LP & SP Halusinasi RSJ

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

PADA PASIEN HALUSINASI


DI RUANG ANTAREJA RSJ SOEROJO MAGELANG

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Emilia Puspitasari Sugiyanto, M. Kep., Sp.Kep.J

DISUSUN OLEH:
Sasa Lidya Wardhani
2105029

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2024
A. Pengertian
Halusinasi dalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai
contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang lagi
berbicara (Kusumawati & Hartono, 2010).
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori atau suatu objek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh panca indra.
Halusinasi merupakan suatu gelaja gangguan jiwa yang seseorang mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merupakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
perabaan dan penciuman. Seseorang merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
(Yusuf, Rizki & Hanik, 2015).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sensori
persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo, 2017)
B. Jenis, Rentang Respon, Fase
a. Jenis-jenis
Anda telah mengetahui dan mempelajari mengenai pengertian, proses terjadinya
halusinasi, rentang respon neurobioogis dan tahap-tahap halusinasi.penulis
berharap Anda telah memahaminya. Materi yang akan kita pelajari selanjutnya
adalah jenis halusinasi. Penjelasan dibawah ini adalah mengenai jenis halusinasi.

Jenis Halusinasi Data Obyektif Data Subyektif


Halusinasi Pendengaran  Bicara atau tertawa  Mendengar suara-suara
sendiri atau kegaduhan
 Marah-marah tanpa  Mendengar suara yang
sebab mengajak bercakap-
 Menyedengkan telinga cakap
ke arah tertentu  Mendengar suara
 Menutup telinga menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya
Halusinasi Pengelihatan  Menunjuk-nunjuk ke  Melihat bayangan, sinar,
arah tertentu bentuk geometris,bentuk
 Ketakutan pada sesuatu kartoon, melihat hantu
yang tidak jelas atau monster
Halusinasi Penciuman  Mengisap-isap seperti  Membaui bau-bauan
sedang membaui bau- seperti bau darah, urin,
bauan tertentu feses, kadang-kadang
 Menutup hidung bau itu menyenangkan
Halusinasi Pengecapan  Sering meludah  Merasakan rasa seperti
 Muntah darah, urin atau feses
Halusinasi Perabaan  Menggaruk-garuk  Mengatakan ada
permukaan kulit serangga di permukaan
kulit
 Merasa seperti tersengat
listrik

b. Rentang Respon
Stuart and Laraia menjelaskan rentang respon neurobiologis pada pasien dengan
gangguan senssori persepsi halusinasi sebagai berikut:

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Proses pikrr kadang Gangguan proses pikir


Persepsi kuat terganggu Waham
Emosi konsisten Ilusi Halusinasi
Perilaku sesuai Emosi berkebihan/kurang Kerusakan proses emosi
Hub social harmonis Perilaku tidak terorganisir Perilaku tidak sesuai
Isolasi sosial

c. Fase-fase

Tahap Karakteristik Perilaku yang teramati


I Karakteristik tahap ini ditandai  Menyeringai / tertawa yang
(Conforting) dengan adanya perasaan bersalah tidak sesuai
Halusinasi dalam diri pasien dan timbul  Menggerakkan bibirnya
bersifat perasaan takut. Pada tahap ini tanpa menimbulkan suara
menenangkan, pasien mencoba menenangkan  Respon verbal yang lambat
tingkat ansietas 24 pikiran untuk mengurangi  Diam dan dipenuhi oleh
pasien sedang. ansietas. Individu mengetahui sesuatu yang mengasyikan.
Pada tahap ini bahwa pikiran dan sensori yang
halusinasi secara dialaminya dapat dikendalikan
umum dan bisa diatasi (non psikotik).
menyenangkan
II Pengalaman sensori yang dialmi  Peningkatan kerja susunan
(Condeming) pasien bersifat menjijikkan dan sarapotonom yang
Halusinasi menakutkan, pasien yang menunjukkan timbulnya
bersifat mengalami halusinasi mulai ansietas seperti peningkatan
menyalahkan, merasa kehilangan kendali, nadi, TD dan pernafasan.
pasien mengalami pasien berusaha untuk  Kemampuan kosentrasi
ansietas tingkat menjauhkan dirinya dari sumber menyempit.
berat dan yang dipersepsikan, pasien  Dipenuhi dengan
halusinasi bersifat merasa malu karena pengalaman pengalaman sensori,
menjijikkan untuk sensorinya dan menarik diri dari mungkin kehilangan
pasien. orang lain (non psikotik). kemampuan untuk
membedakan antara
halusinasi dan realita.
III Pasien yang berhalusinasi pada  Lebih cenderung mengikuti
(Controlling) tahap ini menyerah untuk petunjuk yang diberikan oleh
Pada tahap ini melawan pengalaman halusinasi halusinasinya dari pada
halusinasi mulai dan membiarkan halusinasi menolak.
mengendalikan menguasai dirinya. Isi halusinasi  Kesulitan berhubungan
perilaku pasien, dapat berupa permohonan, dengan orang lain.
pasien berada individu mungkin mengalami  Rentang perhatian hanya
pada tingkat kesepian jika pengalaman beberapa menit atau detik,
ansietas berat. tersebut berakhir (Psikotik) gejala fisik dari ansietas berat
Pengalaman seperti : berkeringat, tremor,
sensori menjadi ketidakmampuan mengikuti
menguasai pasien petunjuk
IV Pengalaman sensori menakutkan  Perilaku menyerang - teror
(Conquering) jika individu tidak mengikuti seperti panik.
Halusinasi pada perintah halusinasinya.  Sangat potensial melakukan
saat ini, sudah Halusinasi bisa berlangsung bunuh diri atau membunuh
sangat dalam beberapa jam atau hari orang lain.
menaklukkan dan apabila tidak diintervensi  Amuk, agitasi dan menarik
tingkat ansietas (psikotik). diri.
berada pada  Tidak mampu berespon
tingkat panik. terhadap petunjuk yang
Secara umum komplek.
halusinasi  Tidak mampu berespon
menjadi lebih terhadap lebih dari satu
rumit dan saling orang.
terkait dengan
delusi.

