Cek Plagiat Dio Prasetyo Hasil
Cek Plagiat Dio Prasetyo Hasil
Cek Plagiat Dio Prasetyo Hasil
SKRIPSI
OLEH :
DIO PRASETYO
NIM : C1A017023
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
(Todaro, 1999).
(industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang
dan (2) industri berkembang cepat. Jika transformasi kurang seimbang maka
dikuatirkan akan terjadi proses kemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia
dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses
1
struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran bertahap dari aktivitas sektor
pertumbuhan daerah, sebab daerah merupakan bagian internal dari suatu negara.
lebih meningkat
perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan maju
apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber
2
daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang
Salah satu bagian yang terpenting dari proses tersebut di atas adalah transformasi
(PDRB), dari sektor pertanian ke sektor manufaktur dan kemudian ke sektor jasa.
Indonesia negara yang luas terdiri dari pulau 34 provinsi, yang merupakan
3
bergerak menuju Negara industry. Perekonomian yang semakin maju dan
Indonesia pun turut mengalami perubahan struktur perekonomian itu sendiri, dan
pertumbuhan ekonomi Sumatra terus meningkat masih ada sebagian provinsi yang
pegunungan bukit barisan. Luas wilayah provinsi bengkulu mencapai lebih kurang
sebanyak 1.991.838 jiwa yang terdiri atas 1.014.918 jiwa penduduk laki-laki dan
bergantung pada potensi sumber daya alam dan factor produksi suatu Negara.
PDRB yang ada dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan ekonomi daerah
Berdasarkan data tabel 1.1 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu,
pada tabel berikut dapat dilihat Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan 2010 dari tahun 2015 sampai tahun 2019 di Pulau Sumatra,
dari 10 provinsi tersebut terus mengalami kenaikan, akan tetapi beberapa provinsi
4
Table 1.1 Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Di Pulau
Sumatra Tahun 2010-2019 (Persen)
PDRB
No Provinsi
2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 5,74 5,69 5,68 5,68 5,66
2 Sumatera Utara 22,48 22,67 22,87 22,98 23,13
3 Sumatera Barat 7,17 7,27 7,31 7,35 7,39
4 Riau 22,89 22,46 22,05 21,61 21,26
5 Jambi 6,37 6,38 6,4 6,4 6,4
6 Sumatera Selatan 12,99 13,04 13,2 13,38 13,53
7 Bengkulu 1,94 1,95 1,97 1,98 1,98
8 Lampung 10,17 10,25 10,39 10,45 10,53
9 Kep. Bangka Belitung 2,34 2,33 2,34 2,34 2,31
10 Kepulauan Riau 7,91 7,96 7,79 7,83 7,81
Total 100 100 100 100 100
Sumber: BPS, Provinsi Bengkulu
Pulau Sumatera. Terdapat 4 provinsi yang memiliki nilai rata-rata tinggi yaitu
Provinsi Riau dengan nilai tertinggi di tahun 2015 sebesar 22,89% sedangkan di
tahun 2019 menjadi urutan kedua sebesar 21,26%, Provinsi Sumateta Utara di
tahun 2015 sebesar 22,48% dan pada tahun 2019 menjadi yang tertinggi yaitu
sementara itu ditahun 2019 naik menjadi 13,53%, dan Provinsi Lampung ditahun
2015 menunjukan pada angka 10.17% namun pada tahun 2019 mengalami
kenaikan 10,48%. Sedangkan untuk provinsi dengan nilai kontribusi pdrb yang
terendah meliputi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 pada angka
2,34% sedangkan 2019 pada angka 2,31% dan Provinsi Bengkulu menjadi
provinsi yang memiliki nilai kontribusi pdrb yang terendah tahun 2015 sebesar
5
1,94% sedangkan 2019 naik menjadi 1,98%. Hal ini menjadi Bengkulu menjadi
tahun 2019 menunjukan peningkatan, hal ini terlihat dari kontribusi PDRB
provinsi bengkulu atas dasar harga konstan 2010. pada tabel 1.2 berikut
konstan2010.
serta meningkatnya kontribusi sektor sekunder, dan tersier sektor tersier. Didalam
domestik regional bruto (PDRB) terbesar. Kedua disusuli oleh sektor primer dan
6
Dilihat dari tabel 1.2 menunjukan adanya perkembangan yang terjadi
Bengkulu, diantaranya sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Pada 5
menunjukan PDRB di Provisi Bengkulu adalah tersier pada tahun 2015 nilai
PDRB sektor tersebut sebesar Rp. 21.226,64 miliar dengan kontribusi 55,78%,
tahun 2017 sebesar 22.616,89 kontribusi 56,43% sedangkan tahun 2019 menjadi
Rp. 26.987,57 dengan angka kontribusi 58,21 hal ini bisa dikatakan mengalami
penurunan pada tahun 2015 angka PDRB sektor ini yaitu Rp.12.657,37 miliar
dengan kontribusi 33,25% sedangkan pada tahun 2019 menjadi 14.267,77 dengan
kontribusi sebesar 30,77%, sementara itu PDRB sektor sekunder pada tahun 2015
sebesar Rp. 4.182,00 miliar dengan kontribusi 10,98% dan ditahun terakhir 2019
menjadi Rp. 5.106,57 dengan kontribusi 11,01% terjadi perubahan namun tidak
maka pemerintah memiliki peran yang penting. Oleh sebab itu, Pemerintah
7
untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah.
(Sadono Sukirno,2000).
tercermin dalam APBD dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu pengeluaran
rutin atau belanja aparatur daerah dan pengeluaran pembangunan atau belanja
pelayanan publik. Dari dua jenis pengeluaran tersebut, pengeluaran rutin atau
yang dilakukan oleh pemerintah untuk tiap daerah setiap tahunnya. Secara umum
8
pengeluaran pemerintah berdasarkan data APBD dari tahun 2010-2019
dalam bentuk realisasi belanja langsung dan realisasai belanja tidak langsung pada
tahun 2010 yaitu Rp 449.562.954 dan Rp. 521.635.607, tahun 2015 belanja
langsung dan belanja tidak langsung menjadi Rp. 1.231.570.330 dan Rp.
1.027.126.706 serta tahun terakhir 2019 menjadi Rp. 1.803.372.498 dan Rp.
tinggi pengeluaran pemerintah, akan semakin tinggi struktur ekonomi dari sektor
Pertanian ke sektor Industri dan sektor Jasa. Sebaliknya, jika semakin rendah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik
belanja tidak langsung, dan jumlah penduduk terhadap struktur ekonomi primer di
provinsi bengkulu ?
9
1.3 Tujuan Penelitian
belanja tidak langsung, dan jumlah penduduk terhadap struktur ekonomi primer di
provinsi bengkulu.
tahun 2010-2019.
dimana data panel merupakan gabungan antara data time series dan data cross
section. Dan variabel penelitian ini adalah Belanja langsung (X1), Belanja tidak
langsung (X2) dan jumlah penduduk (X1), dan Struktur Ekonomi Primer Provinsi
Bengkulu (Y).
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
income)
11
Pendeka ta n ya ng diguna ka n pa da penelitia n ini a da la h pendeka ta n l l l l l l l l l l l l l
perta nia n,kehuta na n,da n perika na n, perta mba nga n da n pengga lia n, industri
l l l l l l l l l l l l l
sa mpa h,limba h
l l l da n l da ur l ula ng, l konstruksi, perda ga nga n l l l besa r l da n l
diba gi menja di tiga ya itu Primer, skunder, da n tersier. ya ng terma suk sektor
l l l l l l l
Primer a da la h Perta nia n da n Perta mba nga n (Pengga lia n), penga da a n listrik da n
l l l l l l l l l l l l l l l
12
Menurut Kuznets, peruba ha n struktur ekonomi a ta u disebut juga l l l l l
peruba ha n struktur perekonomia n ya ng semula menga nda lka n sektor perta nia n
l l l l l l l l l l
perta nia n menuju sektor industri. Da ri sisi tena ga kerja a ka n menyeba bka n
l l l l l l l l l l
terja dinya perpinda ha n tena ga kerja da ri sektor perta nia n desa ke sektor industri
l l l l l l l l l l l
kota , sehingga menyeba bka n kontribusi perta nia n meningka t. Peruba ha n ini
l l l l l l l l l
ekonomi, ka rena sektor perta nia n lebih ma mpu menyera p tena ga kerja l l l l l l l l l
13
a nta ra la in ketersedia a n sumber da ya a la m, sumber da ya ma nusia , sa ra na da n
l l l l l l l l l l l l l l l l l l
perta nia n tra disiona l ke sektor industri seba ga i mesin uta ma pertumbuha n
l l l l l l l l l
da n insentif ya ng diberika n.
l l l
5. Kebera da a n sumber da ya a la m l l l l l l l
14
A da kecenderunga n ba hwa nega ra ya ng ka ya SDA menga la mi
l l l l l l l l l l l l l
industria lisa si, l l tida k l berha sil l mela kuka n l l diversifika si l ekonomi
mela lui bebera pa progra m serta kebija ka n ya ng suda h diteta pka n pemerinta h.
l l l l l l l l l l l l
kegia ta nnya . Pembela nja a n-pembela nja a n itu buka n sa ja untuk menja la nka n
l l l l l l l l l l l l l l l
perekonomia n. l
dila kuka n ya itu pengelua ra n ya ng meliputi konsumsi da n investa si”. Seda ngka n
l l l l l l l l l l
15
pengertia n Pengelua ra n Pemerinta h menurut Sukirno (2011) a da la h seba ga i
l l l l l l l l l
dila kuka n da la m sua tu periode tertentu terga ntung kepa da ba nya k fa ktor, seperti :
l l l l l l l l l l l
Da era h, bela nja da era h merupa ka n semua kewa jiba n da era h ya ng dia kui seba ga i
l l l l l l l l l l l l l l l l l
bersa ngkuta n. Ma rdia smo (2003) mendefinisika n bela nja da era h seba ga i semua
l l l l l l l l l l l l
da era h. Pengelua ra n a ta u bela nja pemerinta h da era h terdiri da ri dua jenis ya itu
l l l l l l l l l l l l l l
bela nja la ngsung da n bela nja tida k la ngsung (A li A kba r, 2011). Ha l tersebut
l l l l l l l l l l l l
berda sa rka n Permenda gri ya ng ba ru ya itu No. 59 Ta hun 2007 tenta ng Pedoma n
l l l l l l l l l l
dia ngga rka n terka it la ngsung denga n pela ksa na a n progra m. Ka ra kteristik bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l
denga n output ya ng diha silka n. Bela nja la ngsung juga merupa ka n pengelua ra n
l l l l l l l l l l l l
16
ya ng bersifa t mena mba h moda l ma sya ra ka t da la m bentuk pemba nguna n ba ik
l l l l l l l l l l l l l l
pemerintahan daerah.
17
b) Belanja Bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang
kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual dan jasa yang
bentuk uang, barang dan jasa kepada pemerintah daerah lainnya, maupun
dalam bentuk uang atau barang kepada masyarakat dengan tujuan untuk
f) Belanja Bagi Hasil, digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang
yang berlaku.
18
lainnya dalam rangka pemerataan atau peningkatan kemampuan keuangan
daerah.
dan produktivitas yang pada gilirannya akan tercapai sasaran dan tujuan setiap
bersangkutan.
pembangunan ekonomi yaitu tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Pada
investasi bear sebab pada tahap ini pemerintah harus menyedikan prasarana,
19
Pada tahap menengah pembangunan ekonomi investasi pemerintah tetaplah
dibutuhkan, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin
membesar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap menengah, oleh karena
peranan swasta yang semakin besar ini banyak menimbulkan kegagalan pasar dan
juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam
untuk layanan sosial seperti program kesejahteraan hari tua, program pendidikan,
Rostow dan Musgrave merupakan suatu pandangan yang muncul dari pengamatan
didasarkan oleh teori tertentu selain itu tidak jelas apakah tahapan pertumbuhan
ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap, ataukan beberapa tahap dapat terjadi
secara simultan.
Displacement Effec dimana teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa
yang semakin besar tersebut. Teori ini didasarkan bahwa masyarakat mempunyai
20
pajak yang dibutuhkan oeleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran
pemerintan
pemerintah semakin lama semakin meningkat. Tendensi ini oleh Wagner disebut
dengan hukum selalu meningkatnya peranan pemerintah. Inti teorinya yaitu makin
pandangannya pada suatu teori yang disebut organic theory of state yaitu teori
ekonomi karena menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga usahawan
21
atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
Menurut Malthus pada mulanya ketika rasio di antara faktor produksi lain
dengan penduduk/tenaga kerja adalah relatif tinggi yang berarti penduduk relatif
wilayah tertentu pada waktu tertentu dari pada waktu sebelumnya. Pertambahan
penduduk yang cepat menimbulkan masalah yang serius bagi kesejahteraan dan
bagi pembangunan, oleh karena itu besarnya jumlah penduduk jika tidak
penduduk dari tahun ketahun perlu dilaksanakan untuk penyediaan sarana dan
prasarana serta pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat
Ada dua pandangan atau teori yang berbeda mengenai pengaruh penduduk
pada pembangunan:
1. Teori Malthus
22
Malthus menjelaskan kecenderungan umum penduduk suatu negara untuk
tumbuh menurut deret ukur yaitu menjadi dua kali lipat setiap 30–40 tahun.
