Tugas Akhir - Lisana (170200652)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 99

EVALUASI TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RGEC

(Pada Perbankan Konvesional yang Terdaftar di BEI)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat kelulusan

Progam Diploma III

Oleh :

Lisana

170200652

PROGAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI


JURUSAN KOMPUTER AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

Judul : Evaluasi Tingkat Kesehatan Perbankan dengan


Menggunakan Metode RGEC (Pada Perbankan
Konvesional yang Terdaftar di BEI)
Nama Penulis : Lisana
NIM : 170200652
Progam Studi : Komputerisasi Akuntansi
Jurusan : Komputer Akuntansi
Telah memenuhi segala persyaratan dan disetujui untuk diajukan dan
dipertahankan pada Sidang Tugas Akhir.

Madiun, Agustus 2019

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dewi Kirowati, SE,MM Sasmito Widi Nugroho, S.E., M.S.A.


NIDK. 8846401019
NIDN. 0707067301

Mengetahui,
Ketua Jurusan Komputer Akuntansi

Dewi Kirowati, S.E., M.M.


NIDN. 0707067301

ii
HALAMAN PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

Judul : Evaluasi Tingkat Kesehatan Perbankan dengan


Menggunakan Metode RGEC (Pada Perbankan
Konvesional yang Terdaftar di BEI)
Nama Penulis : Lisana
NIM : 170200652
Progam Studi : Komputerisasi Akuntansi
Jurusan : Komputer Akuntansi

Telah diseminarkan pada hari Selasa tanggal 07 Januari 2020 dan disetujui untuk
dilanjutkan penyelesaian penyusunannya.

Madiun,.....................
Menyetujui,
No. Nama Jabatan Tanda tangan
1. Penguji I

2. Penguji II

3. Penguji III

Mengetahui,
Ketua Jurusan, Koordinator Program Studi
Komputer Akuntansi Komputerisasi Akuntansi

Dewi Kirowati, SE,MM Shinta Noor A, S.E., M.Si.


NIDN. 0707067301 NIDN. 0725058002

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Lisana

Tempat, Tanggal Lahir : Ponorogo, 12 Agustus 1998

NIM : 170200652

Jurusan : Komputer Akuntansi

Program Studi : Komputerisasi Akuntansi

Alamat : RT/RW 003/002. Dkh Gangin, Ds. Jenangan, Kec.

Sampung, Ponorogo

Nomor Handphone : 082230413380

Madiun, …………………….. 2020

Penulis

Lisana

iv
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
JURUSAN KOMPUTERISASI AKUNTANSI
Jalan Serayu Nomor 84 Madiun Kode Pos 63133
Telepon +62 351 452970 Faksimile +62 351 452960
www.pnm.ac.id

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lisana
NIM : 170200652
Program Studi : Komputerisasi Akuntansi
Jurusan : Komputer Akuntansi

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir saya dengan judul:

Evaluasi Tingkat Kesehatan Perbankan dengan Menggunakan Metode RGEC

(Pada Perbankan Konvesional yang Terdaftar di BEI) adalah orisinil dan

merupakan hasil pemikiran saya sendiri, bukan hasil saduran dan/atau jiplakan

dari karya orang lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima segala bentuk sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-

benarnya.

Madiun, …………………….. 2020


Yang membuat

Lisana

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Apabila kamu memiliki mimpi, percayalah dan kejarlah sampai kamu

mewujudkan mimpi itu. Berdoa dan berusaha harus ada dalam diri kita.

(Dream, Belive, Archive)

Persembahan :

1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan, kesehatan

jasmani dan rohani sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai dengan waktu

yang telah ditetapkan.

2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan disetiap

langkah yang saya tempuh. Mereka yang saya cintai dan saya banggakan.

3. Ibu Dewi Kirowati, S.E., M.M. dan Bapak Sasmito Widi Nugroho, S.E.,

M.S.A yang berkenan membimbing dan mengarahkan penulis ketika dalam

pengerjaan Tugas Akhir ini mendapat kesulitan.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang senantiasa memberikan bimbingan kepada saya

dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi saya.

5. Teman-teman Komputerisasi Akuntansi 6B Angkatan 2017 yang sudah

berkenan membantu, menghibur, menemani juga menjadi keluarga yang baik

selama 3 tahun ini.

6. Semua pihak yang belum sempat penulis sebutkan, terimakasih dukungan dan

semangat yang sudah kalian berikan selama ini.

vi
ABSTRAK

EVALUASI TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN


MENGGUNAKAN METODE RGEC
(Pada Perbankan Konvesional yang Terdaftar di BEI)

Oleh:

Lisana
170200652

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan perbankan
konvesional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 - 2018 yang
diukur dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital). Jenis data yang digunakan berupa data kuantitatif.
Sember data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan tahunan
perbankan konvesional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 41
bank. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode RGEC
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia. Perhitungan yang digunakan antaralain
yaitu dengan menggunakan rumus NPL (Non Perfoming Loan), LDR (Loan to
Deposit Ratio), GCG (Good Corporate Governance), ROA (Return On Asset),
ROE (Return On Equity), dan CAR (Capital Adequacy Ratio). Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perbankan konvesional menempati
peringkat komplisit 2 (sehat), terdapat beberapa perbankan konvesional yang
menempati peringkat komplisit 1 (sangat sehat) yaitu Bank Bank Rakyat
Indonesia Agroniaga, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat
Indonesia, Bank Jabar, Bank Mandiri, dan Bank Mega. Bank yang menempati
peringkat komplisit 4 (kurang sehat) sehat yaitu Bank J Trust dan Bank
Pembangunan Banten.
Kata Kunci: Tingkat Kesehatan, Perbankan Konvesional, Metode RGEC, BEI

vii
ABSTRACT
EVALUATION OF BANKING HEALTH LEVELS WITH
USING THE RGEC METHOD
(On conventional banks registered on the IDX)

By:
Lisana
170200652

The purpose of this research is to know the level of health of conventional banking
registered on the Indonesia Stock Exchange in 2016 - 2018 as measured using the
RGEC method (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital). The
type of data used is quantitative data. The data source used is secondary data in
the form of conventional banking annual reports listed on the Indonesia Stock
Exchange, as many as 41 banks. Data collection techniques in this research are
using observation and documentation techniques. The data analysis technique
uses the RGEC method based on Bank Indonesia Regulations. The calculation
used among others is by using the formula NPL (Non Perfoming Loan), LDR
(Loan to Deposit Ratio), GCG (Good Corporate Governance), ROA (Return On
Asset), ROE (Return On Equity), and CAR (Capital Adequacy Ratio). The results
of the research show that the majority of conventional banking ranks complete 2
(healthy), there are several conventional banks that rank complete 1 (very
healthy), namely Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Bank Central Asia, Bank
Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Jabar, Bank Mandiri, and Bank
Mega. Banks that are ranked in the fourth level (unhealthy) are healthy namely
Bank J Trust and Bank Pembangunan Banten.

Keywords: Bank Soundness Levels, Conventional Banking, RGEC Method, IDX

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya dengan memberikan kekuatan, petunjuk dan kemudahan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Evaluasi

Tingkat Kesehatan Perbankan dengan Menggunakan Metode RGEC (Pada

Perbankan Konvesional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar Ahli Madya pada program DIII Jurusan Komputer Akuntansi di Politeknik

Negeri Madiun. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak akan dapat

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, dorongan, kerjasama,

fasilitas, serta dukungan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung berupa materi, pikiran, serta motivasi. Untuk itu dalam kesempatan yang

baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak M. Fajar Subhan, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri

Madiun.

2. Bapak Yosi Afandi, S.Sos., M.A.B., selaku Wakil Direktur I Politeknik

Negeri Madiun.

3. Ibu Dewi Kirowati, S.E., M.M., selaku Ketua Jurusan Komputer Akuntansi

Politeknik Negeri Madiun.

ix
4. Ibu Dewi Kirowati, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing I Tugas Akhir

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, serta motivasi

kepada penulis.

5. Bapak Sasmito Widi Nugroho, S.E, M.S.A., selaku dosen pembimbing II

Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, masukan,

serta motivasi kepada penulis.

6. Bapak/Ibu dosen Jurusan Komputer Akuntansi Politeknik Negeri Madiun

yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama ini.

7. Kedua orang tua tercinta, keluarga, dan sahabat yang telah memberikan

dukungannya dalam segala hal sehingga Tugas Akhir ini bisa terselesaikan

dengan baik.

8. Teman-teman jurusan Komputer Akuntansi dan semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut membantu selama proses

penyusunan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk

perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap, semoga Tugas Akhir ini

dapat bermanfaat bagi pembaca dan yang berkepentingan.

Madiun, 2020

Penulis,

Lisana

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

BIODATA PENULIS.............................................................................................iii

SURAT PERNYATAAN.........................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................vi

ABSTRAK.............................................................................................................vii

KATA PENGANTAR............................................................................................ix

DAFTAR ISI...........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.............................................................................4

1.3 Batasan Masalah..................................................................................4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................5

1.4.1 Tujuan Penelitian.......................................................................5

1.4.2 Manfaat Penelitian.....................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7

xi
2.1 Bank.....................................................................................................7

2.1.1 Pengertian Bank.........................................................................7

2.1.2 Jenis-jenis Bank.........................................................................8

2.1.3 Fungsi Bank...........................................................................13

2.2 Laporan Keuangan Bank....................................................................14

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan.................................................14

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan.......................................................15

2.2.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan.................................................16

2.3 Kesehatan Bank..................................................................................17

2.3.1 Pengertian Kesehatan Bank.....................................................17

3.3.2 Dasar Hukum Perbankan.........................................................19

2.4 Penilaian Kesehatan Bank..................................................................19

2.4.1 Risk profile (Profil Risiko).......................................................20

2.4.2 Good Corporate Governance (GCG)......................................24

2.4.3 Earning (Rentabilitas)..............................................................26

2.4.4 Capital (Permodalan)...............................................................27

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................28

3.1 Objek Penelitian.................................................................................28

3.2 Sumber Data dan Jenis Data..............................................................29

3.2.1 Sumber Data............................................................................29

3.2.2 Jenis Data.................................................................................29

3.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................29

3.4 Alur Penelitian..................................................................................35

xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................36

4.1 Gambaran Umum Perbankan Konvesional........................................36

4.2. Hasil dan Pembahasan......................................................................37

4.2.1 Risk Profile (Profil Risiko)......................................................37

4.2.2 Good Corporate Governance (GCG)......................................47

4.2.3 Earning (Rentabilitas).............................................................49

4.2.4 Capital (Permodalan)...............................................................59

4.3 Evaluasi Tingkat Kesehatan Perbankan Konvesional Berdasarkan

Metode RGEC...................................................................................63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................63

5.1 Kesimpulan........................................................................................73

5.2 Saran...................................................................................................75

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................76

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat NPL...........................................21

Tabel 2.2 Matriks Kriteria Peringkat Profil Risiko LDR.......................................22

Tabel 2.3 Penilaian Good Corporate Governance (GCG)....................................25

Tabel 2.4 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat GCG..........................................26

Tabel 2.5 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROA..........................................26

Tabel 2.6 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROE...........................................27

Tabel 2.7 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat CAR...........................................28

Tabel 3.1 Bank Konvesional yang Terdaftar di BEI tahun 2016-2018.................28

Tabel 3.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkaa NPL..........................................31

Tabel 3.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat LDR...........................................31

Tabel 3.4 Penilaian Good Corporate Governance (GCG).....................................32

Tabel 3.5 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROA..........................................32

Tabel 3.6 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROE...........................................33

Tabel 3.7 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat CAR...........................................34

Tabel 4.1 Perhitungan Non Perfoming Loan (NPL)..............................................38

Tabel 4.2 Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)............................................43

Tabel 4.3 Nilai Komplisit Self Assessment...........................................................47

Tabel 4.4 Perhitungan Return On Asset (ROA)....................................................50

Tabel 4.5 Perhitungan Return On Equity (ROE)...................................................54

Tabel 4.6 Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR).......................................59

Tabel 4.7 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat RGEC........................................64

xiv
Tabel 4.8 Penerapan Peringkat Komplisit Berdasarkan Metode RGEC................64

xv
DAFTAR GAMBAR

3.1 Alur Penelitian………………………………………………………..... 35

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Kartu Bimbingan

Lampiran 3 Data Perhitungan Non Perofoming Loan (NPL)

Lampiran 4 Data Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)

Lampiran 5 Data Laporan Good Corporate Governance (GCG)

Lampiran 6 Data Perhitungan Return On Asset (ROA)

Lampiran 7 Data Perhitungan Return On Equity (ROE)

Lampiran 8 Data Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR)

xvii
18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam

perekonomian. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang

Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak. Kegiatan utama bank yaitu menghimpun dana masyarakat umum

untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut.

Minat masyarakat terhadap suatu bank dilandasi oleh unsur kepercayaan,

sehingga apabila kondisi suatu bank dalam keadaan yang sehat maka banyak pula

masyarakat yang mempercayakan dananya untuk disimpan dibank tersebut. Untuk

menjaga kesehatan bank dilakukan dengan tetap menjaga likuiditas bank sehingga

bank dapat memenuhi kewajibannya dan menjaga kinerjanya agar bank selalu

dapat dipercaya oleh masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap bank akan

terwujud apabila bank mampu mempertahankan atau meningkatkan kinerjanya

secara optimal dan bisa tergolong sebagai bank yang sehat.

Jenis bank dilihat dari cara menentukan harga dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu lembaga keuangan konvesional dan lembaga keuangan syariah.

Perbedaan yang mendasar antara bank konvesional dan bank syariah adalah

terletak pada prinsip yang digunakan. Bank konvesional menggunakan bunga


19

dalam beroprasi dan berprinsip meraih keuntungan yang sebesar-besarnya,

sedangkan bank syariah beroperasi dengan menggunakan sistem bagi hasil untuk

menghindari riba.

Bank konvesional saat ini dapat dikatakan sebagai lembaga perbankan yang

lebih banyak dilirik oleh para nasabah karena dalam penghimpunan maupun

penyaluran dana pada bank konvesional menarik simpati masyarakat dengan

memberikan beberapa pelayanan kredit, seperti kredit rumah dan sebagainya.

Bank konvesional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah

berupa rekening giro, deposit call, sertifikat deposito, dana transfer, saham dan

obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bagi bank yang paling besar,

kemudian pendapatan bank tersebut dialokasikan untuk cadangan primer,

cadangan sekunder, penyaluran kredit, serta investasi.

Kesehatan bank merupakan aspek yang sangat penting yang harus

dipertimbangkan untuk menyimpan uang, melakukan investasi dan lain

sebagainya. Kinerja perbankan yang baik akan menarik minat investor untuk

melakukan investasi pada sektor perbankan, karena investor melihat bahwa

semakin sehat suatu bank, maka manajemen bank tersebut bagus dan bisa

memberikan return yang tinggi. Selain itu, pemerintah sangat berkepentingan

terhadap penilaian kinerja suatu lembaga keuangan, karena bank memiliki fungsi

memajukan dan meningkatkan perekonomian negara.

Penilaian kesehatan bank bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut

dalam keadaan sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, ataupun tidak sehat.

Bank yang sehat adalah bank yang yang dapat menjalankan fungsinya dengan
20

baik. Selain itu, bank yang sehat adalah bank yang mampu menjaga dan

memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi,

dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh

pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya.

Tingkat kesehatan bank didasarkan pada risiko-risiko bank dan dampak

yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan

risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan bank pada masa yang akan datang.

Bank diharapkan untuk mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan

serta mengambil langkah-langkah untuk pencegahan dan perbaikan secara efektif

dan efisien.

Penilaian kesehatan suatu bank tidak dapat terlepas dari penggunaan rasio

keuangan yang digunakan sebagai indikator atau parameter dalam menilai

kesehatan bank. Rasio keuangan berguna untuk menganalisis laporan keuangan

dan dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Berdasarkan Surat Edaran

Bank Indonesia, yang menjadi indikator kesehatan perbankan adalah metode

RGEC, yang terdiri dari Risk atau risiko, Good Coperate Governance, Earning

(Rentabilitas), dan Capital (Permodalan). Metode RGEC mampu menggambarkan

keseluruhan kinerja bank dan manajemen risiko yang baik sehingga bank lebih

tahan menghadapi krisis.

Kasus Bank Century merupakan salah satu berita bank yang bermasalah dan

banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia pada beberapa tahun terakhir.

Kasus Bank Century diawali dengan jatuh temponya surat-surat berharga milik
21

Bank Century yang pada akhirnya gagal bayar dan mengakibatkan Bank Century

mengalami kesulitan likuiditas. Pengalaman dari kasus tersebut mendorong

perlunya regulasi baru dalam perbankan. bank perlu megidentifikasi permasalahan

lebih dini dan dapat melakukan tindak lanjut untuk melakukan perbaikan.

Berdasarkan latar belakang diatas dan dengan melihat bahwa bank

konvesional merupakan bank yang banyak dianut oleh sebagian besar masyarakat,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi

Tingkat Kesehatan Perbankan dengan Menggunakan Metode RGEC (Pada

Perbankan Konvesional yang Terdaftar di BEI)”

1.2 Perumusan Masalah

Penilaian tingkat kesehatan bank merupakan hal penting yang harus

dilakukan oleh bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank.

Selain itu, untuk mengevaaluasi kondisi dan permasalah pada bank, yang

kemudian menentukan menindak lanjuti atas permasalahan yang dihadapi. Bank

harus menjaga tingkat kesehatannya dalam mengantisipasi persaingan bisnis yang

semakin ketat. Rumusan masalah yang diambil penulisan adalah bagaimana

penilaian tingkat kesehatan bank konvesional yang terdaftar di BEI dengan

menggunakan metode RGEC ?

1.3 Batasan Masalah

Penulis memfokuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

berdasarkan batasan masalah berikut:


22

1. Data yang digunakan adalah laporan keuangan pada 41 bank konvesional

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 sampai dengan 2018.

2. Penliaian dilakukan berdasarkat Surat Edaran Bank Indonesia terkait

penilaian tingkat kesehatan bank.

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RGEC yaitu

Risk (risiko), Good Coperate Governance (GCG), Earning (rentabilitas),

dan Capital (Permodalan).

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka

tujuan dari penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui tingkat kesehatan bank konvesional yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia,

b. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat untuk

menyimpan uangnya,

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi para stakeholder dalam melakukan

investasi.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan dan penelitian ini tentunya

akan menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis.


23

2. Bagi Politeknik Negeri Madiun

Sebagai sumber informasi bagi yang tertarik dengan tema masalah ini,

dan sebagai reverensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Perbankan

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi perusahaan perbankan

untuk meningkatkan kinerjanya supaya memperoleh predikat sehat.

Dengan begitu akan menjadi pilihan para investor dan nasabah dalam

menanamkan dananya.
24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank

2.1.1 Pengertian Bank

Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perbankan,

menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia No. 9/7/PB/2007, Bank Umum dapat didefinisikan sebagai bank

yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional dan atau berdasarkan

prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Muctar, dkk (2016:53) mendefinisikan bahwa Bank merupakan

lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta

memberikan jasa bank lainnya. Taswan (2010) mengungkapkan bahwa bank

adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun

dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak

yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya

kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit)


25

melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyat banyak.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

bank adalah lembaga keuangan yang penting dalam perekonomian suatu

Negara. Bank mengatur sistem pembayaran dan pelaksanaan kebijakan

pemerintah di bidang keuangan. Lembaga keuangan di Indonesia di atur dan

diawasi oleh Bank Indonesia.

2.1.2 Jenis-jenis Bank

Berdasarkan peraturan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang

perbankan, pengelompokan bank dapat dilakukan berdasarkan beberapa hal

berikut:

1. Dilihat dari kemampuan mengatur nilai satuan uang dan kemampuan

menyelenggarakan peredaran uang di Indonesia sesuai Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1953, Bank Indonesia yang semula

bernama De Javasche Bank berfungsi sebagai Bank Sentral.

