Pengertian, Pembagian, Dan Ruang Lingkup, Serta Prinsip Dasar Fikih Muammalah Kelompok 1
Pengertian, Pembagian, Dan Ruang Lingkup, Serta Prinsip Dasar Fikih Muammalah Kelompok 1
Pengertian, Pembagian, Dan Ruang Lingkup, Serta Prinsip Dasar Fikih Muammalah Kelompok 1
Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan karunia-nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian, Pembagian, Dan Ruang
Lingkup, Serta Prinsip Dasar Fiqih Muamalah” tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan salah satu tugas pada mata kuliah Fiqih Muamalah.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abusiri, M.Pd, selaku
dosen pembimbing pada mata kuliah ini, karena atas bimbingan dan pengarahannya
selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu yang tidak
dapat penulis sampaikan satu-persatu.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang mempunyai nilai kesempurnaan yang tinggi
yang merupakan pandangan hidup, yaitu mengatur kehidupan manusia
dalam mencapai taraf hidup yang layak, bahagia dan sejahtera. Islam juga
sebagai agama yang universal, mengajarkan seluruh aspek kehidupan
penganutnya seperti masalah ibadah, akhlaq termasuk juga tata cara dalam
kehidupan sehari-hari yang sering kita sebut dengan muamalah. Akan tetapi
sebagai salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan ummat
Islam, ketentuannya tidak tercantum secara rinci dan jelas dalam al-Qur'an
sehingga perlu penjelasan yang lebih rinci dan mendalam melalui ijtihad
para ulama.
Pada awal sebelum mengalami revolusi literatur kehidupan, kegiatan
manusia dalam bermuamalah masih bisa dijangkau dan dipantau oleh
hukum-hukum yang telah di atur oleh para ulama fiqih pada masa itu, di
samping itu kegiatan ini juga masih bisa diqiyaskan secara sederhana oleh
para mujtahid yang bersumber dari nash. Namun seiring dengan
perkembangan zaman yang sudah di lingkungi oleh kegiatan yang serba
praktis dan canggih serta pengaruh teknologi maka para ulama fiqh
berusaha melakukan penyesuaian hukum dengan cara mengqiyaskan antara
hukum-hukum yang telah di atur oleh para ulama fiqih pada masa itu dengan
kegiatan ekonomi yang yang sedang berlangsung saat ini dengan melalui
prinsip-prinsip yang telah diatur oleh ulama fiqih. Dari hal itu semua, dalam
makalah ini akan membahas tentang bagaimana konsep, pembagian, dan
ruang lingkup serta prinsip dasar fiqih muamalah.1
1
Muhammad Sauqi, Fiqih Muamalah, (Purwokerto: Fajar T. Septiono, 2020), Cet. Ke-1,
h. 1
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Fiqih Muamalah?
2. Apa Saja Pembagian dalam Fiqih Muamalah?
3. Apa Saja Ruang Lingkup Fiqih Muamalah?
4. Apa Saja Prinsip Dasar Fiqih Muamalah?
C. Tujuan
1. Untuk Memahami Pengertian dari Fiqih Muamalah
2. Untuk Memahami Pembagian dalam Fiqih Muamalah
3. Untuk Memahami Ruang Lingkup Fiqih Muamalah
4. Untuk Memahami Prinsip Dasar Fiqih Muamalah
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sinta Wiji Astuti, Hukum Jual Beli Dengan System Borongan Dalam Fiqih Muamalah,
(Palembang: Bening Media Publishing, 2021), Cet. Ke-1, h. 1
3
Ibid, h. 2
3
4
1. Al-muamalah al-madiyah
Al-muamalah al-madiyah yaitu muamalah yang mengkaji dari dimensi
objeknya. Sebagian ulama berpendapat, bahwa muamalah al-madiyah
adalah muamalah yang bersifat kebendaan, karena objek Fiqih muamalah
meliputi benda yang halal, haram dan syubhat untuk diperjual belikan,
benda - benda yang membahayakan; dan benda yang mendatangkan
kemaslahatan bagi manusia.
2. Al-muamalah al-adabiyah
Al-muamalah al-adabiyah yaitu muamalah yang ditinjau dari segi cara
tukar-menukar benda yang bersumber dari panca indra manusia. Unsur
penegaknya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban, misalnya jujur,
hasud, dengki dan dendam. Muamalah madiyah yang dimaksud al - Fikri
ialah, aturan - aturan ditinjau dari segi objeknya.
Oleh karena itu, jual beli benda bagi muslim bukan hanya sekedar
memperoleh untung yang sebesar - besarnya, tetapi secara vertikal bertujuan
untuk memperoleh ridho Allah swt. dan secara horizontal bertujuan untuk
memperoleh keuntungan sehingga benda-benda yang diperjualbelikan akan
senantiasa ditunjukkan kepada aturan Allah swt.