Sementara itu, pada waktu yang bersamaan, karena hasil yang menurun dari
tanah, persediaan pangan hanya tumbuh menurut deret hitung. Oleh karena
yang sangat cepat dan tinggi, maka pendapatan per kapita akan cendrung turun
menjadi sangat rendah, yang menyebabkan jumlah penduduk tidak pernah stabil,
Jhon Stuart Mill seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan
Jhon Stuart Mill berpendapat bahwa pada suatu manusia dapat mempengaruhi
Metode/Alat
No Nama Judul Penelitian Variabel Penelitian Kesimpulan Hasil Penelitian
Analisis
23
publik terhadap pendidikan pendekatan pendidikan, kesehatan, dan
transformasi 2. Pengeluaran regresi. Data infrastruktur berpengaruh
struktur ekonomi publik bidang sekunder dan positif terhadap transformasi
dan kesehatan teknik analisis struktur ekonomi kabupaten
pengembangan 3. Pengeluaran dengan analisis humbang hasundutan,
wilayah publik bidang Linier pengaruh publik di bidang
kabupaten infrastruktur berganda serta pendidikan, kesehatan, dan
humbang 4. Transformasi shift-share infrastruktur berpengaruh
hasundutan struktur positif terhadap
ekonomi pengembangan wilayah
5. Pengembanga kabupaten humbang
wilayah husundutan, dan transformasi
struktur perekonomian
berpengaruh positif terhadap
pengembangan wilayah
kabupaten humbang
husundutan.
2 Pramudya
(1)
Pengaruh sektor 1. Produktifitas Menggunakan Hasil menununjukan pada
kusuma, tersier terhadap Sektor tersier data sekunder KTI sektor tersier yang
Aisya fitri
(2)
pertumbuhan 2. Share tenaga dan dengan diwakilkan oleh produktifitas
Yuniashi ekonomi kawasan kerja sektor metode tenaga kerja dan share
barat dan timur tersier analisis regresi memiliki pengaruh yang
indonesia 3. Belanja data panel positif terhadap pertumbuhan
langsung ekonomi, belanja langsung
pemerintah pemerintah memberikan
4. Laju pengaruh yang positif
pertumbuhan terhadap pertumbuhan
penduduk ekonomi, dan laju
5. Pertumbuha pertumbuhan ekonomi
ekonomi memberikan pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan
24
ekonomi.
3 (1)
Prisilia Pengaruh belanja 1. Belanja Penelitian ini Hasil analisis menunjukan
Tampone, langsung dan langsung menggunakan variabel belanja langsung
(2)
Josep B.
belanja tidak 2. Belanja tidak data sekunder memiliki nilai negatif dan
Kalangi,
(3)
Hanly langsung terhadap langsung dan dengan tidak berpengaruh signifikan
Fendy pertumbuhan 3. Pertumbuhan metode terhadap pertumbuhan
Dj,Sewu
ekonomi di ekonomi analisis regresi ekonomi dan variabel belanja
kabupaten siau linier berganda tidak langsung memiliki nilai
tagulandangbiaro positif dan berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
dikabupaten tagulandang
biaro.
4 Jeclien
(1)
Pengaruh 1. Belanja Menggunakan Hasil analisis bahwa alokasi
elfiani pengeluaran langsung data sekunder, belanja langsung berpengaruh
sendow, pemerintah 2. Belanja Tidak dengan metode positif dan signifikan
Debby Ch. terhadap PDRB
(2)
langsung analisis liner terhadap PDRB kota manado,
Rotinhulu, kota manado 3. PDRB berganda sedangkan alokasi belanja
George
(3)
tahun 2005-2015 tidak langsung berpengaruh
M.v negatif dan tidak signifikan
Kawung terhadap PDRB kota manado.
25
tinggi terjadinya perubahan
struktur dari sektor pertanian
ke industri dan jasa. Maupun
sebaliknya.
menunjuka n a da nya l l l l
perbeda a n ta ja m a nta ra l l l l l l l
sektor industri da n ja sa . l l l
7 Nikola os l A Ca usa l
l l l 1. Pengelua ra n l l Da ta sekunder,
l l Ha sil menunjukka n ba hwa
l l l l
A ntonis
l Between 2. Pemba nguna n l l mengguna ka n l l ekonomi yuna ni berfokus l
A da moplou
l l Goverment ekonomi uji pa da teori wegner ya ng
l l l
Economic na siona l a ta s da sa r
l l l l l l
Greek Economic
26
dijela ska nl l hubunga n l a nta ra
l l l va ria ble
l l independent da n l depenendent
(Sutisno,2005)
Struktur Ekonomi
Belanja Tidak Langsung (X2) Primer
(X2)
2.4 Hipotesis
a) Diduga bela nja la ngsung berpenga ruh nega tif da n tida k signifika n
l l l l l l l l l
b) Diduga bela nja tida k la ngsung berpenga ruh nega tif da n signifika n
l l l l l l l l l
27
BA B III l
METODE PENELITIA N l
Jenis penelitia n ini a da la h Expla na tory resea rch, Expla na tory resea rch l l l l l l l l l l
beba s (Independent Va ria ble) terha da p va ria ble terika t (Dependent Va ria ble).
l l l l l l l l l l
ya itu Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung da n jumla h penduduk (X)
l l l l l l l l l l
ini ya itu da ta PDRB, Bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung da n Jumla h
l l l l l l l l l l l l
penduduk.
28
Defenisi opera siona l ya ng dima ksud berka ita n denga n penjela sa n tenta ng l l l l l l l l l l
2. Bela nja La ngsung (BL) a da la h merupa ka n bela nja ya ng dia ngga rka n terka it
l l l l l l l l l l l l l l l
pa da A PBD Provinsi Bengkulu periode ta hun 2010- 2019, va ria bel ini
l l l l l l
3. Bela nja Tida k La ngsung (BTL) a da la h merupa ka n bela nja ya ng dia ngga rka n
l l l l l l l l l l l l l l l
ya ng meliputi: bela nja pega wa i, bela nja bunga , bela nja subsidi, bela nja
l l l l l l l l l l l l
hiba h, ba ntua n sosia l, bela nja ba gi ha sil, ba ntua n keua nga n, da n bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l
2019, va ria bel ini mengguna ka n loga ritma na tura l da la m sa tua n persen.
l l l l l l l l l l l l
29
Ka b/Kota di Provinsi Bengkulu ta hun 2010-2019. Va ria bel ini mengguna ka n
l l l l l l l
a ta u seca ra berka la .