C. Tanda dan Gejala


Menurut (SDKI, 2019) dalam Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI),
adapun gejala tanda mayor dan tanda minor pada penderita yaitu:
Terdapat dua respon yang dapat terjadi pada halusinasi, yakni:

1. Gejala dan Tanda Mayor


a. Subjektif
1) Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
2) Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, penglihatan, atau
pengecapan.
b. Objektif
1) Distorsi sensori
2) Respon tidak sesuai
3) Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau mencium
sesuatu
2. Gejala dan Tanda Minor
a. Subjektif
1) Menyatakan kesal
b. Objektif
1) Menyendiri
2) Melamun
3) Konsentrasi buruk
4) Disorientasi waktu, tempat, orang dan situasi
5) Curiga
6) Melihat ke satu arah
7) Mondar mandir
8) Bicara sendiri

D. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari :
1. Faktor Biologis
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2. Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku maupun
saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari orang-orang
disekitar atau overprotektif.
3. Sosial Budaya dan Lingkungan
Sebagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi
rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari lingkungan pada
usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali memiliki tingkat
pendidikan yang rendah serta pernahmmengalami kegagalan dalam
hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak,
adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan
dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat
yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.
E. Pohon Masalah
Halusinasi

Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi

Isolasi Sosial
F. Fokus Pengkajian

Data Masalah
Data Objektif: Halusinasi
 Bicara atau tertawa sendiri
 Marah marah tanpa sebab
 Mengarahkan telinga ke posisi
tertentu
 Menutup telinga

Data Subjektif
 Mendengar suara-suara atau
kegaduhan
 Mendengar suara yang mengajak
bercakap-cakap
 Mendengar suaru menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya

G. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
H. Rencana Tindakan

Diagnosa Tujuan dan


Tujuan Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Gangguan TUM: a. Setelah 2x SP I Halusinasi
sensori Pasien pertemuan 1. Mengidentifikasi jenis
persepsi : mampu pasien mampu halusinasi pasien
halusinasi mengontrol menyebutkan 2. Mengidentifikasi isi halusinasi
pendengaran halusinasi waktu, isi, pasien
frekuensi 3. Mengidentifikasi waktu
TUK I timbulnya halusinasi pasien
Pasien halusinasi, dan 4. Mengidentifikasi frekuensi
dapat respon halusinasi pasien
mengenali terhadap 5. Mengidentifikasi respon pasien
halusinasiny halusinasi. terhadap halusinasi
a b. Setelah 2x 6. Mengajarkan pasien menghardik
TUK II pertemuan halusinasi
Pasien pasien mampu 7. Menganjurkan pasien
dapat menyebutkan memasukan cara menghardik
mengontrol cara halusinasi dalam jadwal
halusinasiny mengontrol kegiatan harian
a halusinasi:
SP II Halusinasi
TUK III menghardik,
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
Pasien minum obat,
harian pasien
dapat bercakap-
2. Memberikan pendidikan
mengikuti cakap dan
kesehatan tentang penggunaan
program melakukan
obat secara teratur
pengobatan aktivitas
3. Menganjurkan pasien
secara c. Setelah 2x
memasukan dalam jadwal
optimal pertemuan
kegiatan pasien
pasien mampu
SP III Halusinasi
mendemonstra
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
sikan cara
harian pasien
menghardik, 2. Melatih pasien
minum obat, mengendalikan halusinasi
bercakap- dengan cara bercakap-cakap
cakap dan dengan orang lain
melakukan 3. Menganjurkan pasien
aktivitas memasukan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP IV Halusinasi
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Melatih pasien
mengendalikan halusinasi
dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa
dilakukan dirumah)
3. Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
kegiatan pasien

