SOM Pengelolaan Usaha KSPPS Final

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 148

No.

SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

BAB …..
PENGELOLAAN USAHA
KSPPS ……………………………..

A. STANDAR BATASAN LAYANAN


a) Kepmenkop No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004, dan Permen Koperasi dan
UKM No. 8 Tahun 2023 menjelaskan bahwa KSPPS dan USPPS
Koperasi bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan
sesuai pola syariah. Kegiatan usaha jasa keuangan syariah pada KSPPS
dan USPPS Koperasi meliputi kegiatan penarikan/penghimpunan dana
dan penyaluran kembali dana tersebut dalam bentuk
pembiayaan/piutang. Selain itu KSPPS dan USPPS Koperasi dapat pula
menjalankan kegiatan ’maal’ atau kegiatan pengumpulan dan penyaluran
dana Zakat, Infaq dan Sodaqoh (ZIS). SOM pada bagian ini mencakup
ketentuan-ketentuan dan kebijakan pelayanan penghimpunan dan
penyaluran dana KSPPS dan USPPS Koperasi. Tujuannya adalah dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan, transparansi dan akuntabilitas
KSPPS dan USPPS Koperasi kepada para anggotanya yang berfungsi
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai mitra usahanya (pengguna jasa),
pengawas internal koperasi serta pengawas KSPPS atau USPPS
Koperasi dari pihak pemerintah. Beberapa ketentuan dan kebijakan yang
harus dipenuhi dan dipatuhi oleh pihak manajemen (pengelola) KSPPS
dan USPPS Koperasi dalam melaksanakan kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana adalah sebagai berikut.
b) Standar batasan layanan KSPPS harus memperhatikan prinsip-prinsip
syariah dan keadilan ekonomi. Batasan layanan oleh KSPPS:
1. Larangan Riba (Bunga): KSPPS harus memastikan bahwa tidak ada
bunga atau riba dalam transaksi pembiayaan dan investasi. Sebagai
gantinya, KSPPS dapat menerapkan prinsip bagi hasil atau
murabahah, di mana keuntungan dibagikan secara adil antara pihak
yang terlibat.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2. Transparansi dan Akuntabilitas: KSPPS harus memberikan informasi


yang jelas dan transparan kepada anggotanya mengenai syarat-
syarat dan biaya-biaya yang terkait dengan layanan yang disediakan.
Selain itu, KSPPS juga harus memiliki sistem akuntabilitas yang kuat
untuk memastikan dana anggota dikelola dengan baik dan tidak
disalahgunakan.
3. Larangan Spekulasi dan Gharar: KSPPS harus menghindari
transaksi-transaksi yang mengandung unsur spekulasi atau
ketidakpastian yang berlebihan (gharar). Transaksi harus didasarkan
pada aset riil dan kegiatan ekonomi yang produktif.
4. Pemberdayaan Ekonomi: Layanan yang disediakan oleh KSPPS
harus bertujuan untuk memajukan kesejahteraan ekonomi
anggotanya. Ini dapat dilakukan melalui penyediaan pinjaman untuk
usaha produktif, pendampingan dalam manajemen keuangan, dan
penyediaan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan anggota
dalam mengelola usaha mereka.
5. Keadilan dan Kesetaraan: KSPPS harus memberikan layanan secara
adil dan merata kepada semua anggotanya tanpa memandang latar
belakang sosial, ekonomi, atau agama. Setiap anggota harus
memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses layanan yang
disediakan oleh KSPPS.
6. Pendidikan dan Edukasi: KSPPS harus memberikan pendidikan dan
edukasi keuangan kepada anggotanya agar mereka memahami
prinsip-prinsip syariah yang menjadi dasar dari kegiatan KSPPS. Ini
dapat dilakukan melalui penyelenggaraan seminar, lokakarya, atau
pelatihan keuangan secara berkala.
7. Perlindungan Konsumen: KSPPS harus melindungi kepentingan dan
hak-hak konsumen (anggota) sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku. Ini termasuk perlindungan terhadap praktik-praktik yang
merugikan, seperti penagihan yang agresif atau praktik diskriminatif.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

B. STANDAR PENGHIMPUNAN DANA


Sumber dana yang dapat dihimpun oleh KSPPS dan USPPS Koperasi
digolongkan menjadi empat golongan yaitu :
1. Modal, terdiri dari : Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan Wajib
Khusus (untuk KSPPS) dan Modal Disetor/ Modal Tetap (untuk
USPPS Koperasi)
2. Dana Investasi Tidak Terikat: Simpanan Berjangka Mudharabah,
3. Dana Investasi Terikat Mudharabah Muqayyadah, serta
4. Dana Titipan: Simpanan/Tabungan Wadiah.

Produk penghimpunan dana di KSPPS atau USPPS Koperasi dibedakan


dalam hal akad transaksi yang digunakan yaitu Mudharabah dan Wadiah.
1. Mudharabah.
a. Definisi Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara
pihak pemilik dana (shahibul maal) debagai pihak yang menyediakan
modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib),
untuk diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama
(nisbah) sesuai dengan kesepakatan dimuka dari kedua belah pihak.
Sedangkan kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali
jika diketemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola
dana (mudharib), seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalah
gunaan dana.
1) Rukun Mudharabah:
a) Pihak yang berakad :
(1) Pemilik Modal (Shahibul Maal).
(2) Pengelola Modal (Mudharib).
b) Obyek yang diakadkan :
(1) Modal.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

(2) Kegiatan Usaha/Kerja.


(3) Keuntungan.
c) Sighat/Akad :
(1) Serah.
(2) Terima.
2) Syarat Mudharabah:
a) Pihak yang berakad, kedua belah pihak harus mempunyai
kemampuan dan kemauan untuk bekerjasama mudharabah
b) Obyek yang diakadkan :
(1) Harus dinyatakan dalam jumlah/nominal yang jelas;
(2) Jenis pekerjaan yang dibiayai, dan jangka waktu kerjasama
pengelolaan dananya;
(3) Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah disepakati
bersama, dan ditentukan tata cara pembayarannya.
c) Sighat/Akad:
(1) Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan disebutkan;
(2) Materi akad yang berkaitan dengan modal, kegiatan
usaha/kerja dan nisbah telah disepakati bersama saat
perjanjian (akad);
(3) Risiko usaha yang timbul dari proses kerjasama ini harus
diperjelas pada saat ijab qabul, yakni bila terjadi kerugian usaha
maka akan ditanggung oleh pemilik modal dan pengelola tidak
mendapatkan keuntungan dari usaha yang telah dilakukan;
(4) Untuk memperkecil risiko terjadinya kerugian usaha, pemilik
modal dapat menyertakan persyaratan kepada pengelola dalam
menjalankan usahanya dan harus disepakati secara bersama.
3) Akad kerjasama Mudharabah dibedakan dalam 2 jenis:
(a) Mudharabah Muthlaqah, akad ini adalah perjanjian mudharabah
yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi tidak terikat),
misalnya dalam ijab sipemilik modal tidak mensyaratkan kegiatan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

usaha apa yang harus dilakukan dan ketentuan-ketentuan lainnya,


yang pada intinya memberikan kebebasan kepada pengelola dana
untuk melakukan pengelolaan investasinya.
(b) Mudharabah Muqayyadah, akad ini mencantumkan persyaratan-
persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh si
pengelola dana yang berkaitan dengan tempat usaha, tata cara
usaha, dan obyek investasinya (investasiyang terikat).Sebagai contoh
pengelola dana dipersyaratkan dalam kerjasama untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut :
1) Tidak mencampurkan dana mudharabah yang diterima
dengan dana lainnya.
2) Tidak melakukan investasi pada kegiatan usaha yang bersifat
sistemj ual beli cicilan, tanpa adanya penjamin dan atau
tanpa jaminan.
3) Si pengelola dana harus melakukan sendiri kegiatan
usahanya dan tidak diwakilkan kepada pihak ketiga.
b. Aplikasi layanan
1) Penyertaan modal.
Berasal dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib dari Anggota
(untuk KSPPS) dan Modal Tetap (untuk USPPS Koperasi), di mana
atas penyertaan dana tersebut Anggota atau Koperasi memperoleh
SHU. Penyertaan modal dari Anggota atau Koperasi menggunakan
akad Mudharabah mutlaqah artinya Anggota atau Koperasi
menyerahkan sepenuhnya penyertaan dana modal tersebut kepada
KSPPS atau USPPS Koperasi untuk dikelola.
Akad yang digunakan :
a) Terhadap dana penyertaan modal sepenuhnya menggunakan
akad Mudharabah mutlaqah dengan sistem “Profit and Loss
Sharing” atau berbagi hasil dan berbagi kerugian/risiko.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b) Anggota/Koperasi selaku Shahibul maal menyerahkan


sepenuhnya kepada KSPPS atau USPPS Koperasi selaku
Mudharib, untuk mengelola dana tersebut secara profesional dan
diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan dan
sesuai syariah.
c) Penetapan bagi hasil dengan menggunakan metode perhitungan
profit sharing, dalam artian SHU yang diterima oleh Koperasi atas
penyertaan modal tersebut adalah metode bagi laba sehingga
pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi dengan beban dan
biaya-biaya atas pengelolaan dana modal tersebut.
d) Penetapan porsi nisbah bagi hasil Mudharabah disepakati di awal
antara pihak Koperasi dengan KSPPS atauUSPPS Koperasi.
e) Selaku Mudharib, KSPPS atau USPPS Koperasi setiap saat
harus memberikan informasi secara transparan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan perkembangan usaha dalam bentuk
laporan keuangan secara kontinyu kepada Anggota/Koperasi.

2) Investasi Tidak Terikat.


Berasal dari Simpanan Berjangka Anggota, di mana atas
investasi dana tersebut Anggotamemperoleh bagi hasil. Investasi dari
Anggota dan calon anggota menggunakan akad Mudharabah mutlaqah
artinya Anggotamenyerahkan sepenuhnya investasi dana tersebut
kepada KSPPS atau USPPS Koperasi untuk dikelola.
Akad yang digunakan :
a) Terhadap dana penyertaan modal sepenuhnya menggunakan
akad Mudharabah mutlaqah dengan sistem “Revenue
Sharing” atau berbagi hasil pendapatan.
b) Anggotaselaku Shahibul maal menyerahkan sepenuhnya
kepada KSPPS atau USPPS Koperasi selaku Mudharib,
untuk mengelola dana tersebut secara profesional dan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan


dan sesuai syariah.
c) Penetapan bagi hasil dengan menggunakan metode
perhitungan revenue sharing, dalam artian bagi hasil
yang diterima oleh Anggotaatas investasi dana tersebut
adalah metode bagi pendapatan.
d) Penetapan porsi nisbah bagi hasil Mudharabah disepakati di
awal antara pihak Anggotadengan KSPPS atau USPPS
Koperasi.
3) Investasi Terikat.
Berasal dari Fasilitas Investasi Terikat dari Anggota, di mana
atas investasi dana tersebut Anggota memperoleh bagi hasil. Investasi
dari Anggota menggunakan akad Mudharabah muqayyadah artinya
Anggotamenyerahkan investasi dana tersebut kepada KSPPS atau
USPPS Koperasi untuk dikelola dengan beberapa persyaratan
tertentu.

Akad Yang Digunakan :


a) Terhadap dana penyertaan modal sepenuhnya menggunakan
akad Mudharabah muqayyadah dengan sistem “Revenue
Sharing” atau berbagi hasil pendapatan.
b) Anggotaselaku Shahibul maal menyerahkan sepenuhnya
kepada KSPPS atau USPPS Koperasi selaku Mudharib,
untuk mengelola dana tersebut secara profesional dan
diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan dan
sesuai syariah.
c) Penetapan bagi hasil dengan menggunakan metode
perhitungan revenue sharing, dalam artian bagi hasil yang
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

diterima oleh Anggotaatas investasi dana tersebut adalah


metode bagi pendapatan.
d) Penetapan porsi nisbah bagi hasil Mudharabah disepakati di
awal antara pihak Anggotadengan KSPPS atau USPPS
Koperasi.
2. Wadiah.
a. Definisi
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak
lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si pemilik menghendaki.
1) Rukun Wadiah :
a) Pihak yang berakad
b) Orang yang menitipkan (Muwaddi)
c) Orang yang dititipi barang (Wadii)
d) Obyek yang diakadkan
e) Barang yang dititipkan (wadiah)
f) Sighot.
g) Serah (ijab)
h) Terima (qabul)
2) Syarat Wadiah :
a) Pihak yang berakad
b) Cakap hukum.
c) Sukarela (ridha) tidak dalam keadaaan dipaksa/terpaksa dibawah tekanan.
d) Obyek yang dititipkan merupakan milik mutlak si pemilik (Muwaddi).
e) Sighot (Jelas apa yang dititipkan dan tidak mengandung persyaratan-
persyaratan lain).
3) Jenis Wadiah :
a) Wadiah Yad Amanah
(1) Pihak yang dititipi tidak diperbolehkan memanfaatkan barang yang
dititipkan.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

(2) Pada saat titipan dikembalikan, barang yang dititipkan berada


dalam kondisi yang sama pada saat dititipkan.
(3) Jika barang yang dititipkan mengalami kerusakan selama masa
penitipan maka pihak yang menerima titipan tidak dibebani
tanggungjawab.
(4) Sebagai imbalan atas tanggung jawab pemeliharaaan titipan,
pihak yang menerima titipan dapat meminta biaya penitipan.
b) Wadiah Yad Dhamanah
(1) Penerima titipan diperbolehkan memanfaatkan dan berhak
mendapat keuntungan dari titipan.
(2) Penerima titipan bertanggung jawab atas titipan, bila terjadi
kerusakan atau kehilangan.
(3) Keuntungan yang diperoleh pihak yang menerima titipan dapat
diberikan sebagian kepada yang menitipkan sebagai bonus dengan
syarat tidak diperjanjikan sebelumnya.

b. Aplikasi Layanan.
Dana Titipan Wadiah berasal dari Simpanan/Tabungan
Anggota, Titipan dari Anggota menggunakan akad wadiah yad
dhamanah artinya Anggotamenitipkan dana tersebut kepada KSPPS
atau USPPS Koperasi dimana KSPPS atau USPPS Koperasi boleh
mengelola dana tersebut, dengan syarat jika diminta harus
dikembalikan. KSPPS atau USPPS Koperasi boleh memberikan bonus
kepada Anggotadengan syarat tidak diperjanjikan di muka.
Akad yang digunakan :
1) Dana titipan menggunakan akad wadiah yad dhamanah.
2) Anggotamenyerahkan sepenuhnya kepada KSPPS atau USPPS
Koperasi untuk mengelola dana tersebut secara profesional dan
diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan dan sesuai
syariah.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

3) KSPPS atau USPPS Koperasi boleh mengelola dana tersebut,


dengan syarat jika diminta Anggotaharus dikembalikan.
4) KSPPS atau USPPS Koperasi boleh memberikan bonus kepada
Anggotadengan syarat tidak diperjanjikan dimuka.

C. Kebijakan Dan Ketentuan Penghimpunan Dana


1. Ketentuan Umum
a. Umum
1) KSPPS dapat menghimpun dana dari anggota, calon angg
ota, koperasi lainnya, dalam bentuk tabungan dan simpana
n berjangka.

2) Tabungan dan simpanan memungkinkan untuk


dikembangkan yang esensinya tidak menyimpang dari
prinsip wadiah dan mudharabah sesuai dengan
kepentingan dan manfaat yang ingin diperoleh, selama
tidak bertentangan dengan syariah, dengan merujuk pada
fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
3) Perhitungan bagi hasil untuk Simpanan sukarela dan Simpa
nan Berjangka sesuai pola bagi hasil (syariah) dilakukan de
ngan Sistem Distribusi Pendapatan.
4) Penetapan distribusi pendapatan diperoleh dari perhitungan
saldo rata-rata perklasifikasi dana dibagi total saldo rata-rat
a seluruh klasifikasi dana, dikalikan dengan komponen pen
dapatan dikalikan nisbah bagi hasil masing-masing produk
tabungan/simpanan berjangka.
5) KSPPS harus memiliki standar pelayanan simpanan yang te
rdiri dari:
a) Kebijakan nisbah bagi hasil simpanan.
b) Kebijakan bagi hasil modal anggota (simpanan pokok
dan simpanan wajib).
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

c) Kebijakan promosi untuk menarik simpan


an dari anggota dan calon anggota.
d) Kebijakan perlindungan simpanan yang tidak b
ertentangan dengan peraturan yang berlaku.
e) Kebijakan prosedur pengaduan untuk men
ampung ketidakpuasan penyimpan.
b. Kebijakan Dan Ketentuan Simpanan
1) Yang dapat menjadi penyimpan adalah perorangan, dan ba
dan hukum berupa Koperasi lain yang menjalankan prinsip
syariah
2) Setiap penyimpan perorangan harus terlebih dahulu menjad
i anggota.
3) Penyetoran simpanan dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak
harus pemilik simpanan, namun penarikan simpanan harus
dilakukan oleh pemilik yang sah atau dapat dikuasakan kep
ada pihak lain dengan disertai surat kuasa.
4) Proses pembukaan, penutupan, buku simpanan hilang dan,
keluhan dari anggota ditangani/dikoordinasikan langsung
oleh Staf Layanan CS.
5) Sistem dan kebijakan tarif/biaya simpanan diatur sebagai be
rikut :
a) Bonus untuk simpanan wadiah tidak diperjanjikan di a
wal dengan Anggota, tetapi KSPPS dapat memberikan
bonus sewaktu-waktu sesuai kebijakan manajemen.
b) Bagi hasil investasi mudharabah dihitung berdasarkan
perhitungan distribusi bagi hasil dan akan dibayarkan
pada setiap akhir bulan.
c) Seluruh pembayaran bagi hasil investasi mudharabah
akan dikreditkan secara langsung ke dalam masing- m
asing rekening sukarela yang bersangkutan.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

d) Simpanan yang selama 1 (satu) tahun atau selama pe


riode tertentu tidak aktif dengan saldo di bawah atau s
ebesar minimal tertentu (akan ditetapkan oleh pengur
us ) maka akan ditutup secara otomatis.
e) Rekening Simpanan yang ditutup karena permintaan a
nggota akan dikenakan biaya administrasi tutup rekeni
ng sebesar jumlah yang akan ditetapkan oleh Penguru
s/Manajer KSPPS.
f) Besarnya setoran awal untuk masing-masing produk si
mpanan, serta realisasi setoran selanjutnya akan ditet
apkan oleh Pengurus/Manajer KSPPSsebagai berikut :
Simpanan Pokok sebesar : Rp. 1.000.000,-
Simpanan Wajib sebesar : Rp. 15.000,- perbulan
g) Tanda tangan yang tercantum dalam kartu contoh ta
nda tangan (specimen) adalah tanda tangan dari peny
impan, dan dalam keadaan tertentu penyimpan dapat
menerbitkan surat kuasa penarikan simpanan kepada
pihak lain. Jika KSPPS tidak menggunakan data speci
men anggota untuk pelaksanaan verifikasi pembayara
n, maka untuk memastikan keputusan pembayaran ha
rus dimintakan bukti identitas asli KTP/SIM.
h) KSPPS dapat pula mengoptimalkan pelayanan transa
ksi keuangan di luar Kantor (misal : pelayanan di lokas
i pasar), namun untuk kelancaran transaksi di lapanga
n/lokasi; Pasar, Manajer KSPPS dapat menunjuk apar
at/petugas untuk melakukan pelayanan transaksi di la
pangan, namun penanganan proses operasional tetap
menjadi tanggung jawab dan harus dikoordinasikan ke
pada masing-masing Unit kerja terkait sesuai proses tr
ansaksinya sebagaimana di atas, dengan tambahan k
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

ebijakan sebagai berikut :


(1) Transaksi di lapangan / lokasi pasar harus sudah
dipertanggungjawaban oleh petugas/aparat yang
bersangkutan pada hari yang sama sebelum tutu
p Kas. Manajer KSPPS menetapkan batas cut-off
pertanggungjawaban transaksi lapangan tersebu
t.
(2) Transaksi di lapangan/lokasi pasar yang sudah
melampaui batas cut-off pertanggungjawaban
(Kas telah ditutup tetapi petugas masih di lapang
an), maka transaksi akan dilakukan keesokan h
arinya. Terhadap transaksi sejenis ini maka Man
ajer/Pejabat KSPPSyang bersangkutan harus m
elakukan monitoring dan pengawasan untuk tuju
an pengamanan, transaksi dan harta perusahaan
yang dipegang oleh petugas lapangan.
(3) Untuk tujuan koordinasi dan keamanan, terhada
p transaksi di lapangan/ pasar ditetapkan ketentu
an sebagai berikut :
(a) Aparat di lapangan bertanggungjawab penu
h atas seluruh transaksi yang terjadi di lapa
ngan/pasar.
(b) Aparat di lapangan/pasar dapat diberikan u
ang modal untuk transaksi di pasar sesuai d
engan kondisi masing-masing pasar denga
n jumlah maksimal tertentu yang akan ditet
apkan tersendiri dalam surat Edaran, Peng
urus/ Manajer KSPPS. Setiap petugas haru
s melaporkan mempertanggung jawabkan p
enggunaannya sebelum tutup kas pada Pej
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

abat Kas/Kasir.
(c) Untuk tujuan pengamanan (kontrol), jumlah
penarikan di atas jumlah tertentu, harus dil
akukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum
penarikan kepada pejabat yang berwenang
di Kantor KSPPS(Jumlah penarikan dan Pej
abat yang bersangkutan akan ditetapkan ol
eh Manajer KSPPS).
(d) Untuk menghindari hal-hal yang tidak diingi
nkan penutupan Simpanan di lapangan tida
k diperkenankan untuk tujuan koordinasi ke
rja.

6) Kebijakan Lainnya
i) Rekening Investasi mudharabah dapat dijadik
an sebagai agunan, dan untuk Rekening Invest
asi mudharabah yang dijadikan sebagai agunan,
dilakukan pemblokiran di Buku dan Kartu Simp
anan atas saldo tersebut sejumlah saldo yang d
ijaminkan.
j) Buku dan Kartu Simpanan yang dijaminkan har
us diberi/cap "Dijaminkan".
k) Pengembangan produk-produk simpanan dap
at disusun dan dibuat berdasarkan pada kebijak
an umum di atas.
l) Produk Simpanan juga dapat dilekatkan pada t
ujuan peningkatan kontrol atas pembiayaan,:
(1) Digunakan untuk penampungan dana-da
na khusus yang diperoleh dari atau terkait
dengan hasil pembiayaan sehingga dana y
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

ang ditampung tersebut dapat digunakan u


ntuk penyelesaian pembiayaan (escrow ac
count).
(2) Pembentukan Simpanan Risiko Pembiaya
an yang merupakan setoran anggota yang
berfungsi, sebagai Simpanan Cadangan y
ang tidak dapat ditarik selama fasilitas pem
biayaan belum selesai/lunas. Simpanan ini
akan digunakan untuk menutup kewajiban
anggota yang tertunggak, dan dikembalika
n kepada anggota jika pembiayaan telah l
unas.

c. Kebijakan dan Ketentuan Simpanan Berjangka Mudharabah


Yang dimaksud simpanan berjangka adalah simpanan berjangka
dari anggota, calon anggota, koperasi lain kepada KSPPS denga
n jangka waktu tertentu antara waktu penyetoran dan waktu pena
rikan kembali oleh deposan. Bagi KSPPSdana yang diperoleh da
ri simpanan berjangka ini harus diperlakukan secara produktif dal
am bentuk pembiayaan kepada anggota, calon anggota dan ko
perasi lain dan anggotanya secara professional. Penempatan da
na pihak ke tiga ke dalam simpanan berjangka ini akan mempero
leh pendapatan bagi hasil, di mana besarnya nisbah bagi hasil dit
entukan di muka ketika pembukaan aplikasi simpanan berjangka
dilakukan.