2. Dilihat dari fungsinya dan menurut Undang-Undang Pokok perbankan

Nomor 14 Tahun 1967, bank dibedakan sebagai berikut.

a. Bank Sentral adalah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar 1945, dan yang selanjutnya akan diatur

dengan Undang-Undang tersendiri.

b. Bank Umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan

dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.


26

c. Bank tabungan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam

usahanya terutama memperbuangkan dananya dalam kertas

berharga.

d. Bank pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya

terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan

mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang.

Dalam usahanya, bank pembangunan terutama memberikan kredit

jangka menengah dan jangka panjang di bidang pembangunan.

3. Setelah dikeluarkan undang-undang perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan

ditegasakan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998, jenis perbankan menurut kegiatan usahanya dibedakan sebagai

berikut:

a. Bank Umum yang juga sering disebut dengan bank komersial

(commercial bank) adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

dalam laulintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang berfungsi

melayani pemberian kredit kepada masyarakat khusus atau

masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Dana untuk

pemberian kredit tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat.

4. Bank juga dapat dibedakan dari segi kepemilikannya atau dari segi siapa

saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan bank ini dapat dilihat dari
27

akta pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki oleh bank yang

bersangkutan. Jenis bank tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bank milik pemerintah adalah bank yang kata pendirian maupun

modalnya dimiliki pemerintah sehingga seluruh keuntungan juga

dimiliki pemerintah. Sebagai contoh, Bank Negara Indonesia (BNI),

dan Bank Tabungan Negara (BTN). Adapula bank milik pemerintah

daerah (Pemda) didaerah tingkat satu dan tingkat dua yang lebih

sering disebut Bank Pemerintah Daerah (BPD). Sebagai contoh, BPD,

DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur,

dan BPD Sumatra Utara.

b. Bank milik swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian

besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional, akta pendiriannya

didirikan oleh swasta, dan keuntungannya juga milik swasta.

Contohnya, Bank Muamalat, Bank Central Asia (BCA), dan Bank

Internasiponal Indonesia (BII).

c. Bank milik koperasi adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh

perusaahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya adalah Bank

Umum Koperasi Indonesia.

d. Bank Milik Asing adalah bank yang merupakan cabang bank luar

negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing. Contohnya,

City Bank, dan Bank Of Tokyo.


28

e. Bank milik campuran adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak

asing dan pihak swasta nasional. Contohnya, Mitsubishi, Buana Bank,

Sumitomo Niaga Bank, dan Bank Sakura Swadarma.

5. Dilihat dari kedudukan dan statusnya atau kemampuannya dalam melayani

masyarakat, baik dari segi modal, produk, maupun kwalitas layanannya,

bank dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi luar

negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara

keseluruhan. Sebagai contoh, pembukaan dan pembayaran letter of

credit, transfer ke luar negeri, serta transaksi lainnya. Bank devisa

memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk melakukan usaha

perbankan dalam bidang valuta asing. Bank yang memiliki status

sebagai bank devisa dapat melaksanakan kegiatan hingga ke luar

negeri. Sebagai contoh, cek wisata (traveler‘s check), inkaso keluar

negeri, pembukaan dan pembayaran letter of credit (L/C), serta

transfer ke luar negeri.

b. Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Dengan kata lain,

dalam melakukan transaksinya bank nondevisa masih dalam batas-

batas Negara.

6. Dilihat dari cara menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli,

bank dapat dibedakan sebagai berikut:


29

a. Bank dengan prinsip konvesional, yaitu bank yang dalam mencari

keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya

menggunakan metode berikut ini :

1. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan

berupa tabungan, deposito, maupun giro. Sementara, penentuan

harga kredit atau produk pinjaman ditentukan berdasarkan tingkat

suku bunga tertentu yang dikenal dengan istilah spreat based.

Selain istilah tersebut, dikenal juga istilah negative spreat, jika

simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman. Kondisi ini

pernah terjadi pada akhir 1998 dan sepanjang tahun 1999.

2. Menggunakan system fee based, yaitu pihak perbankan

menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau

persentase tertentu.

b. Bank dengan prinsip syariah, yaitu bank dengan aturan perjanjian

berdasarkan hokum islam antara bank dengan pihak lain, seperti

penyimpan dana dan peminjam untuk pembiayaan usaha. Bank

dengan prinsip syariah dalam menentukan harga atau mencari

keuntungan menetapkan prinsip sebagai berikut.

1. Pembiayaan berdasrakan prinsip bagi hasil (mudharabah).

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).

3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah).
30

4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

(ijarah).

5. Pemindahan kepemilikan atau barang yang disewa dari pihak

bank oleh pihaklain (ijarah wa ihtina).

2.1.3 Fungsi Bank

Santoso dan Nuritomo ( 2014: 9 ) menyatakan bahwa fungsi utama

bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial

intermediary. Umbaran (2012:36-37) meneyebutkan bahwa bank

mempunyai beberapa fungsi khusus sebagai berikut:

a. Agent of trust, yaitu peran lembaga keuangan bank sebagai lembaga

yang berlandaskan kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana

maupun dalam menyalurkan dana. Masyarakat percaya bahwa uangnya

tidak akan disalahgunakan oleh bank, tetapi justru akan dikelola dengan

baik. Pada saat yang telah dijanjikan, simpanan tersebut dapat ditarik

kembali dari bank.

b. Agent of development, yaitu peran lembaga keuangan bank sebagai

lembaga yang memobilisasi dana untuk perkembangan ekonomi.

Kelancaran kegiatan perekonomian masyarakat dalam investasi,

distribusi, serta konsumsi barang dan jasa merupakan kegiatan yang

mendukung pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

c. Agen of service, yaitu peran lembaga keuangan bank sebagai lembaga

yang memberikan penawaran jasa perbankan lain kepada masyarakat


31

dalam kegiatan ekonominya. Jasa ini dapat berupa jasa pengiriman

uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pembeiran pinjaman bank,

dan jasa penyelesaian tagihan.

2.2 Laporan Keuangan Bank

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Perusahaan baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode

tertentu) akan melaporkan semua kegiatannya. Kasmir (2015:280)

mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondiis keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu. Hery (2012:3) mengungkapkan bahwa laporan keuangan

merupakan hasil dari proses akuntansi sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan dan juga aktivitas perusahaan kepada

pihak-pihak yang memiliki kepentingan di perusahaan tersebut yaitu pihak

interntal (manajemen perusahaan dan karyawan) dan pihak eksternal

(stakeholders, pemerintah, dan masyarakat). Laporan keuangan ini berfungsi

sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan

perusahaan dan kinerja perusahaan.

Pengertian laporan keuangan menurut Fahmi I (2012:22) merupakan

suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana

selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang

kinerja suatu perusahaan. Menurut Taswan (2014:37), laporan keuangan

keuangan bank disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban manajemen


32

terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang

dicapai selama periode tertentu. Bagi manajemen bank, laporan keuangan

yang telah disusun dapat digunakan sebagai pedoman dalam

penyelenggaraan akuntansi.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah

catatan informasi keuangan pada suatu perusahaan dalam suatu periode

tertentu. Laporan keuangan dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga berfungsi sebagai alat untuk

berkomunikasi antara perusahan dengan pihak berkepentingan lainnya.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Hery (2015:5) menyatakan bahwa tujuan khusus laporan keuangan

adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi

keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dngan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum. Tujuan umum laporan keuangan adalah :

1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi

dan kewajiban perusahaan.

2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan

bersih yang berasal dari kegiatan usaha.

3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba.

4. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh

pemakai laporan.
33

Harahap (2013:70) mengatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam keputusan ekonomi. Menurut Kasmir (2016:

10), secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi

keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode

tertentu.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang

bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Bank memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai

dengan SAK. Artinya, laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang

telah ditentukan. Menurut Kasmir (2014:7) laporan keuangan bank terdiri

dari:

a. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan

bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah

posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank.

b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Laporan komitmen merupakan yang suatu ikatan atau kontrak yang

berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus
34

dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama

dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau

kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada

terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang

akan datang.

c. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang

menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.

Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-

sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang

dikeluarkan.

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi

devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya

e. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang

bank bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar

negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank

yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

2.3 Kesehatan Bank

2.3.1 Pengertian Kesehatan Bank

Berdasarkan pasal 29 UU No 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah

dengan UU No 10 tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara


35

tingkat kesehatannya sesuai dengan tingkat ketentuan kecukupan modal,

kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas,

serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan

kegiatan usahasesuai dengan prinsip ke hati-hatian.

Budisantoso, T dan Nuritomo (2014:73) mendefinisikan bahwa

kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk

melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu

memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai

dengan peraturan perbankan yang berlaku. Menurut Veitsal, R. dkk (2012:

465), kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan

kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, bank

pemerintah (melalui Bank Indonesia), dan pengguna jasa bank.

Sesuai dengan Peratuan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011,

penilaian tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang

dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank. Sigit Triandaru dan Totok

Budisantoso (2014:21) menyatakan bahwa kesehatan bank dapat diartikan

sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional

perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya

dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang

berlaku. Untuk mengetahui kinerja bank maka perlu dilakukan analisis

mengenai tingkat kesehatan bank yang menunjukkan bank tersebut dalam

kriteria sehat atau tidak.


36

3.3.2 Dasar Hukum Perbankan

Menurut UU No. 10 tahun 1998 bank wajib memelihara kesehatannya

yang merupakan gambaran kinerja bank sebagai sarana bagi otoritas

pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap bank.

Selain itu, tingkat kesehatan bank juga menjadi informasi penting bagi pihak

terkait perbankan baik pemilik bank maupun masyarakat.

Berdasarkan peraturan bank Indonesia no. 13/1/PBI/2011 tentang

penilaian tingkat kesehatan bank. Bank Indonesia telah mengubah dan

menetapkan sistem tingkat kesehatan bank berbasis resiko mengantikan

metode sebelumnya yaitu CAMELS. Bank Indonesia dalam menilai tingkat

kesehatan bank yang mana sesuai dengan peraturan bank Indonesia no.

13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan

menggunakan metode RGEC yang meliputi Risk profile, Good corporate

Governance, Earnings, Capital.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas terkait dengan kesehatan

bank, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan bank merupakan suatu

kondisi atau kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan operasional

perbankan dalam periode tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku dan

merupaan kepentingan semua pihak yang terkait.

2.4 Penilaian Kesehatan Bank

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan metode RGEC

telah dijelaskan pada Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan Surat

Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yang pada
37

prinsipnya adalah tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan kelangsungan usaha

bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari manajemen bank. Bank

diwajibkan melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala terhadap

tingkat kesehatannya dan mengambil langkah-langkah perbaikan secara efektif

dengan menggunakan analisisi penilaian terhadap risiko-risiko.

Dalam rangka pengawasan bank apabila terdapat perbedaan hasil penilaian

tingkat kesehatan bank yang dilakukan Bank Indonesia dengan hasil self

assessment atas penilaian tingkat kesehatan bank, maka yang berlaku adalah hasil

penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Penilaian

tingkat kesehatan bank harus mencerminkan kondisi bank saat ini dan waktu yang

akan datang (Sari D.M, 2017:329).

2.4.1 Risk profile (Profil Risiko)

Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap

risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis bank, baik yang dapat

dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi

posisi keuangan, dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam

operasional bank. Risiko yang dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis Risiko

yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasioanal, Risiko Likuiditas,

Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi (SE

BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011).

a. Risiko kredit

Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan derbitur dan/atau pihak

lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank (SE BI 13/24/DPNP/2011).


38

Bank dapat menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) untuk

indikator memprediksi kelangsungan hidup bank. NPL adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit

bermasalah dari keseluruhan kredit yang diberikan oleh bank yang

kolektibilitasnya kurang lancar, diragukan dan macet dari kredit yang

diberikan secara keseluruhan. Rumus perhitungan rasio NPL sebagai

berikut:

Kredit Bermasalah
NPL= ×100 %
Total Kredit

Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat NPL ditetapkam

sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat NPL

Peringkat Bobot Keterangan


1 ≤ 2% Sangat Sehat
2 2% ˂ NPL < 5% Sehat
3 5% < NPL ≤ 8% Cukup Sehat
4 8% < NPL ≤ 12% Kurang Sehat
5 NPL > 12% Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia

b. Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi

pasar, termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi

Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan Risiko

komoditas. Risiko suku bunga dapat berasal baik dari posisi trading book

maupun posisi banking book.


39

c. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas,

dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. (SE 13/24/DPNP 2011).

1. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi

jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rumus perhitungan

rasio LDR sebagai berikut:

Total Kredit
LDR= ×100 %
Dana Pihak Ke Tiga

Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat LDR

ditetapkam sebagai berikut:

Tabel 2.2.

Matriks Kriteria Peringkat Profil Risiko LDR

Peringkat Bobot Keterangan


1 < 60% LDR ≤ 75% Sangat Sehat
2 75% ˂ LDR ≤ 85% Sehat
3 85%N< LDR ≤ 100% Cukup Sehat
4 100% < LDR ≤ 110% Kurang Sehat
5 LDR > 110% Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia

2. Current Ratio

Besarnya current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi. Current ratio


40

dimaksudkan sebagai perbandingan jumlah aktiva lancar dengan

kewajiban lancar.

d. Risiko Operasional

Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem,

dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional

Bank. (SE BI 13/24/DPNP 2011)

e. Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum

dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul antara

lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari

atas kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya

kontrak atau agunan yang tidak memadai (SE BI 13/24/DPNP/2011).

f. Risiko Stratejik

Risiko strartejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam

mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik

serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Sumber Risiko Stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam

proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi,

ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

g. Risiko Kepatuhan
41

Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak

mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan

dan ketentuan yang berlaku.

h. Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank (SE BI

13/24/DPNP/2011).

2.4.2 Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas

manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip

GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsipprinsip GCG

berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG

bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha Bank. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006, prinsip-

prinsip GCG antara lain:

1. Transparansi (Transparancy) adalah keterbukaan dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan, serta keterbukaan

dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

2. Akuntabilitas (Accountability) adalah kejelasan fungsi dan

pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank secara efektif.

3. Pertanggungjawaban (Responbility) adalah kesesuaian pengelolaan

bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-

prinsip pengelolaan bank yang sehat.


42

4. Independensi (Independency) adalah pengelolaan bank secara

professional tanpa pengaruh / tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (Fairness) adalah keadilan dan kesetaraan dalam

menmenuhi hak stakeholder berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Penilaian yang dilakukan terhadap prinsip-prinsip GCG tersebut

antara lain :

Tabel 2.3.

Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Prinsip Aspek yang dinilai Bobot


Transparansi Kondisi Keuangan dan Non
Transparancy
Keuangan Bank, Laporan GCG 15%
Accountabilit Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
y Komisaris 10%
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Direksi 20%

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite


10%
Responbility Penanganan Benturan Kepentingan 10%
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5%
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan
Pengendalian Intern 7,50%

Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related


Party) Dan Debitur Besar (Large Exposure)
7,50%
Independency Penerapan Fungsi Audit Intern 5%
Penerapan Fumsi Audit Ekstern 5%
Fairness Rencana Strategis Bank 5%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia

Peringkat faktor GCG dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat sebagai

berikut:
43

Tabel 2.4.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat GCG

Peringkat Bobot Keterangan


1 Nilai Komposit < 1,5 Sangat Sehat
2 1,5 ˂ Nilai Komposit ˂ 2,5 Sehat
3 2,5 < Nilai Komposit < 3,5 Cukup Sehat
4 3,5 < Nilai Komposit < 4,5 Kurang Sehat
5 4,5 < Nilai Komposit < 5 Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia

2.4.3 Earning (Rentabilitas)

Penliaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja

rentabilitas, sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas, dan

manajemen rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan

tingkat trend, struktur, stabilitas rentabilitas bank, dan perbandingan kinerja

bank dengan kinerja peer group, baik melalui analisis aspek kuantitatif

maupun kualitatif. Penilaian terhadap faktor earning didasarkan pada rasio-

rasio berikut ini:

a. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan bank atas aset yang dimiliki. Rumus perhitungan ROA

adalah sebagai berikut:

Laba Sebelum Pajak


ROA= ×100 %
Rata−rataTotal Aset

Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat ROA

ditetapkam sebagai berikut:

Tabel 2.5.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROA


44

Peringkat Bobot Keterangan


1 ROA ˃ 1,5% Sangat Sehat
2 1,25% ˂ ROA ≤ 1,5% Sehat
3 0,5% ˂ ROA ≤ 1,25% Cukup Sehat
4 0% ˂ ROA ≤ 0,5% Kurang Sehat
5 ROA ≤ 0 % Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia

b. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan bank untuk memperoleh laba atas modal yang dimiliki.

Rumus perhitungan ROE adalah sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


ROE= ×100 %
Rata−rata Equity

Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat ROE

ditetapkam sebagai berikut:

Tabel 2.6.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROE

Peringkat Bobot Keterangan


1 ROE ˃ 20% Sangat Sehat
2 12,5% ˂ ROE ≤ 20% Sehat
3 5% ˂ ROE ≤ 12,5% Cukup Sehat
4 0% ˂ ROE ≤ 5% Kurang Sehat
5 ROE > 0 % Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia

2.4.4 Capital (Permodalan)

Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap

kecukupan Permodalan dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam

melakukan penilaian, Bank perlu mempertimbangkan tingkat, trend,

struktur, dan stabilitas Permodalan dengan memperhatikan kinerja peer

group serta kecukupan manajemen Permodalan Bank, baik melalui analisis


45

aspek kuantitatif maupun kualitatif. Penilaian terhadap faktor capital

didasarkan pada rasio CAR (Modal terhadap ATMR), dengan rumus

sebagai berikut:

Modal
CAR= × 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat CAR ditetapkam

sebagai berikut:

Tabel 2.7.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat CAR

Peringkat Bobot Keterangan


1 CAR ≥ 12% Sangat Sehat
2 9% ≤ CAR < 12% Sehat
3 8% ≤ CAR < 9% Cukup Sehat
4 6% ≤ CAR < 8% Kurang Sehat
5 CAR < 6% Tidak Sehat
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia
46

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu obyek atau tempat yang digunakan untuk

melakukan penelitian. Objek penelitian Tugas Akhir ini yaitu pada Perbankan

Konvesional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai dengan

tahun 2018. Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

ini ada 41, sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Bank Konvesional yang Terdaftar di BEI tahun 2016-2018

No Bank No Bank
1 Bank BRI Agroniaga Tbk 22 Bank QNB Indonesia Tbk
2 Bank Agris Tbk 23 Bank Mashpion Indonesia Tbk
3 Bank Amar Indonesia Tbk 24 Bank Mandiri (Persero) Tbk
4 Bank Artos Indonesia Tbk 25 Bank Bumi Artha Tbk
5 Bank MNC Internasional Tbk 26 Bank Cimb Niaga Tbk
6 Bank Capital Indonesia Tbk 27 Bank Maybank Tbk
7 Bank Central Asia Tbk 28 Bank Permata Tbk
8 Bank Harda Internasional Tbk 29 Bang Sinar Mas Tbk
9 Bank Bukopin Tbk 30 Bank Of India Tbk
10 Bank Mestika Dharma Tbk 31 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk
11 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 32 Bank Victoria Tbk
12 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 33 Bank Dinar Indonesia Tbk
13 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 34 Bank Artha Graha Tbk
14 Bank Yudha Bhakti Tbk 35 Bank Mayapada Tbk
15 Bank J Trust Indonesia Tbk 36 Bank China Contruction Tbk
16 Bank Danamon Indonesia Tbk 37 Bank Mega Tbk
17 Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk 38 Bank OCBC NISP Tbk
18 Bank Ghanesa Tbk 39 Bank Nationalnobu Tbk
19 Bank Ina Perdana Tbk 40 Bank Pan Indonesia Tbk
20 Bank Jabar Banten Tbk 41 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
21 Bank Jatim Tbk
Sumber: www.idx.co.id
47

3.2 Sumber Data dan Jenis Data

3.2.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan, buku, majalah berupa

laporan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, buku-buku, artikel dan

lain sebagainya. Fokus penelitian ini adalah penilaian terhadap faktor RGEC

pada Bank Konvesional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

menentukan tingkat kesehatannya. Analisis data dalam penelitian ini adalah

berdasarkan pada surat edaran No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011

tentang penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

3.2.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data

kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau bilangan.

Data kuantitatif ini kemudian akan dianalisis dengan perhitungan yang telah

dipilih dalam penelitian ini. Jenis data kuantitatif pada penelitian ini yaitu

data laporan keuangan bank konvesional yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam

penelitian karena dengan mendapatkan data maka data tersebut dapat diolah oleh

peneliti. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi
48

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi pada

penelitian ini dilakukan dengan mengamati kesehatan perbankan pada

bank konvesional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri

data historis. Teknik dokumentasi bisa berbentuk tulisan ataupun gambar.

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini berupa laporan

keuangan perusahaan perbankan konvesional yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2016 sampai dengan 2018.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya yang sudah tersedia kemudian diolah

dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam

penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data berupa

kuantitatif, yaitu data yang berupa angka.

Tahapan yang dilakukan penulis dalam melakukan analisis data yaitu

sebagai berikut:

1. Menyiapkan laporan keuangan bank konvesional yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016 sampai dengan 2018.

2. Menganalisis Profil Risiko

a. Risiko Kredit

Menghitung rasio Non Perfoming Loan (NPL) dengan rumus sebagai

berikut:
49

Kredit Bermasalah
NPL= ×100 %
Total Kredit
Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat NPL ditetapkan

sebagai berikut:

Tabel 3.2.
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat NPL

Peringkat Bobot Keterangan


1 ≤ 2% Sangat Sehat
2 2% ˂ NPL < 5% Sehat
3 5% < NPL ≤ 8% Cukup Sehat
4 8% < NPL ≤ 12% Kurang Sehat
5 NPL > 12% Tidak Sehat

b. Risiko Likuiditas

Menghitung rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan rumus sebagai

berikut:

Total Kredit
LDR= ×100 %
Dana Pihak Ke Tiga

Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat LDR

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat LDR

Peringkat Bobot Keterangan


1 < 60% LDR ≤ 75% Sangat Sehat
2 75% ˂ LDR ≤ 85% Sehat
3 85%N< LDR ≤ 100% Cukup Sehat
4 100% < LDR ≤ 110% Kurang Sehat
5 LDR > 110% Tidak Sehat

3. Menganalisis Good Corporate Governence (GCG)

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas

manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip


50

GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG

berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai belaksanaan GCG

bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas

usaha bank.

Tabel 3.4.

Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Bobo
Prinsip Aspek yang dinilai t
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non
Transparancy
Keuangan Bank, Laporan GCG 15%
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Accountability Dewan Komisaris 10%
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Direksi 20%
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 10%
Responbility Penanganan Benturan Kepentingan 10%
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5%
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan 7,50
Pengendalian Intern %
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait
(Related Party) Dan Debitur Besar (Large 7,50
Exposure) %
Independency Penerapan Fungsi Audit Intern 5%
Penerapan Fumsi Audit Ekstern 5%
Fairness Rencana Strategis Bank 5%

4. Menganalisis Earning (Rentabilitas)

a. ROA (Return On Assets)

Menghitung Return On Assets (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

Laba Sebelum Pajak


ROA= ×100 %
Rata−rataTotal Aset
Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat ROA

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.5.
51

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROA

Peringkat Bobot Keterangan


1 ROA ˃ 1,5% Sangat Sehat
2 1,25% ˂ ROA ≤ 1,5% Sehat
3 0,5% ˂ ROA ≤ 1,25% Cukup Sehat
4 0% ˂ ROA ≤ 0,5% Kurang Sehat
5 ROA ≤ 0 % Tidak Sehat

b. ROE (Return On Equity)

Menghitung Retur On Equity (ROE) dengan rumus sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


ROE= ×100 %
Rata−rata Equity
Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat ROE

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat ROE

Peringkat Bobot Keterangan


1 ROE ˃ 20% Sangat Sehat
2 12,5% ˂ ROE ≤ 20% Sehat
3 5% ˂ ROE ≤ 12,5% Cukup Sehat
4 0% ˂ ROE ≤ 5% Kurang Sehat
5 ROE > 0 % Tidak Sehat

5. Menganalisis Capital (Permodalan)

Menghitung Capital Adequancy Ratio (CAR) dengan rumus sebagai

berikut:

Modal
CAR= × 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Setelah dilakukan perhitungan, penetapan peringkat CAR ditetap-kan

sebagai berikut:
52

Tabel 3.7.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Capital

Peringkat Bobot Keterangan


1 CAR ≥ 12% Sangat Sehat
2 9% ≤ CAR < 12% Sehat
3 8% ≤ CAR < 9% Cukup Sehat
4 6% ≤ CAR < 8% Kurang Sehat
5 CAR < 6% Tidak Sehat

6. Menarik kesimpulan terhadap tingkat kesehatan bank berdasarkan hasil

analisis rasio tersebut.


53

3.4 Alur Penelitian

Bank Konvesional

Laporan Keuangan

Metode RGEC

Risk Profile GCG Earning Capital

NPL Self Assesment ROA CAR

LDR ROE

Sangat Sehat / Sehat / Kurang


Sehat / Cukup Sehat / Tidak Sehat

Kesimpulan

Gambar 3.1.
Alur Penelitian
Sumber data : Diolah oleh penulis, 2020
36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perbankan Konvesional

Industri perbankan pada penelitian ini adalah bank umum konvesional yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018 yang berjumlah 41 bank.

Kegiatan perbankan konvesional sudah ada sejak zaman Babilonia, Yunani dan

Romawi. Pada masa tersebut, bank mempunyai peran yang sangat penting untuk

membantu lalu lintas perdagangan. Awalnya kegiatan perbankan terbatas pada

tukar menukar uang dan orang yang telah aktif atau mempunyai bank maka

disebut dengan pedagang uang. Bank pada saat itu menukar mata uang negara

sendiri kepada orang asing ataupun sebaliknya yang dikenal sebagai money

charger. Lama kelamaan kegiatan tersebut berkembang menjadi usaha menerima

tabungan, menitipkan ataupun mengirimkan uang dengan memungut bunga

pinjaman.

Perbankan konvesional modern dimulai pada abad ke 16 di Inggris, Belanda

dan Belgia. Pada saat itu, tukang emas bersedia menerima uang logam yang

berupa emas dan juga perak untuk disimpan dengan tingkat bunga yang begitu

tinggi. Tanda bukti penyimpanan emas tersebut dapat ditunjukkan dengan surat

deposito yang disebut goldmith’s note. Goldmith’s note tersebut merupakan bukti

yang tertulis bahwa saat muncul penyimpanan uang berupa perak atau emas maka

tukang emas mempunyai hutang pada penyimpan. Para tukang emas mulai

mengeluarkan goldmith’s note yang tidak didukung dengan cadangan emas atau
37

perak dan diterima sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi bisnis. Ini

merupakan awal mula munculnya uang kertas modern. Pihak-pihak yang terlibat

pada masa ini adalah para konsumen, produsen serta pedagang, dan raja-raja serta

aparatnya, dan organisasi gereja yang membutuhkan perbankan untuk

melancarkan kegiatannya.

Era kemerdekaan Republik Indonesia, bank yang ada di Indonesia telah

berkembang dan bertambah maju. Terdapat beberapa Bank Belanda yang telah

dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia diantaranya yaitu NV. Nederlandsch

Indische Spaar En Deposito yang saat ini berganti menjadi Bank OCBC NISP

yang didirikan pada tanggal 4 april 1941 dengan kantor pusat yang terletak di

Bandung, Bank Negara Indonesia yang telah didirikan pada tanggal 05 juli 1946,

dan Bank Rakyat Indonesia yang telah didirikan pada tanggal 22 februari 1946.

Bank tersebut berasal dari De Algemenevolks Credit Bank atau Syomin Ginko.

4.2. Hasil dan Pembahasan

4.2.1 Risk Profile (Profil Risiko)

Penilaian terhadaap faktor Risk Profile merupakan penilaian atas

risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank. Risk Profile pada penelitian

ini menggunakan dua indikator yaitu risiko kredit dan resiko likuiditas.

1. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Rasio yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Non Perfoming Loan (NPL). Rasio Non Perfoming

Loan merupakan gambaran kredit bermasalah yang penyebabnya adalah


38

ketidakmampuan nasabah membayar angsuran pokok pinjaman dan

bunga yang dibebankan sesuai yang diperjanjijkan. Besarnya NPL suatu

bank dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Kredit Bermasalah
NPL= ×100 %
Total Kredit
Rasio Non Perfoming Loan dalam penelitian ini diperoleh dari

laporan tahunan perbankan konvesional yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018.

Tabel 4.1.

Perhitungan Non Perfoming Loan (NPL)

Dalam jutaan rupiah (kecuali dinyatakan lain)

PK
Kredit
No Bank Tahun Total Kredit NPL PK Keterangan selama
Bermasalah
3th
201
Rp 188.979 Rp 15.670.832 1,21% 1 Sangat Sehat
8
Bank BRI
201 Sangat
1 Agroniaga Rp 175.046 Rp 10.981.623 1,59% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
Tbk
201
Rp 127.861 Rp 8.179.754 1,56% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 191.988 Rp 2.982.477 6,44% 3 Cukup Sehat
8
Bank Agris 201 Cukup
2 Rp 151.163 Rp 2.774.416 5,45% 3 Cukup Sehat
Tbk 7 Sehat
201
Rp 102.923 Rp 2.890.818 3,56% 2 Sehat
6
201
Rp 67.603 Rp 1.362.029 4,96% 3 Cukup Sehat
8
Bank Amar
201 Cukup
3 Indonesia Rp 28.387 Rp 342.446 8,29% 4 Kurang Sehat
7 Sehat
Tbk
201
Rp 20.986 Rp 319.973 6,56% 3 Cukup Sehat
6
201
Rp 24.184 Rp 392.854 6,16% 3 Cukup Sehat
8
Bank Artos
201 Cukup
4 Indonesia Rp 40.491 Rp 487.736 8,30% 4 Kurang Sehat
7 Sehat
Tbk
201
Rp 32.511 Rp 476.651 6,82% 3 Cukup Sehat
6
201
Rp 183.108 Rp 7.511.633 2,44% 2 Sehat
8
Bank MNC
201
5 Internasional Rp 514.592 Rp 7.114.922 7,23% 4 Kurang Sehat Sehat
7
Tbk
201
Rp 221.290 Rp 7.994.316 2,77% 2 Sehat
6
201
Rp 200.431 Rp 7.973.425 2,51% 2 Sehat
8
Bank Capital
201
6 Indonesia Rp 173.792 Rp 7.115.383 2,44% 2 Sehat Sehat
7
Tbk
201
Rp 195.439 Rp 6.636.940 2,94% 2 Sehat
6
201
Bank Central Rp 7.594.054 Rp 538.099.448 1,41% 1 Sangat Sehat Sangat
7 8
Asia Tbk Sehat
201 Rp 6.945.333 Rp 467.508.825 1,49% 1 Sangat Sehat
39

7
201
Rp 5.451.864 Rp 415.896.245 1,31% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 37.831 Rp 1.561.093 2,42% 2 Sehat
8
Bank Harda
201
8 Internasional Rp 41.476 Rp 1.739.050 2,38% 2 Sehat Sehat
7
Tbk
201
Rp 26.502 Rp 1.398.430 1,90% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 3.090.427 Rp 64.530.560 4,79% 2 Sehat
8
Bank 201
9 Rp 4.503.872 Rp 70.926.454 6,35% 3 Cukup Sehat Sehat
Bukopin Tbk 7
201
Rp 1.880.857 Rp 68.697.066 2,74% 2 Sehat
6
201
Rp 75.361 Rp 7.274.824 1,04% 1 Sangat Sehat
8
Bank Mestika 201
10 Rp 175.140 Rp 6.783.698 2,58% 2 Sehat Sehat
Dharma Tbk 7
201
Rp 225.469 Rp 6.288.416 3,59% 2 Sehat
6
201
Rp 10.038.302 Rp 512.778.497 1,96% 1 Sangat Sehat
8
Bank Negara
201 Sangat
11 Indonesia Rp 3.586.575 Rp 441.313.566 0,81% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
(Persero) Tbk
201
Rp 11.644.275 Rp 393.275.392 2,96% 2 Sehat
6
201
Rp 9.631.446 Rp 820.010.157 1,17% 1 Sangat Sehat
8
Bank Rakyat
201 Sangat
12 Indonesia Rp 7.915.978 Rp 718.982.668 1,10% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
(Persero) Tbk
201
Rp 6.790.381 Rp 643.470.975 1,06% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 5.535.272 Rp 215.716.247 2,57% 2 Sehat
Bank 8
Tabungan 201
13 Rp 5.116.639 Rp 181.978.222 2,81% 2 Sehat Sehat
Negara 7
(Persero) Tbk 201
Rp 4.533.033 Rp 150.221.960 3,02% 2 Sehat
6
201 15,75
Rp 620.940 Rp 3.941.860 5 Tidak Sehat
8 %
Bank Yudha 201 Cukup
14 Rp 194.974 Rp 3.913.394 4,98% 2 Sehat
Bhakti Tbk 7 Sehat
201
Rp 120.402 Rp 3.266.100 3,69% 2 Sehat
6
201
Rp 437.463 Rp 10.259.055 4,26% 2 Sehat
8
Bank J Trust
201
15 Indonesia Rp 336.809 Rp 11.468.893 2,94% 2 Sehat Sehat
7
Tbk
201
Rp 784.203 Rp 11.236.874 6,98% 3 Cukup Sehat
6
201
Rp 3.054.435 Rp 104.571.750 2,92% 2 Sehat
Bank 8
Danamon 201
16 Rp 2.841.186 Rp 96.968.742 2,93% 2 Sehat Sehat
Indonesia 7
Tbk 201
Rp 3.303.105 Rp 95.215.147 3,47% 2 Sehat
6
201
Rp 325.590 Rp 5.515.795 5,90% 3 Cukup Sehat
Bank 8
Pembanguna 201 Cukup
17 Rp 274.152 Rp 5.107.921 5,37% 3 Cukup Sehat
n Daerah 7 Sehat
Banten 201
Rp 186.498 Rp 3.267.672 5,71% 3 Cukup Sehat
6
201
Rp 123.871 Rp 2.913.152 4,25% 2 Sehat
8
Bank 201 Sangat
18 Rp 23.462 Rp 2.902.932 0,81% 1 Sangat Sehat
Ghanesa Tbk 7 Sehat
201
Rp 31.570 Rp 2.426.013 1,30% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 42.825 Rp 1.759.096 2,43% 2 Sehat
8
Bank Ina 201
19 Rp 67.664 Rp 1.469.552 4,60% 2 Sehat Sehat
Perdana Tbk 7
201
Rp 43.154 Rp 1.378.153 3,13% 2 Sehat
6
20 Bank Jabar 201 Rp 1.268.332 Rp 75.349.849 1,68% 1 Sangat Sehat Sangat
Banten Tbk 8 Sehat
40

201
Rp 1.096.994 Rp 71.035.168 1,54% 1 Sangat Sehat
7
201
Rp 1.091.910 Rp 63.419.185 1,72% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 206.373 Rp 33.893.237 0,61% 1 Sangat Sehat
8
Bank Jatim 201 Sangat
21 Rp 145.484 Rp 31.754.413 0,46% 1 Sangat Sehat
Tbk 7 Sehat
201
Rp 192.930 Rp 29.675.422 0,65% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 279.320 Rp 11.218.751 2,49% 1 Sangat Sehat
8
Bank QNB
201
22 Indonesia Rp 259.359 Rp 14.021.839 1,85% 1 Sangat Sehat Sehat
7
Tbk
201
Rp 1.253.746 Rp 18.287.914 6,86% 3 Cukup Sehat
6
201
Rp 43.645 Rp 4.976.591 0,88% 1 Sangat Sehat
8
Bank
201 Sangat
23 Mashpion Rp 32.028 Rp 4.522.409 0,71% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
Indonesia
201
Rp 68.283 Rp 4.183.363 1,63% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 5.804.845 Rp 799.557.188 0,73% 1 Sangat Sehat
8
Bank Mandiri 201 Sangat
24 Rp 8.461.261 Rp 712.037.865 1,19% 1 Sangat Sehat
(Persero) Tbk 7 Sehat
201
Rp 9.903.265 Rp 649.322.953 1,53% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 71.946 Rp 4.766.544 1,51% 1 Sangat Sehat
8
Bank Bumi 201 Sangat
25 Rp 76.891 Rp 4.528.965 1,70% 1 Sangat Sehat
Artha Tbk 7 Sehat
201
Rp 81.768 Rp 4.501.137 1,82% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 5.708.365 Rp 186.262.631 3,06% 2 Sehat
8
Bank Cimb 201
26 Rp 6.777.248 Rp 181.405.722 3,74% 2 Sehat Sehat
Niaga Tbk 7
201
Rp 6.787.907 Rp 173.587.691 3,91% 2 Sehat
6
201
Rp 3.086.893 Rp 121.972.870 2,53% 2 Sehat
8
Bank
201
27 Maybank Rp 3.251.344 Rp 113.813.563 2,86% 2 Sehat Sehat
7
Tbk
201
Rp 3.794.070 Rp 109.988.691 3,45% 2 Sehat
6
201
Rp 2.450.067 Rp 136.319.238 1,80% 2 Sehat
8
Bank 201
28 Rp 1.028.652 Rp 122.278.851 0,84% 2 Sehat Sehat
Permata Tbk 7
201
Rp 6.218.397 Rp 137.900.584 4,51% 2 Sehat
6
201
Rp 957.987 Rp 19.844.642 4,83% 2 Sehat
8
Bang Sinar 201
29 Rp 709.621 Rp 18.759.953 3,78% 2 Sehat Sehat
Mas Tbk 7
201
Rp 405.254 Rp 19.358.254 2,09% 2 Sehat
6
201
Rp 118.204 Rp 2.413.111 4,90% 2 Sehat
8
Bank Of 201 Cukup
30 Rp 105.163 Rp 2.152.865 4,88% 2 Sehat
India Tbk 7 Sehat
201
Rp 395.552 Rp 2.500.163 15,82% 5 Tidak Sehat
6
201
Rp 744.556 Rp 68.136.780 1,09% 1 Sangat Sehat
8
Bank
201 Sangat
31 Tabungan Rp 589.783 Rp 65.351.837 0,90% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
Pensiun N
201
Rp 501.996 Rp 63.168.410 0,79% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 577.246 Rp 16.393.596 3,52% 2 Sehat
8
Bank 201
32 Rp 502.764 Rp 15.831.264 3,18% 2 Sehat Sehat
Victoria Tbk 7
201
Rp 605.797 Rp 14.537.940 4,17% 2 Sehat
6
33 Bank Dinar 201 Rp 32.162 Rp 1.332.359 2,41% 2 Sehat Sehat
41