TUM: a. Setelah 3x SP I k
Keluarga pertemuan 1. Mendiskusikan masalah yang
mampu keluarga mampu dirasakan keluarga dalam
merawat menyebutkan merawat pasien
pasien di pengertian, 2. Menjelaskan pengertian, tanda
rumah dan tanda, dan dan gejala halusinasi, dan jenis
menjadi tindakan untuk halusinasi yang dialami pasien
sistem mengendalikan beserta proses terjadinya
pendukung halusinasi 3. Menjelaskan cara-cara merawat
b. Setelah 3x pasien halusinasi
pertemuan
keluarga mampu SP II k
memperagakan 1. Melatih keluarga
cara mengontrol mempraktekkan cara merawat
halusinasi pasien dengan halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung kepada
pasien halusinasi

SP III k
1. Membantu keluarga
membuat jadwal altivitas
dirumah termasuk minum
obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN 1


MENGHARDIK

Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, pak!” Perkenalkan, nama saya perawat W? Nama bapak siapa?Senang
dipanggil apa?
Evaluasi
“Bagaimana perasaan hari ini?
Validasi
“Apa yang bapak lakukan saat sedang dalam perasaan tersebut”
Kontrak (tempat, waktu, topik,) dan tujuan
“Nah bagaimana kalau kita mengobrol di sini selama 30 menit tentang apa yang terjadi di
rumah sehingga bapak dibawa ke sini sehingga kita nanti dapat menemukan tindakan
keperawatan yang tepat untuk membantu bapak”
Fase Kerja:
Coba bapak ceritakan apa yang terjadi di rumah sehingga bapak di bawa ke sini? Jadi, bapak
mendengar suara-suara ya? Apa yang suara-suara itu katakan kepada bapak? Kapan suara-
suara itu terdengar? Seberapa sering bapak mendengar suara-suara itu? Apa yang bapak
rasakan saat suara-suara itu terdengar? Apakah cara yang bapak lakukan mengurangi suara-
suara tadi?.
Berarti saya dapat menyimpulkan bahwa bapak mendengar suara-suara setiap malam hari dan
suara tersebut mengganggu bapak. Dan bapak saya lihat juga sering berbicara sendiri dan
tertawa
sendiri.
Nah, apa yang bapak alami dan rasakan adalah halusinasi. Ada empat cara menghilangkan
suara-suara tadi yaitu menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan aktifitas.
Sekarang kita akan belajar satu cara untuk menghilangkan suara-suara tadi yaitu menghardik.
Nah sekarang bayangkan suara itu terdengar oleh bapak. Cara menghardiknya adalah seperti
ini: tutup telinga, kemudian katakan “pergi..! Kamu suara palsu. Saya tidak mau mendengar..!
Sekarang saya akan memperagakan caranya. Bayangkan suara-suara itu terdengar, kemudian
saya lakukan seperti ini (peragakan cara menghardik).
Nah sekarang coba bapak lakukan kembali seperti yang telah saya ajarkan tadi. Bagus
pak....coba ulangi sekali lagi...betul pak.
Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah tadi latihan cara menghardik suara-suara?”
Evaluasi Objektif
‘’Apakah bapak masih ingat kegiatan apa saja yang telah kita latih bersama tadi? Bagus
sekali, masih ingat ya.’’
Rencana Tindak Lanjut
Berapa kali bapak mau latihan menghardik? Bagaimana kalau tiga kali sehari? Bagaimana
kalau jam 08.00 – 12.00 - 17.00 dan jika suara-suara tadi terdengar? Kita masukkan dalam
jadwal kegiatan harian bapak ya...
Kontrak yang akan datang
Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi di sini jam 10.00 pagi untuk berbincang-bincang
cara kedua mengatasi suara-suara tadi yaitu dengan bercakap-cakap?Sampai ketemu besok,
Selamat siang.