5
4
Ru’fah Abdullah, Fiqih Muamalah, (Serang: Media Madani, 2020), Cet Ke-2, h. 4
5
Wismanto Abu Hasan, Fiqih Muamalah, (Pekanbaru; Cahaya Firdaus Pubhlishing And
Parenting, 2019), Cet. Ke-1, h. 3-4
6
6
Prilla Kurnia Ningsing, Fiqih Muamalah, (Depok, PT Raja Grafindo Persada, 2021), Cet.
Ke-1, h. 15-16
8
muamalah adalah mubah. Bentuk atau jenis muamalat baru sesuai dengan
kebutuhan. Asas ini dirumuskan bahwa asas segala sesuatu itu boleh
dilakukan sampai ada dalil yang melarangnya.
4. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela
Kebebasan berkehendak para pihak yang melakukan transaksi
muamalat sangat diperhatikan dalam hukum Islam. Pelanggaran terhadap
kebebasan kehendak ini berakibat tidak dapat dibenarkannya suatu bentuk
atau jenis transaksi muamalat. Berhubung kebebasan kehendak merupakan
urusan batin seseorang, maka sebagai konkretisasinya dalam bentuk ijab dan
kabul.
5. Muamalat dilakukan atas dasar menarik manfaat dan menolak mudharat
Prinsip mendatangkan maslahah dan menolak mudarat merupakan ruh
dan semangat hukum yang ditetapkan oleh Al-Qur'an dan Hadis. Akibat dari
prinsip ini, maka segala bentuk muamalat yang merusak sendi-sendi
kehidupan masyarakat tidak dibenarkan oleh hukum Islam. Berdasarkan
prinsip hukum ini, menjadikan sebuah teori hukum Islam, bahwa setiap
transaksi (akad) muamalat jenis apapun (termasuk dalam pasar modal) harus
bebas dari unsur- unsur riba, najasy, ihtikar, dan gharar.
6. Muamalah dilakukan atas dasar menegakkan keadilan
Prinsip hukum keadilan ini membawa sebuah teori dalam hukum Islam
bahwa keadilan yang diwujudkan dalam setiap transaksi muamalah adalah
keadilan yang berimbang, artinya keadilan yang dapat memelihara dua
kehidupan yaitu hidup yang sementara dan hidup yang abadi. Bahkan dalam
hal pengambilan manfaat dan pencegahan kerugian di dalam hidup ini dan
yang berhubungan dengan alam baka menjadi pertimbangan yang utama
dalam hukum Islam. Dalam konteks ekonomi, menitikberatkan pada
persaudaraan dari keadilan sosial ekonomi yang berimbang antara
kehidupan material dan spiritual.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Fiqih Muamalah merupakan suatu aturan dalam hukum Islam yang
mengenai hukum-hukum syara' yang mengatur perbuatan manusia yang
digali dari dalil-dalil yang tafsili yang berhubungan dengan permasalahan-
pemasalahan dunia.
Pada kajian ilmu Fiqih muamalah terdapat beberapa terdapat perbedaan
pendapat dalam pembagian Fiqih muamalah. Menurut Ibn Abidin terdapat
5 pembagian dalam Fiqih muamalah. Sedangkan menurut Al - Fikri dalam
kitabnya, “Al-Muamalah al-Madiyah wa al - Adabiyah” menyatakan,
bahwa muamalah dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Al-Muamalah al-
Madiya, dan Al-Muamalah al-Adabiyah.
Adapun ruang lingkup dari fiqih muamalah tersendiri juga dibagi
menjadi 2 bagian yang sesuai pembagian menurut Al – Fikri yaitu: Al-
Muamalah al-Madiya, dan Al-Muamalah al-Adabiyah.
Prinsip-prinsip dasar fiqih muamalah yaitu: Seluruh Tindakan
Muamalah Dilakukan atas Dasar Nilai-nilai Ketuhanan (Tauhid).
Muamalah harus Didasarkan pada Pertimbangan moral yang Luhur
(Akhlakul Karimah). Hukum asal segala bentuk muamalah adalah boleh.
Dan Muamalat dilakukan atas dasar sukarela, menarik manfaat dan menolak
mudharat, serta mnegakkan keadilan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Prilla Kurnia Ningsing, Fiqih Muamalah, Depok, PT Raja Grafindo Persada, 2021,
Cet. Ke-1
Ru’fah Abdullah, Fiqih Muamalah, Serang: Media Madani, 2020, Cet Ke-2
Sinta Wiji Astute, Hukum Jual Beli Dengan System Borongan Dalam Fiqih
Muamalah, Palembang: Bening Media Publishing, 2021, Cet. Ke-1
10