8
201
Indonesia Rp 35.520 Rp 1.383.357 2,57% 2 Sehat
7
Tbk
201
Rp 18.807 Rp 1.332.359 1,41% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 938.277 Rp 15.664.638 5,99% 3 Cukup Sehat
8
Bank Artha 201 Cukup
34 Rp 1.127.430 Rp 18.464.170 6,11% 3 Cukup Sehat
Graha Tbk 7 Sehat
201
Rp 498.787 Rp 18.011.030 2,77% 2 Sehat
6
201
Rp 3.635.055 Rp 65.669.810 5,54% 3 Cukup Sehat
8
Bank
201 27,62 Cukup
35 Mayapada Rp 15.585.691 Rp 56.420.080 5 Tidak Sehat
7 % Sehat
Tbk
201
Rp 995.444 Rp 47.197.276 2,11% 2 Sehat
6
201
Rp 293.660 Rp 11.550.654 2,54% 2 Sehat
8
Bank China
201
36 Contruction Rp 310.809 Rp 10.109.907 3,07% 2 Sehat Sehat
7
Tbk
201
Rp 249.711 Rp 8.229.739 3,03% 2 Sehat
6
201
Rp 675.939 Rp 42.263.704 1,60% 1 Sangat Sehat
8
Bank Mega 201
37 Rp 708.176 Rp 35.237.814 2,01% 2 Sehat Sehat
Tbk 7
201
Rp 971.914 Rp 28.300.130 3,43% 2 Sehat
6
201
Rp 2.030.989 Rp 117.834.798 1,72% 1 Sangat Sehat
8
Bank OCBC 201 Sangat
38 Rp 1.899.214 Rp 106.349.408 1,79% 1 Sangat Sehat
NISP Tbk 7 Sehat
201
Rp 1.748.932 Rp 93.362.639 1,87% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 63.481 Rp 6.548.959 0,97% 1 Sangat Sehat
8
Bank
201 Sangat
39 Nationalnobu Rp 2.256 Rp 4.887.793 0,05% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
Tbk
201
Rp - Rp 3.995.887 0,00% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 1.119.897 Rp 141.232.323 0,79% 1 Sangat Sehat
8
Bank Pan
201 Sangat
40 Indonesia Rp 599.281 Rp 131.954.374 0,45% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
Tbk
201
Rp 572.616 Rp 128.109.469 0,45% 1 Sangat Sehat
6
201
Rp 386.621 Rp 22.528.964 1,72% 1 Sangat Sehat
8
Bank Woori
201 Sangat
41 Saudara Rp 288.527 Rp 18.804.986 1,53% 1 Sangat Sehat
7 Sehat
Indonesia
201
Rp 251.157 Rp 16.440.837 1,53% 1 Sangat Sehat
6
Rata-rata NPL tahun 2016 2 Sehat
Rata-rata NPL tahun 2017 2 Sehat
Rata-rata NPL tahun 2018 2 Sehat
Rata-rata NPL tahun 2016-2018 2 Sehat
Sumber: data diolah penulis, 2020

Rasio NPL dikategorikan sangat sehat apabila nilai NPL kurang

dari 2%, dan dikategorikan sehat apabila nilai NPL berada dikriteria 2%-

5%. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/1/PBI/2011. Apabila bank memiliki persentase NPL diatas 5%, maka

bank tersebut menempati kriteria cukup sehat dan harus meningkatkan


42

kinerja keuangannya agar bisa memperoleh predikat sehat. Berdasarkan

hasil perhitungan data diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata NPL yang

dimiliki sektor perbankan tahun 2016 sebesar 3,19%. Sektor perbankan

pada tahun ini dapat dikatakan sehat karena rata-rata tingkat NPL

dibawah 5%. Nilai rata-rata NPL pada tahun berikutnya mengalami

kenaikan sebesar 0,35%, yang kemudian pada tahun 2018 mengalami

penurunan lagi sebesar 0,43%, sehingga peringkat NPL menjadi 3,11%,

jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hasil

perhitungan kinerja keuangan berdasarkan rasio NPL selama tiga tahun

yang telah diteliti tersebut menunjukkan bahwa mayoritas perbankan

konvesional dalam kondisi yang sehat. Terdapat 15 bank yang

menempati peringkat komplisit 1 (sangat sehat), 17 bank yang

menempati peringkat komplisit 2 (sehat), dan 9 bank yang menempati

peringkat komplisit 3 (cukup sehat).

Nilai NPL terendah ditempati oleh Bank Nationalnobu, dimana

nilai NPL tahun 2016 sebesar 0% karena pada tahun tersebut Bank

Nationalnobu tidak memiliki kredit bermasalah. Pada tahun 2017, nilai

NPL Bank Nationalnobu mengalami kenaikan menjadi 0,05, dan

mengalami kenaikan lagi ditahun 2018 menjadi 0,97%. Kenaikan NPL

tersebut disebabkan karena naiknya jumlah kredit macet dari tahun ke

tahun. Tetapi meskipun nilai NPL mengalami kenaikan, bank tersebut

masih dalam kriteria yang sangat sehat jika dibandingkan perbankan

lainnya. Sedangkan bank yang memiliki tingkat NPL tertinggi yaitu Bank
43

Mayapada, dimana nilai NPL tahun 2016 sebesar 2,11%, yang kemudian

ditahun 2017 mengalami kenaikan yang sangat banyak menjadi 27,62%.

Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya jumlah kredit bermasalah yang

dimiliki oleh Bank Mayapada. Pada tahun 2018, nilai NPL Bank

Mayapada mengalami penurunan kembali menjadi 5,54%. Hal tersebut

membuktikan bahwa Bank Mayapada telah memperbaiki kinerja

keuangannya sehingga jumlah kredit bermasalahnya jauh lebih sedikit.

Bank Mayapada diharapkan untuk terus meminimalisir jumlah kredit

bermasalah supaya dapat dikategorikan dalam kriteria sehat.

Menurunkan nilai NPL bisa dilakukan dengan cara memperbaiki

skema kredit. Bank harus lebih cermat dan teliti dalam memberikan

kredit dengan memperhatikan aspek-aspek pemberian kredit. Untuk

mencairkan kredit yang diambil oleh nasabah, bank harus teliti dan

cermat dalam menyeleksi permohonan kredit nasabah. Sehingga kredit

bermasalah bisa diminimalisir dan bank tidak menanggung kerugian atas

kemungkinan kerugian dari kredit bermasalah. Apabila bank berhasil

menurunkan nilai NPL, nasabah debitur bisa bertambah karena memiliki

kepercayaan terhadap bank.

2. Risiko Likuiditas

Rasiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas,

dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat digunakan, tanpa

mengganggu aktivitas lain dari kondisi keuangan bank. Rasio likuiditas


44

pada penelitian ini dihitung dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan

to Deposit Ratio (LDR) adalah perbandingan dari total kredit terhadap

dana pihak ketiga bukan bank. Rasio LDR digunakan untuk

menggambarkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dananya

yang berasal dari nasabah yang berupa giro, tabungan dan deposito

berjangka. Besarnya nilai LDR suatu bank dapat dihitung menggunakan

rumus sebagai berikut:

Total Kredit
LDR= ×100 %
Dana Pihak Ke Tiga

Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam penelitian ini diperoleh

dari laporan tahunan perbankan konvesional yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018.

Tabel 4.2.

Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)

Dalam jutaan rupiah (kecuali dinyatakan lain)


Rata-
Dana Pihak
No Bank Tahun Total Kredit LDR PK Keterangan rata
Ketiga
(3thn)
Bank BRI 2018 Rp 15.670.832 Rp 19.064.536 82,20% 2 Sehat
1 Agroniaga 2017 Rp 10.981.623 Rp 12.419.279 88,42% 2 Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 8.179.754 Rp 9.223.777 88,68% 2 Sehat
2018 Rp 2.982.477 Rp 3.488.648 85,49% 2 Sehat
Bank Agris
2 2017 Rp 2.774.416 Rp 3.284.755 84,46% 2 Sehat Sehat
Tbk
2016 Rp 2.890.818 Rp 3.419.553 84,54% 2 Sehat

Bank Amar 2018 Rp 1.362.029 Rp 1.096.324 124,24% 5 Tidak Sehat


Kurang
3 Indonesia 2017 Rp 342.446 Rp 358.036 95,65% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 319.973 Rp 68.549 466,78% 5 Tidak Sehat

Bank Artos 2018 Rp 392.854 Rp 511.937 76,74% 2 Sehat


4 Indonesia 2017 Rp 387.736 Rp 671.117 57,77% 1 Sangat Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 476.651 Rp 590.385 80,74% 2 Sehat

Bank MNC 2018 Rp 7.511.633 Rp 8.469.956 88,69% 3 Cukup Sehat


5 Internasion 2017 Rp 7.114.922 Rp 9.027.709 78,81% 2 Sehat Sehat
al Tbk 2016 Rp 7.994.316 Rp 10.339.407 77,32% 2 Sehat
Bank 2018 Rp 7.973.425 Rp 15.422.521 51,70% 1 Sangat Sehat
Capital Sangat
6 2017 Rp 7.115.383 Rp 14.109.109 50,43% 1 Sangat Sehat
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 6.636.940 Rp 12.019.809 55,22% 1 Sangat Sehat
7 Bank 2018 Rp 538.099.448 Rp 620.452.562 86,73% 3 Cukup Sehat Sehat
45

Central 2017 Rp 467.508.825 Rp 590.474.897 79,18% 1 Sangat Sehat


Asia Tbk 2016 Rp 415.896.245 Rp 530.133.625 78,45% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 1.561.093 Rp 1.644.927 94,90% 3 Cukup Sehat
Harda Cukup
8 2017 Rp 1.739.050 Rp 1.742.732 99,79% 3 Cukup Sehat
Internasion Sehat
al Tbk 2016 Rp 1.398.430 Rp 1.568.478 89,16% 3 Cukup Sehat

Bank 2018 Rp 64.530.560 Rp 76.149.550 84,74% 2 Sehat


9 Bukopin 2017 Rp 70.926.454 Rp 88.586.160 80,06% 2 Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 68.697.066 Rp 83.909.295 81,87% 2 Sehat
Bank 2018 Rp 7.274.825 Rp 8.368.785 86,93% 3 Cukup Sehat
Mestika
10 2017 Rp 6.783.699 Rp 8.373.301 81,02% 2 Sehat Sehat
Dharma
Tbk 2016 Rp 6.288.416 Rp 7.769.787 80,93% 2 Sehat
Bank 2018 Rp 512.778.497 Rp 552.172.202 92,87% 3 Cukup Sehat
Negara Cukup
11 2017 Rp 441.313.566 Rp 492.747.948 89,56% 3 Cukup Sehat
Indonesia Sehat
(Persero) 2016 Rp 393.275.392 Rp 415.453.084 94,66% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 820.010.157 Rp 915.430.199 89,58% 3 Cukup Sehat
Rakyat Cukup
12 2017 Rp 718.982.668 Rp 815.367.842 88,18% 3 Cukup Sehat
Indonesia Sehat
(Persero) 2016 Rp 643.470.975 Rp 732.558.804 87,84% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 215.716.247 Rp 229.828.985 93,86% 3 Cukup Sehat
Tabungan Cukup
13 2017 Rp 181.002.783 Rp 192.473.793 94,04% 3 Cukup Sehat
Negara Sehat
(Persero) 2016 Rp 150.221.960 Rp 159.987.717 93,90% 3 Cukup Sehat

Bank 2018 Rp 3.941.860 Rp 3.661.401 107,66% 5 Tidak Sehat


Kurang
14 Yudha 2017 Rp 3.913.394 Rp 4.138.143 94,57% 3 Cukup Sehat
Sehat
Bhakti Tbk 2016 Rp 3.266.100 Rp 3.409.627 95,79% 3 Cukup Sehat
Bank J 2018 Rp 10.259.055 Rp 13.248.605 77,43% 2 Sehat
Trust Cukup
15 2017 Rp 11.468.893 Rp 12.904.620 88,87% 3 Cukup Sehat
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 11.236.874 Rp 11.664.889 96,33% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 104.571.750 Rp 107.695.796 97,10% 3 Cukup Sehat
Danamon Cukup
16 2017 Rp 96.968.742 Rp 101.896.818 95,16% 3 Cukup Sehat
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 95.215.147 Rp 103.739.516 91,78% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 5.515.795 Rp 6.656.770 82,86% 2 Sehat
Pembangu
17 2017 Rp 5.107.921 Rp 5.554.832 91,95% 3 Cukup Sehat Sehat
nan Daerah
Banten Tbk 2016 Rp 3.267.672 Rp 9.330.316 35,02% 1 Sangat Sehat

Bank 2018 Rp 2.913.152 Rp 3.316.467 87,84% 3 Cukup Sehat


Cukup
18 Ghanesa 2017 Rp 2.902.932 Rp 3.381.489 85,85% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 2.426.013 Rp 2.728.099 88,93% 3 Cukup Sehat

Bank Ina 2018 Rp 1.759.096 Rp 2.539.232 69,28% 1 Sangat Sehat


19 Perdana 2017 Rp 1.469.552 Rp 1.893.345 77,62% 2 Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 1.378.153 Rp 1.800.961 76,52% 2 Sehat
2018 Rp 75.349.849 Rp 82.175.514 91,69% 3 Cukup Sehat
Bank Jabar Cukup
20 2017 Rp 71.035.168 Rp 81.611.029 87,04% 3 Cukup Sehat
Banten Tbk Sehat
2016 Rp 63.419.185 Rp 73.525.046 86,26% 3 Cukup Sehat
2018 Rp 33.893.237 Rp 50.915.931 66,57% 1 Sangat Sehat
Bank Jatim
21 2017 Rp 31.754.413 Rp 39.845.108 79,69% 2 Sehat Sehat
Tbk
2016 Rp 29.675.422 Rp 32.798.657 90,48% 3 Cukup Sehat

Bank QNB 2018 Rp 11.218.751 Rp 15.455.589 72,59% 1 Sangat Sehat


22 Indonesia 2017 Rp 14.021.839 Rp 19.926.181 70,37% 1 Sangat Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 18.287.914 Rp 19.338.956 94,57% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 4.976.591 Rp 4.933.457 100,87% 4 Kurang Sehat
Mashpion Cukup
23 2017 Rp 4.522.409 Rp 4.655.524 97,14% 3 Cukup Sehat
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 4.183.363 Rp 4.188.240 99,88% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 799.557.188 Rp 766.008.893 104,38% 4 Kurang Sehat
Mandiri Cukup
24 2017 Rp 712.037.865 Rp 749.583.982 94,99% 3 Cukup Sehat
(Persero) Sehat
Tbk 2016 Rp 649.322.953 Rp 702.060.230 92,49% 3 Cukup Sehat
2018 Rp 4.766.544 Rp 5.654.864 84,29% 2 Sehat
Bank Bumi
25 2017 Rp 4.528.965 Rp 5.516.392 82,10% 2 Sehat Sehat
Artha Tbk
2016 Rp 4.501.137 Rp 5.695.444 79,03% 2 Sehat
46

2018 Rp 186.262.631 Rp 190.750.218 97,65% 3 Cukup Sehat


Bank Cimb Cukup
26 2017 Rp 181.405.722 Rp 189.317.196 95,82% 3 Cukup Sehat
Niaga Tbk Sehat
2016 Rp 173.587.691 Rp 180.379.738 96,23% 3 Cukup Sehat

Bank 2018 Rp 121.972.870 Rp 116.812.388 104,42% 5 Tidak Sehat


Cukup
27 Maybank 2017 Rp 113.813.563 Rp 121.291.560 93,83% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 109.988.691 Rp 118.931.951 92,48% 3 Cukup Sehat

Bank 2018 Rp 136.319.238 Rp 118.135.189 115,39% 5 Tidak Sehat


Kurang
28 Permata 2017 Rp 122.278.851 Rp 111.288.007 109,88% 4 Kurang Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 137.900.584 Rp 130.302.660 105,83% 4 Kurang Sehat
2018 Rp 19.844.642 Rp 21.989.429 90,25% 3 Cukup Sehat
Bang Sinar Cukup
29 2017 Rp 18.759.953 Rp 21.256.254 88,26% 3 Cukup Sehat
Mas Tbk Sehat
2016 Rp 19.358.254 Rp 25.077.241 77,19% 2 Sehat
2018 Rp 2.413.111 Rp 2.425.671 99,48% 3 Cukup Sehat
Bank Of
30 2017 Rp 2.152.865 Rp 3.176.064 67,78% 1 Sangat Sehat Sehat
India Tbk
2016 Rp 2.500.163 Rp 3.197.502 78,19% 2 Sehat
Bank 2018 Rp 68.136.780 Rp 61.292.065 111,17% 5 Tidak Sehat
Tabungan Tidak
31 2017 Rp 65.351.837 Rp 59.383.534 110,05% 5 Tidak Sehat
Pensiun Sehat
Nasional 2016 Rp 63.168.410 Rp 58.257.545 108,43% 4 Kurang Sehat

Bank 2018 Rp 16.393.596 Rp 20.636.380 79,44% 2 Sehat


32 Victoria 2017 Rp 15.831.264 Rp 20.774.971 76,20% 2 Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 14.537.940 Rp 19.524.271 74,46% 1 Sangat Sehat

Bank Dinar 2018 Rp 1.332.359 Rp 1.799.596 74,04% 1 Sangat Sehat


Sangat
33 Indonesia 2017 Rp 1.383.357 Rp 1.981.822 69,80% 1 Sangat Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 1.332.359 Rp 1.615.093 82,49% 2 Sehat
2018 Rp 15.664.638 Rp 20.455.053 76,58% 2 Sehat
Bank Artha
34 2017 Rp 18.464.170 Rp 22.276.236 82,89% 2 Sehat Sehat
Graha Tbk
2016 Rp 18.011.030 Rp 20.848.803 86,39% 3 Cukup Sehat

Bank 2018 Rp 65.669.810 Rp 70.510.039 93,14% 3 Cukup Sehat


Cukup
35 Mayapada 2017 Rp 56.420.080 Rp 62.630.534 90,08% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 47.197.276 Rp 51.638.864 91,40% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 11.550.654 Rp 13.073.223 88,35% 3 Cukup Sehat
China Cukup
36 2017 Rp 10.109.907 Rp 12.713.399 79,52% 2 Sehat
Contructio Sehat
n Tbk 2016 Rp 8.229.739 Rp 9.518.010 86,46% 3 Cukup Sehat
2018 Rp 42.263.704 Rp 60.734.798 69,59% 1 Sangat Sehat
Bank Mega Sangat
37 2017 Rp 35.237.814 Rp 61.282.871 57,50% 1 Sangat Sehat
Tbk Sehat
2016 Rp 28.300.130 Rp 51.073.227 55,41% 1 Sangat Sehat

Bank 2018 Rp 117.834.798 Rp 125.560.448 93,85% 3 Cukup Sehat


Cukup
38 OCBC 2017 Rp 106.349.408 Rp 113.440.672 93,75% 3 Cukup Sehat
Sehat
NISP Tbk 2016 Rp 93.362.639 Rp 103.559.960 90,15% 3 Cukup Sehat

Bank 2018 Rp 6.548.959 Rp 8.691.731 75,35% 2 Sehat


Sangat
39 Nationalno 2017 Rp 4.887.793 Rp 9.478.529 51,57% 1 Sangat Sehat
Sehat
bu Tbk 2016 Rp 3.995.887 Rp 7.538.800 53,00% 1 Sangat Sehat

Bank Pan 2018 Rp 141.232.323 Rp 137.694.263 102,57% 4 Kurang Sehat


Cukup
40 Indonesia 2017 Rp 131.954.374 Rp 145.670.584 90,58% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 128.109.469 Rp 142.654.222 89,80% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 22.528.964 Rp 15.391.187 146,38% 5 Tidak Sehat
Woori Tidak
41 2017 Rp 18.804.986 Rp 16.928.615 111,08% 5 Tidak Sehat
Saudara Sehat
Indonesia 2016 Rp 16.440.837 Rp 14.879.609 110,49% 5 Tidak Sehat
Rata-rata LDR tahun 2016 94,28% 2 Sehat
Rata-rata LDR tahun 2017 84,91% 2 Sehat
Rata-rata LDR tahun 2018 90,22% 2 Sehat
Rata-rata LDR tahun 2016-2018 89,80% 2 Sehat

Sumber: data diolah penulis, 2020


47

Rasio LDR dinyatakan sangat sehat apabila persentase LDR berada

dikriteria 60%-75%, dan dinyatakan sehat apabila persentase LDR berada

dikriteria 75%-85%. Apabila bank memiliki persentase LDR diatas 85%,

maka bank tersebut dalam kategori cukup sehat dan harus menurunkan nilai

persentase LDR supaya bisa menempati predikat bank yang sehat. Hasil dari

perhitungan diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio LDR sektor

perbankan konvesional tahun 2016-2018 adalah sebesar 89,80%. Dimana,

nilai rata-rata LDR yang dimiliki sektor perbankan tahun 2016 adalah

sebesar 94,28%. Pada tahun 2017, nilai LDR perbankan konvesional

mengalami penurunan menjadi 84,91%, dan kembali mengalami kenaikan

pada tahun 2018 menjadi 90,22%. Dari pergitungan rasio LDR selama tiga

tahun yang telah diteliti tersebut menunjukkan bahwa mayoritas perbankan

konvesional dalam kondisi yang kurang sehat. Terdapat 4 bank yang

menempati peringkat komplisit 1 (sangat sehat), 5 bank yang menempati

peringkat komplisit 2 (sehat), 16 bank yang menempati peringkat komplisit

3 (cukup sehat), 4 bank yang menempati peringkat komplisit 4 (kurang

sehat), dan 2 bank yang menempati peringkat komplisit 5 (tidak sehat).