Kebijakan, ketentuan dan tata cara yang harus dipatuhi oleh piha
k pengelola simpanan berjangka KSPPSadalah sebagai berikut.
1) Simpanan Berjangka yang diterima dari perorangan atau Ba
dan Usaha Koperasi untuk ditempatkan di dalam Simpanan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Berjangka, dibukukan ke dalam perkiraan Buku Besar Simp


anan Berjangka dengan Buku Pembantu sesuai jenis/produ
k Simpanan Berjangka masing-masing.
2) Besarnya Simpanan Berjangka yang dapat diproses oleh K
SPPSditetapkan sebesar jumlah minimal yang ditetapkan ol
eh Pengurus/Manajer KSPPS.
3) Jangka waktu Simpanan Berjangka ditetapkan dalam jangk
a waktu 3, 6, dan 12 bulan, dengan masing-masing nisbah
bagi hasil yang akan ditetapkan tersendiri sesuai surat Eda
ran Pengurus/Manajer KSPPS.
4) Simpanan Berjangka hanya dikeluarkan apabila anggota su
dah menyetujui/menandatangani suatu perjanjian (akad) ya
ng menyebutkan tanggal jatuh temponya/jangka waktu pem
beritahuan penarikan, nisbah bagi hasil, jumlah Simpanan
Berjangka, pembukuan jumlah pokok setelah jatuh tempo,
dan sebagainya termasuk syarat-syarat yang harus dipenuh
i Anggota apabila menempatkan dananya untuk Simpanan
Berjangka pada KSPPS.
5) Perjanjian ditandatangani anggota pada waktu menempat
kan dananya pada Simpanan Berjangka. Akan tetapi apabil
a hal itu tidak memungkinkan karena permohonan Simpan
an Berjangka dilakukan melalui telepon, surat dan sebagain
ya maka Simpanan Berjangka dapat dikeluarkan setelah da
na untuk pembukaan tersebut telah diterima secara efektif.
6) Karyawan yang berwenang menerima permohonan Simpa
nan Berjangka melalui telepon, surat harus tetap mengisi da
n melengkapi dengan perjanjian untuk setiap Simpanan Berj
angka yang dikeluarkan. Perjanjian harus memberikan data
yang terinci tentang ketentuan- ketentuan/syarat-syarat Sim
panan Berjangka yang akan dibukukan dan diketahui/ditand
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

atangani oleh Manajer KSPPS. Selanjutnya harus ditandata


ngani oleh Anggota pada saat yang telah ditentukan.
7) Setiap Simpanan Berjangka dituangkan ke dalam formulir Si
mpanan Berjangka yang mempunyai nomor urut. Formulir y
ang belum digunakan dikontrol sama dengan pengontrolan
atas Formulir Khusus, yakni Surat-surat Berharga untuk me
nghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
8) Bagi hasil simpanan Berjangka dihitung berdasarkan perhit
ungan distribusi bagi hasil dan akan dibayar setiap akhir b
ulan.
9) Simpanan Berjangka hanya bisa diambil pada saat telah j
atuh tempo sesuai dengan perjanjian, untuk Simpanan Berj
angka yang telah jatuh tempo (tidak diperpanjang secara ot
omatis dan tidak ada kesepakatan untuk dipindahkan ke Re
kening Simpanan) akan dipindahkan ke perkiraan Titipan Si
mpanan Berjangka Jatuh Tempo.
10) Ketentuan untuk pencairan Simpanan Berjangka sebelum j
atuh tempo, ditetapkan antara lain:
a) Pada prinsipnya sebelum jatuh tempo, bilyet Simpana
n Berjangka tidak dapat dicairkan.
b) Apabila ada desakan dari pemilik bilyet Simpanan Berj
angka, maka harus sepengetahuan dan atas persetuju
an Manajer KSPPS.

d. Kebijakan Nisbah Bagi Hasil Investasi mudharabah


Dalam rangka menarik anggota menjadi calon anggota, KSPPSse
baiknya memberikan perbedaan nisbah bagi hasil simpanan untuk
anggota dan calon anggota, koperasi lain dan anggotanya denga
n menetapkan nisbah bagi hasil simpanan untuk anggota lebih tin
ggi dari nisbah bagi hasil simpanan untuk calon anggota, koperasi
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

lain dan anggotanya. Metoda penetapan nisbah bagi hasil simpan


an sebagai berikut:
1) Formulasi perhitungan nisbah bagi hasil Investa
si mudharabah menggunakan rumus:

Cantumkan rumus bagi hasil

2) Penetapan bagi hasil Simpanan


Dalam perhitungan nisbah bagi hasil Simpanan dilakukan d
engan metode distribusi bagi hasil pendapatan.
3) Kebijakan jasa partisipasi dan bagi hasil modal anggota
(simpanan pokok dan simpanan wajib) dari SHU
4) Bagi hasil partisipasi simpanan anggota dari SHU harus
berdasarkan prinsip keadilan koperasi yaitu besarnya
ditetapkan berdasarkan besar keciLMUya nilai partisipasi
simpanan anggota kepada KSPPS. Metoda perhitungannya
sebagai berikut:

Pembagian SHU atas dasar simpanan anggota

5) Kebijakan Perlindungan Simpanan


Para penyimpan dan para deposan pada lembaga keuangan
perbankan mendapat perlindungan dari Bank Indonesia yan
g mendorong masyarakat untuk menabung di bank, sedan
gkan para penyimpan dan deposan pada KSPPSbelum ada
ketentuan yang mengatur tentang itu. Hal ini perlu dijadikan t
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

antangan bagi pihak manajemen untuk merumuskan kebijak


an perlindungan simpanan seperti melakukan kerjasama den
gan KSPPSsekunder atau asosiasi KSPPSuntuk meluncurk
an produk perlindungan simpanan bagi KSPPSyang tidak be
rtentangan dengan peraturan yang berlaku.
6) Kebijakan Lain-lain
a) Simpanan Berjangka yang dijaminkan sebagai agunan
pembiayaan harus dilakukan pemblokiran dan dokume
n- dokumen yang berkaitan dengan simpanan tersebut
harus diberikan tanda/cap “Dijaminkan”.
b) Pengembangan produk-produk Simpanan Berjangka l
ainnya dapat disusun dan dibuat berdasarkan pada ke
bijakan umum di atas.

2. Ketentuan Tabungan Wadiah

a. Yang dapat menjadi penabung Tabungan Wadiah adalah


anggota maupun calon anggota.
b. Akad yang digunakan dalam produk Tabungan Wadiah a
dalah Wadiah Yad Dhamanah di mana atas pengelolaan
dana tersebut, pihak KSPPS dapat memberikan bonus k
epada pemilik dana yang besarnya ditentukan berdasark
an kebijakan, meperjanjikan di awal dengan pemilik dan
a
c. Bonus yang diberikan kepada pemilik dana adalah meng
ambil porsi pendapatan yang diperoleh KSPPSdan diper
lakukan sebagai biaya operasional.
d. Setoran dan penarikan Tabungan Wadiah dapat dilakuka
n setiap saat pada jam kerja.
e. Mitra usaha yang membuka rekening Tabungan Wadiah
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti tra


nsaksinya.
f. Persyaratan pembukaan rekening Tabungan Wadiah:
1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan
mengisi kartu spesimen contoh tanda tangan
2) Membawa KTP asli dan fotocopy
3) Setoran awal minimal Rp 120.000,- dan setoran sel
anjutnya Rp 1 5 . 0 0 0 ,- per bulan
g. Biaya-biaya :
1) Apabila ada permintaaan penggantian buku atau pe
nerbitan buku tabungan baru dikarenakan hilang at
au habis, dikenakan biaya Rp.10.000,-
2) Biaya penutupan rekening sebesar Rp. 20.000,-
h. Form yang digunakan pada produk Tabungan Wadiah:
1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen
2) Slip setoran
3) Slip penarikan
4) Buku tabungan
5) Penutupan rekening
i. Proses administrasi Tabungan Wadiah seperti proses p
embukaan, penutupan, penerbitan buku Tabungan Wa
diah, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditangani
langsung oleh Seksi Layanan Mitra usaha.
j. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Tabungan
Wadiah ditangani oleh Teller.
k. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah ta
nda tangan dari penabung dan penabung dapat menerbi
tkan surat kuasa penarikan Tabungan Wadiah kepada pi
hak lain.
l. Teller diberikan batasan/ limit atas proses pengambilan T
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

abungan Wadiah, besarnya limit ini ditentukan oleh Mana


jer KSPPS.

3. Ketentuan Investasi mudharabah.

a. Yang dapat menjadi penabung Investasi mudharabah ad


alah Anggota dan calon anggota.
b. Investasi mudharabah menggunakan akad Mudharabah,
sehingga atas dana Investasi mudharabah ini, Anggota
selaku shahibul maal (pemilik dana) berhak mendapatka
n bagi hasil dari KSPPS(selaku Mudharib) dimana propo
rsi nisbah bagi hasilnya :
1) Shahibul maal : 80 %
2) Mudharib : 20 %
c. Pembayaran bagi hasil Investasi mudharabah diberikan s
etiap bulan, secara langsung menambah saldo rekening t
abungan tersebut dan hanya bisa diambil pada saat tabu
ngan tersebut akan diambil.
d. Jangka waktu Investasi mudharabah dibatasi sampai da
na tersebut oleh akan digunakan oleh Anggota.
e. Investasi mudharabah tidak bisa ditarik kecuali pada jang
ka waktu sesuai perjanjian atau dalam keadaan yang san
gat mendesak (darurat).
f. Mitra usaha yang membuka rekening Investasi mudharab
ah akan memperoleh buku tabungan sebagai tanda bukti
transaksinya.
g. Persyaratan pembukaan rekening Investasi mudharabah:
1) Mengisi formulir pembukaan rekening tabungan dan
mengisi kartu spesimen contoh tanda tangan
2) Membawa KTP asli dan fotocopy
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

3) Setoran awal minimal Rp. 5.000.000


h. Biaya-biaya :
1) Apabila ada permintaaan penggantian buku atau pe
nerbitan buku tabungan baru dikarenakan hilang at
au habis, dikenakan biaya Rp 10.000,-
2) Biaya penutupan rekening sebesar Rp. 20.000 ,-
3) Atas bagi hasil yang diperoleh penabung dikenakan
biaya pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan ya
ng berlaku .
i. Form yang digunakan pada produk Investasi mudharaba
h:
1) Form pembukaan tabungan dan kartu spesimen
2) Slip setoran
3) Slip penarikan
4) Buku tabungan
5) Penutupan rekening
j. Proses administrasi Investasi mudharabah seperti proses
pembukaan, penutupan, penerbitan buku Investasi mudh
arabah, buku hilang dan keluhan dari mitra usaha ditang
ani langsung oleh Seksi Layanan Mitra usaha.
k. Sedangkan proses setoran dan pengambilan Investasi
mudharabah ditangani oleh Teller.
l. Tanda tangan yang tercantum dalam spesimen adalah ta
nda tangan dari penabung dan penabung dapat menerb
itkan surat kuasa penarikan Investasi mudharabah kepad
a pihak lain
m. Teller diberikan batasan/ limit atas proses pengambilan I
nvestasi mudharabah, besarnya limit ini ditentukan oleh
Manajer KSPPS.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

4. Ketentuan Simpanan Berjangka Mudharabah


a. Simpanan berjangka menggunakan akad Mudharabah m
utlaqah, dimana atas dana simpanan berjangka dari mitr
a usaha selaku shahibul maal berhak mendapatkan bagi
hasil dari KSPPSselaku Mudharib dimana proporsi nisba
h bagi hasil disesuaikan dengan produk jangka waktu sim
panan berjangka yang diambil.
b. Jangka waktu dan proporsi nisbah bagi hasil simpanan b
erjangka yang ada di KSPPS:
1) Produk 6 bulan : 80 % Shahibul maal , 20 % Mudh
arib
2) Produk 12 bulan : 80 % Shahibul maal , 20 % Mudh
arib
c. Penarikan simpanan berjangka tidak bisa dilakukan setia
p saat tetapi berdasarkan jangka waktu yang telah disep
akati.
d. Bagi hasil diberikan setiap bulan dimana pembayarannya
bisa dilakukan secara tunai maupun secara pindah buku
ke rekening atas nama mitra usaha yang bersangkutan.
e. Perhitungan bagi hasil Mudharabah untuk produk ini m
enggunakan metode revenue sharing atau bagi pendapat
an, dimana bagi hasil dihitung dari total pendapatan atas
pengelolan dana mudharabah tersebut.
f. Simpanan berjangka dapat digunakan sebagai agunan
g. Si pemilik rekening memperoleh Bilyet simpanan berjang
ka dan yang berwenang untuk menandatangani bilyet ter
sebut adalah Manajer KSPPS dan Kabag Operasional/He
ad Teller.
h. Pencairan Simpanan berjangka hanya dapat dilakukan p
ada saat jatuh tempo dan mitra usaha harus membawa bi
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

lyet simpanan asli disaat akan melakukan pencairan


i. Bila ada pemilik rekening simpanan berjangka yang ingin
mencairkan rekeningnya sebelum jatuh tempo (untuk kon
disi tertentu misalnya untuk kebutuhan yang sangat men
desak) maka dapat difasilitasi dengan pinjaman Qardh di
mana jangka waktunya sama dengan tanggal jatuh tem
po rekening simpanan berjangkanya. Terhadap pinjaman
Qardh tersebut pihak KSPPStidak diperbolehkan meneta
pkan fee kepada mitra usaha, tetapi bila mitra usaha ters
ebut memberikan kelebihan, KSPPSboleh menerima kel
ebihan tersebut dan dibukukan sebagai pendapatan oper
asional lainnya.

j. Yang bisa menjadi pemilik rekening simpanan berjangka


bisa perorangan maupun dalam bentuk lembaga dengan
persyaratan sebagai berikut :
1) Mengisi formulir permohonan pembukaan reke
ning simpanan berjangka
2) Mengisi kartu spesimen
3) Membawa KTP asli dan fotocopy
4) Jumlah simpanan minimal Rp. 5.000.000,- ,-
k. Simpanan Berjangka yang diterima dari perorangan atau
Badan Usaha untuk ditempatkan di dalam Simpanan Berj
angka, dibukukan ke dalam perkiraan Buku Besar Simpa
nan Berjangka dengan Buku Pembantu sesuai jenis/ pr
oduk Simpanan Berjangka masing-masing.
l. Simpanan Berjangka hanya dikeluarkan apabila calon pe
nyimpan sudah menyetujui/menandatangani suatu kontra
k yang menyebutkan tanggal jatuh temponya/ ja
ngka waktu pemberitahuan penarikan, nisbah bagi hasil,
Jumlah Simpanan Berjangka, pembukuan jumlah pokok/
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

principal setelah jatuh tempo, cara-cara pembayaran ba


gi hasil dan sebagainya termasuk syarat-syarat yang h
arus dipenuhi penyimpan apabila menempatkan dananya
untuk Simpanan Berjangka pada KSPPS.
m. Kontrak ditandatangani penyimpan pada waktu menemp
atkan dananya pada Simpanan Berjangka, Akan tetapi a
pabila hal itu tidak memungkinkan karena permohonan Si
mpanan Berjangka dilakukan melalui telepon, telex, surat
dan sebagainya maka Simpanan Berjangka dapat dikelu
arkan setelah dana untuk pembukaan tersebut telah diter
ima secara efektif.
n. Karyawan yang berwenang menerima permohonan Simp
anan Berjangka melalui telepon, telex dan sebagainya ha
rus tetap mengisi dan meiengkapi dengan kontrak untuk
setiap Simpanan Berjangka yang dikeluarkan. Kontrak ha
rus memberikan data yang terinci tentang ketentuan-ke
tentuan syarat-syarat Simpanan Berjangka yang akan dib
ukukan dan diparaf/diketahui oleh Pejabat yang berwen
ang. Selanjutnya harus ditandatangani oleh si pemilik r
ekening/penyimpan pada saat yang telah ditentukan/dipe
rjanjikan.

D. PROSEDUR PENGHIMPUNAN DANA


1. Prosedur Pembukaan simpanan

a. Staf layanan KSPPS/USPPS (staf layanan) menerangkan kepada


mitra usaha tentang persyaratan menjadi anggota sebelum memb
uka simpanan, yaitu:

1) Membayar minimal simpanan pokok, wajib, dan saldo penge


ndapan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2) Membawa kartu identitas dan salinannya (copy).

b. Staf layanan juga menerangkan tentang akad yang digunakan dal


am pembukaan simpanan.

c. Mitra usaha sebagai calon anggota melengkapi dan menandatang


ani formulir pendaftaran anggota dan pembukaaan simpanan sert
a menyerahkan formulir dan kartu identitas diri (KTP) kepada Staf l
ayanan.

d. Staf layanan memeriksa dan meneliti seluruh persyaratan yang di


serahkan oleh mitra usaha. Bila identitas diri tidak cocok dengan d
ata yang tertera dalam formulir pembukaan simpanan, staf layana
n mengembalikan data kepada mitra usaha untuk dilengkapi.

e. Staf layanan memeriksa dan melakukan verifikasi tanda tangan de


ngan kartu identitas diri mitra usaha.
1) Bila tidak cocok, staf layanan mengembalikan formulir tanda t
angan untuk diperbaiki.
2) Bila cocok, maka staf layanan melakukan input ke sistem ko
mputer untuk mendapatkan nomor simpanan dan sebelumny
a memasukkan mitra usaha ke dalam customer information fi
le (CIF)
3) Menyiapkan buku simpanan.
f. Staf layanan menyerahkan copy kartu identitas diri mitra usaha, f
ormulir tanda tangan, formulir pembukaan dan buku simpanan ke
pada Supervisor (untuk dilakukan otorisasi).
g. Supervisor melakukan pemeriksaan, memberikan persetujuan m
elalui terminal komputer dan membubuhkan tanda tangan di atas
buku simpanan.
h. Supervisor menyerahkan kembali copy kartu identitas diri mitra u
saha, formulir tanda tangan, formulir pembukaan dan buku
simpanan kepada staf layanan.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

i. Mitra usaha melengkapi slip setoran simpanan dan uang tunai (S


impana pokok + Simpanan wajib + saldo pengendapa
n/Simpanan sukarela) dan menyerahkan kepada staf layanan.
j. Anggota menandatangani Akad Pembukaan simpanan
k. Tanda tangan serta cab jempol anggota dan petugas di buku
simpanan
l. Teller melakukan validasi data mitra usaha pada buku simpanan.
m. Teller melakukan kegiatan simpanan sesuai prosedur penyetoran
simpanan. Mitra usaha menerima kembali buku simpanan.
2. Prosedur Penyetoran simpanan
a. Anggota/ mitra usaha mengisi slip setoran simpanan
b. Anggota/ mitra usaha menyerahkan buku simpanan, slip dan uan
g tunai kepada Teller.
c. Teller menerima buku simpanan, slip Setoran dan uang tunai sert
a melakukan penghitungan atas uang setoran yang diterima dari
Anggota/ mitra usaha sesuai prosedur penerimaan uang tunai.
d. Teller melakukan input/ posting ke menu penyetoran pada sistem
komputer dan pada akhir hari /setelah tutup kas membuat jurnal l
isting.
e. Teller melakukan validasi slip setoran simpanan dan mencetak m
utasi setoran tersebut ke dalam buku simpanan dan selanjutnya
menyerahkan kembali buku simpanan kepada mitra usaha.
f. Teller melampirkan slip setoran ke dalam daftar penerimaan kas.

3. Prosedur Pengambilan simpanan.


a. Pengambilan simpanan wajib atas nama anggota sendiri (surat
kuasa)
b. Untuk penarikan dalam jumlah besar (melebihi batas kantor) waji
b konfirmasi dahulu kepada petugas minimal 1 hari sebelum pen
gambilan.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

c. Bila pengambilan simpanan secara tunai, anggota melengkapi sli


p pengambilan simpanan dan menyerahkan slip dan buku
simpanan kepada Teller.
d. Teller menerima slip pengambilan dan buku simpanan dari anggo
ta, dan melakukan verifikasi tanda tangan telah sesuai Kartu Spe
simen tanda tangan.
e. Teller melakukan posting/ input ke sistem komputer dengan men
u pengambilan tunai,
1) Bila besarnya pengambilan simpanan sesuai dengan bes
arnya limit yang diberikan kepada Teller, maka prosesny
a dapat langsung ke langkah nomor 7
2) Bila besarnya pengambilan simpanan melebihi limit Telle
r, maka Teller menyerahkan buku simpanan dan slip pen
gambilan kepada Supervisor.
f. Supervisor melakukan verifikasi untuk melihat kebenaran transak
si dan kemudian memberikan persetujuan.
g. Supervisor menyerahkan kembali buku simpanan dan slip penga
mbilan simpanan
h. Teller melakukan validasi slip pengambilan simpanan dan melak
ukan pencetakan mutasi pengambilan tersebut ke dalam buku
simpanan
i. Teller menyiapkan pembayaran dan melakukan penghitungan ua
ng sesuai prosedur pengeluaran kas.
j. Buku simpanan dan uang pengambilan simpanan telah diterima
oleh anggota.
k. Pada akhir hari Teller melakukan jurnal listing terhadap transaksi
pengeluaran kas dan melampirkan slip pengambilan simpanan te
rsebut ke dalam daftar transaksi.

4. Prosedur Penutupan simpanan


No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a. Anggota mengisi formulir penutupan simpanan dan slip pengamb


ilan simpanan tanpa mencantumkan besarnya nominal saldo
simpanan, kemudian menyerahkan formulir penutupan tersebut k
epada staf layanan untuk dilakukan pemeriksaan.
b. staf layanan melakukan pemeriksan kelengkapan dan kebenaran
pengisian, jika telah sesuai segera serahkan formulir penutupan,
slip pengambilan berikut buku simpanan kepada Teller untuk dipr
oses.
c. Bila dana penutupan simpanan diambil secara tunai, Teller melak
ukan verifikasi tanda tangan yang kegiatannya dibahas didalam p
rosedur verifikasi tanda tangan.
d. Teller melakukan input atas transaksi pengambilan pada sistem k
omputer dengan menu penutupan simpanan, dan perhatikan sald
o yang dikonfirmasikan oleh sistem atas penutupan (pengambila
n) tersebut.

1) Bila besar pengambilan simpanan sesuai dengan besar limit


Teller, maka prosesnya dapat langsung ke langkah nomor 7
2) Bila besar pengambilan simpanan melebihi limit Teller, mak
a Teller menyerahkan buku simpanan, slip pengambilan
simpanan kepada Supervisor.
e. Supervisor melakukan verifikasi untuk melihat kebenaran transak
si dan kemudian memberikan persetujuan.
f. Supervisor menyerahkan kembali buku simpanan dan slip penga
mbilan simpanan kepada Teller untuk dilakukan proses validasi.
g. Teller melakukan validasi di atas buku simpanan dan slip penga
mbilan, kemudian mengisi jumlah nominal pada slip pengambilan
sesuai dengan jumlah yang dibayarkan (setelah dikurangi biaya p
enutupan).
h. Teller menyiapkan pembayaran dikurangi biaya penutupan
simpanan dan melakukan penghitungan uang, dan mencatat pen
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

geluaran tersebut ke dalam Daftar Pengeluaran Kas


i. Setelah uang diserahkan kepada anggota, Teller menyimpan slip
pengambilan/formulir penutupan simpanan dan buku simpanan y
ang ditutup di dalam file sementara yang proses selanjutnya aka
n dilakukan pada akhir hari, sesuai prosedur simpanan
5. Prosedur Kehilangan Buku simpanan
a. Anggota membuat surat pernyataan kehilangan ber meterai
b. Pelapor wajib atas nama anggota sendiri dan membawa KTP asli
c. Anggota menyerahkan surat keterangan buku simpanan hilang k
epada staf layanan, selanjutnya staf layanan menyerahkan surat
keterangan tersebut kepada Teller untuk dilakukan verifikasi tand
a tangan.
d. Teller melakukan verifikasi tanda tangan sesuai prosedur verifika
si tanda tangan, dan menyerahkan kembali surat keterangan ters
ebut kepada staf layanan.
e. Staf layanan mengambil formulir pembukaan simpanan dan copy
kartu identitas diri anggota (KTP) dari dalam file dan melakukan p
engecekan dengan identitas diri anggota,
1) Bila tidak cocok, dikembalikan kepada anggota.
2) Bila cocok, maka penerbitan buku baru bisa dilakukan.

6. Prosedur Pembukaan Simpanan Berjangka


a. Calon Penyimpan wajib sudah menjadi anggota
b. Calon Penyimpan mengisi formulir kontrak permohonan pembuk
aan Simpanan Berjangka dan menyerahkan copy KTP dari orang
yang berhak/berwenang menarik dana Simpanan Berjangka yan
g bersangkutan nantinya. Serahkan formulir kontrak.
c. Staf layanan akan:

1) Meneliti dan mencocokkan data Calon Penyimpan/ Mitra u


saha dan data yang tertera di atas formulir kontrak. Data
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

mitra usaha diperlukan apakah yang bersangkutan telah te


rdaftar sebagai Mitra usaha di sistem komputer KSPPSlain
nya (untuk menghindari pendaftaran Mitra usaha ganda)

2) Berdiskusi dengan anggota untuk menyepakati jangka wa


ktu dan besaran nisbah bagi hasil.
3) Jika belum, daftarkan terlebih dahulu calon Penyimpan ter
sebut untuk memperoleh nomor Customer Information File
(CIF).
4) Siapkan slip setoran dan mintakan tanda tangan Penyimp
an bersangkutan pada kolom untuk penyetor.
5) Gabungkan media-media tersebut dan serahkan kepada T
eller.

d. Teller akan memproses dan melakukan:


1) Periksa kebenaran/ kelengkapan data yang ditulis di atas
slip setoran.
2) Hitung uang yang diterima secara terinci dan cocokkan ju
mlahnya dengan slip setoran.
3) Stempel/ Simplex Slip Setoran tersebut
4) Serahkan lembar copy Slip Setoran untuk Mitra usaha seb
agai tanda terima, dan tanyakan kepada Penyimpan apak
ah mau menunggu Bilyet Simpanan Berjangka, atau bilyet
tersebut akan diambil kemudian.
5) Catat jumlah setoran ini ke dalam Daftar Penerimaan Kas,
dan lampirkan dengan lembar copy Slip Setoran untuk Tell
er.
6) Lakukan posting ke sistem komputer dengan menu yang s
esuai dengan jumal:
a) Debet: Kas (atau Rekening simpanan sesuai instruks
i penyimpan)
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b) Kredit: TX Seksi Simpanan Berjangka


7) Selanjutnya kirimkan formulir Kontrak berikut foto copy KT
P ke Seksi Simpanan Berjangka untuk diproses pembuata
n Bilyet Simpanan Berjangkanya.

e. Pada Seksi Simpanan Berjangka akan diproses:


1) Menyiapkan Bilyet Simpanan Berjangka dalam 4 rangkap
yaitu
a) Lembar ke-1 asli : Bilyet Simpanan Berja
ngka untuk Mitra usaha
b) Lembar ke-2 copy : Slip Pembukuan (Debet; TX
Kas/ Teller dan kredit perkiraan Simpanan berjangka)
c) Lembar ke-3 copy : Slip Debet Pencairan
d) Lembar ke-4 copy : Copy Konfirmasi/ Tanda Teri
ma Bilyet
2) Buat master file Simpanan Berjangka sesuai isi/ data kontr
ak ke dalam sistem komputer, catat nomor Simpanan Berj
angka yang dikeluarkan oleh sistem. Siapkan pembuatan
Bilyet Simpanan Berjangka dan bubuhkan nomor Simpana
n Berjangka sesuai hasil sistem, selanjutnya membubuhi b
ilyet tersebut dengan materai.
3) Siapkan slip pembukuan, dan dari hasil pendaftaran maste
r file Simpanan Berjangka ini akan menghasilkan jurnal:
a) Debet: TX Kas /Teller
b) Kredit: Nomor Simpanan Berjangka dan paraf kolom
dibuat Oleh.
4) Hasil jumal ad. 4.c. tersebut pada saat closing/ penutupan
buku akan menghasilkan pembukuan sebagai berikut:
a) Data master file deposiro per rekening / nominatif ak
an di up-date
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b) Dan up-date jumal ke sub G/L Simpanan Berjangka


5) Serahkan Bilyet Simpanan Berjangka Asli, Slip Pembukua
n dan Slip Debet pencairan kepada Supervisi untuk diperik
sa/ disetujui. Supervisi akan memeriksa slip pembukuan te
rsebut selanjutnya rnembubuhi paraf pada kolom Diperiks
a/ Disetujui Oleh, memaraf pada pojok kanan atas Slip De
bet pencairan dan selanjutnya menandatangani asli Bilyet
Simpanan Berjangka.
6) Serahkan kembali dokumen pada ad. 4.d. kepada petugas
Simpanan Berjangka untuk didistribusikan sebagai berikut:
a) Bilyet Simpanan Berjangka Asli diserahkan kepada P
enyimpan, dan mintakan tanda terima dari Penyimpa
n dengan menandatangani copy konfirmasi, selanjut
nya copy konfirmasi difile sebagai current file oleh pe
tugas Simpanan Berjangka bersama-sama bukti foto
copy KTP Penyimpan dan Kontrak Pembukaan Simp
anan Berjangka.
b) Simpan Slip Debet Pencairan berdasarkan urutan tan
ggal sebagai file Slip Pencairan
c) Lampirkan Slip pembukuan kedalam bukti jurnal batc
h, dan pada akhir hari serahkan kepada petugas ICU
(Internal Control Unit)
7) Selanjutnya Slip Debet Pencairan dan Current File
menjadi file Simpanan Berjangka yang harus dijaga d
an di update sesuai dengan riwayat Simpanan Berjan
gkannya.

