Metode Penulisan Ilmiah
Metode Penulisan Ilmiah
Metode Penulisan Ilmiah
Dosen :
H.Anen Tumanggung .M.A,Ph.D
Mata Kuliah :
Metode penulisan Ilmiah
Disusun Oleh :
Nama : Siti Aisah
Nim : 1709037103
Abstrak: Peningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja sekolah. Penelitian ini bertujuan: (a) untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah,
iklim kerja sekolah, dan kinerja guru, (b) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru. Hasil penelitian yang diperoleh kepemimpinan kepala TK
se-BSD Tangerang Selatan yang meliputi dimensi kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan,
kemampuan berkomunikasi, memberi motivasi dan pendelegasian wewenang memberikan pengaruh cukup
terhadap kinerja. Iklim kerja sekolah mempunyai hubungan yang cukup berpengaruh terhadap kinerja guru.
Kinerja mengajar guru berada pada kategori cukup baik. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif
terhadap kinerja guru tetapi kurang cukup memotivasi kinerja guru. Pengaruh iklim kerja sekolah terhadap
kinerja guru kurang cukup baik dan dapat memotivasi kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim
kerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru.
Abstract: Improvement in teachers' teaching performance can be achieved by improving school leadership and
school climate. This study aims: (a) to investigate the school leadership, school climate, and teacher’s
performance, (b) to know how great the influence of school leadership and school climate on teacher’s
performance. The study shows that the school principal leadership of TK in BSD Tangerang Selatan, which
includes dimensions of personality, decision-making ability, ability to communicate, motivate and delegate an
authority, provides fair influence on performance. School climate also has fair influence on the performance of
teachers. Teachers’ performance is in fair category. School leadership has a positive effect on the performance
of teachers but is not enough (less fair) to motivate the performance. The school climate has less fair influence
on teacher’s performance and can motivate the performance. School leadership and climate provide a significant
positive impact on teacher’s performance.
Key words: teacher’s performance, school leadership, school climate.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya
manusia. Sejalan dengan perkembangan zaman, tantangan yang dihadapi sistem pendidikan
semakin meningkat baik kualitas, kuantitas maupun relevansinya. Perkembangan masyarakat
yang diikuti dengan perkembangan kebutuhannya memunculkan jenis dan bentuk pekerjaan
baru yang memerlukan penyesuaian spesifikasi kemampuan dan persyaratan dari tenaga
kerjanya, As’ari (2008: 1–2). Arus globalisasi menimbulkan tantangan daya saing terhadap
produk barang dan jasa. Sistem pendidikan yang bermutu akan mampu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pada akhirnya kualitas produk barang dan jasa menjadi
meningkat sehingga diharapkan mampu menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan dapat
bersaing di pasar global.
Guru merupakan faktor sentral di dalam sistem pembelajaran terutama di sekolah.
Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak
akan banyak berarti apabila keutamaan pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta
didik tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan “hidup” apabila
dilaksanakan oleh guru. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input
pendidikan, sehingga dapat dipastikan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau
peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Hal ini berarti,
pendidikan yang baik dan unggul tetap akan bergantung pada kondisi mutu guru. UNESCO
menyatakan bahwa “memperbaiki mutu pendidikan pertama-tama tergantung pada perbaikan
perekrutan, pelatihan, status sosial, dan kondisi para guru; mereka membutuhkan
pengetahuan dan keterampilan, karakter personal, prospek professional, dan motivasi yang
tepat jika ingin memenuhi harapan stakeholder” (Delors, 1996).
Kinerja guru yang diharapkan dapat mendongkrak kualitas dan relevansi pendidikan,
dalam implementasinya di lapangan tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya
dan saling berkaitan, misalnya faktor kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja.
Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu, tanpa kepemimpinan yang baik
proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan diwujudkan (Edwar Sallis, 2006:170).
Keutamaan pengaruh (influence) kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata
berbentuk instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat
memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan kreatifitasnya
berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya, (Tjutju Yuniarsih dan Suwatno,
2008:166). Kenyataan di lapangan kepemimpinan kepala sekolah masih menunjukan
kinerjanya yang belum optimal, hal itu di indikasikan antara lain masih minimnya kepala
sekolah untuk melakukan kegiatan supervisi dan tingkat kepuasan guru terhadap
kepemimpinan kepala sekolah masih rendah.
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1992), iklim organisasi adalah serangkaian
keadaan lingkungan yang dirasakan secara langsung dan tidak langsung oleh karyawan. Hal
ini menggambarkan bahwa iklim organisasi sebagai beberapa keadaan atau kondisi dalam
satu rangkaian yang secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar, dapat
mempengaruhi karyawan. Iklim kerja yang sejuk dan harmonis akan memberikan gairah dan
inspirasi dalam bekerja. Kenyataan yang ada iklim kerja TK Islam di seluruh BSD
Tangerang Selatan secara umum masih menunjukan gejala yang belum optimal. Selain
sarana-prasarana sekolah yang belum representatif, juga manajemen sekolah yang secara
umum kurang memuaskan stakeholder sekolah.
Mengingat pentingnya peranan guru, maka kinerja guru harus selalu dikontrol dan
ditingkatkan. Sayangnya, dalam kultur masyarakat Indonesia sampai saat ini pekerjaan guru
masih cukup tertutup. Bahkan atasan guru seperti kepala sekolah dan pengawas sekali pun
tidak mudah untuk mendapatkan data dan mengamati realitas keseharian performance guru di
hadapan siswa. Guru berusaha menampakkan kinerja terbaiknya, baik pada aspek
perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran hanya pada saat dikunjungi. Selanjutnya
guru akan kembali bekerja seperti sedia kala, kadang tanpa persiapan yang matang serta tanpa
semangat dan antusiasme yang tinggi. Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan
masalah penelitian, yaitu: bagaimana kepemimpinan, iklim kerja, kinerja guru dan hubungan
diantara faktor-faktor tesebut di TK Islam di BSD Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kepemimpinan para kepala TK Islam BSD Tangerang Selatan, iklim
kerja, dan kinerja guru kejuruan. Selain itu, mencari hubungan dan pengaruh antara
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru; iklim kerja sekolah terhadap kinerja
guru; kepemimpinan kepala.
Menurut Veithzal Rivai (2009), “Kinerja adalah perilaku yang nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja sesuai dengan peranannya”. Kinerja
merupakan suatu wujud prilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Kinerja
guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru. Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan
pembelajaran dikelas yaitu: Perencanaan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran.
Kepala sekolah adalah seorang guru yang seharusnya mempunyai kemampuan untuk
memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan
secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 13 Tahun 2007 tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yakni: kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan
kompetensi sosial. Kelima standar kompetensi tersebut terintegrasi di dalam kinerja kepala
sekolah.
Urgensi dan signifikansi fungsi dan peranan kepala sekolah didasarkan pada
pemahaman bahwa keberhasilan sekolah merupakan keberhasilan kepala sekolah. Oleh
karena itu, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi yang disyaratkan agar dapat
merealisasikan visi dan misi yang diemban sekolahnya. Dalam paradigma baru manajemen
pendidikan, kepala sekolah minimal harus mampu berfungsi sebagai edukator, manager,
administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator (EMASLIM).
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang cepat
dan tepat, memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan
tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.
Wahjosumijo (1999), mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus
memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan
pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Hal ini
menggambarkan bahwa iklim organisasi sebagai beberapa keadaan atau kondisi dalam satu
rangkaian yang secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak sadar, dapat
mempengaruhi karyawan. Iklim kerja terdiri dari iklim secara fisik dan iklim secara
psikologis. Secara fisik misalnya keamanan, kebersihan, kenyamanan, kondisi sarana dan
prasarana organisasi (sekolah). Iklim psikologis meliputi lima dimensi, yaitu: Responsibility
(tanggung jawab), identity (identitas), warmth (kehangatan), support (dukungan), dan conflict
(konflik).
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang
mengungkapkan keadaan obyek penelitian sebagaimana adanya di lapangan tentang
kepemimpinan kepala sekolah, iklim bekerja dan kinerja guru. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada sguru kejuruan di TK Islam di seluruh
BSD Tangerang Selatan tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 85 orang.
Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan data
berdasarkan item, indikator pada variabel penelitian. Penyajian data hasil penelitian
disampaikan dalam bentuk histogram agar lebih mudah dipahami, dan menyimpulkan hasil
penelitian. Perhitungan yang digunakan yaitu rerata, standar deviasi, median dan modus.
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data variabel kepemimpinan kepala
sekolah, iklim kerja sekolah, dan kinerja guru.
HASIL PENELITIAN
Kepemimpinan kepala sekolah secara umum pada TK Islam di BSD Tangerang
Selatan menurut 85 persepsi guru produktif yang dijadikan responden yakni kepemimpinan
kepala sekolah berada pada kecenderungan umum kategori sedang (62,7%) dari skor ideal.
Dengan rincian kepribadian kepala sekolah 66,73%, kemampuan pengambilan keputusan
61%, kemampuan berkomunikasi dengan guru 61,3%, dan kemampuan memberi motivasi
dan pendelegasian wewenang 58,9%.
Kepemimpinan kepala sekolah secara umum berpengaruh positif terhadap kinerja
guru sebesar 0,260 dengan kontribusi sebesar 6,7 %. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
91%. Signifikansi peningkatan sebesar 0,016. Fhit 6,002 dan Ftab 3,107, maka Hi diterima dan
menolak Ho. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Ŷ= 70,65 + 0,26 X 1. Hasil uji t,
diperoleh thit = 2,45, sedangkan ttab sebesar 1,989. Dengan demikian kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh posistif yang signifikan terhadap kinerja guru.
Iklim kerja sekolah di TK Islam di BSD Tangerang Selatan berada pada
kecenderungan umum kategori sedang (62,7%) dari skor ideal. Dengan iklim kerja sekolah
secara fisik 61,2%, dan iklim kerja sekolah secara psikologis 63,73% dari sekor ideal. Iklim
kerja sekolah memberikan pengaruh positif terhadap kinerja guru sebesar 0,361 tergolong
rendah dengan kontribusi sebesar 13%. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Signifikansi
peningkatan sebesar 0,001. Fhit 12,432 dan Ftab 3,107, dengan menerima Hi dan menolak Ho.
Kinerja guru berada pada kecenderungan umum kategori cukup baik 78% dari skor
ideal. Dengan rincian dimensi perencanaan pembelajaran pada kategori skor cukup baik (74,9
%), pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pada kategori sedang (68,3 %). Persamaan
regresi yang terbentuk adalah Ŷ = 64,081 + 0,361 X 2. Hasil uji t, diperoleh t = 3,526,
sedangkan ttab pada taraf signifikan 0,05 didapat nilai sebesar 1,989. Dengan demikian, iklim
kerja sekolah berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru.
Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah secara simultan memberikan
pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru. Pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja terhadap kinerj aguru sebesar 0.388 tergolong rendah. Sedangkan
kontribusi kedua varianel tersebut secara simultan terhadap adalah 15,1%, sisanya oleh faktor
lain. Peningkatan memenuhi signifikansi 0,01 dengan harga F hitung 7,274 dan F tabel 1,989,
artinya hasil persamaan regresi yang telah didapat adalah signifikan. Hipotesis alternatif (Hi)
diterima dan menolak hipotesis 0 (Ho). Persamaan regresi yang terbentuk adalah: Ŷ = 27,316
+ 0,144X1 + 0,315X2. Hal ini menunjukan bahwa secara sederhana kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru yang tercermin dari nilai
prediksi perubahan nilai di atas.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan kepala TK Islam di seluruh BSD
Tangerang Selatan hanya mencapai kategori sedang. Persentasi paling tinggi pada dimensi
kepribadian termasuk kategori sedang. Persentasi terkecil ada pada dimensi kemampuan
memberi motivasi dan pendelegasian wewenang. Berdasarkan data pilihan responden, kepala
sekolah sudah cukup proaktif dalam membangun sekolah, tetapi kurang melibatkan komite
sekolah.
Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukan bahwa iklim kerja sekolah yang
dianalisis dari dimensi iklim kerja sekolah secara fisik dan iklim kerja sekolah secara
psikologis secara umum berada pada kategori sedang. Kepala sekolah dan guru sudah terjalin
hubungan yang harmonis, tetapi kurang mendukung dana kegiatan. Faktor kinerja individu
sangat dipengaruhi oleh dukungan iklim kerja yang meliputi pelatihan, pengembangan,
peralatan, teknologi, standar kinerja, manajemen dan rekan kerja. Dukungan iklim organisasi
ini diartikan sebagai iklim kerja. Jika keseluruhan yang terdapat dalam sekolah dioptimalkan
maka akan dapat mewujudkan kinerja individu yang optimal pula.
Data di atas menggambarkan suasana kondusif TK Islam yang dibutuhkan untuk
peningkatan kinerja guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan belum tercipta
secara optimal. Oleh karena itu, iklim kerja sekolah harus ditingkatkan dengan berbagai
pendekatan yang rasional di antaranya adalah; pendekatan organisasi, dan pendekatan
individu. Gambaran aktual kinerja guru berada pada kecenderungan umum kategori cukup
baik dari skor ideal. Dengan rincian dimensi perencanaan pembelajaran pada kategori skor
cukup baik, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pada kategori sedang.
Berdasarkan data tersebut, secara umum kinerja guru dalam pembuatan program
pembelajaran sudah cukup baik, tetapi untuk pembuatan materi pengayaan secara umum
masih kurang. Kemampuan pengembangan program pembelajaran oleh guru harus selalu
ditingkatkan karena merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan proses
pembelajaran. Melalui perencanaan pembelajaran yang baik seorang guru akan lebih mudah
dan terarah dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan
prestasi peserta didik. Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja guru dikatakan baik dan memuaskan apabila
tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tugas guru pada prinsipnya
terkandung dalam kompetensi seorang guru. Tiga dimensi umum kompetensi yang saling
menunjang dan membentuk kompetensi profesional tenaga kerja kependidikan, yaitu
kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi kemasyarakatan/sosial.
Manfaat lain dari perencanaan pembelajaran adalah membantu disiplin kerja yang
baik, suasana pembelajaran lebih menarik, proses pembelajaran yang terorganisir dengan
baik, relevan dan akurat sehingga pembelajaran menjadi efektif. Rencana pembelajaran juga
akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, mengantsipasi peserta didik
dan masalah yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tanpa persiapan dan proses
pembelajaran menjadi kurang efektif.
Berdasarkan hasil penelitian, dimensi pelaksanaan pembelajaran mendapatkan
persentasi yang lebih kecil daripada pembuatan program pembelajaran termasuk kategori
sedang. Hal ini berarti masih banyak guru produktif di TK Islam di BSD Tangerang Selatan
yang kurang memperhatikan kualitas dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pada saat
pembukaan proses pembelajaran masih banyak guru yang tidak mengemukakan tujuan
pembelajaran dan acuan materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dipahami oleh
setiap peserta didik sejak awal proses pembelajaran. Dengan demikian, para peserta didik
mendapat gambaran kompetensi apa yang harus diperolah pada setiap segmen proses
pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan lebih efektif. Apersepsi yang
berfungsi menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan secara
umum masih banyak guru yang mengabaikannya. Pada saat menutup proses pembelajaran,
secara umum masih banyak guru yang tidak memberi kesimpulan dan tindak lanjut.
Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah yang terdiri dari aspek kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan,
kemampuan berkomunikasi, kemampuan memberi motivasi dan pendelegasian wewenang,
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru. Hubungan antar variabel
tersebut ditunjukan pula oleh koefisien korelasi yang termasuk kategori kurang baik.
Koefisien determinasi mempunyai pengartian bahwa kinerja mengajar guru ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah dan ditentukan oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru dalam konteks penelitian yang
dilaksanakan menunjukan kebenaran secara ilmiah. Hasil perhitungan terhadap iklim kerja
sekolah yang terdiri dari dimensi iklim fisik, dan iklim psikologis, mempunyai pengaruh
positif yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Hubungan antar variabel tersebut
ditunjukan pula oleh koefisien korelasi yang termasuk kategori rendah. Koefisien determinasi
mempunyai pengertian bahwa kinerja mengajar guru ditentukan oleh iklim kerja sekolah dan
ditentukan oleh variabel lain.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa iklim kerja sekolah
berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru dalam konteks penelitian yang dilaksanakan
menunjukan kebenaran secara ilmiah. Hasil perhitungan yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa variabel kepemimpinan kepala sekolah secara parsial maupun secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja sekolah terhadap kinerja mengajar guru
ditunjukan berkorelasi cukup baik. Hal ini secara simultan, kepemimpinan kepala sekolah
dan iklim kerja sekolah turut menentukan kinerja mengajar guru dan dipengaruhi oleh faktor
lain.