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN 2


MENGONTROL HALUSINASI : BERCAKAP-CAKAP

Fase Orientasi
Salam Terapeutik
Selamat pagi, pak pak agus bagaimana kabar hari ini pak agus?
Kontrak (tempat dan waktu)
Selama 30 menit kita akan bercakap-cakap di tempat ini ya pak
Evaluasi
Baiklah pak pak agus, bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak masing sering
mendengar suara-suara? Berapa kali bapak dengar hari ini? Saat kondisi apa bapak dengar
suara tersebut? Apa yang bapak rasakan ketika suara itu datang, apakah bapak telah
melakukan apa yang sudah kita pelajari dua hari yang lalu. Bagaimana apakah dengan
menghardik suara-suara yang bapak dengar berkurang? Apakah bapak sudah minum obat hari
ini?
Validasi
Baiklah pak pak agus, tadi bapak mengatakan kalau bapak sudah melakukan menghardik saat
suara-suara itu datang, sekarang coba bapak praktekan kembali bagaimana bapak
melakukannya?..bpak agus sekali, coba sekarang bapak perlihatkan pada suster jadwal
kegiatan latihan mengahardik yang bapak lakukan, bpak agus sekali...,hari ini bapak sudah
minum obat? Berapa obat yang bapak minum? Coba tolong sebutkan lagi hari ini bapak
minum obat apa saja? Warnanya apa?...berapa kali bapak minum obat setiap hari?...bpak agus
sekali.
Kontrak (tujuan)
Baiklah, pada hari ini kita akan belajar cara yang kedua dari cara mengendalikan
hallusinasi/suara-suara yang bapak dengar yaitu dengan bercakap-cakap. Tujuannya agar
suara yang bapak dengar semakin berkurang, bagaimana bapak?
Fase Kerja
Caranya begini pak, ketika bapak mendengar suara-suara, coba bapak alihkan dengan
mengajak orang lain bercakap-cakap, topiknya bisa apa saja yang bapak sukai,dengan cara
contohnya begini..”Tolong,saya ingin bicara..saya sedang mendengar suara-suara...ayo..kita
bercakap-cakap”. Kalau bapak di rumah dan mendengar suara-suara tersebut bapak bisa
mengajak keluarga di rumah untuk bercakap-cakap,misalnya dengan ibu. Contohnya
begini..”Ibu saya mendengar suara-suara ayo kita bercakap-cakap”...nah bagaimana bapak
mengerti? Coba sekarang bapak praktikan cara yang tadi sudah di ajarkan...bpak agus..bpak
agus sekali..
Fase Terminasi
Evalusi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berlatih tentang cara mengontrol suara-suara dengan
bercakap-cakap?
Evaluasi objektif
Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara?Coba sebutkan? Bpak
agus...(jika benar)
Rencana Tindak Lanjut
Mari sekarang kita masukan ke jadwal harian bapak ya berapa kali bapak mau latihan
bercakap-cakap...oh 2 kali ya!Jam berapa saja? Jangan lupa bapak lakukan 3 cara yang sudah
kita pelajari agar halusinasi tidak mengganggu bapak lagi ya!
Kontrak akan datang
Besok pagi kita akan bertemu lagi untuk melihat manfaat bercakap-cakap,dan berlatih cara
yang ke 3 untuk mengontrol hallusinasi dengan melakukan aktifitas, apa yang akan kita
lakukan oh..baiklah besok kita akan merapihkan tempat tidur dan membereskan meja makan
ya, mau jamberapa? Mau dimana? Baiklah sampai bertemu besok ya.selamat pagi...
STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN 3
MENGONTROL HALUSINASI : MELAKUKAN AKTIVITAS

Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“ Selamat pagi pak pak agus… bagaimana kabar hari ini pak agus ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?
Berkurangkah suara-suara atau bayangan yang menakutkan itu ? Bpak agus !
Kontrak
Baiklah sekarang kita akan berlatih cara mengontrol halusinasi yang ke 3 yaitu melakukan
aktivitas. Tujuannya agar suara yang bapak dengar semakin berkurang, bagaimana bapak?
Fase Kerja :
“cara ketiga untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah melakukan aktivitas
terjadwal . Jadi , coba apa saja yang bapak lakukan dari bangun tidur pagi sampai tidur
malam hari,...ya bpak agus. Bagaimana kalau sekarang kita buat jadwal kegiatan sehari-hari
sehingga bapak dapat melakukan aktifitas sesuai jadwal yang ditulis, bpak agus... Nah, bapak
mulailah latihan dengan melakukan aktifitas sesuai yang ditulis tadi sehingga dapat
membantu mengendalikan suara atau bayangan yang mengganggu tersebut. Nanti kalau
bapak lupa lihat lagi jadwalnya.
Fase Terminasi:
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan setelah latihan ini?”
Evaluasi objektif
” jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara dan bayangan
yang menakutkan itu? Bpak agus, cobalah ketiga cara ini kalau bapak mengalami halusinasi
lagi atau untuk mengendalikan halusinasi ”.
Rencana tindak lanjut
“bagaimana kalau kita masukan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa
latihan? Nah.. Nanti lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah dibuat atau sewaktu
suara atau bayangan itu muncul! Nanti siang jam 12.45 wib saya akan ke sini lagi untuk
mengevaluasi hasil latihan bapak”.
Kontrak yang akan datang
Besok pagi kita akan bertemu lagi untuk melihat manfaat melakukan aktivitas,dan berlatih
cara yang ke 4 untuk mengontrol hallusinasi dengan meminum obat, apa yang akan kita
lakukan. Mau jam berapa? Mau dimana? Baiklah sampai bertemu besok ya. Selamat pagi.
STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN 4
MENGONTROL HALUSINASI : MINUM OBAT

Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Selamat pagi, pak A! Masih ingat dengan saya? Iya bagus sekali bapak masih mengingat!”
Evaluasi
Nah..,sebelum kita latih tentang obat, saya lihat dulu apakah tanda dan gejala halusinasinya
masih ada atau sudah berkurang.., baik, atau masih mendengar bisikan, frekuensinya apa
masih sering, waktunya masih malam hari, saat sendirian, perasaan
takut/cemas/terancam/senang, masih mengikuti isi bisikan?
Validasi
Bagaimana latihan menghardiknya sudah dicoba? Apa ada kesulitan? Berapa kali dicoba?
Apa manfaatnya yang pak pak agus rasakan?
Bpak agus sekali ternyata pak pak agus sudah melatihnya dan merasakan manfaatnya
Kontrak (topik, waktu dan tempat)
Bagaimana jika sekarang kita latih cara kedua mengontrol halusinasi dengan menggunakan
obat?...kita latihannya disini, bagaimana jika 15 menit kita latihannya?
Fase Kerja
Baik pak, cara kedua mengontrol halusinasi adalah dengan menggunakan obat. Untuk itu
bapak harus tahu 6 benar tentang obat (benar jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, dan
kontinuitas minum obat)…, nah kalau pak pak agus obatnya ada 3 jenis warnanya putih, pink,
dan orange. Yang putih namanya THP gunanya untuk supaya tidak kaku, pink namanya HP
gunanya supaya tidak mendengar bisikan, dan orange namanya CPZ gunanya supaya lebih
rileks dan bisa istirahat tidur. Obatnya diminum 3 x sehari (pagi jam 07.00, siang jam 13.00,
dan malam jam 20.00). Nah…, supaya tidak terjadi putus obat sebaiknya 2 hari sebelum obat
habis bapak harus kontrol ulang guna mendapatkan obat lagi… bagaimana apa bapak sudah
mengerti? bagus sekali… baik sekarang kita buat jadwal minum obatnya dan kita masukan
dalam jadwal kegiatan harian bapak supaya tidak lupa..
Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tentang obat?.
Evaluasi Objektif
Coba pak pak agus sebutkan jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, dan kontinuitas minum
obat….
Bagus sekali pak, pak agus sudah mengerti tentang obat yang dapat mengontrol halusinasi
Rencana Tindak Lanjut
Baik pak agus, nanti coba latihan sendiri ya menggunakan obat untuk mengontrol
halusinasinya,, bapak bisa minum obat sesuai dengan jadwal yang telah kita buat
Kontrak Yang akan datang
Bagaimana kalau kita latih semua cara yang sudah suster ajarkan kepada pak pak agus unuk
mengontrol halusinasi?mau di mana? Di sini lagi?” Baiklah, Sampai nanti ya. Selamat
berlatih. Selamat pagi...
STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA 1

