Kelompok 1 (Rangkuman Modul 4 & 5)
Kelompok 1 (Rangkuman Modul 4 & 5)
Kelompok 1 (Rangkuman Modul 4 & 5)
Oleh:
Kelompok 1
Teguh Andriyanto (858182974)
Ahmad Fauzi (858182189)
Lailatul Hamidah (858175456)
Cordelya Hasudungan (858175051)
Lina Rochmatiningsih (858174121)
Divi Febrian Setya Hutama (858177166)
C. PERKEMBANGAN MORAL
Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar kata moral yang di
hubungkan dengan tingkah laku orang. tingka h laku yang bermoral
adalah tingkah laku yang sesuai dengan nilai - nilai tata cara/adat yang
terdapat dalam kelompok atau masyarakat. Nilai moral bukanlah
sesuatu yang diperoleh dari lahir melainkansesuatu yang di peroleh dari
luar.
1. Perkembangan moral menurut beberapa pakar
Usia sekolah dasar merupakan tahun-tahun imajinasi, keajaiban bagi
anak. Di usia ini anak mulai bergolak, mempunyai keinginan yang
sangat besar untuk menjelajah, mencoba, sampai akhirnya menemukan
sesuatu kegiatan yang cocok dengan dirinya.
a. Menurut piaget anak usia sekitar 5 tahun mempunyai konsep bahwa
benar atau salah masih dipahami dengan kaku. Anang menganggap
berbohong itu adalah perbuatan yang salah dan tidak baik tetapi pada
anak usia sekitar 11 tahun, yang proses berfikirnya sudah mulai
berkembang. Banyak bergaul dengan teman sebayanya dan adanya
pengaruh dari lingkungan, terkadang menganggap berbohong tidak
selalu buruk.
b. Menurut Kohlberg moralitas anak baik untuk tingkat pertama
perkembangan moral anak-anak. Pada tahap ini anak mengikuti semua
peraturan yang telah diberikan, dengan tujuan untuk mengambil hati
orang lain dan berharap dapat diterima dalam kelompok. Pada tingkat
kedua perkembangan moral anak, kohlberg menyebutnya dengan
moralitas konvensional atau moralitas dari aturan-aturan. Yang
dimaksud disini, anak menyesuaikan diri pada peraturan-peraturan yang
ada. Dalam kelompok dan disepakati bersama oleh kelompok tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi moral
a. Lingkungan rumah
b. Lingkungan sekolah
c. Teman sebaya dan aktivitasnya
d. Intelegensi dan jenis kelamin
D. PERKEMBANGAN AGAMA
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, arus informasi dapat
diterima begitu cepat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal tersebut dapat mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan anak,
sehingga dapat mengikis nilai-nilai keagamaan. Dalam
menyampaikan materi pembelajaran agama atau mata pembelajaran
yang lainnya, guru dituntut untuk kreatif melalui metode maupun
media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan dan
kondisi siswanya. Berikut ini adalah macam-macam metode yang
dapat digunakan dalam pembelajaran di SD.
1. Metode Bercerita
2. Metode bermain
3. Metode Karyawisata
4. Metode Demonstrasi
5. Metode Pemberian Tugas
6. Metode diskusi dan Tanya Jawab
Kesimpulan Modul 4:
Berdasarkan ulasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik perkembangan fisik, motorik, emosi, dan sosial anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti (a) keluarga, (b) gizi, (c )
tingkat sosial ekonomi, (d) emosional, (e) jenis kelamin, (f) kesehatan,
dan (g) suku bangsa.
2. Karakteristik perkembangan motorik terdiri motorik halus dan kasar.
3. Karakteristik juga dipengaruhi oleh perkembangan emosional,
lingkungan sosial, perkembangan intelektual, perkembangan bahasa,
perkembangan moral dan perkembangan agama
4. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran antara lain: (a)
metode bercerita, (b) metode bermain, (c ) metode karyawisata, (d)
metode demonstrasi, (e) metode pemberian tugas, (f) metode diskusi
dan tanya jawab
Modul 5 - Karakteristik Belajar Siswa Sekolah Dasar
A. Belajar Menemukan
B. Belajar Menyimak
Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar
menyimak siswa adalah sebagai berikut:
C. Belajar Meniru
D. Belajar Menghafal
E. Belajar Merangkai
F. Belajar Mengamalkan
G. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan
kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan
menggunakan permainan teka –teki atau tebak – tebakan, sehingga
anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan
informasi yang tersedia dan mencari jawabannya.
2. Belajar klarifikasi
4. Menghibur
H. Belajar Merespon
I. Belajar Mengorganisasikan
K. Berlatih
L. Belajar Menghayati
M. Belajar Mengamati
1. Motivasi Intrinsik
Anda sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang
tepat bagi kegiatan belajar siswa, karena dapat saja pemberian
motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi perkembangan
belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan beberapa bentuk
dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar
di sekolah.
1. Memberi nilai
2. Hadiah
3. Saingan/Kompetensi
4. Ego involvement
5. Memberi ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Hukuman
10. Minat
Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar
siswa dapat meningkat adalah melalui beberapa cara yang
dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno
menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi
siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar:
1. Konsistensi
Kesimpulan Modul 5: