Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Oleh: nafis
imam fahrozi
NIM 342121068
KI AGENG PEKALONGAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
i
BAB I
PENDAHULUAN
terlepas dari peranan berbagai pihak, salah satunya adalah peran tenaga
kritis. Hal ini didasarkan atas kajian hasil survey yang dilakukan United Nations
Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada level 14 dari 14
kompetensi dan kinerja guru di Indonesia jauh dari harapan sosok pendidik yang
Besarnya pengaruh yang dimiliki oleh kepala sekolah menentukan apa dan
bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan dalam sekolah yang dipimpin. Hal ini
penuh pengertian, dan percaya bahwa para guru mampu melaksanakan tugas-
tugas yang diembankan dan akan membuat mereka mengerjakan tugas itu
diikuti oleh semakin meningkatnya kinerja para guru. Kepala sekolah yang
2
profesional akan mengawasi penampilan guru dan anak didiknya di sekolah,
secara efektif dan kreatif. Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Collin, Dennis, dan Owen (Meggan dkk., 2005). Dalam hasil penelitiannya,
Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang
kinerja guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru
166). Untuk memahami apa dan bagaimana kinerja guru itu, terlebih dahulu akan
adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan guru merupakan titik sentral dalam
pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan, dengan kata lain salah satu
3
Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat
bahwa banyak orang yang mampu melakukan pekerjaan tapi belum tentu mau,
sehingga tidak menghasilkan kinerja. Atau sebaliknya, banyak orang yang mau
melakukan kerja, tetapi tidak mampu melakukannya, ini juga tetap tidak dapat
prestasi kerja yang dihasilkan oleh seseorang atau kelompok dalam mencapai
Dalam menjalankan tugasnya, tidak jarang ditemukan guru yang kurang memiliki
sekolah yang akan diteliti, masih terdapat guru yang kurang termotivasi
psikologis (motivasi). Dalam hal ini, peneliti ingin fokus pada kepemimpinan
4
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara langsung maupun
transformasional kepala sekolah, maka seluruh sumber daya yang dimiliki dapat
pendidik yang baik bagi warga sekolah, khususnya bagi guru dalam menjalankan
dalam bekerja. Pemimpin dalam hal ini kepala sekolah harus mampu
dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi dari apa yang mereka
5
perkirakan sebelumnya. Selain itu, gaya kepemimpinan tranformasional
dianggap efektif dalam situasi dan budaya apapun (Yukl, 2010: 306). Selanjutnya
memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat dan
6
kepemimpinan transformasional mengantarkan kepada profesionalisme
memotivasi kinerja mengajar guru menjadi lebih baik lagi. Selain kepemimpinan
berprestasi yang baik dari guru akan menghasilkan kinerja mengajar guru yang
baik pula.
Motivasi pada dasarnya dapat bersumber pada diri seseorang atau yang sering
dikenal sebagai motivasi internal dan dapat pula bersumber dari luar diri
seseorang atau disebut juga motivasi eksternal. Motivasi merupakan kondisi atau
energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk
mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan
positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk
Motivasi berprestasi guru bisa diartikan sebagai dorongan mental yang tinggi
yang dimiliki oleh seorang guru dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan sekolah. Kaitannya dengan kinerja mengajar guru, motivasi yang tinggi
dan baik memiliki peran penting untuk membantu guru dalam melaksanakan
tercapai.
7
Kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan para guru atau
kerja sedemikian rupa sehingga menjadi daya pendorong yang efektif (Siagian, 2006:
139). Kebutuhan yang dimaksud merupakan suatu petunjuk bagi kepala sekolah untuk
kepemimpinan kepala sekolah itu apabila dibina dan dilaksanakan dengan baik, maka
motivasi berprestasi guru akan terpenuhi. Dengan motivasi yang baik dan tinggi
muncul dari diri seorang guru, maka kesadaran guru akan tugasnya dalam
terlaksana.
Pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja mengajar guru dikuatkan oleh
yang mendukung berhasilnya kinerja guru, dengan adanya motivasi yang tinggi dalam
mengemukakan bahwa motivasi kerja guru menjadi salah satu faktor penting yang
Motivasi guru menjadi penting karena guru yang akan menyampaikan ilmu kepada
siswa harus memiliki semangat ndan motivasi yang nantinya akan berpengaruh pada
8
Jadi seorang kepala sekolah harus memberi dorongan kepada guru-
diharapkan tidak hanya pada para guru saja tetapi juga kepala sekolah itu
figur seorang pemimpin yang siap bekerja keras untuk dapat memajukan
dipimpinnya.
pikir dan refleksi pandangan baru dalam arus globalisasi dirumuskan sebagai
bawahannya untuk dapat berkembang dan mencapai kinerja atau tingkat yang
lebih tinggi lagi sehingga mampu mencapai lebih dari yang mereka perkirakan
yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia sehingga
Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu di atas, maka peneliti ingin
dan motivasi kerja terhadap kinerja guru madrasah salafiyah syarif hidayatullah.
9
B. Identifikasi Masalah
adalah kualitas guru. Hal ini disebabkan guru merupakan titik sentral dalam
3. Sebagian guru memiliki kinerja yang baik, terlihat dari disiplin dan
c. Perumusan Masalah
maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar
10
3. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional dan
hidayatullah?
E. Manfaat Penelitian
baik secara teoritis dan praktis. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut.
11
BAB II KAJIAN
TEORETIK
A. Deskripsi Teoretik
1. Kinerja Guru
2013: 166). Hal ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat
menentukan bagi mutu pembelajaran/ pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas
Istilah kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job
saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi
(Susanto, 2016:
69).