Nilai LDR terendah ditempati oleh Bank Capital Indonesia, dimana

nilai LDR tahun 2016 sebesar 55,22%. Kemudian pada tahun 2017

mengalami penurunan nilai LDR menjadi 50,43%, dan mengalami sedikit

kenaikan pada tahun 2018 menjadi 51,70%. Hal tersebut membuktikan

bahwa kinerja keuangan rasio LDR pada Bank Capital sangat sehat karena

selalu dibawah 60%. Sedangkan bank yang memiliki tingkat LDR tertinggi
48

yaitu Amar, dimana nilai LDR pada tahun 2016 sebesar 446,78%, kemudian

pada tahun 2017, Bank Amar mengalami penurunan nilai LDR yang sangat

besar yaitu sebesar 371,78% sehingga nilai LDR menjadi 95,65%.

Berdasarkan hal tersebut, maka nilai LDR Bank Amar dalam kategori yang

tidak sehat karena nilai LDR yang selalu diatas 85%.

Kenaikan nilai LDR disebabkan atau diikuti dengan nilai kredit yang

diberikan lebih besar daripada dana pihak ketiga. Hal ini mengakibatkan

semakin rendahnya likuiditas bank karena jumlah dana yang diperlukan

untuk membiayai kredit semakin besar. Dengan adanya hal tersebut maka

seharusnya pihak bank melakukan usaha untuk mendapatkan tambahan dana

dari pihak ketiga untuk menjaga likuiditasnya agar nilainya tidak semakin

tinggi dan juga melakukan penagihan terhadap piutang bermasalah.

4.2.2 Good Corporate Governance (GCG)

Pemberian kriteria Good Corporate Governance (GCG) dilakukan

oleh bank secara self assessement. Self assessment adalah penilaian

kesehatan bank yang dilakukan oleh bank itu sendiri atas persetujuan dewan

direksi dengan peringkat komplisit yang mengacu pada SE BI tahun 2011.

Hasil dari self assessment yang dilakukan oleh masing-masing perbankan

konvesional periode 2016-2018 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Nilai Komplisit Self Assessment

Pelaksanaan Good Coperate Governance (GCG)

Peringkat Komplisit Rata-


No Bank Kesimpulan
2018 2017 2016 rata
49

PK
1 Bank BRI Agroniaga Tbk 2 2 2 2 Sehat
2 Bank Agris Tbk 2 2 2 2 Sehat
3 Bank Amar Indonesia Tbk 3 2 3 3 Cukup Sehat
4 Bank Artos Indonesia Tbk 3 3 3 3 Cukup Sehat
5 Bank MNC Internasional Tbk 2 3 3 3 Cukup Sehat
6 Bank Capital Indonesia Tbk 2 2 2 2 Sehat
7 Bank Central Asia Tbk 1 1 1 1 Sangat Sehat
8 Bank Harda Internasional Tbk 3 2 2 2 Sehat
9 Bank Bukopin Tbk 2 2 2 2 Sehat
10 Bank Mestika Dharma Tbk 2 2 3 2 Sehat
11 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2 2 2 2 Sehat
12 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2 2 2 2 Sehat
13 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1 2 2 2 Sehat
14 Bank Yudha Bhakti Tbk 3 3 2 3 Cukup Sehat
15 Bank J Trust Indonesia Tbk 3 3 2 3 Cukup Sehat
16 Bank Danamon Indonesia Tbk 2 2 2 2 Sehat
17 Bank Pembangunan Daerah Banten 3 3 3 3 Cukup Sehat
18 Bank Ghanesa Tbk 2 3 3 3 Cukup Sehat
19 Bank Ina Perdana Tbk 2 2 2 2 Sehat
20 Bank Jabar Banten Tbk 2 2 2 2 Sehat
21 Bank Jatim Tbk 2 2 3 2 Sehat
22 Bank QNB Indonesia Tbk 2 3 3 3 Cukup Sehat
23 Bank Mashpion Indonesia Tbk 2 2 2 2 Sehat
24 Bank Mandiri (Persero) Tbk 2 1 2 2 Sehat
25 Bank Bumi Artha Tbk 2 2 2 2 Sehat
26 Bank Cimb Niaga Tbk 2 2 2 2 Sehat
27 Bank Maybank Tbk 2 2 2 2 Sehat
28 Bank Permata Tbk 2 2 2 2 Sehat
29 Bang Sinar Mas Tbk 2 2 3 2 Sehat
30 Bank Of India Tbk 3 3 3 3 Cukup Sehat
31 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 2 2 2 2 Sehat
32 Bank Victoria Tbk 1 2 2 2 Sehat
33 Bank Dinar Indonesia Tbk 2 2 2 2 Sehat
34 Bank Artha Graha Tbk 2 2 2 2 Sehat
35 Bank Mayapada Tbk 2 2 2 2 Sehat
36 Bank China Contruction Tbk 2 3 2 2 Sehat
37 Bank Mega Tbk 2 2 2 2 Sehat
38 Bank OCBC NISP Tbk 4 1 2 2 Sehat
39 Bank Nationalnobu Tbk 2 2 2 2 Sehat
40 Bank Pan Indonesia Tbk 2 2 2 2 Sehat
41 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 T 2 2 2 2 Sehat
Sumber: data diolah penulis, 2020

Data hasil self assessment masing-masing bank konvesional pada

tabel 4.3, dapat dilihat bahwa perbankan konvesional sudah menerapkan

prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan. Selama 3

tahun yang diteliti, rata-rata perbankan konvesional menempati peringkat


50

komplisit 2 (sehat) yaitu sebanyak 20 perbankan. Hanya terdapat 1 bank

yang menempati peringkat komplisit 1 (sangat sehat) yaitu Bank Central

Asia, dan 10 perbankan konvesional yang menempati peringkat komplisit 3

(cukup sehat), antara lain Bank Amar, Bank Artos, Bank MNC, Bank

Yudha, Bank J Trust, Bank Pembangunan Daerah Banten, Bank Ganesha,

Bank QNB, Bank Sinar Mas, dan Bank Of India.

4.2.3 Earning (Rentabilitas)

Earning adalah kemampuan bank untuk memperoleh hasil bersih

(laba) dengan modal yang digunakannya. Penilaian faktor earning bertujuan

untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Rasio

keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank

konvesional pada penelitian ini ditinjau dari aspek earning dengan

menggunakan rasio Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE).

1. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang mampu

menunjukkan keberhasilan suatu bank dalam menghasilkan laba dengan

mengoptimalkan aset yang dimiliki. ROA diperoleh dari laba sebelu

pajak dibagi dengan rata-rata total aset. Rasio ini dihitung untuk

mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin

kecil rasio ini berarti manajemen bank kurang mampu dalam mengelola

aset untuk meningkatkan pendapatam dan menekankan biaya. Besarnya

nilai ROA suatu bank dapat dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut:
51

Laba Sebelum Pajak


ROA= ×100 %
Rata−rataTotal Aset

Perhitungan Return On Asset (ROA) dalam penelitian ini diperoleh

dari laporan tahunan perbankan konvesional yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018.

Tabel 4.4.
Perhitungan Return On Asset (ROA)
Dalam jutaan rupiah (kecuali dinyatakan lain)
Rata-
Laba sebelum Rata-rata Total
No Bank Tahun ROA PK Keterangan rata
Pajak Aset
(3thn)
Bank BRI 2018 Rp 292.509 Rp 19.819.459 1,48% 1 Sangat Sehat
Sangat
1 Agroniaga 2017 Rp 193.633 Rp 13.851.604 1,40% 1 Sangat Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 141.265 Rp 9.871.231 1,43% 1 Sangat Sehat
2018 -Rp 29.860 Rp 4.021.834 -0,74% 5 Tidak Sehat
Bank Agris Tidak
2 2017 -Rp 7.319 Rp 3.976.233 -0,18% 5 Tidak Sehat
Tbk Sehat
2016 -Rp 36.389 Rp 4.138.659 -0,88% 5 Tidak Sehat
Bank Amar 2018 Rp 22.260 Rp 1.351.335 1,65% 1 Sangat Sehat
3 Indonesia 2017 Rp 5.290 Rp 697.105 0,76% 3 Cukup Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 36.389 Rp 521.334 6,98% 1 Sangat Sehat
Bank Artos 2018 -Rp 18.352 Rp 750.950 -2,44% 5 Tidak Sehat
2017 -Rp 12.432 Rp 806.003 -1,54% 5 Tidak Sehat Tidak
4 Indonesia
Sehat
Tbk 2016 -Rp 37.880 Rp 760.213 -4,98% 5 Tidak Sehat
Bank MNC 2018 Rp 79.400 Rp 10.780.475 0,74% 3 Cukup Sehat
Kurang
5 Internasiona 2017 -Rp 906.070 Rp 11.881.822 -7,63% 5 Tidak Sehat Sehat
l Tbk 2016 Rp 13.135 Rp 12.597.277 0,10% 4 Kurang Sehat
Bank 2018 Rp 142.073 Rp 17.184.544 0,83% 3 Cukup Sehat
Capital 2017 Rp 114.738 Rp 15.278.444 0,75% 3 Cukup Sehat Cukup
6
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 126.025 Rp 13.183.306 0,96% 3 Cukup Sehat

Bank 2018 Rp 32.706.064 Rp 787.553.808 4,15% 1 Sangat Sehat


2017 Rp 29.158.743 Rp 713.529.212 4,09% 1 Sangat Sehat Sangat
7 Central
Sehat
Asia Tbk 2016 Rp 25.823.200 Rp 635.555.762 4,06% 1 Sangat Sehat
Bank Harda 2018 -Rp 120.795 Rp 2.360.498 -5,12% 5 Tidak Sehat
Cukup
8 Internasiona 2017 Rp 15.297 Rp 2.258.644 0,68% 3 Cukup Sehat Sehat
l Tbk 2016 Rp 10.879 Rp 2.068.749 0,53% 3 Cukup Sehat
Bank 2018 Rp 216.335 Rp 101.043.461 0,21% 4 Kurang Sehat
Kurang
9 Bukopin 2017 Rp 121.819 Rp 104.610.535 0,12% 4 Kurang Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 444.165 Rp 97.715.393 0,45% 4 Kurang Sehat
Bank 2018 Rp 255.549 Rp 11.955.462 2,14% 1 Sangat Sehat
Mestika 2017 Rp 353.573 Rp 11.202.898 3,16% 1 Sangat Sehat Sangat
10
Dharma Sehat
Tbk 2016 Rp 239.866 Rp 9.998.774 2,40% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 19.820.715 Rp 758.951.048 2,61% 1 Sangat Sehat
Negara 2017 Rp 17.165.387 Rp 656.180.982 2,62% 1 Sangat Sehat Sangat
11
Indonesia Sehat
(Persero) 2016 Rp 14.302.905 Rp 555.813.584 2,57% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 41.753.694 Rp 1.212.172.891 3,44% 1 Sangat Sehat
Rakyat 2017 Rp 37.023.236 Rp 1.066.124.581 3,47% 1 Sangat Sehat Sangat
12
Indonesia Sehat
(Persero) 2016 Rp 34.045.321 Rp 941.613.993 3,62% 1 Sangat Sehat

Bank 2018 Rp 3.610.275 Rp 283.900.731 1,27% 2 Sehat Sangat


13
Tabungan 2017 Rp 3.861.555 Rp 237.766.873 1,62% 1 Sangat Sehat Sehat
52

2016 Rp 3.330.084 Rp 192.988.036 1,73% 1 Sangat Sehat


Negara
Bank 2018 -Rp 138.325 Rp 4.769.262 -2,90% 5 Tidak Sehat
Cukup
14 Yudha 2017 Rp 20.054 Rp 4.569.780 0,44% 4 Kurang Sehat
Sehat
Bhakti Tbk 2016 Rp 92.287 Rp 3.776.324 2,44% 1 Sangat Sehat
Bank J 2018 -Rp 403.581 Rp 17.497.425 -2,31% 5 Tidak Sehat
Trust 2017 Rp 118.399 Rp 16.618.242 0,71% 3 Cukup Sehat Kurang
15
Indonesia Sehat
Tbk 2016 -Rp 712.188 Rp 14.624.403 -4,87% 5 Tidak Sehat
Bank 2018 Rp 4.925.686 Rp 182.509.641 2,70% 1 Sangat Sehat
Danamon 2017 Rp 4.887.470 Rp 176.346.807 2,77% 1 Sangat Sehat Sangat
16
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 4.393.037 Rp 181.246.967 2,42% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 -Rp 131.076 Rp 8.570.527 -1,53% 5 Tidak Sehat
Pembangun Tidak
17 2017 -Rp 99.853 Rp 6.455.161 -1,55% 5 Tidak Sehat
an Daerah Sehat
Banten 2016 -Rp 50.581 Rp 5.609.292 -0,90% 5 Tidak Sehat
Bank 2018 Rp 7.413 Rp 4.539.527 0,16% 4 Kurang Sehat
18 Ghanesa 2017 Rp 67.821 Rp 4.408.929 1,54% 2 Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 52.620 Rp 3.105.171 1,69% 1 Sangat Sehat
Bank Ina 2018 Rp 16.935 Rp 3.488.760 0,49% 4 Kurang Sehat
Cukup
19 Perdana 2017 Rp 24.206 Rp 2.741.217 0,88% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 22.871 Rp 2.220.306 1,03% 3 Cukup Sehat
2018 Rp 1.937.044 Rp 117.585.778 1,65% 1 Sangat Sehat
Bank Jabar Sangat
20 2017 Rp 1.631.965 Rp 108.649.313 1,50% 1 Sangat Sehat
Banten Tbk Sehat
2016 Rp 1.463.908 Rp 95.507.944 1,53% 1 Sangat Sehat
2018 Rp 1.753.698 Rp 57.103.900 3,07% 1 Sangat Sehat
Bank Jatim Sangat
21 2017 Rp 1.636.941 Rp 47.275.816 3,46% 1 Sangat Sehat
Tbk Sehat
2016 Rp 1.452.128 Rp 42.918.291 3,38% 1 Sangat Sehat
Bank QNB 2018 Rp 25.712 Rp 22.561.080 0,11% 4 Kurang Sehat
2017 -Rp 951.252 Rp 24.503.968 -3,88% 5 Tidak Sehat Tidak
22 Indonesia
Sehat
Tbk 2016 -Rp 865.950 Rp 25.065.176 -3,45% 5 Tidak Sehat
Bank 2018 Rp 95.214 Rp 6.374.434 1,49% 2 Sehat
Mashpion Sangat
23 2017 Rp 93.160 Rp 5.768.182 1,62% 1 Sangat Sehat
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 91.999 Rp 5.412.727 1,70% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 33.943.369 Rp 1.163.476.471 2,92% 1 Sangat Sehat
Mandiri 2017 Rp 27.156.863 Rp 1.081.703.428 2,51% 1 Sangat Sehat Sangat
24
(Persero) Sehat
Tbk 2016 Rp 18.572.965 Rp 974.384.709 1,91% 1 Sangat Sehat
2018 Rp 74.336 Rp 26.876.098 0,28% 4 Kurang Sehat
Bank Bumi Kurang
25 2017 Rp 86.926 Rp 26.973.473 0,32% 4 Kurang Sehat
Artha Tbk Sehat
2016 Rp 92.424 Rp 16.393.603 0,56% 3 Cukup Sehat
2018 Rp 4.850.818 Rp 266.543.472 1,82% 1 Sangat Sehat
Bank Cimb Sangat
26 2017 Rp 4.155.020 Rp 253.938.587 1,64% 1 Sangat Sehat
Niaga Tbk Sehat
2016 Rp 2.850.708 Rp 240.210.490 1,19% 2 Sehat
Bank 2018 Rp 3.035.577 Rp 175.393.175 1,73% 1 Sangat Sehat
Sangat
27 Maybank 2017 Rp 2.519.690 Rp 169.966.197 1,48% 2 Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 2.613.783 Rp 162.148.958 1,61% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 1.219.227 Rp 150.610.618 0,81% 3 Cukup Sehat
Cukup
28 Permata 2017 Rp 951.132 Rp 156.927.941 0,61% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 -Rp 8.634.034 Rp 174.108.432 -4,96% 5 Tidak Sehat
2018 Rp 75.863 Rp 30.576.410 0,25% 4 Kurang Sehat
Bang Sinar
29 2017 Rp 407.459 Rp 30.798.352 1,32% 2 Sehat Sehat
Mas Tbk
2016 Rp 493.630 Rp 29.530.657 1,67% 1 Sangat Sehat
2018 Rp 10.620 Rp 4.192.044 0,25% 4 Kurang Sehat
Bank Of
30 2017 Rp 147.769 Rp 4.396.701 3,36% 1 Sangat Sehat Sehat
India Tbk
2016 Rp 575.044 Rp 5.196.778 11,07% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 3.049.248 Rp 98.704.576 3,09% 1 Sangat Sehat
Tabungan Sangat
31 2017 Rp 1.936.845 Rp 93.430.619 2,07% 1 Sangat Sehat
Pensiun Sehat
Nasional 2016 Rp 2.604.519 Rp 86.205.525 3,02% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 93.360 Rp 29.498.962 0,32% 4 Kurang Sehat
Kurang
32 Victoria 2017 Rp 176.137 Rp 27.412.795 0,64% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 92.861 Rp 24.625.334 0,38% 4 Kurang Sehat
Bank Dinar 2018 Rp 19.226 Rp 2.534.689 0,76% 3 Cukup Sehat
Cukup
33 Indonesia 2017 Rp 12.985 Rp 2.423.170 0,54% 3 Cukup Sehat
Sehat
Tbk 2016 Rp 17.069 Rp 2.192.450 0,78% 3 Cukup Sehat
Bank Artha 2018 Rp 74.336 Rp 26.876.098 0,28% 4 Kurang Sehat Kurang
34
Graha Tbk 2017 Rp 86.926 Rp 26.973.473 0,32% 4 Kurang Sehat Sehat
53

