Makalah E-Learning Di Era Pandemi Covid 19
Makalah E-Learning Di Era Pandemi Covid 19
Makalah E-Learning Di Era Pandemi Covid 19
Disusun Oleh :
PUTRI ASTINA
UNIVERSITAS TERBUKA
PROVINSI LAMPUNG
i
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan “E-Learning
pada masa pandemic Covid-19” dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan
baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya
makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran
kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun
lingkungan masyarakat.
.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
BAB III PENUTUP ................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam keadaan seperti ini Indonesia sedang dilanda musibah Covid -19 atau
corona virus dan sangat berdampak pada aspek kehidupan. salah satu yang paling
berdampak adalah aspek Pendidikan, dengan adanya musibah Covid 19 ini
menyebabkan sekolah atau aktivitas Pendidikan diliburkan dan diganti dengan belajar
1
dirumah, hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kemdikbud No 4 Tahun 2020
Pembelajaran daring pada masa Pandemi ini
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus
(COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan
tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini
memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu
lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Virus Covid-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini
sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang
dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah
menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk
dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski
disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19
memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal
kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
2. Pembelajaran Online
Sebelum e-learning lahir, yang populer lebih dulu ialah
Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Assisted Learning
(CAL). Media yang digunakan berupa disket, PC (komputer pribadi) atau
komputer mainframe yang diakses melalui work station lokal. Awalnya,
konsep CAI dan CAL diarahkan untuk menggantikan peran guru. Namun,
hal itu tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan komputer diantaranya
3
komputer tidak mampu memberikan interaksi sosial yang maksimal,
sehingga kedua konsep itu dikombinasikan dengan guru.
Setelah komputer terhubung ke jaringan (dan kini bahkan
jaringan antar jaringan alias internet), istilahnya bergeser menjadi e-
learning. Di situlah terjadi perubahan paradigma dari teaching menjadi
learning. Dengan demikian, pemanfaatan e-Learning dipusatkan pada
kegiatan belajar, bukan mengajar.
E-learning bukan sekadar bermain dan berselancar di dunia maya,
klik sana-sini untuk pindah dari satu situs ke situs lain, men-download,
berlatih, mencerna, menjawab pertanyaan, menemukan, dan menyebabkan
dirinya berubah, menjadi lebih cerdas, menjadi dapat belajar lebih banyak
lagi.
Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut
pandangnya. Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada
yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet,
dll). Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai
sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-
learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media
internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-
learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik
komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo
(2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam
e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan
4
untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik
internet.
Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria
dasar yang ada dalam e-Learning, yaitu:
a. e-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki
secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan,
dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting
dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan
absolut.
b. e-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan
menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell
Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa
menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-
learning.
c. e-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas,
solusi pembelajaran yang menggungguli paradigma tradisional dalam
pelatihan.Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-Learning
adalah pemanfaatan teknologi internet. e-learning merupakan bentuk
pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui
teknologi internet. Oleh karena itu e-Learning dapat digunakan dalam
sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.
Dalam pendidikan konvensional fungsi e-Learning bukan untuk mengganti,
melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini
Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-Learning sebagai berikut:
a. e-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,
pendidikan, pelatihan secara on-line.
b. e-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai
belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap
buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
5
c. e-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di
dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan
content dan pengembangan teknologi pendidikan.
Putri dan Dewi (2020:55) menyatakan bahwa seiring perkembangan zaman,
seseorang dapat memperoleh informasi secara mudah melalui teknologi baru yang
terus berkembang. Pembelajaran daring dibutuhkan dalam pembelajaran di era revolusi
industri 4.0 (Pangondian, R. A,dkk. 2019;14).
Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta
didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik
secara online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat
mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat
mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui chat window.
Synchronous training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya
(virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui internet. Synchronous training
sering juga disebut sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016).
6
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah
suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber
belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-
sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun
canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan
pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh
lebihefektif dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan
dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software), serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-
sumber belajar online (Yaumi, 2018).
7
BAB III
PENUTUP
8
DAFTAR PUSTAKA
iv
Prawiradilaga, Salma, dkk. 2016. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN :
ELEARNING.Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Ratcliffe, Rebecca (2 Maret
2020). "First coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fearsnation is ill-prepared
for an outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 November
2020