Masalah kinerja selalu medapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan
banyak orang yang mampu melakukan pekerjaan tapi belum tentu mau, sehingga tidak
menghasilkan kinerja. Jadi, kinerja adalah sesuatu yang dicapai seseorang atau
prestasi atau kemampuan yang diperlihatkan oleh seseorang atau kelompok dalam
12
Dalam kaitannya dengan kinerja guru yang berada dalam suatu organisasi sekolah,
maka guru menduduki peran yang amat penting dalam proses pendidikan dan
kompetensi yang telah ditetapkan (Susanto,2016: 70). Dengan demikian, kinerja guru
berarti hasil kerja atau prestasi kerja guru dalam pencapaian tujuan organisasi sekolah.
Dari uraian di atas tentang kinerja guru peneliti menyimpulkan bahwa kinerja guru
adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksankan tugas atau
baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
misalnya sistem kepercayaan menjadi pandangan hidup seorang guru. Faktor ini
sangat besar pengaruhnya yang ditimbulkan dan bahkan paling berpotensi bagi
pembentukan etos kerja seseorang tidak semata- mata tergantung pada nilai-nilai
agama atau sistem kepercayaan dan pandangan teologis yang dianutnya, tetapi
beberapa hal, diantaranya adalah: a) volume upah kerja yang dapat memenuhi
kebutuhan seseorang, b) suasana kerja yang menggairahkan atau iklim yang ditunjang
dengan komunikasi demokrasi yang serasi dan manusiawi antara pimpinan dan
bawahan, c) sikap jujur dan dapat dipercaya dari kalangan pimpinan terwujud dalam
kesejahteraan mental dan fisik, seperti tempat olahraga, masjid, rekreasi dan hiburan
(Susanto, 2016: 73). Kinerja pegawai harus dikelola, terutama untuk mencapai
produktivitas dan efektivitas dalam rangka merancang bangun kesuksesan, baik secara
suatu pendekatan untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan target atau sasaran yang
akan dicapai melalui kerja. Tim yang memiliki kinerja yang baik, maka anggotanya akan
dalam diri setiap individu yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai
mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi (Susanto, 2016: 76).
elemen sekolah, yakni guru, siswa, pegawai atau staf, orang tua siswa, masyarakat
sekitar, dan lainnya, untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur sehingg asemua
unsur yang ada di sekolah tersebut bersedia untuk berpartisipasi secara optimal dalam
Kepala sekolah yang memiliki pola kepemimpinan transformasional sangat senang jika
guru melaksanakan penelitian tindakan kelas, karena dengan penelitian tindakan kelas
14
tersebut, seorang guru akan mampu menutup anggapan antara wacana konseptual
dengan realitas empirik. Dengan demikian, guru akan dapat menemukan solusi
berlangsung di kelas. Jika hal ini terjadi, maka ia akan mampu memecahkan sendiri
Kinerja guru merupakan kemampuan yang ditujukkan oleh guru dalam melaksanakan
tugas atau pekerjaannya. Kinerja dapat diakatakan baik dan memuaskan jika tujuan
yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru dituntut
keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah memercayai sekolah
15
2. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan merupakan proses yang harus ada dan perlu diadakan dalam
kehidupan manusia selaku makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup bermasyarakat
sesuai kodratnya bila mereka melepaskan diri dari ketergantungannya pada orang
dapat menentukan arah atau tujuan yang dikehendaki, dan dengan cara bagaimana
arah atau tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam tataran institusi pendidikan seperti
sekolah, kepemimpinan pendidikan dapat dilihat dalam tataran mikro institusi, yaitu
energi mereka kepada individu yang mencoba mencapai sesuatu secara bersama.
yang etis, karena hal itu menekankan kebutuhan bagi pemimpin untuk bekerja
bersama pengikut guna mencapai tujuan tertentu (Northouse, 2013: 6). Penekanan
kepada pengikutnya dalam cara yang tidak etis atau secara paksa. Hal ini
meningkatkan kemungkinan bahwa pemimpin dan pengikut akan bekerja sama demi
kebaikan bersama.
Kepemimpinan kepala sekolah adalah faktor penentu bagi keberhasilan suatu sekolah
pemimpin formal, dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah, seorang kepala
sekolah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap atasan, bawahan,
16
dan lingkungan kerja, serta melaksanakan kewajibannya sebagai pendidik,
administrator dan pencipta iklim kerja agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan
(Ahmad, 2013: 20). Kepala sekolah merupakan kunci dalam membentuk kultur
sekolah, dimana kepala sekolah harus dapat membentuk budaya positif, di mana staf
berbagi pengertian dan memiliki dedikasi untuk peningkatan sekolah dan pengajaran
bergerak secara terarah dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan
program-program pengajaran sesuai dengan berbagai nilai dan tujuan para pembuat
keputusan (Efendi, 2015: 56). Ujung tombak pendidikan adalah pembelajara Gedung
bangku, meja dan lain sebagainya. Tetapi pembelajaran harus mendapat perhatian
yang lebih besar daripada aspek lainnya. Kualitas pendidikan akan dipertaruhkan
Kepemimpinan berasal dari bahasa Inggris Leader yang berarti pemimpin atau
leadership yang berarti kepemimpinan. Pemimpin adalah orang yang menempati posisi
orang dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan tertentu (Northouse, 2013: 176).