7. Prosedur Pembayaran Bagi Hasil Simpanan Berjangka Jatuh Tempo


a. Setiap pagi hari staf Simpanan Berjangka harus mereview Lapor
an Bagi Hasil Simpanan Berjangka Jatuh Tempo yang dicetak ol
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

eh sistem, lakukan langkah review sebagai berikut:


1) Bandingkan data masing-masing nomor Simpanan Berjangk
a pada laporan tersebut dengan data Simpanan Berjangka
pada file debet pencairan (secara system seharusnya tidak
boleh ada perbedaan), lakukan review antara lain kebenara
n perhitungan bagi hasil, kebenaran pelaksanaan instruksi
pembayaran bahas (dikredit ke rekening atau ditampung ke
perkiraan titipan).
2) Lakukan display ke sistem komputer pelaksanaan instruksi
pembayaran apakah telah dibukukan oleh sistem secara be
nar.
Langkah-langkah pada a dan b merupakan review yang ber
sifat untuk meyakini dan mengantisipasi jika terdapat error
System. Laporan ini akan menghasilkan jurnal system gene
rated ke sub G/L dan master rekening simpanan sebagai b
erikut:
3) Debet: Biaya Bagi Hasil Simpanan Berjangka
4) Kredit: Titipan Pph Psl 23 Bagi Hasil Simpanan Berjangka
5) Kredit: Rekening simpanan (atau Perkiraan Titipan Bagi Ha
sil Simpanan Berjangka Jatuh Tempo)
6) Jika terdapat kesalahan yang bersifat error system, lakukan
display master Simpanan Berjangka yang bersangkutan, da
n lakukan review data statis masing-masing apakah ada kes
alahan pada saat input awal.
7) Jika tidak terdapat kesalahan dan telah sesuai antara data l
aporan dan slip debet pencairan, paraf laporan Bagi Hasil S
impanan Berjangka Jatuh Tempo pada kolom "dibuat oleh",
dan siapkan pembuatan slip debet pencairan untuk Bagi Ha
sil Simpanan Berjangka yang masuk ke perkiraan Titipan B
agi Hasil Simpanan Berjangka Jatuh Tempo (bila bagi hasil
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

diambil tunai). Sedangkan untuk Bagi Hasil Simpanan Berja


ngka yang diinstruksikan untuk dikredit ke rekening
simpanan tidak perlu dibuatkan slip debet pencairan. Selanj
utnya serahkan Slip Debet Pencairan Bagi Hasil Simpanan
Berjangka Jatuh Tempo dan Laporan Bagi Hasil Simpanan
Berjangka Jatuh Tempo kepada supervisor untuk diperiksa
dan disetujui.
8) Simpan Slip Debet Pencairan Bagi Hasil Simpanan Berjang
ka Jatuh Tempo ke dalam file Slip Pencairan untuk menung
gu kedatangan Penyimpan, dan file Laporan Bagi Hasil Sim
panan Berjangka Jatuh Tempo secara berurutan.

b. Pada saat Penyimpan datang untuk mengambil Bagi Hasil Simpa


nan Berjangka yang telah jatuh tempo, maka ditempuh proses da
n prosedur sebagai berikut;
1) Penyimpan datang ke Seksi Layanan Mitra usaha dengan
menjelaskan tujuan kedatangannya, dan Seksi Layanan
Mitra usaha meneruskan informasi tersebut kepada staf
Simpanan Berjangka.
2) Petugas Simpanan Berjangka mencek data ke dalam slip
debet pencairan Bagi Hasil Simpanan Berjangka Jatuh
Tempo, paraf slip debet pencairan Bagi Hasil Simpanan
Berjangka Jatuh Tempo pada kolom "dibuat Oleh",
kemudian serahkan kepada Supervisor untuk diperiksa dan
disetujui.
3) Slip Debet Pencairan Bagi Hasil Simpanan Berjangka yang
telah disetujui Supervisor serahkan kepada Teller untuk
dilakukan pembayaran.
4) Petugas Teller menerima Slip Debet Pencairan Bagi Hasil
Simpanan Berjangka Jatuh Tempo, mintakan Penyimpan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

menunjukkan bukti KTP untuk verifikasi pembayaran, dan


selanjutnya Penyimpan akan menandatangani dibalik slip
debet pencairan sebagai tanda terima uang.
5) Teller melakukan pembayaran, dan mencatat hasil
pembayaran tersebut kedaiam Daftar pengeluaran Kas dan
melampirkan slip debet pencairan tersebut sebagai
dokumen penunjangnya, selanjutnya lakukan posting ke
sistem komputer dengan jumal:
Debet: Perkiraan Titipan Bagi Hasil Simpanan Berjangka
Jatuh Tempo Kredit: Kas

8. Prosedur Kontrol Atas Simpanan Berjangka Jatuh Tempo


a. Setiap pagi hari staf Simpanan Berjangka harus mencetak dan m
engeluarkan Laporan Simpanan Berjangka Jatuh Tempo, lakuka
n review dan langkah sebagai berikut:
1) Bandingkan data masing-masing nomor Simpanan Berjangk
a pada laporan tersebut dengan slip debet Pencairan Simpa
nan Berjangka.
2) Lihat instruksi-instruksi yang ada pada slip debet pencairan
Simpanan Berjangka, apakah telah dijalankan oleh sistem s
ebagaimana terlihat pada Laporan Simpanan Berjangka Jat
uh Tempo dan Perpanjangan Otomatis, jika instruksi telah b
enar cap Slip Debet Pencairan Simpanan Berjangka denga
n tanda Perpanjangan ARO (khusus ARO) tanggal......s/
d.........(isi kolom tanggal sesuai periode perpanjangan berik
utnya). Sedangkan yang telah jatuh tempo, lakukan persiap
an untuk pencairannya.
3) Khusus untuk Simpanan Berjangka yang diperpanjang otom
atis, meskipun sistem telah memperpanjang lakukan display
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

ke data master untuk melihat apakah data statis master tela


h disesuaikan, misal: perubahan jurnal bagi hasil, tanggal ja
tuh tempo dan informasi lainnya.

b. Persiapkan Pencairan Simpanan Berjangka jatuh Tempo:


1) Pada saat jatuh tempo, Penyimpan akan datang ke Seksi L
ayanan Mitra usaha dengan membawa Bilyet asli Simpanan
Berjangka dan menjelaskan maksud kedatangannya, Seksi
Layanan Mitra usaha meneruskan Bilyet dan informasi ini k
epada Staf Simpanan Berjangka.
2) Staf Simpanan Berjangka menerima Bilyet asli, menyiapkan
dan mengeluarkan Slip Debet Pencairan Simpanan Berjang
ka yang bersangkutan berikut mengeluarkan pula file/ data
current file Penyimpan yang bersangkutan untuk tujuan veri
fikasi. Isi kolom "tanggal pencairan" kemudian paraf kolom
"dibuat oleh", selanjutnya memproses pencairan tersebut ke
dalam sistem komputer sesuai menu yang bersangkutan (pr
oses penutupan Simpanan Berjangka dan data master file S
impanan Berjangka). Proses penutupan data master file Si
mpanan Berjangka tni akan menghasilkan jurnal pembukua
n sebagai berikut:
Debet: Nomor Simpanan Berjangka
Kredit: TX Kas/ Teller (atau jika ke rekening simpanan dapa
t diproses langsung tanpa melewati perkiraan TX Kas/ Telle
r)
3) Pada saat closing jurnal tersebut akan meng-up date dan m
enutup/ menyelesaikan data master file Simpanan Berjangk
a, dan membuat jurnal penyelesaian/ pelunasan ke sub G/L
Simpanan Berjangka
4) Jika telah selesai serahkan seluruh dokumen tersebut kepa
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

da Supervisi untuk diperiksa dan diketahui. Supervisi akan


melakukan pemeriksaan dan jika seluruh data telah sesuai
segera memparaf slip Debet pencairan Simpanan Berjangk
a pada kolom "Disetujui Oleh".
1) Serahkan Slip Debet Pencairan Simpanan Berjangk
a, Bilyet Asli, data current file kepada Teller untuk p
embayaran.
2) Teller menerima data current file, Bilyet Asli, slip deb
et pencairan Simpanan Berjangka, selanjutnya memi
nta kepada Penyimpan untuk menyerahkan bukti ide
ntitasnya (KTP, dan buat foto copynya).
3) Lakukan verifikasi apakah tandatangan pada KTP te
rsebut sesuai dengan data di current file, jika sesuai
mintakan Penyimpan untuk menandatangani dibalik
slip debet pencairan Simpanan Berjangka dan Bilyet
Asli sebagai bukti tanda terima pembayaran. Berlkan
tanda/ cap lunas pada Bllyet.
4) Lakukan pembayaran, dan catat hasil pembayaran t
ersebut ke dalam Daftar Pengeluaran Kas dan lampi
rkan bukti slip debet pencairan Simpanan Berjangka
sebagai dokumen penunjang. Selanjutnya kembalika
n seluruh data current file berikut Bilyet asli kepada
staf Simpanan Berjangka.
5) Lakukan posting ke sistem komputer dengan jurnal:
Debet: TX Seksi Simpanan Berjangka Kredit: Kas
c. Seksi Simpanan Berjangka menerima kembali data curre
nt file, bilyet asli dan simpan current file tersebut sebagai
atau dalam file penutupan Simpanan Berjangka, sedangk
an bilyet dilampirkan dalam bukti jurnal batch sebagai do
kumen penunjang pembukuan.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

9. Prosedur Bagi Hasil Yang Akan Dibayar (BAD) Simpanan Berja


ngka
a. Accrual basis Akhir Bulan:
1) Sistem pada setiap akhir bulan akan menghitung biaya dan
a Simpanan Berjangka seluruh nornor master Simpanan Be
rjangka per nomor rekening Simpanan Berjangka, dengan p
eriode perhitungan mulai dari tanggal masing-masing pemb
ukaan sampai dengan tanggal akhir bulan. Pada periode bu
lan berjalan.
2) Hasil perhitungan biaya dana ini akan disajikan dalam Lapo
ran Bagi Hasil Akan Dibayar Simpanan Berjangka per nomi
natif/ nomor Simpanan Berjangka.
3) Petugas/ seksi Simpanan Berjangka harus melakukan revie
w atas kebenaran laporan tersebut, termasuk pengecekan j
umal otomatis ke Sub G/L untuk menghindari hal-hal yang ti
dak diinginkan seperti adanya error system dan kemungkina
n lain.
4) Proses Laporan ini pada akhir bulan akan menghasilkan jur
nal pembukuan secara system generated sebagai berikut: D
ebet: Biaya Dana Simpanan Berjangka Kredit: cadangan B
agi Hasil Simpanan Berjangka

b. Pada Saat Bagi Hasil Jatuh Tempo:


Setelah perhitungan BAD, perhitungan akhir BAD akan dilakukan
pada satu hari sebelum Bagi Hasil Simpanan Berjangka Jatuh te
mpo dengan proses yang sama, khusus untuk setiap nomor Simp
anan Berjangka yang bahasnya jatuh tempo. Periode perhitungan
dilakukan mulai tanggal 1 bulan yang bersangkutan sampai denga
n satu hari sebelum tanggal bagi hasil Simpanan Berjangka jatuh t
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

empo. Petugas/Seksi Simpanan Berjangka harus melakukan revi


ew atas laporan BAD Simpanan Berjangka Jaruh Tempo. Laporan
ini menghasilkan jumal pembukuan secara system generated seb
agai berikut:
Debet : cadangan Bagi Hasil Simpanan berjangka
Kredit : biaya Bagi Hasil Simpanan berjangka
Debet : biaya Bagi Hasil Simpanan berjangka
Kredit : titipan pph 23 Bagi Hasil Simpanan berjangka
Kredit : kas rek mitra usaha /titipan Bagi Hasil Simpanan
berjangka jatuh tempo.

c. Seksi Simpanan Berjangka melakukan persiapan sesuai prosedur


Perhitungan bagi hasil simpanan berjangka di atas

E. JENIS LAYANAN PENYALURAN DANA


Layanan penyaluran dana terdiri dari beberapa jenis, yaitu syirkah
(kerjasama berbagi hasil), buyu’ (jual beli), ijarah (sewa) maupun qardh
(pinjaman). Transaksi penyaluran dana berdasarkan akad bagi hasil
dilakukan dengan 2 jenis transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah.
Transaksi penyaluran dana berdasarkan akad jual beli di antaranya
adalah Murabahah, Salam dan Istishna. Transaksi penyaluran dana
berdasarkan akad sewa di antaranya adalah Ijarah dan Ijarah Muntahiya
Bittamlik. Sementara transaksi berdasarkan akad pinjaman dilakukan
dengan akad Qardh.
1. Produk
a. Kerjasama Usaha
Adalah suatu produk yang memfasilitasi
anggota dalam bentuk modal dari KSPPS baik
secara menyeluruh maupun sebagian untuk
memulai atau mengembangkan usaha dengan
prinsip bagi hasil. (langsung sebutkan akad
yang bisa dilakukan)

b. Jual Beli Angsuran


No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Adalah suatu produk yang memfasilitasi


anggota dalam bentuk pembelian barang yang
diperlukan anggota dalam usaha dengan cara
pengembalian angsuran per bulan. (langsung
sebutkan akad yang bisa dilakukan)

c. Jual Beli Tempo


Adalah Suatu produk yang memfasilitasi
pembelian barang yang akan dibayarkan oleh
anggota sesuai waktu yang telah disepakati
atau pada akhir waktu yang sudah
diperjanjikan oleh KSPPS dan Anggota.
(langsung sebutkan akad yang bisa dilakukan)

d. Pinjaman Kebajikan
Adalah suatu produk yang menyediakan
pinjaman yang bersifat non komersial dengan
pengembalian tanpa imbal jasa secara
bersyarat (langsung sebutkan akad yang bisa
dilakukan)

2. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara
pihak pemilik dana (shahibul maal) sebagai pihak yang
menyediakan modal dana sebesar 100% dengan pihak pengelola
modal (mudharib), untuk diusahakan dengan porsi keuntungan
akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati bersama di muka dari
kedua belah pihak. Sedangkan kerugian (jika ada) akan
ditanggung pemilik modal, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian
atau kesalahan oleh pihak pengelola dana (mudharib), seperti
penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana.

a. Rukun Mudharabah:
1) Pihak yang berakad:
a) Pemilik Modal (Shahibul Maal)
b) Pengelola Modal (Mudharib)
2) Obyek yang diakadkan:
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a) Modal
b) Kegiatan Usaha/Kerja
c) Keuntungan
3) Sighat/Akad:
a) Serah
b) Terima

b. Syarat Mudharabah:
1) Pihak yang berakad, kedua belah pihak harus
mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
bekerjasama mudharabah
2) Obyek yang diakadkan:
a) Harus dinyatakan dalam jumlah/nominal yang
jelas
b) Jenis pekerjaan yang dibiayai, dan jangka
waktu kerjasama pengelolaan dananya

c) Nisbah (porsi) pembagian keuntungan telah


disepakati bersama, dan ditentukan tata cara
pembayarannya
3) Sighat/Akad:
a) Pihak-pihak yang berakad harus jelas dan
disebutkan
b) Materi akad yang berkaitan dengan modal,
kegiatan usaha/kerja dan nisbah telah
disepakati bersama saat perjanjian (akad)
c) Risiko usaha yang timbul dari proses
kerjasama ini harus diperjelas pada saat ijab
qabul, yakni bila terjadi kerugian usaha maka
akan ditanggung oleh pemilik modal dan
pengelola tidak mendapatkan keuntungan
dari usaha yang telah dilakukan
d) Untuk memperkecil risiko terjadinya kerugian
usaha, pemilik modal dapat menyertakan
persyaratan kepada pengelola dalam
menjalankan usahanya dan harus disepakati
secara bersama
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

c. Akad kerjasama Mudharabah dibedakan dalam 2 jenis:


1) Mudharabah Muthlaqah, akad ini adalah perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian
tertentu (investasi tidak terikat), misalnya dalam
ijab si pemilik modal tidak mensyaratkan kegiatan
usaha apa yang harus dilakukan dan ketentuan-
ketentuan lainnya, yang pada intinya
memberikan kebebasan kepada pengelola dana
untuk melakukan pengelolaan investasinya

2) Mudharabah Muqayyadah, akad ini


mencantumkan persyaratan-persyaratan tertentu
yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh si
pengelola dana yang berkaitan dengan tempat
usaha, tata cara usaha, dan obyek investasinya
(investasi yang terikat) Sebagai contoh pengelola
dana dipersyaratkan dalam kerjasama untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Tidak mencampurkan dana mudharabah
yang diterima dengan dana lainnya

b) Tidak melakukan investasi pada kegiatan


usaha yang bersifat sistem jual beli cicilan,
tanpa adanya penjamin dan atau tanpa
jaminan
c) Si pengelola dana harus melakukan sendiri
kegiatan usahanya dan tidak diwakilkan
kepada pihak ketiga

d. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Mudharabah:


Pihak pengelola sebagai pemilik proyek dapat
mengajukan permohonan pembiayaan kepada KSPPS.
Kebutuhan dana tersebut dapat digunakan untuk
pembiayaan yang bersifat modal kerja dan atau
investasi

3. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah (syirkah), adalah suatu bentuk akad
kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

menyertakan modalnya dalam suatu usaha, di mana masing-


masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan
manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi menurut
proporsi penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan
bersama. Musyarakah dapat diartikan pula sebagai pencampuran
dana untuk tujuan pembagian keuntungan.

a. Rukun Musyarakah:
1) Pihak yang berakad (para mitra)
2) Obyek yang diakadkan:
a) Modal
b) Kegiatan Usaha/Kerja
c) Keuntungan
3) Sighat:
a) Serah
b) Terima

b. Syarat Musyarakah
1) Pihak yang berakad:
a) Para pihak yang melakukan akad
musyarakah harus dalam kondisi cakap
hukum
b) Kompeten dalam memberikan atau diberikan
kekuasaan perwakilan
2) Obyek yang diakadakan
a) Modal diberikan dalam bentuk uang tunai,
emas, perak atau yang nilainya sama
b) Modal dapat pula berupa aset perdagangan,
yakni: barang-barang, property, perlengkapan
dan sebagainya termasuk pula asset tidak
berwujud hak paten dan lisensi

c) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan


musyarakah adalah sebuah hukum dasar,
dan tidak diperkenankan bagi salah satu dari
mereka untuk mencantumkan ketidak ikut
sertaan mitra lainnya, namun demikian
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

terhadap kesamaan kerja bukanlah syarat


utama. Dibolehkan seorang mitra
melaksanakan porsi pekerjaan yang lebih
besar dan banyak dibandingkan dengan mitra
lainnya, sehingga dalam hal ini mitra tersebut
dapat mensyaratkan bagian keuntungan
tambahan bagi dirinya
3) Sighat:
a) Berbentuk pengucapan yang menunjukkan
tujuan
b) Akad dianggap sah jika diucapkan secara
verbal, atau dilakukan secara tertulis dan
disaksikan

c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Musyarakah


Dari jenis atau variasi produk musyarakah, syirkah Al
Inan yang paling tepat untuk diimplementasikan ke
dalam produk pembiayaan KSPPS. Syirkah Al-Inan ini
biasanya diperuntukkan untuk pembiayaan proyek di
mana mitra dan KSPPS sama-sama menyediakan
modal untuk membiayai proyek tersebut. Setelah
proyek selesai mitra mengembalikan dana tersebut
berikut bagi hasil yang telah disepakati bersama.

4. Piutang Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal (harga
perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin) yang
disepakati oleh kedua belah pihak (Penjual dan Pembeli).
Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa harga
produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan
sebagai tambahannya. Cara pembayaran dan jangka waktu
disepakati bersama, dapat secara lumpsum ataupun secara
angsuran.

a. Rukun Murabahah
1) Pihak yang berakad:
a) Penjual
b) Pembeli
2) Obyek yang diakadkan:
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a) Barang yang diperjualbelikan


b) Harga
3) Sighat/Akad:
a) Serah (Ijab)
b) Terima (qabul)

b. Syarat Murabahah:
1) Pihak yang berakad:
a) Sebagai keabsahan suatu perjanjian (akad)
para pihak harus cakap hukum
b) Sukarela dan tidak di bawah tekanan
(terpaksa)
2) Obyek yang diperjual belikan:
a) Barang yang diperjualbelikan tidak termasuk
barang yang dilarang (haram), dan
bermanfaat serta tidak menyembunyikan
adanya cacat barang
b) Merupakan hak milik penuh pihak yang
berakad
c) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan
penjual dan yang diterima pembeli
d) Penyerahan dari penjual ke pembeli dapat
dilakukan
3) Sighat:
a) Harus jelas secara spesifik (siapa)
para pihak yang berakad
b) Antara ijab qabul harus selaras dan
transparan baik dalam spesifikasi barang
maupun harga yang disepakati (memberitahu
biaya modal)
c) Tidak mengandung klausul yang bersifat
menggantungkan keabsahan transaksi pada
kejadian yang akan dating

c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Murabahah


Dari pengertian di atas, maka KSPPSdapat
mengimplementasikan pada produk penyaluran dana,
yakni untuk penjualan barang-barang investasi dengan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

kontrak jangka pendek dengan sekali akad. KSPPS


menggunakan sistem murabahah ini untuk kebutuhan
modal kerja.

5. Piutang Salam
Salam (salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang dilakukan
dengan cara, pembeli melakukan pemesanan pembelian terlebih
dahulu atas barang yang dipesan/diinginkan dan melakukan
pembayaran di muka atas barang tersebut, baik dengan cara
pembayaran sekaligus ataupun dengan cara mencicil, yang
keduanya harus diselesaikan pembayarannya (dilunasi) sebelum
barang yang dipesan/diinginkan diterima kemudian.
(Penghantaran barang/delivery dilakukan dengan cara
ditangguhkan).

a. Rukun Salam:
1) Pihak yang berakad:
a) Pembeli/Pemesan
b) Penjual
2) Obyek yang diakadkan:
a) Barang yang diperjualbelikan
b) Harga/modal salam

3) Sighat/Akad:
a) Serah
b) Terima

b. Syarat Salam
1) Pihak yang berakad:
a) Harus cakap hukum
b) Sukarela (ridha) dan tidak dalam
keadaan dipaksa/terpaksa/berada di
bawah tekanan
2) Obyek yang diakadkan:
a) Barang yang diperjualbelikan:
(1) Tidak termasuk barang yang
diharamkan (dilarang)
(2) Spesifikasi barang harus dapat
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

diidentifikasi jenis, type, kualitas,


warna dan sifat lainnya
(3) Ukuran barang dapat
diidentifikasi sesuai dengan alat
ukurnya timbangan, takaran,
berat, panjang dan lainnya
(4) Harus berupa barang berwujud
agar dapat diakui sebagai
hutang
(5) Boleh menentukan tanggal dan
tempat pengiriman
b) Harga/modal salam
(1) Jumlah harga/modal yang disepakati
harus jelas
(2) Kesepakatan mengenai pembayaran
modal harus diserahkan pada saat akad
dengan cara tunai
c) Pembayaran salam
(1) Pembayaran oleh pembeli tidak
diperbolehkan dengan cara hutang,
karena akan menimbulkan akad jual beli
hutang dengan hutang, atau
(2) Pembayaran tidak diperbolehkan dengan
cara kompensasi berupa pembebasan
hutang si penjual kepada pembeli,
karena bisa menimbulkan praktek riba
d) Sighat/Akad:
(1) Harus jelas dan disebutkan dengan
siapa berakad
(2) Proses ijab qabul (serah terima) harus
selaras baik dalam spesifikasi barang
maupun harga yang telah disepakati
(3) Akad tidak mengandung hal-hal yang
bersifat menggantungkan keabsahan
transaksi pada peristiwa/kejadian yang
akan dating

c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Salam


No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Dipergunakan untuk membiayai produk (terutama)


pertanian dengan jangka waktu pendek (kurang atau
sama dengan 6 bulan), namun di dalam praktek
terhadap barang-barang yang mempunyai spesifikasi
jelas (kuantitas dan kualitas) dapat juga dibiayai
dengan produk salam ini, seperti produk garment
(pembuatan pakaian jadi)

d. Salam Paralel
Salam paralel berarti melaksanakan dua transaksi
salam yang berbeda kepada para pihak yang
bertransaksi .

6. Piutang Istishna
Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk suatu
pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual beli suatu
barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh pembuat (produsen)
yang juga sekaligus menyediakan kebutuhan bahan baku
barangnya. Jika bahan baku disediakan oleh pemesan, akad ini
menjadi akad Ujrah (Upah)

a. Rukun Istishna
1) Para Pihak yang Berakad:
a) Pembuat atau Penjual atau Produsen
b) Pemesan atau Pembeli

2) Obyek yang diakadkan:


a) Barang/Proyek yang dipesan dengan kriteria
yang jelas
b) Kesepakatan atas Harga Jual
3) Sighat:
a) Serah
b) Terima

b. Syarat Istishna:
1) Para pihak yang melakukan akad istihna harus
dalam kondisi cakap hukum
2) Obyek yang dipesan jelas spesifikasinya, yakni
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a.l. penjelasan jenis, macam, ukuran, dan sifat


barang, serta barang tersebut merupakan barang
yang biasa berlaku pada hubungan antar manusia
3) Produsen mampu memenuhi persyaratan
pesanan
4) Harga jual ditetapkan sebesar harga pemesanan
ditambah keuntungan
5) Harga jual tetap selama jangka waktu pemesanan
6) Jangka waktu pembuatan disepakati bersama

c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Istishna:


Produk Istishna dapat diimplementasikan untuk
transaksi jual-beli yang prosesnya dilakukan dengan
cara pemesanan barang terlebih dahulu (pembeli
menugasi penjual untuk membuat barang sesuai
spesifikasi tertentu, seperti pada proyek konstruksi) dan
pembayaran dapat dilakukan di muka, cicilan, atau
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.

d. Istishna Paralel:
Jika KSPPS bertindak sebagai penjual kemudian
memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk
menyediakan barang pesanan dengan cara istishna,
maka hal ini disebut dengan Istishna paralel.

