LP Perilaku Kekerasan F4
LP Perilaku Kekerasan F4
LP Perilaku Kekerasan F4
Disusun Oleh:
NIM : SN221049
Faktor Predisposisi
1. Psikoanalisis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresif adalah merupakan hasil dari
dorongan insting (instinctual drives).
2. Psikologis
Berdasarkan teori frustasi-agresif, agresivitas timbul sebagai hasil dari
peningkatan frustasi. Tujuan yang tidak tercapai dapat menyebabkan
frustasi berkepanjangan.
3. Biologis
Bagian-bagian otak yang berhubungan dengan terjadinya agresivitas
sebagai berikut.
a. Sistem limbik
Merupakan organ yang mengatur dorongan dasar dan ekspresi emosi
serta perilaku seperti makan, agresif, dan respons seksual. Selain itu,
mengatur sistem informasi dan memori.
b. Lobus temporal
Organ yang berfungsi sebagai penyimpan memori dan melakukan
interpretasi pendengaran.
c. Lobus frontal
Organ yang berfungsi sebagai bagian pemikiran yang logis, serta
pengelolaan emosi dan alasanberpikir.
d. Neurotransmiter
Beberapa neurotransmiter yang berdampak pada agresivitas adalah
serotonin (5-HT), Dopamin, Norepineprin, Acetylcholine, dan GABA.
4. Perilaku (behavioral)
a. Kerusakan organ otak, retardasi mental, dan gangguan belajar
mengakibatkan kegagalan kemampuan dalam berespons positif
terhadap frustasi.\
b. Penekanan emosi berlebihan (over rejection) pada anak-anak atau
godaan (seduction) orang tua memengaruhi kepercayaan (trust)
dan percaya diri (self esteem) individu.
c. Perikaku kekerasan di usia muda, baik korban kekerasan pada
anak (child abuse) atau mengobservasi kekerasan dalam keluarga
memengaruhi penggunaan kekerasan sebagai koping.
Teori belajar sosial mengatakan bahwa perilaku kekerasan adalah
hasil belajar dari proses sosialisasi dari internal dan eksternal,
yakni sebagai berikut.
1) Internal : penguatan yang diterima ketika melakukan
kekerasan.
2) Eksternal : observasi panutan (role model), seperti orang tua,
kelompok, saudara, figur olahragawan atau artis, serta media
elektronik (berita kekerasan, perang, olahraga keras).
5. Sosial kultural
a. Norma
Norma merupakan kontrol masyarakat pada kekerasan. Hal ini
mendefinisikan ekspresi perilaku kekerasan yang diterima atau
tidak diterima akan menimbulkan sanksi. Kadang kontrol sosial
yang sangat ketat (strict) dapat menghambat ekspresi marah yang
sehat dan menyebabkan individu memilih cara yang maladaptif
lainnya.
b. Budaya asertif di masyarakat membantu individu untuk berespons
terhadap marah yang sehat.
Faktor sosial yang dapat menyebabkan timbulnya agresivitas atau
perilaku kekerasan yang maladaptif antara lain sebagai berikut.
1) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup.
2) Status dalam perkawinan.
3) Hasil dari orang tua tunggal (single parent).
4) Pengangguran.
5) Ketidakmampuan mempertahankan hubungan
interpersonal dan struktur keluarga dalam sosial kultural.
(Yusuf, A.H & ,R & Nihayati, 2018)
Faktor Presipitasi
1. Internal
a. Kelemahan.
b. Rasa percaya menurun
c. Takut sakit.
d. Hilang kontrol.
2. Eksternal
a. Penganiayaan fisik.
b. Kehilangan orang yang dicintai.
c. Kritik.
3. MANIFESTASI KLINIK
a. Emosi
i. Tidak adekuat
ii. Tidak aman
iii. Rasa terganggu
iv. Marah (dendam)
v. Jengkel
b. Intelektual
i. Mendominasi
ii. Bawel
iii. Sarkasme
iv. Berdebat
v. Meremehkan
c. Fisik
i. Muka merah
ii. Pandangan tajam
iii. Napas pendek
iv. Keringat
v. Sakit fisik
vi. Penyalahgunaan zat
vii. Tekanan darah meningkat
d. Spiritual
i. Kemahakuasaan
ii. Kebijakan/kebenaran diri
iii. Keraguan
iv. Tidak bermoral
v. Kebejatan
vi. Kreativitas terlambat
e. Sosial
i. Menarik diri
ii. Pengasingan
iii. Penolakan
iv. Kekerasan
v. Ejekan
vi. Humor
4. Akibat terjadinya masalah
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang
orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dan lain sebagainya.
Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri
orang lain dan lingkungan.
C. POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
SP 1 Keluarga:
1. Diskusikan masalah yg
dirasakan dalam
merawat pasien
2. Jelaskan pengertian,
tanda & gejala, dan
proses terjadinya PK
(gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat
PK
4. Latih satu cara merawat
PK dengan melakukan
kegiatan fisik: tarik
nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal
5. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual
dan memberi pujian
SP 2 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
fisik. Beri pujian
2. Jelaskan 6 benar cara
memberikan obat
3. Latih cara
memberikan/membimb
ing minum obat
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual
dan memberi pujian
SP 3 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
fisik dan memberikan
obat. Beri pujian
2. Latih cara
membimbing: cara
bicara yang baik
3. Latih cara
membimbing kegiatan
spiritual
4. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual
dan memberikan pujian
SP 4 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
merawat/melatih pasien
fisik, memberikan
obat, latihan bicara
yang baik & kegiatan
spiritual. Beri pujian
2. Jelaskan follow up ke
RSJ/PKM, tanda
kambuh, rujukan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual
dan memberikan pujian
SP 5 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan keluarga
dalam merawat/melatih pasien
fisik, memberikan obat, cara
bicara yang baik & kegiatan
spiritual dan follow up. Beri
pujian
2. Nilai kemampuan keluarga
merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke
RSJ/PKM
a. Evaluasi
G. DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, A.H, F., & ,R & Nihayati, H. . (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, 1–366. https://doi.org/ISBN
978-xxx-xxx-xx-x