Kak Ispa 2023
Kak Ispa 2023
Kak Ispa 2023
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SELASARI
Dusun Salakambang RT 05 RW 02 Desa Selasari
Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran Kode Pos 46393
e-mail : [email protected]
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PROGRAM
PENGENDALIAN PENYAKIT
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
A. Pendahuluan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada
anak. Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode per
anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju.
Ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode baru di dunia per tahun dimana 151
jutaepisode (96,7%) terjadi di negara berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India
(43 juta), China (21 juta) dan Pakistan (10juta) dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria
masing- masing 6 juta episode. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13%
kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Episode batuk-pilek pada
Balitadi Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun (Rudan et al Bulletin WHO 2008).
ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-
60%) danrumah sakit (15%-30%).
Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan
gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan
lebih dari 2 juta Balita meninggal karena Pneumonia (1 Balita/20 detik) dari 9 juta total
kematian Balita. Diantara 5 kematian Balita, 1 di antaranya disebabkan oleh
pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian pneumonia ini, pneumonia disebut
sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten pandemic”. Namun, tidak
banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga pneumonia disebut juga pembunuh
Balita yang terlupakan atau “the forgotten killer of children”(Unicef/WHO 2006, WPD
1
2011). Di negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri,
menurut hasil Riskesdas 2007 proporsi kematian Balita karena pneumonia
menempati urutan kedua (13,2%) setelah diare. Sedangkan SKRT 2004 proporsi
kematian Balita karena menempati urutan pertama.
B. Latar Belakang
Berdasarkan bukti bahwa faktor risiko pneumonia adalah kurangnya pemberian ASI
eksklusif, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution), BBLR,
kepadatan penduduk dan kurangnya imunisasi campak. Kematian Balita karena
Pneumonia mencakup 19% dari seluruh kematian Balita dimana sekitar 70% terjadi di
Sub Sahara Afrika dan Asia Tenggara. Walaupun data yang tersedia terbatas, studi
terkini masih menunjukkan Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza dan
Respiratory Syncytial Virus sebagai penyebab utama pneumonia pada anak (Rudan
etal Bulletin WHO 2008). Pengendalian ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984,
bersamaan dengan diawalinya pengendalian ISPA di tingkat global oleh WHO.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya upaya peningkatan manajemen
pengendalian ISPA Pneumonia khususnya di puskesmas.
C. Tujuan
1. Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) dan Pneumonia dalam rangka Pencapaian tujuan Pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Khusus
1) Menyembuhkan Penderita
2) Mencegah Kematian
3) Mencegah Kekambuhan
4) Menurunkan Tingkat penularan
2
D. Kegiatan
F. Sasaran
Pasien yang berkunjung ke Puskesmas dan jejaringnya dari dalam wilayah maupun
luar wilayah Puskesmas Selasari.
3
G. Jadwal pelaksanaan kegiatan (jadwal terlampir)
Target Uraian tugas
1 x / tahun Membuat Rencana Usulan Kegiatan Program ISPA
1 tahun Penemuan kasus ISPA dan Pneumonia
12 x / tahun Penyuluhan
1 tahun Penatalaksanaan kasus ISPA dan
Pneumonia Kunjungan rumah dalam rangka
careseeking
Penderita
12 x / tahun Pencatatan dan Pelaporan