Makalah Ekonomi Makro

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKONOMI MAKRO

“PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BAU BAU”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : V

MURLAN MUWAWI : I1D122045

ALON SAPUTRA : I1D122002

NUR AENI : I1D122005

JURUSAN AGROBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2024
I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan


ekonomi pada triwulan 1 tahun 2017 sebesar 5,01 % yang meningkat dibanding
capaian pada triwulan 1 tahun 2016 sedangkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang cukup konsisten,
bahkan pada tahun 2012 mencapai 11,65 persen. Namun pada tahun 2013 dan
2014 mengalami perlambatan dengan pertumbuhan 7,51 persen tahun 2013
dan 6,26 persen tahun 2014. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan mencapai
6,88 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2015 dicapai oleh
kategori Konstruksi sebesar 12,59 persen. Kategori ekonomi yang lain pun
seluruhnya tumbuh positif.

Pembangunan ekonomi terus dilakukan di setiap negara di dunia dengan


tujuan akhir untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan
ekonorni yang terus tumbuh walaupun fluktuatif di seluruh dunia tetapi yang
terpenting tetap terjadi pertumbuhan. Indonesia juga terus melakukan
pembangunan di segala bidang terutama infrastruktur untuk menghubungkan antar
wilayah di Indonesia agar terjadi percepatan dalam pembangunan dan
pertumbuhan di setiap wilayah yang ada di Indonesia.

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah salah satu daerah penerima Dana


perimbangan. Dana perimbangan merupakan bagian dari dana transfer dari pusat
ke daerah. Alokasi dana perimbangan di Provinsi Sulawesi Tenggara dalam kurun
waktu 2016-2020 cukuplah besar. Dari segi kontribusi, proporsi dana
perimbangan dari pusat ke kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara rata-rata
mencapai 60 persen dari total penerimaan daerah. Dengan penerimaan yang
sangat besar, peran pemerintah menjadi penting dalam membelanjakan sumber
penerimaan dalam upaya mendorong pertumbuhan output lokal daerah.

Keadaan ekonomi daerah yang berbeda-beda disebabkan oleh adanya


perbedaan sumber daya alam dan sumber daya manusia di setiap daerah.
Pemecahan masalah yang biasa dilakukan selama ini bersifat agregatif, yakni
dengan usaha memperbesar peran-peran sektor-sektor ekonomi di masing-masing
daerah. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sektor unggulan yang perlu
mendapat perhatian untuk terus dikembangkan (Tarigan, 2014).
B . Rumusan Masalah

1. Bagaimana tren PDRB Sulawesi Tenggara 5 tahun terakhir?


2. Bagaimana struktur sektoral PDRB Sulawesi Tenggara 5 tahun
terakhir?
3. Bagaimana struktur sektoral PDRB Kota Bau Bau 5 tahun terakhir?
4. Apa faktor yang mempengaruhi PDRB di Sulawesi Tenggara dan di
Kota Bau Bau?
III.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi ketergantungan variabel


dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas
atau bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata
populasi atau nilai ratarata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui (Gujarati,2007 : 37).

Secara umum, pertumbuhan ekonomi (PDRB) didefenisikan sebagai


peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi (PDRB) adalah salah satu indikator
yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang
terjadi pada suatu negara. Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan
dengan perkembangan ekonomi di Negara negara berkembang. Dengan perkataan
lain, dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ahli ekonomi bukan saja
tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga
kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor
pertanian yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi (PDRB)
dan masalah perataan pembagian pendapatan.

Daerah-daerah di Sulawesi Tenggara yang memiliki PDRB Per kapita


paling besar didominasi oleh daerah yang kaya sumber daya alam terutama pada
sektor galian dan pertambangan. Keberadaan sektor galian dan pertambangan
merupakan potensi besar dalam meningkatkan pendapatan daerah. Sementara
daerah yang minim akan sumber daya alam tentu saja akan mendapatkan
penerimaan dana transfer yang jauh lebih rendah dan hanya mengandalkan
kontribusi dari sektor lain selain sektor yang berbasis kepada sumber daya alam
terutama sektor pertambangan dalam menyelenggarakan pembangunan di daerah.

Oleh sebab itu, pemerintah pusat mengalokasikan anggaran lebih besar


dalammendorong pertumbuhan dan peningkatan pendapatan melalui dana
perimbangan. Peningkatan pendapatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
yang tinggi tanpa diikuti dengan distribusi pendapatan secara meratadapat
memperparah kemiskinan dan pengangguran (Todaro & Smith, 2012).