Fase Orientasi
Salam
Selamat pagi bu ani, perkenalkan nama saya suster U...
Evaluasi
Baiklah bu, bagaimana perasaan ibu hari ini? Selama ini apakah yang terjadi dengan pak
agus? Apakah pak agus masing sering mendengar suara-suara? Berapa kali pak agus dengar
hari ini? Saat kondisi apa pak agus dengar suara tersebut? Apa yang dirasakan pak agus dan
di ungkapkan pada ibu ketika suara itu datang, apa yang pak agus lakukan saat suara itu
datang bu?
Validasi
Apakah ibu sudah mengetahui apa yang di alami pak agus? Dan bagaimana cara
merawatnya?
Kontrak
Baiklah, pada hari ini kita akan bercakap-cakap tentang masalah yang di alami pak agus dan
bagaimana cara merawatnya. Tujuannya untuk membantu pak agus agar suara yag didengar
semakin berkurang. Selama 30 menit kita akan bercakap-cakap tentang masalah yang dialam
oleh pak agus dan cara merawatnya,di tempat ini ya bu.
Fase Kerja
Selama ini apa yang terjadi dengan pak agus?..oh jadi pak agus sering tertawa sendiri ya bu,
dan kadang marah tanpa sebab. baik ibu gejala yang dialami pak agus itu dinamakan
halusinasi yaitu mendengar atau memlihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada benda dan
wujudnya. Jadi ketika pak agus mengatakan mendengar sura-suara sebenarnya suara itu tidak
ada, kalau pak agus mengatakan melihat bayangan ,bayangan itu tidak ada. Kalau pak agus
sedang mangalami kondisi seperti itu ibu jangan menyetujui atau menyanggah tentang apa
yang diceritakan oleh pak agus, dengarkan saja...dan katakan pada pak agus untuk tidak
mendengar dan melihat bayangan itu. ingatkan pak agus cara mengontrol suara dan bayangan
itu dengan cara menghardik yang pernah saya ajarkan padanya
Fase Terminasi
Evalusi subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi tentang halusinasi yang dialami oleh pak
agus?
Evaluasi objektif
Jadi ibu sudah tahu ya apa yang terjadi pada pak agus,coba ibu ulangi apa yang yang di alami
pak agus....
Rencana Tindak Lanjut
Jangan lupa bu,selalu ingatkan pak agus untuk berlatih cara mengontrol hallusnasi sesuai
dengan jadwal yang telah di buat pak agus..dan setiap munul suara/bayangan, jangan lupa
selalu beri pujian setip pak agus berhasil melakukakannya.
Kontrak akan datang (topik,waktu,tempat)
Minggu depan saat saya berkunjung lagi,kita akan berdiskusi dan berlatih tentang cara
mengontrol hallusinasi yaitu menghrdik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan
aktivitas. Sampai bertemu minggu depan ya bu...selamat siang.
STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA 2

