Bab Ii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine)

Purse seine atau pukat cincin merupakan alat tangkap yang efektif untuk

menangkap ikan pelagis yang memiliki tingkah laku hidup berkelompok dalam

ukuran besar, baik di daerah perairan pantai maupun lepas pantai. Pukat cincin

adalah alat tangkap berbentuk empat persegi panjang, yang keseluruhan bagian

utamanya terbuat dari bahan jaring, di mana terbentuknya kantong terjadi pada

saat dioperasikan. Pengoperasian alat tangkap ini dengan cara melingkari

gerombolan ikan dengan jaring dan setelah ikan terkurung jaring kemudian

ditarik. Dalam operasinya posisi pelampung dan tali ris atas berada di

permukaan, sementara pemberat, cincin menggantung di bagian bawah jaring,

dan berada di dalam laut. Melalui cincin-cincin ini terpasang tali kolor (purse line)

yang bila ditarik menjadikan bagian bawah jaring menutup, sehingga bentuk

jaring secara keseluruhan menyerupai mangkuk besar (Sainsbury, 1986).

Rancang bangun dan konstruksi dari pukat cincin secara teknis mempengaruhi

kecepatan tenggelam badan jaring, kecepatan melingkarkan jaring serta

kecepatan penarikan tali kolor.

Penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine merupakan salah

satu metode penangkapan yang paling agresif. Hal ini ditunjukkan untuk

penangkapan gerombolan besar ikan pelagis (Sainsbury, 1986).

2.1.1 Sejarah

Purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan

pelagic yang membentuk gerombolan. Purse seine pertama kali dipergunakan

diperairan Rhode Island untuk menangkap ikan Menhaden (Brevoortia tyrannus).

Selanjutnya, purse seine dipatenkan atas nama Berent Velder dari Bergen di

Norwegia pada tanggal 12 maret 1859. Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan
5

di seluruh Pantai Atlantik dan Amerika Serikat. Kemudian pad tahun 1870

panjang purse seine diubah dari 65 fathom menjadi 250 fathom (1fathom=1,825

m). Dari bentuk inilah purse seine diperkenalkan ke negara-negara Scandinavia

pada tahun yang sama (Raharjo, 1978).

Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine

menghasilkan sebanyak 15,1% dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap

di Jepang. Dengan demikian, purse seine merupakan alat penangkap ikan yang

penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore)

(Nomura dan Yamasaki, 1975).

2.1.2 Deskripsi Alat Tangkap

Purse seine (pukat cincin) adalah alat tangkap yang sering disebut juga

jaring kolor, karena pada bagian bawah jaring dilengkapi dengan tali yang

berfungsi untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara

menarik tali kolor tersebut (Sadhori 1985).

Purse seine adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi

panjang, dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic

fish). Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan dalam

kelompok jaring lingkar (surrounding nets) (Martasuganda, 2004).

2.1.3 Kontruksi Alat Tangkap

Konstruksi purse seine menurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas :

1) Bagian jaring, terdiri atas jaring sayap, jaring badan, dan jaring kantong.

2) Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring.

3) Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali

pemberat, tali kolor, dan tali selambar.

4) Pelampung

5) Pemberat.

6) Cincin.
6

Pada garis besarnya jaring purse seine terdiri dari kantong (bag, bunt),

badan jaring, tepi jaring, pelampung (float,corck), tali pelampung (cork line, float

line), sayap (wing), pemberat (singker lead), tali penarik (purse line), tali cincin

(purs ring) dan selvage (Sudirman dan Mallawa, 2004)

2.1.4 Klasifikasi Alat Tangkap

Berdasarkan standar klasifikasi alat penangkap perikanan laut, purse

seine termasuk dalam klasifikasi pukat cincin. Brandt (1984), menyatakan bahwa

purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-

ikan pelagis di sekitar permukaan air. Purse seine dibuat dengan dinding jaring

yang panjang, dengan panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang

dari bagian atas. Dengan bentuk konstruksi jaring seperti ini, tidak ada kantong

yang berbentuk permanent pada jaring purse seine. Karakteristik jaring purse

seine terletak pada cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring.