Hasil pembahasan yang dikemukakan di atas maka terdapat beberapa implikasi yang
berkaitan dengan kinerja mengajar guru sebagai berikut:
1. Kondisi aktual kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori sedang atau di bawah
cukup dan pengaruhnya terhadap kinerja mengajar guru rendah. Kondisi ini belum dapat
sepenuhnya mendukung peningkatan kinerja guru. Oleh karena itu fungsi, dan peranan
kepala sekolah sebagai EMASLIM-F harus lebih ditingkatkan. Kepala sekolah harus
memiliki standar kompetensi minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni:
ompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Kepala sekolah
sebagai pemimpin selain harus memiliki kepribadian dan integritas yang baik juga harus
visioner yang mampu membuat perubahan sekolah ke arah yang lebih baik. Kepala
sekolah sebagai leader seharusnya memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang
baik, mampu mengkomunikasikan visi, memotivasi guru dan mampu mendelegasikan
wewenang dengan baik.
2. Kondisi aktual iklim kerja sekolah yang dibutuhkan untuk memberi inspirasi dan motivasi
mengajar guru termasuk dalam kategori rendah dan pengaruhnya terhadap kinerja
mengajar guru juga rendah. Untuk peningkatan kinerja guru maka iklim kerja sekolah
harus diupayakan lebih baik lagi. Lingkungan fisik sekolah harus diupayakan memberi
kesejukan dan kenyamanan. Sarana-prasarana umum, ruang kantor, ruang kelas dan
peralatannya harus dilengkapi secara berkala. Lingkungan psikologis seperti kualitas
manajemen sekolah, rasa kekeluargaan dan dukungan harus ditingkatkan.
3. Kondisi aktual kinerja mengajar guru hanya mencapai kategori cukup baik sehingga harus
ditingkatkan. Untuk meningkatkan kinerja guru maka faktor-faktor yang
mempengaruhinya harus ditingkatkan. Unsur motivasi kerja termasuk kepemimpinan
kepala sekolah dan iklim kerja sekolah harus lebih baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
bahwa kepemimpinan kepala TK Islam di se-BSD Tangerang Selatan yang meliputi dimensi
kepribadian, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan berkomunikasi, memberi
motivasi dan pendelegasian wewenang berada pada kategori sedang. Kondisi aktual iklim
kerja sekolah berada pada kecenderungan umum kategori sedang. Baik iklim kerja sekolah
secara fisik maupun iklim kerja sekolah secara psikologis ke duanya termasuk pada kategori
sedang. Kinerja mengajar guru berada pada kecenderungan umum kategori cukup baik.
Dengan rincian dimensi perencanaan pembelajaran pada kategori cukup baik, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pada kategori sedang atau kurang dari cukup. Kepemimpinan
Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru tetapi rendah dan kurang cukup
memotivasi kinerja guru. Pengaruh iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru ada pada
kategori rendah dan kurang cukup memotivasi kinerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah
dan iklim kerja memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru pada
kategori sedang atau kurang cukup meningkatkan kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2004). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.
Djohar, As’ari. ( 2008). Perspektif Pendidikan Menengah dan Kejuruan dalam Menyiapkan
Tenaga Kerja yang Siap Mendukung Proses Pembangunan di Berbagai Bidang.
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak
diterbitkan.
Gibson, James. L, John M. Ivancevich, dan James H. Donnely Jr. (1992), Organisasi:
Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta: Binapura Aksara.
Macaulay, Steve & Cook, Sarah (1997). How to Improve Your Customer Service. Jakarta: PT.
Gramedia.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2008). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Rafika
Aditama.
Meirawan, Danny. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Masa Depan. Bogor:
IPB Press.
Sukmara, D. (2007). Implementasi Life Skill dalam KTSP. Bandung: Mughni Sejahtera.