Fase Orientasi:
Salam
Assalamualaikum bu, masih ingat dengan saya.
Kontrak (waktu, tempat)
Baiklah ibu, hari ini kita akan berbincang-bicang lagi tentang keadaan pak agus, kita akan
berbincang-bincang kira-kira selama 30 menit, disini ya bu?
Evaluasi validasi
“bagamana keadaan pak agus hari ini bu? Apakah halusinasinya masih ada?
Kontrak (topik, tujuan)
Baiklah ibu, sekarang kita akan berlatih cara merawat pak agus yang mengalami halusinasi
sehingga nanti ibu dapat mengingatkan dan mengajarkan pada pak agus cara mengontrol
halusinasi..
Fase Kerja:
“baiklah bu, ada empat cara untuk mengontrol halusinasi, cara pertama yaitu menghardik,
caranya begini bu “dengan menyuruh suara itu pergi dengan mengatakan pergi..pergi kamu
suara palsu dan bayangan palsu jangan ganggu saya”bagaimana ibu bisa melakukannya?
Coba sekarang ibu lakukan...o..baik bpak agus sekali..jangan lupa selalu beri pujian pada pak
agus setiap dia bisa melakukan cara mengontrol halusinasi.
Nah ibu sudah ada 3 cara yang lain yang pernah di ajarkan pada pak agus untuk mengontrol
suara tersebut yaitu dengan minum obat,bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan.
Cara kedua yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi adalah dengan minum obat secara
teratur. Saya sudah mejelaskan kepada pak pak agus tentang pengertian dari obat dan cara
minum obat dengan benar, menjelaskan tujuan dan manfaat dari minum obat secara benar
dalam menghilangkan atau mengontrol halusinasi, menjelaskan media atau alat yang
dibutuhkan selama melakukan meminum obat dengan benar, menjelaskan satu persatu jenis
obat yang diminum oleh pak pak agus.
Jadi ibu, bentuk obat dan warna dari obat itu bermacam-macam, serta berbeda manfaat dari
obat tersebut. Misalnya: chlorpromazin sering disingkat CPZ, warnanya orange, bentuk
tablet, manfaatnya untuk mempermudah tidur dan menenangkan emosi/perasaan pak pak
agus. Haloperidol sering disingkat HP, bentuknya tablet, yang warnanya pink/jambon
kandungannya 5 mg dan yang warnanya putih kandungannya 1,5 mg, gunanya untuk
membantu mengontrol atau menghilangkan suara-suara yang didengar dan mengontrol
perasaan ingin marah dan jengkel. Resperidon, sering disingkat RPD, kandungannya 2 mg,
bentuknya tablet, warnanya krem agak coklat muda, gunanya selain untuk menghilangkan
atau mengontrol halusinasi juga dapat menghilangkan perasaan malu, minder dan malas
beraktifitas). Kemudian efek samping yang dapat muncul akibat dari pemberian obat tersebut
seperti, efek samping yang dirasakan adalah: banyak keluar air ludah, bibir kering, tangan
dan jari gemetar/ndredek, badan terasa kaku/jalan seperti robot, ada gerakan tidak terkontrol
pada mulut dan rahang serta bahu, kadang sulit buang air besar, bola mata melotot ke atas.
Untuk menghilangkan efek samping tersebut diberikan obat triheksipenidil sering disingkat
THP, kandungannya 2 mg. Dosis dan aturan minum obat yang hendak diminum (waktu,
frekuensi atau dosis minum obat) harus ibu perhatikan disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Biasanya setelah minum obat secara teratur pak pak agus akan merasakan badannya lebih
tenang, rileks, tidak mudah marah/tersinggung atau halusinasi terkontrol. Kira-kira ada yang
ingin ibu tanyakan dari penjelasan saya tadi. Jika tidak ada bertanyaan, coba bisa sebutkan
jenis obat apa aja yang diminum oleh pak agus, nama obat, bentuk, warna serta manfaatnya
serta efek samping yang mungkin muncul.
Bpak agus sekali bu. Baiklah ibu nanti bisa membantu pak pak agus untuk memasukkan
jadwal melakukan kegiatan minum obat dalam jadual kegiatan kegiatan harian pak agus.
Cara kedua yaitu bercakap-cakap. Ketika halusinasi pak pak agus muncul, ibu bisa
mengajarkan kepada pak agus untuk mengajak seseorang bercakap-cakap, caranya seperti ini
bu “ayo bu, ajak saya ngobrol, saya mendengar suara-suara. Ajak saya ngobrol agar suara itu
hilang”. Coba ibu praktekkan! Baik sekali bu
Sekarang cara ke empat bu yaitu dengan cara melakukan aktivitas. Caranya pada waktu-
waktu dimana halusinasi pak agus muncul, pak agus harus melakukan aktivitas seperti yang
sudah dibuat dijadwal hariannya. Jadi halusinasinya tidak akan muncul pada saat itu karena
saat itu pak agus sedang melakukan aktivitas.
Bagaimana bu, sudah bisa dipahami?
Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi tadi?”
Evaluasi objektif
Ibu, bisa diulangi, apa saja cara mengontrol halusinasi? bagus sekali ibu, coba ibu praktikkan
kembali cara-cara yang sudah kita lakukan tadi.. bagus ibu..
Rencana tindak lanjut
“coba nanti ibu minta pak pak agus untuk minum obat secara mandiri (tanpa disuruh oleh
keluarga) saat waktu minum obat tiba sesuai dengan jadual minum obat.
Kontrak yang akan datang
“baiklah bu, minggu depan saya akan kemari lagi untuk kita berdiskusi kembali tentang
bagaimana cara menciptakan lingkungan yang nyaman untuk mengurangi kekambuhan pada
pak agus. Saya akan datang jam 10.00 wib ya bu. Wassalamualaikum wr.wb.
STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA 3

Fase Orientasi:
Salam
Selamat sore bu…..
Evaluasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Validasi
Apakah pak pak agus masih terlihat bicara sendiri?
Apakah ibu sudah melakukan apa yang kita pelajari sebelumnya? Bagaimana apakah dengan
menghardik suara-suara yang didengar oleh suami ibu bisa berkurang? Bagus, sekarang coba
praktikkan lagi bagaimana ibu melatih pak agus untuk melakukannya. Bagus sekali bu. Coba
sekarang saya lihat jadwal kegiatan latihan menghardik yang pak agus telah lakukan. Bagus
sekali“ Kontrak bagaimana dengan ketiga cara mengontrol halusinasi yang lain? Apakah juga
sudah dilakukan pak agus? Bagus, jadi ibu juga sudah mengingatkan dan mengajarkan pak
agus cara-cara mengontrol halusinasi yang sudah kita latih bersama.
Kontrak
Baik bu, sesuai kesepakatan kita sebelumnya hari ini kita akan berdiskusi tentang cara
menciptakan lingkungan yang nyaman dan mengenal tanda dan gejala kekambuhan pada pak
agus, tujuannya supaya keluarga mampu mengenal tanda- tanda jika pak agus kambuh dan
mampu menciptakan lingkungan yang nyaman untuk mengurangi kekambuhan pada pak pak
agus. Bagaimana kalau kita berdiskusi diteras saja dan selama lebih kurang 15 menit.
Fase Kerja
Baik bu…kira- kira selama ini situasi apa saja yang membuat pak agus mengalami
halusinasi….ooobegitu, baik bu, jadi pak agus akan mengalami gejala halusinasi pada saat
sendiri, tidak ditemani dan melamun. Kita akan membuat cara yang ketiga yaitu menciptakan
lingkungan yang nyaman untuk dalam mengatasi halusinasi pada pak agus adalah dengan
latih untuk melakukan kegiatan yang sudah diajarkan, tidak membiarkan pak agus melamun
dan sendiri, buat kegiatan keluarga bersama seperti makan bersama atau beribadah bersama .
Ibu dan keluarga harus tanggap terhadap perubahan pada pak agus, apabila muncul gejala
halusinasi yaitu menyendiri, melamun, tertawa/berbicara sendiri, tidak mau beraktifitas, jika
hal ini terjadi maka keluarga mengingatkan dan motivasi pak pak agus untuk melakukan
kegiatan yang sudah diajarkan.
Terminasi :
Evaluasi subjektif
bagaimana bu perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?
Evaluasi objektif
ibu coba sebutkan lagi cara menciptakan lingkungan yang nyaman?
Rencana tindak lanjut:
“coba nanti ibu minta pak agus untuk Lanjutkan latihan sebelumnya, Ajak pak agus untuk
berkumpul, berkomunikasi dengan keluarga, Tidak membiarkan pak agus sendirian dengan
membuat kegiatan bersama, Pantau tanda- tanda muncul halusinasi
Kontrak pertemuan selanjutnya
“baiklah bu, minggu depan saya akan kemari lagi untuk kita berdiskusi kembali tentang
bagaimana cara tindak lanjut/follow up untuk kontrol ke pkm dan rujukan. Saya akan datang
jam 10.00 wib ya bu. Wassalamualaikum wr.wb.
STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA 4