Menurut Mudztahid (2003), Pada dasarnya purse seine dapat dibedakan

menjadi dua jenis yaitu : purse seine dengan kantong di bagian ujung jaring dan

purse dengan kantong dibagian tengah. Purse seine dengan kantong di ujung

jaring biasanya dioperasikan oleh nelayan kecil dengan alat tangkap yang relatif

kecil. Sedangkan purse seine dengan kantong di tenggah biasanya dioperasikan

oleh kapal-kapal modern yang relatif lebih besar. Purse seine berkembang

menjadi alat tangkap ikan pelagis yang bergerombol yang paling efektif,

sehingga dapat dijumpai berbagai macam purse seine, maka untuk

memudahkan memahami pukat cincin maka diklasifikasikan menurut :

1) Letak kantong (bunt) pada jaring utama

Berdasarkan Letak Kantong pada Jaring Utama yaitu :

a. Kantong terletak pada salah satu ujung jaring

b. Kantong terletak pada tenggah-tenggah jaring

2) Bentuk dasar jaring utama


7

Berdasarkan bentuk Jaring Utama purse seine yaitu :

a. bentuk segi empat

b. bentuk trapesium

c. bentuk lekuk

3) Ikan yang menjadi tujuan penangkapan

Berdasarkan jenis ikan yang akan ditangkap yaitu :

a. purse seine layang

b. purse seine tongkol

c. purse seine cakalang

d. purse seine tuna dan lain sebagainya

4) Jumlah kapal yang dipergunakan dalam operasi penangkapan

Berdasarkan jumlah kapal yang dipergunakan pada saat operasi

penangkapan purse seine dibagi yaitu :

a. purse seine dengan satu buah kapal

b. purseseine dengan dua buah kapal

2.1.5 Daerah Penangkapan Ikan

Untuk operasi penangkap yang bersifat komersial diperlukan

pengetahuan tentang daerah penangkap ikan. Letak dan keadaan daerah

penangkapan ikan akan mempengaruhi bentuk dan ukuran kapal serta alat

tangkapnya. Pengetahuan ini sangat berguna dalam menghadapi musim-musim

paceklik (Prasetyo, 1999).

Menurut Prasetyo (1999), yang perlu diketahui dari daerah penangkapan

ikan khususnya mengenai penyebaran ikan diantaranya adalah:

1) Dimana ikan berada pada suatu tempat tertentu atau sebaliknya.

2) Kapan ikan muncul pada suatu tempat tertentu.


8

3) Apa saja yang menyebabkan ikan berkumpul pada suatu daerah

penangkapan tertentu, bagaimana sifatnya, apakah ikan membentuk

kelompok atau menyebar .

4) Apakah keberadaan ikan di tempat tersebut bersifat tetap, sementara

ataukah hanya sekedar lalu saja.

5) Apa saja aktifitas ikan di tempat tersebut untuk mencari makan, memijah

membuat sarang ataukah ada berbagai sebab lainnya.

6) Apa dan bagaimana reaksi ikan tersebut terhadap berbagai tenaga atau

faktor alami yang ada di daerah penangkapan tersebut.

2.1.6 Pengoperasian Alat Tangkap

Pengoperasian purse seine dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan

sehingga membentuk sebuah dinding besar yang selanjutnya jaring akan ditarik

dari bagian bawah membentuk seperti sebuah kolam (Sainsbury, 1996). Untuk

memudahkan penarikan jaring hingga membentuk kantong, alat tangkap ini

mempunyai atau dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya “tali kolor”

atau “tali pengerut” (Subani dan Barus 1988).

Menurut Sudirman dan Mallawa (2004), Teknik pengeoperasian alat

tangkap purse seine menggunakan cahaya dapat dilakukan pada malam hari di

bulan gelap. Teknik operasinya adalah sebagai berikut:

1) Menyalakan lampu. Biasanya ada kapal / perahu khusus yang membawa

lampu. Jika hari mulai gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu

dinyalakan sambil melakukan labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam lampu

dinyalakan atau sudah banyak ikan yang bergerombol maka awak kapal yang

ada di perahu lampu tersebut akan memberikan kode kepada parahu jaring

bahwa operasi pelingkaran siap dilakukan. Bersamaan dengan itu, penarikan

jangkar perahu lampu dilakukan.


9

2) Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan dengan arah

hanyutnya jaring pada saat pelingkaran .

3) Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal akan lebih

rendah jika dibandingkan dengan mengejar gerombolan ikan, karena posisi

gerombolan ikan tetap berada di sekitar lampu.

4) Penarikan tali kolor. Setelah kedua tepi jaring bertemu maka dilakukan

penarikan tali kolor dengan maksud untuk mencegah ikan agar tidak lari

kearah bawah jaring.

5) Penarikan tubuh jaring, float line. Ini ditarik jika bagian bawah jaring telah

tertutup, dengan demikian semua pemberat telah berada diatas kapal. Tubuh

jaring dan float line diatur kembali di atas kapal seperti semula.

6) Pengambilan hasil tangkapan. Ikan-ikan yang terkumpul pada bagian

kantong atau yang berfungsi sebagai kantong segera diserok ke atas kapal.

