Ala La

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Model Desain Pengembangan Kurikulum di

Pendidikan Teknologi Kejuruan


Gay dalam Finch (1984) mengemukakan ada empat model desain dalam proses
perencanaan kurikulum yaitu academic model, experiential model, pragmatic model,
dan technical model.

a. Academic Model / Theoretical Model : Model akademik memanfaatkan logika


ilmiah sebagai basis dalam penetapan kurikulum. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan pendekatan struktur yang sesuai dengan disiplin ilmu atau disiplin
ilmu untuk membentuk isi kurikulum. Model ini cocok untuk para calon-calon
profesional dalam suatu bidang tertentu.
b. Experiential Model : berorientasi pada ”learned centered and activity-
oriented” person and process oriented. Model ini cocok untuk pengembangan
individu/guru
c. Pragmatic Model : memandang perencanaan kurikulum selalu dikaitkan dengan
konteks lokal/ daerah. Kondisi sosial –politik mendominasi kegiatan
perencanaan kurikulum, dimana proses perencanaan kurikulum harus
disesuaikan dengan kondisi lokal tidak boleh keluar dari ”school setting”. Model
ini cocok relevan untuk diterapkan dalam konteks pelatihan bisnis atau industri
d. Technical Model : dalam model ini pembelajaran dipandang sebagai suatu
”sistem”. ”Sistem” dapat dipahami terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan. Sebuah sistem akan efektif dan efisien apabila dikontrol dengan
manajemen yang bagus. Dalam model ini, komponen-komponen seperti analisis
kebutuhan, perumusan tujuan yang spesifik, pemilihan materi, metode, dan
penetapan evaluasi merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Model ini cocok diterapkan untuk proses belajar mengajar dalam pendidikan
teknologi dan kejuruan .

Prospek SMK menurut Renstra Dit PSMK 2015-2019 masih sangat


memprihatikan karena masih banyak lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan yang menganggur, padahal SMK mempunyai banyak
peluang untuk menciptakan tenaga kerja yang ahli pada bidangnya
dibandingkan dengan Sekolah Menengah Atas tetapi pada
kenyataannya masih saja lebih banyak lulusan SMA yang bekerja
dibandingkan dengan lulusan SMK.

Menurut KEMENDIKBUD untuk meningkatkan pendidikan kejuruan


adalah meningkatkan sarana prasarana yang ada, mempekerjakan
tenaga pendidik yang kompeten dalam bidangnya, memperbaiki
mutu lulusan. SMK memiliki potensi untuk bekerja sesuai
kebutuhan, SMK memiliki lima elemen kompetensi sesuai
kebutuhan lapangan kepentingan seperti kebutuhan masyarakat,
kebutuhan dunia kerja, kebutuhan profesional, kebutuhan generasi
masa depan dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu kita siap
mengahadipi era persaingan global.

Kurikulum pendidikan kejuruan seharusnya seiringan dengan apa


yang dibutuhkan dunia kerja bukan sesuai dengan pemerintah.
Sehingga pendidikan kejuruan harus menganut pada kebijakan ‘Link
and Match’ yang mengimplikasikan sumber daya manusia, wawasan
masa depan, wawasan mutu, wawasan keunggulan, wawasan
profesionalisme, wawasan nilai tambah, dan wawasan ekonomi
dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan
kejuruan.
Tujuan dari dibentuknya pendidikan kejuruan ini adalah untuk
menyiapkan peserta didik untuk bekerja dan mampu bersaing
dalam proses pekerjaannya kedepan. Tujuan umum dari pendidikan
kejuruan ini adalah:

1. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan


secara layak
2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
3. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang
mandiri dan bertanggung jawab
4. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia
5. Menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara
hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan
seni
Selain itu pendidikan kejuruan memiliki tujuan khusus dibandingkan
dengan pendidikan menengah lainnya yaitu:

 Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai


dengan tuntutan dunia usaha maupun dunia industri baik
nasional maupun global.
 Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan vokasi pada
program keahlian teknik yang memenuhi kompetensi dan
sertifikasi yang dipersyaratkan oleh dunia kerja serta asosiasi-
asosiasi profesi bidang teknik yang relevan dan mampu bersaing
di pasar global.
 Menghasilkan berbagai produk penelitian dan program inovatif
dalam disiplin ilmu PTK (pendidikan teknlogi kejuruan) dan
disiplin ilmu teknik yang berguna bagi peningkatan mutu sumber
daya manusia dalam pembangunan nasional.
 Menjadi pusat informasi dan diseminasi bidang pendidikan
teknologi dan kejuruan serta bidang teknik.
 Menghasilkan pendidik/pelatih di bidang teknologi kejuruan yang
memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurship).

Dalam pendidikan kejuruan dengan penerapan K13 SMK tidak perlu


khawatir akan hal-hal diluar, tuntutan dari K13 adalah menanamkan
karakter yang baik, siswa memiliki kompetensi yang memadahi
serta memiliki kreativitas dan inovasi yang lebih untuk bekal saat
lulus dari sekolahnya.

Fungsi dari pendidikan kejuruan dengan K13 berfungsi secara


ganda yaitu sebagai ”akulturasi” (penyesuaian diri) dan ”enkulturasi”
(pembawa perubahan). Karena itu, pendidikan kejuruan tidak hanya
adaptif terhadap perubahan, tetapi juga harus antisipatif.
Dalam proses pelaksanaan pendidikan kejuruan yang berbasis pada
K13 yang mada siswa dituntut untuk dapat berfikir kreatif dan
inovatis serta pengembangan diri yang mereka miliki haruslah
dikelaurkan untuk menunjang pembelajaran. Dalam pembelajaran
di SMK setelah masuknya K13 dapat dilihat dari penyampaian
materi yang ada. Proses penyampaian materi dari tenaga pendidik
(proses ceramah) hanya diberi waktu 45 menit pertama. Tujuan
dari pelaksanaan ceramah hanaya 45 menit pertama adalah melatih
peserta didika agar lebih aktif dan mengeluarkan semua kreativitas
dan kemampuan yang mereka miliki. Proses yang selanjutnya
adalah proses diskusi. Dalam proses diskusi ini peserta didik diberi
materi yang harus didiskusikan dan mencari pemecahannya untuk
dapat mendalami mater yang disampaikan oleh tenaga pendidik
pada saat awal pembelajaran. Selain itu proses diskusi ini akan
memancing seberapa aktifkah peserta didik dalam proses
pembahasan materi yang mereka dapatkan. Setelah proses diskusi
peserta akan melaksanakan presetasi dari hasil diskusi yang mereka
bahas dan mendapatkan pemecahannya. Dari proses-proses
tersebut pendidikan kejuruan (SMK) dengan K13 sudah dapat
berjalan lancar, ketika pembelajaran kejuruan maka peserta didik
akan dapat membuat sesuatu yang mana produk atau barang yang
dibuat tersebut adalah hasil dari kreativitas dan inovasi yang
mereka gali dari proses pembelajaran yang mereka laksanakan.
Karena dalam proses pembelajaran K13 peserta didik dituntut untuk
aktif dalam proses pembelajaran

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran.
Rasional Pengembangan Kurikulum
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif
(anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun
2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola
hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat
industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free
Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di
dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA)
sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
Paradigma baru pengembangan KURIKULUM 2013 SMK
mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran;
kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti;
kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar Mata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Tujuan KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

http://hmeft.student.uny.ac.id/2017/04/25/pendidikan-kejuruan-dengan-kurikulum-2013/
http://dominique122.blogspot.com/2015/04/model-kurikulum-pendidikan-kejuruan-smk.html

https://fatkhan.web.id/model-desain-pengembangan-kurikulum-di-pendidikan-teknologi-kejuruan/

Anda mungkin juga menyukai