17
3. Motivasi Kerja Guru
keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara
peran pemimpin yang memberikan dorangan kepada bawahan agar mau bekerja
dikatakan Pole (1987) “Motivasi merupakan energi personal yang diarahkan pada
forces, drives, tensions, or internal, psycological mechanism that start and maintain
activity toward the achievement of personal goals” (Engkoswara dan Komariah, 2011:
209). Oleh karena itu, istilah motivasi sering digunakan secara bergantian dengan
Hoy dan Miskel (1992) menyatakan bahwa motivasi kerja guru adalah kemauan guru
menyelesaikan tugas-
18
tugasnya. Dalam sejumlah teori motivasi, ditegaskan bahwa motivasi berawal dari
yang melakukan aktivitas tertentu selalu didorong oleh motif-motif tertentu, yaitu dalam
Pada dasarnya seorang guru juga seorang manusia, jika mengikuti teori hirarki
kebutuhan Maslow, maka setiap guru memiliki kebutuhan seperti fisiologis, rasa
aman, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan yang mendorong guru
bekerja atau apa saja yang diinginkan guru melalui kerjanya. Wiles (1992)
mengidentifikasikan delapan kebutuhan guru, yaitu (1) rasa aman dan hidup layak,
(2) kondisi kerja yang menyenangkan, (3) rasa diikutsertakan, (4) perlakuan yang jujur
dan wajar, (5) rasa mampu, (6) pengakuan dan penghargaan, (7) ikut ambil bagian
Berdasarkan teori motivasi terdapat beberapa prinsip yang diterapkan oleh kepala
sekolah dalam memotivasi guru agar mau dan mampu meningkatkan kinerjanya
sehingga akan melahirkan prestasi ataupun hasil yang memuaskan. Oleh karena itu,
tentang hasil setiap pekerjaan bagi yang berprestasi usahakan mereka diberi hadiah
maupun pujian (Mulyasa, 2012). Disamping juga kepala sekolah berusaha memenuhi
kebutuhan para
19
guru dengan memperhatikan kondisi fisik, memberi rasa aman, menunjukkan bahwa
Menurut Mitchell, ada beberapa kriteria kinerja dalam area performance yaitu: (1)
kualitas kerja, (2) ketepatan, (3) inisiatif, (4) kemampuan, dan (5) komunikasi
oleh masing- masing individu misalnya: (a) kebiasaan bekerja keras, (b) kebiasaan
bekerja sampai tuntas, (c) kebiasaan bekerja rapi, (d) kebiasaan bekerja tepat waktu.
Motivasi kerja dalam tulisan ini baik dari dorongan diri prbadi guru (instrinsik)
misalnya prestasi keraqja, berusaha meningkatkan hasil kerja dan bertanggung jawab
terhadap tugas yang dijalankan, di samping itu juga yang mempengaruhi faktr dari luar
(ekstrinsik) misalnya hubungan rekan kerja, prosedur atasan dan bawahan yang saling
kerja.
motivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat dalam
keinginan untuk melakukan karya yang berprestasi atau yang lebih baik dari orang
lain, dikatakan bahwa ada tiga indikator motivasi yakni, 1) kebutuhan untuk
3) kebutuhan kekuatan. Ketiga kebutuhan itu merupakan unsur yang amat penting
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator motivasi kerja yaitu, 1) kebutuhan
20
b. Kepemimpinan Transformasional dalam Meningkatkan
Motivasi Kerja
sekolah-sekolah unggul lainnya, merupakan salah satu tujuan sekolah. Untuk mencapai
tujuan tersebut memerlukan sumber daya manusia dengan kinerja yang berkualitas.
Terwujudnya kinerja yang berkualitas sangat ditentukan oleh manajemen yang baik
dan benar. Pengelola manajemen sekolah dimotori oleh kepala sekolah. Kepala
sekolah sebagai manajer dan pemimpin harus memiliki strategi yang tepat untuk
(Wahyuningdiyah,2015: 64).
Guru yang telah memiliki motivasi instrinsik dan ekstrinsik akan lebih berpresatsi apabila
ditambah dengan disiplin kerja yang baik. Keith Davis (2003) menyatakan disiplin kerja
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, disebutkan bahwa “guru adalah pendidik
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur
Di dalam seluruh aspek kehidupan, dimanapun kita berada, dibutuhkan peraturan dan
tata tertib yang mengatur dan membatasi setiap gerak dan perilaku. Peraturan-
peraturan tersebut tidak ada artinya jika tidak ada komitmen dan sangsi bagi
21
C. Kerangka Berpikir Penelitian
Keberhasilan sekolah dalam menghasilkan lulusan yang dapat bersaing dengan sekolah-
sekolah unggul lainnya, merupakan salah satu tujuan sekolah. Untuk mencapai tujuan
tersebut memerlukan sumber daya manusia dengan kinerja yang berkualitas. Kepala
sekolah sebagai manajer dan pemimpin harus memiliki strategi yang tepat untuk
karena produktivitas dan semangat kerja guru tergantung kepala sekolah dalam
arti sampai sejauh mana kepala sekolah mampu mendorong bawahannya untuk
kinerjanya baik.
Kepemimpinan
Transformasional
(X1)
Kinerja Guru
(Y)
Motivasi Kerja
(X2)
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji
seberapa besar:
Palembang.
ini berlangsung selama enam bulan, dimulai awal bulan April 2017 sampai
dengan September 2017. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian
Tabel 1
Jadwal Penelitian
Bulan/ Minggu
April Mei Juni Juli Agustus September
No Kegiatan
2017 2017 2017 2017 2017 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data
3 Analisis Data
4 Penyusunan Laporan
23
C. Metode Penelitian
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah ada
guru SMK Negeri di Kota Palembang. Untuk itu, peneliti berusaha menggunakan
1. Pendekatan Kuantitatif
data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang
24
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji
yang ada dalam penelitian (variabel X1, X2 dan variabel Y) untuk kemudian
karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel
dengan yang lainnya. Product Moment Correlation adalah salah satu teknik
untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan.
Teknik korelasi ini dikembangkan oleh Karl Pearson, yang sering dikenal
2. Metode Deskriptif
permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.” Metode deskriptif
pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang relevan dengan
masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep atau teori yang
dikemukakan oleh para ahli. Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai
digunakan, karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan
kesimpulan.
25
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalm suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Margono, 2003: 118). Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
(orang, kejadian atau sesuatu) yang mempunyai karakteristik tertentu, baik yang
konkret maupun objek yang abstrak (Puspowarsito, 2008). Pada penelitian ini
yang menjadi subjek penelitian adalah guru SMK Negeri di Kota Palembang.