Fase Orientasi:
Salam
Selamat sore bu…..
Evaluasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Validasi
Apakah pak agus masih terlihat bicara sendiri? Apakah ibu sudah melakukan apa yang kita
pelajari sebelumnya? Bagaimana bu, apakah sudah berlatih menciptakan lingkungan yang
nyaman?
Kontrak
Baik bu, sesuai kesepakatan kita sebelumnya hari ini kita akan berdiskusi kembali tentang
bagaimana cara tindak lanjut/follow up untuk kontrol ke PKM dan rujukan. Bagaimana kalau
kita berdiskusi diteras saja dan selama lebih kurang 15 menit.
Fase Kerja:
Baik bu…kira- kira selama ini situasi apa saja yang membuat pak agus mengalami
halusinasi….ooobegitu. apa yang ibu lakukan sebelumnya saat pak agus kembali mengalami
halusinasi dan tidak dapat mengontrol halusinasinya? Jadi ibu membawa pak agus langsung
ke RS ya? Baik bu, yang ibu lakukan sudah benar, jika pak agus kambuh dan tidak dapat
mengontrol halusinasinya maka ibu dapat membawa pak agus ke PKM terlebih dahulu. Nanti
petugas di PKM akan membantu ibu dan pak agus. Jika petugas PKM merasa pak agus harus
kembali dibawa ke RS, maka ibu meminta rujukan dari PKM bu…
Kami sudah berkoordinasi dengan perawat di puskesmas bu, nanti petugas PKM akan
mengontrol keadaan pak agus. Jadi ibu jangan ragu-ragu untuk membawa pak agus kontrol ke
PKM dan juga mengambil obat yang harus diminum pak agus. Bagaimana bu, apakah ibu
sudah memahami caranya kontrol dan meminta rujukan? Bagus bu..
Fase Terminasi
Evaluasi subjektif
“bagaimana bu perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
Evaluasi objektif
“ibu coba sebutkan lagi cara kontrol dan meminta rujukan?”
Rencana tindak lanjut
“coba nanti ibu minta pak agus untuk Lanjutkan latihan sebelumnya, Ajak pak agus untuk
berkumpul, berkomunikasi dengan keluarga, jika pak agus kembali mengalami halusinasi dan
tidak dapat mengontrol halusinasinya, ibu dapat membawa pak agus ke PKM dan jika harus
dirawat di RS ibu dapat meminta rujukan ke PKM
Kontrak pertemuan selanjutnya
“baiklah bu, minggu depan saya akan kemari lagi untuk kita berdiskusi kembali tentang hal-
hal yang sudah kit latih dalam merawat pak agus yang mengalami halusinasi. Saya akan
datang jam 10.00 wib ya bu. Wassalamualaikum wr.wb.
DAFTAR PUSTAKA

Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan (Abdul, Ed.).
CV. Adanu Abimata.

Saputra, M., Purwoto, A., Iriani, R., Aminuddin, Sumarmi, & Hernawaty, T. (2023). Asuhan
Keperawatan Jiwa II (N. Sulung & I. Melisa, Eds.). PT Global Eksekutif Teknologi.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai