Tugas 1 - Putri Astina - Audit SDM
Tugas 1 - Putri Astina - Audit SDM
Tugas 1 - Putri Astina - Audit SDM
NIM : 043746111
TUGAS TUTORIAL 1
EKMA 4476 / AUDIT SDM / 2 SKS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1
Perseroan Terbatas (PT) “Manisku” merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha
industri gula. PT. “Manisku” dipimpin oleh seorang Direktur yang dibantu oleh empat Manajer
dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Direktur bertugas untuk mengkoordinir tugas-tugas
keempat manajer, untuk membentuk sebuah hubungan kerja yang dinamis.
PT. “Manisku” senantiasa melakukan perencanaan kegiatan untuk mendukung tercapainya
tujuan perusahaan. Perencanaan kegiatan dilakukan pada setiap awal tahun dan tertuang dalam
program kerja perusahaan. PT. “Manisku” juga melakukan pengendalian manajemen yaitu
berupa audit manajemen.
Di bawah ini merupakan informasi tentang kondisi PT. “Manisku” sebagai berikut:
Penilaian produktivitas karyawan pada tahun 2022 sebesar 6,54% lebih kecil daripada yang
dianggarkan yaitu 7,68%.
Perencanaan karyawan PT. “Manisku” tahun 2022 sebesar 687 orang, dengan rincian: 124
bagian tata usaha; 130 bagian tanaman; 193 bagian pabrikan; 240 bagian teknik. Namun,
kenyataan yang ada pada tahun 2022 total keseluruhan karyawan sebesar 728 orang. Dengan
rincian: 90 orang tata usaha, 165 orang bagian tanaman, 250 orang bagian pabrikasi, 245
orang pada bagian teknik.
Perencanaan karyawan memuat secara jelas kualifikasi SDM yang dibutuhkan sesuai dengan
posisi masing-masing. Untuk calon karyawan berlatar belakang pendidikan SMK
diperuntukan sebagai bagian operator dan D3 atau S1 sebagai posisi staf atau kepala divisi.
Produksi gula dilakukan pada bagian pabrikasi dan bagian teknik. Jumlah karyawan pada
bagian pabrikasi dan bagian teknik sebesar 473 orang. Sedangkan perencanaannya sebesar
433 orang. PT. “Manisku” merencanakan produksi gula untuk tahun 2022 sebesar 153.196,80
ton. Namun hasil produksi gula hanya mencapai 142.480,80 ton.
Pelaksanaan rekrutmen karyawan, PT. “Manisku” telah mencantumkan secara jelas tentang
latar belakang pendidikan yang diinginkan perusahaan. Penyebaran informasi rekrutmen
yaitu bekerja sama dengan pihak sekolah kejuruan, universitas, koran nasional, job fair dan
website perusahaan. Rekrutmen SDM PT. “Manisku” dilakukan secara bertahap, yaitu melalui
psikotes, wawancara dan tes kesehatan.
Seleksi dan penempatan karyawan melibatkan calon atasan dari karyawan, hal ini digunakan
untuk mengetahui dan mengenal calon karyawan yang akan menjadi bagian dari unitnya.
Seleksi dan penempatan karyawan harus dilakukan secara selektif, sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan kemampuan yang dimiliki calon karyawan.
Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan karyawan ditetapkan oleh SK Direksi.
Penilaian kinerja dilakukan secara periodik, yaitu dua kali dalam setahun. Petugas penilai
merupakan manajer dari karyawan yang dinilainya.
Kompensasi dan balas jasa yang dilakukan harus melebihi batas Upah Minimum Regional
(UMR) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2022, yaitu sebesar Rp 4.280. 214,51. PT.
“Manisku” memberikan kompensasi dan balas jasa sebesar Rp 4.500.000,-.
Keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan menanggung keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan beserta keluarga. Pada waktu memasuki lokasi pabrik, perusahaan memberikan
peralatan pengamanan seperti helm dan sepatu safety guna menghindari resiko terjadinya
kecelakaan kerja. PT. “Manisku” terus melakukan sosialisasi keselamatan kerja melalui papan
dan banner.
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan perusahan disebabkan karena usia karyawan telah
melebihi usia kerja yang ditetapkan perusahaan, yaitu 56 tahun. Dalam pemutusan hubungan
kerja, PT. “Manisku” tidak pernah melakukan pemecatan karyawan. Dalam program
pemutusan hubungan kerja, karyawan diberikan pelatihan masa persiapan pensiun.
