Tfs Acc 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

I.

Latar Belakang
a. Rute Pemberian

Sedraan sirup rute pemberian oral (Ramanathan, 2008)

b. Efek Farmakologi
- Khasiat

Kodein telah lama digunakan sebagai obat antitusif dibeberapa negara.


Literatur sebelumnya menggunakan penggunaan kodein untuk batuk terkait
tuberkolesis sudah ada sejak sekitar 200 tahun yang lalu (Ambrao et al,
2024).

- Mekanisme Kerja

Kodein adalah agonis reseptor oproid. Inimengaktifkan banyak wilayah


ssp, termasuk wilayah yang bertanggungjawab atas transmisi rasa sakit ke
pusat otak yang lebih tinggi, kontrol pernapasan, dan sistem penghargaan
(Larson et al, 2017).

- Penggunaan

Kodein umumnya digunakan untuk analgesic pasca operasi setelah beda


saraf karena dianggap kurang memberikan efek sedasi, depresi pernapasan,
dan mempertahankan tanda-tanda pupri (Williams, 2001).

- Absorpsi

Kodein sulfat diserap dari saluran pencernaan dan konsentrasi plasma


maksimum setelah satu jam (Jck and Gupta, 2023).

- Efek Samping

Depresi pernafasan, sedasi, muai, konstrapsi, dan pruritus adalah efek


samping yang umum dari kodein (Sinatra et al, 2011).
c. Dosis

Dewasa : 15-30 mg, 3-4 kali perhari

Lansia : Penyesuaian dosis mungkin diperlukan (Mims, 2004).


II. Pendekatan Formula
a. Zat Aktif
1. Codein
- Kodein adalah turunan sintetik morfin dan salah satu analgesik oral
yang paling sering diresepkan pada pasien anak (Walco,)
- Ceritanya menghadirkan kodein sebagai suatu dari obat ajaib modern
yang dianggap bebas dari beberapa bahan cacat yang terkait dengan
sepupu dekatnya morfin (Brody, 2021).
- Organisasi kesehatan telah menempatkan kodein sebagai Langkah
kedua dalam tangga permasalahannya (Nielsen et al, 2017).

b. Zat Tambahan
1. Pelarut
- Aquades digunakan sebagai pelarut dikarenakan zat aktif mudah larut
dalam air (FI VI, 2020 : 137)
- Aquades banyak digunakan sebagai bahan baku bahan dan pelarut
dalam pengolahan formulasi dan pembuatan produk farmasi (Hpe ath,
2009).
- Air adalah agen yang paling umum digunakan dalam formulasi
radioaktif karena cederaan cair lebih mudah di berikan (Rouaz et al,
2021).

2. Pengawet
- Natrium benzoat digunakan sebagai bakteriostatik dan fungi statis
dengan cara mengganggu metabolisme glukosa pada mikroba (Eecles,
2020).
- Natrium benzoat digunakan terutama sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik makanan dan obat-obatan (HPE6th, 2009).
- Natrium benzoat digunakan sebagai agen antimikroba dalam pelapis
yang digunakan (Oladile et al, 2020).
3. Pelarut Tambahan
- Etanol digunakan sebagai pelarut juga disebabkan sebagai disinfektan
dan dalam larutan sebagai pengawet antimikroba (HPEth, 2009).
- Etanol digunakan sebagai salah satu pelarut yang paling umum
digunakan dalam cederaan cair oral juga digunakan sebagai agen
pengawet (Tekin et al, 2008).
- Etanol digunakan secara luas sebagai pelarut yang layak untuk
dikomposisi biomassa dan diklasifikasikan sebagai pelarut hijau yang
ramah lingkungan (Tekin et al, 2018).

4. Sakarin

- Sakarin adalah bahan pemanis intens yang digunakan dalam minuman,


produk makanan, pemanis meja, dan produk kebersihan mulut seperti
pasta gigi dan obat kumur (HPE, 2009).

- Sakarin tidak mengandung kalori, dapat digunakan dalam makanan


penderita diabetes dan berbiaya rendah. Ini sangat stabil dan
menunjukkan umur simpan yang sangat baik. Dari semua pemanis,
sakarin memiliki kegunaan terluas. Ini menunjukkan beberapa efek
sinergis bila dikombinasikan dengan pemanis lain, menghasilkan rasa
manis yang melebihi jumlah masing-masing bahan tambahan (Taylor et
al, 2006).

