
3. Kultural
Kajian tersebut akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan
dan pengetahuan yang tepat tentang bidang sesuaitugsnya1.
1
Prof.Dr.UmarTirtarahardja,PengantarPendidikan,Jakarta,PTAsdi Mahasatya,2008,hal.82
2
bangsa yang dikembangkan dan di tumbuhkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu
sendiri (nilai norma dan masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya
atau sebagai cita-cita pernyataan tujuan pendidikanya.2
Dengan demikian jelaslah bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan dalam
upaya untuk memajukan bangsa, terjadi suatu proses pendidikan atau proses belajar
yang akan memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi masyarakat
maupun Negara, sehingga menyebabkan ia berkembang. Artinya dalam proses
perkembangan individu dan apa yang di harapkan daripadanya sebagai warga
masyarakat dan bangsanya, maka pendidikan itu akan menimbulkan pengaruh
dinamis dalam perkembanganya baik jasmani maupun rohani.3
Menurut carter v. Good tersebut bahwa pendidikan mengandung pengertian sebagai
berikut:
a. Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku
yang berlaku dalam masyarakat.
b. Proses sosial di mana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang
terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan social
dan mengembangkan pribadinya.
Dari pandangan tersebut dapat di pahami bahwa pendidikan menentukan cara
hidup seseorang, karena terjadinya modifikasi dalam pandangan seseorng di sebabkan
pula oleh terjadinya pengaruh interaksi antara kecerdasan, perhatian dan pengalaman.
Kemudian Tim dosen IKIP Malang daam bahasan mereka menyimpulkan pengertian
pendidikan yaitu:
a. Aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan
jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu rokhani (Fikir, karsa, rasa,
cipta, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindera) serta keterampilan-
keterampilan.
2
Drs.H.M. DjumberansyahIndar M.Ed.,Filsafatpendidikan,Surabaya,Karya Abditama,1994,hal.16
3
Ibid hal.17-18
3
b. Lembaga yang bertanggungjawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan,
isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi:
keluarga, sekolah, dan masyarakat (negara)
c. Hasil atau prestasi yang di capai oeh perkembangan manusia dan usaha
lembaga-lembaga tersebut untuk mencapai tujuannya.4
Konsep yang di kemukakan oleh Freeman Butt dalam bukunya yang terkenal
Cultur History of Western Education, bahwa:
a. Pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan
sehingga kebudayaan dapat di teruskan dari generasi ke generasi berikutnya.
b. Pendidikan adalah suatu proses. Melalui proses ini individu di ajarkan
kesetiaan dan ketersediaan untuk mengikuti aturan.
c. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan. Dalam proses ini individu di
bantu pengembangan kekuatan, bakat, kesanggupan dan minat.
d. Pendidikan adalah rekontruksi reorganiasi pengalaman yang menambah arti
serta menambah kesanggupan untuk memberikan arah bagi pengalaman
selanjutnya.
Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan menurut pandangan tersebut
sebagai suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik (memberi dan menerima
pengetahuan) dan dengan cara penyesuaian diri akan perubahan –perubahan pada diri
manusia.
Berdasarkan beberapa pengertian pendidikan yang telah di uraikan tadi maka
terdapat bebera ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat di simpulkan
sebagai berikut:
1. Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang
kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehinggaa bermanfaat untuk
kepentingan hidupnya.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha yang
sengaja dan terencana untuk memilih strategi kegiatan dan teknik penilaiaan.
4
Ibid hal.19
4
3. Kegiatan tersebut dapat di berikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat berupa pendidikan formal maupun non formal.5
5
Ibid hal.20
6
Prof. Dr. Umar tirtarahardja, Drs. S. L. La Sulo. Pengantar pendidikan, PT asdi mahasatya,
jakarta,2005, hal 83.
5
4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat
pendidikan.7
b) Perenialisme
Ada persamaan antara perenialisme dan esensialisme yakni keduanya
membela kurikulum tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang pokok-
pokok, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan atau
perenial. Mazhab perenialisme memiliki penganut pada perguruuan swasta di
indonesia, karena mengintegrasikan kebenaran agama dengan kebenaran ilmu.
c) Progresivisme
Filsafat ini lahir di Amerika serikat,filsafat ini sejalan dengan jiwa bangsa
Amerika serikat pada waktu itu, sebagai bangsa yang dinamis berjuang mencari hidup
baru di negeri seberang. Progrresivisme atau gerakan pendidikan progresif
mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip,ant
tara lain:
7
Ibid hal.84-85
6
a. Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar.
b. Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
c. Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
d. Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan
reformasi pedagogis dan eksperimentasi
d) Rekonstrukasionisme
Mazhab rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara
berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang
pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini di sekolah ,tetapi haruslah
memelopori masyarakat kearah masyarakat baru yang di inginkan.8
e) Eksistensialisme
Mazhab ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu, secara
umum eksistensialisme menekankan pilihan kreatif ,subjektifitas pengalaman
manusia dan tindakan konkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional
untuk hakekat manusia atau realitas.9
8
Ibid, hal 88-91.
9
Prof. Dr. Made pidarta. Landasan pendidikan, Rineka cipta, jakarta, Rineka cipta,2009, hal 93.
10
Arif Rahman. 2009. Polotik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama. Hal.21
11
ibid hal.19
7
Sehingga landasan ideologi merupakan landasan yang berhubungan ide-ide
manusia yang digunakan dalam lingkup pendidikan. Sebagian besar negara di dunia
menganut ideologi konservatif, liberal dan kritis-radikal.
12
ibid hal.77
13
ibid hal.77
8
dikenal kritik terhadap fatwa kyai. Fundamentalisme pendidikan sekuler memiliki ciri
mengembangkan komitmen yang sama tidak luwesnya dibanding dengan
fundamentalisme pendidikan religius. Pandangan yang tidak luwes mereka ini
terutama dilakukan terhadap cara pandang dunia melalui akal sehat yang disepakati.
Fundamentalisme pendidikan sekuler antara lain menekankan pada nasionalisme dan
patriotisme. 14
b) Intelektualisme Pendidikan
Intelektualisme pendidikan muncul dari konservatisme politik yang
mendasarkan diri pada pemikiran filosofis atau religius yang otoritan. Intelektualisme
pendidikan ingin mengubah praktek-praktek politik dan pendidikan demi
menyesuaikan secara lebih sempurna dengan cita-cita intelektual atau rohaniah yang
sudah mapan dan tak bervariasi. Semua pandanagan intelektulisme pendidikan adalah
tradisi filsafat intelektualisme. Contoh pendidikan klasik dapat diketahui dari ttulisan-
tulisan Plato dan Aristoteles, serta pada model pendidikan Santo Thomas Aquinas.15
c) Konservatisme Pendidikan
Sedikit berbeda dengan yang disebut sebeumnya, Konservatisme pendidikan
berakar pada konservatisme politik yang memiliki corak mendukung ketaatan
terhadap lembaga-lembaga dan proses budaya yang sudah teruji oleh waktu.
Konservatisme menekankan sikap hormat terhadap hukum dan tatanan sebagai
landasan perubahan sosial yang kondusif.
Konservatisme pendidikan beranggapan bahwa sasaran utama sekolah adalah
pelestarian dan penerusan pola-pola sosial serta tradisi-tradisi yang sudah mapan. Ada
dua ungkapan dasar yangpaling teguh oleh konservatisme pendidikan. Pertama, peran
sentral pelatihan rohaniah sebagai landasan pembangunan karakter moral yang paling
tepat. Kedua, perlunya melestarikan dan meneruskan keyakinan0keyakinan dan
praktek-praktek yang sudah ada sebagai cara untuk menjamin pertahanan hidup
secara sosial.16
14
ibid hal.78
15
ibid hal.79
16
ibid hal.79
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Rohman, Arif. 2009. Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama.
Tirtaraharja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
11