7. Ijarah
Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari penggunaan
sebuah asset sebagai ganti pembayaran. Pengertian Sewa
(Ijarah) adalah sewa atas manfaat dari sebuah asset,
sedangkan sewa-beli (Ijarah wan Iqtina) atau disebut juga Ijarah
Muntahiya bi tamlik adalah sewa yang diakhiri dengan
pemindahan kepemilikan.

a. Rukun Ijarah
1) Pihak yang berakad:
a) Penyewa
b) Pemilik barang yang disewa
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2) Obyek yang diakadkan:


a) Obyek yang disewakan
b) Harga sewa yang disepakati ke-2 belah pihak
3) Sighat:
a) Serah
b) Terima

b. Syarat Ijarah:
1) Para pihak yang berakad
a) Para pihak yang berakad harus dalam kondisi
cakap hukum
b) Sukarela (ridha) dan tidak dalam
keadaan dipaksa/terpaksa/berada di bawah
tekanan
c) Kesepakatan kedua belah pihak untuk
melakukan penyewaan
2) Obyek yang disewakan
a) Obyek ijarah adalah manfaat (penggunaan)
asset dan sewa
b) Barang yang disewa bukan barang haram
c) Harga sewa harus terukur
3) Sighat:
a) Serah, dan terima yang merupakan niat dari
kedua belah pihak
b) Tidak mengandung klausul yang bersifat
menggantungkan keabsahan transaksi pada
kejadian yang akan datang atau pada sebuah
syarat
c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Ijarah:
Di dalam transaksi Ijarah yang menjadi obyek adalah
penggunaan manfaat atas sebuah asset, dan salah
satu rukun ijarah adalah harga sewa. Dengan demikian
Ijarah sesungguhnya bukan kelompok dari jual beli. Di
dalam implementasi produk ijarah, KSPPS banyak
menerapkan produk Ijara Muntahiya Bit Tamlik / Wa
Iqtina dan mengelompokkan produk ini ke dalam akad
jual-beli, karena memberikan pilihan kepada penyewa
untuk membeli asset yang disewa pada akhir masa
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

sewa. Hal ini disebabkan untuk proses kemudahan di


sisi operasional KSPPS dalam hal pemeliharaan asset
pada masa atau sesudah sewa.

8. Qardh
Pinjaman Kebajikan (Qardh) adalah jenis pembiayaan melalui
peminjaman harta kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
Dalam literatur Fiqh, Qardh dikategorikan sebagai aqd tathawwu
yaitu akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam
rangka mewujudkan tanggung-jawab sosial, KSPPS dapat
memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul Hasan, yaitu
penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang layak untuk
mendapatkannya. Secara syariah peminjam hanya berkewajiban
membayar kembali pokok pinjamannya, walaupun syariah
membolehkan peminjam untuk memberikan imbalan sesuai
kerelaannya, tetapi KSPPS pemberi Qardh tidak diperkenankan
untuk meminta imbalan apapun.

a. Rukun Qardh:
1) Ada peminjam
2) Ada pemberi pinjaman
3) Ada dana
4) Ada serah terima

b. Syarat Qardh:
1) Dana yang digunakan bermanfaat
2) Adanya kesepakatan kedua belah pihak

c. Tata Cara Penyelenggaraan Produk Pinjaman


Qardh dan Al Qardhul Hasan:
1) Pinjaman Qardh, sebagai produk pelengkap
untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak, dan
atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain
yang tidak bersifat komersial. Pinjaman Qardh
diberikan dengan jangka waktu yang sangat
pendek. Sumber dana Pinjaman Qardh ini
diperoleh dari modal KSPPSsendiri. Penyajian
Pinjaman Qardh dilakukan dalam Aktiva Lain-lain
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2) Al-Qardhul Hasan, untuk memenuhi kebutuhan


bersifat sosial. Sumber dana diperoleh dari dana
ekstern dan bukan berasal dari dana
KSPPSsendiri. Dana Al-Qardhul Hasan diperoleh
dari dana kebajikan seperti a.l. Zakat, Infaq dan
Shadaqah. Pinjaman Al-Qardhul hasan tidak
dibukukan dalam Neraca KSPPS, tetapi
dilaporkan dalam Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Al Qardhul Hasan.

9. Ar Rahn
Rahn yaitu menahan salah satu harta dari si peminjam yang
diperlakukan sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya.Menjadikan suatu benda berharga dalam pandangan
syara’ sebagai jaminan hutang dengan kemungkinan hutang
tersebut bisa dilunasi dengan barang tersebut atau sebagiannya.

Dalam gadai syariah ini, barang yang ditahan mempunyai nilai


ekonomis dan pihak yang menahan akan memperoleh jaminan
untuk mengambil kembali seluruh atau sebagai piutangnya.

a. Rukun Ar Rahn
1) Pihak yang menggadaikan (rahin)
2) Pihak yang menerima gadai (murtahin)
3) Objek yang digadaikan (marhun)
4) Hutang (marhun bih)
5) Ijab qabul (sighat)

b. Skema Ar Rahn

MARHUN 2. Pemberi Hutang

BIH
(HUTANG)
1. Akad Transaksi
MURTAHIN RAHIN

10. Alternatif Pelaksanaan Gadai


No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a. Kategori Gadai
Jenis barang yang dapat digadaikan hendaknya
memenuhi syarat sebagai berikut
1) Merupakan benda bernilai menurut hukum syara’
2) Sudah ada wujudnya ketika perjanjian terjadi
3) Mungkin diserahkan seketika kepata murtahin.
b. Pemeliharaan Barang Gadai
Para ulama berbeda pendapat tentang biaya
pemeliharaan Syafiiyah dan Hanabilah berpendapat
bahwa biaya pemeliharaan gadai menjagi tanggungan
penggadai dengan alasan barang tersebut berasal dari
penggadai dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan
Hanafiyah berpendapat biaya keselamatan barang gadai
menjadi tanggungan penerima gadai dalam
kedudukannya sebagai penerima amanat. Kepada
penggadai hanya dibebankan pembelanjaan barang gadai
agar tidak berkurang kualitasnya.

Berdasarkan kedua pendapat di atas pada dasarnya


biaya pemeliharaan barang gadaian adalah hak bagi
rahin dalam kedudukannya sebagai pemilik yang sah.
Namun apabila marhun (barang gadaian) mernjadi
kekuasaan murtahin dan murtahin dijinkan untuk
memeliharan marhun, maka yang menanggung biaya
pemeliharaan marhun adalah murtahun. Sedangkan
untuk mengganti biaya pemeliharaan tersebut,
apablia murtahin dizinkan rahin, maka murtahin dapat
memungut hasil marhun sesuai dengan biaya
pemeliharaan yang telah dikeluarkannya. Namun
apabila rahin tidak mengizinkannya, maka biaya
pemeliharaan yang telah dikeluarkan oleh murtahin
menjadi utang rahin kepada murtahin.
c. Perlakuan bunga dalam gadai
Dalam praktek sehari-hari pelaksanaan gadai karena
dikuti dengan proses pinjam meminjam dan pada
proses itu dikenakan bunga pinjaman yang sering
disebut dengan bunga gadai. Dalam pelaksanaan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

proses gadai secara syariah penggunaan bunga tidak


diperkenanan katena bunga merupakan riba.
d. Risiko dan kerusakan barang gadai
Risiko dan kehilangan atau rusak barang gadaian
menurut ulama Syaifi’yah dan Hanabilah berpendapat
bahwa murtahin (penerima gadai) tidak menanggung
risiko apapun jika kerusakan atau hilangnya barang
tersebut tanpa kesengajaan. Sedangkan ulama Hanafi
berpendapat, murtahin menanggung risiko sebesar
harga minimum, dihitung mulai waktu diserahkannya
barang kepada murtahin sampai hari rusaknya atau
hilangnya barang.

e. Pemanfaatan barang gadai


Pada dasarnya barang gadai tidak dapat dimanfaatkan
baik oleh pemilik ataupun penerima gadai. Hal ini
karena status barang sebagai jaminan utang dan
amanat penerimanya. Namun apabila mendapat ijin
dari masing-masing pihak maka barang tersebut dapat
dimanfaatkan, dan hasil dari pemanfaatan itu adalah
milik bersama, pemanfaatan ini bertujuan agar harta
tidak mubazir.
f. Pembayaran pelunasan gadai
Apabila sampai waktun yang telah ditentukan, rahin
belum bisa membayar kembali utangnya, maka rahin
dapat dipaksa oleh marhun untuk menjual barang
gadaiannya. Kemudian hasiLMUya digunakan untuk
melunasi utangnya. Pelunasan hutang sebesar hutang
rahin, dan apabila terdapat kelebihan maka murtahin
harus mengembalikan kepada rahin.

g. Prosedur pelelangan barang gadai


Jika terdapat persyaratan menjual barang gadai pada
saat jatuh tempo, ini dibolehkan dengan ketentuan:
1) Murtahin harus terlebih dahulu mencari tahu
keadaan rahin (penyebab belum melunasi
utangnya).
2) Dapat memperpanjang tenggang waktu
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

pelaksanaan.
3) Kalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin
belum melunasi utangnya, maka murtahin boleh
memindahkan barang gadai kepada murtahin lain
seijin rahin.
4) Apabila ketentuan di atas terpenuhi maka
murtahin boleh menjual barang gadai dan
kelebihanna uangnya harus dikembalian kepada
rahin.

11. Bentuk dan Pelaksanaan Akad Gadai


a. Mekanisme pelaksanaan akad gadai secara garis
besar dapat djelaskan sebagai berikut :
1) Kategori barang gadai
2) Ketentuan Bagi hasil
3) Prosedur penaksiran
4) Prosedur Pemberian Kredit
5) Prosedur pelunasan
6) Prosedur pelelangan

b. Sedangkan variasi bentuk akad yang dapat


dilaksanakan dalam gadai adalah sebagai berikut :
1) Skema Rahn al Bai Muqayyadah (barter) Skema ini
diadakan dengan tujuan untuk memberikan
pembiayaan dengan tujuan membeli suatu barang
untuk keperluan investasi, karena akad ini
merupakan akad jual beli maka berlaku hukum
dan ketentuan syarat jual beli, maka pihak
KSPPSsebagai murtahin berhak menentukan mark
up atas harga barang yang dinginkan oleh nasabah.
Besarnya pembiyaan ditentukan di bawah harga
barang sebagai marhun setelah barang itu ditaksir
oleh tim penaksir. KSPPS sebagai murtahin juga
akan mendapat fee atas gadai barang tersebut
berdasarkan untuk biaya pemeliharaan dan biaya
administrasi
Pemberlakuan hitungan sama dengan proses akad
jual beli.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2) Skema Rahn al Mudharabah


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan
pembiayaan dengan tujuan pemberian modal kerja,
karena akad ini merupakan akad kerjasama maka
berlaku hukum dan ketentuan syarat kerjasama
(mudharabah), maka pihak KSPPSsebagai murtahin
berhak menentukan nisbah bagi hasil yang disepakati
dari keuntungan pembiayaan mudharabah tersebut.
Besarnya pembiayaan ditentukan di bawah harga
barang sebagai marhun setelah barang itu ditaksir oleh
tim penaksir. KSPPSsebagai murtahin juga akan
mendapat fee atas gadai barang tersebut berdasarkan
biaya pemeliharaan dan biaya administrasi.
Pemberlakuan hitungan sama dengan proses
mudharabah biasa.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Keterangan :
1 = Y % Bagian Murtahin
2 = Aliran Modal
3 = Akad Rahn
4 = Hutang dan jasa
5 = Skill
6 = X % Bagian Rahin
7 = Barang
3) Skema Rahn al Qardh
Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan
pinjaman, karena akad ini merupakan pinjaman al Qardh
maka berlaku hukum dan ketentuan syarat pinjaman (al
Qardh), maka pihak KSPPSsebagai murtahin berhak
menerima infaq yang besarnya tidak disyaratkan akan
tetapi berdasarkan keihlasan nasabah. Besarnya
pinjaman ditentukan di bawah harga barang sebagai
marhun setelah barang itu ditaksir oleh tim penaksir.
KSPPSsebagai murtahin juga akan mendapat fee atas
gadai barang tersebut berdasarkan biaya pemeliharaan
dan biaya administrasi.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

4) Skema Rahn al Ijarah


Skema ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan
pembiayaan dengan akad sewa, karena akad ini
merupakan sewa maka berlaku hukum dan ketentuan
syarat sewa ( al Ijarah), maka pihak KSPPS sebagai
murtahin berhak berhak menerima keuntungan dari biaya
sewa. Besarnya pembiayaan ditentukan di bawah
harga barang sebagai marhun setelah barang itu
ditaksir oleh tim penaksir. KSPPS sebagai murtahin juga
akan mendapat fee atas gadai barang tersebut
berdasarkan untuk biaya pemeliharaan dan biaya
administrasi. Untuk keamanan barang gadai maka
KSPPS menyediakan tempat penyimpanan yang aman,
penjaga keamanan dll

12. Pengembalian Pembiayaan


Cara pengembalian dapat ditentukan berdasarkan sifat
penghasilan dari mitra usaha atau kesepakatan antara
KSPPSdengan mitra usaha, sehingga cara pengembalian
Pembiayaan bervariasi, yaitu salah satu atau gabungan dari:
a. Pemotongan gaji.
b. Mitra membayar sendiri ke KSPPS.
c. KSPPSmelakukan penagihan pada mitra.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

F. KEBIJAKAN DAN KETENTUAN PENYALURAN DANA


1. Ketentuan Umum
a. KSPPS menyediakan layanan pembiayaan dalam
bentuk-bentuk sebagai berikut:
1) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara pemilik dana sebagai pihak yang
menyediakan modal dengan pihak pengelola
modal (koperasi), untuk diusahakan dengan bagi
hasil (nisbah) sesuai dengan kesepakatan
dimuka dari kedua belah pihak. Dalam hal ini
Koperasi akan memberikan 100% permodalan
kepada pengusaha yang telah memiliki tenaga
kerja dan keterampilan tetapi belum memiliki
modal sama sekali.
2) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah (syirkah), adalah akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan, sedangkan resiko berdasarkan
porsi kontribusi dana

3) Piutang Murabahah

Murabahah adalah akad pembiayaan untuk


tujuan pembelian barang dengan harga jual
sebesar harga perolehan ditambah keuntungan
yang disepakati dan penjual harus
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

mengungkapkan harga perolehan kepada


pembeli. Koperasi memperoleh margin/profit dari
jual-beli yang disepakati bersama. Adapun
pembayaran dapat dilakukan dengan tunai atau
angsuran.
4) Piutang Salam
Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli
barang dengan cara pemesanan dengan syarat-
syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih
dahulu
5) Piutang Istisna
Pembiayaan Isti’na’ yaitu akad jual beli dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu dimana
koperasi sebagai pemesan/mustashni` dan
anggota sebagai pembuat/shani`
6) Piutang Ijarah
Pembiayaan Ijarah adalah pembiayaan dengan
pemindahan hak guna atau manfaat atas barang
atau jasa, dengan memberikan upah sewa tanpa
diikuti pemindahan hak kepemilikan barang atau
jasa
7) Qardh
Pembiayaan Qardh yaitu penyediaan dana antara
koperasi dengan pihak peminjam yang
mewajibkan pihak peminjam melakukan
pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam
jangka waktu tertentu
8) Ar Rahn
Pembiayaan Rahn menjadikan materi (barang)
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

sebagai jaminan (agunan) utang, yang dapat


dijadikan pembayaran utang apabila anggota
yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya
dan koperasi sebagai Murtahin ( orang yang
memberi pinjaman dan menerima harta jaminan )
boleh meminta Ujrah/Biaya penitipan Agunan
b. Pengembangan layanan pembiayaan dalam bentuk lain
dimungkinkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan memiliki landasan syariah yang jelas serta telah
mendapatkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia.
c. Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi
atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota,
anggota, koperasi lain yang mewajibkan penerima pembiayaan
itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada
pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran
sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang
dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.
d. Pembiayaan KSPPS diutamakan kepada anggotanya, kegiatan
ini merupakan sumber utama pendapatan KSPPSuntuk
menutupi seluruh pengeluaran.
e. Pembiayaan kepada anggota dan Koperasi lain hanya jika
KSPPS memiliki kapasitas lebih atas dasar pertimbangan skala
ekonomi dan efisiensi setelah mengutamakan pelayanan kepada
anggotanya dan mendapat persetujuan rapat anggota.
f. Untuk mendorong partisipasi anggota dalam pembiayaan serta
merangsang anggota agar menjadi anggota Koperasi, perlu
dipertimbangkan untuk membedakan pemberlakuan tingkat
keuntungan antara anggota.
g. Pembiayaan harus didasarkan kepada prinsip kehati-hatian dan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

selalu mempertimbangkan bahwa:


1) Pembiayaan akan memberi manfaat kepada yang
menerima, dan
2) Diyakini bahwa pembiayaan dapat dibayar kembali oleh
Anggota pembiayaan sesuai dengan perjanjian.

h. Kebijakan mengenai jumlah pembiayaan yang dapat diberikan


oleh KSPPSkepada anggota memperhatikan hal-hal berikut:
1) Pemanfaatan pembiayaan oleh anggota pembiayaan.
2) Kemampuan anggota pembiayaan untuk membayar
kewajibannya.

3) Likuiditas koperasi dengan mempertimbangkan cadangan


kas primer dan sekunder.
4) Distribusi risiko pembiayaan melalui asuransi pembiayaan
atau lembaga penjamin.
i. Perjanjian pembiayaan harus tertulis dan mengatur berbagai hal
yang telah disepakati. Apabila jumlah pembiayaan di atas plafon
yang telah ditetapkan, diwajibkan untuk membuat akta perjanjian
di depan notaris dan atas sepengetahuan rapat anggota.
j. Dalam hal KSPPSmasih memiliki kelebihan dana setelah
anggota mendapat pelayanan sepenuhnya, maka pengelola
KSPPSdapat melayani koperasi lain.
k. Tahapan penggunaan kelebihan dana pada KSPPS:
1) Apabila anggota sudah mendapat pelayanan sepenuhnya,
pengelola KSPPS dapat melayani Koperasi lain
berdasarkan perjanjian kerjasama antar Koperasi yang
bersangkutan.
2) Dalam hal terdapat kelebihan dana yang telah dihimpun,
setelah melaksanakan kegiatan pemberian pembiayaan
atas persetujuan rapat anggota, pengelola KSPPS dapat
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

melakukan hal hal sebagai berikut :


a) Menempatkan dana dalam bentuk giro, tabungan
dan deposito berjangka, pada bank dan lembaga
keuangan syariah lainnya.
b) Pembelian saham/obligasi syariah melalui pasar
modal.
c) Menempatkan dana pada sarana investasi syariah
lainnya.
l. Pemanfaatan kelebihan dana sebagaimana tercantum pada butir
di atas memperhatikan hal berikut:
1) Dalam penempatan kelebihan dana untuk
pembelian saham, obligasi dan sarana investasi
lainnya, pengelola harus mendapat persetujuan
rapat anggota terlebih dahulu.
2) Pembiayaan kepada Koperasi lain harus diberikan
melalui Koperasinya.
3) Rapat Anggota menetapkan batas maksimum
pemberian pembiayaan baik kepada dan koperasi
lain

4) Pembiayaan kepada anggota harus ada jaminan,


dan pembiayaan kepada Koperasi lain harus
didukung dengan perjanjian antar Koperasi yang
bersangkutan;
5) Pemanfaatan kelebihan dana harus dapat
meningkatkan hasil usaha KSPPS.
2. Persyaratan Anggota Pembiayaan
Dalam upaya menekan risiko yang mungkin timbul, anggota
minimal diharuskan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Anggota bertempat tinggal di wilayah jangkauan
pelayanan KSPPSyang bersangkutan.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b. Mempunyai usaha/penghasilan tetap.


c. Mempunyai simpanan aktif, baik berupa tabungan
maupun Simpanan Berjangka dan telah berjalan minimal
satu bulan.
d. Tidak memiliki tunggakan (pembiayaan bermasalah)
dengan Koperasi maupun pihak lain.
e. Tidak pernah tersangkut masalah pidana.
f. Memiliki karakter dan moral yang baik.
g. Telah mengikuti program pembinaan pra penyaluran
pembiayaan
.
3. Pelayanan Pembiayaan Kepada Koperasi Lain,
KSPPS wajib memiliki aturan tertulis yang mengatur
mengenai prosedur pembiayaan kepada koperasi lain.
KSPPS yang memberikan pelayanan pembiayaan kepada
koperasi lain harus tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian seperti halnya pemberian pembiayaan pada
anggota. Manajemen KSPPS harus menetapkan Batas
Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP) kepada
koperasi lain dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas
KSPPS dan kelayakan ekonominya.
4. Plafon Pembiayaan
a. Penetapan Plafon Pembiayaan
Penetapan plafon pembiayaan pada KSPPSditetapkan
melalui rapat anggota berdasarkan usulan dari pengurus
dan tim manajemen berdasarkan kajian dan perhitungan
yang meliputi besarnya nilai pembiayaan minimal dan
besarnya nilai pembiayaan maksimal yang dapat
diberikan. Penentuan nilai pembiayaan minimal berkaitan
dengan efektivitas penyaluran pembiayaan, sedangkan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

penentuan besarnya nilai pembiayaan maksimal


berkaitan dengan penekanan risiko pembiayaan.

Batas maskimal pemberian pembiayaan pada KSPPS


mengikuti perhitungan secara umum lembaga keuangan
yaitu sebesar x % dari modal, walaupun OJK
menentukan 15% untuk perbankan, sedangkan paling
kecil tidak dibatasi tetapi lebih melihat pada efisiensi.
b. Penetapan Plafon Pembiayaan Produktif
Penetapan batas minimal dan maksimal pembiayaan
produktif harus mempertimbangkan hal berikut:
1) Tepat jumlah.
2) Tepat sasaran.
3) Tepat penggunaannya.
4) Tepat pengembalian.
Besarnya plafon pembiayaan produktif lebih didasarkan
pada kelayakan usaha anggota.
c. Penetapan Plafon Pembiayaan Konsumtif
Besarnya plafon pembiayaan konsumtif dapat ditetapkan
sebesar 3 kali nilai simpanan dan atau cicilan
pembiayaan per periode (bulan), tidak lebih dari 30%
penghasilan anggota.

d. Penetapan Plafon Pembiayaan Produktif dengan


Agunan Besarnya nilai maksimal pembiayaan
produktif yang menggunakan agunan yang
dapat ditetapkan adalah 75% dari nilai agunan.
5. Biaya Pembiayaan
a. Penetapan Biaya Pembiayaan
1) Biaya pembiayaan pada KSPPS meliputi biaya
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

pembiayaan dan biaya provisi/administrasi.


2) Biaya pembiayaan ditetapkan oleh rapat anggota
atas rumusan pengurus dan tim manajemen
(pengelola)
3) KSPPS memperhatikan biaya- biaya pembiayaan
4) Biaya organisasi KSPPS yang terdiri dari beban
usaha dan beban perkoperasian.

b. Prinsip efisiensi penggunaan sumber daya maksimal


sama dengan yang ditetapkan oleh lembaga keuangan
lainnya.

c. Strategi Penetapan Marjin Pembiayaan


Sebelum menetapkan strategi penetapan marjin
pembiayaan, manajemen KSPPS harus memperhatikan
faktor-faktor berikut:
1) Biaya produk, dalam hal ini adalah bagi hasil
kepada shahibul maal serta biaya operasional
lainnya;
2) Anggota pada pasar yang bersaing akan memilih
harga (tingkat marjin) yang lebih menguntungkan;
3) Pesaing, situasi persaingan apakah mendekati pada
struktur pasar persaingan sempurna atau mendekati
pada pasar monopoli. Jika mendekati pasar
persaingan sempurna biasanya tingkat marjin
ditentukan oleh tingkat marjin pasar tetapi jika
mendekati pasar monopoli maka KSPPS
menetapkan marjin bisa lebih fleksibel;
4) Mutu pelayanan;
5) Permintaan dan penawaran dana;
6) Laba yang diinginkan;
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

7) Tingkat risiko pembiayaan yang dikaitkan dengan


jenis usaha Anggota, jangka waktu pembiayaan,
besarnya pembiayaan dan faktor-faktor
ketidakpastian lainnya.
8) Rumus perhitungan margin sebagai alat ukur
Setelah memperhatikan faktor-faktor di atas,
kebijakan penetapan marjin pembiayaan melalui
tahapan berikut:
(a) Tahap pertama, KSPPSharus melakukan
rasionalisasi dari segala kegiatannya agar
dapat beroperasi secara efisien.
(b) Tahap kedua, KSPPS dapat menghitung
keuntungan bagi anggotanya yang pada
akhirnya akan mendorong terciptanya produk-
produk baru atau peningkatan mutu pelayanan
kepada anggotanya.
(c) Tahap ketiga, dengan peningkatan mutu
pelayanan dan peningkatan keuntungan bagi
anggota, akan meningkatkan daya saing
(d) Tahap keempat, penetapan marjin pembiayaan
merupakan suatu proses yang dinamis.
d. Penetapan Pengambilan Keuntungan
1) Pembiayaan KSPPS diarahkan kepada sektor
usaha yang dikuasai dan mempunyai tingkat
keuntungan yang wajar dengan risiko yang mampu
dikendalikan.
2) Kebijakan untuk menentukan penghitungan tingkat
keuntungan yang layak dan wajar baik bagi
koperasi maupun Anggota:
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Jumlah penjualan A
Harga pokok penjualan B
_______ ( - )
Laba Usaha A–B=C
Biaya operasional D
_______ ( - )
Laba dibagi C–D=E

Jumlah penjualan A

Bagian laba untuk koperasi dibandingkan dengan base financing rate.


Komponen perhitungan penetapan base financing rate adalah:
Target profit simpanan : a
Overhead cost : b
Expected yield : c
Cadangan risiko usaha : d (+)
________________
Base Financing Rate (BFR) : a+b+c+d

Ketentuan penetapan Base Financing Rate (BFR) ini


akan ditinjau secara berkala oleh tim ALCO (Asset
Liability Committee).

e. Perhitungan Angsuran Marjin Pembiayaan


Selain pembiayaan dengan akad bagi hasil dan
qardh, perhitungan marjin pembiayaan berdasarkan
pokok awal pembiayaan sehingga jumlah marjin yang
dibayar setiap bulan adalah sama.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

G. PENGENDALIAN RISIKO
KSPPS selalu berupaya untuk melindungi kepentingan dan kepercayaan
anggota dan masyarakat dengan tetap memelihara tingkat kesehatan
usahanya. Kesempatan untuk bermuamalah melalui fasilitas pembiayaan
pada prinsipnya diberikan secara adil dan merata kepada setiap
Anggota yang memenuhi kualifikasi, sehingga dengan demikian akan
terjadi penyebaran risiko sedemikian rupa dan terhindar dari
pemusatan pembiayaan pada pihak-pihak tertentu.
1. Definis risiko
Risiko adalah sebuah kemungkinankejadian atau peristiwa yang
merugikan perusahaan atau bisnis,dimana kejadian tersebut tidak
dapat diprediksi.
2. Menjelaskan manajemen risiko KSPPS
Suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, termasuk penilaian
resiko,pengembangan strategi untuk mengelola dan mitigasi resiko
dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya.