2016 Rp 92.424 Rp 25.669.594 0,36% 4 Kurang Sehat


Bank 2018 Rp 600.930 Rp 80.858.732 0,74% 3 Cukup Sehat
35 Mayapada 2017 Rp 910.146 Rp 67.792.336 1,34% 2 Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 1.087.199 Rp 54.072.528 2,01% 1 Sangat Sehat
Bank China 2018 Rp 135.618 Rp 15.890.607 0,85% 3 Cukup Sehat
Cukup
36 Contruction 2017 Rp 75.317 Rp 14.023.065 0,54% 3 Cukup Sehat Sehat
Tbk 2016 Rp 79.445 Rp 11.173.256 0,71% 3 Cukup Sehat
2018 Rp 2.002.021 Rp 83.029.478 2,41% 1 Sangat Sehat
Bank Mega Sangat
37 2017 Rp 1.649.159 Rp 76.414.346 2,16% 1 Sangat Sehat
Tbk Sehat
2016 Rp 1.545.423 Rp 69.378.426 2,23% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 3.485.834 Rp 163.678.426 2,13% 1 Sangat Sehat
2017 Rp 2.877.654 Rp 145.985.149 1,97% 1 Sangat Sehat Sangat
38 OCBC
Sehat
NISP Tbk 2016 Rp 2.351.102 Rp 129.338.372 1,82% 1 Sangat Sehat
Bank 2018 Rp 43.444 Rp 11.406.231 0,38% 4 Kurang Sehat
Kurang
39 Nationalnob 2017 Rp 44.595 Rp 10.005.363 0,45% 4 Kurang Sehat Sehat
u Tbk 2016 Rp 39.232 Rp 7.847.811 0,50% 3 Cukup Sehat
Bank Pan 2018 Rp 4.572.779 Rp 210.373.108 2,17% 1 Sangat Sehat
2017 Rp 2.963.453 Rp 206.358.425 1,44% 2 Sehat Sangat
40 Indonesia
Sehat
Tbk 2016 Rp 3.306.183 Rp 191.147.797 1,73% 1 Sangat Sehat

Bank Woori 2018 Rp 734.723 Rp 28.359.099 2,59% 1 Sangat Sehat


Sangat
41 Saudara 2017 Rp 595.492 Rp 24.858.569 2,40% 1 Sangat Sehat Sehat
Indonesia
2016 Rp 419.489 Rp 21.325.079 1,97% 1 Sangat Sehat
Rata-rata ROA tahun 2016 1,28% 2 Sehat
Rata-rata ROA tahun 2017 1,02% 3 Cukup Sehat
Rata-rata ROA tahun 2018 0,90% 3 Cukup Sehat
Rata-rata ROA tahun 2016-2018 1,07% 3 Cukup Sehat
Sumber: data diolah penulis, 2020

Rasio ROA dinyatakan sangat sehat apabila persentase ROA lebih

dari 1,5%, dan dinyatakan sehat apabila persentase ROA berada dikriteria

1,25%-1,5%. Apabila bank memiliki persentase ROA dibawah 1,25%,

maka bank tersebut dalam kategori cukup sehat dan harus meningkatkan

kinerja keuangannya agar bisa dikategorikan sehat. Berdasarkan hasil

perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai rasio ROA

perbankan konvesional tahun 2016-2018 adalah sebesar 1,07%. Dimana,

nilai rata-rata ROA yang dimiliki sektor perbankan tahun 2016 sebesar

1,28%. Pada tahun berikutnya, nilai ROA perbankan konvesional

mengalami penurunan menjadi 1,02%, dan pada tahun 2018 rata-rata

tingkat ROA mengalami penurunan lagi menjadi 0,90%. Hasil

perhitungan kinerja keuangan berdasarkan rasio ROA selama tiga tahun

yang telah diteliti tersebut menunjukkan bahwa mayoritas perbankan


54

konvesional dalam kondisi yang sangat sehat. Terdapat 18 bank yang

menempati peringkat komplisit 1 (sangat sehat), 5 bank yang menempati

peringkat komplisit 2 (sehat), 7 bank yang menempati peringkat

komplisit 3 (kurang sehat), 7 bank yang menempati peringkat komplisit 4

(kurang sehat), dan 4 bank yang menempati peringkat komplisit 5 (tidak

sehat).

Nilai persentase ROA tertinggi ditempati oleh Bank Central Asia

dengan nilai ROA tahun 2016 sebesar 4,06%, kemudian pada tahun 2017

mengalami kenaikan menjadi 4,09%. Pada tahun 2018 nilai ROA Bank

Central Asia mengalami kenaikan lagi menjadi 4,15%. Meskipun nilai

ROA pada Bank Central Asia selama 3 tahun tersebut terus mengalami

kenaikan setiap tahunnya, namun Bank Central Asia dalam kriteria

sangat sehat karena prersentase ROA selalu diatas 1,5%. Sedangkan bank

yang memiliki nilai ROA terendah yaitu Bank Artos dengan nilai ROA

pada tahun 2016 sebesar -4,98%, kemudian pada tahun 2017 nilai ROA

naik menjadi -1,54%, dan turun ditahun 2018 menjadi -2,44%. Hal

tersebut disebabkan karena dari tahun 2016-2018, Bank Artos selalu

mengalami kerugian.

Nilai ROA yang rendah mengindikasikan ketidakmampuan bank

dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki. Nilai ROA dapat

ditingkatkan dengan cara meningkatkan total aktiva dan laba bersih.

Maka diperlukan pengelolaan yang lebih efektif sehingga laba yang


55

dihasilkan menjadi lebih besar. Apabila nilai ROA dalam kategori sehat,

maka banyak pula investor yang percaya untuk menanamkan modalnya.

2. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) adalah suatu rasio yang digunakan untuk

mengukur laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal sendiri. Rasio

ROE dapat menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan

modal sendiri. ROE berfungsi sebagai indikator utama dalam

pengambilan keputusan investasi oleh investor. Bank dengan nilai rasio

ROE yang tinggi, pasti akan membuat investor tertarik sehingga investor

mempercayakan untuk menanamkan modalnya. Besarnya nilai ROE

suatu bank dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


ROE= ×100 %
Rata−rata Equity
Perhitungan Return On Equity (ROE) dalam penelitian ini

diperoleh dari laporan tahunan perbankan konvesional yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

Tabel 4.5.

Perhitungan Return On Equity (ROE)

Dalam jutaan rupiah (kecuali dinyatakan lain)


Rata-
Rata-rata Modal
No Bank Tahun Laba bersih ROE PK Keterangan rata
Inti
(3thn)
1 Bank BRI 2018 Rp 204.212 Rp 3.679.737 5,55% 3 Cukup Sehat
Agroniaga Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 140.495 Rp 2.474.861 5,68% 3
Tbk Sehat
2016 Rp 103.003 Rp 1.590.489 6,48% 3 Cukup Sehat
2 Bank Agris 2018 -Rp 31.122 Rp 500.883 -6,21% 5 Tidak Sehat
Tbk Tidak Sehat Tidak
2017 -Rp 8.319 Rp 528.772 -1,57% 5
Sehat
2016 Rp 3.389 Rp 514.239 0,66% 2 Sehat
3 Bank Amar 2018 Rp 16.291 Rp 470.996 3,46% 4 Kurang Sehat
Indonesia Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 3.732 Rp 467.639 0,80% 4
Tbk Sehat
2016 -Rp 27.661 Rp 428.950 -6,45% 5 Tidak Sehat
56

4 Bank Artos 2018 Rp 23.288 Rp 118.120 19,72% 2 Sehat


Indonesia Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 8.727 Rp 135.015 6,46% 3
Tbk Sehat
2016 -Rp 33.330 Rp 122.223 -27,27% 5 Tidak Sehat
5 Bank MNC 2018 Rp 57.021 Rp 1.021.280 5,58% 3 Cukup Sehat
Internasional Tidak Sehat Kurang
2017 -Rp 685.193 Rp 1.268.363 -54,02% 5
Tbk Sehat
2016 Rp 9.349 Rp 1.500.899 0,62% 4 Kurang Sehat
6 Bank Capital 2018 Rp 106.500 Rp 1.246.455 8,54% 4 Kurang Sehat
Indonesia Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 86.140 Rp 53.385.528 0,16% 4
Tbk Sehat
2016 Rp 93.457 Rp 94.612.704 0,10% 4 Kurang Sehat
7 Bank Central 2018 Rp25.851.660 Rp 132.208.759 19,55% 2 Sehat
Asia Tbk Sehat Sehat
2017 Rp23.321.150 Rp 116.488.208 20,02% 2
2016 Rp20.632.281 Rp 98.930.251 20,86% 1 Sangat Sehat
8 Bank Harda 2018 Rp 123.143 Rp 341.427 36,07% 1 Sangat Sehat
Internasional Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 10.362 Rp 362.204 2,86% 4
Tbk Sehat
2016 Rp 7.087 Rp 335.637 2,11% 4 Kurang Sehat
9 Bank 2018 Rp 189.970 Rp 5.754.992 3,30% 4 Kurang Sehat
Bukopin Tbk Sehat Sehat
2017 Rp 135.901 Rp 6.618.500 2,05% 2
2016 Rp 1.090.635 Rp 7.377.496 14,78% 2 Sehat
10 Bank Mestika 2018 Rp 265.862 Rp 3.057.013 8,70% 3 Cukup Sehat
Dharma Tbk Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 264.241 Rp 2.848.802 9,28% 3
Sehat
2016 Rp 179.261 Rp 2.441.421 7,34% 3 Cukup Sehat
11 Bank Negara 2018 Rp15.091.763 Rp 93.889.589 16,07% 2 Sehat
Indonesia Sehat Sehat
2017 Rp13.770.592 Rp 84.704.960 16,26% 2
(Persero) Tbk
2016 Rp11.410.196 Rp 71.947.841 15,86% 2 Sehat
12 Bank Rakyat 2018 Rp32.418.486 Rp 159.796.623 20,29% 1 Sangat Sehat
Indonesia Sehat Sangat
2017 Rp29.045.049 Rp 145.669.419 19,94% 2
(Persero) Tbk Sehat
2016 Rp26.285.251 Rp 113.331.266 23,19% 1 Sangat Sehat
13 Bank 2018 Rp 2.807.923 Rp 19.593.518 14,33% 2 Sehat
Tabungan Sehat
2017 Rp 3.027.466 Rp 17.585.054 17,22% 2
Negara Sehat
2016 Rp 2.618.905 Rp 14.307.391 18,30% 2 Sehat
14 Bank Yudha 2018 Rp 136.988 Rp 563.512 24,31% 1 Sangat Sehat
Bhakti Tbk Kurang Sehat
2017 Rp 14.420 Rp 548.919 2,63% 4
Sehat
2016 Rp 67.987 Rp 422.386 16,10% 2 Sehat
15 Bank J Trust 2018 -Rp 401.101 Rp 1.335.409 -30,04% 5 Tidak Sehat
Indonesia Cukup Sehat Kurang
2017 Rp 121.534 Rp 1.486.901 8,17% 3
Tbk Sehat
2016 -Rp 718.722 Rp 1.245.300 -57,71% 5 Tidak Sehat
16 Bank 2018 Rp 4.107.068 Rp 28.357.500 14,48% 2 Sehat
Danamon Sehat
2017 Rp 3.828.097 Rp 27.372.984 13,98% 2
Indonesia Sehat
Tbk 2016 Rp 2.792.722 Rp 26.066.887 10,71% 3 Cukup Sehat
17 Bank 2018 -Rp 100.131 Rp 396.739 -25,24% 5 Tidak Sehat
Pembangunan Tidak Sehat Tidak
2017 -Rp 76.285 Rp 510.019 -14,96% 5
Daerah Sehat
Banten Tbk 2016 -Rp 405.123 Rp 472.394 -85,76% 5 Tidak Sehat
18 Bank 2018 Rp 5.600 Rp 1.078.863 0,52% 4 Kurang Sehat
Ghanesa Tbk Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 51.140 Rp 1.058.768 4,83% 4
Sehat
2016 Rp 39.193 Rp 611.532 6,41% 3 Cukup Sehat
19 Bank Ina 2018 Rp 11.395 Rp 807.312 1,41% 4 Kurang Sehat
Perdana Tbk Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 18.340 Rp 1.169.553 1,57% 4
Sehat
2016 Rp 18.236 Rp 729.559 2,50% 4 Kurang Sehat
20 Bank Jabar 2018 Rp 1.552.396 Rp 8.992.533 17,26% 2 Sehat
Banten Tbk Sehat
2017 Rp 1.211.405 Rp 8.255.751 14,67% 2
Sehat
2016 Rp 1.153.225 Rp 7.196.535 16,02% 2 Sehat
21 Bank Jatim 2018 Rp 1.260.308 Rp 7.182.385 17,55% 2 Sehat
Tbk Sehat
2017 Rp 1.159.370 Rp 6.754.147 17,17% 2
Sehat
2016 Rp 1.028.216 Rp 6.199.134 16,59% 2 Sehat
22 Bank QNB 2018 Rp 14.568 Rp 3.732.976 0,39% 4 Kurang Sehat
Indonesia Tidak Sehat Tidak
2017 -Rp 789.803 Rp 3.591.223 -21,99% 5
Tbk Sehat
2016 -Rp 650.333 Rp 2.635.941 -24,67% 5 Tidak Sehat
23 Bank 2018 Rp 71.013 Rp 1.132.971 6,27% 3 Cukup Sehat
57

Mashpion 2017 Rp 69.497 Rp 1.087.099 6,39% 3 Cukup Sehat Cukup


Indonesia Cukup Sehat Sehat
2016 Rp 68.157 Rp 938.192 7,26% 3
24 Bank Mandiri 2018 Rp25.851.937 Rp 152.029.433 17,00% 2 Sehat
(Persero) Tbk Sehat
2017 Rp21.443.042 Rp 137.986.458 15,54% 2
Sehat
2016 Rp14.650.163 Rp 111.804.652 13,10% 2 Sehat
25 Bank Bumi 2018 Rp 92.898 Rp 1.388.970 6,69% 3 Cukup Sehat
Artha Tbk Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 89.548 Rp 1.296.032 6,91% 3
Sehat
2016 Rp 78.759 Rp 1.229.383 6,41% 3 Cukup Sehat
26 Bank Cimb 2018 Rp 3.305.574 Rp 36.342.763 9,10% 3 Cukup Sehat
Niaga Tbk Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 2.977.738 Rp 33.166.146 8,98% 3
Sehat
2016 Rp 2.081.717 Rp 28.899.545 7,20% 3 Cukup Sehat
27 Bank 2018 Rp 2.262.245 Rp 20.974.696 10,79% 3 Cukup Sehat
Maybank Tbk Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 1.860.845 Rp 18.062.143 10,30% 3
Sehat
2016 Rp 1.967.276 Rp 15.439.737 12,74% 2 Sehat
28 Bank Permata 2018 Rp 901.252 Rp 17.856.535 5,05% 4 Kurang Sehat
Tbk Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 748.433 Rp 16.255.698 4,60% 4
Sehat
2016 -Rp 6.483.084 Rp 16.022.663 -40,46% 5 Tidak Sehat
29 Bang Sinar 2018 Rp 50.472 Rp 4.417.769 1,14% 4 Kurang Sehat
Mas Tbk Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 318.923 Rp 4.195.748 7,60% 3
Sehat
2016 Rp 370.651 Rp 3.560.453 10,41% 3 Cukup Sehat
30 Bank Of 2018 Rp 9.879 Rp 1.032.515 0,96% 4 Kurang Sehat
India Tbk Cukup Sehat
2017 Rp 127.085 Rp 1.018.364 12,48% 3
Sehat
2016 Rp 505.002 Rp 947.547 53,30% 1 Sangat Sehat
31 Bank 2018 Rp 2.257.884 Rp 13.624.459 16,57% 2 Sehat
Tabungan Cukup Sehat
2017 Rp 1.421.940 Rp 13.532.439 10,51% 3
Pensiun Sehat
Nasional Tbk 2016 Rp 1.875.846 Rp 12.706.597 14,76% 2 Sehat
32 Bank Victoria 2018 Rp 79.082 Rp 2.386.701 3,31% 4 Kurang Sehat
Tbk Cukup Sehat Kurang
2017 Rp 136.091 Rp 2.352.211 5,79% 3
Sehat
2016 Rp 100.360 Rp 2.093.089 4,79% 4 Kurang Sehat
33 Bank Dinar 2018 Rp 19.810 Rp 433.257 4,57% 4 Kurang Sehat
Indonesia Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 10.081 Rp 420.999 2,39% 4
Tbk Sehat
2016 Rp 13.082 Rp 409.170 3,20% 4 Kurang Sehat
34 Bank Artha 2018 Rp 53.621 Rp 3.808.818 1,41% 4 Kurang Sehat
Graha Tbk Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 68.101 Rp 2.502.555 2,72% 4
Sehat
2016 Rp 72.843 Rp 1.229.383 5,93% 3 Cukup Sehat
35 Bank 2018 Rp 437.412 Rp 7.884.287 5,55% 3 Cukup Sehat
Mayapada Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 675.405 Rp 6.366.168 10,61% 3
Tbk Sehat
2016 Rp 820.191 Rp 4.780.410 17,16% 2 Sehat
36 Bank China 2018 Rp 89.860 Rp 2.075.790 4,33% 4 Kurang Sehat
Contruction Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 49.899 Rp 2.032.662 2,45% 4
Tbk Sehat
2016 Rp 22.178 Rp 1.677.580 1,32% 4 Kurang Sehat
37 Bank Mega 2018 Rp 1.599.347 Rp 11.728.556 13,64% 2 Sehat
Tbk Cukup Sehat
2017 Rp 1.300.043 Rp 11.477.832 11,33% 3
Sehat
2016 Rp 1.158.000 Rp 8.844.931 13,09% 2 Sehat
38 Bank OCBC 2018 Rp 2.638.064 Rp 22.406.976 11,77% 3 Cukup Sehat
NISP Tbk Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 2.175.824 Rp 20.182.326 10,78% 3
Sehat
2016 Rp 1.789.900 Rp 17.701.289 10,11% 3 Cukup Sehat
39 Bank 2018 Rp 44.748 Rp 1.316.512 3,40% 4 Kurang Sehat
Nationalnobu Kurang Sehat Kurang
2017 Rp 34.985 Rp 1.297.772 2,70% 4
Tbk Sehat
2016 Rp 30.312 Rp 1.201.789 2,52% 4 Kurang Sehat
40 Bank Pan 2018 Rp 3.187.157 Rp 30.372.034 10,49% 3 Cukup Sehat
Indonesia Cukup Sehat Cukup
2017 Rp 2.008.437 Rp 28.247.780 7,11% 3
Tbk Sehat
2016 Rp 2.518.048 Rp 25.934.422 9,71% 3 Cukup Sehat
41 Bank Woori 2018 Rp 537.971 Rp 4.138.586 13,00% 2 Sehat
Saudara Sehat
2017 Rp 438.725 Rp 3.147.933 13,94% 2
Indonesia Sehat
1906 Tbk 2016 Rp 309.816 Rp 2.252.455 13,75% 2 Sehat
Rata-rata ROE tahun 2016 3,49% 4 Kurang Sehat
Rata-rata ROE tahun 2017 5,47% 3 Cukup Sehat
58

Rata-rata ROE tahun 2018 7,82% 3 Cukup Sehat


Rata-rata ROE tahun 2016-2018 5,59% 3 Cukup Sehat

Sumber: data diolah penulis, 2020

Rasio ROE dinyatakan sangat sehat apabila persentase ROE lebih

dari 20%, dan dinyatakan sehat apabila persentase ROE berada dikriteria

12,51%-20%. Apabila bank memiliki persentase ROE dibawah 12,51%,

maka bank tersebut dalam kategori cukup sehat dan harus meningkatkan

kinerja keuangannya agar bisa dikategorikan sehat. Berdasarkan hasil

perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai rasio ROE

perbankan konvesional tahun 2016-2018 adalah sebesar 5,59%, dimana

nilai rata-rata tingkat ROE tahun 2016 sebesar 3,49% yang kemudian

pada tahun 2017 nilai ROE mengalami kenaikan menjadi 5,47% dan naik

lagi ditahun 2018 menjadi 7,82%. Meskipun nilai ROE tersebut selalu

mengalami kenaikan, namun belum bisa dikategorikan sehat karena nilai

ROE masih dibawah 12,51%. Hasil perhitungan kinerja keuangan

berdasarkan rasio ROE selama tiga tahun yang telah diteliti menunjukkan

bahwa mayoritas perbankan konvesional dalam kondisi yang kurang

sehat. Hanya terdapat 1 bank yang menempati peringkat komplisit 1

(sangat sehat) yaitu Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, 13 bank yang

menempati peringkat komplisit 2 (sehat), 11 bank yang menempati

peringkat komplisit 3 (cukup sehat), 13 bank yang menempati peringkat

komplisit 4 (kurang sehat), dan 3 bank yang menempati peringkat

komplisit 5 (tidak sehat).