2.1.7 Alat Bantu Penangkapan

Berhasil tidaknya upaya penangkapan ikan dilaut pada dasarnya

bagaimana menemukan daerah penangkapan (fishing ground), dan gerombolan

ikan, kemudian dilakukan operasi penangkapannya. Beberapa cara untuk

menemukan kawanan ikan ikan sebelum penangkapan dilakukan ialah

menggunakan alat bantu rumpon (fish agregating device), maupun cahaya

(lampu) ( Subani dan Barus, 1989).

Ada beberapa alasan mengapa ikan tertarik pada cahaya, antara lain

adalah penyesuaian intensitas cahaya dengan kemampuan mata ikan untuk

menerima cahaya. Maka kemampuan ikan untuk tertarik sesuatu sumber cahaya

cangat berbeda-beda. Ada ikan yang senang pada intensitas cahaya rendah,

tetapi ada pula ikan yang senang pada intensitas cahaya tinggi. Bahkan ada pula

ikan yang tertarik oleh cahaya mulai dari intensitas yang rendah sampai yang

tinggi (Sudirman dan Mallawa, 2004).


10

2.2 Kapal Perikanan

Pengoperasian alat tangkap purse seine dibutuhkan unit penangkapan

yaitu berupa kapal. Kapal ini berfungsi ketika pengoperasian yaitu untuk

melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Kapal yang digunakan yaitu kapal

purse seine yang biasanya kapal ini tebuat dari bahan kayu. Untuk ukuran kapal

ini cukup relatif tergantung dari skala penangkapan mulai dari yang ukurannya

kecil antara 10 sampai 30 GT dengan kekuatan mesin 20 HP, ukuran sedang

antara 30-50 GT dengan kekuatan mesin 120 HP, hingga ukuran besar 50-100

GT dengan kekuatan mesin 300-360 HP (Ayodhyoa,1981).

Ukuran kapal merupakan bobot kapal yang dinyatakan dalam gross

tonage (GT). Pengukuran gross tonage kapal dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus; GT=L x B x D x C x 0.353, dimana L= panjang kapal,

B=Lebar kapal, D= Dalam Kapal, C= konstanta yang besarnya 0.55 (Nomura dan

Yamasaki, 1975).

2.3 Kapal Purse Seine

Purse seine dapat dibedakan atas beberapa segi. Ada yang

membedakan ada tidaknya kantong, sehingga dikenal ada purse seine

berkantong dan tidak berkantong. Akan tetapi, ada juga yang membedakan

berdasarkan jumlah kapal yang dipergunakan sehingga dikenal one boat purse

seine dan two boat purse seine. Ada pula yang menggolongkan jenis ikan yang

menjadi ujuan penangkapan sehingga kita kenal tuna purse seine, sardin purse

seine, dan sebagainya. Berdasarkan tipenya kita kenal ada tipe Amerika dan tipe

Jepang.

Ayodhyoa (1981), menjelaskan perbandingan antara sistem one boat

system dengan two boat system sebagai berikut:

One Boat System


11

1) Dibandingkan dengan two boat system, cara operasi lebih mudah (tidak

terlalu compicated).

2) Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besa, dengan demikian area

operasi akan lebih luas.

3) Pengarh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai), dengan demikian jumlah

operasi akan lebih banyak.

4) Menarik jaring, mengangkat jaring, mengankat ikan dan lain-lain perkerjaan

di dek memungkinkan di mekanisir, dengan demikian kerja akan lebih

efisien.

5) Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar pada one

boat system dibandingkan two boat system.

Two Boat system

1) Teoritis waktu yang diperlukan untuk melingkari gerombolan ikan akan

menjadi sekitar seperdua dari waktu yang diperlukan oleh one boat system.

2) Sifat-sifat ikan, kondisi fishing ground ( angin, arus, gelombang, dan lain

sebagainya), kondisi saat operasi, dan sebagainya akan mempengaruhi

penentuan system yang akan di pakai

2.4 Kecepatan

Menurut Yanti et al. (2015), kecepatan adalah satuan atau turunan dari

satuan standar. Secara sederhana dapat disebut bahwa kecepatan diperoleh

dari pembagian antara satuan panjang (m/km/mil) dengan satuan waktu

(detik/jam). Biasaya di laut menggunakan satuan mil/jam (1 m/s = 1.944 knot)

sedangkan didarat menggunakan satuan km/jam.

Kecepatan atau velositas adalah suatu vektor dari besaran dan arah

gerakan. Nilai absolut scalar atau magnitude dari kecepatan disebut kelajuan

atau speed. Rumus kecepatan adalah:


12

V= s/t

Dimana : V = Kecepatan (m/s)

s = Jarak yang ditempuh (m)

t = waktu yang di tempuh (s)

Perubahan kecepatan tiap satuan waktu dikenal sebagai percepatan atau

akselerasi (Yanti et al., 2015).

Anda mungkin juga menyukai