Laporan Pendahuluan PK Weni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA PASIEN DENGAN

PERILAKU KEKERASAN

RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG

Oleh

Weni Syahira

213110156

II B

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Heppi Sasmita, S.Kp., M.Kep., Sp. Jiwa Ns.

DIII KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah kemerdekaan ketentuan mengenai PK terdapat dalam Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 1969 kemudian diubah lagi dan disempurnakan ke Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 1980. Proses Peninjauan Kembali diartikan sebagai upaya hukum luar
biasa untuk melawan putusan pemindanaan yang telah tetap dan hanya boleh diajukan oleh
terpidana atau ahli warisnya.
Dalam sejarah peradilan di Indonesia, sejak zaman kemerdekaan tidak sedikit putusan
pemindanaan yang salah, yang dihasilkan oleh proses peradilan sesat (rechterlijke dwaling).
Putusan mempidana yang salah, menyebabkan penderitaan terpidana yang tidak berdosa secara
lahir dan batin yang identik dengan putusan peradilan sesat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku kekerasan?
2. Bagaimana rentang respon perilaku kekerasan ?
3. Bagaimana faktor penyebab perilaku kekerasan?
4. Bagaimana tanda dan gejala perilaku kekerasan?
5. Bagaimana mekanisme koping perilaku kekerasan?
6. Bagaimana proses terjadinya perilaku kekerasan?
7. Bagaimana prinsip tindakan keperawatan perilaku kekerasan ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis perilaku kekerasan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami defenisi perilaku kekerasan
2. Untuk mengetahui dan memahami rentang respon perilaku kekerasan
3. Untuk mengetahui dan memahami faktor penyebab perilaku kekerasan
4. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala perilaku kekerasan
5. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme koping perilaku kekerasan
6. Untuk mengetahui dan memahami proses terjadinya perilaku kekerasan
7. Untuk mengetahui dan memahami prinsip tindakan keperawatan perilaku kekerasan
8. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatn teoritis perilaku kekerasan
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Defenisi
Perilaku kekerasan adalah salah satu respons marah yang diespresikan dengan melakukan
ancaman, mencederai orang lain, dan merusak lingkungan. Respons ini dapat
menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Keliat,dkk,
2011). Perilaku kekerasan merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan
yang dimanisfestasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan merupakan suatu komunikasi
atau proses penyampaian pesan individu. Orang yang mengalami kemarahan sebenarnya
ingin menyampaian pesan bahwa ia “tidak setuju, merasa tersinggung, merasa tidak
dianggap, merasa tidak dituntut atau diremehkan” (Yosep, 2011). Perilaku kekerasan
adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan
secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan
gaduh gelisah yang tidak terkontrol (Kusumawati, 2010).
B. Rentang Respon

Keterangan :

a. Asertif : kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain


b. Frustasi : kegagalan mencapai tujuan, tidak realistis/terhambat
c. Pasif : respon ungkapan yang pasien tidak mampu mengungkapkan perasaan
d. Agresif : perilaku destruktif terkontrol
e. Amuk : perilaku destruktif yang tidak terkontrol

C. Faktor Penyebab
1. Faktor predisposisi
a) Biologis : pengaruh neoreufisiologis, biokimia, genetik, dan gangguan otak
b) Psikologis : hasil dari akumulasi frustrasi, di mana frustasi sering terjadi karena
keinginan untuk mencapai suatu menemui kegagalan
c) Sosial budaya : fungsi hubungan sosial budaya yang terganggu disertai
lingkungan sosial yang mengancam kebutuhan individu yang mempengaruhi
sikap individu dalam mengekspresikan marah
2. Faktor Presipitasi
a) Internal : keinginan yang tidak terpenuhi, perasaan kehilangan dan kegagalan
akan hidup
b) Eksternal : serangan tilik atau tindak kekerasan atau kritikan yang menghina

D. Tanda dan gejala


1. Subyektif
a) Ungkapan berupa ancaman
b) Ungkapan berupa kata kata kasar
c) Ungkapan ingin memukul
2. Objektif
1) Wajahnya merah & tegang
2) Pandangan tajam
3) Mengatup kan rahang dengan kuat
4) Mengepalkantangan
5) Bicara kotor
6) Suara tinggi, menjerit, dan berteriak

E. Mekanisme Koping
1. Displacement : melepaskan perasaan tertekannya, bermusuhan pada objek yang
begitu seperti pada mulanya yang membangkitkan emosi
2. Depresi : menekan perasaan orang lain yang menyakitkan atau konflik ingatan
dari kesadaran yang cenderung memperluas mekanisme ego lainnya
3. Proyeksi: menyalahkan orang lain mengenai keinginan yang tidak baik
4. Reaksi: pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan
apa yang benar dilakukan orang lain
5. Sublimast : mekanisme suatu sasaran pengganti

F. Proses terjadinya
Faktor predisposisi /presipitasi - kopong maladaktif - tidak punya kemampuan - tidak
punya kemampuan mengontrol perilaku - mengancam secara verbal – pk

G. Prinsip tindakan keperawatan


1. Pada saat pk , dilakukan manajemen seperti terapi somatik
2. Manajemen pk : mengidentifikasi pk dan cara mengontrolnya
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Pengkajian
a. Identitas klien nama, umur, jenis kelamin,pendidikan,tanggal masuk,ruang
rawat,alamat
b. Alasan masuk yang menyebabkan klien datang atau di rawat
c. Faktor predisposisi yang mencetuskan pk bagi inidividu
d. Pemeriksaaan fisik : ttv,tb,bb,keluhan yang berhubungan dengan fisik
e. Pisiko sosial
Genogram : menjelaskan masalah yang terikat dengan komunikasi , pengambilan
keputusan dan pola asuh , menggambarkan hubungan klien dan keluarganya, masalah
keperawatan di tulis sesuai data
f. Konsep diri
 Citra tubuh : biasanya tidak ada keluhan mengenai persepsi pasien terhadap
tubuhnya, seperti bagian tubuh yang tidak di sukai
 Identitas diri : biasanya interaksi antara pasien tidak efektif sehingga pasien
tidak akan puas akan status atau posisi pasien sebagai anggota keluarga dan
masyarakat
 Peran diri : biasanya pasien kurang dapat melakukan peran atau tugasnya
dengan baik sebagai anggota keluarga dan masyarakat
 Ideal diri : biasanya pasien ingin diperlakukan baik oleh keluarga
g. Hubungan sosial
Orang yang berarti dalam kehidupan pasien, kaji tentang siapa orang terdekat dalam
kehidupan klien. Kaji perdana serta pasien dalam kegiatan kelompok masyarakat
h. Spiritual
Nilai keyakinan, kegiatan ibadah, kepuasan dalam menjalankan keyakinan
i. Status mental
Nilai kemampuan klien,rapi atau tidak,amati cara kemunikasi klien, aktivitas motorik
klien,perasaaan klien,lihat bagaimana interaksi selama wawancara, lihat bagaimana
proses fikir dan isi fikiran pasien
j. Kebutuhan pulang
 Makan : observasi dan tunjukan kemampuan makan klien, menyiapkan dan
membersihkan alat makan
 BAK/BAB : observasi kemampuan klien untuk bab dan bak, dengan
menggunakan wc dan membersihkannya sesudah digunakan
 Mandi : observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi,
mencuci rambut, observasi kebutuhan tubuh
 Pola istirahat dan tidr klien
 Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi minum obat
k. Mekanisme koping : koping adiktif (bicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan
masalah teknik relaksasi,olahraga).
l. Masalah psikososial dan lingkungan : dari data keluarga atau klien yang mengenal
masalah yang dimiliki pasien.
m. Pengetahuan : biasanya pasien mempunyai masalah yang berkaitan dengan
pengetahuan yang kurang terhadap penyakit atau gangguan jiwa
n. Aspek medik
 Diagnosa medis klien
 Terapi medis yang di gunakan klien

2. Daftar masalah
a. Perilaku kekerasan
b. Resiko mencederai
c. Halusinasi
d. Isolasi Sosial
e. Berduka dan koping keluarga

3. Pohon Masalah

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri, HDR

4. Intervensi Keperawatan
Pasien
SP 1 : SP pengkajian dan latihan nafas dalam dan memukul kasur/ bantal
 Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yg dilakukan, akibat
perilaku kekerasan
 Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, spiritual
 Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 & 2
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik
SP 2 : SP latihan patuh minum obat
 Evaluasi : tanda dan gejala perilaku kekerasan
 Validasi : kemampuan melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
 Tanyakan manfaat melakukan latihan dan menggunakan cara fisik 1 dan 2, beri
pujian
 Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan obat (jelaskan 6 benar: benar
nama, benar jenis benar dosis, benar waktu, benar cara, kontinuitas minum obat
dan dampak jika tidak kontinu minum obat)
 Masukkan pada jadwal kegiatan: latihan fisik dan minum obat
SP 3 : SP latihan cara sosial/verbal
 Evaluasi: tanda dan gejala perilaku kekerasan
 Validasi : kemampuan pasien melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan
bantal, jadual minum obat
 Tanyakan manfaat melakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal,
dan manfaat minum obat, beri pujian
 Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal (yaitu bicara yang baik :
meminta, menolak dan mengungkapkan perasaan)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, dan latihan cara
bicara yang baik .
SP 4 : SP latihan cara spiritual
 Evaluasi: tanda dan gejala perilaku kekerasan
 Validasi: kemampuan pasien melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan
bantal, minum obat dengan benar dan patuh, bicara yang baik
 Tanyakan manfaat latihan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, patuh minum
obat, dan menerapkan cara bicara yang baik, beri pujian
 Latih mengontrol marah dengan cara spiritual (2 kegiatan)
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal, dan
spiritual.

Keluarga
SP 1 : SP mengenal masalah dalam merawat risiko perilaku kekerasan dan latihan cara
merawat: cara fisik 1 & 2
 Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan
(gunakan booklet/leaflet)
 Jelaskan cara merawat perilaku kekerasan
 Latih satu cara merawat perilaku kekerasan: fisik 1 dan 2
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.
SP 2 : SP latihan cara merawat: memberi obat
 Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien
 Validasi: kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien cara fisik1 dan 2,
beri pujian
 Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
 Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
 Latih cara memberikan/ membimbing minum obat
 Anjurkan membantu pasien minum obat sesuai jadwal dan memberi pujian.
SP 3 : SP latihan cara merawat: membimbing latihan cara sosial
 Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien
 Validasi: kemampuan keluarga dalam membim- bing pasien melaksanakan latihan
fisik 1 dan 2, dan memberikan obat; beri pujian
 Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
 Jelaskan cara mengontrol rasa marah dengan cara verbal (bicara yang baik :
meminta, menolak dan mengungkapkan perasaan)
 Latih cara verbal/sosial
 Anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan
memberi pujian.
SP 4 : SP latihan cara merawat: membimbing latihan cara spiritual
 Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan pasien
 Validasi: kemampuan keluarga merawat/melatih pasien cara fisik 1 dan 2,
kepatuhan minum obat, dan cara verbal/sosial; beri pujian
 Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
 Jelaskan cara mengontrol rasa marah dengan cara spiritual
 Latih cara spiritual
 Jelaskan follow up ke Puskesmas, tanda kambuh
 Identifikasi kendala atau kesulitan dalam melakukan kegiatan
 Jelaskan cara mengontrol rasa marah pasien jika sudah terjadi perilaku merusak
diri dan atau lingkungan
 Latih cara pengekangan dan proses rujukan
 Anjurkan membantu pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadual dan
memberi pujian

Anda mungkin juga menyukai