3. Tahapan manajemen risiko


a) Identifikasi resiko
b) Menganalisa resiko
c) Penilaian resiko
d) Solusi yang ditetapkan
e) Pemantauan Resiko
4. Analisis Kelayanan usaha dan pembiayaan adalah Suatu aktivitas
memastikan bahwa informasi mengenai karakter,tempat
tinggal,usaha dan kemampuan dari pemohon pembiayaan dapat
mempertanggungjawabkan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan pembiayaan.
5. Agunan adalah asset atau barang-barang berharga milik pihak
peminjam yang dijanjikan atau dititipkan kepada pemberi pinjaman
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

sebagai sebagai tanggungan atau jaminan atas pinjaman yang


diterima,
6. JAngka waktu adalah batas waktu yang disepakati oleh peminjam
dengan pemberi pinjaman dan atau yang telah diperjanjikan.
7. Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP)
a. Pemberian fasilitas pembiayaan kepada Anggota baik dalam
bentuk penyediaan dana dan atau barang yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan bersama
antara pihak koperasi dengan Anggota selalu diperhitungkan
batas maksimum pemberian pembiayaan (BMPP).
b. Cara perhitungan batas maksimum pemberian pembiayaan
Perhitungan BMPP didasarkan atas jumlah yang terbesar dari
penjumlahan penyediaan dana atau baki debet penyediaan dana.

c. Penetapan perhitungan jumlah modal koperasi untuk


memperhitungkan BMPP dilakukan setiap bulan.
d. Besarnya BMPP ditentukan oleh kebijakan KSPPS.

8. Pembiayaan Yang Dihindari


KSPPS dalam upaya melindungi kepentingan dan kepercayaan
masyarakat serta memelihara tingkat kesehatan usahanya
menetapkan negative list yang akan ditinjau secara periodik
pembiayaan-pembiayaan yang dihindari, yaitu :
a. Pembiayaan yang tidak sesuai syariah yaitu pembiayaan yang
penggunaannya untuk usaha-usaha dan atau kegiatan-kegiatan
lainnya yang bertentangan dengan syariah Islamiyah.
b. Pembiayaan Untuk Spekulasi
c. Pembiayaan yang bersifat spekulasi harus dihindari yaitu yang
mengandung unsur gharar dan maysir.
d. Pembiayaan Tanpa Informasi Keuangan
e. Pemberian pembiayaan tanpa informasi keuangan yang
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

memadai (transparan dan obyektif) akan membahayakan


anggota dan koperasi.
f. Pembiayaan Pada Bidang Yang Tidak Dikuasai
g. Pengajuan pembiayaan untuk bidang usaha yang tidak
tercantum dan atau tidak dikuasai oleh pejabat KSPPSharus
ditolak secara dini.
h. Pembiayaan Kepada anggota Bermasalah
i. Pejabat KSPPSyang berkompetensi dengan pembiayaan
hendaknya selalu melakukan checking tentang Anggota yang
akan dibiayai, bila tergolong bermasalah harus ditolak
pembiayaannya.
j. Pembiayaan kepada Anggota (pedagang) yang akan menjual
kembali barang yang dibiayai oleh koperasi kepada
konsumennya secara kredit (angsuran).

9. Organisasi Dan Manajemen


1. Perangkat Organisasi dan Manajemen Pembiayaan
Untuk mendukung pemberian pembiayaan yang sehat maka
KSPPSmenyediakan struktur pengendalian manajemen pembiayaan
mulai tahap awal proses kegiatan pembiayaan sampai pada tahap
pengawasan dan pembinaan dengan membentuk:
a. Komite Kebijakan Pembiayaan (KKP) dan
b. Komite Pembiayaan
2. Komite Kebijakan Pembiayaan
a. Keanggotaan
1) Komite Kebijakan Pembiayaan KSPPSdiketuai oleh
Manajer KSPPSdengan anggota terdiri dari Manajer
Marketing, Manajer Operasional.
2) Bila Manajer KSPPStidak dapat mengetuai Komite
Kebijakan Pembiayaan, maka sebagai penggantinya
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

ditunjuk salah seorang anggota lainnya dengan


persetujuan pengurus.
3) Keanggotaan Komite Kebijakan Pembiayaan KSPPSdan
setiap perubahannya harus disertai dengan penjelasan
tugas dan wewenang yang ditetapkan secara tertulis
berdasarkan keputusan Manajer KSPPS.
4) Apabila perlu, untuk memaksimalkan tugas-tugasnya,
Komite Kebijakan Pembiayaan dibantu oleh suatu tim kecil
yang diberi nama Tim Teknis Komite Kebijakan
Pembiayaan yang disahkan Manajer KSPPS.
b. Fungsi Komite Kebijakan Pembiayaan
Komite Kebijakan Pembiayaan mempunyai fungsi mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1) Merumuskan kebijakan pembiayaan terutama yang
berkenaan dengan perumusan prinsip kehati-hatian dalam
pembiayaan.
2) Mengawasi agar KKP dapat diterapkan dan dilaksanakan
secara konsekuen dan konsisten serta merumuskan
pemecahan (solusi) apabila terdapat hambatan atau
kendala dalam penerapan KPP.
3) Melakukan kajian berkala KKP jika diperlukan
perubahan/perbaikan terhadap KKP
4) Memantau dan mengevaluasi mengenai:
a) Perkembangan dan kualitas portofolio pembiayaan
secara keseluruhan.
b) Kebenaran pelaksanaan kewenangan memutuskan
pembiayaan.
c) Kebenaran proses pemberian, perkembangan dan
kualitas pembiayaan yang diberikan kepada pihak
terkait dan Anggota-Anggota besar.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

d) Kebenaran pelaksanaan ketentuan BMPP.


e) Ketaatan terhadap ketentuan undang-undang serta
peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian
pembiayaan.

c. Komite/Panitia Pembiayaan
Komite/Panitia Pembiayaan adalah para pejabat KSPPS yang
ditunjuk untuk membantu Manajer KSPPSdalam menilai dan
memberikan pertimbangan pertimbangan suatu keputusan
usulan pembiayaan Anggota pembiayaan yang diajukan oleh
Account Officer.
d. Keanggotaan Komite Pembiayaan terdiri dari :
1) Manajer KSPPS
2) Kepala Bagian Marketing
3) Kepala Bagian Operasional selaku penanggung jawab
ALCO
4) Account officer yang ditunjuk oleh Manajer KSPPS.

e. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pembiayaan


1) Memberikan persetujuan atau penolakan pembiayaan
sesuai dengan batas wewenang dan atau jenis pembiayaan
yang ditetapkan oleh Manajer KSPPSberdasarkan
keahliannya secara cermat, jujur dan obyektif.
2) Melakukan koordinasi dengan Assets and Liabilities
Committee (ALCO) dalam aspek pendanaan pembiayaan.
3) Menolak permintaan dan atau pengaruh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pemohon pembiayaan untuk
memberikan persetujuan pembiayaan yang bertentangan
dengan kebijakan pembiayaan.
f. Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi dan Manajemen
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Pembiayaan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan


efisiensi dalam manajemen pembiayaan, ketua dan anggota
komite pembiayaan harus menjalankan kewajibannya sesuai
hirarki organisasi dan selalu menjaga amanah.
1) Manajer KSPPS
a) Menyusun dan bertanggung jawab atas penyusunan
rencana pembiayaan yang akan dituangkan dalam
rencana kerja KSPPSserta memastikan bahwa
pelaksanaannya telah sesuai dengan rencana.
b) Menyusun dan bertanggung jawab atas penyusunan
KPP yang memuat semua aspek yang tercantum
dan yang sekurang-kurangnya mencantumkan
masukan yang disampaikan Komite Kebijakan
Pembiayaan.
c) Memastikan bahwa KKP telah diterapkan dan
dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.
d) Bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah-
langkah perbaikan atas hasil evaluasi dan saran-
saran yang disampaikan Komite Kebijakan
Pembiayaan.
e) Memastikan pelaksanaan langkah-langkah
perbaikan atas berbagai penyimpangan dalam
pembiayaan yang ditemui oleh Internal Audit.
f) Memastikan ketaatan KSPPSterhadap ketentuan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di
bidang pembiayaan.

g) Menetapkan Anggota Komite Kebijakan Pembiayaan


dan Komite Pembiayaan.
h) Melaporkan secara berkala dan tertulis kepada
Pengurus disertai langkah-langkah perbaikan yang
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

telah, sedang dan akan dilakukan sekurang-


kurangnya mengenai:
(1) Perkembangan dan kualitas portofolio
pembiayaan secara keseluruhan.
(2) Perkembangan dan kualitas pembiayaan yang
diberikan kepada pihak yang terkait dengan
Koperasi dan Anggota tertentu.
(3) Pembiayaan dalam pengawasan khusus dan
pembiayaan bermasalah.
(4) Penyimpangan dan atau pelaksanaan KKP.
(5) Temuan-temuan penting dalam pembiayaan
yang dilaporkan oleh Internal Audit.
(6) Pelaksanaan dan rencana pembiayaan
sebagaimana yang telah tertuang dalam
rencana kerja Koperasi.
(7) Penyimpangan/pelanggaran ketentuan di
bidang pembiayaan.

2) Satuan Kerja Pembiayaan.


a) Cakupan tugas dan kewenangan satuan kerja
pembiayaan ditetapkan sesuai dengan Keputusan
Manajer KSPPSsecara tertulis.
b) Satuan Kerja Pembiayaan wajib:
(1) Mentaati semua ketentuan yang ditetapkan
dalam KPP.
(2) Melaksanakan tugas secara jujur, objektif,
cermat dan seksama.
(3) Menghindari diri dari pengaruh dari pihak-
pihak yang berkepentingan dengan pemohon
pembiayaan yang dapat merugikan Koperasi.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

H. PROSEDUR UMUM PEMBIAYAAN


1. Syarat-Syarat Pembiayaan
Untuk menjaga kedisiplinan dan kepatuhan, bagi setiap pejabat
pembiayaan KSPPS mengikuti langkah-langkah dan prosedur proses
persetujuan pembiayaan yang meliputi:
a. Permohonan Pembiayaan
1) KSPPS hanya akan memberikan fasilitas pembiayaan yan
g diajukan secara tertulis, baik untuk pembiayaan baru, p
enambahan pembiayaan, perpanjangan pembiayaan, peru
bahan syarat pembiayaan, dengan menggunakan formulir
yang disediakan oleh KSPPS.

2) Permohonan pembiayaan berisi:

a) Identitas Diri

b) Gambaran umum usaha;

c) Rencana atau prospek usaha;

d) Perincian penggunaan dana;

e) Jumlah dan jangka waktu penggunaan dana;

f) Proyeksi pengembalian pembiayaan;

b. Legalitas
1) Pembiayaan Untuk Perorangan
a) Foto copy KTP/SIM suami-istri (yang masih berlaku)
b) Foto copy Kartu Keluarga dan Surat Nikah yang masi
h berlaku
c) Foto copy rekening (listrik, telpon, PAM)
d) Surat keterangan tempat usaha (kios, toko, lapak)
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

e) Peta lokasi rumah tinggal dan tempat usaha


f) Daftar barang dan atauspesifikasi barang jika pengaj
uan pembiayaan untuk pembelian barang
g) Apabila telah memiliki menyerahkan foto copy (SIUP,
TDP, NPWP)
h) Menyerahkan SPK bila pembiayaan yang diajukan u
ntuk membiayai modal kerja suatu proyek
i) Menyerahkan laporan keuangan sederhana (dapat di
buatkan oleh Account Officer)
j) Pas foto terbaru

2. Inisiasi
a. Pengumpulan Informasi
Dalam pengumpulan informasi yang harus diperhatikan meliputi:
Anggota pembiayaan yang akan diproses pengajuan
pembiayaannya terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu:
1) Anggota yang datang ke kantor KSPPS atau dikenal dengan
istilah ‘walking client’ untuk mendapatkan fasilitas pembiaya
an. Proses awal dan analisis pembiayaan terhadap anggota
kategori ini haruslah ekstra hati-hati.
2) Anggota yang kualifikasinya baik haruslah dicari dan ditemuk
an oleh Account Officer. Dengan kata lain bahwa satuan ker
ja marketing (pembiayaan) haruslah proaktif mencari dan me
nemukan anggota potensial agar pembiayaan yang disalurk
an aman dan menghasilkan secara optimal.

b. Teknik Mencari Informasi


1) Intern: Anggota yang mempunyai potensi besar , penabung
besar, anggota yang mempunyai reputasi bagus, anggota se
ndiri.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2) Ekstern: referensi (surat atau kenalan), pembeli dari produk


eksisting anggota, suplier dari produk eksisting anggota, jas
a seseorang terhadap koperasi.

c. Ta’aruf (Perkenalan wawancara)


1) Dalam ta’aruf ini dipersiapkan dan dilakukan hal-hal :
2) Cakupan materi penting dalam wawancara
3) Kelengkapan data pemohon
4) Penjelasan data pendukung
5) Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi
data pemohon
d. Penentuan Anggota Potensial
Dari hasil ta’aruf dapat ditentukan anggota potensial menurut
standar kualifikasi KSPPS, yang tidak membandingkan dengan
anggota lain serta kualifikasinya tidak di bawah rata-rata.
3. Solisitasi
a. Dasar pelaksanaan solisitasi adalah untuk mengetahui tentang ko
ndisi usaha dan membicarakan hal-hal khusus yang menjadi perh
atian koperasi.
b. Langkah-langkah solisitasi (meminta informasi) meliputi:
1) Eksistensi usaha
Filosofi usaha, sejarah, sasaran, rencana usaha,
kepemilikan, prospek, tenaga kerja, sistem penggajian dan
jaminan sosial.

2) Kebutuhan anggota
Bidang usaha, rekanan usaha, bantuan teknologi, bantuan
manajemen, dan lain lain.
3) Kemampuan membayar
Kondisi produksi dan hasil produksi, pemasaran dan strategi
penjualan, kekuatan/kelemahan perusahaan (manajemen) s
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

umber bahan baku/cara pengadaan bahan baku, sistem pen


catatan keuangan.
4) Risiko
Meliputi usaha, rumah tangga dan lingkungannya serta up
aya dan cara-cara mengantisipasinya
5) Jaminan
Apakah jaminan mempunyai market value, tidak bermasalah
keberadaannya, kemudahan memonitor lokasinya.
4. Analisis Pembiayaan
a. Setiap anggota yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan
dokumen umum permohonan pembiayaan harus dilakukan ana
lisis secara tertulis dengan mengedepankan:
1) Analisis menggambarkan semua informasi yang berkaitan
erat dengan usaha dan data pemohon, termasuk (jika diper
lukan) hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah.
2) Analisis menyajikan penilaian yang obyektif dan tidak dipen
garuhi oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan
pemohon pembiayaan
3) Analisis pembiayaan dilakukan secara konsisten dan profes
ional dan tidak hanya untuk memenuhi prosedur pembiaya
an.
b. Faktor-Faktor Analisis Pembiayaan
Faktor-faktor yang dianalisis sebagai dasar penilaian kelayakan
untuk pemberian pembiayaan meliputi :
1) Kemauan/Niat Bayar (Willingness To Pay)
Analisis ini penting dilakukan oleh Account Officer untuk me
mperoleh informasi yang benar terhadap anggota tentang :
a) Character (Akhlak)
Akhlak anggota pembiayaan hendaknya
diketahui secara baik oleh Account Officer.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Mereka tidak termasuk orang yang


berperilaku boros, tidak amanah, tidak suka
berspekulasi dalam berusaha.
b) Integritas
(1) Untuk mengetahui apakah anggota pembi
ayaan mempunyai komitmen yang baik ter
hadap janji, waktu, tata nilai-aturan, hutan
g, ucapannya tidak banyak menyimpang d
ari perbuatannya.
(2) Untuk mengetahui karakter dan integritas
anggota dilakukan melalui teknik wawanca
ra dan

cross check kepada keluarga, tetangga,


sesama pengusaha, rekanan usaha, dan
ustadz (mu’alim) setempat dan atau
karena anggota sudah dikenal dengan
sangat baik oleh pejabat koperasi.
2) Kemampuan Bayar (Ability To Pay)
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan ke
mampuan usaha anggota yang meliputi:
a) Tujuan Penggunaan Pembiayaan
Account Officer harus mengetahui secara pasti
tentang tujuan penggunaan dana oleh anggota,
apakah untuk modal kerja, investasi atau multiguna.
b) Analisis Keberadaan Usaha
Yaitu analisis keberadaan dan kelangsungan usaha
dari anggota yang meliputi:
(1) Analisis Syariah
Menilai apakah usaha yang dikelola oleh
anggota tidak bertentangan dengan nilai-nilai
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

syariah. Apakah produk, proses produksi, sistem


penjualan tidak ada yang melanggar nilai-norma
dan syariah.
(2) Analisis Yuridis
Identitas anggota dan usahanya harus dinilai
aspek legalnya. Apakah (KTP/SIM/KK/Surat
Nikah) masih berlaku, dan apakah usaha
anggota (perorangan atau badan usaha) tidak
mengganggu tetangga-warga setempat dan
telah memperoleh legalitas (perijinan) dari
instansi yang berwenang (NIB, SIUP, TDP, TDR,
NPWP, Akta Pendirian dll).
c) Analisis Kondisi Usaha
Untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh
anggota cukup baik, dalam artian hasilnya mampu unt
uk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya secara w
ajar, mampu menutupi biaya operasional usaha dan a
da kelebihan pendapatan yang bisa dijadikan sebagai
akumulasi modal, sehingga usahanya akan terus berk
embang. Dan apabila kebutuhan modal usahanya dibi
ayai oleh koperasi, maka usahanya tersebut mampu
membayar kembali kepada koperasi dan mampu berk
embang sehingga volume usahanya semakin besar.
d) Analisis Kemampuan Usaha dan Manajemen
anggota haruslah memiliki kemampuan mengelola
usaha secara profesional, tangguh dan ulet.
Pengusaha akan memiliki kemampuan mengatasi
permasalahan dalam usahanya apabila telah memiliki
pengalaman sekurangnya 2 (dua) tahun. Oleh karena
itu kebijakan pemberian pembiayaan di KSPPS hanya
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

diberikan apabila anggota yang telah memiliki


pengalaman dalam bidang usahanya sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun. Selain itu anggota harus
memiliki kecakapan dalam hal produksi, penjualan-
pemasaran dan mengatur keuangan berdasar skala
dan sektor usahanya.
e) Analisis Keuangan dan Modal
Dalam mengelola usahanya anggota harus mampu m
engatur keuangannya dengan baik, sehingga mampu
menyisihkan sebahagian keuntungannya dalam bentu
k saving yang akan terakumulasi menjadi modal yang
akan meningkatkan skala usahanya.
Harus dicermati bagaimana struktur modal usaha ang
gota apakah sumber modal berasal dari diri sendiri
(self finance) atau berasal dari pinjaman (hutang). Sat
u hal yang harus diwaspadai adalah apabila sumber
modal usaha yang sedang dijalankan sebahagian bes
ar berasal dari sumber pinjaman.
f) Analisis Jaminan
Earning assets KSPPS sebagian besar berasal dari
liability yaitu dana masyarakat dan lembaga-lembaga
keuangan syariah lain untuk dikelola dengan amanah,
aman dan mampu memberikan benefit yang layak.
Oleh karena itu Account Officer harus dapat
menganalisis usaha anggota dimana sumber utama
(Repayment Capacity) untuk pelunasan pembiayaan
nantinya dibayarkan dari hasil keuntungan usahanya
(first way out).

3) Analisis Jaminan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a) Jaminan (agunan) dalam pembiayaan adalah sebagai


komplemen dalam perikatan muamalah setelah diyaki
ni benar atas kelayakan usaha anggota.
b) Fungsi jaminan dapat dijadikan sebagai sumber terak
hir pengganti pelunasan pembiayaan, apabila anggot
a sudah- nyata-nyata tidak mempunyai kemampuan la
gi untuk membayar walau sebelumnya pihak koperasi
telah berupaya memberikan masa tangguh dan upaya
lain agar tidak terjadi pengambilan jaminan sebagai s
umber pembayaran pelunasan pembiayaan. Jaminan
(agunan) dijadikan sebagai pelunasan pembiayaan ap
abila anggota nyata-nyata melakukan tindakan ingkar
janji dengan indikasi keculasan dan kesengajaan.
c) Bentuk jaminan dibagi dua yaitu:
(1) Jaminan utama
(a) Benda Tak Bergerak (tanah dan bangunan)
Berdasarkan atas hak kepemilikan atas tan
ah, maka terbagi menjadi:
1. Akte Jual Beli.
Bukan merupakan tanda kepemilikan
hak atas suatu tanah. Untuk jaminan
ini, pemohon wajib melengkapi Surat

Keterangan Riwayat Tanah (SKRT)


yang diketahui oleh Lurah/Kepala
Desa dan Camat di mana jaminan
tersebut berada. Surat ini
menjelaskan sejarah pemindahalihan
tanah sejak tahun 1961. Akte jual beli
yang dijadikan jaminan untuk
pembiayaan yang berjangka lebih dari
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

satu (1) tahun kepada pemohon


disyaratkan untuk sertifikasi
2. Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak
Guna Usaha, Hak Pakai.
Untuk sertifikat selain hak milik, maka
kepemilikan tanah mempunyai jangka
waktu tertentu. Untuk jaminan tanah
beserta bangunan namun tidak disertai
dengan Surat Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB), maka yang dinilai oleh petugas
penilai (Appraiser) hanya tanahnya saja.

(b) Benda bergerak (kendaraan, mesin, tagiha


n).
Kebijakan KSPPS tentang jaminan berupa
kendaran bermotor adalah:
1 Usia kendaraan bermotor (sepeda motor
dan mobil niaga) maksimal 7 (tujuh) tahu
n dan (mobil sedan) maksimal 10 (sepul
uh) tahun terhitung pada saat anggota m
engajukan pembiayaan ke koperasi.
2 Apabila kepemilikan kendaraan bermoto
r tersebut berasal dari pihak lain yang di
beli oleh anggota dan belum dibalik nam
a, maka anggota wajib menyertakan buk
ti transaksi asli.
3 Mesin dan tagihan hanya merupakan ja
minan tambahan. Calon anggota tetap
wajib menyerahkan jaminan materi.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

(c) Benda tak berwujud (simpanan berjangka


dan tabungan).
1. Jaminan simpanan berjangka ini dapat di
terima apabila anggota menyerahkan bil
yet simpanan berjangka asli yang diterbit
kan oleh koperasi/bank yang bersangkut
an dan telah dikonfirmasi kepada kopera
si/bank penerbit.
2. Jaminan tabungan dapat diterima apabil
a anggota adalah penabung aktif yang t
erlihat dari mutasi rekening tabungannya.
(2) Jaminan tambahan
(a) Borgtocht, yaitu garansi atau jaminan keper
cayaan yang diberikan oleh pihak ketiga te
rhadap anggota atas pembiayaan yang diaj
ukan kepada koperasi.
(b) Avalist, adalah jaminan yang berupa uang
giral seperti cek, giro.

d) Penyidikan dan Penilaian


(1) Untuk memproses dan menetapkan penilaian ter
hadap jaminan yang diagunkan dan menyelidiki
data-data dan spesifikasinya, harus dilakukan ol
eh seksi penyidikan dan penilai (jika telah ada) d
an jika belum ada dilakukan oleh Account Offi
cer yang bersangkutan.
(2) Hasil penyidikan dan penilaian memberikan infor
masi tentang harga dan nilai dari aktiva yang ak
an diagunkan dan legalitas kepemilikannya yang
akan menjadi bahan pertimbangan dalam merek
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

omendasikan pembiayaan.
(3) Penyidikan dan penilaian dilakukan dengan cara:
(a) Meninjau langsung ke lokasi jaminan itu be
rada
(b) Menilai secara akurat tentang kondisi jamin
an berdasarkan data-data dan fakta-fakta y
ang ditemukan di lapangan (personal chec
king)
(c) Jika berupa tanah meminta advis planning
ke dinas tata kota
(d) Melakukan bank checking dan trade checki
ng
(e) Menyampaikan laporan taksasi, personal c
hecking dan trade checking :
1. Nilai agunan 125% dan sekurang- kur
angnya sebanding dengan nominal pe
mbiayaan yang diajukan oleh anggota.
2. Kepemilikan jaminan materi (agunan)
harus milik keluarga inti (suami/istri, a
nak, orang tua pemohon atau pemoho
n itu sendiri).
3. Penandatangan pengikatan jaminan
materi (agunan) berdasar atas hak, ya
itu dilakukan oleh pemilik sebagaima
na tertera dalam bukti kepemilikannya.
e) Peringkat jaminan berdasar jenis dan tata cara pengi
katannya sebagai agunan untuk suatu jumlah- pembia
yaan akan dibuat ketentuan tersendiri.
4) Analisis Risiko
a) Analisis Risiko Makro
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Perkembangan politik, ekonomi dan sosial budaya


secara nasional harus dilihat dan diprediksi
pengaruhnya baik positif maupun negatif terhadap
dunia usaha secara keseluruhan dan kemungkinan
pengaruh langsungnya terhadap usaha anggota.
Misalny ya apakah pemilu dan atau terjadinya
pergantian kepemimpinan nasional akan mempunyai
dampak terhadap perkembangan ekonomi dan
khususnya usaha anggota yang bersangkutan.
b) Analisis Bisnis Dan Industri
Melakukan analisis kondisi usaha anggota dalam
hubungannya dengan usaha lain yang mempunyai
kaitan secara langsung. Bagaimana hubungan
dengan suplier bahan baku, transportasi, harga,
sistem pembayaran, calon konsumen. Kemudian dari
pada itu juga perlu dianalisis membandingkan usaha
anggota dengan usaha sejenis yang ada di pasar
(kualitas, harga, tingkat permintaan), sehingga
diketahui adakah tingkat kejenuhan terhadap produk
sejenis dan prospek usaha anggota. Dari analisis
bisnis dan industri tersebut dapat diprediksi titik kritis
usaha anggota.

c) Analisis Keuangan
Adalah menilai kelayakan usaha dengan dasar
laporan keuangan (neraca dan rugi/laba). Analisis ini
dapat dilakukan dengan:
(1) Analisis vertikal, mengetahui porsi pengalokasia
n dana terhadap basis tertentu.
(2) Analisis horizontal, membandingkan dua atau le
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

bih pos-pos keuangan sejenis dalan satu laporan


keuangan.
(3) Analisis rasio, melihat perkembangan usaha de
ngan skala tertentu.
d) Analisis Manajemen
Adalah melihat kemampuan manajerial
anggota terhadap usahanya.
e) Analisis Yuridis
Menilai kelayakan anggota dari aspek legal, baik
meliputi identitas nyata diri maupun usaha.
MisaLMUya apakah identitas diri (KTP,SIM,) masih
berlaku, apakah ada bukti surat nikah bagi yang telah
menikah, apakah ada bukti persetujuan dari pejabat
yang berwenang bila anggota terikat hubungan kerja
dengan suatu instansi, dan lain-lain. Sedangkan
untuk usaha anggota apakah tidak ada masalah
dengan lingkungan dan telah memperoleh ijin dari
lembaga yang berwenang,

dan lain-lain.
f) Analisis Jaminan
Apakah jaminan yang diberikan cukup baik secara
fisik dan tidak bermasalah. Jaminan yang baik adalah
yang dapat dipasarkan dan dapat dijual, karena tidak
semua benda yang dapat dipasarkan dapat dijual
akan tetapi semua benda yang dapat dijual pasti
dapat dipasarkan.