Tabel 2
Populasi Guru pada SMK Negeri di Kota Palembang
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2013: 119). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas (Sugiyono, 2013: 63). Teknik cluster sampling ini digunakan melalui dua
tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
26
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel
adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1993:182), sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi
kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan (Riduwan, 2005: 65).
Jadi jumlah sampel penelitian ini sebanyak 193 orang (dibulatkan), jumlah
adalah 193/ 373 x 100% = 51,74%. Penentuan anggota sampel adalah sebesar
51,74% dari populasi. Penyebaran sampel pada tiap sekolah berikut ini:
Tabel 3
Sampel Guru SMK Negeri Kota Palembang
27
Berdasarkan tabel di atas bisa diketahui bahwa sampel responden yang
1. Definisi Konseptual
a. Kepemimpinan Transformasional
b. Motivasi Kerja
kesadaran.
c. Kinerja Guru
28
2. Definisi Operasional Variabel
perhatian.
29
guru dalam penelitian ini adalah: (a) memiliki tingkat tanggung
3. Kisi-kisi Instrumen
data ketiga variabel penelitian ini adalah skala likert dengan lima alternatif
jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Ragu-ragu (RG), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian bobot masing-
30
masing kontinum atau berturut-turut, untuk pernyataan positif diberi bobot:
– 2 – 3 – 4 – 5.
angket dari aspek yang diukur. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen
Tabel 4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Kepemimpinan Transformasional (X1)
31
No. Item Jumlah
Variabel Indikator Deskriptor (+) (-) Butir
Kepemimpinan 3. Intelectual 1. Mempraktikan inovasi. 19, 20 21 3
Transformasional Stimulation 2. Sikap dan perilakunya 22, 23 24 3
(X1) (Stimulasi didasarkan pada ilmu
Intelektual) pengetahuan yang
berkembang.
3. Secara intelektual ia 25, 26 27 3
mampu
menerjemahkannya
dalam bentuk kinerja
yang produktif.
4. Individualized 1. Penuh perhatian 28, 29 30 3
terhadap para guru.
Consideration
2. Memberikan perhatian
(Kepekaan 31, 32 33 3
khusus kepada
Individu)
kebutuhan prestasi dan
kebutuhan para guru.
3. Memberikan dukungan
dan bimbingan kepada
34, 35 36 3
guru dengan
memperhatikan individu
Tabel 5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Motivasi Kerja (X2)
32
Tabel 6
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Kinerja Guru (Y)
coba sebanyak 30 (tiga puluh) orang guru SMK Negeri di Kota Palembang,
di luar populasi dan sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah
memenuhi syarat untuk diuji coba. Uji coba instrumen dilakukan dengan
pengisian angket, dan (d) setelah guru selesai mengisi angket, segera
dikumpulkan kembali.
33
Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan
baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam
a. Pengujian Validitas
Keterangan:
r = pearson r correlation coefficient
N = jumlah sampel
thitung =
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah responden
t = Uji signifikansi
34
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05, dengan keputusan, jika thitung >
ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung < ttabel berarti tidak valid.
Solution) for Windows versi 16. Karena jumlah sampel 30, maka nilai
rtabel sebesar 0,361 oleh karena itu, suatu item dikatakan valid apabila
rhitung ≥ 0,361.
a. Kepemimpinan Transformasional
Tabel 7
Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional
35
Butir 18 -0,209 0,361 Tidak Valid
Butir 19 0,854 0,361 Valid
Butir 20 0,854 0,361 Valid
Butir 21 0,552 0,361 Valid
Butir 22 0,854 0,361 Valid
Butir 23 0,854 0,361 Valid
Butir 24 0,552 0,361 Valid
Butir 25 0.854 0,361 Valid
Butir 26 0,111 0,361 Tidak Valid
Butir 27 0,111 0,361 Tidak Valid
Butir 28 0,552 0,361 Valid
Butir 29 0,445 0,361 Valid
Butir 30 0,830 0,361 Valid
Butir 31 0,552 0,361 Valid
Butir 32 0,517 0,361 Valid
Butir 33 0,488 0,361 Valid
Butir 34 0,552 0,361 Valid
Butir 35 -0,098 0,361 Tidak Valid
Butir 36 0,030 0,361 Tidak Valid
nilai r hitung dengan r tabel. Semua nilai r hitung >r tabel sebesar 0,361
b. Motivasi Kerja
36
Tabel 8
Uji Validitas Motivasi Kerja
> 0,361. Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item motivasi
37
177) dengan tingkat signifikan 0,05. Data lengkap peneliti
Tabel 9
Uji Validitas Kinerja Guru
38
semua item kuisioner tersebut memiliki nilai pearson correlation
> 0,361. Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item kinerja
b. Perhitungan Reliabilitas
hasil yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (2009:
43).
reliabel, dan jika rhitung < rtabel maka instrument tidak reliabel.
39
Untuk mencari reliabilitas tes bias juga menggunakan rumus
=1- atau =
Keterangan:
= Reliabilitas seluruh soal
Vr = Varians responden
Vs = Varians sisa
sebagai berikut.
= –
Keterangan:
= jumlah kuadrat responden
= skor total tiap resonden
k = banyaknya item
N = banyaknya responden atau subjek
berikut.
= –
Keterangan:
= jumlah kuadrat item
= jumlah kuadrat jawab benar seluruh item
(∑ = kuadrat dari jumlah skor total
berikut.
40
=
Keterangan:
= jumlah kuadrat total
= jumlah jawab benar seluruh item
= jumlah jawaban salah seluruh item
berikut.
Jadi variansi =
korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam
41
dapat dilihat dengan menggunakan rtabel. Apabila rhitung > rtabel
Tabel 10
Hasil Uji Reliabilitas
42
kelayakan ini diberikan kepada tiga dosen untuk menjadi validator
43
judul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja
alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Data yang
beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Maka
dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi
1. Studi Dokumentasi
2. Kuesioner
Menurut Nazir (2003: 203) kuesioner adalah daftar pertanyaan yang cukup
terperinci dan lengkap. Angket disebarkan pada responden dalam hal ini
44
Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa
cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden
yaitu uji korelasi linier sederhana, korelasi linier ganda, uji t dan uji F. Inferensi
adalah proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui
terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel (Kesumawati dan
Aridanu, 2017: 2). Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan
nXY X Y
R
n X 2
X
2
n Y 2
Y
2
45
Keterangan:
n = Jumlah responden
XY = Jumlah perkalian X dan Y
X = Jumlah skor tiap butir
Y = Jumlah skor total
X2 = Jumlah skor X dikuadratkan
Y2 = Jumlah skor Y dikuadratkan
Keterangan:
Ryx1x2 = koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan x2
ry1 = koefisien korelasi Y terhadap x1
ry2 = koefisien korelasi Y terhadap x2
rx12 = koefisien korelasi x1 terhadap X2
Keterangan:
Ŷ = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari regresi
α = Konstanta, apabila harga X = 0
b = Koefisien regresi
X = Harga variabel X
46
Y = subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu
untuk diprediksikan
a = nilai konstanta
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi)
yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai
penurunan (-) variabel y
c. Uji t
sebagai berikut.
thitung =
Keterangan:
t = nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
n = Jumlah responden
47
d. Uji F
sebagai berikut.
R 2 (n m
Fhit
1)
m.(1 R 2 )
Keterangan :
2
R = Nilai Korelasi
n = Jumlah Sampel
m = Jumlah variabel bebas
48
normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan program
Kuadrat:
Keterangan:
2
X = Chi Kuadrat yang dicari
O1 = Frekuensi hasil penelitian
E1 = Frekuensi
G. Hipotesis Statistik
parameter populasi yang akan diuji sejauh mana suatu data sampel mendukung
H0: ρ = 0
Ha: ρ > 0
49
Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan
H0: ρ = 0
Ha: ρ > 0
H0: ρ = 0
Ha: ρ > 0
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk
di lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah dengan
menggunakan teknik statistik deskripsi. Adapun dalam deskripsi data yang ada
minimum) untuk menjelaskan pola penyebaran. Data penelitian ini terdiri dari tiga
Tabel 11
Hasil Analisis Deskriptif
Skor Skor
Variabel Mean Median Standar
Terendah Tertinggi Deviasi
Kepemimpinan Transformasional 88 123 102.12 102,00 6.130
Motivasi Kerja 88 127 102.35 102,00 6.221
Kinerja Guru 88 127 102.51 102,00 6.197
1. Kepemimpinan Transformasional
123, mean 102,12, median 102,00 dan simpangan baku 6,130. Hasil
tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi frekuensi
51
1. Mean (Rata-rata)
Tb = 103,5
n = 193
F = 112
fm = 38
11. Median
Median = Tb + .p
= 103,5 + .4
= 103,5 + (-0,407) .4
= 103,5 – 1,628
= 101,87 = 102
52
12. Modus Tb = 99,5
d1 = 43 - 41 = 2
d2 = 43 - 38 = 5
c =4
Mo =
= 99,5 +
= 99,5 + 1,142
= 100,6 = 101
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Data Kepemimpinan Transformasional
2. Motivasi Kerja
127, mean 102,35, median 102,00 dan simpangan baku 6,221. Hasil
tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi frekuensi
1. Mean (Rata-rata)
53
3. Banyak Data (n) 193
4. Data Terbesar 127
5. Data Terkecil 88
6. Range (R) R = Data Terbesar – Data Terkecil
= 127 – 88
= 39
7. Banyak Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 7,54
= 8,54
= dibulatkan menjadi 9
8. Panjang Kelas (P) P = R/ K
= 39/ 9
= 4,33
= dibulatkan menjadi 5
9. Ujung Bawah Kelas Min = 88
Pertama
10. 88Nil
–ai92 Freku9
ensi (f) Kumu
9 latif
93 – 97 40 49
98 - 102 51 100
103 - 107 48 148
108 - 112 38 186
113 - 117 6 192
118 - 122 0 192
123 - 127 1 193
128 - 132 0 193
Tb = 107,5
n = 193
F = 148
fm = 38
11. Median
Median = Tb + .p
= 107,5 + .5
= 107,5 + (-1,355). 5
= 103,5 – 6,77
= 100,73 = 101
Mo =
= 97,5 +
= 99,5 + 3,92
54
= 101,42
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Data Motivasi Kerja
3. Kinerja Guru
127, mean 102.51, median 102,00 dan simpangan baku 6,197. Hasil
tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi frekuensi
1. Mean (Rata-rata)
55
7. Banyak Kelas (K) K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 7,54
= 8,54
= dibulatkan menjadi 9
8. Panjang Kelas (P) P = R/ K
= 39/ 9
= 4,35
= dibulatkan menjadi 5
9. Ujung Bawah Kelas Min = 88
Pertama
10.
Nilai Frekuensi (f) Kumulatif
88 – 92 8 8
93 – 97 40 48
98 – 102 50 98
103 – 107 50 148
108 – 112 36 184
113 – 117 8 192
118 – 122 0 192
123 – 127 1 193
128 – 132 0 193
Tb = 107,5
n = 193
F = 148
fm = 36
11. Median
Median = Tb + .P
= 107,5 + .5
= 107,5 + (-1,430) .5
= 103,5 – 7,15
= 100,35
Mo =
= 97,5 +
= 99,5 + 5
= 102,5
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Data Kinerja Guru
56
88 - 92 8 8 4,14
93 - 97 40 48 20,72
98 - 102 50 98 25,90
103 - 107 50 148 25,90
108 - 112 36 184 18,7
113 - 117 8 192 4,14
118 - 122 0 192 0
123 - 127 1 193 0,5
128 - 132 0 193 0
Total 193 100, 00
jika taraf signifikan (Asymp. Sig) > 0,05. Namun jika taraf signifikan
Tabel 15
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kepemimpinan Transformasional,
Motivasi Kerja dan Kinerja Guru
Variabel Nilai Sig. Asymp Uji Pengujian Keterangan
Kolmogorov Smirnov
Kepemimpinan 0,200 0, 05 Normal
Transformasional (X1)
Motivasi Kerja (X2) 0,200 0, 05 Normal
57
Hasil perhitungan normalitas variabel kepemimpinan transformasional
(X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) dapat disimpulkan
sebagai berikut.
0,200 > 0,05 dengan demikian data berdistribusi normal. Data lengkap
b. Data motivasi kerja (X2) memiliki nilai signifikan 0,200 > 0,05 dengan
c. Data kinerja guru (Y) memiliki nilai signifikan 0,069 > 0,05 dengan
2. Uji Linearitas
dan Y membentuk garis linear atau tidak. Kalau tidak linear maka analisis
analisis pada lajur linearity. Jika nilai sig. Dev from Linearity lebih besar dari
58
Sebaliknya, hubungan kedua variabel tidak linear jika nilai sig. dari Linearity
Tabel 16
Rangkuman Hasil Uji Linieritas Data Kepemimpinan Transformasional,
Motivasi Kerja dan Kinerja Guru
adalah 0,107. Karena nilai 0,107 > 0,05 maka hubungan kedua variabel
halaman 234.
antara variabel Motivasi Kerja dan variabel Kinerja Guru adalah 0,595.
Karena nilai 0,595 > 0,05 maka dapat hubungan kedua variabel tersebut
halaman 235.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
parameter populasi yang akan diuji sejauh mana suatu data sampel
59
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kepemimpinan
Ha: ρ > 0
H0: ρ = 0
Tabel 17
Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kepemimpinan Transformasional (X1)
terhadap Kinerja guru (Y)
Korelasi Koefisien Koefisien F Change P
Korelasi (r) Determinasi/ R
2
Square/ R
Rxy 0,991 0,982 1,066 0,000
N
r xy =
2 2
2019789
= 2020086 2035593
2019789
= 4112072920998
2019789
= 2027824 677
= 0,99
2
Koefisien Determinasi/ R Square/ R
2 2
R = 0,99
60
= 0,981
= 0,981 x 100 = 98,1 %
sebesar 0,991 dengan p < α 0,05. Hasil uji signifikansi korelasi (rxy) =
0,991 dan Fhitung (Fchange) = 1,066 dengan p-value = 0,000 < 0,05. Hal ini
2
dependen. Nilai R sebesar 0,982 artinya persentase sumbangan
Tabel 18
Uji Regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .181 .993 .182 .856
X1 1.002 .010 .991 103.238 .000
r= n 2
t=
1 r 2
0 991 193 2
=
1 0 991 2
61
0 991 191
= 1 0 982081
13 6958
= 0 133861
= 102,31362
= –
= 2020086 –
= 2020086 –
=
=
= –
= 2035593 –
= 2035593 –
= 2035593 – 2028218,7823834
= 7374,2176166 = 7374,218
= –
= 2027760 –
= 2027760 – 2020530,3108808
= 7229,6891192
b = = = 1,002035 = 1,002
Y = = = 102,512
62
Dari perhitungan di atas, maka diperoleh nilai α sebagai berikut.
a = Y - b. x = 102,512 – 1,002. (102,124) = 0,183752 = 0,181
Y = a + bX
= 0,181 + 1,002 X
0,000. ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05/ 2 =
untuk ttabel sebesar 1,972 (lihat pada lampiran 24 ttabel halaman 237). Jika
thitung > ttabel (103,238 > 1,972), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga
Y = a + bX
= 0,181 + 1,002 X
Tabel 19
Uji Simultan
Sumber Jumlah Df Rata-rata F Sig.
Kuadrat Jumlah
Kuadrat
63
Regresi Linear 7244.393 1 7244.393 1.066E4 0,000
Residu Linear 129.825 191 .680
Total 7374.218 192
= 2035593 –
= 2035593 –
= 2035593 – 2028218,782384
= 7374,2176166 = 7374,218
= 1.0658E+13
64
Pada tabel diperoleh Fhitung sebesar 1,066 dan hasil signifikansi
sebesar 0,000. Ftabel dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil yang diperoleh untuk
Ftabel sebesar 3,04 (lihat Ftabel pada lempiran 26 halaman 239). Jadi dapat
disimpulkan jika Fhitung > Ftabel (1,066 > 3,04) maka dapat disimpulkan
Palembang.
Tabel 20
Uji t
65
Berdasarkan hasil perhitungan uji t di atas, maka diperoleh nilai thitung
(probabilitas) untuk 2-tailed = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak (data lampiran
terhadap kinerja guru dapat diterima dalam taraf kepercayaan 95% dan
2
besar pengaruh (R ) 98,2%. Data lengkap peneliti lampirkan pada lampiran
27 halaman 229.
2. Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Kinerja Guru.
Ha: ρ > 0
H0: ρ = 0
kinerja guru
66
Tabel 21
Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Variabel Motivasi Kerja (X2) terhadap
Variabel Kinerja Guru (Y)
Korelasi Koefisien Koefisien F Change P
Korelasi (r) Determinasi/ R
2
Square/ R
Rxy 0,994 0,987 1,480 0,000
N
r xy =
2 2
2032293
= 2029093 2035593
2032293
= 4130407507149
2032293
= 2032340 4013966
= 0,99
2
Koefisien Determinasi/ R Square/ R
2 2
R = 0,99
= 0,98
= 0,98 x 100 = 98 %
antara motivasi kerja terhadap kinerja guru adalah sebesar 0,994 dengan
pvalue < α 0,05. Hasil uji signifikansi korelasi (rxy) = 0,994 dan Fhitung (Fchange) =
1,480 dengan p-value = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak. Dengan
makna bahwa 98,7 % variabel kinerja guru dapat dipengaruhi oleh variabel
67
hubungannya positif dengan koefisien determinasi = 0,987. Angka ini akan
2
variabel independen terhadap dependen. Nilai R sebesar 0,987 artinya
Tabel 22
Uji Regresi
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.200 .834 1.439 .152
X2 .990 .008 .994 121.668 .000
r= n 2
t=
1 r 2
0 994 193 2
=
1 0 994 2
0 994 191
= 1 0 988036
13 73735
= 0 109380
= 125,59
= –
= 2029093 –
= 2029093 –
=
=
68
= –
= 2035593 –
= 2035593 –
= 2035593 – 2028218,7823834
= 7374,2176166 = 7374,218
= –
= 2032293 –
= 2032293 – 2024938,3678756
= 7354,6321244 = 7354,64
b = = = 0,98989 = 0,990
x = = = 102,347
Y = = = 102,512
Y = a + bX
= 1,200 + 0,990 X
0,000. ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05/ 2 =
69
untuk ttabel sebesar 1,972 (lihat pada lampiran 30 ttabel halaman 243). Jika
thitung > ttabel (121,668 > 1,972), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga
Y = a + bX
= 1,200 + 0,990 X
berikut.
Tabel 23
Uji Simultan
Jumlah Rata-rata
Sumber Kuadrat Df Jumlah F Sig.
a
1 Regression 7280.283 1 7280.283 1.480E4 .000
Residual 93.935 191 .492
Total 7374.218 192
= 2035593 –
= 2035593 –
= 2035593 – 2028218,782384
= 7374,2176166 = 7374,218
70
c. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu (JKres) dengan rumus sebagai berikut.
JKRes = JKTot - JKReg
= 50475,886 – 6215,845
= 7374,218 – 7280,283
= 93,935
= 1.48031E+13
sebesar 0,000. Ftabel dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil yang diperoleh untuk
Ftabel sebesar 3,04. Data lampiran 31 pada halaman 244. Jadi dapat
disimpulkan jika Fhitung > Ftabel (1,480 > 3,04) maka dapat disimpulkan
71
Hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak artinya motivasi kerja
Tabel 24
Uji t
kinerja guru SMK Negeri di Kota Palembang. Ha dapat diterima dan telah
2
kepercayaan 95% dan besar pengaruh (R ) 98,7%. Data lengkap peneliti
72
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ha: ρ > 0
H0: ρ = 0
kinerja guru
Tabel 25
Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kepemimpinan Transformasional (X1)
Dan Motivasi Kerja (X2) Terhadap Kinerja Guru (Y)
Korelasi Koefisien Koefisien F Change P
Korelasi (r) Determinasi/ R
2
Square/ R
Ry.12 0,994 0,988 7527,467 0,000
2
N
r xy =
2 2
2016485
= 2029093 2035593
2016485
= 4130407507149
2016485
= 2032340 4013966
73
= 0,99
2
Koefisien Determinasi/ R Square/ R
2 2
R = 0,99
= 0,98
= 0,98 x 100 = 98 %
guru adalah sebesar 0,994 dengan pvalue < α 0,05. Hasil uji signifikansi
dengan p-value = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak. Dengan demikian,
Tabel 26
Uji Regresi Ganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .886 .841 1.053 .294
X1 .189 .092 .187 2.048 .042
X2 .805 .091 .808 8.854 .000
= –
= 2020086 –
= 2020086 –
=
=
74
= –
= 2029093 –
= 2029093 –
=
=
= –
= 2035593 –
= 2035593 –
= 2035593 – 2028218,7823834
= 7374,2176166 = 7374,218
= –
= 2027760 –
= 202760 – 2020530,3108808
= 7229,6891192
= –
= 2032293 –
= 2032293 – 2024938,3678756
= 7354,6321244 = 7354,64
= –
= 2024555 –
= 2024555 – 2017262,3316062
= 7292,668394
75
x2
b1 =
b1 =
b1 =
b1 =
b1 = 0,1889735483 = 0,189
x1
b2 =
b2 =
b2 =
b2 =
b2 = 0,8043942373 = 0,805
Y b1 x 1 b2 x 2
a = –
= 0,821 = 0,886
76
Y = a. + b1. X1 + b2. X2
Pada tabel terlihat variabel X1 yaitu thitung = 2,048 dan p-value = 0,042/
2 = 0,021 < 0,05 (uji pihak kanan), atau Ho ditolak, yang bermakna
dan p-value = 0,000 < 0,05 (uji pihak kanan), atau Ho ditolak, yang
regresi a sebesar 0,886 dan nilai koefisien variabel bebas b1 sebesar 0,189
Y = a + b1x1 + b2x2
Tabel 27
Uji Simultan
b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 7282.312 2 3641.156 7.527E3 .000
Residual 91.906 190 .484
Total 7374.218 192
77
JKReg = b. ∑x1 y1 . ∑x2 y2
= 0,189 (741,31) + 0,805 (735,46)
= 7321,5289 = 7282,312
= 7.52772E+13
sebesar 0,000. Ftabel dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat
data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil yang diperoleh untuk
Ftabel sebesar 3,04. Jadi dapat disimpulkan jika Fhitung > Ftabel (7,527 > 3,04)
78
Hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa nilai signifikan sebesar
terhadap variabel dependen secara simultan dapat dilihat pada tabel model
Tabel 28
Koefisien Diterminasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .994 .988 .987 .695
determinasi = 0,988. Angka ini akan diubah ke bentuk persen yang artinya
2
Nilai R sebesar 0,988 artinya persentase sumbangan pengaruh
79
sebesar 98,8% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya yang
bukan menjadi variabel ini. Data lengkap peneliti lampirkan pada lampiran
36 halaman 238.
D. Pembahasan
Guru
yang berarti bahwa “Ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel
sekolah.
kepemimpinan yang mendorong para guru untuk memiliki visi, misi, tujuan,
80
maksimal. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Munawaroh
diakui sebagai gaya kepemimpinan yang efektif, maka akan semakin tinggi
saling percaya antara pimpinan dan bawahan. Karena suasana kerja yang
tugasnya.
dampak terhadap kinerja. Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai pemimpin
81
sekolah dapat memotivasi kinerja guru dalam kegiatan belajar di sekolah,
Penelitian Ahmad, F., Abbas, T., Latif, S. and Rasheed, A., (2014)
perasaan kuat, dan persepsi pengikut yang meningkat tentang tujuan ideal
82
kepemimpinan transformasional mendorong kepercayaan karyawan.
kinerja guru yang berarti motivasi kerja yang tinggi maka makin tinggi pula
hasil kinerjanya.
Apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka guru akan
83
memberikan yang terbaik demi kemajuan organisasinya. Motivasi dalam
hal itu sendiri, bertanggung jawab, pengambil resiko, memiliki tujuan yang
disenangi siswa serta memiliki hubungan yang harmonis baik dengan siswa
maupun orang tua siswa, akan berdampak pada kinerja guru yang optimal.
terhadap kinerjanya.
jawabnya.
Surakarta.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Wasini (2016)
84
yang positif. Hal ini berarti bahwa semakin tingginya penerapan motivasi
kerja, maka semakin tinggi pula kinerja guru. Usaha sadar merupakan
faktor yang memotivasi kerja seorang guru. Jika usaha sadar guru dalam
tinggi juga kinerja guru; dan seballiknya jika usaha sadar semakin rendah
guru.dorongan yang timbul baik dari dalam diri maupun dari luar yang
kinerjanya.
maka akan meningkat juga motivasi kerja guru sehingga akan mencapai
85
kinerja yang tinggi pula. Faktor dalam diri yang dapat mendorong seorang
untuk mencapai kinerja misalnya semangat kerja yang tinggi dan motivasi
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Yanti (2016)
dan evaluasi. Kinerja dipengaruhi oleh motivasi kerja yang erat kaitannya
dari berbagai harapan akan keberhasilan usaha dan masa depan yang
lebih baik.
akan meningkat.
86
Kinerja guru sangat tergantung dari guru sendiri. Untuk menhasilkan
karena itu, kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya jelas akan turut
pendidikan/ pembelajaran.
D., (2013) dari hasil penelitianya dapat disimpulkan Para pemimpin harus
tujuannya, tidak memotivasi guru. Tidak ada bukti pasti bahwa gaya
87
Diperkirakan bahwa integrasi kedua jenis kepemimpinan ini akan efektif
dalam keberhasilan sekolah dan peningkatan motivasi guru. Selain itu, jika
guru tidak memiliki keyakinan akan tujuan sekolah, hal ini dapat
Penelitian Wang, G., Oh, I.S., Courtright, S.H. and Colbert, A.E.,
masing tapi juga mereka tim organisasi untuk mencapai tingkat kinerja
tugas dan fungsinya, hal ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan
88
memberi motivasi, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi
E. Keterbatasan Penelitian
kepemimpinan transformasional.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada jumlah responden 193 guru SMK
sebenarnya.
komitmen kerja.
89
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
transformasional (X1), motivasi kerja (X2) dan kinerja guru (Y) SMK Negeri di
Kota Palembang bahwa distribusi frekuensi data cenderung normal. Dari ketiga
hipotesis penelitian ini dapat diterima kebenaran yang secara empiris sebagai
berikut.
maka semakin bak juga kinerja guru SMK Negeri di Kota Palembang.
90
terwujud sebagai hasil dari suatu proses pendidikan/ pembelajaran.
B. Implikasi
bab IV, maka implikasi dari hasil-hasi tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Untuk mewujudkan kinerja yang baik, maka banyak hal yang harus
terus berjuang agar apa yang diinginkannya tercapai. Hal ini berarti
tersebut.
91
C. Saran
berikut.
Negeri di Kota Palembang berada pada kategori sangat baik. Hal ini
sudah berada pada kategori sangat baik, namun hal ini menjadi
berada pada kategori sangat baik, namun hal ini menjadi sebuah
92
yang baik dapat terwujud. Pada penelitian mendatang perlu
93
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F., Abbas, T., Latif, S. and Rasheed, A., (2014). Impact of
transformational leadership on employee motivation in telecommunication
sector. Journal of management policies and practices, 2(2), pp.11-25.
94
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (2008). Organisasi, Perilaku,
Struktur, dan Proses. Jakarta: Binapura Aksara Publisher.
95
Marks, H. ve Printy, S. (2003). Principal leadership and school performance: An
integration of transformational and instructional leadership. Educational
Administration Quarterly, 39 (3), 370-397.
http://dx.doi.org/10.1177/0013161X03253412
96
Sevilla, C., et, Al. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Singarimbun, & Effendi. (2003). Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT. Pustaka
LP3ES Indonesia.
97
Wang, G., Oh, I.S., Courtright, S.H. & Colbert, A.E., (2011). Transformational
leadership and performance across criteria and levels: A meta-analytic
review of 25 years of research. Group & Organization Management, 36(2),
pp.223-270.
98
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
SEPTI ANDRIANI adalah nama penulis dari tesis ini.
Penulis lahir dari orang tua H. Iskandar dan Hj. Yusnaini
sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan di Lahat, pada
tanggal 08 September 1993. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari
Pendidikan Dasar di SD Negeri 17 Palembang (lulus tahun 2005), kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 33 Palembang (lulus
tahun 2008), kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 10
Palembang, pada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (lulus tahun 2011). Setelah
menyelesaikan pendidikan wajib 12 tahun, penulis melanjutkan Program Starta 1
(S1) dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang (lulus tahun
2015), kemudian penulis melanjutkan Program Strata 2 (S2) dengan mengambil
Program Studi Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Universitas PGRI
Palembang.
Penulis mampu menyelesaikan tesis ini pada semester III sehingga dapat
mengikuti ujian akhir untuk mencapai gelar Magister Pendidikan pada Program
Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI
Palembang dengan udul Tesis “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru”.
259
View publication stats