l l l l l l
Y= a + β1 BT + β2 BLT + β3 JP +e l
Ketera nga n: l l
a = Konsta nta
l l l
β = Koefisien Regresi
JP = LN Jumla h Penduduk l
30
3.4.2 Pemiliha n Model Estima si Da ta Pa nel l l l l l
pooled), fixed effect model (LSDV), da n ra ndom effect model (Guja ra ti, 2013). l l l l
itu a ka n dila kuka n estima si model denga n mengguna ka n Ordina ry Lea st Squa re
l l l l l l l l l l l
va ria bel sa ma untuk setia p obyek observa si. Ja di da pa t dika ta ka n, ba hwa ha sil
l l l l l l l l l l l l l l l
regresi ini dia ngga p berla ku untuk semua tempa t da n pa da semua wa ktu. l l l l l l l l l l
fixed effect ma ka perlu mengguna ka n teknik va ria bel dummy untuk mena ngka p l l l l l l l l
terda pa t va ria bel ga nggua n ya ng ma na nila inya berbeda a nta r individu. Model
l l l l l l l l l l l l l l
ra ndom effect ha mpir memilki kesa ma a n denga n model common effect teta pi
l l l l l l l
31
3.4.3 Uji Kesesua ia n Model l l
penelitia n ini, ma ka ha rus dila kuka n bebera pa pengujia n ya ng dila kuka n seba ga i
l l l l l l l l l l l l l l
berikut:
a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu a pa bila nila i da ri Proba bilita s < 0,05
l l l l l l l l l l l l l l l
Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s > 0,05 ma ka H0 diterima , a rtinya
l l l l l l l l l l l l
ya itu fixed effect model ma ka ha rus dila kuka n pengujia n la gi, ya itu Uji Ha usma n
l l l l l l l l l l l
32
Ha : Fixed effect model
l
a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu a pa bila nila i Proba bilita s < 0,05
l l l l l l l l l l l l l l
seba liknya , bila nila i Proba bilita s > 0,05 ma ka H0 diterima , a rtinya model ya ng
l l l l l l l l l l l l
ma ka kita ha rus mela kuka n pengujia n la gi denga n uji La gra nge Multiplier.
l l l l l l l l l l l
Seba liknya , jika model ya ng dipilih a da la h fixed effect ma ka uji La gra nge
l l l l l l l l l l l
tepa t diguna ka n. A da pun hipotesis uji la gra nge multiplier seba ga i berikut:
l l l l l l l l l
a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu a pa bila nila i da ri Proba bilita s < 0,05
l l l l l l l l l l l l l l l
Na mun jika nila i Proba bilita s > 0,05 ma ka H0 diterima , a rtinya model ya ng a ka n
l l l l l l l l l l l l l
regresi va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t, ma ka perlu dila kuka n pengujia n
l l l l l l l l l l l l l
33
1) Koefisien Determina si (R2) l
va ria si va ria bel terika t (Y) ya ng ma mpu dijela ska n oleh va ria bel beba s (X1, X2,
l l l l l l l l l l l l
ekonomi primer ma mpu dijela ska n seca ra keseluruha n oleh va ria bel bela nja l l l l l l l l l l
regresi ma mpu menjela ska n 100% va ria si pa da va ria bel terika t (Y). Seba liknya
l l l l l l l l l l l l
primer tida k ma mpu dijela ska n sa ma seka li oleh va ria bel bela nja la ngsung,
l l l l l l l l l l l l
va ria bel beba s (X1, X2, da n X3) seca ra keseluruha n a ta u seca ra simulta n
l l l l l l l l l l l l
terha da p va ria bel terika t (Y). Tingka t signifika nsi ya ng diguna ka n sebesa r 5% (α
l l l l l l l l l l l
H0 : β1 = β2 = β3 = 0
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 l
Fhitung denga n Ftabel, a ta u juga bisa denga n ca ra memba ndingka n nila i proba bilita s
l l l l l l l l l l l l l l
denga n nila i α. Jika Fhitung > Ftabel a ta u nila i Proba bilita s < 0,05, ma ka Ha diterima ,
l l l l l l l l l l l l l
a rtinya ba hwa terda pa t penga ruh seca ra simulta n da ri va ria bel beba s (X1, X2,
l l l l l l l l l l l l l l
Proba bilita s > 0,05, ma ka H0 diterima , a rtinya ba hwa tida k terda pa t penga ruh
l l l l l l l l l l l l l
34
seca ra simulta n da ri va ria bel beba s (X1, X2, da n X3) terha da p va ria bel terika t
l l l l l l l l l l l l l
(Y).
pa da ma sing-ma sing va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t. Dima na da la m uji t
l l l l l l l l l l l l l l l l
ini dima ksudka n untuk mengeta hui seja uh ma na penga ruh da ri sua tu va ria bel
l l l l l l l l l l l
beba s da la m menera ngka n va ria si va ria bel terika t seca ra individua l. A da pun
l l l l l l l l l l l l l l l
Hipotesis 1 :
H0 : β1 ≥ 0 (Bela nja la ngsung tida k berpenga ruh positif terha da p struktur
l l l l l l l
Ha : β1 < 0
l (Bela nja la ngsung berpenga ruh positif terha da p struktur
l l l l l l
Hipotesis 2 :
H0 : β2 < 0 (Bela nja tida k la ngsung berpenga ruh positif terha da p struktur
l l l l l l l
Ha : β2 ≥ 0
l (Bela nja tida k la ngsung tida k berpenga ruh positif terha da p
l l l l l l l l
Hipotesis 3 :
Ha : β3 > 0
l (Jumla h penduduk berpenga ruh Positif struktur
l l ekonomi
provinsi bengkulu)
35
Da la m menentuka n hipotesis ma na ya ng diterima da n ditola k, ma ka
l l l l l l l l l l l
proba bilita s denga n nila i signifika nsi (α = 0,05). Jika nila i Proba bilita s < 0,05,
l l l l l l l l l
ma ka Ha diterima , a rtinya terda pa t penga ruh seca ra pa rsia l a nta ra va ria bel beba s
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
terha da p va ria bel terika t (Y). Na mun a pa bila nila i Proba bilita s > 0,05, ma ka H0
l l l l l l l l l l l l l l
diterima , a rtinya tida k terda pa t penga ruh seca ra pa rsia l a nta ra va ria bel beba s
l l l l l l l l l l l l l l l l l
BA B IV l
va ria bel independen da n dependen, a na lisis da ta mela lui uji sta tistik, interpreta si
l l l l l l l l l l
ha sil da n pemba ha sa n hubunga n ka usa lita s a nta r va ria bel dependen terha da p
l l l l l l l l l l l l l l l
4.1.1 Deskripsi Da ta l l
ya kni da ta time series periode ta hun 2010-2019 seda ngka n da ta cross section
l l l l l l l l
36
a da la h 9 ka bupa ten da n 1 kota Provinsi Bengkulu ya kni ka bupa ten bengkulu
l l l l l l l l l l
da ta va ria bel independen (Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung, da n jumla h
l l l l l l l l l l l l l
penduduk).
Suma tera , tepa tnya terleta k di sebela h ba ra t pegununga n bukit ba risa n denga n
l l l l l l l l l l l l
Wila ya h provinsi Bengkulu mema nja ng disepa nja ng ga ris pa nta i ba ra t Suma tera
l l l l l l l l l l l l l
37
Ga mba r 4.1 Peta Provinsi Bengkulu l l l
Ga mba r 4.1 A pa bila ditinja u da ri sisi Geogra fis nya leta k provinsi
l l l l l l l l l l
keresidena n (ka bupa ten) da la m wila ya h Provinsi Suma tera Sela ta n sa mpa i
l l l l l l l l l l l l l
denga n 1968. Kemudia n pa da ta hun 1968 seja k 18 november sta tus Provinsi
l l l l l l l
Bengkulu ditingka tka n menja di provinsi ke-26 termuda lewa t UU No. 9 Ta hun l l l l l l
1967 denga n wila ya h tingka t II (Ka bupa ten) a da empa t ya kni meliputi sa tu kota
l l l l l l l l l l l l
38
ma dya ya itu Kota Bengkulu da n tiga ka bupa ten ya itu Ka bupa ten Bengkulu
l l l l l l l l l l l
Seca ra a dministra tif, wila ya h Bengkulu diba gi menja di da era h ka bupa ten
l l l l l l l l l l l l
da n da era h kota . Seiring denga n sema nga t otonomi da era h, sa a t ini Provinsi
l l l l l l l l l l l
Lebong, Bengkulu Uta ra , Seluma , Ka ur, Mukomuko, Lebong, Kepa hia ng, da n l l l l l l l
No Ka bupa ten/Kota
l l l Lua s (km2) l Persenta se(%) l
Bengkulu
1 1 186.10 5.95
Sela ta n l l
39
Berda sa rka n ta bel 4.1 dia ta s menunjuka n ba hwa ka bupa ten ya ng terlua s
l l l l l l l l l l l l l
bera da pa da ka bupa ten Bengkulu uta ra denga n lua s wila ya h menca pa i 4.324.60
l l l l l l l l l l l l l l
km2 da n kedua diikuti ka bupa ten muko-muko denga n lua s wila ya h 4.036.70 km2
l l l l l l l l
151.70 =km2.
2019, menca pa i 46,46 triliun rupia h da n ya ng, la ju pertumbuha nnya ta hun 2019
l l l l l l l l l
sebesa r 4,96 persen, sedikit lebih la mba t di ba nding ta hun sebelumnya 2018 ya itu
l l l l l l l
4,99%.
diba ndingka n sektor-sektor la in. Nila i nomina l PDRB Sektor Perta nia n a ta s da sa r
l l l l l l l l l l l
ha rga konsta n pa da ta hun 2010 menca pa i 9,34 teriliun rupia h seda ngka n 2019
l l l l l l l l l l l
40
Ecera n; Repa ra si Mobil da n Sepeda Motor denga n nila i nomina l sebesa r 7,50
l l l l l l l l l
Wa jib sebesa r 4,12 triliun. Sementa ra itu Sektor tra nsforma si da n komunika si
l l l l l l l l
41
Ta bel 4.2 PDRB Provinsi Bengkulu Menurut La pa nga n Usa ha A ta s Da sa r Ha rga Konsta n Ta hun 2010-2019
l l l l l l l l l l l l l l
PDRB
La pa nga n Usa ha l l l l l
da ur ula ng
l l
minum
Informa si da n komunika si l l l
1.113,97 1.212,00 1.301,90 1.411,20 1.520,00 1.878,03 2.018,28 2.169,50
Ja sa Keua nga n da n informa si
l l l l l l
785,12 1.000,80 1.113,70 1.219,10 1.294,00 1.400,38 1.397,11 1.393,66
Ja sa Esta t
l l l
1.176,83 1.291,80 1.408,60 1.517,80 1.613,60 1.890,94 1.964,35 2.045,69
Ja sa Perusa ha a n
l l l l l
574,9 632 682,9 738,8 785,7 953,23 1.003,27 1.053,76
A dministra si Pemerinta ha n, 2.339,79
2.511,80 2.664,70 2.882,50 3.066,20 3.511,46 3.929,76 4.123,34
l l l l
Ja sa pendidika n
l l l
1.713,09 1.829,70 1.946,50 2.079,20 2.259,00 2.678,72 2.774,17 2.882,25
Ja sa keseha ta n da n kegia ta n sosia l
l l l l l l l l
397,28 425,6 455,2 484,3 530,2 682,23 736,99 801,3
Ja sa La innya
l l l l
202,98 214,7 222,9 231,5 252 333,56 359,07 387,98
Tota l l
28.352,57 30.295,10 32.363,00 34.329,80 36.215,80 42.073,52 44.171,16 46.362,33
42
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu da la m a ngka 2011-201
l l l l
43
Berda sa rka n ta bel 4.2 dia ta s menunjuka n perekonomia n di provinsi bengkulu
l l l l l l l l
Ha l ini membuktika n terja dinya penuruna n pa da sektor primer seda ngka n sektor
l l l l l l l l l
a ngka 51,87% seda ngka n dita hun 2019 menja di 58,21% terja di penigka ta n cukup
l l l l l l l l l
besa r. l
PDRB a ka n sema kin mengecil, seda ngka n pa ngsa PDRB da ri sektor sekunder
l l l l l l l l
Seba ga ima na tela h di ura ika n pa da ta bel 4.3 diba wa h , terliha t ba hwa
l l l l l l l l l l l l l l l
terja di proses tra nsforma si ekonomi provinsi bengkulu, dima na kontribusi sektor
l l l l l
primer da ri ta hun ke ta hun terus menga la mi penuruna n, seba liknya sektor sekunder
l l l l l l l l
42
sumba nga nnya sema kin meningka t, da n
l l l l l l sektor tersier melesesa t cepa t da n l l l
bengkulu.
bengkulu menja di tiga sektor seba ga ima na pa da ta bel 4.3 terliha t ba hwa da la m l l l l l l l l l l l l l l
kurun wa ktu ta hun 2010 sa mpa i denga n ta hun 2019, sumba nga n sektor primer
l l l l l l l l
setia p ta hunnya sema kin menurun. Pa da ta hun 2010 sumba nga n sektor primer
l l l l l l l l l
terha da p tota l PDRB sebesa r 37,19%, hingga pa da ta hun 2019 sumba nga n sektor
l l l l l l l l l l
primer turun menja di 30,77 %. Seba liknya sumba nga n sektor sekunder setia p l l l l l l
ta hunnya menunjukka n tren positif (mena ik), pa da ta hun 2010 sebesa r 10,94 %,
l l l l l l l l
pa da ta hun 2010 sumba nga n sektor tertier sebesa r 51,87 % da n pa da ta hun 2019
l l l l l l l l l l
43
sumba nga n sektor tertier suda h menca pa i 58,21 %, da n setia p ta hun
l l l l l l l l
ya ng terdiri da ri bela nja pega wa i, bela nja ba ra ng da n ja sa serta bela nja moda l.
l l l l l l l l l l l l l l l l l
Bela nja la ngsung bia sa nya diguna ka n untuk memperba iki infra struktur a ta u
l l l l l l l l l l l l
Perkemba nga n proporsi bela nja la ngsung di Provinsi Bengkulu sela lu menga la mi
l l l l l l l l
Ta bel 4.4 Menunjukka n rea lisa si bela nja la ngsung pa ling tinggi diduduki
l l l l l l l l
oleh Kota Bengkulu sebesa r Rp. 595.725.882 . Sela njutnya bela nja la ngsung
l l l l l l l
diseba bka n penerima a n di Ka bupa ten Bengkulu Uta ra cukup berkemba ng pesa t
l l l l l l l l l l
44
Ta bel 4.4 Jumla h Bela nja la ngsung Ka bupa ten/kota di Provinsi Bengkulu
l l l l l l l l
Bengkulu
1 132.753.232 274.305.186 342.832.444 355.791.094 423.783.885
Sela ta n
l l
2 Reja ng Lebong
l 192.192.966 244.250.530 328.915.150 434.737.793 518.851.517
3 Bengkulu Uta ra l l 162.801.020 281.592.326 394.233.469 404.389.718 545.724.723
4 Ka ur
l 150.511.797 253.316.619 398.885.384 360.740.081 357.639.131
5 Seluma l 156.989.587 270.264.511 330.574.671 321.394.336 413.419.459
6 Muko Muko 163.698.826 344.281.278 363.856.436 505.748.911 456.956.074
7 Lebong 185.489.544 256.232.906 353.409.384 333.789.691 343.994.222
8 Kepa hia ng l l 221.566.110 238.728.453 366.107.752 314.297.984 324.915.792
9 Benteng 154.988.767 246.865.656 337.937.974 283.968.580 350.569.122
10 Kota Bengkulu l 211.088.614 313.801.962 466.085.276 604.664.453 595.725.882
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu (Da ta diola h) l l l
Sela njutnya bela nja la ngsung tertinggi a da la h ka bupa ten reja ng lebong
l l l l l l l l l l l
denga n jumla h Rp. 518.851.517, disusul diuruta n keempa t ka bupa ten muko-
l l l l l l
terja dinya perkemba nga n sektor perekonomia n ya ng dita nda i denga n meningka t
l l l l l l l l l l
4.1.5 Perkemba nga n Bela nja Tida k La ngsung Ka bupa ten/kota di Provinsi l l l l l l l l l
di ma nfa a tka n da la m ja ngka pa nja ng. Menurut pemenda gri 59 Ta hun 2007
l l l l l l l l l l l l
tenta ng Pedoma n Pengelola a n Keua nga n Da era h menga ta ka n ba hwa bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l
45
tida k la ngsung tida k terka it seca ra la ngsung denga n pela ksa na a n progra m da n
l l l l l l l l l l l l l l
kegia ta n. A ngga ra n bela nja tida k la ngsung memega ng pera na n penting untuk
l l l l l l l l l l l l
menunja ng kela nca ra n meka nisme sistem pemerinta h serta upa ya peningka ta n
l l l l l l l l l l l
pemba nguna n. Rea lisa si bela nja tida k la ngsung ka bupa ten/kota di provinsi
l l l l l l l l l l l
Bengkulu.
Ta bel 4.5 Jumla h Bela nja Tida k la ngsung Ka bupa ten/kota di Provinsi
l l l l l l l l l
Pa da ga mba r 4.3 menunjuka n ba hwa rea lisa si bela nja tida k la ngsung
l l l l l l l l l l l l l
terja dinya peningka ta n setia p ta hun. Ha l tersebut dira nca ng denga n guna utuk
l l l l l l l l l l l
menseja htera hka n ma sya ra ka t. Pa da ta hun 2010 – 2019 bela nja tida k la ngsung
l l l l l l l l l l l l l l
46
ka bupa ten/kota di provinsi bengkulu tertinggi bera da pa da bengkulu uta ra ya kni
l l l l l l l l l l
ketiga kota bengkulu Rp. 538.166.941 seda ngka ng bela nja tida k la ngsung ya ng
l l l l l l l l l
terenda h da ri ta hun 2010-2019 ya kni perta ma ka bupa ten lebong sebesa r Rp.
l l l l l l l l l
Ta hun 2010-2019 l
Ta bel 4.6 Jumla h Penduduk Ka bpa ten/Kota Provinsi Bengkulu Ta hun 2010-2019
l l l l l l
47
9 Benteng 98.687 104.179 107.791 111.318 114.695
10 Kota Bengkulu l 309.944 334.529 351.298 368.065 385.137
Provinsi Bengkulu 1.722.128 1.814.357 1.874.944 1.934.269 1.991.838
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu (Da ta diola h). l l l
sendiri terja di peningka ta n menja di 1.874.944 jiwa da n tera khir pa da ta hun 2019
l l l l l l l l l l
bengkulu ya ng semula 2010 seba nya k 309.944 jiwa menja di 385.137 jiwa pa da
l l l l l l l l l
ta hun 2019, kedua diduduki oleh ka bupa ten bengkulu uta ra pa da ta hun 2010
l l l l l l l l l
diduduki oleh ka bupa ten reja ng lebong di ta hun 2010 seba nya k 247.495 jiwa l l l l l l l
terenda h perta ma dita hun 2019 diduduki oleh ka bupa ten bengkulu tenga h
l l l l l l l
seba nya k 114.695 jiwa , kedua pa da ka bupa ten lebong 116.610 jiwa da n ya ng
l l l l l l l l l l l
ketiga diduduki oleh ka bupa ten ka ur 121.211 jiwa . Ha l tersebut terja di ka rena 3
l l l l l l l l l
provinsi bengkulu.
48
Pa da penelitia n ya ng berba sis a na lisis regresi da ta pa nel seperti pa da
l l l l l l l l l l l l
menga na lisis da ta pa nel, ya itu: common effect model, fixed effect model, da n
l l l l l l l
ra ndom effect model. Va ria bel ya ng diguna ka n da la m penelitia n ini juga terdiri
l l l l l l l l l l
da ri va ria bel independen bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h
l l l l l l l l l l l l
penduduk. Seda ngka n Va ria bel dependen teridri da ri tiga model ya itu sektor l l l l l l l
terlebih da hulu, ya itu Uji Chow, Uji Housma n da n Uji La gra nge Multiplier.
l l l l l l
Ho ditola k. Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re >
l l l l l l l l l
Ta bel 4.7 Uji Chow (Chow Test) denga n Redunda nt Fixed Effects Tests
l l l
49
Cross-section F 1715.204299 (9,87) 0.0000
Cross-section Chi-squa re l 518.422398 9 0.0000
Berda sa rka n ha sil uji chow pa da ta bel 4.7 diperoleh nila i Proba bilita s
l l l l l l l l l l
Ho ditola k. Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re >
l l l l l l l l l
Berda sa rka n ha sil uji ha usma n pa da ta bel 4.8 diperoleh nila i Proba bilita s
l l l l l l l l l l l l
50
Chi-squa re =0.8371 > 0,05 a rtinya Ha ditola k da n Ho diterima , sehingga model
l l l l l l l l
tepa t diguna ka n. A da pun hipotesis uji la gra nge multiplier seba ga i berikut:
l l l l l l l l l
Ho ditola k. Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re >
l l l l l l l l l
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
Berda sa rka n ha sil uji La gra nge Multiplier (LM) pa da ta bel 4.9 diperoleh
l l l l l l l l l
nila i Proba bilita s Cross-section a lpha sebesa r 0.0000, disini nila i Proba bilita s
l l l l l l l l l
effect model
51
4.2.2 Uji Sta tistik Da n A na lisis Model l l l l
regresi va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t, ma ka perlu dila kuka n pengujia n
l l l l l l l l l l l l l
sta tistik, meliputi uji simulta n a ta u uji F, uji pa rsia l a ta u uji t, da n uji koefisien
l l l l l l l l l
determina si (R2). l
1. Uji F
va ria bel beba s (Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk)
l l l l l l l l l l l l
BL
192.9870 0.000000
BTL
JP
Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l
Berda sa rka n ha sil regresi denga n model Ra ndom effect pa da ta bel 4.10
l l l l l l l l l
diperoleh nila i proba bilita s (F-Sta tistik) sebesa r 0.00 < 0,05, ya ng a rtinya da pa t
l l l l l l l l l l
disimpulka n ba hwa seca ra keseluruha n a ta u seca ra simulta n va ria bel bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l
la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk berpenga ruh seca ra
l l l l l l l l l l
Provinsi Bengkulu.
52
2. Uji t
pa da ma sing-ma sing va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t. Dima na da la m uji t
l l l l l l l l l l l l l l l l
ini dima ksudka n untuk mengeta hui seja uh ma na penga ruh da ri sua tu va ria bel
l l l l l l l l l l l
beba s (Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk) da la m
l l l l l l l l l l l l
menera ngka n va ria si va ria bel terika t (kontribusi sektor primer) seca ra individua l.
l l l l l l l l l l
regresi Ra ndom effect model diketa hui nila i proba bilita s da ri ma sing-ma sing
l l l l l l l l
1. Va ria bel bela nja l l l l la ngsung (BL) mempunya i nila i proba bilita s sebesa r
l l l l l l
tida k berpenga ruh nega tif da n signifika n terha da p kontribusi sektor primer di
l l l l l l l
2. Va ria bel bela nja tida k la ngsung (BTL) mempunya i nila i proba bilita s sebesa r
l l l l l l l l l l l
tida k la ngsung berpenga ruh nega tif da n signifika n terha da p kontribusi sektor
l l l l l l l l
53
penduduk berpenga ruh nega tif da n signifika n terha da p kontribusi sektor l l l l l l
va ria si va ria bel terika t (kontribusi sektor primer) ya ng ma mpu dijela ska n oleh
l l l l l l l l l
va ria bel beba s (bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk).
l l l l l l l l l l l l
sema kin ba ik da n seba liknya a pa bila sema kin mendeka ti nol a ka n sema kin tida k
l l l l l l l l l l l l l l
ba ik.
l
BL
BTL 0.857770 0.853325
JP
Berda sa rka n ha sil regresi denga n model Ra ndom Effect da ri Ta bel 4.12
l l l l l l l l
diperoleh nila i koefisien determina si ya ng di ga mba rka n mela lui R-squa red (R2)l l l l l l l l
Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu da pa t dijela ska n oleh va ria si va ria bel beba s
l l l l l l l l l l l l
da la m penelitia n ini ya itu bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h
l l l l l l l l l l l l l
penduduk seba nya k 85 persen seda ngka n sisa nya seba nya k 15 persen dijela ska n l l l l l l l l l l
Berda sa rka n ha sil uji chow, uji ha usma n da n uji La gra nge Multiplier ma ka
l l l l l l l l l l l
terpilihla h model terba ik ya itu Ra ndom effect model, Ra ndom effect model (Rem)
l l l l l
54
a da la h model ya ng menga sumsika n ba hwa da la m da ta pa nel terda pa t va ria bel
l l l l l l l l l l l l l l l l l
pengujia n bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk
l l l l l l l l l l
(Cross)
_BS_--C -5.352518
_RJ_--C -4.218016
_BU_--C 13.73749
_KA UR_--C l 8.686153
_SLUMA _--C l 11.79492
_MK_--C 4.920876
_LBG_--C -1.538678
_KPH_--C -0.551421
_BENTENG_--C -1.066114
_KTBKL_--C -26.41270
Berda sa rka n ta bel 4.13 mengena i ha sil perhitunga n regresi da ta pa nel denga n
l l l l l l l l l l l
55
Ketera nga n: l l
a = Konsta nta
l l l
β = Koefisien Regresi
JP = LN Jumla h Penduduk l
a. Nila i konsta nta (α) sebesa r 258.9034 a rtinya jika semua va ria bel independen
l l l l l l l l l l
(Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la nsung da n Jumla h penduduk) dia sumsika n
l l l l l l l l l l l
258.9034
b. Nila i koefisien va ria bel bela nja la ngsung sebesa r -0.504716, a rtinya setia p
l l l l l l l l l l
c. Nila i koefisien regresi va ria bel bela nja tida k la ngsung sebesa r -4,547677,
l l l l l l l l
a rtinya setia p terja di peningka ta n Bela nja tida k la ngsung sebesa r 1 persen
l l l l l l l l l l l
ma ka sebesa r 1 persen
l l l ma ka kontribusi sektor primer a ka n menga la mi
l l l l l l
d. Nila i koefisien regresi va ria bel Jumla h penduduk sebesa r -9.605262, a rtinya
l l l l l l l
56
Berda sa rka n ta bel 4.14 ha sil uji regresi da ta pa nel denga n model estima si
l l l l l l l l l l
ma sing-ma sing individu (Ka bupa ten/Kota ) da pa t dija ba rka n seba ga i berikut:
l l l l l l l l l l l l
pa nel denga n estima si ra ndom fixed effect pendeka ta n REM denga n penduga
l l l l l l l l
Genera lized Lea st Squa res (GLS), menga sumsika n ba hwa da la m da ta pa nel
l l l l l l l l l l l l
terda pa t va ria bel ga nggua n ya ng ma na nila inya berbeda a nta r individu, teta pi
l l l l l l l l l l l l l l l
interpeta sika n ba hwa nila i intersep da ri setia p wila ya h menunjukka n besa rnya
l l l l l l l l l l l l
ya ng la in.
l l
57
ya ng mempunya i nila i intersep dia ta s intersep ga bunga n ya itu Ka bupa ten
l l l l l l l l l l
mempunya i intersep diba wa h intersep ga bunga n ya itu ka bupa ten kepa hia ng,
l l l l l l l l l l
ka bupa ten ka ur sebesa r 11,25 persen da n nila i intersep terkecil kontribusi sektor
l l l l l l
primer a da la h kota bengkulu sebesa r -5,22 persen. Jika dia sumsika n tida k
l l l l l l l l l
ka ur da n kota bengkulu.
l l l
4.2 Pemba ha sa n l l l
4.2.1 Penga ruh Bela nja La ngsung Terha da p Kontribusi Sektor Primer Di
l l l l l l
nila i koefisien sebesa r -0.504716 da n proba bilita s va ria bel bela nja la ngsung
l l l l l l l l l l
sebesa r 0.3054, nila i proba bilita s tersebut lebih besa r da ri tingka t error ya ng
l l l l l l l l
ditola k ya ng a rtinya va ria bel bela nja la ngsung memiliki nila i nega tif da n tida k
l l l l l l l l l l l l l
bengkulu. Ha sil ini menunjuka n jika terja dinya peningkta n bela nja la ngsung l l l l l l l l l
0,50 persen.
58
Ha sil ini tida k seja la n denga n penelitia n ya ng dila kuka n oleh, Jeclien
l l l l l l l l l
menga ta ka n ba hwa va ria bel bela nja la ngsung berpenga ruh signifika n terha da p
l l l l l l l l l l l l l l
PDRB.
4.2.2 Penga ruh Bela nja Tida k La ngsung Terha da p Kontribusi Sektor l l l l l l l
nila i koefisien -4.547677 da n proba bilita s va ria bel bela nja tida k la ngsung a da la h
l l l l l l l l l l l l l
sebesa r 0.0000, nila i proba bilita s tersebut lebih kecil da ri tingka t error ya ng
l l l l l l l
ditola k ya ng a rtinya va ria bel pengelua ra n bela nja tida k la ngsung berpenga ruh
l l l l l l l l l l l l l
Ka bupa ten/kota di Provinsi Bengkulu. . Ha sil ini menunjuka n setia p terja dinya
l l l l l l l l
Muha mma d nur a lfia t ya ng berjudul “A na lisis penga ruh pengelua ra n pemerinta h
l l l l l l l l l l l
59
ba hwa pengelua ra n pemerinta h berpenga ruh signifika n terha da p peruba ha n
l l l l l l l l l l l
strukur. Ha l tersebut didukung oleh penda pa t ta mbuna n (2001), Sema kin besa rl l l l l l l
pengelua ra n pemerinta h, a ka n sema kin tinggi terja dinya peruba ha n struktur itu
l l l l l l l l l l
sendiri, seba liknya sema kin renda h pengelua ra n pemerinta h ma ka sema kin l l l l l l l l l l
renda h terja dinya peruba ha n struktur itu sendiri. Sela in itu teori A ldolf Wigner
l l l l l l l
teruta ma diseba bka n ka rena pemerinta h ha rus menga tur hubunga n ya ng timbul
l l l l l l l l l l l
da la m ma sya ra ka t.
l l l l l l
perta nia n tra disiona l bera lih ke sektor industri seba ga i mesin uta ma pertumbuha n
l l l l l l l l l l
sebesa r -9.605262 da n proba bilita s va ria bel Jumla h penduduk sebesa r 0.0111,
l l l l l l l l
nila i proba bilita s tersebut lebih besa r da ri tingka t error ya ng diguna ka n ya kni
l l l l l l l l l l
60
va ria bel jumla h penduduk berpenga ruh positif da n signifika n terha da p kontribusi
l l l l l l l l
pergesera n struktur ekonomi da la m sua tu nega ra , dia nta ra nya diseba bka n oleh
l l l l l l l l l l l l
ela stisita s perminta a n ya ng dia kiba tka n oleh peruba ha n penda pa ta n (income
l l l l l l l l l l l l l
terja dinya penuruna n kontribusi sektor primer ka rena pera liha n tenga kerja ke
l l l l l l l l l
sektor industry da n ja sa l l l
61
DA FTA R PUSTKA
l l l
A rdia nsya h. (2014). a na lisis sektor unggula n da n tra nsforma si struktur ekonomi
l l l l l l l l l
Sta tistik. l
Sta tistik. l
Sta tistik. l
Fa dilha , D. (2010). A na lisis Peruba ha n struktur ekonomi Suma tra uta ra . Tesis
l l l l l l l l l l
62
Idrus, I. (2017). Penga ruh pengelua ra n pemerinta h da n jumla h penduduk l l l l l l
Ira ma ya nti. (2017). Tra nsforma si struktur ekonomi ka bupa ten bone periode
l l l l l l l
ma ka sa r. l l l
terha da p pdrb kota ma na do. Jurna l Pemba ngua n Ekonomi da n Keua nga n
l l l l l l l l l l l
Da era h. l l
keua nga n, S. (2011). Sta tistik keua nga n provinsi bengkulu . Sta tistik keua nga n
l l l l l l l l
bengkulu.
keua nga n, S. (2015). Sta tistik keua nga n provinsi bengkulu . Sta tistik keua nga n
l l l l l l l l
bengkulu.
keua nga n, S. (2020). Sta tistik keua nga n provinsi bengkulu . Sta tistik keua nga n
l l l l l l l l
bengkulu.
Economic.
63
Uta ma , I. m. (2014). Tra nsforma si struktur ekonomi da n sektor unggula n
l l l l l l
dika bupa ten Bengka la is 2011-2016. Jurusa n ekonomi sya ria h Fa kulta s
l l l l l l l l l
64