5. Strukturisasi
Dari hasil identifikasi kebutuhan anggota akan pembiayaan dan
analisis kelayakan, analisis risiko, analisis jaminan oleh Account
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Officer, selanjutnya ditentukan strukturisasi pembiayaan yang sesuai.


Strukturisasi pembiayaan dilakukan untuk menetapkan:
a. Bentuk penggunaan pembiayaan untuk menentukan produk dan
akad
b. Jangka waktu penggunaan pembiayaan
c. Besarnya plafon sehingga tepat jumlah
d. Sumber dan cara pelunasan pembiayaan
e. Meminimalkan risiko pembiayaan yang akan menjadi risiko kope
rasi

6. Penyusunan Usulan Pembiayaan


Setelah proses analisis pembiayaan, Account Officer membuat usulan
pembiayaan diajukan kepada Komite/Panitia Pembiayaan untuk
direkomendasikan mendapat fasilitas pembiayaan. Usulan
pembiayaan berisi yang terpenting:
a. Tujuan
Memuat permohonan ringkas anggota.
b. Data dan analisis kualitatif
1) Legalitas usaha, mencakup analisis yuridis atas anggota d
an usahanya.
2) Riwayat usaha, uraian singkat mengenai kegiatan usaha y
ang dijalankan anggota sejak awal hingga saat ini.
3) Permodalan, menjelaskan tentang struktur dan sumber m
odal perusahaan, yang nantinya akan mempengaruhi pemb
agian wewenang dalam menjalankan usaha.
4) Strategi pemasaran, melihat strategi yang dijalankan oleh a
nggota dalam menghadapi persaingan pasar.
5) Prospek usaha, menganalisis kemampuan anggota untuk
menghasilkan produk dan jasa sesuai dengan perkemban
gan Ipoleksosbudhankam dan kebutuhan masyarakat di ke
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

mudian hari.
c. Data dan analisis kuantitatif
1) Omzet (produksi / penjualan).
2) Laporan Keuangan (neraca dan laba rugi).
3) Kebutuhan pembiayaan.
4) Menguraikan jenis pembiayaan yang sesuai
dan menentukan porsi dana koperasi untuk
seluruh kebutuhan anggota.
5) Menguraikan jenis pembiayaan yang sesuai dan menentuk
an porsi dana koperasi terhadap seluruh kebutuhan anggot
a
d. Hubungan perbankan
Mengetahui bank koresponden anggota baik untuk pendanaan
maupun pembiayaan.
e. Analisis jaminan
Mengetahui kelayakan jaminan baik dari aspek legal maupun m
ateri dihubungkan dengan pembiayaan yang akan diberikan kep
ada anggota. Penilai atau appraiser koperasi dilakukan oleh ba
gian Hukum dan Remedial.
f. Kesimpulan
Merupakan kesimpulan dari analisis kualitatif, analisis kuantitatif,
hubungan perbankan dan analisis jaminan.
g. Rekomendasi
Merupakan usulan Account Officer yang bersangkutan secara
profesional, dan rasional atas permohonan pembiayaan
anggota untuk diajukan kepada Komite/Panitia Pembiayaan.
7. Rapat Komite Pembiayaan
a. Rapat Komite Pembiayaan diselenggarakan untuk membahas,
menganalisis dan memutuskan usulan pembiayaan yang diajuka
n oleh Account Officer, yang diikuti oleh anggota Komite Pembia
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

yaan.
b. Pelaksanaan Rapat Komite Pembiayaan:
1) Komite/Panitia Pembiayaan Sirkulir
a) Komite/Panitia Pembiayaan Sirkulir beranggotakan:
(1) Kepala Bagian Marketing
(2) Kepala Bagian Operasional
(3) Account Officer
(4) ADMP
b) Komite Pembiayaan Sirkulir diberi wewenang oleh Man
ajer KSPPS untuk menganalisis, menilai, dan merekom
endasi persetujuan dan atau penolakan usulan pembia
yaan :
(1) Besarnya Jumlah Plafond ditentukan oleh Kebijak
an Pengurus
(2) Approval persetujuan pembiayaan tetap oleh Man
ajer KSPPS.
2) Rapat Komite Pembiayaan
a) Rapat Komite Pembiayaan beranggotakan
(1) Manajer KSPPS
(2) Manajer Marketing
(3) Manajer Operasional
(4) Account Officer yang ditunjuk Manajer KSPPS

b) ADMP Rapat Komite Pembiayaan diselenggarakan un


tuk memutuskan bagi:
(1) Pembiayaan kepada pihak terkait
(2) Pembiayaan anggota lama yang pengajua
nnya melebihi plafon pembiayaan sebelumnya
(3) Besarnya jumlah plafon ditentukan oleh Kebijaka
n Pengurus
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

c) Teknis Rapat Komite


d) Teknis permintaan analisis, penilaian dan persetujuan
dari Pengurus atas pengajuan pembiayaan jika tidak
memungkinkan untuk dilakukan dalam rapat dikirimka
n melalui facsimile.
e) Proses pengambilan keputusan:
(1) Apabila keputusan (rekomendasi) komite sirkulir
bulat dalam hal menolak dan atau menyetujui us
ulan pembiayaan, maka tinggal dimintakan Man
ajer KSPPS untuk memberikan approval. Apabil
a rekomendasi putusan tidak bulat, maka dapat
diajukan banding pada Manajer KSPPS.
(2) Setiap perbedaan pendapat dari anggota rapat s
ehingga mengakibatkan keputusan rapat komite
tidak bulat, maka harus dicatat didalam notulasi
rapat komite pembiayaan.
(3) Keputusan banding yang diajukan oleh rapat ko
mite kepada Manajer KSPPS dapat berupa men
olak, menyetujui dan atau mengembalikan kepad
a Account Officer untuk memperbaiki sesuai den
gan catatan pemutus banding yang bersangkuta
n.
8. Prinsip Pemberian Persetujuan Pembiayaan
a. Setiap pemberian persetujuan pembiayaan harus mendasarkan
kepada analisis dan rekomendasi tertulis persetujuan usulan pe
mbiayaan.
b. Dalam hal keputusan pemberian persetujuan pembiayaan tidak s
ejalan dengan rekomendasi tertulis usulan pembiayaan, harus dij
elaskan secara tertulis dan alasan apa yang mempertimbangk
an dan meyakinkan pejabat pemutus pembiayaan yang bersan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

gkutan.
c. Keputusan akhir persetujuan pembiayaan berada di komite pem
biayaan.
9. Akad Pembiayaan
a. Setiap pembiayaan yang telah disetujui dan disepakati oleh pem
ohon dengan koperasi, maka wajib dibuatkan akad secara tertuli
s yang memuat hal-hal:

1) Memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum syariah dan


hukum positif yang dapat melindungi kepentingan koperasi,
(penyebutan komparisi, jenis akad)
2) Memuat jumlah, jangka waktu, penggunaan, tata cara pem
bayaran kembali, serta persyaratan lainnya.
b. Setiap akad pembiayaan yang dibuat oleh koperasi harus d
itandatangani di kantor koperasi oleh para pihak dan pihak
yang memberikan persetujuan kepada pemohon beserta p
ara saksi yang salah satu dari saksi tersebut adalah beras
al dari pihak pemohon.
10. Proses Realisasi Pembiayaan
a. Proses realisasi adalah proses pencairan dana atau pembelian b
arang anggota setelah diproses dan diputuskan oleh komite/Pani
tia Pembiayaan.
b. Penggunaan dana untuk pembiayaan jual-beli dinamakan pemb
ayaran, sedangkan penggunaan dana untuk pembiayaan syirkah
dan jasa disebut pencairan.
c. Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern dan ekstern yang berl
aku yang menjamin perlindungan bagi koperasi telah dipenuhi d
an diselesaikan.
d. Dokumen Pendukung Pencairan
1) Utama
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a) Surat Persetujuan Prinsip


b) Perjanjian Pembiayaan
c) Surat Sanggup Angsuran
d) Pengikatan Jaminan
e) Jadwal Angsuran
f) Tanda Terima Uang Anggota (penarikan pembiayaa
n)
2) Tambahan
a) Standar jaminan
b) Kuasa debet (angsuran, biaya administrasi, notaris, as
uransi) dan SPK
e. Pengecekan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum penc
airan pembiayaan dilakukan oleh Unit Support Pembiayaan (Sek
si Legal dan Administrasi Pembiayaan).

11. Prosedur Pembiayaan


a. Prosedur Pembiayaan Murabahah
1) Anggota/Anggota/Anggota usaha
a) Menyampaikan tujuan meminta bantuan KSPPSuntuk
membelikan barang/alat produksi/mesin yang dibutuh
kan, kegunaan barang tersebut dalam usaha bisnisny
a serta sumber dana dan cara untuk melunasi pembel
ian barang tersebut.

b) Menyertakan data-data : Legalitas, Laporan Keuanga


n (minimal 3 bulan terakhir), Data Jaminan dan hubun
gan hukum Anggota usaha dengan jaminan, serta per
syaratan lainnya yang diperlukan oleh KSPPS.
c) Melampirkan informasi barang/alat produksi/ mesin
yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

serta penjual/Supplier barang tersebut.


(1) Informasi Supplier
(2) Informasi tentang nama, alamat, dan
telpon Supplier
(3) Konfirmasi tersedianya barang
2) Account Officer
a) Menganalisis kelayakan bisnis Anggota usaha, histori
s usaha Anggota usaha baik dari segi kualitatif dan k
uantitatif.
b) Jika Anggota usaha tidak mempunyai usulan/calon S
upplier, Account Officer berhak untuk mencarikan Sup
plier.
3) Unit Support (Administrasi Pembiayaan, Legal)
a) Menganalisis Anggota usaha dan Supplier dari segi y
uridis, kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam b
idang hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan
oleh Anggota usaha.
b) Hasil analisis disampaikan kepada Account Officer. S
elanjutnya berdasarkan informasi tersebut dan analisi
s kualitatif/kuantitatif Account Officer akan mempresen
tasikannya kepada Komite.
4) Komite Pembiayaan
a) Bila permintaan Anggota usaha dianggap tidak layak,
maka seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak lay
ak untuk mendapat fasilitas Murabahah. Seluruh doku
men harus dikembalikan pada Anggota usaha, dan Ac
count Officer menyampaikan surat penolakan kepada
Anggota usaha.
b) Bila permintaan Anggota usaha dianggap layak serta
memenuhi kriteria, Komite akan memberikan persetuj
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

uan khususnya menyangkut :


(1) Harga Beli Barang dari Supplier
(2) Harga Jual Pada Anggota usaha
(3) Jangka waktu pelunasan barang
(4) Besarnya uang muka yang harus diserahkan ole
h Anggota usaha
(5) Penunjukan Supplier/penjual barang
(6) Jaminan bila diperlukan, dan
(7) Persyaratan lain yang harus dipenuhi Anggota u
saha.

5) Account Officer
a) Berdasarkan persetujuan Komite, sampaikan Surat P
ersetujuan Murabahah kepada Anggota usaha

b) Hubungi Supplier dan meminta Surat Pernyataan San


ggup dari Supplier untuk memastikan bahwa Supplier
sanggup untuk menyediakan barang sesuai kriteria ya
ng disampaikan Account Officer pada saat melakuka
n konfirmasi tersedianya barang.
6) Anggota usaha
a) Setelah menerima surat persetujuan Murabahah, Ang
gota usaha menyatakan persetujuannya atas seluruh
persyaratan yang diajukan termasuk melengkapi sel
uruh dokumen yang diminta KSPPS. Anggota usaha
Setuju membayar uang muka.
b) Pada saat Anggota usaha melakukan pembayaran ua
ng muka, maka KSPPSakan mengeluarkan Tanda Ter
ima Uang Muka Murabahah.
7) Unit Support (Adm. Pembiayaan)
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a) Setelah menerima uang muka Murabahah, bagian Ad


ministrasi Pembiayaan dapat mengeluarkan Surat Pe
mesanan Barang Pada Supplier, Supplier menerima
Surat Pemesanan Barang dan menyatakan barang ter
sedia dan siap dikirimkan pada Anggota usaha.
b) Bagian Administrasi Pembiayaan mempersiapkan Aka
d Murabahah, yaitu akad jual beli antara KSPPSdan S
upplier untuk membeli barang yang dimaksud. Dilanjut
kan dengan Akad Murabahah, antara KSPPSdan Ang
gota usaha. Pada saat ini dapat sekaligus dilakukan p
engikatan jaminan (bila perlu) dapat berupa barang ya
ng diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya.
c) Supplier mengeluarkan Surat Permohonan Realisasi
Murabahah kepada KSPPSyang meminta pelunasan
harga beli barang.
d) Bagian Administrasi Pembiayaan dapat melakukan In
struksi pembayaran harga beli barang langsung pada
rekening Supplier atau melalui cek atau instrumen lain
nya sesuai pernyataan Supplier dalam Surat Permoho
nan Realisasi Murabahah.
e) Setelah menerima pembayaran, Supplier akan menye
rahkan Tanda Terima Uang Oleh Supplier.
f) Supplier mengirimkan barang pada Anggota usaha de
ngan melampirkan Surat Pengiriman Barang Pada An
ggota usaha.
g) Setelah barang diterima oleh Anggota usaha, maka A
nggota usaha wajib untuk menyerahkan pada KSPPS
Tanda Terima Barang Oleh Anggota usaha.
h) Anggota usaha setelah menerima barang sesuai deng
an spesifikasi yang diminta, selanjutnya sesuai ketent
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

uan dalam persetujuan Murabahah, pelunasan harga j


ual barang kepada KSPPSdilaksanakan oleh Anggot
a usaha sesuai dengan jangka waktu yang

disepakati.
i) Pelunasan dapat dilakukan dengan cara sekaligus ata
upun diangsur.
b. Prosedur Pembiayaan Mudharabah / Musyarakah
1) Anggota usaha
a) Menyampaikan tujuan untuk kebutuhan dana sebagai
modal kerja untuk suatu proyek tertentu. Anggota usah
a menjelaskan tentang proyek yang akan dikerjakan, pi
hak- pihak yang terlibat dan tujuan proyek, pihak yang
akan memanfaatkan proyek, pengalaman Anggota usa
ha dalam melaksanakan proyek sejenis atau pengalam
an Anggota usaha dalam proyek lain, keuntungan yang
dapat diraih dari proyek ini dan sumber dana untuk men
gembalikan modal tersebut.
b) Menyertakan data-data perusahaan (Neraca, Rugi/La
ba,) dan spesifikasi proyek (Cash flow, asumsi pendap
atan, biaya, laba/rugi). Keseluruhan proposal harus dap
at menggambarkan kegiatan proyek secara lengkap da
n akurat.
2) Account Officer
Menganalisis kelayakan bisnis Anggota usaha, historis usah
a Anggota usaha baik dari segi kualitatif dan kuantitatif serta
kelayakan proyek/usaha yang akan dikerjakan Anggota usah
a.
3) Unit Support (Administrasi Pembiayaan, Legal) :
a) Menganalisis Anggota usaha dari segi yuridis maupun
kelengkapan/perizinan dan keabsahan proyek, juga kel
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

engkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang huku


m,dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh Anggota
usaha.
b) Hasil pemeriksaan Unit Support akan disampaikan kep
ada Account Officer. Selanjutnya berdasarkan informas
i tersebut dan analisis kualitatif/kuantitatif Account Offic
er akan mempresentasikannya kepada Komite.
4) Komite Pembiayaan
a) Bila permintaan Anggota usaha dianggap tidak layak,
maka seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak laya
k untuk mendapat fasilitas Mudharabah/Musyarakah. M
aka seluruh dokumen harus dikembalikan pada Anggot
a usaha, dan Account Officer menyampaikan penolaka
n tersebut kepada Anggota usaha.
b) Bila permintaan Anggota usaha dianggap layak serta m
emenuhi kriteria, Komite akan memberikan persetujua
n yang khususnya menyangkut:
(1) Jumlah Modal Anggota usaha
(2) Jumlah Modal KSPPS
(3) Jangka waktu Kerja sama
(4) Nisbah bagi hasil dari keuntungan atau pendapata
n proyek

(5) Persyaratan lain yang harus dipenuhi Anggota us


aha.
5) Account Officer
a) Berdasarkan persetujuan Komite, Account Officer men
girimkan Surat Persetujuan Musyarakah / Mudharabah
kepada Anggota usaha
b) Setelah menerima surat persetujuan, bila Anggota usa
ha Setuju maka Anggota usaha akan mempersiapkan k
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

elengkapan dokumen untuk akad.


c) Bagian Administrasi Pembiayaan mempersiapkan Akad
Musyarakah / Mudharabah, yaitu perjanjian bagi hasil a
ntara KSPPSdengan Anggota usaha
d) Setelah akad ditandatangani, Anggota usaha diminta u
ntuk mengeluarkan Surat Permohonan Realisasi.
e) Bagian Administrasi Pembiayaan memberikan informas
i bahwa akad sudah terlaksana, dan Account Officer d
apat menyetujui dilaksanakannya pencairan dana kepa
da Anggota usaha.
f) Setelah menerima dana dari KSPPS, Anggota usaha a
kan menyerahkan Tanda Terima Uang Oleh Anggota
usaha.
g) Selama proyek berjalan Account Officer diwajibkan unt
uk turut terlibat, monitoring perkembangan proyek dan
pendapatan serta biaya yang dikeluarkan.
h) Selama Proyek Berjalan Anggota usaha akan melakuk
an Pembayaran Bagi Hasil kepada KSPPSsesuai nisba
h yang telah disepakati bersama.
i) Pembayaran Pokok dilakukan di akhir periode selesai
nya jangka waktu kerjasama.
c. Prosedur Pembiayaan Ijarah / Ijarah MB
1) Anggota usaha
a) Menyampaikan tujuan untuk menyewa barang/alat pr
oduksi/ mesin/ gedung/ kendaraan yang dibutuhkan.
b) Menyertakan data-data: Legalitas, Laporan Keuangan
(minimal 3 bulan terakhir), Data Jaminan dan hubung
an hukum Anggota usaha dengan jaminan, Persyarat
an lainnya yang diperlukan oleh KSPPS.
c) Melampirkan informasi barang/alat produksi/ mesin/ge
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

dung/Kendaraan yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, w


arna,dan ukuran serta penjual/Supplier barang terseb
ut.
2) Supplier
Informasi tentang nama,alamat, telpon yang dimiliki
Supplier
3) Account Officer :
a) Menganalisis kelayakan bisnis Anggota usaha, histori
s usaha Anggota usaha baik dari segi kualitatif dan k
uantitatif.

b) Jika Anggota usaha tidak mempunyai usulan/calon S


upplier, Account Officer berhak untuk mencarikan Sup
plier.
4) Unit Support (Administrasi Pembiayaan, Legal)
a) Menganalisis Anggota usaha dan Supplier dari segi y
uridis, kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam b
idang hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan
anggota.
b) Hasil analisis Unit Support akan disampaikan kepada
Account Officer. Selanjutnya berdasarkan informasi te
rsebut dan analisis kualitatif/kuantitatif Account Officer
akan mempresentasikannya ke Komite Pembiayaan.
5) Komite Pembiayaan
a) Bila permintaan Anggota usaha dianggap tidak layak,
maka seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak lay
ak untuk mendapat fasilitas Ijarah. Seluruh dokumen
harus dikembalikan pada Anggota usaha, dan Accoun
t Officer menyampaikan penolakan tersebut kepada
Anggota usaha.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b) Bila permintaan Anggota usaha dianggap layak serta


memenuhi kriteria, Komite akan memberikan persetuj
uan khususnya menyangkut :
(1) Plafond sewa
(2) Biaya sewa per bulan
(3) Jangka waktu sewa
(4) Jaminan, dan persyaratan lain yang harus dipen
uhi Anggota usaha.
6) Account Officer
a) Berdasarkan persetujuan Komite, Account Officer aka
n mengirimkan Surat Persetujuan Ijarah kepada Angg
ota usaha
b) Setelah menerima surat persetujuan Ijarah, Anggota u
saha menyatakan persetujuannya atas seluruh persya
ratan yang diajukan termasuk melengkapi seluruh dok
umen yang diminta KSPPS.
c) Anggota usaha membayar Uang Jaminan untuk men
yewa
d) KSPPSmengeluarkan Tanda Terima Uang Jaminan S
ewa (TTUJS) yang akan ditandatangani Anggota usa
ha.
e) Bagian Administrasi Pembiayaan dapat mengeluarkan
Surat Pemesanan Barang Pada Supplier (SPBPS) ata
u lebih dikenal Purchase Order (PO).
f) Supplier menerima PO dan menyatakan Barang Ters
edia dan siap dikirim ke Anggota usaha.
g) Bagian Administrasi Pembiayaan mempersiapkan Aka
d Ijarah MB, yaitu pengikatan perjanjian antara KSPP
Sdengan anggota (anggota usaha) untuk menyewa b
arang/mesin/kendaraan dimaksud dalam jangka wakt
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

u tertentu dan diakhir periode penyewaan Anggota us


aha akan membeli barang tersebut.
h) Sesuai permintaan KSPPS(bila masih diperlukan) Sup
plier menyiapkan Kelengkapan Dokumen perusahaan
dan dokumen barang/mesin/kendaraan untuk pelaks
anaan proses jual beli barang dengan KSPPS.
i) Selanjutnya antara KSPPSdengan Supplier akan dila
ngsungkan Akad Murabahah untuk jual beli barang/m
esin/kendaraan yang akan disewakan kepada Anggot
a usaha.
j) Setelah akad Murabahah antara KSPPSdengan Supp
lier, otomatis proses pembelian barang telah terlaksan
a dan barang menjadi Milik Koperasi.
k) Supplier mengeluarkan Surat Permohonan Realisasi
Murabahah, kepada KSPPSyang meminta pelunasan
harga beli barang.
l) Bagian Administrasi Pembiayaan dapat melakukan In
struksi pembayaran sejumlah harga beli barang langs
ung pada rekening Supplier atau melalui cek atau inst
rumen lainnya sesuai pernyataan Supplier dalam Sura
t Permohonan Realisasi Murabahah.
m) Setelah menerima pembayaran, Supplier akan menye
rahkan Tanda Terima Uang Oleh Supplier
n) Supplier mengirimkan barang pada Anggota usaha de
ngan melampirkan Surat Pengiriman Barang Pada An
ggota usaha.
o) Setelah barang diterima oleh Anggota usaha, maka A
nggota usaha wajib untuk menyerahkan pada KSPPS
Tanda Terima Barang Oleh Anggota usaha.
p) Setelah menerima barang sesuai dengan spesifikasi y
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

ang diminta, selanjutnya sesuai ketentuan dalam pers


etujuan Ijarah, Anggota usaha mulai melakukan Pemb
ayaran Sewa.
q) Pada akhir periode Anggota usaha membeli barang t
ersebut sesuai dengan harga yang telah disepakati di
akad Ijarah.
r) Bagian Administrasi Pembiayaan akan menerima pem
bayaran dari Anggota usaha dan melakukan Peminda
han Kepemilikan atas barang tersebut.

d. Prosedur Pembiayaan Qardh


1) Anggota usaha
Anggota usaha datang dan mengisi formulir qardh yang
berisi data Anggota usaha dan tujuan penggunaan dana.
2) Unit Layanan Anggota usaha
Memeriksa keaslian Identitas Anggota usaha, keterangan
Anggota usaha dan tujuan penggunaan Qardh apakah
sesuai dengan kebijakan produk Qardh.

3) Account Officer
a) Menganalisis keterangan dan informasi yang diberika
n Unit Layanan Anggota usaha. Account Officer mem
utuskan jumlah Qardh yang bisa diberikan
b) Account Officer juga menentukan jangka waktu, besa
rnya cicilan yang harus dibayar kembali kembali oleh
Anggota usaha, dan biaya administrasi yang dibebank
an kepada Anggota usaha (pembebanan biaya admini
strasi merupakan kebijakan intern KSPPS, oleh karen
a landasan syariah tidak mewajibkan adanya biaya ad
ministrasi)
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

4) Unit Support
a) Bagian Administrasi Pembiayaan mempersiapkan Aka
d Qardh
b) Bagian Administrasi Pembiayaan dapat melakukan In
struksi Pembayaran pada Anggota usaha
c) Setelah menerima dana, Anggota usaha akan meny
erahkan Tanda Terima Uang Qardh kepada KSPPSs
erta Anggota usaha membayar biaya administrasi (jik
a diminta)
d) Anggota usaha dapat melakukan pelunasan Qardh se
suai jangka waktu, jatuh tempo dan besarnya yang tel
ah ditentukan pada Akad.

I. PEMBIAYAAN BERMASALAH
1. Pengertian Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang menurut kualitasnya didas
arkan atas resiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan anggota pem
biayaan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar bagi hasil serta meluna
si pembiayaan.

2. Mengukur pembiayaan bermasalah


a. Berdasarkan Metode KAP
Kolektabilitas pembiayaan dapat di golongkan menjadi lima :
i. Kolektabilitas 1 (Lancar) : Akad pembiayaan dikatakan lancar jika pemb
ayaran pokok atau pelunasan pokok tepat waktu dan atau pembayaran
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

pendapatan (bagi hasil) dimana Rencana Pendapatan (RP) sama atau l


ebih dari 80% Penerimaan Pendapatan (PP).
ii. Kolektabilitas 2 DPK (dalam perhatian khusus) : apabila pembayaran an
gsuran pokok dan margin tidak tepat waktu kurang dari satu bulan tetapi
menyampaikan keuangan secara teratur.
iii. Kolektabilitas 3 (Kurang Lancar) : Pembiayaan dikatakan kurang lancar j
ika pengembalian pokok atau pelunasan terdapat tunggakan angsuran
pokok atau pelunasan pokok sampai dengan 3 (tiga) bulan dan atau pe
nerimaan pendapatan (bagi hasil) dimana RP di atas 30% PP sampai d
engan 80% PP (30% PP < RP < 80% PP).
iv. Kolektabilitas 4 (Diragukan) : Pembiayaan dikatakan diragukan jika pen
gembalian pokok atau pelunasan terdapat tunggakan angsuran pokok a
tau pelunasan pokok yang telah melampaui 3 (tiga) bulan sampai denga
n 24 (dua puluh empat) bulan dan atau pembayaran pendapatan (bagi h
asil).
v. Kolektabilitas 5 (Macet) : Pembiayaan dikatakan macet jika pengembali
an pokok atau pelunasan terdapat tunggakan angsuran pokok atau pelu
nasan yang telah melampaui 24 (dua puluh empat) bulan dan atau pem
bayaran pendapatan (bagi hasil) terdapat RP < 30% PP lebih dari 3 peri
ode pembayaran.

b. Berdasarkan Metode PAR


Penggolongan kolektibilitas dengan menggunakan metode PAR adalah P
engukuran rasio portofolio piutang dan pembiayaan berdasarkan tingkat
resiko. Suatu Portofolio dikatakan beresiko jika sudah mengalami keterla
mbatan dalam proses pengemblian atau angsuranya sehingga diperlukan
tindakan pencadangan sebagai antisipasi dari kerugian yang yang mungki
n timbul dari portofolio beresiko tersebut. sedang jika katagorinya lancar at
au tidak terdapat keterlambatan, portofolio dianggap tidak beresioko sehin
gga tidak perlu dicadangkan penyisihan penghapusan pembiayaannya.

Cara menghitung portofolio beresiko adalah sebagai berikut :


Nama Plafond Tanggal Jangk Angsuran Realisasi Saldo Angsuran Target Tungakan Keter
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a juml
Anggot pembiayaa msk yg lambata
a pembiayaan Pencairan Waktu Pokok Angsuran n ke angsuran angsuran n kode
yg
Pinjaman (bulan) per bulan Diterima (kali) masuk ( Bln ) Koll
20-Jan-
Adi 100.000 10
2023 10.000 63.667 36.333 6 63.667 - - L
17-Feb-
Ari 100.000 10
2023 10.000 53.000 47.000 5 54.333 1.333 0,13 K
6-Feb-
Asmat 100.000 10
2023 10.000 50.000 50.000 6 58.000 8.000 0,80 K
20-Jan-
Asmuni 100.000 10
2023 10.000 25.000 75.000 6 63.667 38.667 3,87 TT
20-Jan-
100.000 10
Didi 2023 10.000 63.000 37.000 6 63.667 667 0,07 K
6-Feb-
100.000 10
Lele 2023 10.000 45.000 55.000 6 58.000 13.000 1,30 R
6-Feb-
100.000 10
Bebek 2023 10.000 50.000 50.000 6 58.000 8.000 0,80 K

349.
TOTAL 700.000 667 350.333

2x
1x tunggaka 3x
Nama tunggakan n tunggakan kelewatan Outstanding
Anggota kode Lancar 1 - 30 hr 31 - 60 hr 61 - 90 hr > 90 Protofolio
Koll KL R M TT Beresiko
Adi
L 36.333,33 - - - - -
Ari
K - 1.333 - - - 47.000
Asmat
K - 8.000 - - - 50.000
Asmuni TT - - - - 75.000 75.000

Didi K - 667 - - - 37.000

Lele R - - 13.000 - - 55.000

Bebek K - 8.000 - - - 50.000

JUMLA
TOTAL H 36.333 18.000 13.000 - 75.000 314.000
JUMLA 5% 4% 0% 21%
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

H
PAR 30% Ket : ( 5% + 4% +0% +_21%)

1) Mengklasifikasikan tingkat keterlambatan ke dalam kelompok potofolio


beresiko :
a) Lambat 1 – 30 hari masuk pada katagori portofolio berisiko 1 ( Kura
ng Lancar / KL )
b) Lambat 31 – 60 hari masuk pada katagori portofolio berisiko 2 ( Dirag
ukan / R )
c) Lambat 61 – 90 hari masuk pada katagori portofolio berisiko 3 (Mac
et / M)
d) Lambat > 90 hari masuk katagori portofolio berisiko 4 ( Tidak Tertagi
h / TT )
2) Membandingkan piutang dan pembiayaan beresiko pada masing-masi
ng katagori dengan total saldo piutang dan pembiayaan. Dari tabel di
atas diperoleh informasi sebagai berikut :
18.000
1) Katagori Portofolio Beresiko 1 (KL) berjumlah x 100 %=5 %
350.333
2) Katagori Portofolio Beresiko 2 (R) berjumlah 13.000 atau sebesar 4
%
3) Katagori Portofolio Beresiko 3 (M) berjumlah 0 atau sebesar 0%
4) Katagori Portofolio Beresiko 4 (TT) berjumlah 75.000 atau sebesar 2
1%
3) PAR di hitung dengan menjumlahkan masing masing portofolio yang
beresiko yakni : 5% + 4% + 0% +21% = 30%

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pembiayaan


Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi kualitas p
embiayaan:
a. Kualitas Pembiayaan (track record)
Faktor utama yang mempengaruhi kualitas pembiayaan adalah kualitas
Pembiayaan dari Anggota Pembiayaan itu sendiri. Ini mencakup riwayat
Pembiayaan, skor Pembiayaan, dan kemampuan Anggota Pembiayaan un
tuk membayar kembali pinjaman secara tepat waktu.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b. Stabilitas Keuangan Anggota Pembiayaan


Stabilitas keuangan Anggota Pembiayaan, termasuk pendapatan stabil, ali
ran kas yang cukup, dan likuiditas yang memadai, memainkan peran penti
ng dalam menentukan kemampuan Anggota Pembiayaan untuk membayar
kembali pinjaman.
c. Kondisi Ekonomi
Kondisi ekonomi secara luas, baik lokal maupun global, dapat mempengar
uhi kualitas pembiayaan.
d. Jenis Pembiayaan
Pembiayaan yang diasosiasikan dengan aset yang mudah dipertukarkan a
tau dengan nilai yang stabil cenderung memiliki risiko yang lebih rendah da
ripada pembiayaan yang berkaitan dengan aset yang sulit dipertukarkan at
au berisiko tinggi.
e. Kebijakan dan Prosedur Penilaian Risiko
Kebijakan dan prosedur penilaian risiko yang diterapkan oleh lembaga keu
angan dalam menilai Anggota Pembiayaan dan memutuskan pemberian pi
njaman juga dapat mempengaruhi kualitas pembiayaan.

4. Penanganan Pembiayaan Bermasalah


Berikut Langkah-langkah dalam penanganan pembiayaan bermasalah :
a. Evaluasi dan Identifikasi
Langkah pertama adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pembi
ayaan yang menjadi bermasalah. Identifikasi dengan cermat pembiayaan y
ang telah melewati tenggat waktu pembayaran, memiliki keterlambatan pe
mbayaran, atau menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan Anggota
Pembiayaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran.
b. Komunikasi dengan Debitur
Berkomunikasi dengan debitur secara langsung untuk memahami penyeba
b keterlambatan pembayaran atau kesulitan finansial yang mereka alami.
c. Restrukturisasi Pembiayaan (3R)
Jika memungkinkan, lembaga keuangan dapat mempertimbangkan untuk
melakukan restrukturisasi pembiayaan. Hal ini dapat meliputi penjadwalan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

ulang pembayaran, penurunan margin, perpanjangan jangka waktu, atau b


ahkan penghapusan sebagian dari utang yang belum terbayar.
d. Penagihan Aktif
Untuk pembiayaan yang sulit untuk direstrukturisasi atau jika debitur tidak r
esponsif terhadap upaya komunikasi, lembaga keuangan dapat mengambil
tindakan penagihan yang lebih aktif. Ini bisa mencakup pengiriman surat p
eringatan, atau bahkan memulai proses hukum jika diperlukan.

5. Cara Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah


Berikut Langkah-langkah dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah :
a. Kemampuan ada, kemauan ada, agunan cukup
- Restrukturisasi (jangka waktu, margin)
- Penagihan intensif
- Take over ke lembaga keuangan lain
- Selesaikan dengan jual agunan
b. Kemampuan ada, kemauan ada, agunan tidak cukup/ tidak ada
- Pendekatan persuasif
- Eksekusi agunan (setelah SP 3)
c. Kemampuan tidak ada, kemauan ada, agunan cukup
- Jual agunan
d. Kemampuan tidak ada, kemauan tidak ada, agunan cukup
- Restrukturing
- Eksekusi agunan (setelah SP 3)
e. Pembiayaan dipakai orang lain
- Tetap ditagih ke atas nama secara intensif atau diselesaikan dengan
agunan / asset
- Di take over ke pemakai dana dengan pengikatan kuat & agunan cukup
f. Agunan milik orang lain
- Ada surat kuasa, selesaikan dengan jual agunan
- Tidak ada surat kuasa, lakukan restrukturing dengan dibuatkan surat
kuasa / ganti agunan milik Anggota Pembiayaan
g. Agunan tidak cukup / tidak ada
- Ada asset lain & ada i’tikad baik, negosiasi dengan jual asset lain
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

- Ada asset lain & tidak ada i’tikad baik, gugatan perdata
h. Anggota Pembiayaan menghilang
- Agunan sudah notariil, lelang
- Agunan ada tapi tidak notariil, pendekatan ke keluarga
- Di take over ke keluarga yang ada
i. Kemampuan tidak ada, asset tidak ada
- Pemutihan / PPAP

6. Sanksi Dan Denda


- Sesuai dengan fatwa DSN-MUI No.17 Tahun 2000 yaitu diperbolehkan
mengenakan denda dan ta’widh kepada anggota pembiayaan
bermasalah yang tidak mempunyai i’tikad baik.
- Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir dan mendisiplinkan anggota
pembiayaan bermasalah tersebut.
- Dalam penerapan denda, mengenakan sejumlah uang yang telah
disepakati di awal perjanjian.
- Mengalokasikan dana tersebut untuk dana sosial.

J. FATWA-FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL


1. Fatwa Tentang Pembiayaan Mudharabah
a. Ketentuan Pembiayaan:
1) Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada
pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
2) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik
dana) membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha),
sedangkan pengusaha (mitra usaha) bertindak sebagai
mudharib atau pengelola usaha.
3) Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian dana, dan
pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

kesepakatan kedua belah pihak (LKS dengan pengusaha).


4) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang
telah disepakati bersama dan sesuai dengan syari’ah; dan
LKS tidak ikut serta dalam managemen perusahaan atau
proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan
dan pengawasan.
5) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas
dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
6) LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian
akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (mitra usaha)
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi
perjanjian.
7) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan
penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari mudharib
atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan
apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran
terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam
akad.
8) Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan
memperhatikan fatwa DSN.
9) Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10) Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan
kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap
kesepakatan, mudharib berhak mendapat ganti rugi atau
biaya yang telah dikeluarkan.
b. Rukun dan Syarat Pembiayaan:
1) Penyedia dana (sahibul maal) dan pengelola (mudharib)
harus cakap hukum.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para


pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam
mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-
hal berikut:
a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit
menunjukkan tujuan kontrak (akad).
b) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat
kontrak.
c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui
korespondensi, atau dengan menggunakan cara-
cara komunikasi modern.
3) Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan
oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha
dengan syarat sebagai berikut:
a) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang
dinilai. Jika modal diberikan dalam bentuk aset,
maka aset tersebut harus dinilai pada waktu akad.
c) Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus
dibayarkan kepada mudharib, baik secara bertahap
maupun tidak, sesuai dengan kesepakatan dalam
akad.
4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat
sebagai kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut
ini harus dipenuhi:
a) Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak
boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak.
b) Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak
harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak
disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

(nisbah) dari keun-tungan sesuai kesepakatan.


Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
c) Penyedia dana menanggung semua kerugian
akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh
menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan
dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau
pelanggaran kesepakatan.
5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai
perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oleh
penyedia dana, harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib,
tanpa campur tangan penyedia dana, tetapi ia
mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.
b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan
pengelola sedemikian rupa yang dapat menghalangi
tercapainya tujuan mudharabah, yaitu keuntungan.
c) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum Syari’ah
Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan
mudharabah, dan harus mematuhi kebiasaan yang
berlaku.
c. Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan:
1) Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
2) Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah
kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi.
3) Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi,
karena pada dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-
amanah), kecuali akibat dari kesalahan disengaja,
kelalaian, atau kecurangan.
4) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau
jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi


Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

2. Fatwa Tentang Pembiayaan Musyarakah Beberapa


Ketentuan:
a. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para
pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam
mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan
hal-hal berikut:
1) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit
menunjukkan tujuan kontrak (akad).
2) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat
kontrak.
3) Akad dituangkan secara tertulis, melalui
korespondensi, atau dengan menggunakan cara-
cara komunikasi modern.
b. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Kompeten dalam memberikan atau diberikan
kekuasaan perwakilan.
2) Setiap mitra harus menyediakan dana dan
pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja
sebagai wakil.
3) Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset
musyarakah dalam proses bisnis normal.
4) Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang
lain untuk mengelola aset dan masing-masing
dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan
aktifitas musyarakah dengan memperhatikan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian


dan kesalahan yang disengaja.
5) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan
atau menginvestasikan dana untuk kepentingannya
sendiri.
c. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)
1) Modal
a) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas,
perak atau yang nilainya sama.
b) Modal dapat terdiri dari aset perdagangan,
seperti barang-barang, properti, dan
sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus
terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan
disepakati oleh para mitra.
c) Para pihak tidak boleh meminjam,
meminjamkan, menyumbangkan atau
menghadiahkan modal musyarakah kepada
pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.
d) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan
musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk
menghindari terjadinya penyimpangan, LKS
dapat meminta jaminan.
2) Kerja
a) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan
merupakan dasar pelaksanaan musyarakah;
akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah
merupakan syarat. Seorang mitra boleh
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang
lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut
bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam


musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari
mitranya. Kedudukan masing-masing dalam
organisasi kerja harus dijelaskan dalam
kontrak.
3) Keuntungan
a) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas
untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa
pada waktu alokasi keuntungan atau
penghentian musyarakah.
b) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan
secara proporsional atas dasar seluruh
keuntungan dan tidak ada jumlah yang
ditentukan di awal yang ditetapkan bagi
seorang mitra.
c) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika
keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan
atau prosentase itu diberikan kepadanya.
d) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang
dengan jelas dalam akad.
4) Kerugian
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara
proporsional menurut saham masing-masing dalam
modal.

d. Biaya Operasional dan Persengketaan


1) Biaya operasional dibebankan pada modal
bersama.
2) Jika salah satu pihak tidak menunaikan
kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan


melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

3. Fatwa Tentang Jual Beli Murabahah


a. Ketentuan Umum Murabahah:
1) LKS dan mitra usaha harus melakukan akad
murabahah yang bebas riba.
2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh
syari’ah Islam.
3) LKS membiayai sebagian atau seluruh harga
pembelian barang yang telah disepakati
kualifikasinya.
4) LKS membeli barang yang diperlukan mitra usaha
atas nama LKS, dan pembelian ini harus sah dan
bebas riba.
5) LKS harus menyampaikan semua hal yang
berkaitan dengan pembelian, misaLMUya jika
pembelian dilakukan secara hutang.
6) LKS kemudian menjual barang tersebut kepada
mitra usaha (pemesan) dengan harga jual senilai
harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini
LKS harus memberitahu secara jujur harga pokok
barang kepada mitra usaha berikut biaya yang
diperlukan.
7) Mitra usaha membayar harga barang yang telah
disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang
telah disepakati.
8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau
kerusakan akad tersebut, pihak LKS dapat
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

mengadakan perjanjian khusus dengan mitra


usaha.
9) Jika LKS hendak mewakilkan kepada mitra usaha
untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual
beli murabahah harus dilakukan setelah barang,
secara prinsip, menjadi milik LKS.
b. Ketentuan Murabahah kepada Mitra usaha:
1) Mitra usaha mengajukan permohonan dan
perjanjian pembelian suatu barang atau aset
kepada LKS.
2) Jika LKS menerima permohonan tersebut, ia harus
membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya
secara sah dengan pedagang.
3) LKS kemudian menawarkan aset tersebut kepada
mitra usaha dan mitra usaha harus menerima
(membeli)-nya sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakatinya, karena secara hukum perjanjian
tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak
harus membuat kontrak jual beli.
4) Dalam jual beli ini LKS dibolehkan meminta mitra
usaha untuk membayar uang muka saat
menandatangani kesepakatan awal pemesanan.
5) Jika mitra usaha kemudian menolak membeli
barang tersebut, biaya riil LKS harus dibayar dari
uang muka.
6) Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang
harus ditanggung oleh LKS, LKS dapat meminta
kembali sisa kerugiannya kepada mitra usaha.
7) Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai
alternatif dari uang muka, maka
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a) jika mitra usaha memutuskan untuk membeli


barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga.
b) jika mitra usaha batal membeli, uang muka
menjadi milik LKS maksimal sebesar kerugian yang
ditanggung oleh LKS akibat pembatalan tersebut;
dan jika uang muka tidak mencukupi, mitra usaha
wajib melunasi kekurangannya.
c. Jaminan dalam Murabahah:
1) Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar mitra
usaha serius dengan pesanannya.
2) LKS dapat meminta mitra usaha untuk
menyediakan jaminan yang dapat dipegang.
d. Hutang dalam Murabahah:
1) Secara prinsip, penyelesaian hutang mitra usaha
dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya
dengan transaksi lain yang dilakukan mitra usaha
dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika
mitra usaha menjual kembali barang tersebut
dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap
berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya
kepada LKS.
2) Jika mitra usaha menjual barang tersebut sebelum
masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera
melunasi seluruh angsurannya.
3) Jika penjualan barang tersebut menyebabkan
kerugian, mitra usaha tetap harus menyelesaikan
hutangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh
memperlambat pemba- yaran angsuran atau
meminta kerugian itu diperhitungkan.
e. Penundaan Pembayaran dalam Murabahah:
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

1) Mitra usaha yang memiliki kemampuan tidak


dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya.
2) Jika mitra usaha menunda-nunda pembayaran
dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak
menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah
tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
f. Bangkrut dalam Murabahah:
Jika mitra usaha telah dinyatakan pailit dan gagal
menyelesaikan hutangnya, LKS harus menunda tagihan
hutang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau
berdasarkan kesepakatan.
4. Fatwa Tentang Jual Beli Salam
a. Ketentuan tentang Pembayaran:
1) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya,
baik berupa uang, barang, atau manfaat.
2) Pembayaran harus dilakukan pada saat kontrak
disepakati.
3) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan
hutang.
b. Ketentuan tentang Barang:
1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai
hutang.
2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
3) Penyerahannya dilakukan kemudian.
4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5) Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya.
6) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

barang sejenis sesuai kesepakatan.


c. Ketentuan tentang Salam Paralel:
Dibolehkan melakukan salam paralel dengan syarat:
1) Akad kedua terpisah dari akad pertama, dan
2) Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
d. Penyerahan Barang Sebelum atau pada Waktunya:
1) Penjual harus menyerahkan barang tepat pada
waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah
disepakati.
2) Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas
yang lebih tinggi, penjual tidak boleh meminta
tambahan harga.
3) Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas
yang lebih rendah, dan pembeli rela menerimanya,
maka ia tidak boleh menuntut pengurangan harga
(diskon).
4) Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari
waktu yang disepakati dengan syarat kualitas dan
jumlah barang sesuai dengan kesepakatan, dan ia
tidak boleh menuntut tambahan harga.
5) Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia
pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih
rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka
ia memiliki dua pilihan:
a) membatalkan kontrak dan meminta kembali
uangnya,
b) menunggu sampai barang tersedia.
e. Pembatalan Kontrak:
Pada dasarnya pembatalan salam boleh dilakukan,
selama tidak merugikan kedua belah pihak.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

f. Perselisihan:
Jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak,
maka persoalannya diselesaikan melalui Badan
Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan
melalui musyawarah.

5. Fatwa Tentang Jual Beli Istishna’


a. Ketentuan tentang Pembayaran:
1) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya,
baik berupa uang, barang, atau manfaat.
2) Pembayaran dilakukan sesuai dengan
kesepakatan.
3) Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan
hutang.
b. Ketentuan tentang Barang:
1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai
hutang.
2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
3) Penyerahannya dilakukan kemudian.
4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5) Pembeli (pembeli, mustashni’) tidak boleh menjual
barang sebelum menerimanya.
6) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan
barang sejenis sesuai kesepakatan.
7) Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai
dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar
(hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan
akad.
c. Ketentuan Lain:
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

1) Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai


dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.
2) Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak
disebutkan di atas berlaku pula pada jual beli
istishna’.
3) Jika salah satu pihak tidak menunaikan
kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara
kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah
tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

6. Fatwa Tentang Ijarah


a. Rukun dan Syarat Ijarah:
1) Pernyataan ijab dan qabul.
2) Pihak-pihak yang berakad (berkontrak): terdiri atas
pemberi sewa (lessor, pemilik aset, LKS), dan
penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaat
dari penggunaan aset, mitra usaha).
3) Obyek kontrak: pembayaran (sewa) dan manfaat
dari penggunaan aset.
4) Manfaat dari penggunaan aset dalam ijarah adalah
obyek kontrak yang harus dijamin, karena ia rukun
yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan
bukan aset itu sendiri.
5) Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua
belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal
atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan
cara penawaran dari pemilik aset (LKS) dan
penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa (mitra
usaha).
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

b. Ketentuan Obyek Ijarah:


1) Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan
barang dan/atau jasa.
2) Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat
dilaksanakan dalam kontrak.
3) Pemenuhan manfaat harus yang bersifat
dibolehkan.
4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan
sesuai dengan syari’ah.
5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian
rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan)
yang akan mengakibatkan sengketa.
6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan
jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali
dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
7) Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar
mitra usaha kepada LKS sebagai pembayaran
manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam
jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam Ijarah.
8) Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat
lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.
9) Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa
dapat diwujudkan dalam ukuran waktu,
tempat dan jarak.
c. Kewajiban LKS dan Mitra usaha dalam Pembiayaan
Ijarah
1) Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa:
a) Menyediakan aset yang disewakan.
b) Menanggung biaya pemeliharaan aset.
c) Menjaminan bila terdapat cacat pada aset yang
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

disewakan.
2) Kewajiban mitra usaha sebagai penyewa:
a) Membayar sewa dan bertanggung jawab
untuk menjaga keutuhan aset yang disewa
serta menggunakannya sesuai kontrak.
b) Menanggung biaya pemeliharaan aset yang
sifatnya ringan (tidak materiil).
c) Jika aset yang disewa rusak, bukan karena
pelanggaran dari penggunaan yang
dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak
penyewa dalam menjaganya, ia tidak
bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
d. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi
Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

7. Fatwa Tentang Qardh


a. Ketentuan Umum al-Qardh
1) Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada
mitra usaha (muqtaridh) yang memerlukan.
2) Mitra usaha al-Qardh wajib mengembalikan jumlah
pokok yang diterima pada waktu yang telah
disepakati bersama.
3) Biaya administrasi dibebankan kepada mitra usaha.
4) LKS dapat meminta jaminan kepada mitra usaha
bilamana dipandang perlu.
5) Mitra usaha al-Qardh dapat memberikan tambahan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

(sumbangan) dengan sukarela kepada LKS selama


tidak diperjanjikan dalam akad.
6) Jika mitra usaha tidak dapat mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat
yang telah disepakati dan LKS telah memastikan
ketidakmampuannya, LKS dapat:
a) memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau
b) menghapus (write off) sebagian atau seluruh
kewajibannya.
b. Sanksi
1) Dalam hal mitra usaha tidak menunjukkan
keinginan mengembalikan sebagian atau seluruh
kewajibannya dan bukan karena
ketidakmampuannya, LKS dapat menjatuhkan
sanksi kepada mitra usaha.
2) Sanksi yang dijatuhkan kepada mitra usaha
sebagaimana dimaksud butir 1 dapat berupa --dan
tidak terbatas pada-- penjualan barang jaminan.
3) Jika barang jaminan tidak mencukupi, mitra usaha
tetap harus memenuhi kewajibannya secara
penuh.
c. Sumber Dana
Dana al-Qardh dapat bersumber dari:
1) Bagian modal LKS;
2) Keuntungan LKS yang disisihkan; dan
3) Lembaga lain atau individu yang
mempercayakan penyaluran infaqnya kepada LKS.
d. Ketentuan Lain
Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi


Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

8. Fatwa Tentang Sistem dan Prinsip Distribusi Hasil Usaha


Dalam LKS
a. Ketentuan Umum
1) Pada prinsipnya, LKS boleh menggunakan sistem
Accrual Basis maupun Cash Basis dalam
administrasi keuangan.
2) Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), dalam
pencatatan sebaiknya digunakan sistem Accrual
Basis; akan tetapi, dalam distribusi hasil usaha
hendaknya ditentukan atas dasar penerimaan
yang benar-benar terjadi (Cash Basis).
3) Penetapan sistem yang dipilih harus disepakati
dalam akad.
4) Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip
Bagi Hasil (Revenue Sharing) maupun Bagi Untung
(Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha
dengan mitra (mitra usaha)- nya.
5) Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini,
pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan
prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing).
6) Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang
dipilih harus disepakati dalam akad.
b. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya
atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak,
maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi
Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

musyawarah.

K. KEGIATAN MAAL KSPPS


Ketentuan Umum
1. KSPPS selain menjalankan kegiatan pembiayaan atau tamwil, dapat
menjalankan kegiatan ’maal’ dan atau kegiatan pengumpulan dan
penyaluran dana Zakat, Infaq, Sodaqoh, wakaf, dan dana social
keagamaan lainnya.
2. KSPPS yang menyelenggarakan kegiatan ‘maal’ harus dikelola dan
disupervisi oleh penanggungjawab khusus bidang ‘maal’.
3. KSPPS yang menjalankan kegiatan ‘maal’, wajib memisahkan sistem
administrasi dan laporan keuangan kegiatan ‘maal’ nya sesuai dengan
PSAK yang berlaku.
4. Kegiatan bidang ‘maal’ mengacu pada peraturan dan perundang-
undangan pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS).
5. Dalam hal terjadi kesulitan pengelolaan baik karena aspek teknis
maupun aspek legal, maka kegiatan ‘maal’ harus dipisahkan dari
kegiatan KSPPS dan dikelola melalui lembaga di luar KSPPS.

Program Penghimpunan Baitul Maal


a. Penguatan Branding
Penguatan branding melibatkan serangkaian strategi dan
tindakan untuk meningkatkan citra dan kesan yang dimiliki oleh
Baitul Maal. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil
untuk melakukan penguatan branding:
i. Pahami Identitas Merek: Identifikasi nilai inti, misi, visi, dan
kepribadian Baitul Maal. Pahami dengan jelas apa yang
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

membuat Baitul Maal unik dan menarik bagi audiens Baitul


Maal.
ii. Konsistensi Branding: Pastikan konsistensi dalam semua
elemen branding, termasuk logo, warna, tipografi, dan gaya
visual. Konsistensi membantu menciptakan citra yang kuat
dan mudah dikenali bagi Baitul Maal.
iii. Konten Berkualitas: Buat konten yang berkualitas tinggi
dan relevan dengan audiens Baitul Maal . Konten dapat
berupa artikel blog, video, infografis, atau posting media
sosial. Konten yang bermanfaat dapat memperkuat citra
Baitul Maal.
iv. Interaksi dengan Audiens: Berinteraksi secara aktif dengan
audiens Baitul Maal melalui media sosial, email, atau saluran
komunikasi lainnya. Tanggapi pertanyaan, masukan, atau
keluhan dengan cepat dan ramah. Interaksi yang positif
membantu membangun hubungan yang kuat dengan
audiens Baitul Maal.
v. Differentiasi dari Kompetitor: Identifikasi apa yang
membedakan Baitul Maal dari entitas lainnya dan
komunikasikan dengan jelas kepada audiens Baitul Maal .
Fokus pada keunggulan kompetitif Baitul Maal dan manfaat
yang ditawarkan kepada pelanggan/mitra.
vi. Pengalaman Pelanggan yang Positif: Berikan pengalaman
pelanggan yang positif melalui produk atau layanan yang
berkualitas, pelayanan yang ramah, dan proses pembelian
yang mudah. Pengalaman pelanggan yang positif adalah
kunci untuk membangun loyalitas merek jangka panjang.
vii. Kemitraan dan Kolaborasi: Pertimbangkan untuk
melakukan kemitraan atau kolaborasi dengan merek lain
atau influencer yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Baitul Maal. Hal ini dapat membantu meningkatkan visibilitas


Baitul Maal dan menjangkau audiens baru.
viii.Edukasi dan Penyuluhan: Berikan edukasi atau informasi
yang berguna kepada audiens Baitul Maal tentang produk
atau layanan Baitul Maal , serta topik-topik yang terkait. Hal
ini membantu membangun kepercayaan dan mengangkat
Baitul Maal sebagai pemimpin pemikiran dalam bidang
tersebut.

b. Pembentukan Jejaring Internal dan Eksternal


Pembentukan jejaring internal dan eksternal merupakan langkah
penting dalam memperkuat organisasi atau bisnis, baik dari segi
operasional maupun strategis. Berikut adalah beberapa strategi
untuk membentuk jejaring internal dan eksternal yang efektif:
Jejaring Internal:
1. Komunikasi Internal yang Efektif: Pastikan komunikasi
yang terbuka dan efektif antara semua bagian dan tingkatan
dalam organisasi. Ini dapat dilakukan melalui rapat reguler,
surel, atau platform kolaborasi internal.
2. Budaya Kerja Kolaboratif: Bangun budaya kerja yang
mendorong kolaborasi dan kerja tim di antara anggota
organisasi. Ini dapat mencakup pelatihan, acara tim-building,
atau program penghargaan untuk pencapaian bersama.
3. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Berikan
pelatihan dan pengembangan kepada karyawan untuk
meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka. Ini
tidak hanya meningkatkan kinerja individu, tetapi juga
memperkuat ikatan internal dalam organisasi.
4. Platform Kolaborasi Internal: Gunakan teknologi dan
platform kolaborasi internal seperti intranet atau aplikasi
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

kolaborasi untuk memfasilitasi pertukaran informasi, berbagi


pengetahuan, dan kerja tim di antara karyawan.
5. Program Penghargaan dan Pengakuan: Selain
memberikan umpan balik konstruktif, kenali dan hargai
pencapaian karyawan secara teratur. Ini dapat menciptakan
lingkungan kerja yang positif dan memotivasi karyawan
untuk berkontribusi lebih.
Jejaring Eksternal:
1. Partnership dan Kemitraan: Bangun hubungan kemitraan
dengan organisasi atau bisnis lain yang memiliki tujuan atau
nilai yang sejalan. Kemitraan dapat membantu dalam
berbagi sumber daya, meningkatkan visibilitas, dan
mencapai tujuan bersama.
2. Partisipasi dalam Komunitas Industri: Ikuti acara,
seminar, atau konferensi yang berkaitan dengan Baitul Maal
untuk membangun jejaring dengan para profesional dan
pemangku kepentingan lainnya. Ini dapat membantu dalam
pertukaran informasi, ide, dan peluang bisnis.
3. Keterlibatan dalam Organisasi Profesional: Bergabung
dengan organisasi profesional atau asosiasi yang relevan
dengan industri atau bidang Baitul Maal . Ini dapat
membantu dalam memperluas jaringan kontak,
mendapatkan akses ke sumber daya, dan meningkatkan
profil bisnis Baitul Maal .
4. Kolaborasi dengan Influencer: Jalin kerja sama dengan
influencer atau pemimpin pendapat dalam industri Baitul
Maal untuk meningkatkan visibilitas merek Baitul Maal dan
menjangkau audiens baru.
5. Pendekatan Proaktif kepada Pelanggan: Bangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan melalui pelayanan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

yang ramah, produk atau layanan yang berkualitas, dan


komunikasi yang terbuka. Pelanggan yang puas dapat
menjadi sumber referensi dan penghubung potensial untuk
jaringan eksternal Baitul Maal .
Dengan memperkuat jejaring internal dan eksternal, Baitul Maal
dapat memperluas pengaruh dan kesuksesan organisasi atau
bisnis Baitul Maal .
c. Optimalisasi Media
Optimalisasi media adalah upaya untuk memanfaatkan berbagai
saluran media secara efektif guna meningkatkan visibilitas, interaksi,
dan dampak dari pesan atau konten yang disampaikan. Berikut
adalah beberapa strategi untuk melakukan optimalisasi media:
1. Identifikasi Audiens yang Tepat: Pahami siapa target
audiens Baitul Maal dan di mana mereka berada. Identifikasi
saluran media yang paling relevan dan efektif untuk
menjangkau audiens Baitul Maal , baik itu media sosial, situs
web, blog, atau media tradisional.
2. Konten Berkualitas: Buat konten yang berkualitas tinggi,
relevan, dan menarik bagi audiens Baitul Maal . Konten dapat
berupa artikel, video, gambar, infografis, atau podcast.
Pastikan konten Baitul Maal memberikan nilai tambah dan
memenuhi kebutuhan atau minat audiens Baitul Maal .
3. Konsistensi: Pertahankan konsistensi dalam penjadwalan dan
penayangan konten Baitul Maal di berbagai saluran media.
Konsistensi membantu membangun kesadaran merek dan
membentuk hubungan yang kuat dengan audiens Baitul Maal .
4. Optimalkan Platform Media Sosial: Gunakan berbagai fitur
dan alat yang disediakan oleh platform media sosial untuk
meningkatkan visibilitas dan interaksi dengan konten Baitul
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Maal . Gunakan hashtag, cerita, polling, dan fitur lainnya untuk


menarik perhatian audiens Baitul Maal .
5. Analisis dan Penyesuaian: Lacak kinerja konten Baitul Maal
secara teratur melalui analisis media sosial dan alat analisis
lainnya. Identifikasi apa yang berhasil dan apa yang tidak, lalu
sesuaikan strategi Baitul Maal sesuai dengan temuan Baitul
Maal .
6. Kolaborasi dengan Influencer: Jalin kerja sama dengan
influencer atau pemimpin pendapat yang memiliki pengaruh
besar di dalam industri atau komunitas Baitul Maal . Kolaborasi
dengan influencer dapat membantu meningkatkan visibilitas
dan otoritas merek Baitul Maal .
7. Penggunaan Beragam Media: Manfaatkan berbagai jenis
media, termasuk teks, gambar, video, dan audio, untuk
menyampaikan pesan Baitul Maal . Beragam media dapat
menjangkau audiens dengan preferensi yang berbeda dan
meningkatkan keterlibatan mereka.
8. Pelayanan Pelanggan Melalui Media: Gunakan media
sebagai saluran untuk memberikan pelayanan pelanggan yang
efisien dan responsif. Tanggapi pertanyaan, masukan, atau
keluhan pelanggan dengan cepat dan ramah untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten dan
berkelanjutan, Baitul Maal dapat meningkatkan efektivitas dan
dampak dari upaya media Baitul Maal .
d. Komunikasi Komunitas
Komunikasi komunitas adalah proses saling berinteraksi dan
berkomunikasi antara anggota komunitas untuk membangun hubungan
yang kuat, memfasilitasi pertukaran informasi, serta mempromosikan
partisipasi dan keterlibatan aktif dalam kegiatan komunitas. Berikut
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

adalah beberapa strategi untuk meningkatkan komunikasi dalam


sebuah komunitas:
1. Pertemuan Rutin: Adakan pertemuan rutin atau forum diskusi
untuk memfasilitasi interaksi langsung antara anggota
komunitas. Pertemuan ini dapat berupa rapat bulanan, acara
bersama, atau lokakarya yang membahas topik-topik yang
relevan dengan kepentingan komunitas.
2. Penggunaan Media Sosial: Manfaatkan media sosial sebagai
platform untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan
mempromosikan kegiatan komunitas. Buat grup atau halaman
khusus untuk komunitas Baitul Maal di platform seperti
Facebook, WhatsApp, atau Telegram untuk memudahkan
interaksi antar anggota.
3. Survei dan Umpan Balik: Lakukan survei secara berkala untuk
memahami kebutuhan, keinginan, dan kepuasan anggota
komunitas. Gunakan hasil survei untuk mengidentifikasi area
yang perlu diperbaiki dan untuk membuat keputusan yang lebih
baik dalam mengelola komunitas.
4. Pembuatan Konten Edukatif: Buat konten edukatif seperti
artikel, video, atau infografis yang relevan dengan kepentingan
dan kebutuhan anggota komunitas. Konten tersebut dapat berisi
informasi tentang topik tertentu, tips, atau panduan yang
bermanfaat bagi anggota komunitas.
5. Membangun Kemitraan: Jalin kerja sama dengan organisasi
atau komunitas lain yang memiliki tujuan atau nilai yang sejalan
dengan komunitas Baitul Maal . Kemitraan dapat memperluas
jaringan kontak, sumber daya, dan dukungan untuk kegiatan
komunitas.
6. Komunikasi Dua Arah: Berikan kesempatan bagi anggota
komunitas untuk berpartisipasi aktif dalam proses komunikasi.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Dengarkan pendapat, masukan, dan ide dari anggota komunitas,


dan tanggapi dengan cepat dan tepat.
7. Acara dan Kegiatan Komunitas: Selenggarakan acara dan
kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif dari anggota
komunitas. Ini dapat berupa kegiatan sosial, olahraga, atau
kegiatan amal yang memperkuat rasa kebersamaan dan
identitas komunitas.
8. Transparansi dan Keterbukaan: Jaga transparansi dalam
pengambilan keputusan dan pengelolaan komunitas. Berikan
informasi yang jelas dan terbuka tentang kegiatan, kebijakan,
dan proses komunitas kepada anggota.
Dengan menerapkan strategi-strategi komunikasi komunitas ini, Baitul
Maal dapat membangun hubungan yang kuat, memperkuat identitas
komunitas, dan meningkatkan keterlibatan anggota dalam kegiatan
komunitas.
e. Diversifikasi Fundraising
Diversifikasi dalam penggalangan dana (fundraising) adalah strategi
untuk mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan yang digunakan
untuk mendukung sebuah organisasi atau proyek. Dengan memiliki
beberapa sumber pendapatan yang berbeda, organisasi dapat
mengurangi risiko ketergantungan pada satu sumber dana saja.
Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan diversifikasi dalam
penggalangan dana:
1. Donasi Individu: Mendorong donasi dari individu merupakan
salah satu sumber pendapatan utama untuk banyak organisasi
nirlaba. Beragam strategi dapat digunakan untuk menjangkau
dan memotivasi individu untuk memberikan sumbangan, seperti
kampanye online, penggalangan dana perorangan, atau
keanggotaan berbasis sumbangan.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

2. Korporasi dan Bisnis: Membangun kemitraan dengan


perusahaan atau bisnis lokal atau nasional dapat menjadi
sumber pendapatan yang signifikan. Ini dapat meliputi sponsor
acara, program sumbangan perusahaan, atau kerjasama untuk
kampanye amal.
3. Pemerintah dan Dana Publik: Mengejar dana dari pemerintah,
yayasan, atau organisasi internasional adalah cara lain untuk
mendiversifikasi sumber pendapatan. Ini bisa melalui program
hibah, bantuan proyek, atau dana dukungan operasional.
4. Kegiatan Penggalangan Dana: Mengadakan acara
penggalangan dana seperti gala dinner, lelang amal, atau
konser bisa menjadi cara yang efektif untuk mengumpulkan
dana tambahan. Acara-acara semacam itu tidak hanya
menghasilkan pendapatan langsung, tetapi juga meningkatkan
kesadaran tentang misi organisasi Baitul Maal .
5. Warisan dan Hibah: Mencari dukungan dari individu yang
memasukkan organisasi Baitul Maal dalam wasiat mereka atau
memberikan hibah dari trust atau yayasan adalah cara lain
untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.
6. Produk dan Penjualan: Memperoleh pendapatan dari
penjualan produk atau merchandise yang terkait dengan misi
organisasi juga bisa menjadi sumber pendapatan tambahan. Ini
bisa berupa penjualan merchandise, buku, atau barang-barang
lain yang bisa dijual.
7. Investasi dan Dana Investasi Sosial: Memanfaatkan investasi
sosial atau dana investasi yang berfokus pada dampak sosial
dan lingkungan bisa menjadi cara untuk mendiversifikasi
sumber pendapatan jangka panjang.
8. Donasi Inkind: Selain uang tunai, organisasi juga dapat
menerima sumbangan dalam bentuk barang atau jasa yang
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

dapat mereka manfaatkan atau dijual untuk mengumpulkan


dana tambahan.
Dengan melakukan diversifikasi dalam penggalangan dana,
organisasi dapat mengurangi risiko ketergantungan pada satu sumber
pendapatan saja dan meningkatkan ketahanan finansial mereka dalam
jangka panjang.

2. Program Pendayagunaan Baitul Maal


a. Program masyarakat sejahtera
Beberapa ciri-ciri masyarakat sejahtera sebagai berikut: Terpenuhinya
segala kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan Setiap
warga negara memiliki jaminan kesehatan yang baik sebab memiliki
kemampuan untuk membiayai pengobatannya Mendapat pendidikan
yang layak sebab mampu membiayai layanan pendidikan yang
dibutuhkan Memiliki jaminan sosial saat memasuki usia tidak produktif
(lansia) Rendahnya tingkat kriminalitas di suatu kelompok masyarakat
Tingkat kebahagiaan relatif lebih tinggi Upaya membangun
masyarakat sejahtera Kehidupan masyarakat sejahtera dapat
terwujud jika penduduk mampu berpartisipasi dalam pembangunan.

Maka strategi dan upaya pembangunan harus bertujuan


meningkatkan masyarakat. Untuk menuju masyarakat yang sejahtera,
dibutuhkan usaha yang sama antara negara dan masyarakat. Banyak
upaya yang dapat ditempuh untuk membangun masyarakat sejahtera,
di antaranya: Bersikap toleransi antarwarga negara atas perbedaan
yang hadir di masyarakat seperti suku, agama, ras, budaya, dan
golongan. Saling menghormati dan menghargai keragaman budaya
yang ada di tiap-tiap elemen masyarakat di Indonesia. Pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia baik pembangunan yang
bersifat fisik seperti infrastruktur dan pembangunan yang bersifat non-
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

fisik seperti pemerataan pendidikan. Penyediaan lapangan kerja yang


memadai sehingga angka kemiskinan dapat ditekan dan masyarakat
mampu hidup secara swadaya dan layak. Menyediakan dan
memperbaiki fasilitas umum dari negara agar masyarakat dapat
dengan mudah mendapatkan dan memanfaatkan fasilitas umum. Taat
membayar pajak agar infrastruktur dan pembangunan lainnya dapat
terus berjalan karena pembangunan adalah dari rakyat untuk rakyat.
Menciptakan program untuk mewjdukan sebuah desa dengan
masyarakat yang sadar tentang kesehatan gizi, pola hidup sehat dan
bersih baik jasmani dan rohani. Menata kehidupan masyarakat yang
aman, tertib, taat hukum, dan harmonis Dengan kerja sama yang baik
antara masyarakat dan negara dapat tercipta kehidupan kebangsaan
yang mensejahterakan masyarakat.
b. Program karakter Building- Tahfidz dan tafhim Al-qur’an
(Pendidikan Etika dan karakter berbasis Al-qur’an)
Pendidikan karakter menurut Al-Qur'an bukan hanya sekedar
mengajarkan atau memberikan pengetahuan tentang baik dan buruk,
melainkan membiasakan, menyontohkan, melatihkan, menanamkan,
dan mendarahdagingkan sifat-sifat yang baik, dan menjauhi perbuatan
yang buruk.

c. Program Pemberdayaan Ekonomi


Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah usaha untuk mengubah
kondisi masyarakat tertentu dalam memecahkan berbagai persoalan
terkait peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan.
Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi merupakan
program pemerintah untuk meningkatkan perekonomian desa.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Program ini mencakup pemberdayaan UKM, industri rumah tangga,


BUMDes, kelompok tani, pasar, serta penunjang ekonomi masyarakat
lainnya.
d. Wakaf Uang (Cash Wakaf/Wagf al-Nuqud) adalah wakaf yang
dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum
dalam bentuk uang tunai. Termasuk ke dalam pengertian uang adalah
surat-surat berharga. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan
digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar'i.

3. Pendistribusian
1. Fakir
Fakir adalah kadar kemampuan yang rendah dari seseorang baik
dalam bentuk harta maupun kemampuan secara jasmani.
Ketidakmampuan ini mengakibatkan seseorang memiliki sangat
sedikit harta benda atau bahkan tidak memilikinya sama sekali.
Umumnya, fakir digolongkan kepada orang yang tidak memiliki
pekerjaan atau usaha. Fakir seringkali disama artikan dengan
miskin, padahal keduanya merujuk pada kondisi yang berbeda.
Dibandingkan dengan miskin, fakir merupakan golongan yang lebih
membutuhkan pertolongan atau bantuan.
a. Kriteria
b. Indikator

2. Miskin
Miskin adalah seseorang yang memiliki rezeki yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan akan tetapi masih kekurangan. Umumnya,
miskin digolongkan kepada orang yang memiliki pekerjaan atau
usaha, namun gaji/pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya. Alasan ketidakcukupan ini biasanya
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

dipengaruhi oleh gaji yang rendah namun memiliki beban finansial


yang besar atau keterbatasan seseorang dalam bekerja di
pekerjaan yang bergaji cukup. Meskipun tak separah fakir namun
kategori miskin adalah yang rentan untuk jatuh pada golongan
fakir.
3. Amil
Orang-orang yang berpartisipasi dan mengurus proses
terselenggaranya Zakat. Amil juga merupakan pihak yang memiliki
tanggung jawab atas harta yang diZakatkan, dan bertanggung
jawab pada pembagian Zakat. Tanggung jawab besar seorang amil
adalah memberikan Zakat harus pada orang yang tepat dan benar-
benar membutuhkannya.
4. Mualaf
Seseorang yang baru masuk Islam dan dimungkinkan mempunyai
iman yang masih lemah. Pemberian Zakat kepada para mualaf
adalah untuk memantapkan hatinya dan meneguhkan
keimanannya, untuk percaya bahwa ia telah menjadi bagian dari
Islam dan bahwa Islam adalah agama yang indah, yang akan
selalu menolong satu sama lain.
5. Riqab
Riqab adalah sebutan untuk hamba sahaya atau budak. Istilah ini
diperuntukkan bagi orang-orang di zaman dahulu yang dirinya
dibeli oleh saudagar-saudagar kaya. Tujuan
pemberian Zakat kepada riqab adalah untuk memerdekakannya
dari jeratan perbudakan. Golongan ini mungkin saja sudah tidak
relevan di zaman sekarang, karena praktik perbudakan sudah
dihapuskan.
6. Gharim
Gharim adalah golongan orang yang terjerat utang dan tidak
mampu membayarnya. Latar belakang utang yang dilakukan oleh
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

gharim ini, umumnya karena tidak mampu memenuhi kebutuhan


dasarnya. Dia terpaksa berhutang meskipun tidak sanggup
membayarnya karena tidak cukupnya pendapatan atau bahkan
tidak ada pendapatan.
7. Fisabilillah
Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah dalam
bentuk kegiatan seperti dakwah, jihad dan sebagainya. Di zaman
dulu, yang relevan dengan golongan ini adalah orang-orang yang
menyebarkan ajaran agama Islam dan rela mati untuk berperang
membela agama Allah. Namun dalam konteks sekarang, fisabilillah
adalah orang-orang yang memiliki kapabilitas dalam berdakwah
baik di pengajian-pengajian atau pondok pesantren.
8. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan untuk
ketaatan kepada Allah dan kehabisan biaya. Golongan ini adalah
musafir yang bepergian untuk menempuh hal-hal baik, seperti
mencari nafkah atau bepergian untuk berdakwah. Golongan orang-
orang ini berkemungkinan untuk kehabisan sumber daya yang
dimiliki, sehingga akan sangat terbantu dengan bantuan berupa
Zakat.

b. Prosedur Penyaluran
1. Identifikasi Calon Penerima Ziswaf
Identifikasi calon penerima ziswaf adalah proses untuk menentukan
individu atau keluarga yang memenuhi kriteria sebagai penerima
manfaat dari program ziswaf.
2. Metode Identifikasi Calon Penerima Ziswaf
a. Survei lapangan.
b. Pengajuan dari masyarakat atau orang yang mengetahui
kondisi calon penerima.
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

c. Kerja sama dengan lembaga sosial atau instansi pemerintah


terkait.
3. Sumber Data untuk Identifikasi Calon Penerima Ziswaf
a. Data dari lembaga sosial atau instansi pemerintah terkait.
b. Data dari survei lapangan yang dilakukan oleh lembaga
penyelenggara ziswaf.
c. Pengajuan dari masyarakat atau orang yang mengetahui
kondisi calon penerima.

4. Verifikasi dan Validasi Calon Penerima Ziswaf


Verifikasi dan validasi calon penerima ziswaf adalah proses penting
dalam memastikan bahwa bantuan zakat, infaq, dan sedekah yang
disalurkan kepada penerima yang memenuhi kriteria dan benar-
benar membutuhkan.

5. Proses Verifikasi Data Calon Penerima Ziswaf


Proses verifikasi data calon penerima ziswaf dilakukan untuk
memastikan kebenaran data dan informasi calon penerima yang
telah diidentifikasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
proses verifikasi data adalah:
a. Meminta dokumen identitas dan dokumen pendukung lainnya
yang relevan dengan kriteria penerima ziswaf.
b. Meminta keterangan dari pihak terkait, seperti RT/RW atau
tokoh masyarakat setempat.

6. Proses Validasi Data Calon Penerima Ziswaf


Proses validasi data calon penerima ziswaf dilakukan untuk
memastikan kebenaran data yang telah diverifikasi. Beberapa hal
yang dapat dilakukan dalam proses validasi data adalah:
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

a. Melakukan kunjungan langsung ke rumah calon penerima.


b. Mengecek data calon penerima dengan sumber data lain yang
ada.
c. Menanyakan kepada pihak terkait untuk memastikan
kebenaran data.

7. Mekanisme Penyaluran
Mekanisme penyaluran ziswaf adalah serangkaian proses yang
dilakukan untuk menyalurkan dana zakat, infaq, sedekah, dan
wakaf (ziswaf) kepada penerima yang memenuhi kriteria dan telah
diverifikasi serta divalidasi keabsahannya. Mekanisme ini meliputi
dua hal utama, yaitu jenis bantuan yang diberikan dan metode
penyaluran bantuan.

8. Jenis Bantuan yang Diberikan


Bantuan yang diberikan dapat berupa sandang,pangan,papan,
kesehatan, lingkungan, dakwah, dan pendidikan, dan kebutuhan
lainnya yang dibutuhkan oleh calon penerima.

9. Metode Penyaluran Bantuan


Penyaluran bantuan dapat dilakukan secara langsung dengan
mendatangi calon penerima, atau melalui transfer bank atau kiriman
uang. Lembaga penyelenggara ziswaf harus memastikan bahwa
metode penyaluran yang digunakan aman dan efektif untuk
mencegah penyalahgunaan.

10. Pemantauan dan Evaluasi Penyaluran


No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

Pemantauan dan evaluasi penyaluran ziswaf merupakan tahap


penting dalam memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat
sasaran dan efektif.

11. Proses Pemantauan Penyaluran Bantuan


Setelah bantuan disalurkan, lembaga penyelenggara ziswaf harus
melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan bahwa
bantuan tersebut benar-benar digunakan untuk keperluan yang
tepat. Pemantauan dapat dilakukan melalui kunjungan lapangan
atau melalui komunikasi langsung dengan calon penerima.

12. Evaluasi Efektivitas Penyaluran Bantuan


Lembaga penyelenggara ziswaf harus melakukan evaluasi terhadap
efektivitas penyaluran bantuan yang telah dilakukan. Evaluasi dapat
dilakukan dengan mengevaluasi feedback dari calon penerima,
membandingkan target dan realisasi penyaluran, dan mengevaluasi
efisiensi dari proses penyaluran. Evaluasi dapat membantu
lembaga penyelenggara ziswaf dalam meningkatkan kualitas dan
efektivitas program ziswaf yang dilakukan.

Besaran penyaluran ZIS


Persentase pembagian zakat 8 asnaf merupakan aspek penting dalam
pengelolaan zakat. Aspek-aspek ini meliputi:
o Ketentuan
o Hikmah
o Dampak
o Penerima
o Syarat
o Penyaluran
o Pengelolaan
No. SK :
KOPERASI SYARIAH
010/bmt/VII/2024

MANAJEMEN OPERASIONAL Revisi ke :


PENGELOLAAN USAHA Tanggal :

o Pertanggungjawaban

Ketentuan pembagian zakat 8 asnaf didasarkan pada Al-Qur’an dan hadis.


Hikmah di balik pembagian ini adalah untuk mewujudkan keadilan sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Dampak positif zakat dapat dirasakan oleh
penerima zakat maupun masyarakat secara keseluruhan. Penerima zakat
yang berhak meliputi fakir, miskin, amil, mualaf, budak, gharim, fisabilillah,
dan ibnu sabil. Masing-masing asnaf memiliki syarat dan ketentuan yang
berbeda dalam menerima zakat. Sehingga bisa dihitung secara merata
besaran penyaluran masing – masing asnaf adalah 12,5 % dari total dana
kelolaan zakat.
Penyaluran zakat harus dilakukan secara tepat sasaran dan akuntabel.
Pengelolaan zakat yang baik akan memastikan bahwa zakat dapat
dimanfaatkan secara optimal. Sehingga prosentase besaran dari 8 asnaf tidak
harus merata sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan yang ada.
Pengelolaan dana zakat harus membuat laporan yang akuntabel dan bisa di
pertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban pengelola zakat sangat penting
untuk menjaga kepercayaan dan transparansi.

Anda mungkin juga menyukai