Petunjuk Pengerjaan:
Untuk menganalisis kasus di atas, dimulai dengan:
Mengidentifikasi kondisi perusahaan yaitu: suatu tindakan atau kejadian yang sebenarnya
terjadi dalam perusahaan
Membuat kriteria audit, yaitu: informasi tentang data atau doukumen tentang data-data
perusahaan
Menetapkan penyebab (causes) yaitu: keputusan/kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan
atau tindakan yang dilakukan karyawan
Menemukan effect (akibat) yaitu suatu dampak yang ditimbulkan
Memahami efisiensi
Gunakan contoh kuesioner yang ada di BMP, untuk memudahkan Saudara dalam
menganalisis kasus di atas
SELAMAT MENGERJAKAN
JAWABAN
1. A. Dari kasus yang telah disediakan, berikut adalah identifikasi kondisi perusahaan berdasarkan
tindakan atau kejadian yang sebenarnya terjadi:
a. Produktivitas Karyawan: Penilaian produktivitas karyawan pada tahun 2022 sebesar
6,54% lebih rendah dari yang dianggarkan, yaitu 7,68%.
b. Ketenagaan Karyawan: Terdapat selisih antara perencanaan jumlah karyawan dan jumlah
karyawan aktual pada tahun 2022. Rincian perencanaan karyawan adalah 687 orang, namun
kenyataannya total keseluruhan karyawan adalah 728 orang.
c. Produksi Gula: Target produksi gula untuk tahun 2022 adalah sebesar 153.196,80 ton,
namun hasil produksi hanya mencapai 142.480,80 ton.
d. Kompensasi Karyawan: Kompensasi dan balas jasa yang diberikan kepada karyawan
melebihi batas Upah Minimum Regional (UMR) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2022,
yaitu sebesar Rp 4.280.214,51, dengan memberikan kompensasi sebesar Rp 4.500.000,-.
C. Dari kasus yang telah disediakan, berikut adalah identifikasi kondisi perusahaan berdasarkan
tindakan atau kejadian yang sebenarnya terjadi:
Produktivitas Karyawan: Penilaian produktivitas karyawan pada tahun 2022 sebesar
6,54% lebih rendah dari yang dianggarkan, yaitu 7,68%.
Ketenagaan Karyawan: Terdapat selisih antara perencanaan jumlah karyawan dan jumlah
karyawan aktual pada tahun 2022. Rincian perencanaan karyawan adalah 687 orang, namun
kenyataannya total keseluruhan karyawan adalah 728 orang.
Produksi Gula: Target produksi gula untuk tahun 2022 adalah sebesar 153.196,80 ton,
namun hasil produksi hanya mencapai 142.480,80 ton.
Kompensasi Karyawan: Kompensasi dan balas jasa yang diberikan kepada karyawan
melebihi batas Upah Minimum Regional (UMR) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2022,
yaitu sebesar Rp 4.280.214,51, dengan memberikan kompensasi sebesar Rp 4.500.000,-.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Perusahaan memberikan peralatan pengamanan
kepada karyawan seperti helm dan sepatu safety saat memasuki lokasi pabrik untuk
menghindari risiko kecelakaan kerja. Sosialisasi keselamatan kerja dilakukan melalui papan
dan banner.
Pemutusan Hubungan Kerja: Pemutusan hubungan kerja dilakukan ketika usia karyawan
telah melebihi usia kerja yang ditetapkan perusahaan, yaitu 56 tahun. Dalam program
pemutusan hubungan kerja, karyawan diberikan pelatihan masa persiapan pensiun.
D. Berdasarkan kondisi di atas, kita dapat membuat kriteria audit yang mencakup informasi
tentang data atau dokumen terkait dengan kondisi-kondisi tersebut. Kriteria audit mungkin
termasuk:
Produktivitas Karyawan: Data produktivitas karyawan tahun 2022, anggaran
produktivitas, evaluasi kinerja karyawan, dan rencana perbaikan produktivitas.
Ketenagaan Karyawan: Dokumen perencanaan tenaga kerja, laporan jumlah karyawan
aktual, kualifikasi SDM yang dibutuhkan untuk setiap posisi, dan strategi rekrutmen dan
seleksi karyawan.
Produksi Gula: Data produksi gula tahun 2022, target produksi, faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi, evaluasi kinerja unit produksi, dan rencana perbaikan produksi.
Kompensasi Karyawan: Data kompensasi dan balas jasa karyawan, batasan UMR Kota
Tangerang Selatan, kebijakan kompensasi perusahaan, dan komparasi dengan standar
industri.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Dokumen kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja,
laporan insiden kecelakaan kerja, efektivitas program keselamatan, dan tindak lanjut
terhadap rekomendasi keselamatan.
Pemutusan Hubungan Kerja: Kebijakan pemutusan hubungan kerja, data pemutusan
hubungan kerja yang telah dilakukan, program pelatihan pensiun, dan kepatuhan terhadap
regulasi ketenagakerjaan.
Dengan menggunakan kriteria audit ini, auditor dapat mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan untuk mengevaluasi kondisi perusahaan dan menyarankan langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan.
E. Berikut adalah potensi penyebab atau faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kondisi-
kondisi yang diidentifikasi sebelumnya:
Produktivitas Karyawan:
• Kurangnya pelatihan atau pengembangan karyawan untuk meningkatkan
keterampilan dan efisiensi kerja.
• Kurangnya motivasi atau dorongan dari manajemen untuk meningkatkan
produktivitas.
• Masalah kesejahteraan atau kepuasan kerja yang dapat memengaruhi kinerja
karyawan.
Ketenagaan Karyawan:
• Ketidakcocokan antara perencanaan kebutuhan tenaga kerja dengan realitas
operasional perusahaan.
• Tidak efektifnya proses rekrutmen dan seleksi dalam menemukan karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
• Kurangnya fleksibilitas dalam menyesuaikan jumlah karyawan dengan fluktuasi
permintaan atau kapasitas produksi.
• Produksi Gula:
• Masalah teknis atau peralatan yang menyebabkan gangguan dalam proses
produksi.
• Kurangnya pengawasan atau pengelolaan yang efektif dalam operasi produksi.
• Kurangnya perencanaan atau pengaturan yang memadai untuk mengantisipasi
potensi kendala produksi.
Kompensasi Karyawan:
• Kebijakan kompensasi yang tidak sejalan dengan kinerja atau kontribusi
karyawan.
• Kebijakan kompensasi yang tidak mempertimbangkan keseimbangan antara
keuangan perusahaan dan kebutuhan karyawan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
• Kurangnya kesadaran atau kepatuhan karyawan terhadap prosedur keselamatan.
• Kurangnya investasi dalam pelatihan keselamatan atau peralatan pelindung kerja.
• Kebijakan atau prosedur keselamatan yang tidak sesuai atau tidak diterapkan secara
konsisten.
Pemutusan Hubungan Kerja:
• Kurangnya pengelolaan kinerja atau pemantauan yang memadai yang mengakibatkan
karyawan tidak memenuhi harapan perusahaan.
• Ketidaksesuaian antara kebijakan pemutusan hubungan kerja dengan regulasi
ketenagakerjaan atau praktik yang adil.
• Kurangnya alternatif atau program penempatan karyawan yang mengalami pemutusan
hubungan kerja.
• Penyebab-penyebab ini bisa menjadi fokus utama dalam proses audit dan evaluasi, karena
memahami akar penyebab masalah akan membantu dalam merancang solusi yang tepat dan
efektif.
F. Berikut adalah beberapa dampak atau akibat yang mungkin timbul dari kondisi-kondisi yang
telah diidentifikasi sebelumnya:
Produktivitas Karyawan:
Penurunan produktivitas dapat mengakibatkan kinerja perusahaan yang kurang optimal,
berpotensi menurunkan pendapatan dan keuntungan.
Ketenagaan Karyawan:
Ketidakcocokan antara jumlah dan kualitas karyawan dengan kebutuhan perusahaan dapat
menghambat kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan operasional dan strategisnya.
Overstaffing atau understaffing dapat mengakibatkan biaya yang tidak efisien atau kinerja
yang kurang memuaskan.
Produksi Gula:
Produksi di bawah target dapat mengakibatkan penurunan pendapatan, kemungkinan
kehilangan pelanggan, atau ketidakmampuan memenuhi kewajiban kontrak.
Kompensasi Karyawan:
Memberikan kompensasi di atas UMR mungkin meningkatkan kepuasan dan retensi
karyawan, namun juga dapat memberikan tekanan pada keuangan perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja:
Kecelakaan kerja atau cedera yang terjadi karena kurangnya kesadaran atau perlengkapan
keselamatan dapat mengakibatkan kerugian finansial bagi perusahaan, serta memperkuat
budaya keselamatan di tempat kerja.
Pemutusan Hubungan Kerja:
Pemutusan hubungan kerja yang dijalankan secara adil dan terencana dapat mengurangi
konflik internal, memperkuat reputasi perusahaan sebagai pengusaha yang bertanggung
jawab, dan memberikan kesempatan bagi karyawan yang baru untuk bergabung.
Dampak-dampak ini adalah hasil dari kondisi-kondisi yang ada dan akan memengaruhi berbagai
aspek operasional, keuangan, dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk
mengidentifikasi dan memahami efek dari setiap kondisi dalam rangka mengambil tindakan
perbaikan yang tepat.