B. Analisisi PDRB sulawesi Tenggara dan Kota Bau Bau

Tahun PDRB Sulawesi Tenggara PDRB Kab/Kota % subtansi


2018 118.092.655,33 8.255.964,01 6,9 %
2029 129.260.128,71 9.037.831,28 6,9%
2020 130.184.074,75 9.075.847,22 6,9 %
2021 139.057.828,16 9.627.567,12 6,9%
2022 158.761.130,00 10.711.389,94 6,7%

C. PDRB atas harga konstan Kota Bau Bau

Lapangan usaha Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga


Konstan Menuurut Lapangan Usaha
(Juta Rupiah)
2019 2020 2021 2022 2023

Pertanian 5,77 4,83 3,15 6,,83 5,22


Pertambangan dan 5,86 -8,13 0,92 0,55 -3,43
penggalian
Indutri pengulahan 3,47 -2,53 0,98 3,96 -22,82
Pengadaan listrik dan gas 7,52 0,79 4,69 8,28 6,19
Pengadaan air, 4,49 3,92 2,71 -1,01 4,41
pengolahan sampah,
limbah
Kontruksi 7,69 -3,06 6,20 1,12 1,61
Perdagangan besar dan 7,93 -4,81 6,16 7,58 5,17
eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor
Transportasi dan 6,77 -4,18 1,30 7,36 1,94
pergudangan
Penyediaan akomodasi 5,02 -5,07 4,30 11,09 3,83
Informasi dan 7,05 9,82 5,41 9,98 7,58
komunikasi
Jasa keuangan dan 6,13 3,53 4,97 3,63 6,31
asuransi
Real estase 4,46 0,28 4,61 3,93 1,79
Jasa perusahaan 4,03 -4,45 2,58 8,37 7,65
Administrasi 5,31 2,41 -0,04 6,71 8,31
pemerintahan
Jasa pendidikan 6,94 3,60 3,72 5,23 5,40
Jasa kesehatan 7,81 9,26 6,64 4,96 1,38
Jasa lainnya 3,82 -5,42 2,73 5,14 11,05
Produk Domestik 6,59 -0,81 4,15 5,28 3,38
Regional Bruto

PDRB Sulawesi Tenggara tumbuh rata-rata tahunan sebesar 4,5% selama


5 tahun terakhir. Pertumbuhan ini didorong oleh sejumlah factor, antara lain harga
komoditas global, ekspansi sector pertambangan, dan pembangunan infrastruktur.
PDRB Sulawesi Tenggara didominasi oleh sector pertambangan dan penggalian
yang menyumbang 32,1 dari total PDRB pada tahun2023. Sector utama lainnya
adalah pertanian (22,3%), kontruksi (15,1%), dan perdangan 912,4%). Tantangan
utama yang dihadapi perokonomian sulawesi tenggara meliputi volatilitas harga
komoditas global, dampak pertambangan terhadap lingkungan, dan perlunya
diversifikasi perekonomian.

PDRB Kota Bau Bau tumbuh rata-rata tahunan sebesar 4,3% selama 5
tahun terakhir. Pertumbuhan ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk
pengembangan sector pariwisata, pembangunan infrastruktur baru, dan perluasan
manufaktur dan perdagangan. PDRB Kota Bau Bau didominasi oleh sektor jasa-
jasa yang menyumbang 52,18% dari total PDRB pada tahun 2023. Sektor-sektor,
utama lainnya adalah perdagangan (22,36%), kontruksi(12,06%) dan pertanian
(7,67%). Tantangan utama yang dihadapi perekonomian Kota Bau Bau meliputi
tingginya biaya transportasi, dan kurangnya tenaga kerja terampil.
IV.KESIMPULAN

Sulawesi Tenggara mengalami pertumbuhan PDRB yang tidak stabil


selama 5 tahun terakhir, dengan kenaikan ditahun 2019, 2021, 2023, dan
penurunan ditahun 2020. Sektor pertambangan dan penggalian, terutam nikel,
menjadipenyumbang utama, diikuti sektor pertanian, kuhutanan, dan perikanan.
Pertumbuhan terhambat oleh ketergantungan pada sektor pertambangan,
kesenjangan infrastruktur, dan dampak perubahan iklim.

Kota Bau Bau, mengalami pertumbuhan di tahun 2019 dan 2021, dan
mengalami penurunan ditahun 2020. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran
menjadi dominan, dengan peran kecil dari sektor pertanian. Tantangan utamanya
adalah ketergantungan pada pariwisata musiman, persaingan daerah, dan
keterbatasan infrastruktur.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, I. (2017). Effect Of Human Development Index Fund on Economic


Growth Through A Special Autonomy. Jurnal EkonomiPembangunan:
Kajian Masalah Ekonomi DanPembangunan, 18(1), 50.
Tarigan, R. (2014) Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Todaro MP, Smith SC. (2012). Economic Development. Edisi II. Boston (UK):
Pearson Education Inc.

Anda mungkin juga menyukai