- Sakarin adalah bahan kimia tambahan makanan yang dikenal karena


rasa manisnya. Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa sakarin
dapat menggantikan gula atau glukosa yang dikonsumsi manusia.
Sakarin dapat digunakan sebagai pengganti gula yang sangat baik bagi
penderita diabetes (Pathak dan Ardekani, 2006).
5. Oleum Menthae PIP

- Pappermint saat ini salah satu tanaman aromatik dan obat yang penting
secara ekonomi (salamon. 2017)

- Minyak papermen merupakan karminatif aromatik yang Melemaskan


otot palos gastrantestinal dan meredakan Perut kembung (martindak-
2009)

- Efek relaksasi minyak pappermint pada saluran pencernaan telah


digunakan untuk mengurangi kejang selama endoskopi dengan
memberikan minyak papermint terlarut (martindak. 2009)

6. Sirup simpleks

- Sirup adalah larutan pekat gula atau gula lain yang di dalamnya
ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jernih berasa
manis.(purnamasari et al. 2020)

- Alasan digunakannya Sirup simpleks atau adalah larutan oral karena


mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup
simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar
sukrosa dalam sirup adalah 64- 66%, kecuali dinyatakan
lain(Fickri,2021)

- Larutan sukrosa hampir jenuh dalam air dikenal sebagai Sirup atau
Sirup Simpleks(desnita. 2017)
III.Pendekatan Formula

No. Permasalahan Solusi


1. Zat aktif memiliki rasa pahit Ditambahkan sakarin untuk
menutupi rasa pahit pada zat aktif
tersebut
2. Zat aktif tidak larut dalam air Ditambahkan etanol untuk
melarutkan zat aktif
3. Zat aktif sensitif terhadap Digunakan kemasan botol berwarna
cahaya coklat dan tersegel dengan baik
IV. Praformulasi
a. Zat aktif

Codain (FI VI. 2020)

Rm/Bm C10 H21/ 00 H20 / 317.38


kelarutan sukar larut dalam air agak sukar larut dalam ever sangat
larut dalam kloroform larut dalam etanol jika larutan yang
tidak sempurna dalam air panas meleleh dalam bentuk
tetesan minyak dan akan menghasilkan pada pendingin
rumus molekul C18 H22 CIN03
penyimpanan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
inkompatibilitas
stabilitas kodein stabil pada pH 4 sampai 6 ketika ada penambahan
asam
kesimpulan codein berfungsi sebagai pereda nyeri meredakan batuk
kemasan botol berwarna coklat botol tertutup baik
penyimpanan dalam wadah tertutup rapat

b. Zat tambahan
1. Aquadest (FI VI. 2020) (HDF, 2009)

Nama Resmi : Air murni


Struktur Kimia : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau
Struktur Molekul : 18.02
Kelarutan :-
Stabilitas :-
Titik Leleh, Didih dan Beku : Leleh : - 1010 C
Didih : 100
Beku 100C
Bobot Jenis : 0,997 G/ML (250 e)
pH pelarut : Netral
Penyimpanan : Pada suhu 15-300C dan terlindung
dari cahaya

2. Etanol (FI VI 2020: 537)

Rm/Bm
Pemerian : Cairan mudah menguap jernih tidak
berwarna bau bau Ukas dan
menyebabkan rasa Terbakar pada
lidah
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut
organik
Stabilitas : Kemampuan etanol untuk tetap
stabil atau tidak mengalami
perubahan yang signifikasi dalam
sifat-sifat kimianya
Titik Leleh : 78,29
Bobot Jenis : 46,068 9 (mol
pH pelarut : 7,53
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Inkompetabilitas : Aluminium, material oksidasi,
alkali, garam organik
Fungsi : Pelarut

3. Natrium Benzoat (HPE6th, 2009)

Nama : SODIUM BENZOATE

Rumus Molekul : C7H5NaO3

Berat Molekul : 144, 11 g/mol

pH : 8,0

Aktivitas anti-mikroba : namun benzoat memiliki sifat bakteriostatik dan


anti jamur yang dikaitkan dengan asam benzoat
yang tidak terdisosiasi maka efikasi pengawet
paling baik terlihat pada larutan asam ph 2
sampai 5 dalam kondisi basa hampir tidak
berpengaruh

Pemerian : namun benzoat berbentuk butiran putih atau


kental higroskopik tidak berbau atau dengan bau
benzoid

Kelarutan : namun benzoat berbentuk butiran putih atau kental


higroskopik tidak berbau atau dengan bau benzoid
larut dalam 1,8 bagian air larut dalam 1,4 bagian
air mendidih, larut dalam 50 bagian etanol (90%)
dan larut dalam 75 bagian etanol (95%).

Stabilitas : larutan akar dapat disterilkan dengan autoklaf atau


filtrasi
Inkompatibilitas : dalam suasana asam metanol akan berakhir dengan
bahan pengoksidasi campuran dengan basa tidak
cocok dengan senyawa kuartiner

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

4. Menthol (Fi ad vt, 2020: 1109)

Nama resmi : MENTHOL

Nama lain : Mentol

Rumus molekul : C11H2O

Berat molekul : 156,27

Rumus struktur : serbuk hablur, tidak berwarna biasanya berbentuk


jarum atay massa yang melebur, bau agak seperti
minyak

Titik lebur : antara 410 dan 440

Pemerian : serbuk hablur, tidak berwarna, biasanya berbentuk


jarum atau massa yang melebur, bau seperti minyak
tawon.

Kelarutan : sukar larut dalan air, sabgar mudah larut salan etanol,
dalam kloroform dalam eter dan dalam heksan, mudah
larut dalam asam asetat glasia, dalam minyak

Stabilitas :

pH :-

Oksidasi : mudah teroksidasi


Panas : tidak lebih dari zat

Inkompatibilitas : tidak cocok dengan aih apa ituuu nama senyawaaa


dewii susah di bacaa

5. Sakarin

Nama zat aktif : Sakarin

Pemerian : Serbuk atau hablur putih, tidak berbau atau berbau


aromatik lemah. Larutan encer sangat manis.
Larutan bereaksi asam terhadap lakmus.

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol, agak sukar larut dalam air,
dalam kloroform dan dalam eter, larut dalam air
mendidih, mudah larut dalam larutan ammonia
encer, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam
alkali karbonat dengan pembentukan karbon
dioksida.

Stabilitas :

pH : Keasaman/alkalinitas pH 2,0 (0,35% b/v berair)

Oksidasi : Saccharm stabil pada kisaran kondisi normal yang


digunakan dalam formulasi. Apakah bentuk
curahnya tidak menunjukkan dekomposisi yang
terdeteksi dan hanya jika terkena suhu tinggi (125°C
pada pH rendah selama lebih dari 1 jam barulah
terjadi dekomposisi yang signifikan. Produk
dekomposisi membentuk asamtammonium-o-
sulfibenzoat, yang tidak manis.

Inkompabilitas : Sakarin dapat bereaksi dengan molekul besar sehingga


menghasilkan endapan. Itu tidak mengalami
pencoklatan Maillard

Kemasan : Sakarin sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup rapat


di tempat yang kering tempat.

V. Rancangan Formula

No. Bahan Range Fungsi Jumlah Kadar


1. Kodein - Zat aktif 240 mg -
2. Natrium Benzoat 0,02-0,5% Pengawet 0,3 mg 0,5 %
3. Sakarin 0,02-0,5% Pemanis 0,3 mg 0,5 %
4. Oleum Menthae Plp 0,005-0,015% Perasa 0,009 ml 0,015%
5. Sirup simplex - Pemanis 11 ml -
6. Etanol - Pelarut 1 ml -
7. Aquadest ddd Pelarut ad.60 ml -
VI. Perhitungan
a. Perhitungan bahan
20
1. Kodein = x 60
5

= 240 mg

= 0,24 gram

0,5
2. Natrium benzoat = x 60
100

= 0,3 mg

0,5
3. Sakarin = x 60
100

= 0,3 mg

0,015
4. Oleum menthae plp = x 60
100

= 0,009 ml

5. Sirup simpleks = 11 ml
6. Etanol = 1 ml
7. Aquadest ad. 60 ml = 60 - (240+0,3+0,3+0,009+11+1)

= 60 - (252,6 mg)

= 60 - 0,252

= 59,748 ml

Perhitungan Dosis

DL = 240 mg

15
1. Usia 15 tahun = x 250 mg=187 , 5 mg
20
187 , 5 mg
= =3 , 7 ml
250/5 mg/ml

15
2. Usia 16 tahun = x 250/5 mg/ml=4 ml
20

187 , 5 mg
=3 , 7 ml
= 250
mg/ml
5

- Aturan pakai

Umur > 15 tahun ½ sekali pakai


VII. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Ditimbang dan di ukur semua bahan yang digunakan yaitu Kodein 240 mg,
Natrium Benzoat 0,3 mg, Sakarin 0,3 mg, Oleum Menthae PIP 0,009 ml,
Sirup Simpleks 11 ml, Etanol 1 ml, dan Aquades 60 ml
3. Dilarutkan Kodein menggunakan Etanol
4. Di tambahkan sirup simpleks pada campuran
5. Di tambahkan Natrium Benzoat pada campuran
6. Di tambahman Sakarin pada campuran
7. Di tambahkan Aquadest hingga mencapai batas kalibrasi 60 ml, lalu di
homogenkan
8. Ditambahkan Oleum Menthae PIP secukupnya, lalu di homogenkan
9. Dimasukkan dalam kemasan primer dan diberi label
10. Dimasukan dalam kemasan sekunder.

VIII. Evaluasi Sediaan


1. Organoleptik
- Rasa : Manis
- Warna : Kuning
- Aroma : Mentol
2. pH : 6,7
3. Viskositas : -
4. Volume perpindahan : 2 ml
5. Kejernihan : Kurang jernih
IX. Pembahasan
Larutan adalah sediaan cair atau fase di mana satu atau lebih bahan terlarut
sempurna dalam cairan pembawanya keseragaman dosis lebih homogen dan
stabil (Ernawanintiyas, et al, 2023)

Tujuan percobaan ini adalah dapat mengetahui cara membuat sediaan larutan
sirup dengan Mengencangkan sampai formulasi hingga menjadi sediaan yang
telah dirancang.

Prinsip percobaan ini adalah dengan membuat dan mengerjakan sediaan larutan
dengan bahan aktif kodein menjadi sirup dengan bahan tambahan aquades,
etanol, natrium benzoat, Menthol dan Sakarin.

Cara kerja pada percobaan sediaan ini adalah pertama siapkan alat dan bahan lalu
ditimbang dan diukur semua bahan mulai dari zat aktif hingga bahan tambahan,
Larutkan kodein dengan etanol secukupnya ditambahkan sirup simpleks
dilarutkan natrium benzoat lalu dicampurkan ke dalam larutan codein dengan
etanol, ditambah sakarin yang telah dilarutkan lalu diet aquades hingga 60 ml
lalu dihomogenkan, ditambahkan oleh Menthol secukupnya, lalu homogenkan
masukkan ke dalam wadah dan beri label serta masukkan ke dalam kemasan
yang telah dibuat sebelumnya yang berisi tentang spesifikasi dan sediaan yang
dibuat.

Penggunaan codein ialah karena kodein merupakan obat analgesik golongan


oviolin yang biasanya digunakan untuk penghilang rasa nyeri dari sedang hingga
berat. kodein sejenis obat batuk yang dapat memberikan Efek Ketergantungan
sehingga harus diawasi secara ketat penggunaannya. (faknya dan khunsa, 2023)
Alasan digunakan natrium benzoat yakni sebagai pengawet yang dipersyaratkan
pada bahan makanan yang sudah seharusnya digunakan dengan ketentuan yang
berlaku jumlah maksimum benzoat yang digunakan adalah 1000 1000 mg/kg
(Sari, et al ., 2022)

Alasan perlakuan diaduk secara sedikit demi sedikit yakni agar larutan sirup
yang dibuat semakin homogen dan tidak menyisakan partikel-partikel yang tidak
terlarut. (Salompe, et al ., 2020)

Hasil dari pembuahan sediaan sirup codein adalah mendapatkan nilai ph antara
6,7 secara organoleptik kesediaan ini berasa manis dan berbau mentol yang
rasanya tingkat kejernihan pada Sirup ini kurang jernih.

Anda mungkin juga menyukai