59

Nilai ROE terendah ditempati oleh Bank Pembangunan Daerah

Banten, dimana nilai ROE tahun 2016, 2017, dan 2018 yaitu sebesar -

85,76%, -14,96 dan -25,24%. Hal tersebut membuktikan bahwa kinerja

keuangan berdasarkan rasio ROE pada Bank pembangunan Daerah

Banten dalam kriteria tidak sehat karena selama 3 tahun tersebut, Bank

Pembankungan Daerah Banten selalu mengalami kerugian, sehingga nilai

ROE yang diperoleh selalu negatif. Sedangkan bank yang memiliki nilai

ROE terbaik yaitu Bank Rakyat Indonesia (Persero) dengan nilai ROE

tahun 2016 sebesar 23,19%, kemudian mengalami penurunan ditahun

2017 menjadi 19,94%, dan kembali mengalami kenaikan ditahun 2018

sehingga nilai ROE menjadi 20,29%. Hal tersebut membuktikan bahwa

rasio kinerja keuangan rasio ROE pada Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk dalam kategori sangat sehat, karena nilai ROE yang selalu diatas

12,51%.

Turunnya nilai ROE akan berdampak pada turunnya harga sahan

bank karena rasio ROE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi

para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan

bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran

deviden. Bank seharusnya mengelola permodalannya dengan baik supaya

laba bersih yang diperoleh bisa meningkat. Hal tersebut bisa dilakukan

dengan cara menaikkan pendapatan atau menurunkan beban.


60

4.2.4 Capital (Permodalan)

Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kesehatan

perbankan ditinjau dari aspek capital pada penelitian ini adalah Capital

Adequancy Ratio (CAR). Rasio CAR digunakan untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunang aktiva yang

dimiliki untuk menunjang aktiva yang menghasilkan risiko. CAR adalah

rasio perbandingan antara Modal dengan Aset Tertimbang Menurut

Risiko (ATMR). Resiko tersebut meliputi risiko kredit, risiko operasional

dan risiko pasar. Semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bank

tersebut semakin baik permodalannya. Besarnya nilai CAR suatu bank

dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Modal
CAR= × 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR) dalam penelitian ini

diperoleh dari laporan tahunan perbankan konvesional yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018.

Tabel 4.6.

Perhitungan Capital Adequancy Ratio (CAR)

Dalam jutaan rupiah (kecuali dinyatakan lain)


Rata-
No Bank Tahun Modal ATMR CAR PK Keterangan rata
(3thn)
1 Bank BRI 201 Sangat Sehat
1
Agroniaga 8 Rp 4.416.738 Rp 15.582.815 28,34%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 3.175.341 Rp 10.735.800 29,58% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.966.244 Rp 8.303.789 23,68%
2 Bank Agris 201 Sangat Sehat
1
Tbk 8 Rp 508.973 Rp 3.033.505 16,78%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 527.654 Rp 3.085.642 17,10% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 555.594 Rp 3.304.713 16,81%
3 Bank Amar 201 Rp 478.327 Rp 1.127.387 42,43% 1 Sangat Sehat Sangat
61

Indonesia 8
Tbk 201 Sangat Sehat
1
7 Rp 472.958 Rp 557.317 84,86% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 464.364 Rp 3.688.846 12,59%
4 Bank Artos 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 109.708 Rp 589.155 18,62%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 133.819 Rp 661.863 20,22% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 144.220 Rp 631.841 22,83%
5 Bank MNC 201 Sangat Sehat
1
Internasional 8 Rp 1.164.753 Rp 7.157.428 16,27%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.002.058 Rp 7.962.682 12,58% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.681.386 Rp 8.604.972 19,54%
6 Bank Capital 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 1.919.882 Rp 10.289.453 18,66%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.968.297 Rp 8.725.830 22,56% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.663.229 Rp 8.057.074 20,64%
7 Bank Central 201 Sangat Sehat
1
Asia Tbk 8 Rp 148.193.541 Rp 633.633.831 23,39%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 122.730.121 Rp 554.823.436 22,12% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 110.190.013 Rp 503.236.865 21,90%
8 Bank Harda 201 Sangat Sehat
1
Internasional 8 Rp 309.364 Rp 1.836.236 16,85%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 400.985 Rp 2.045.653 19,60% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 349.574 Rp 1.609.011 21,73%
9 Bank 201 Sangat Sehat
1
Bukopin Tbk 8 Rp 8.724.112 Rp 65.074.593 13,41%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 7.796.744 Rp 74.090.068 10,52% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 9.818.034 Rp 65.341.348 15,03%
10 Bank Mestika 201 Sangat Sehat
1
Dharma Tbk 8 Rp 3.080.709 Rp 8.907.645 34,58%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 3.033.316 Rp 8.577.334 35,36% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 2.724.182 Rp 7.757.375 35,12%
11 Bank Negara 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 312.762.285 Rp 1.550.154.160 20,18%
(Persero) Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 285.920.670 Rp 1.418.266.009 20,16% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 84.278.075 Rp 378.564.646 22,26%
12 Bank Rakyat 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 173.618.421 Rp 818.618.421 21,21%
(Persero) Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 161.751.939 Rp 704.515.985 22,96% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 142.910.432 Rp 623.857.728 22,91%
13 Bank 201 Sangat Sehat
1
Tabungan 8 Rp 23.328.446 Rp 128.137.749 18,21%
Negara 201 Sangat Sehat Sangat
1
(Persero) Tbk 7 Rp 22.094.944 Rp 117.092.266 18,87% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 20.219.637 Rp 99.431.853 20,34%
14 Bank Yudha 201 Sangat Sehat
1
Bhakti Tbk 8 Rp 573.113 Rp 2.943.492 19,47%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 575.755 Rp 3.166.961 18,18% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 562.049 Rp 2.628.254 21,38%
15 Bank J Trust 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 1.786.384 Rp 12.731.574 14,03%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.813.289 Rp 12.812.953 14,15% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.824.602 Rp 11.944.642 15,28%
62

16 Bank 201 Sangat Sehat


1
Danamon 8 Rp 29.719.755 Rp 130.386.964 22,79%
Indonesia 201 Sangat Sehat Sangat
1
Tbk 7 Rp 29.356.326 Rp 126.334.355 23,24% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 27.646.640 Rp 123.952.278 22,30%
17 Bank 201 Sehat
2
Pembangunan 8 Rp 370.281 Rp 3.687.523 10,04%
Daerah 201 Sehat
2 Sehat
Banten Tbk 7 Rp 492.606 Rp 4.821.855 10,22%
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 575.406 Rp 4.352.250 13,22%
18 Bank 201 Sangat Sehat
1
Ghanesa Tbk 8 Rp 1.107.590 Rp 3.477.227 31,85%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.114.675 Rp 3.703.022 30,10% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.068.880 Rp 3.060.447 34,93%
19 Bank Ina 201 Sangat Sehat
1
Perdana Tbk 8 Rp 1.193.350 Rp 2.168.663 55,03%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.163.528 Rp 1.751.553 66,43% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 454.469 Rp 1.496.821 30,36%
20 Bank Jabar 201 Sangat Sehat
1
Banten Tbk 8 Rp 11.039.180 Rp 59.243.425 18,63%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 9.983.958 Rp 53.186.780 18,77% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 8.508.507 Rp 46.159.182 18,43%
21 Bank Jatim 201 Sangat Sehat
1
Tbk 8 Rp 7.748.250 Rp 32.009.838 24,21%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 7.213.983 Rp 29.267.301 24,65% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 6.856.176 Rp 28.708.516 23,88%
22 Bank QNB 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 3.619.246 Rp 16.541.828 21,88%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 4.122.177 Rp 15.558.242 26,50% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 3.321.304 Rp 20.182.108 16,46%
23 Bank 201 Sangat Sehat
1
Mashpion 8 Rp 1.207.293 Rp 5.674.327 21,28%
Indonesia 201 Sangat Sehat Sangat
1
Tbk 7 Rp 1.147.835 Rp 5.317.172 21,59% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.107.916 Rp 4.555.096 24,32%
24 Bank Mandiri 201 Sangat Sehat
1
(Persero) Tbk 8 Rp 167.557.982 Rp 799.235.097 20,96%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 153.178.315 Rp 707.791.497 21,64% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 137.432.214 Rp 643.379.490 21,36%
25 Bank Bumi 201 Sangat Sehat
1
Artha Tbk 8 Rp 1.492.596 Rp 5.849.736 25,52%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.372.181 Rp 5.345.256 25,67% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.305.045 Rp 5.188.575 25,15%
26 Bank Cimb 201 Sangat Sehat
1
Niaga Tbk 8 Rp 40.152.932 Rp 204.768.258 19,61%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 37.513.470 Rp 201.564.877 18,61% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 34.715.702 Rp 191.582.646 18,12%
27 Bank 201 Sangat Sehat
1
Maybank Tbk 8 Rp 26.065.274 Rp 136.887.884 19,04%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 22.615.397 Rp 128.976.256 17,53% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 21.784.193 Rp 129.880.505 16,77%
28 Bank Permata 201 Sangat Sehat
1
Tbk 8 Rp 21.737.488 Rp 111.834.512 19,44%
201 Sangat Sehat Sangat
1 Sehat
7 Rp 19.168.002 Rp 105.786.918 18,12%
201 Rp 18.329.785 Rp 115.310.698 15,90% 1 Sangat Sehat
63

6
29 Bang Sinar 201 Sangat Sehat
1
Mas Tbk 8 Rp 4.675.623 Rp 26.572.276 17,60%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 4.549.755 Rp 24.843.943 18,31% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 4.253.037 Rp 25.462.121 16,70%
30 Bank Of 201 Sangat Sehat
1
India Tbk 8 Rp 1.065.041 Rp 2.698.931 39,46%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.048.498 Rp 2.459.116 42,64% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.032.390 Rp 2.992.627 34,50%
31 Bank 201 Sangat Sehat
1
Tabungan 8 Rp 14.244.583 Rp 58.240.752 24,46%
Pensiun 201 Sangat Sehat Sangat
1
Nasional Tbk 7 Rp 14.098.268 Rp 56.603.436 24,91% Sehat
201 Sehat
2
6 Rp 14.019.335 Rp 150.671.693 9,30%
32 Bank Victoria 201 Sangat Sehat
1
Tbk 8 Rp 3.015.859 Rp 18.027.066 16,73%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 2.918.032 Rp 16.060.734 18,17% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 2.716.648 Rp 11.054.118 24,58%
33 Bank Dinar 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 456.032 Rp 1.623.103 28,10%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 438.806 Rp 1.698.634 25,83% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 431.998 Rp 1.609.715 26,84%
34 Bank Artha 201 Sangat Sehat
1
Graha Tbk 8 Rp 4.090.422 Rp 20.656.242 19,80%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 4.077.978 Rp 23.377.809 17,44% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.305.045 Rp 5.188.575 25,15%
35 Bank 201 Sangat Sehat
1
Mayapada 8 Rp 11.410.840 Rp 72.115.041 15,82%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 8.767.963 Rp 62.154.592 14,11% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 6.906.434 Rp 51.779.333 13,34%
36 Bank China 201 Sangat Sehat
1
Contruction 8 Rp 2.263.756 Rp 14.431.686 15,69%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 2.144.650 Rp 13.618.414 15,75% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 2.125.425 Rp 10.941.627 19,43%
37 Bank Mega 201 Sangat Sehat
1
Tbk 8 Rp 12.619.668 Rp 55.385.687 22,79%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 12.072.553 Rp 50.078.818 24,11% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 10.883.111 Rp 41.517.371 26,21%
38 Bank OCBC 201 Sangat Sehat
1
NISP Tbk 8 Rp 25.042.934 Rp 142.059.934 17,63%
201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 22.439.974 Rp 128.164.119 17,51% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 20.305.689 Rp 111.058.870 18,28%
39 Bank 201 Sangat Sehat
1
Nationalnobu 8 Rp 1.376.719 Rp 5.915.999 23,27%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 1.382.288 Rp 5.152.260 26,83% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 1.332.024 Rp 5.087.420 26,18%
40 Bank Pan 201 Sangat Sehat
1
Indonesia 8 Rp 37.228.489 Rp 158.462.414 23,49%
Tbk 201 Sangat Sehat Sangat
1
7 Rp 33.618.213 Rp 151.010.442 22,26% Sehat
201 Sangat Sehat
1
6 Rp 30.561.303 Rp 150.370.961 20,32%
41 Bank Woori 201 Cukup Sehat
3
Saudara 8 Rp 4.549.180 Rp 56.899.424 8,00% Kurang
Indonesia 201 Cukup Sehat Sehat
3
1906 Tbk 7 Rp 4.216.125 Rp 48.796.073 8,64%
64

201 Tidak Sehat


5
6 Rp 2.570.546 Rp 175.566.808 1,46%
Rata-rata NPL tahun 2016 20,87% 1 Sangat Sehat
Rata-rata NPL tahun 2017 23,62% 1 Sangat Sehat
Rata-rata NPL tahun 2018 22,09% 1 Sangat Sehat
Rata-rata NPL tahun 2016-2018 #REF! 1 Sangat Sehat

Sumber: data diolah penulis, 2020

Rasio CAR dinyatakan sangat sehat apabila persentase CAR lebih

dari 12%, dan dinyatakan sehat apabila persentase CAR berada dikriteria

9%-12%. Apabila bank memiliki nilai CAR dibawah 9%, maka bank

tersebut dalam kategori cukup sehat dan harus meningkatkan kinerja

keuangannya agar bisa dikategorikan sehat. Berdasarkan hasil

perhitungan diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai rasio CAR

perbankan konvesional tahun 2016-2018 adalah sebesar 22,9 %. Dimana

nilai rata-rata CAR tahun 2016 sebesar 20,87%, kemudian pada tahun

berikutnya nilai CAR mengalami kenaikan menjadi 23,62%, dan tahun

2018, nilai CAR perbankan konvesional turun menjadi 22,09 %. Hasil

perhitungan kinerja keuangan berdasarkan rasio CAR selama tiga tahun

yang telah diteliti tersebut menunjukkan bahwa mayoritas perbankan

konvesional dalam kondisi yang sangat sehat, terlihat dari 39 bank yang

menempati peringkat komplisit 1 (sangat sehat), 1 bank yang menempati

peringkat komplisit 2 (sehat) yaitu bank Pembangunan Daerah Banten,

dan 1 bank yang menempati peringkat komplisit 4 (kurang sehat).

Nilai CAR terendah ditempati oleh Bank Woori, dimana nilai CAR

tahun 2016 sebesar 1,46%, kemudian ditahun 2017 naik menjadi 8,64%,

dan kembali mengalami penurunan ditahun 2018 menjadi 8,00%. Hal

tersebut membuktikan bahwa kinerja keuangan berdasarkan rasio CAR


65

pada Bank Woori dalam kriteria tidak sehat karena selama 3 tahun

tersebut, nilai CAR selali dibawah 9%. Sedangkan bank yang memiliki

nilai CAR terbaik yaitu Bank Ina Perdana, dimana nilai CAR ditahun

2016 sebesar 30,36%, kemudian mengalami kenaikan ditahun 2017

menjadi 66,43%, dan turun menjadi 55,03% di tahun 2018. Hal tersebut

membuktikan bahwa rasio kinerja keuangan rasio CAR pada Bank Ina

Perdana tersebut sangat sehat, karena nilai CAR selalu diatas 12%.

Bank yang memiliki tingkat permodalan yang sehat membuat para

nasabah debitur atau calon nasabah memiliki keyakinan dan kepercayaan

bahwa bank akan senantiasa memenuhi penarikan kredit yang telah

disetujui dan memenuhi permintaan kredit oleh calon nasabah juga

berdampak pada bertambahnya debitur. Unsur kepercayaan ini bukan

saja dibutuhkan bagi deposan atau debitur tetapi juga otoritas moneter

sebagai pengawas bank untuk memastikan kontinuitas operasi suatu

bank.

4.3 Evaluasi Tingkat Kesehatan Perbankan Konvesional Berdasarkan

Metode RGEC

Predikat Tingkat Kesehatan Bank disesuaikan dengan ketentuan dalam

Surat Edaran Bank Indonesia tahun 2011. Peringkat komplisit tingkat kesehataan

bank dengan menggunakan RGEC ditetapkan berdasarkan analisis secara

komprehensif dan terstruktur terhadap peringkat setiap faktor dan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip penilaian tingkat kesehatan bank umum. Nilai


66

komplisit untuk rasio keuangan masing-masing kompenen yang menempati

peringkat komplisit akan dinilai sebagai berikut:

a. Peringkat 1 : setiap kali ceklist akan dikalikan dengan 5

b. Peringkat 2 : setiap kali ceklist akan dikalikan dengan 4

c. Peringkat 3 : setiap kali ceklist akan dikalikan dengan 3

d. Peringkat 4 : setiap kali ceklist akan dikalikan dengan 2

e. Peringkat 5 : setiap kali ceklist akan dikalikan dengan 1

Nilai komplisit yang telah diperoleh dari mengalikan tiap ceklist kemudian

ditentukan bobotnya dengan mempresentasekan. Adapun bobot/presentase untuk

menentukan peringkat komplisit keseluruhan kompenen sebagai berikut:

Tabel 4.7.

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat RGEC

Peringkat Bobot % Keterangan


1 86%-100% Sangat Sehat
2 71%-85% Sehat
3 61%-70% Cukup Sehat
4 41%-60% Kurang Sehat
5 <40% Tidak Sehat
Sumber: Refmasari dan Setiawan. (2014)

Hasil penilaian tingkat kesehatan perbankan konvesional berdasarkan

metode RGEC selama tahun 2013-2016 dapat disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.8.

Penerapan Peringkat Komplisit Berdasarkan Metode RGEC


2016 2017 2018
No Bank Rasio Peringkat Peringkat Peringkat
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Bank BRI Agroniaga NPL √ √ √
Tbk
LDR √ √ √
67

GCG √ √ √

ROA √ √ √

ROE √ √ √
CAR √ √ √
15 8 3 - - 15 8 3 - - 15 8 3 - -
Nilai Komplisit 30
(26/30)*100%=87% (26/30)*100%=87% (26/30)*100%=87%
Predikat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
Rata-rata Sangat Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Agris Tbk
ROA √ √ √
2 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1 3
5 - - 1 5 8 3 - 2 5 8 - 2
Nilai Komplisit 30 6 P
(22/30)*100%=73% (18/30)*100%=60% (18/30)*100%=60%
Predikat Sehat Kurang Sehat Kurang Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank Amar Indonesia GCG √ √ √


Tbk ROA √ √ √
3
ROE √ √ √

CAR √ √ √
10 4 6 - 1 10 4 3 4 - 10 4 6 2 -
Nilai Komplisit 30
(21/30)*100%=70 (21/30)*100%=70 (22/30)*100%=73
Predikat Cukup Sehat Cukup Sehat Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
Bank Artos Indonesia
LDR √ √ √
Tbk
GCG √ √ √

ROA √ √ √
4 ROE √ √ √
CAR √ √ √
5 4 6 - 2 10 - 6 2 1 5 8 6 - 1
Nilai Komplisit 30
(17/30)*100%=57% (19/30)*100%=63% (20/30)*100%=67%
Predikat Kurang Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank MNC GCG √ √ √


Internasional Tbk
5 ROA √ √ √

ROE √ √ √
CAR √ v √
5 8 3 4 - 10 8 3 - 2 5 8 9 - -
Nilai Komplisit 30
(20/30)*100%=67% (23/30)*100%=77 (22/30)*100%=73
Predikat Cukup Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
6 Bank Capital Indonesia NPL √ √ √
Tbk
LDR √ √ √

GCG √ √ √
ROA √ √ √

ROE √ √ √

CAR √ √ √
Nilai Komplisit 30 10 8 3 2 - 10 8 3 2 - 10 8 3 2 -
(23/30)*100%=77 (23/30)*100%=77 (23/30)*100%=77
68

Predikat Sehat Sehat Sehat


Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Central Asia Tbk
ROA √ √ √
7
ROE √ √ √
CAR √ √ √
35 - - - - 25 4 - - - 20 4 3 - -
Nilai Komplisit 30
(30/30)*100%=100% (29/30)*100%=97% (27/30)*100%=90%
Predikat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
Rata-rata Sangat Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √

Bank Harda GCG √ √ √


Internasional Tbk
ROA √ √ √
8
ROE √ √ √
CAR √ √ √
10 4 6 2 - 5 8 6 2 - 10 4 6 - 1
Nilai Komplisit 30
(22/30)*100%=73 (21/30)*100%=70% (21/30)*100%=70%
Predikat Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL v v v

LDR v v v

GCG v v v
Bank Bukopin Tbk
ROA v v v
9 ROE v v v
CAR v v v
1
5 - 2 - 5 12 3 2 - 5 12 - 4 -
Nilai Komplisit 30 6
(23/30)*100%=77 (22/30)*100%=73 (21/30)*100%=70%
Predikat Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank Mestika Dharma GCG √ √ √


Tbk
ROA √ √ √
10
ROE √ √ √
CAR √ √ √
10 8 6 - - 10 12 3 - - 15 4 6 - -
Nilai Komplisit 30
(24/30)*100%=80% (23/30)*100%=77 (25/30)*100%=83%
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
11 NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank Negara Indonesia GCG √ √ √


(Persero) Tbk
ROA √ √ √

ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 3 - - 15 8 3 - - 15 8 3 - -
Nilai Komplisit 30 2
(25/30)*100%=83% (26/30)*100%=87% (26/30)*100%=87%
Predikat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
Rata-rata Sangat Sehat
12 Bank Rakyat Indonesia NPL √ √ √
(Persero) Tbk
LDR √ √ √
69

GCG √ √ √

ROA √ √ √

ROE √ √ √
CAR √ √ √
20 4 3 - - 15 8 3 - - 20 4 3 - -
Nilai Komplisit 30
(27/30)*100%=90% (26/30)*100%=87% (27/30)*100%=90%
Predikat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
Rata-rata Sangat Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank Tabungan Negara GCG √ √ √


(Persero) Tbk
ROA √ √ √
13 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 3 - - 10 12 3 - - 10 12 3 - -
Nilai Komplisit 30 2
(25/30)*100%=83% (25/30)*100%=83% (25/30)*100%=83%
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank Yudha Bhakti GCG √ √ √


Tbk
ROA √ √ √
14 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 3 - - 5 4 6 4 - 10 - 3 - 3
Nilai Komplisit 30 2
(25/30)*100%=83% (19/30)*100%=63% (16/300)*100%=53%
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank J Trust Indonesia GCG √ √ √


Tbk
ROA √ √ √
15
ROE √ √ √
CAR √ √ √
5 4 6 - 2 5 4 12 - - 5 8 3 - 2
Nilai Komplisit 30
(17/30)*100%=57% (21/30)*100%=70% (18/30)*100%=60%
Predikat Kurang Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat
Rata-rata Kurang Sehat
NPL √ √

LDR √ √ √

Bank Danamon GCG √ √ √


Indonesia Tbk
ROA √ √ √
16 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 3 - - 10 8 3 - - 10 12 3 - -
Nilai Komplisit 30 2
(25/30)*100%=83% (25/30)*100%=83% (25/30)*100%=83%
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
17 Bank Pembangunan NPL √ √ √
Daerah Banten Tbk
LDR √ √ √

GCG √ √ √

ROA √ √ √
ROE √ √ √
70

CAR √ √ √
5 4 6 - 2 - 4 9 - 2 - 8 6 - 2
Nilai Komplisit 30
(17/30)*100%=57% (15/30)*100%=50% (16/300)*100%=53%
Predikat Kurang Sehat Kurang Sehat Kurang Sehat
Rata-rata Kurang Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Ghanesa Tbk
ROA √ √ √
18
ROE √ √ √
CAR √ √ √
15 - 9 - - 10 4 6 2 - 5 8 3 4 -
Nilai Komplisit 30
(24/30)*100%=80% (22/30)*100%=73 (20/30)*100%=67%
Predikat Sehat Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Ina Perdana Tbk
ROA √ √ √
19 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
5 3 2 - 5 12 3 2 - 10 8 - 4 -
Nilai Komplisit 30 2
(22/30)*100%=73 (22/30)*100%=73 (22/30)*100%=73
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Jabar Banten Tbk
ROA √ √ √
20
ROE v √ √
CAR v √ √
15 8 3 - - 15 8 3 - - 15 8 3 - -
Nilai Komplisit 30
(26/30)*100%=87% (26/30)*100%=87% (26/30)*100%=87%
Predikat Sangat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
Rata-rata Sangat Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Jatim Tbk
ROA √ √ √
21
ROE √ √ √
CAR √ √ √
15 4 6 - - 15 4 6 - - 20 8 - - -
Nilai Komplisit 30
(25/30)*100%=83% (25/30)*100%=83% (28/30)*100%=93%
Predikat Sehat Sehat Sangat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank QNB Indonesia GCG √ √ √


Tbk
ROA v √ √
22
ROE v √ √
CAR √ √ √
15 4 - 4 - 15 - 3 - - 15 4 - 4 -
Nilai Komplisit 30
(23/30)*100%=77 % (20/30)*100%=67% (23/30)*100%=77
Predikat Sehat Cukup Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
23 Bank Mashpion NPL √ √ √
71

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Indonesia Tbk ROA √ √

ROE √ √

CAR √ √ √

15 4 6 15 4 6 15 4 4
Nilai Komplisit 30 - - - - - -
(25/30)*100%=83% (25/30)*100%=83% (23/30)*100%=77
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √

Bank Mandiri (Persero) GCG √ √ √
Tbk
ROA √ √ √
24 ROE √ √ √
CAR √ √ √

15 8 3 20 4 3 15 8 2
Nilai Komplisit 30 - - - - - -
(26/30)*100%=87% (27/30)*100%=90% (25/30)*100%=83%
Predikat Sangat Sehat Sangat Sehat Sehat
Rata-rata Sangat Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Bumi Artha Tbk
ROA √
√ √
25 ROE √ √ √
CAR √ √ √

15 8 3 10 8 3 2 10 8 3 2
Nilai Komplisit 30 - - - -
(26/30)*100%=87% (23/30)*100%=77 (23/30)*100%=77
Predikat Sangat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Cimb Niaga Tbk
ROA √ √ √

26 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 6 10 8 6 10 8 6
Nilai Komplisit 30 2 - - - - - -
(28/30)*100%=93% (24/30)*100%=80% (24/30)*100%=80%
Predikat Sangat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √

Bank Maybank Tbk GCG √ √ √

ROA √ √ √
27 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 3 5 12 6 10 8 3 1
Nilai Komplisit 30 2 - - - - -
(25/30)*100%=83% (23/30)*100%=77 (22/30)*100%=73
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
72

NPL √ √ √

LDR √
√ √
GCG √ √ √
Bank Permata Tbk
ROA √ √ √

28 ROE √
√ √
CAR √ √ √

5 4 3 2 2 5 8 3 4 5 8 3 2 1
Nilai Komplisit 30 -
(16/300)*100%=53% (20/30)*100%=67% (19/30)*100%=63%
Predikat Kurang Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bang Sinar Mas Tbk
ROA √ √

29 ROE √ √

CAR √ √ √
1
10 3 5 12 6 5 8 3 4
Nilai Komplisit 30 2 - - - - -
(25/30)*100%=83% (23/30)*100%=77 (20/30)*100%=67%
Predikat Sehat Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Of India Tbk
ROA √ √

30 ROE √ √

CAR √ √ √

15 4 3 1 15 4 6 5 4 6 4
Nilai Komplisit 30 - - - -
(23/30)*100%=77 (25/30)*100%=83% (19/30)*100%=63%
Predikat Sehat Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √
√ √
Bank Tabungan GCG √ √ √
Pensiun Nasional Tbk
ROA √ √ √
31 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 2 15 4 3 1 15 8 1
Nilai Komplisit 30 2 - - - - -
(24/30)*100%=80% (23/30)*100%=77 (24/30)*100%=80%
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
32 NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Victoria Tbk
ROA √ √

ROE √ √

CAR √ √ √
Nilai Komplisit 30 10 8 4 5 12 6 10 8 4
- -
- - - -
73

(22/30)*100%=73 (23/30)*100%=77 (22/30)*100%=73


Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank Dinar Indonesia GCG √ √ √


Tbk
ROA √ √ √

33 ROE √
√ √
CAR √ √ √

10 8 3 2 10 8 3 2 10 8 3 2
Nilai Komplisit 30 - - -
(23/30)*100%=77 (23/30)*100%=77 (23/30)*100%=77
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Artha Graha Tbk
ROA √
√ √
34 ROE √
√ √
CAR √ √ √

5 8 3 4 5 8 3 4 5 8 3 4
Nilai Komplisit 30 - - -
(20/30)*100%=67% (20/30)*100%=67% (20/30)*100%=67%
Predikat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL √ √

LDR √ √ √

Bank Mayapada Tbk GCG √ √ √

ROA √ √ √
35 ROE √ √ √
CAR √ √ √
1
10 3 5 8 6 1 5 4 12
Nilai Komplisit 30 2 - - - - -
(25/30)*100%=83% (20/30)*100%=67% (21/30)*100%=70%
Predikat Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

Bank China GCG √ √ √


Contruction Tbk
ROA √ √ √

36 ROE √
√ √
CAR √ √ √

5 8 6 2 5 8 6 2 5 8 6 2
Nilai Komplisit 30 - - -
(21/30)*100%=70% (21/30)*100%=70% (21/30)*100%=70%
Predikat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
37 Bank Mega Tbk NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √

ROA √ √ √

ROE √ √ √
CAR √ √ √
74

1
15 15 8 3 20 8
Nilai Komplisit 30 2 - - - - - - - -
(22/30)*100%=73 (26/30)*100%=87% (28/30)*100%=93%
Predikat Sehat Sangat Sehat Sangat Sehat
Rata-rata Sangat Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √
Bank OCBC NISP Tbk √
ROA √ √ √

38 ROE √ √ √
CAR √ √ √

15 4 6 20 - 6 15 6 2
Nilai Komplisit 30 - - - - - -
(25/30)*100%=83% (26/30)*100%=87% (23/30)*100%=77

Predikat Sehat Sangat Sehat Sehat


Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √ √

GCG √ √ √
Bank Nationalnobu Tbk
ROA √
√ √
39 ROE √
√ √
CAR √ √ √

15 4 3 2 15 4 4 10 8 4
Nilai Komplisit 30 - - - - -
(24/30)*100%=80% (23/30)*100%=77 (22/30)*100%=73
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √ √

Bank Pan Indonesia GCG √ √ √
Tbk
ROA √ √ √
40 ROE √ √ √
CAR √ √ √

15 4 6 10 8 6 15 4 3 2
Nilai Komplisit 30 - - - - -
(25/30)*100%=83% (24/30)*100%=80% (24/30)*100%=80%
Predikat Sehat Sehat Sehat
Rata-rata Sehat
NPL √ √ √

LDR √
√ √

Bank Woori Saudara GCG √ √ √


Indonesia 1906 Tbk ROA √ √ √

41 ROE √ √ √

CAR √ √

10 8 3 1 10 8 3 10 8 2
Nilai Komplisit 30 - - - - -
(22/30)*100%=73 (21/30)*100%=70% (20/30)*100%=67%
Predikat Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Rata-rata Cukup Sehat
Sumber: data diolah penulis, 2020
75

Data hasil dari perhitungan aspek RGEC diatas menunjukkan bahwa jumlah

nilai komplisit sebesar 30 (tigapuluh) yang peroleh dari faktor-faktor indikator

penilaian yang berjumlah 6 (enam) dikalikan dengan jumlah peringkat yaitu 5

(lima). Setelah melakukan checklist pada setiap kompenennya, dapat diperoleh

bobot atau nilai komplisit. Hasil perhitungan nilai komplisit tersebut menunjukkan

bahwa selama tahun 2016-2018, rata-rata perbankan konvesional menempati

peringkat komplisit 2 (sehat). Terdapat 7 bank konvesional yang menempati

peringkat komplisit 1 (sangat sehat), 21 bank yang menempati peringkat komplisit

2 (sehat), 11 bank yang menempati peringkat komplisit 3 (cukup sehat), dan 2

bank yang menempati peringkat komplisit 4 (kurang sehat).

Bank J Trust dan Bank Pembangunan Banten adalah bank yang menempati

peringkat komplisit 4 (kurang sehat). Hal tersebut disebabkan karena banyaknya

kredit bermasalah, rendahnya dana dari pihak ketiga, dan mengalami kerugian

terus menerus, sehingga nilai RGEC yang cenderung rendah yaitu kurang dari

61%. Bank yang dalam kondisi kurang sehat dinilai kurang mampu menghadapi

pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian, antara lain

profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas, dan permodalan yang secara umum

kurang baik. Terdapat kelemahan secara umum yang sangat signifikan dan tidak

dapat diatasi dengan baik oleh manajemen bank serta mengganggu kelangsungan

usaha bank. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, bank harus mendapatkan

tambahan modal dan berusaha untuk mendapatkan tambahan dana dari pihak

ketiga, serta melakukan penagihan terhadap piutang bermasalah.


76

Bank yang menempati peringkat komplisit 1 (sangat sehat) yaitu Bank Bank

Rakyat Indonesia Agroniaga, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank

Rakyat Indonesia, Bank Jabar, Bank Mandiri, dan Bank Mega. Bank dengan

peringkat komplisit 1 mencerminkan kondisi bank yang secara umum sangat sehat

sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari

perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat

faktor-faktor penilaian, yaitu profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas dan

permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila terdapat kelemahan maka

secara umum kelemahan tersebut tidak signifikan.


77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penilaian

tingkat kesehatan perbankan konvesional tahun 2016-2018, maka penulis

menyimpulkan sebagai berikut:

a. Risk Profil (Profil Risiko) pada penelitian ini diukur dengan rasio Non

Perfoming Loan (NPL) dan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai

berikut:

1) Rasio NPL selama tahun 2016-2018 secara umum bank konvesional

dalam kondisi yang sehat. Hanya terdapat 9 bank yang memperoleh

predikat cukup sehat. Bank Mayapada adalah bank yang mempunyai

nilai NPL terburuk.

2) Rasio LDR menunjukkan kestabilan pada perbankan konvesional tahun

2016-2018 yaitu dibawah 85%. Bank Amar adalah bank konvesional

yang menempati nilai LDR terburuk, dan nilai LDR terbaik ditempati

oleh Bank Capital Indonesia.

b. Kondisi penilaian self assessment perbankan konvesional yang terdaftar di

BEI tahun 2016-2018 mayoritas menempati peringkat komplisit 2 (sehat),

yaitu sebanyak 20 bank. Hanya terdapat 1 bank yang menempati peringkat

komplisit 1 (sangat sehat) yaitu Bank Central Asia.


78

c. Aspek earning pada penelitian ini diukur dengan Return On Asset (ROA),

dan Return On Equity (ROE) sebagai berikut:

1) Rasio ROA selama tahun 2016-2018 menunjukkan bahwa secara umum

perbankan konvesional dalam kondisi yang sangat sehat, hal tersebut

dapat dilihat bahwa terdapat 18 bank yang menempati peringkat

komplisit 1. Bank Central Asia merupakan bank yang memiliki nilai

ROA terbaik, dan bank yang memiliki nilai ROA terburuk adalah Bank

Artos.

2) Rasio ROE selama tahun 2016-2018 menunjukkan bahwa secara umum

perbankan konvesional dalam kondisi cukup sehat. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk adalah bank yang memperoleh tingkat ROE

sangat sehat.

d. Kondisi Capital (Permodalan) bank diukur menggunakan Capital Adequancy

Ratio (CAR) menunjukkan bahwa hampir seluruh perbankan konvesional

memiliki nilai CAR diatas 8%, hanya terdapat 1 bank yang memiliki nilai

CAR dibawah 8% yaitu Bank Woori.

e. Penilaian kesehatan bank berdasarkan metode RGEC menunjukkan bahwa

mayoritas bank konvesional dalam keadaan yang sehat yaitu terdapat 21 bank

yang menempati peringkat komplisit 2. Bank J Trust dan Bank Pembangunan

Banten adalah bank memiliki tingkat RGEC terburuk dengan kategori kurang

sehat. Rendahnya nilai RGEC tersebut disebabkan karena banyaknya kredit

bermasalah, rendahnya dana dari pihak ketiga, dan mengalami kerugian terus

menerus. Untuk bank yang dalam kriteria sangat sehat ditempati oleh Bank
79

Rakyat Indonesia Agroniaga, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia,

Bank Rakyat Indonesia, Bank Jabar, Bank Mandiri, dan Bank Mega. Bank

dalam keadaan sangat sehat mencerminkan kondisi bank yang secara umum

sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif

yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat penulis diberikan

terkait dengan kesehatan perbankan konvesional adalah sebagai berikut:

1. Bank yang dalam kategori kurang sehat dan tidak sehat diharapkan agar bisa

mendapatkan tambahan modal dan berusaha untuk memperoleh tambahan

dana dari pihak ketiga, serta melakukan penagihan terhadap piutang

bermasalah sehingga bank mampu untuk memperbaiki kondisi keuangannya.

2. Manajemen bank diharapkan untuk selalu meningkatkan kinerjanya sehingga

memperoleh predikat sehat. Dengan begitu, bank tersebut akan selalu menjadi

pilihan para investor dan nasabah dalam menanamkan dananya.

3. Nasabah harus lebih cermat dalam menentukan keputusan mereka dalam

memilih bank. Dengan memilih bank yang sehat diharapkan nasabah dapat

mengantisipasi risiko-risiko yang sering dihadapi bank. Sehingga nasabah

dapat mempercayakan dana mereka dengan aman.

4. Investor harus lebih cermat dalam menentukan keputusan atas investasi yang

dijalankannya untuk mengindari kerugian dalam memilih bank. Dengan

memilih bank yang sehat diharapkan dana yang di investasikan dapat dikelola

dengan baik.
80

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. 2007. Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DNDP tanggal 31


Mei 2004. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia.
Jakarta
__________. 2011 Kondifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Bank
Indonesia. Jakarta
__________. 2012. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor. 13/ 24/ DPNP/ 2011
pada tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum
Budisantoso, T dan Nuritomo, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat
Fahmi, I. 2012 Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi 11.
Rajawali Pers, Jakarta
Hery. 2015 Pengantar Akuntansi. Jakarta : PT Grasindo

__________. 2012. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara, Jakarta.


Kasmir. 2014 . Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Edisi Revisi, Cetakan ke
empatbelas, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
__________. 2015. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan ke-13. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
__________. 2016. Analisis Laporan Keuangan Cetakan Kesembilan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Muchtar, Bustari. dkk 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi Pertama,
Cetakan ke-1, Padang: Kencana
Sari, D.M (2017). Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan
Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning,
Capital) Pada PT Bank Negara Indonesia Syariah Tbk Tahun 2014-2015.
Jurnal Pendidikan dan Ekonomi. Vol. 6. No. 4: 327-338
Taswan. 2010 Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Yogyakarta
__________. 2014. Akuntansi Perbankan. Semarang: UPP STIM YKPN
81

Umbaran, Joko. 2012. Bank Umum Konvesional dan Syariah. Yogyakarta :


KTSP

Undang-undang. 1998. Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan

Veithzal, R. dkk. (2012). Commercial Bank Management: Manajemen


Perbankan dan Teori Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Perbankan dan Teori Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai