Cek Plagiat Dio Prasetyo Hasil

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 67

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH,

DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP STRUKTUR


EKONOMI PROVINSI BENGKULU

SKRIPSI

OLEH :
DIO PRASETYO
NIM : C1A017023

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2022

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok

yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

transformasi ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat

agraris menjadi masyarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat

dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan

kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

(Todaro, 1999).

Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (1) menurunnya

pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder

(industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang

meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 1999).

Masalah yang sering diperdebatkan adalah: (1) apakah penurunan pangsa

pangan sebanding dengan penurunan pangsa penyerapan tenaga kerja sektoral,

dan (2) industri berkembang cepat. Jika transformasi kurang seimbang maka

dikuatirkan akan terjadi proses kemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia

pada sektor primer (Supriyati dan Sumedi, 2001).

Sejarah pertumbuhan ekonomi negara-negara maju menunjukkan

pentingnya pengaruh tingkat perkembangan struktural dan sektoral yang tinggi

dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses

1
struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran bertahap dari aktivitas sektor

pertanian ke sektor non pertanian..

Transformasi struktural sendiri merupakan proses pergeseran struktur

perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa, di

mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-

beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang berkembang

adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri. Transformasi

ekonomi dari tradisional menjadi modern secara umum dapat didefinisikan

sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi

penyerapan tenaga kerja, produksi, perdagangan, dan faktor-faktor lain yang

diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan perkapita (Chenery 1986).

Pertumbuhan ekonomi nasional mempunyai pengaruh atas stuktur

ekonomi daerah karena pertumbuhan nasional mempunyai pengaruh atas

pertumbuhan daerah, sebab daerah merupakan bagian internal dari suatu negara.

Indonesia 3 merupakan negara kesatuan, dimana rencana pembangunan meliputi

rencana nasional maupun rencana regional. Pembangunan ekonomi yang

berorientasi pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa yang

menyebabkan prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah menjadi

lebih meningkat

Struktur ekonomi daerah berdampak pada peningkatan sektor-sektor

perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan maju

apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber

2
daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang

mempunyai potensi besar guna tercapainya kemajuan pembangunan daerah.

Di dalam proses pembangunan ekonomi tersebut biasanya akan diikuti

dengan terjadinya perubahan struktur permintaan domestik, struktur produksi

serta struktur perdagangan international. Proses ini seringkali disebut dengan

proses alokasi, biasanya ditandai dengan adanya transformasi sosial ekonomi,

Salah satu bagian yang terpenting dari proses tersebut di atas adalah transformasi

struktur perekonomian, yang diidentifikasi oleh adanya perubahan komposisi

(PDRB), dari sektor pertanian ke sektor manufaktur dan kemudian ke sektor jasa.

Dengan demikian, transformasi struktur perekonomian selama pelaksanaan

pembangunan ekonomi memang tidak dapat dihindari karena pembangunan

ekonomi menghendaki adanya hal tersebut.

Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin maju Indonesia

dituntut untuk melakukan pembangunan disegala bidang, salah satunya

pembangunan infrastruktur dan pembangunan ekonomi. Di setiap daerah di

Indonesia melakukan tugasnya untuk membangun perekonomiannya salah

satunya cara pembangunan ekonomi dengan menggunakan otonomi daerah,

dimana setiap daerah berhak mengatur sistem perokonomian menurut potensi

yang dimiliki oleh daerah tersebut dan mengetahui setiap permasalahan

perekonomian salah satunya mengenai pengeluaran pemerintah atau mengenai

anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). (Hamzah Halim, 2010)

Indonesia negara yang luas terdiri dari pulau 34 provinsi, yang merupakan

Negara agraris yang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

3
bergerak menuju Negara industry. Perekonomian yang semakin maju dan

pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan perubahan struktur

perekonomian Indonesia. Pulau Sumatera sebagai pulau yang berada di barat

Indonesia pun turut mengalami perubahan struktur perekonomian itu sendiri, dan

pertumbuhan ekonomi Sumatra terus meningkat masih ada sebagian provinsi yang

masih mengalami keterlambatan pertumbuhan ekonomi.

Provinsi bengkulu merupakan provinsi yang terletak di sebelah barat

pegunungan bukit barisan. Luas wilayah provinsi bengkulu mencapai lebih kurang

1.991.933 hektar atau 19.919,33 kilometer persegi dengan jumlah penduduk

sebanyak 1.991.838 jiwa yang terdiri atas 1.014.918 jiwa penduduk laki-laki dan

976.920 jiwa penduduk perempuan ditahun 2019 (BPS). Provinsi bengkulu

memiliki peran penting dalam perekonomian nasional terutama dalam sector

pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Besar PDRB

bergantung pada potensi sumber daya alam dan factor produksi suatu Negara.

PDRB yang ada dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan ekonomi daerah

dalam rangka dalam peningkatan kesejahteraan. (Sakirno, 2006).

Berdasarkan data tabel 1.1 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu,

pada tabel berikut dapat dilihat Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga Konstan 2010 dari tahun 2015 sampai tahun 2019 di Pulau Sumatra,

dari 10 provinsi tersebut terus mengalami kenaikan, akan tetapi beberapa provinsi

ada yang mengalami penurunan namun secara rata-rata mengalami peningkatan.

4
Table 1.1 Kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Di Pulau
Sumatra Tahun 2010-2019 (Persen)
PDRB
No Provinsi
2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 5,74 5,69 5,68 5,68 5,66
2 Sumatera Utara 22,48 22,67 22,87 22,98 23,13
3 Sumatera Barat 7,17 7,27 7,31 7,35 7,39
4 Riau 22,89 22,46 22,05 21,61 21,26
5 Jambi 6,37 6,38 6,4 6,4 6,4
6 Sumatera Selatan 12,99 13,04 13,2 13,38 13,53
7 Bengkulu 1,94 1,95 1,97 1,98 1,98
8 Lampung 10,17 10,25 10,39 10,45 10,53
9 Kep. Bangka Belitung 2,34 2,33 2,34 2,34 2,31
10 Kepulauan Riau 7,91 7,96 7,79 7,83 7,81
Total 100 100 100 100 100
Sumber: BPS, Provinsi Bengkulu

Dari tabel 1.1 Menunjukkan tingkat kontribusi PDRB antar Provinsi di

Pulau Sumatera. Terdapat 4 provinsi yang memiliki nilai rata-rata tinggi yaitu

Provinsi Riau dengan nilai tertinggi di tahun 2015 sebesar 22,89% sedangkan di

tahun 2019 menjadi urutan kedua sebesar 21,26%, Provinsi Sumateta Utara di

tahun 2015 sebesar 22,48% dan pada tahun 2019 menjadi yang tertinggi yaitu

23,13%, diikuti Provinsi Sumatera Selatan ditahun 2015 sebesar 12,95%

sementara itu ditahun 2019 naik menjadi 13,53%, dan Provinsi Lampung ditahun

2015 menunjukan pada angka 10.17% namun pada tahun 2019 mengalami

kenaikan 10,48%. Sedangkan untuk provinsi dengan nilai kontribusi pdrb yang

terendah meliputi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 pada angka

2,34% sedangkan 2019 pada angka 2,31% dan Provinsi Bengkulu menjadi

provinsi yang memiliki nilai kontribusi pdrb yang terendah tahun 2015 sebesar

5
1,94% sedangkan 2019 naik menjadi 1,98%. Hal ini menjadi Bengkulu menjadi

provinsi yang memiliki kontribusi PDRB yang terendah di Sumatera.

Perkembangan berbagai sektor ekonomi selama tahun 2015 sampai dengan

tahun 2019 menunjukan peningkatan, hal ini terlihat dari kontribusi PDRB

provinsi bengkulu atas dasar harga konstan 2010. pada tabel 1.2 berikut

merupakan perkembangan sektor dan kontribusi berdasarkan PDRB atas harga

konstan2010.

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa di provinsi bengkulu terjadinya pergeseran

struktur perkonomian dengan menurunannya kontribusi pdrd dari sektor primer

serta meningkatnya kontribusi sektor sekunder, dan tersier sektor tersier. Didalam

pdrb provinsi bengkulu sektor tersier termasuk penyumbang pendapatan produk

domestik regional bruto (PDRB) terbesar. Kedua disusuli oleh sektor primer dan

terakhir sektor sekunder.

Tabel 1.2 Perkembangan Sektor-Sektor Dan Kontribusinya Berdasarkan


PDRB Harga Konstan 2010 Di Provinsi Bengkulu
PDRB (Miliar Rupiah) Kontribusi %
Tahun
Primer Sekunder Tersier Primer Sekunder Tersier
12.657,3
2015 7 4.182,00 21.226,64 33,25 10,98 55,78
13.024,4
2016 7 4.435,17 22.616,89 32,49 11,06 56,43
13.412,2
2017 4 4.645,42 23.015,42 31,87 11,40 54,70
13.832,9
2018 6 4.882,75 25.455,45 31,32 11,05 57,62
14.267,7
2019 7 5.106,57 26.987,57 30,77 11,01 58,21
sumber: BPS, Provinsi Bengkulu Dalam Angka, 2015-2019

6
Dilihat dari tabel 1.2 menunjukan adanya perkembangan yang terjadi

terhadap sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di provinsi

Bengkulu, diantaranya sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Pada 5

tahun terakhir memperlihatkan sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam

menunjukan PDRB di Provisi Bengkulu adalah tersier pada tahun 2015 nilai

PDRB sektor tersebut sebesar Rp. 21.226,64 miliar dengan kontribusi 55,78%,

tahun 2017 sebesar 22.616,89 kontribusi 56,43% sedangkan tahun 2019 menjadi

Rp. 26.987,57 dengan angka kontribusi 58,21 hal ini bisa dikatakan mengalami

peningkatan secara terus menerus dibandingkan dengan sektor primer mengalami

penurunan pada tahun 2015 angka PDRB sektor ini yaitu Rp.12.657,37 miliar

dengan kontribusi 33,25% sedangkan pada tahun 2019 menjadi 14.267,77 dengan

kontribusi sebesar 30,77%, sementara itu PDRB sektor sekunder pada tahun 2015

sebesar Rp. 4.182,00 miliar dengan kontribusi 10,98% dan ditahun terakhir 2019

menjadi Rp. 5.106,57 dengan kontribusi 11,01% terjadi perubahan namun tidak

terlalu jauh berubah. Untuk mendukung bergeraknya pembangunan ekonomi

maka pemerintah memiliki peran yang penting. Oleh sebab itu, Pemerintah

melakukan berbagai pengeluaran yang berhubungan dengan pembelanjaan dan

pembiayaan yang bertujuan membiayai kegiatan masyarakat di berbagai bidang.

Pengeluaran Pemerintah merupakan bagian dari kebijakan fiskal yaitu

suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara

menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya,

yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

7
untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah.

(Sadono Sukirno,2000).

Pengeluaran pemerintah daerah (provinsi maupun kabupaten/kota) yang

tercermin dalam APBD dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu pengeluaran

rutin atau belanja aparatur daerah dan pengeluaran pembangunan atau belanja

pelayanan publik. Dari dua jenis pengeluaran tersebut, pengeluaran rutin atau

belanja aparatur daerah merupakan jenis pengeluaran yang dominan dalam

pengeluaran pembangunan di sebagian besar di daerah baik di provinsi Bengkulu

maupun di sebagian besar daerah di Indonesia.

Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukan bahwa selama priode 2010-2019

pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah di Provinsi Bengkulu terus

mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

Tabel 1.3 Belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu Menurut Jenis Pengeluaran


(Ribu Rupiah) 2010-2019
Tahun BL BTL
2010 449.562.954 521.635.607
2011 515.176.929 494.038.124
2012 731.660.414 786.792.391
2013 931.694.776 795.311.582
2014 1.025.967.285 908.754.313
2015 1.231.570.330 1.027.126.706
2016 935.429.609 1.094.260.686
2017 1.366.961.042 1.500.252.285
2018 1.357.167.173 1.622.411.064
2019 1.803.372.498 1.826.498.600
Total 10.348.563.010 10.577.081.358
Sumber: BPS, Provinsi Bengkulu

Dari tabel 1.3 Menunjukkan adanya perbedaan dalam jumlah pengeluaran

yang dilakukan oleh pemerintah untuk tiap daerah setiap tahunnya. Secara umum

8
pengeluaran pemerintah berdasarkan data APBD dari tahun 2010-2019

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Secara umum, pengeluaran pemerintah

dalam bentuk realisasi belanja langsung dan realisasai belanja tidak langsung pada

tahun 2010 yaitu Rp 449.562.954 dan Rp. 521.635.607, tahun 2015 belanja

langsung dan belanja tidak langsung menjadi Rp. 1.231.570.330 dan Rp.

1.027.126.706 serta tahun terakhir 2019 menjadi Rp. 1.803.372.498 dan Rp.

1.826.498.600 Hal ini pula yang diduga mempengaruhi struktur ekonomi

diprovinsi bengkulu semakin besar pengeluaran yang dilakukan pemerintah maka

semakin cepat terjadinya pergeseran struktur tersebut .

Hal tersebut didasari oleh pendapat Tambunan (2001), Pengeluaran

pemerintah akan berpengaruh terhadap pergeseran struktur ekonomi. Semakin

tinggi pengeluaran pemerintah, akan semakin tinggi struktur ekonomi dari sektor

Pertanian ke sektor Industri dan sektor Jasa. Sebaliknya, jika semakin rendah

pengeluaran pemerintah, akan semakin rendah perubahan struktur ekonomi dari

sektor pertanian menuju sektor Industri dan sektor Jasa.

Maka dari itu berdasarkan uraian di atas peneliti memandang perlu

melakukan penelitian, yang berjudul “Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah,

Dan Jumlah Penduduk Terhadap Struktur Ekonomi Provinsi Bengkulu”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik

permasalahan yang akan diteliti yaitu bagaimana pengaruh belanja langsung,

belanja tidak langsung, dan jumlah penduduk terhadap struktur ekonomi primer di

provinsi bengkulu ?

9
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh belanja langsung,

belanja tidak langsung, dan jumlah penduduk terhadap struktur ekonomi primer di

provinsi bengkulu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil dari penulusian peneliti diharapkan dapat mengetahui apakah ada

pengaruh belanja langsung, belanja tidak langsung dan jumlah penduduk

yang terjadi terhadap struktur ekonomi primer di Provinsi Bengkulu dari

tahun 2010-2019.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan pengembangan

sumberdaya dalam pengelolaan pemerintah terkait.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Bengkulu dengan ruang lingkup

penelitian berupa identifikasi kabupatan/kota. Dalam model Regresi data panel

dimana data panel merupakan gabungan antara data time series dan data cross

section. Dan variabel penelitian ini adalah Belanja langsung (X1), Belanja tidak

langsung (X2) dan jumlah penduduk (X1), dan Struktur Ekonomi Primer Provinsi

Bengkulu (Y).

10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori

Untuk mendukung penelitian ini, maka perlu dikemukakan teori-teori yang

berkaitan dengan rumusan masalah dan ruang lingkup pembahasan sebagai

landasan dalam melaksanakan penelitian dengan menggunakan teori-teori yang

telah diuji kebenarannya

2.1.1 Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi da pa t dia rtika n seba ga i komposisi pera na n ma sing-ma sing


l l l l l l l l l l

sektor da la m perekonomia n ba ik menurut la pa nga n usa ha ma upun pemba gia n


l l l l l l l l l l l l

sectora l ke da la m sektor primer, sekunder, da n tersier. Sektor ekonomi seca ra


l l l l l l

sectora l da pa t diliha t menurut 3 dimensi pendeka ta n, ya itu (Za djuli, 1986)


l l l l l l l l

a . Pendeka ta n menurut a sa l a ta u sumber pendeka ta n (source of income)


l l l l l l l l l

b. Pendeka ta n menurut pengguna a m da ri penda pa ta n tersebut (disposa l of


l l l l l l l l l

income)

c. Pendeka ta n berda sa rka n dua sistemn perekonomia n ya ng berja la n


l l l l l l l l l l

berda mpinga n di da la m sua tu Ka wa sa n (dua l income system)


l l l l l l l l l

11
Pendeka ta n ya ng diguna ka n pa da penelitia n ini a da la h pendeka ta n l l l l l l l l l l l l l

sumber penda pa ta n (source of income) a ta u ya ng bia sa disebut pendeka ta n da ri l l l l l l l l l l l

sisi produksi. Pendeka ta n ini menghitung jumla h nila i (produk) ya ng l l l l l

diha sila ka n oleh unit-unit produksi a ta u la pa nga n usa ha . Perekonomia n


l l l l l l l l l l l

menurut la pa nga n usa ha a ta u sektor ekonomi terdiri a ta s 17 sektor, ya itu. l l l l l l l l l l

perta nia n,kehuta na n,da n perika na n, perta mba nga n da n pengga lia n, industri
l l l l l l l l l l l l l

pengola ha n, penga da a n listrik 9 da n ga s, penga da a n a ir, pengola a n


l l l l l l l l l l l l l

sa mpa h,limba h
l l l da n l da ur l ula ng, l konstruksi, perda ga nga n l l l besa r l da n l

ecera n:repa ra si mobil da n sepeda motor, tra nsporta si da n perguda nga n,


l l l l l l l l l l

penyedia a n a komoda si da n ma ka n minum, informa si da n komunika si, ja sa


l l l l l l l l l l l l

keua nga n l l da n l a sura nsi, l l rea l l esta t, l ja sa l l perusa ha a n, l l l a dministra si


l l

pemerinta ha n,perta ha na n da n ja mina n sosia l wa jib, ja sa Pendidika n, ja sa


l l l l l l l l l l l l l l l

keseha ta n da n kegia ta n socia l, ja sa la innya . Sektor-sektor Ekonomia da pa t


l l l l l l l l l l l l l

diba gi menja di tiga ya itu Primer, skunder, da n tersier. ya ng terma suk sektor
l l l l l l l

Primer a da la h Perta nia n da n Perta mba nga n (Pengga lia n), penga da a n listrik da n
l l l l l l l l l l l l l l l

ga s. Sekunder menca kup berba ga i kegia ta n ma nufa ktur, sektor tersier


l l l l l l l l

menca kup sektor ja sa . (Ta mbuna n, 2001).


l l l l l

Teori Peruba ha n Struktur Ekonomi l l

Teori peruba ha n struktura l menitikbera tka n pemba ha sa n pa da meka nisme l l l l l l l l l l l

tra nsforma si ekonomi ya ng dia la mi oleh Nega ra seda ng berkemba ng, ya ng


l l l l l l l l l l

semula lebih bersifa t subsisten da n menitikbera tka n pa da sektor perta nia n


l l l l l l l l l

menuju ke struktur perekonomia n ya ng lebih modern, da n sa nga t didomina si l l l l l l

oleh sektor industri da n ja sa (Toda ro, 1991). l l l l

12
Menurut Kuznets, peruba ha n struktur ekonomi a ta u disebut juga l l l l l

tra nsforma si struktura l, didefinisika n seba ga i sua tu ra ngka ia n peruba ha n ya ng


l l l l l l l l l l l l l

sa ling berka ita n sa tu sa ma la innya da la m komposisi da ri perminta a n a grega t,


l l l l l l l l l l l l l l l

perda ga nga n lua r negeri (ekspor da n impor), pena wa ra n a grega t (produksi da n


l l l l l l l l l l l

pengguna a n l l fa ktor-fa ktor l l produksi) ya ng l diseba bka n l l a da nya l l l proses

pemba nguna n da n pertumbuha n ekonomi berkela njuta n (Toda ro, 2000).


l l l l l l l

Peruba ha n struktur ekonomi a ta u disebut juga tra nforma si structura l l l l l l l l l

seba ga i sua tu ra ngka ia n peruba ha n ya ng sa ling 12 berka ita n sa tu sa ma la inya .


l l l l l l l l l l l l l l l l l

Perekonomia n pa da sua tu da era h da la m ja ngka pa nja ng a ka n menga la mi l l l l l l l l l l l l l l l l

peruba ha n struktur perekonomia n ya ng semula menga nda lka n sektor perta nia n
l l l l l l l l l l

a ka n menuju ke sektor industri da n ja sa . Kuznet da la m (Jhinga n, 1993)


l l l l l l l l

Perekonomia n sua tu da era h da la m ja ngka pa nja ng a ka n terja di l l l l l l l l l l l l l

peruba ha n struktur perekonomia n dima na semula menga nda lka n sektor


l l l l l l l l l

perta nia n menuju sektor industri. Da ri sisi tena ga kerja a ka n menyeba bka n
l l l l l l l l l l

terja dinya perpinda ha n tena ga kerja da ri sektor perta nia n desa ke sektor industri
l l l l l l l l l l l

kota , sehingga menyeba bka n kontribusi perta nia n meningka t. Peruba ha n ini
l l l l l l l l l

tentu a ka n mempenga ruhi tingka t penda pa ta n a nta r penduduk da n a nta r sektor


l l l l l l l l l l l l

ekonomi, ka rena sektor perta nia n lebih ma mpu menyera p tena ga kerja l l l l l l l l l

diba nding sektor industri, a kiba tnya a ka n terja di perpinda ha n a loka si


l l l l l l l l l l l

penda pa ta n da n tena ga kerja da ri sektor ya ng produktifita snya tinggi ya ng pa da


l l l l l l l l l l l l l l

a khirnya a ka n menga kiba tka n terja dinya kesenja nga n penda pa ta n da la m


l l l l l l l l l l l l l l l l

ma sya ra ka t. Fa ktor penyeba b terja dinya peruba ha n struktur perekonomia n


l l l l l l l l l l l

13
a nta ra la in ketersedia a n sumber da ya a la m, sumber da ya ma nusia , sa ra na da n
l l l l l l l l l l l l l l l l l l

pra sa ra na serta moda l da n investa si ya ng ma suk ke sua tu da era h


l l l l l l l l l l l l l

Teori Chenery memfokuska n pa da peruba ha n struktur da la m ta ha pa n l l l l l l l l l l

proses peruba ha n ekonomi di sua tu nega ra ya ng menga la mi tra nsforma si da ri l l l l l l l l l l l

perta nia n tra disiona l ke sektor industri seba ga i mesin uta ma pertumbuha n
l l l l l l l l l

ekonomi. Fa ktor-fa ktor penyeba b tra nsisi ekonomi a nta ra la in: l l l l l l l l

1. Kondisi da n Struktur a wa l ekonomi da la m negeri l l l l l

Sua tu nega ra ya ng pa da a wa l pemba nguna n ekonomi suda h memiliki


l l l l l l l l l l l

industri-industri da sa r ya ng rela tif kua t a ka n menga la mi proses l l l l l l l l l

industria lisa si ya ng lebih pesa t. l l l l

2. Besa rnya pa sa r da la m negeri l l l l l l

Pa sa r da la m negeri ya ng besa r merupa ka n sa la h sa tu fa ktor insentif ba gi


l l l l l l l l l l l l l

pertumbuha n kegia ta n ekonomi, terma suk industri, ka rena menja min l l l l l l l

a da nya ska la ekonomis da n efisiensi da la m proses produksi.


l l l l l l l l

3. Pola distribusi penda pa ta n l l l l

Merupa ka n fa ktor pendukung da ri fa ktor pa sa r. Tingka t penda pa ta n l l l l l l l l l l l

tida kla h bera rti ba gi pertumbuha n industri-industri bila distribusinya


l l l l l l l

sa nga t pinca ng.


l l l

4. Ka ra kteristik Industria lisa si


l l l l

Menca kup ca ra pela ksa na a n a ta u stra tegi pemba nguna n industri ya ng


l l l l l l l l l l l l l

ditera pka n, jenis industri ya ng diunggulka n, pola pemba nguna n industri,


l l l l l l l

da n insentif ya ng diberika n.
l l l

5. Kebera da a n sumber da ya a la m l l l l l l l

14
A da kecenderunga n ba hwa nega ra ya ng ka ya SDA menga la mi
l l l l l l l l l l l l l

pertumbuha n ekonomi ya ng lebih renda h, terla mba t mela kuka n l l l l l l l

industria lisa si, l l tida k l berha sil l mela kuka n l l diversifika si l ekonomi

(peruba ha n struktur) da ripa da nega ra ya ng miskin SDA . l l l l l l l l l

6. Kebija ka n perda ga nga n lua r negeri l l l l l l

Nega ra ya ng menera pka n kebija ka n ekonomi tertutup (inwa rd looking


l l l l l l l l

policy), pola ha sil industria lisa sinya a ka n berkemba ng tida k efisien l l l l l l l l l

diba ndingka n nega ra -nega ra ya ng menera pka n outwa rd looking policy


l l l l l l l l l l

2.1.2 Pengelua ra n Pemerinta h l l l

Pengelua ra n pemerinta h merupa ka n sua tu tinda ka n pemerinta h untuk l l l l l l l l l

menga tur ja la nnya seluruh perekonomia n denga n ca ra menentuka n besa rnya


l l l l l l l l l l l

pengelua ra n pemerinta h setia p ta hunnya , ya ng tercermin da la m dokumen


l l l l l l l l l

A ngga ra n Penda pa ta n Bela nja Nega ra (A PBN) untuk na siona l da n A ngga ra n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

Penda pa ta n Bela nja Da era h (A PBD) untuk da era h da la m berba ga i sektor ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l

mempunya i tujua n untuk memba ngun nega ra da n menseja htera ka n ma sya ra ka t


l l l l l l l l l l l l l

mela lui bebera pa progra m serta kebija ka n ya ng suda h diteta pka n pemerinta h.
l l l l l l l l l l l l

Pemerinta h mela kuka n ba nya k pengelua ra n (bela nja ) untuk membia ya i


l l l l l l l l l l l

kegia ta nnya . Pembela nja a n-pembela nja a n itu buka n sa ja untuk menja la nka n
l l l l l l l l l l l l l l l

roda pemerinta ha n seha ri-ha ri a ka n teta pi juga untuk membia ya i kegia ta n


l l l l l l l l l l l l l

perekonomia n. l

Pengertia n Pengelua ra n Pemerinta h menurut Sukirno (2011) a da la h l l l l l l l

seba ga i berikut: “Pengelua ra n pemerinta h a da la h keseluruha n pengelua ra n ya ng


l l l l l l l l l l l l

dila kuka n ya itu pengelua ra n ya ng meliputi konsumsi da n investa si”. Seda ngka n
l l l l l l l l l l

15
pengertia n Pengelua ra n Pemerinta h menurut Sukirno (2011) a da la h seba ga i
l l l l l l l l l

berikut: “Pengelua ra n (Perbela nja a n) pemerinta h a da la h perbela nja a n pemerinta h l l l l l l l l l l l l l

ke a ta s ba ra ng-ba ra ng moda l, ba ra ng konsumsi da n ke a ta s ja sa -ja sa ”


l l l l l l l l l l l l l l l l

Menurut Sukirno (2003), jumla h pengelua ra n pemerinta h ya ng a ka n l l l l l l l

dila kuka n da la m sua tu periode tertentu terga ntung kepa da ba nya k fa ktor, seperti :
l l l l l l l l l l l

1. Proyeksi jumla h pa ja k ya ng diterima l l l l l

2. Tujua n-tujua n ekonomi ya ng ingin dica pa i l l l l l

3. Pertimba nga n politik da n kea ma na n. l l l l l l

Menurut Unda ng-Unda ng Nomor 32 Ta hun 2004 tenta ng Pemerinta h l l l l l

Da era h, bela nja da era h merupa ka n semua kewa jiba n da era h ya ng dia kui seba ga i
l l l l l l l l l l l l l l l l l

pengura ng nila i keka ya a n bersih da la m periode ta hun a ngga ra n ya ng


l l l l l l l l l l l l

bersa ngkuta n. Ma rdia smo (2003) mendefinisika n bela nja da era h seba ga i semua
l l l l l l l l l l l l

pengelua ra n da era h da la m periode ta hun a ngga ra n tertentu ya ng menja di beba n


l l l l l l l l l l l l l

da era h. Pengelua ra n a ta u bela nja pemerinta h da era h terdiri da ri dua jenis ya itu
l l l l l l l l l l l l l l

bela nja la ngsung da n bela nja tida k la ngsung (A li A kba r, 2011). Ha l tersebut
l l l l l l l l l l l l

berda sa rka n Permenda gri ya ng ba ru ya itu No. 59 Ta hun 2007 tenta ng Pedoma n
l l l l l l l l l l

Pengelola a n Keua nga n Da era h. l l l l l l

2.1.2.1 Bela nja La ngsung l l l

Pengelua ra n pemerinta h juga da pa t diliha t da ri bela nja la ngsung. Bela nja l l l l l l l l l l l l l

la ngsung menurut Ba da n Pusa t Sta tistik (BPS) a da la h ba gia n bela nja ya ng


l l l l l l l l l l l l l

dia ngga rka n terka it la ngsung denga n pela ksa na a n progra m. Ka ra kteristik bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l

la ngsung a da la h input a ta u a loka si bela nja ya ng diukur da n diperba ndingka n


l l l l l l l l l l l l l l

denga n output ya ng diha silka n. Bela nja la ngsung juga merupa ka n pengelua ra n
l l l l l l l l l l l l

16
ya ng bersifa t mena mba h moda l ma sya ra ka t da la m bentuk pemba nguna n ba ik
l l l l l l l l l l l l l l

fisik da n non fisik.


l

Bela nja la ngsung ini bertujua n untuk memperoleh ma nfa a t da la m ja ngka


l l l l l l l l l l l

pendek. Jenis bela nja la ngsung meliputi : (Ma hmudi, 2010)


l l l l

a) Belanja Pegawai, digunakan untuk pengeluaran honorarium atau upah

dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

b) Belanja Barang dan Jasa, digunakan untuk pengeluaran dalam bentuk

pembelian atau pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 1

tahun dan pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan

pemerintahan daerah.

c) Belanja Modal, digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam

rangka pembelian atau pembangunan aset tetap berwujud yang

mempunyai nilai manfaat lebih dari 1 tahun untuk digunakan dalam

kegiatan pemerintahan, seperti tanah, mesin, bangunan, jalan, irigasi, dan

aset tetap lainnya.

2.1.2.2 Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung menurut Badan Pusat Statistik merupakan belanja

yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program atau

kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung terdiri dari sebagai berikut :

a) Belanja Pegawai, merupakan belanja kompensasi yang diberikan dalam

bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan

kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

17
b) Belanja Bunga, digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang

yang dihitung atas kewajiban pokok utang, sesuai dengan perjanjian

pinjaman berjangka yang terdiri dari jangka pendek, jangka menengah,

dan jangka panjang.

c) Belanja Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi

kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual dan jasa yang

dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat luas.

d) Belanja Hibah, digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam

bentuk uang, barang dan jasa kepada pemerintah daerah lainnya, maupun

kelompok masyarakat serta perorangan yang secara spesifik telah memiliki

peruntukan yang jelas.

e) Bantuan Sosial, digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan

dalam bentuk uang atau barang kepada masyarakat dengan tujuan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

f) Belanja Bagi Hasil, digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang

bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau

pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan

pemerintah daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku.

g) Bantuan Keuangan, digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan

yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota,

pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari

pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah

18
lainnya dalam rangka pemerataan atau peningkatan kemampuan keuangan

daerah.

h) Belanja Tidak Terduga, merupakan tindakan belanja untuk kegiatan yang

bersifat tidak biasa atau tidak diharapkan akan terjadi seperti

penanggulangan bencana alam.

Anggaran belanja tidak langsung memegang peran penting untuk

menunjang kelancaran sistem pemerintah serta upaya peningkatan efisiensi

dan produktivitas yang pada gilirannya akan tercapai sasaran dan tujuan setiap

tahap pembangunan. Dalam perhitungan Analisis Standar Belanja (ASB),

anggaran tidak langsung dalam satu tahun anggaran harus dialokasikan ke

setiap program yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran yang

bersangkutan.

Teori Pengeluaran Pemerintah

Pendapat parah ahli mengenai teori pengeluaran pemerintah, sebagai

berikut: (Mangkoesoebroto, 1995)

1. Teori Rostow dan Musgrave

Menurut teori yang dikembangakan oleh Rostow dan Musgrave yang

menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahapan-tahapan

pembangunan ekonomi yaitu tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Pada

tahap awal perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total

investasi bear sebab pada tahap ini pemerintah harus menyedikan prasarana,

seperti misalnya pendidikan, kesehatan prasarana tranportasi dan sebagainya.

19
Pada tahap menengah pembangunan ekonomi investasi pemerintah tetaplah

dibutuhkan, namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin

membesar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap menengah, oleh karena

peranan swasta yang semakin besar ini banyak menimbulkan kegagalan pasar dan

juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam

jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik.

Pada tahap lanjut, Rostow berpendapat bahwa pembangunan terjadi

peralihan aktivitas pemerintah dari penyediaan prasarana ekonomi ke pengeluaran

untuk layanan sosial seperti program kesejahteraan hari tua, program pendidikan,

program pelayanan kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sebagainya. Teori

Rostow dan Musgrave merupakan suatu pandangan yang muncul dari pengamatan

berdasarkan pembangunan ekonomi yang dialami banyak negara, tetapi tidak

didasarkan oleh teori tertentu selain itu tidak jelas apakah tahapan pertumbuhan

ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap, ataukan beberapa tahap dapat terjadi

secara simultan.

2. Teori Peacock and Wisman

Peacock and Wisman mengemukakan sebuah teori mengenai

perkembangan pengeluaran pemerintah. Teori ini dikenal dengan The

Displacement Effec dimana teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa

pemerintah sengaja memperbesar pengeluaran, sedangkan masyarakat tidak suka

membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah

yang semakin besar tersebut. Teori ini didasarkan bahwa masyarakat mempunyai

tingkat toleransi pajak, diaman masyarakat dapat memahami besarnya pungutan

20
pajak yang dibutuhkan oeleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran

pemerintan

3. Teori Adolf Wagner

Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dan kegiatan

pemerintah semakin lama semakin meningkat. Tendensi ini oleh Wagner disebut

dengan hukum selalu meningkatnya peranan pemerintah. Inti teorinya yaitu makin

meningkatnya peran pemerintah dalam kegiatan dan kehidupan ekonomi

masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Wagner menyatakan bahwa dalam suatu

perekonomian apabila pendapatan per kapita meningkat maka secara relatif

pengeluaran pemerintah pun akan meningkat terutama disebabkan karena

pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum,

pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya. Teori Wagner mendasarkan

pandangannya pada suatu teori yang disebut organic theory of state yaitu teori

organis yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak

terlepas dengan masyarakat lain.

2.1.3 Jumlah Penduduk

Penduduk Penduduk merupakan unsur yang penting dalam kegiatan

ekonomi karena menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, dan tenaga usahawan

yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi, sebagai akibat dari

beberapa fungsi ini maka penduduk merupakan unsur menciptakan dan

mengembangkan tehknologi penggunaan berbagai faktor produksi.

Badan Pusat Statistik (BPS) menjabarkan bahwa penduduk adalah semua

orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan

21
atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan

untuk menetap. Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan yang dinamis

antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang

mengurangi jumlah penduduk.

Menurut Malthus pada mulanya ketika rasio di antara faktor produksi lain

dengan penduduk/tenaga kerja adalah relatif tinggi yang berarti penduduk relatif

sedikit apabila dibandingkan dengan faktor produksi lain, pertambahan penduduk

akan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat begitu juga sebaliknya.

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk disuatu

wilayah tertentu pada waktu tertentu dari pada waktu sebelumnya. Pertambahan

penduduk yang cepat menimbulkan masalah yang serius bagi kesejahteraan dan

bagi pembangunan, oleh karena itu besarnya jumlah penduduk jika tidak

diimbangi oleh dukungan ekonomi yang tinggi akan menimbulkan berbagai

masalah seperti kemiskinan dan ketidakstabilannya kondisi nasional secara

keseluruhan. Untuk itu, upaya penekanan pertumbuhan dan penambahan jumlah

penduduk dari tahun ketahun perlu dilaksanakan untuk penyediaan sarana dan

prasarana serta pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas akan dapat

terlaksana serta dengan pengurangan jumlah penduduk merupakan salah satu

langkah penting dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

Ada dua pandangan atau teori yang berbeda mengenai pengaruh penduduk

pada pembangunan:

1. Teori Malthus

22
Malthus menjelaskan kecenderungan umum penduduk suatu negara untuk

tumbuh menurut deret ukur yaitu menjadi dua kali lipat setiap 30–40 tahun.

Sementara itu, pada waktu yang bersamaan, karena hasil yang menurun dari

tanah, persediaan pangan hanya tumbuh menurut deret hitung. Oleh karena

pertumbuhan persediaan pangan tidak bisa mengimbangi pertumbuhan penduduk

yang sangat cepat dan tinggi, maka pendapatan per kapita akan cendrung turun

menjadi sangat rendah, yang menyebabkan jumlah penduduk tidak pernah stabil,

atau hanya sedikit di atas subsisten.

2. Jhon Stuart Mill

Jhon Stuart Mill seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan

Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk

melampaui laju pertumbuhan makanan sebagai suatu aksioma, namun demikian

Jhon Stuart Mill berpendapat bahwa pada suatu manusia dapat mempengaruhi

perilaku demografinya, jika produktivitas seseorang tinggi maka terdapat

kecendrungan memiliki keluarga kecil (fertilitas rendah).

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini memuat tentang penelitian-penelitian yang dilakukan

sebelumnya yang mendasari pemikiran penulis dan menjadi pertimbangan dalam

penyusunan skripsi ini, adapun penelitian-penelitian tersebut adalah

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Metode/Alat
No Nama Judul Penelitian Variabel Penelitian Kesimpulan Hasil Penelitian
Analisis

1 Sempurna Analisis pengaruh 1. Pengeluaran Penelitian ini Hasil mengatakan bahwa


Silaban pengeluaran publik bidang menggunakan pengaruh publik di bidang

23
publik terhadap pendidikan pendekatan pendidikan, kesehatan, dan
transformasi 2. Pengeluaran regresi. Data infrastruktur berpengaruh
struktur ekonomi publik bidang sekunder dan positif terhadap transformasi
dan kesehatan teknik analisis struktur ekonomi kabupaten
pengembangan 3. Pengeluaran dengan analisis humbang hasundutan,
wilayah publik bidang Linier pengaruh publik di bidang
kabupaten infrastruktur berganda serta pendidikan, kesehatan, dan
humbang 4. Transformasi shift-share infrastruktur berpengaruh
hasundutan struktur positif terhadap
ekonomi pengembangan wilayah
5. Pengembanga kabupaten humbang
wilayah husundutan, dan transformasi
struktur perekonomian
berpengaruh positif terhadap
pengembangan wilayah
kabupaten humbang
husundutan.
2 Pramudya
(1)
Pengaruh sektor 1. Produktifitas Menggunakan Hasil menununjukan pada
kusuma, tersier terhadap Sektor tersier data sekunder KTI sektor tersier yang
Aisya fitri
(2)
pertumbuhan 2. Share tenaga dan dengan diwakilkan oleh produktifitas
Yuniashi ekonomi kawasan kerja sektor metode tenaga kerja dan share
barat dan timur tersier analisis regresi memiliki pengaruh yang
indonesia 3. Belanja data panel positif terhadap pertumbuhan
langsung ekonomi, belanja langsung
pemerintah pemerintah memberikan
4. Laju pengaruh yang positif
pertumbuhan terhadap pertumbuhan
penduduk ekonomi, dan laju
5. Pertumbuha pertumbuhan ekonomi
ekonomi memberikan pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan

24
ekonomi.

3 (1)
Prisilia Pengaruh belanja 1. Belanja Penelitian ini Hasil analisis menunjukan
Tampone, langsung dan langsung menggunakan variabel belanja langsung
(2)
Josep B.
belanja tidak 2. Belanja tidak data sekunder memiliki nilai negatif dan
Kalangi,
(3)
Hanly langsung terhadap langsung dan dengan tidak berpengaruh signifikan
Fendy pertumbuhan 3. Pertumbuhan metode terhadap pertumbuhan
Dj,Sewu
ekonomi di ekonomi analisis regresi ekonomi dan variabel belanja
kabupaten siau linier berganda tidak langsung memiliki nilai
tagulandangbiaro positif dan berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
dikabupaten tagulandang
biaro.

4 Jeclien
(1)
Pengaruh 1. Belanja Menggunakan Hasil analisis bahwa alokasi
elfiani pengeluaran langsung data sekunder, belanja langsung berpengaruh
sendow, pemerintah 2. Belanja Tidak dengan metode positif dan signifikan
Debby Ch. terhadap PDRB
(2)
langsung analisis liner terhadap PDRB kota manado,
Rotinhulu, kota manado 3. PDRB berganda sedangkan alokasi belanja
George
(3)
tahun 2005-2015 tidak langsung berpengaruh
M.v negatif dan tidak signifikan
Kawung terhadap PDRB kota manado.

5 Muhammad Analisis pengaruh 1. Pengeluaran Menggunakan Hasil analisi mengatakan


Nur Afiat pengeluaran pemerintah rutin data sekunder, bahwa pengeluaran
pemerintah 2. Pengeluaran dan metode pemerintah berpengaruh
terhadap pemerintah analisis regresi signifikan terhadap
perubahan pembangunan perubahan struktur ekonomi
struktur ekonomi 3. Perubahan di sulawesi tenggara.
di provinsi struktur Semakin besar pengeluaran
Sulawesi tenggara pemerintah maka semakin

25
tinggi terjadinya perubahan
struktur dari sektor pertanian
ke industri dan jasa. Maupun
sebaliknya.

6 Piere- Economic 1. Struktur Da ta l l Ha sil menunjukka n ba hwa


l l l l

Philiphe Structure a nd l ekonomi loka l l Sekunder, struktur ekonomi loka l l

Combes loca l Growth:


l 2. Kera ga ma na n l l l l denga n regresi berpenga ruh signifika n
l l l

Fra nce, 1984-


l sektora l loka l l l globa l l terha da p pertumbuha n l l l

1993 3. Jumla h tena ga l l l ekonomi la pa nga n kerja l l l l

kerja l loka l. Regresi terpisa h


l l

menunjuka n a da nya l l l l

perbeda a n ta ja m a nta ra l l l l l l l

sektor industri da n ja sa . l l l

7 Nikola os l A Ca usa l
l l l 1. Pengelua ra n l l Da ta sekunder,
l l Ha sil menunjukka n ba hwa
l l l l

Dritsa kis, l Rela tionship l pemerinta h l denga n l uji empiris pertumbuha n l

A ntonis
l Between 2. Pemba nguna n l l mengguna ka n l l ekonomi yuna ni berfokus l

A da moplou
l l Goverment ekonomi uji pa da teori wegner ya ng
l l l

s Speding a nd l sta sionerita s


l l menjela ska n pertumbuha n l l l

Economic na siona l a ta s da sa r
l l l l l l

Development: A n l pemba nguna n ekonomi l l

Empiris meningka tka n ela stisita s l l l l

Exca mina tion Of l l kosumsi ba ra ng publik. l l

Greek Economic

2.3 Kera ngka A na lisis l l l l

Kera ngka A na lisis (Kera ngka Berfikir) ya ng merupa ka n kera ngka


l l l l l l l l l l l

konseptua l tenta ng ba ga ima na teori berhubunga n denga n berba ga i fa ktor ya ng


l l l l l l l l l l l l

tela h di identifika si seba ga i ma sa la h ya ng penting, sehingga seca ra teoritis bisa


l l l l l l l l l l l l

26
dijela ska nl l hubunga n l a nta ra
l l l va ria ble
l l independent da n l depenendent

(Sutisno,2005)

Belanja Langsung (X1)

Struktur Ekonomi
Belanja Tidak Langsung (X2) Primer
(X2)

Jumlah Penduduk (X3)

2.4 Hipotesis

Menurut Suha rsimi (2006) hipotesis da pa t dia rtika n seba ga i sua tu


l l l l l l l l

ja wa ba n ya ng bersifa t sementa ra terha da p perma sa la ha n penelitia n, sa mpa i


l l l l l l l l l l l l l l l l

terbukti mela lui da ta ya ng terkumpul. Ma ka , da la m penelitia n ini dikemuka ka n


l l l l l l l l l l l

hipotesis seba ga i berikut: l l

a) Diduga bela nja la ngsung berpenga ruh nega tif da n tida k signifika n
l l l l l l l l l

terha da p struktur ekonomi primer di provinsi bengkulu


l l

b) Diduga bela nja tida k la ngsung berpenga ruh nega tif da n signifika n
l l l l l l l l l

terha da p struktur ekonomi primer di provinsi bengkulu.


l l

c) Diduga jumla h penduduk berpenga ruh nega tif da n signifika n terha da p


l l l l l l l l

struktur ekonomi primer di provinsi bengkulu

27
BA B III l

METODE PENELITIA N l

3.1 Jenis Penelitia n Da n Desa in Penelitia n l l l l

Jenis penelitia n ini a da la h Expla na tory resea rch, Expla na tory resea rch l l l l l l l l l l

merupa ka n penelitia n ya ng bertujua n menjela ska n hubunga n a nta ra va ria ble


l l l l l l l l l l l l l

beba s (Independent Va ria ble) terha da p va ria ble terika t (Dependent Va ria ble).
l l l l l l l l l l

Da la m penelitia n ini, mengupa ya ka n menjela ska n hubunga n va ria ble beba s


l l l l l l l l l l l l

ya itu Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung da n jumla h penduduk (X)
l l l l l l l l l l

terha da p va ria ble terika t ya itu Struktur Ekonomi Primer (Y)


l l l l l l

3.2 Jenis Da n Sumber Da ta l l l

Jenis da ta ya ng diperluka n da la m penelitia n ini a da la h da ta sekunder,


l l l l l l l l l l l l

Metode pengumpula n da ta ya ng diguna ka n da la m penelitia n ini a da la h da ta - l l l l l l l l l l l l l l

da ta ya ng bera sa l da ri Ba da n Pusa t Sta tistik (BPS), Kemenkeu, penelitia n


l l l l l l l l l l l

kepusta ka a n, da n riset internet. A da pun da ta ya ng diperluka n da la m penelitia n


l l l l l l l l l l l l l

ini ya itu da ta PDRB, Bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung da n Jumla h
l l l l l l l l l l l l

penduduk.

3.3 Defenisi Opera siona l da n Pengukura n Va ria bel l l l l l l

28
Defenisi opera siona l ya ng dima ksud berka ita n denga n penjela sa n tenta ng l l l l l l l l l l

va ria bel-va ria bel ya ng diguna ka n da la m penelitia n ini, da n merupa ka n upa ya


l l l l l l l l l l l l l l l

untuk menghinda ri pena fsira n ya ng berbeda . Untuk itu diperluka n penjela sa n l l l l l l l l

seca ra ringka s mengena i va ria bel-va ria bel ya ng diguna ka n


l l l l l l l l l l l

1. Struktur Ekonomi Primer a da la h kontribusi sektor primer pa da PDRB l l l l l

Provinsi bengkulu ta hun 2010-2019 da la m Sa tua n Persen l l l l l

2. Bela nja La ngsung (BL) a da la h merupa ka n bela nja ya ng dia ngga rka n terka it
l l l l l l l l l l l l l l l

seca ra la ngsung denga n pela ksa na a n progra m da n kegia ta n ya ng meliputi:


l l l l l l l l l l l l l

bela nja pega wa i, bela nja ba ra ng da n ja sa , serta bela nja moda l ya ng a da


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

pa da A PBD Provinsi Bengkulu periode ta hun 2010- 2019, va ria bel ini
l l l l l l

mengguna ka n loga ritma na tura l da la m sa tua n persen. l l l l l l l l l l

3. Bela nja Tida k La ngsung (BTL) a da la h merupa ka n bela nja ya ng dia ngga rka n
l l l l l l l l l l l l l l l

tida k terka it seca ra la ngsung denga n pela ksa na a n progra m da n kegia ta n


l l l l l l l l l l l l l l

ya ng meliputi: bela nja pega wa i, bela nja bunga , bela nja subsidi, bela nja
l l l l l l l l l l l l

hiba h, ba ntua n sosia l, bela nja ba gi ha sil, ba ntua n keua nga n, da n bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l

tida k terduga ya ng a da pa da A PBD Provinsi Bengkulu periode ta hun 2010-


l l l l l l l l l

2019, va ria bel ini mengguna ka n loga ritma na tura l da la m sa tua n persen.
l l l l l l l l l l l l

4. Jumla h Penduduk a da la h Jumla h penduduk Bengkulu a da la h semua ora ng


l l l l l l l l l l

ya ng berdomisili di wila ya h geogra fis Bengkulu sela ma ena m bula n a ta u


l l l l l l l l l l

lebih da n a ta u mereka ya ng berdomisili kura ng da ri ena m bula n teta pi


l l l l l l l l l l

bertujua n untuk meneta p. Da ta ya ng diguna ka n jumla h penduduk menurut


l l l l l l l l

29
Ka b/Kota di Provinsi Bengkulu ta hun 2010-2019. Va ria bel ini mengguna ka n
l l l l l l l

loga ritma na tura l da la m sa tua n persen.


l l l l l l l l

3.4 Metode A na lisis l l

Pa da penelitia n ini metode ya ng diguna ka n a da la h Regresi da ta pa nel


l l l l l l l l l l l l

dima na da ta pa nel merupa ka n ga bunga n a nta ra da ta time series da n da ta cross


l l l l l l l l l l l l l l l l l

section. Da ta cross section a da la h da ta memiliki ba nya k objek pa da periode


l l l l l l l l l l l

a ta u wa ktu ya ng sa ma , seda ngka n da ta time series a da la h da ta ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l l

dikumpulka n da ri ta hun keta hun terha da p sa tu objek. A na lisis regresi da ta


l l l l l l l l l l l

pa nel a da la h a la t a na lisis regresi dima na da ta ya ng dikumpulka n merupa ka n


l l l l l l l l l l l l l l l l

da ta ya ng memiliki ba nya k objek teta pi pa da ja ngka wa ktu lebih da ri sa tu ta hun


l l l l l l l l l l l l l l

a ta u seca ra berka la .
l l l l l l

3.4.1 A na lisis Regresi Da ta Pa nel l l l l l

Untuk menga na lisis struktur ekonomi primer ma ka dila kuka n denga n l l l l l l l

a na lisis regresi da ta pa nel denga n persa ma a n seba ga i berikut :


l l l l l l l l l l l

Y= a + β1 BT + β2 BLT + β3 JP +e l

Ketera nga n: l l

Y = Kontribusi Sektor Primer

a = Konsta nta
l l l

β = Koefisien Regresi

BL = LN Bela nja La ngsung l l l

BTL = LN Bela nja Tida k La ngsung l l l l

JP = LN Jumla h Penduduk l

e = Sta nda rd eror l l

30
3.4.2 Pemiliha n Model Estima si Da ta Pa nel l l l l l

Da la m regresi da ta pa nel terda pa t tiga model ya ng diguna ka n. Model


l l l l l l l l l l l

ya ng diguna ka n da la m regresi da ta pa nel, ya itu common effect model (OLS


l l l l l l l l l

pooled), fixed effect model (LSDV), da n ra ndom effect model (Guja ra ti, 2013). l l l l

1) Common Effect Model


Common Effect Model merupa ka n jenis model ya ng cukup sederha na l l l l l

dima na mengga bungka n seluruh da ta time series da n da ta cross section, setela h


l l l l l l l l l l

itu a ka n dila kuka n estima si model denga n mengguna ka n Ordina ry Lea st Squa re
l l l l l l l l l l l

(OLS). Da la m model ini menga ngga p ba hwa intersep da n slope pa da setia p


l l l l l l l l l l

va ria bel sa ma untuk setia p obyek observa si. Ja di da pa t dika ta ka n, ba hwa ha sil
l l l l l l l l l l l l l l l

regresi ini dia ngga p berla ku untuk semua tempa t da n pa da semua wa ktu. l l l l l l l l l l

2) Fixed Effect Model


Fixed Effect Model da la m model ini menga sumsika n ba hwa perbeda a n l l l l l l l l

a nta r individu da pa t dia komoda si da ri intersepnya . Da la m mengestima si model


l l l l l l l l l l l

fixed effect ma ka perlu mengguna ka n teknik va ria bel dummy untuk mena ngka p l l l l l l l l

perbeda a n intersep a nta r individu. Da la m model fixed effect memberika n a sumsi


l l l l l l l l

ba hwa koefisien regresi (slope) teta p ba ik a nta r individu da n a nta r wa ktu.


l l l l l l l l l l

3) Ra ndom Effect Model l

Da la m model ra ndom effect menga sumsika n ba hwa da la m da ta pa nel


l l l l l l l l l l l l

terda pa t va ria bel ga nggua n ya ng ma na nila inya berbeda a nta r individu. Model
l l l l l l l l l l l l l l

ra ndom effect ha mpir memilki kesa ma a n denga n model common effect teta pi
l l l l l l l

pa da ra ndom effect dita mba h nila i residu. Ma ka pa da model ra ndom effect da pa t


l l l l l l l l l l l l l

dia sumsika n ba hwa intersep a ta upun slope a da la h sa ma ba ik a nta r wa ktu


l l l l l l l l l l l l l l l

a ta upun individu, da n dita mba h nila i residu ya ng berbeda a nta r wa ktu.


l l l l l l l l l l l

31
3.4.3 Uji Kesesua ia n Model l l

Da la m menentuka n sebua h model ya ng tepa t ya ng a ka n diguna ka n pa da


l l l l l l l l l l l l l

penelitia n ini, ma ka ha rus dila kuka n bebera pa pengujia n ya ng dila kuka n seba ga i
l l l l l l l l l l l l l l

berikut:

1) Uji Chow (Chow Test)


Uji Chow a da la h pengujia n ya ng dila kuka n guna untuk memilih model l l l l l l l l

ma na ya ng sesua i a nta ra common effect model a ta u fixed effect model ya ng


l l l l l l l l l l

pa ling tepa t untuk diguna ka n da la m mengestima si da ta pa nel. A da pun hipotesis


l l l l l l l l l l l l

da la m uji Chou, ya itu:


l l l

H0 : Common effect model


Ha : Fixed effect model
l

Tingka t error (α) a da la h sebesa r 5%. A da pun kriteria da la m menentuka n


l l l l l l l l l l l

a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu a pa bila nila i da ri Proba bilita s < 0,05
l l l l l l l l l l l l l l l

ma ka Ha diterima , a rtinya model ya ng a ka n dipilih a da la h fixed effect model.


l l l l l l l l l l l l

Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s > 0,05 ma ka H0 diterima , a rtinya
l l l l l l l l l l l l

model ya ng a ka n dipilih a da la h common effect model. Jika model ya ng dipilih


l l l l l l l l

ya itu fixed effect model ma ka ha rus dila kuka n pengujia n la gi, ya itu Uji Ha usma n
l l l l l l l l l l l

untuk mengeta hui model ma na ya ng terba ik untuk diguna ka n na nti a pa ka h fixed l l l l l l l l l l l

effect model a ta u ra ndom effect model. l l l

2) Uji Ha usma n (Ha usma n Test) l l l l

Uji Ha usma n diguna ka n da la m menentuka n model ma na pa ling tepa t


l l l l l l l l l l l

diguna ka n a pa ka h fixed effect model a ta u ra ndom effect model. A da pun hipotesis


l l l l l l l l l l

da la m uji ha usma n seba ga i berikut:


l l l l l l

H0 : Ra ndom effect model l

32
Ha : Fixed effect model
l

Tingka t error (α) a da la h sebesa r 5%. A da pun kriteria da la m menentuka n


l l l l l l l l l l l

a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu a pa bila nila i Proba bilita s < 0,05
l l l l l l l l l l l l l l

ma ka Ha diterima , a rtinya model ya ng a ka n dipilih a da la h fixed effect. Na mun


l l l l l l l l l l l l l

seba liknya , bila nila i Proba bilita s > 0,05 ma ka H0 diterima , a rtinya model ya ng
l l l l l l l l l l l l

a ka n dipilih a da la h ra ndom effect. Jika model ya ng dipilih a da la h ra ndom effect,


l l l l l l l l l l l l

ma ka kita ha rus mela kuka n pengujia n la gi denga n uji La gra nge Multiplier.
l l l l l l l l l l l

Seba liknya , jika model ya ng dipilih a da la h fixed effect ma ka uji La gra nge
l l l l l l l l l l l

Multiplier ta k perlu dila kuka n. l l l

3) Uji La gra nge Multiplier (LM) l l

Uji LM diguna ka n da la m menentuka n model ma na pa ling tepa t untuk l l l l l l l l l

diguna ka n a pa ka h common effect model a ta u ra ndom effect model ya ng pa ling


l l l l l l l l l l

tepa t diguna ka n. A da pun hipotesis uji la gra nge multiplier seba ga i berikut:
l l l l l l l l l

H0 : Common Effect Model


Ha : Ra ndom Effect Model
l l

Tingka t error (α) a da la h sebesa r 5%. A da pun kriteria da la m menentuka n


l l l l l l l l l l l

a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu a pa bila nila i da ri Proba bilita s < 0,05
l l l l l l l l l l l l l l l

ma ka Ha diterima , a rtinya model ya ng a ka n dipilih a da la h ra ndom effect model.


l l l l l l l l l l l l l

Na mun jika nila i Proba bilita s > 0,05 ma ka H0 diterima , a rtinya model ya ng a ka n
l l l l l l l l l l l l l

dipilih a da la h common effect model. l l l

3.4.4 Pengujia n Sta tistik l l

Da la m menentuka n tingka t signifika nsi da ri ma sing-ma sing koefisien


l l l l l l l l

regresi va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t, ma ka perlu dila kuka n pengujia n
l l l l l l l l l l l l l

sta tistik, meliputi uji koefisien determina si (R2), Uji F, da n Uji t.


l l l

33
1) Koefisien Determina si (R2) l

Koefisien Determina si (R2) a da la h sua tu ukura n ya ng menjela ska n besa r l l l l l l l l l l

va ria si va ria bel terika t (Y) ya ng ma mpu dijela ska n oleh va ria bel beba s (X1, X2,
l l l l l l l l l l l l

da n X3). Jika pa da nila i R2 mendeka ti 1 a ta u = 1, ma ka va ria n va ria bel struktur


l l l l l l l l l l l l l l

ekonomi primer ma mpu dijela ska n seca ra keseluruha n oleh va ria bel bela nja l l l l l l l l l l

la ngsung, bela nja tida k la ngsung da n jumla h penduduk denga n ka ta la in ga ris


l l l l l l l l l l l l

regresi ma mpu menjela ska n 100% va ria si pa da va ria bel terika t (Y). Seba liknya
l l l l l l l l l l l l

jika nila i R2 = 0, ma ka da pa t dika ta ka n ba hwa va ria si va ria ble struktur ekonomi


l l l l l l l l l l l l l l l

primer tida k ma mpu dijela ska n sa ma seka li oleh va ria bel bela nja la ngsung,
l l l l l l l l l l l l

bela nja tida k la ngsung da n jumla h penduduk.


l l l l l l

2) Uji F Sta tistik l

Uji F a da la h pengujia n ya ng dila kuka n guna untuk meliha t penga ruh da ri


l l l l l l l l l l l

va ria bel beba s (X1, X2, da n X3) seca ra keseluruha n a ta u seca ra simulta n
l l l l l l l l l l l l

terha da p va ria bel terika t (Y). Tingka t signifika nsi ya ng diguna ka n sebesa r 5% (α
l l l l l l l l l l l

= 0,05). A da pun hipotesis ya ng diguna ka n seba ga i berikut: l l l l l l l

H0 : β1 = β2 = β3 = 0
Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 l

Da la m menentuka n hipotesis ma na ya ng da pa t diterima da n ditola k,


l l l l l l l l l l l

ma ka penentua n hipotesis da pa t kita la kuka n denga n ca ra memba ndingka n nila i


l l l l l l l l l l l l l l

Fhitung denga n Ftabel, a ta u juga bisa denga n ca ra memba ndingka n nila i proba bilita s
l l l l l l l l l l l l l l

denga n nila i α. Jika Fhitung > Ftabel a ta u nila i Proba bilita s < 0,05, ma ka Ha diterima ,
l l l l l l l l l l l l l

a rtinya ba hwa terda pa t penga ruh seca ra simulta n da ri va ria bel beba s (X1, X2,
l l l l l l l l l l l l l l

da n X3) terha da p va ria bel terika t (Y). Na mun, jika


l l l l l l l l Fhitung < Ftabel a ta u nila i l l l l

Proba bilita s > 0,05, ma ka H0 diterima , a rtinya ba hwa tida k terda pa t penga ruh
l l l l l l l l l l l l l

34
seca ra simulta n da ri va ria bel beba s (X1, X2, da n X3) terha da p va ria bel terika t
l l l l l l l l l l l l l

(Y).

3) Uji t Sta tistik l

Uji t a da la h pengujia n ya ng dila kuka n seca ra pa rsia l a ta u seca ra ma ndiri


l l l l l l l l l l l l l l l l

pa da ma sing-ma sing va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t. Dima na da la m uji t
l l l l l l l l l l l l l l l l

ini dima ksudka n untuk mengeta hui seja uh ma na penga ruh da ri sua tu va ria bel
l l l l l l l l l l l

beba s da la m menera ngka n va ria si va ria bel terika t seca ra individua l. A da pun
l l l l l l l l l l l l l l l

hipotesis ya ng diguna ka n da la m penelitia n ini seba ga i berikut:


l l l l l l l l

Hipotesis 1 :
H0 : β1 ≥ 0 (Bela nja la ngsung tida k berpenga ruh positif terha da p struktur
l l l l l l l

ekonomi primer di provinsi bengkulu)

Ha : β1 < 0
l (Bela nja la ngsung berpenga ruh positif terha da p struktur
l l l l l l

ekonomi primer provinsi bengkulu)

Hipotesis 2 :

H0 : β2 < 0 (Bela nja tida k la ngsung berpenga ruh positif terha da p struktur
l l l l l l l

ekonomi primer di provinsi bengkulu)

Ha : β2 ≥ 0
l (Bela nja tida k la ngsung tida k berpenga ruh positif terha da p
l l l l l l l l

struktur ekonomi primer di provinsi bengkulu)

Hipotesis 3 :

H0 : β3 ≤ 0 (Jumla h penduduk tida k berpenga ruh positif terha da p struktur


l l l l l

ekonomi primer di provinsi bengkulu)

Ha : β3 > 0
l (Jumla h penduduk berpenga ruh Positif struktur
l l ekonomi

provinsi bengkulu)

35
Da la m menentuka n hipotesis ma na ya ng diterima da n ditola k, ma ka
l l l l l l l l l l l

penentua n hipotesis da pa t kita la kuka n denga n ca ra memba ndingka n nila i


l l l l l l l l l l l l

proba bilita s denga n nila i signifika nsi (α = 0,05). Jika nila i Proba bilita s < 0,05,
l l l l l l l l l

ma ka Ha diterima , a rtinya terda pa t penga ruh seca ra pa rsia l a nta ra va ria bel beba s
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

terha da p va ria bel terika t (Y). Na mun a pa bila nila i Proba bilita s > 0,05, ma ka H0
l l l l l l l l l l l l l l

diterima , a rtinya tida k terda pa t penga ruh seca ra pa rsia l a nta ra va ria bel beba s
l l l l l l l l l l l l l l l l l

terha da p va ria bel terika t (Y)


l l l l l

BA B IV l

HA SIL PENELITIA N DA N PEMBA HA SA N


l l l l l l

4.1 Ha sil Penelitia n l l

Ha sil penelitia n da la m ba b ini pa da da sa rnya merupa ka n pemba ha sa n


l l l l l l l l l l l l l l l

mengena i a na lisis da ri ha sil uji va ria bel independen da n dependen serta


l l l l l l l l l

interpreta si-nya . Seca ra umum pemba ha sa n-nya meliputi deskripsi da ta da ri


l l l l l l l l l l l

va ria bel independen da n dependen, a na lisis da ta mela lui uji sta tistik, interpreta si
l l l l l l l l l l

ha sil da n pemba ha sa n hubunga n ka usa lita s a nta r va ria bel dependen terha da p
l l l l l l l l l l l l l l l

va ria bel dependen seca ra pa rsia l.


l l l l l l

4.1.1 Deskripsi Da ta l l

Deskripsi da ta merupa ka n ga mba ra n da ri da ta -da ta ya ng diguna ka n da n l l l l l l l l l l l l l l l l

dikumpulka n pa da sa a t proses penelitia n. Jenis da ta ya ng diguna ka n pa dal l l l l l l l l l l l l

penelitia n ini a da la h da ta sekunder ya kni berupa da ta pa nel, ya itu ga bunga n


l l l l l l l l l l l l l l

a nta ra da ta cross section da n da ta time series. Da ta time series ya ng diguna ka n


l l l l l l l l l l l l l

ya kni da ta time series periode ta hun 2010-2019 seda ngka n da ta cross section
l l l l l l l l

36
a da la h 9 ka bupa ten da n 1 kota Provinsi Bengkulu ya kni ka bupa ten bengkulu
l l l l l l l l l l

sela ta n, reja ng lebong, bengkulu uta ra , ka ur, seluma , muko-muko, lebong,


l l l l l l l

kepa hia ng, bengkulu tenga h, da n kota bengkulu. A da pun da ta ya ng diteliti da la m


l l l l l l l l l l l l

penelitia n ini ya itu berupa da ta va ria bel independen (Struktur perekonomia n) da n


l l l l l l l l l

da ta va ria bel independen (Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung, da n jumla h
l l l l l l l l l l l l l

penduduk).

4.1.2 Ga mba ra n Umum Loka si Penelitia n l l l l l

Provinsi Bengkulu merupa ka n sebua h provinsi ya ng terleta k di Pula u l l l l l l

Suma tera , tepa tnya terleta k di sebela h ba ra t pegununga n bukit ba risa n denga n
l l l l l l l l l l l l

lua s wila ya h menca pa i 1.991.933 Ha a ta u sekita r 19.919,33 kilometer persegi.


l l l l l l l l l

Wila ya h provinsi Bengkulu mema nja ng disepa nja ng ga ris pa nta i ba ra t Suma tera
l l l l l l l l l l l l l

denga n ga ris pa nta i sepa nja ng 525 kilometer membenta ng da ri perba ta sa n


l l l l l l l l l l l

Suma tera ba ra t hingga ke perba ta sa n Provinsi La mpung. Seca ra a stronomis,


l l l l l l l l l l l l

Provinsi Bengkulu terleta k a nta ra 2°16’ sa mpa i 3°31’ LS da n a nta ra 101°01’ l l l l l l l l l l

sa mpa i 103°41’ BT. Seca ra jela s ga mba r da ri provinsi bengkulu da pa t diliha t


l l l l l l l l l l l

da ri ga mba r diba wa h ini:


l l l l l

37
Ga mba r 4.1 Peta Provinsi Bengkulu l l l

Sumber: ba da n pusa t sta tistik provinsi Bengkulu l l l l

Ga mba r 4.1 A pa bila ditinja u da ri sisi Geogra fis nya leta k provinsi
l l l l l l l l l l

Bengkulu bera da di ba gia n ba wa h Pula u Suma tera , Provinsi Bengkulu di sebela h


l l l l l l l l l l

uta ra berba ta sa n denga n provinsi Suma tera ba ra t, disebela h sela ta n berba ta sa n


l l l l l l l l l l l l l l l l

denga n Provinsi La mpung, disebela h timur berba ta sa n la ngsung denga n provinsi


l l l l l l l l

Suma tera sela ta n da n provinsi Ja mbi seda ngka n disebela h ba ra t la ngsung


l l l l l l l l l l l l

berba ta sa n denga n sa mudera Hindia .


l l l l l l l

Seca ra historis da ri ca ta ta n ya ng a da mengena i Provinsi Bengkulu,


l l l l l l l l l l

diketa hui ba hwa Pa da a wa l kemerdeka a n Indonesia , Bengkulu dija dika n wila ya h


l l l l l l l l l l l l l l

keresidena n (ka bupa ten) da la m wila ya h Provinsi Suma tera Sela ta n sa mpa i
l l l l l l l l l l l l l

denga n 1968. Kemudia n pa da ta hun 1968 seja k 18 november sta tus Provinsi
l l l l l l l

Bengkulu ditingka tka n menja di provinsi ke-26 termuda lewa t UU No. 9 Ta hun l l l l l l

1967 denga n wila ya h tingka t II (Ka bupa ten) a da empa t ya kni meliputi sa tu kota
l l l l l l l l l l l l

38
ma dya ya itu Kota Bengkulu da n tiga ka bupa ten ya itu Ka bupa ten Bengkulu
l l l l l l l l l l l

Uta ra , Ka bupa ten Bengkulu Sela ta n, Da n Ka bupa ten Reja ng Lebong.


l l l l l l l l l l

Seca ra a dministra tif, wila ya h Bengkulu diba gi menja di da era h ka bupa ten
l l l l l l l l l l l l

da n da era h kota . Seiring denga n sema nga t otonomi da era h, sa a t ini Provinsi
l l l l l l l l l l l

Bengkulu terba gi menja di 9 da era h ka bupa ten da n 1 da era h kota . Wila ya h l l l l l l l l l l l l

a dministra si ya ng berbentuk da era h ka bupa ten ya itu: Bengkulu Sela ta n, Reja ng


l l l l l l l l l l l

Lebong, Bengkulu Uta ra , Seluma , Ka ur, Mukomuko, Lebong, Kepa hia ng, da n l l l l l l l

Bengkulu Tenga h. Seda ngka n sa tu wila ya h a dministra si ya ng berbentuk da era h l l l l l l l l l l l

kota ya itu Kota Bengkulu.


l l l

Berikut merupa ka n ga mba ra n umum lua s wila ya h ya ng dimiliki l l l l l l l l l

ka bupa ten/kota di provinsi bengkulu seba ga i berikut


l l l l l

Ta bel 4.1 Lua s Wila ya h Menurut Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu


l l l l l l l

No Ka bupa ten/Kota
l l l Lua s (km2) l Persenta se(%) l

Bengkulu
1 1 186.10 5.95
Sela ta n l l

2 Reja ng Lebong l 1 639.98 8.23


3 Bengkulu Uta ra l l 4 324.60 21.72
4 Ka ur l 2 369.05 11.89
5 Seluma l 2 400.44 12.05
6 Muko Muko 4 036.70 20.27
7 Lebong 1 921.82 9.65
8 Kepa hia ng l l 665.00 3.34
9 Benteng 1 223.94 6.14
10 Kota Bengkulu l 151.70 0.76
Tota l l 19 919.33 100
Sumber : Ba da n Pusa t Sta tistik Provinsi Bengkulu, 2020 l l l l

39
Berda sa rka n ta bel 4.1 dia ta s menunjuka n ba hwa ka bupa ten ya ng terlua s
l l l l l l l l l l l l l

bera da pa da ka bupa ten Bengkulu uta ra denga n lua s wila ya h menca pa i 4.324.60
l l l l l l l l l l l l l l

km2 da n kedua diikuti ka bupa ten muko-muko denga n lua s wila ya h 4.036.70 km2
l l l l l l l l

da n ya ng ketiga ka bupa ten seluma menca pa i 2 400.44 km2 sementa ra itu


l l l l l l l l l l

ka bupeten ya ng memiliki wila ya h sedikit bera da pa da kota bengkulu ya kni


l l l l l l l l l l

151.70 =km2.

4.1.3 Perkemba nga n Kontribusi Sektor Primer Di Provinsi Bengkulu l l

Produk Domestik Regiona l Bruto (PDRB) merupa ka n indika tor untuk l l l l

mengukur pertumbuha n ekonomi sua tu wila ya h. Da la m kurun wa ktu 2010-2019 l l l l l l l

tingka t pertumbuha n ekonomi pa da ta hun 2010 tota l PDRB Provinsi Bengkulu


l l l l l l

a ta s da sa r ha rga konsta n ya kni 28,35 triliun da n tertinggi terja di pa da ta hun


l l l l l l l l l l l l l

2019, menca pa i 46,46 triliun rupia h da n ya ng, la ju pertumbuha nnya ta hun 2019
l l l l l l l l l

sebesa r 4,96 persen, sedikit lebih la mba t di ba nding ta hun sebelumnya 2018 ya itu
l l l l l l l

4,99%.

Berda sa rka n da ta ta bel 4.2 di ba wa h da la m kurun wa ktu 2010-2019,


l l l l l l l l l l l

pera na n sektor perta nia n da la m perekonomia n Provinsi Bengkulu ma sih sa nga t


l l l l l l l l l l

domina n. Fenomena ini ta mpa k da ri pera na n Sektor Perta nia n da la m PDRB


l l l l l l l l l l l

Provinsi Bengkulu a ta s da sa r ha rga konsta n ya ng rela tif sa nga t besa r l l l l l l l l l l l l

diba ndingka n sektor-sektor la in. Nila i nomina l PDRB Sektor Perta nia n a ta s da sa r
l l l l l l l l l l l

ha rga konsta n pa da ta hun 2010 menca pa i 9,34 teriliun rupia h seda ngka n 2019
l l l l l l l l l l l

menca pa i 12,73 triliun rupia h. Keduduka nnya seba ga i sektor uta ma da la m


l l l l l l l l l l l

perekonomia n Provinsi Bengkulu ma sih terus berta ha n sa mpa i ta hun 2019.


l l l l l l l

Sektor la in denga n sumba nga n besa r a da la h sektor Perda ga nga n Besa r da n


l l l l l l l l l l l l l

40
Ecera n; Repa ra si Mobil da n Sepeda Motor denga n nila i nomina l sebesa r 7,50
l l l l l l l l l

triliun da n sektor A dministra si Pemerinta ha n, Perta ha na n, da n Ja mina n Sosia l


l l l l l l l l l l l l

Wa jib sebesa r 4,12 triliun. Sementa ra itu Sektor tra nsforma si da n komunika si
l l l l l l l l

merupa ka n sektor ya ng tertinggi ya ng tera khir menca pa i 3,78 triliun rupia h.


l l l l l l l l

41
Ta bel 4.2 PDRB Provinsi Bengkulu Menurut La pa nga n Usa ha A ta s Da sa r Ha rga Konsta n Ta hun 2010-2019
l l l l l l l l l l l l l l

PDRB
La pa nga n Usa ha l l l l l

2010 2011 2012 2013 2014 2017 2018 2019


Perta nia n, Kehuta na n, da n Perika na n
l l l l l l l 9.343,95 9.734,70 10.272,90 10.685,50 10.956,20 11.929,47 12.309,49 12.736,10
Perta mba nga n da n Pengga lia n l l l l l l
1.202,18 1.245,60 1.330,70 1.367,90 1.442,20 1.482,77 1.523,47 1.561,67
Industri Pengola ha n l l
1.722,87 1.841,50 1.989,90 2.137,70 2.274,20 2.625,19 2.718,55 2.781,32
Penga da a n Listrik da n Ga s l l l l l
21,65 22,3 25,6 27,4 29,7 38,71 41,68 43,88
Penga da a n A ir: Sa mpa h, Limba h da n 80,65
81,9 83 83,8 85,9 91,93 96,17 99,85
l l l l l l l l

da ur ula ng
l l

Kontruksi 1.278,99 1.332,20 1.451,00 1.521,00 1.617,20 1.889,59 2.026,35 2.181,52


Perda ga nga n Besa r da n Ecera n; 80,65
4.191,40 4.479,70 4.840,50 5.166,50 6.494,98 7.009,18 7.500,35
l l l l l l

Repa ra si Mobil da n Sepeda l l l l

Tra nsporta si da n perguda nga n


l l l l l
2.14,29 2.312,60 2.467,30 2.630,20 2.797,20 3.321,38 3.524,72 3.787,06
Penyedia n a komoda si da n ma ka n 387,12
413,4 446,7 781,6 525,9 683,98 738,54 813,11
l l l l l l

minum
Informa si da n komunika si l l l
1.113,97 1.212,00 1.301,90 1.411,20 1.520,00 1.878,03 2.018,28 2.169,50
Ja sa Keua nga n da n informa si
l l l l l l
785,12 1.000,80 1.113,70 1.219,10 1.294,00 1.400,38 1.397,11 1.393,66
Ja sa Esta t
l l l
1.176,83 1.291,80 1.408,60 1.517,80 1.613,60 1.890,94 1.964,35 2.045,69
Ja sa Perusa ha a n
l l l l l
574,9 632 682,9 738,8 785,7 953,23 1.003,27 1.053,76
A dministra si Pemerinta ha n, 2.339,79
2.511,80 2.664,70 2.882,50 3.066,20 3.511,46 3.929,76 4.123,34
l l l l

perta ha na n da n ja mina n sosia l


l l l l l l l

Ja sa pendidika n
l l l
1.713,09 1.829,70 1.946,50 2.079,20 2.259,00 2.678,72 2.774,17 2.882,25
Ja sa keseha ta n da n kegia ta n sosia l
l l l l l l l l
397,28 425,6 455,2 484,3 530,2 682,23 736,99 801,3
Ja sa La innya
l l l l
202,98 214,7 222,9 231,5 252 333,56 359,07 387,98
Tota l l
28.352,57 30.295,10 32.363,00 34.329,80 36.215,80 42.073,52 44.171,16 46.362,33

42
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu da la m a ngka 2011-201
l l l l

43
Berda sa rka n ta bel 4.2 dia ta s menunjuka n perekonomia n di provinsi bengkulu
l l l l l l l l

menurut la pa nga n usa ha a ta s da sa r ha rga konsta n 2010 (A DHK) sela ma kurun


l l l l l l l l l l l l l l l

wa ktu 2010-2017 bisa dika ta ka n setia p ta hunnya terja di pertumbuha n ya ng


l l l l l l l l l l l

cukup ba ik teta pi kontribusi pa da sektor primer menga la mi penuruna n seda ngka n


l l l l l l l l l

sektor sekunder da n tersier terja di pertumbuha n setia p ta hunnya wa la upun l l l l l l l l

peninga ta n rela tif kecil. l l l

Sumba nga n sektor primer da la m kurun wa ktu 2010-2019, seca ra l l l l l l l

perla ha n-la ha n menga la mi penuruna n ha l tersebut dibuktika n pa da ta hun 2010


l l l l l l l l l l l l

kontribusi sektor primer bera da pa da a ngka 37,19%, pa da ta hun 2011 menja di l l l l l l l l l l

36,14% , pa da ta hun 2015 menja di 33,25%, da n pa da ta hun 2019 menja di 30,77. l l l l l l l l l

Ha l ini membuktika n terja dinya penuruna n pa da sektor primer seda ngka n sektor
l l l l l l l l l

sekunder menga la mi peningka ta n pa da ta hun 2010 bera da di a ngka 10,94%, l l l l l l l l l l l

pa da 2019 menja di 11,01% da n sektor tersier pa da ta hun 2010 bera da pa da


l l l l l l l l l l l

a ngka 51,87% seda ngka n dita hun 2019 menja di 58,21% terja di penigka ta n cukup
l l l l l l l l l

besa r. l

Tra nsforma si ekonomi a ta u tra nsforma si struktura l da pa t terliha t pa da


l l l l l l l l l l l l

peruba ha n pa ngsa nila i output a ta u nila i ta mba h da ri setia p sektor di da la m


l l l l l l l l l l l l l l

pembentuka n PDRB. Kontribusi output da ri sektor primer terha da p pembentuka n l l l l l

PDRB a ka n sema kin mengecil, seda ngka n pa ngsa PDRB da ri sektor sekunder
l l l l l l l l

da n tertier a ka n menga la mi peningka ta n seca ra terus menerus.


l l l l l l l l l

Seba ga ima na tela h di ura ika n pa da ta bel 4.3 diba wa h , terliha t ba hwa
l l l l l l l l l l l l l l l

terja di proses tra nsforma si ekonomi provinsi bengkulu, dima na kontribusi sektor
l l l l l

primer da ri ta hun ke ta hun terus menga la mi penuruna n, seba liknya sektor sekunder
l l l l l l l l

42
sumba nga nnya sema kin meningka t, da n
l l l l l l sektor tersier melesesa t cepa t da n l l l

memberika n sumba nga n kontribusi terbesa r terha da p tota l PDRB di Provinsi


l l l l l l l

bengkulu.

Ta bel 4.3 Perkemba nga n sektor-sektor da n kontribusinya berda sa rka n PDRB


l l l l l l l l

a ta s da sa r ha rga konsta n 2010 di Provinsi Bengkulu


l l l l l l l

PDRB (Milia r Rupia h) Kontribusi %


Ta hun
l l

Primer Sekunder Tersier Primer Sekunder Tersier


l

2010 10.546,13 3.104,16 14.702,03 37,19 10,94 51,87


2011 10.980,30 3.277,90 16.035,80 36,24 10,81 52,95
2012 11.603,60 3.549,50 17.190,10 35,85 10,96 53,19
2013 12.053,40 3.769,90 18.816,70 35,11 10,98 54,81
2014 12.398,40 4.007,00 19.810,30 34,23 11,06 54,7
2015 12.657,37 4.182,00 21.226,64 33,25 10,98 55,78
2016 13.024,47 4.435,17 22.616,89 32,49 11,06 56,43
2017 13.412,24 4.645,42 23.015,42 31,87 11,40 54,70
2018 13.832,96 4.882,75 25.455,45 31,32 11,05 57,62
2019 14.267,77 5.106,57 26.987,57 30,77 11,01 58,21
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu (Da ta diola h) l l l

Berda sa rka n ta bel dia ta s menunjuka n terja dinya pergesera n struktur


l l l l l l l l l l

perekonomia n di provinsi bengkulu, kontribusi sektor perekonomia n di provinsi


l l

bengkulu menja di tiga sektor seba ga ima na pa da ta bel 4.3 terliha t ba hwa da la m l l l l l l l l l l l l l l

kurun wa ktu ta hun 2010 sa mpa i denga n ta hun 2019, sumba nga n sektor primer
l l l l l l l l

setia p ta hunnya sema kin menurun. Pa da ta hun 2010 sumba nga n sektor primer
l l l l l l l l l

terha da p tota l PDRB sebesa r 37,19%, hingga pa da ta hun 2019 sumba nga n sektor
l l l l l l l l l l

primer turun menja di 30,77 %. Seba liknya sumba nga n sektor sekunder setia p l l l l l l

ta hunnya menunjukka n tren positif (mena ik), pa da ta hun 2010 sebesa r 10,94 %,
l l l l l l l l

da n pa da ta hun 2019 menca pa i 11,01 %, da n juga denga n sektor ja sa (tertier),


l l l l l l l l l l l

pa da ta hun 2010 sumba nga n sektor tertier sebesa r 51,87 % da n pa da ta hun 2019
l l l l l l l l l l

43
sumba nga n sektor tertier suda h menca pa i 58,21 %, da n setia p ta hun
l l l l l l l l

menunjukka n tren mena ik. l l

4.1.4 Perkemba nga n Bela nja La ngsung Ka bupa ten/kota di Provinsi l l l l l l l l

Bengkulu Ta hun 2010-2019 l

Bela nja la ngsung merupa ka n sa la h sa tu bentuk pengelua ra n pemerinta h


l l l l l l l l l l l

ya ng dipenga ruhi denga n a da nya progra m a ta u kegia ta n ya ng direnca na ka n,


l l l l l l l l l l l l l l l

ya ng terdiri da ri bela nja pega wa i, bela nja ba ra ng da n ja sa serta bela nja moda l.
l l l l l l l l l l l l l l l l l

Bela nja la ngsung bia sa nya diguna ka n untuk memperba iki infra struktur a ta u
l l l l l l l l l l l l

fa silita s publik. Infra struktur ya ng ba ik ma ka diha ra pka n da pa t memperla nca r


l l l l l l l l l l l l l l

a ktivita s perekonomia n di Provinsi Bengkulu sehingga seca ra la ngsung a ka n


l l l l l l l l l

meningka tka n persenta se struktur ekonomi ka bupa ten/kota di Provinsi Bengkulu.


l l l l l l

Perkemba nga n proporsi bela nja la ngsung di Provinsi Bengkulu sela lu menga la mi
l l l l l l l l

peningka ta n setia p ta hunnya . l l l l l

Ta bel 4.4 Menunjukka n rea lisa si bela nja la ngsung pa ling tinggi diduduki
l l l l l l l l

oleh Kota Bengkulu sebesa r Rp. 595.725.882 . Sela njutnya bela nja la ngsung
l l l l l l l

tertinggi kedua a da la h ka bupa ten Bengkulu Uta ra ya itu Rp. 545.724.723 l l l l l l l l l

diseba bka n penerima a n di Ka bupa ten Bengkulu Uta ra cukup berkemba ng pesa t
l l l l l l l l l l

da n tinggi disetia p ta hunnya .


l l l l

44
Ta bel 4.4 Jumla h Bela nja la ngsung Ka bupa ten/kota di Provinsi Bengkulu
l l l l l l l l

Ta hun 2010-2019 (Ribu Rupia h)


l l

Bela nja La ngsung


No Ka b/Kota
l l l

2010 2013 2015 2017 2019


l l

Bengkulu
1 132.753.232 274.305.186 342.832.444 355.791.094 423.783.885
Sela ta n
l l

2 Reja ng Lebong
l 192.192.966 244.250.530 328.915.150 434.737.793 518.851.517
3 Bengkulu Uta ra l l 162.801.020 281.592.326 394.233.469 404.389.718 545.724.723
4 Ka ur
l 150.511.797 253.316.619 398.885.384 360.740.081 357.639.131
5 Seluma l 156.989.587 270.264.511 330.574.671 321.394.336 413.419.459
6 Muko Muko 163.698.826 344.281.278 363.856.436 505.748.911 456.956.074
7 Lebong 185.489.544 256.232.906 353.409.384 333.789.691 343.994.222
8 Kepa hia ng l l 221.566.110 238.728.453 366.107.752 314.297.984 324.915.792
9 Benteng 154.988.767 246.865.656 337.937.974 283.968.580 350.569.122
10 Kota Bengkulu l 211.088.614 313.801.962 466.085.276 604.664.453 595.725.882
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu (Da ta diola h) l l l

Sela njutnya bela nja la ngsung tertinggi a da la h ka bupa ten reja ng lebong
l l l l l l l l l l l

denga n jumla h Rp. 518.851.517, disusul diuruta n keempa t ka bupa ten muko-
l l l l l l

muko denga n jumla h Rp. 456.956.074 da n ya ng kelima a da la h ka bupa ten l l l l l l l l l l

bengkulu sela ta n denga n jumla h menca pa i Rp. 423.783.885. Ha l ini menunjuka n l l l l l l l l

terja dinya perkemba nga n sektor perekonomia n ya ng dita nda i denga n meningka t
l l l l l l l l l l

seca ra terus-menerus pengelelua ra n pemerinta h bela nja la ngsung..


l l l l l l l l

4.1.5 Perkemba nga n Bela nja Tida k La ngsung Ka bupa ten/kota di Provinsi l l l l l l l l l

Bengkulu Ta hun 2010-2019 l

Pengelua ra n pemerinta h sela in diliha t da ri sisi bela nja la ngsung, juga


l l l l l l l l l l

da pa t diliha t da ri bela nja tida k la ngsung ya ng merupa ka a ngga ra n da era h ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l l l

di ma nfa a tka n da la m ja ngka pa nja ng. Menurut pemenda gri 59 Ta hun 2007
l l l l l l l l l l l l

tenta ng Pedoma n Pengelola a n Keua nga n Da era h menga ta ka n ba hwa bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l

45
tida k la ngsung tida k terka it seca ra la ngsung denga n pela ksa na a n progra m da n
l l l l l l l l l l l l l l

kegia ta n. A ngga ra n bela nja tida k la ngsung memega ng pera na n penting untuk
l l l l l l l l l l l l

menunja ng kela nca ra n meka nisme sistem pemerinta h serta upa ya peningka ta n
l l l l l l l l l l l

efisiensi da n produkrifita s a ga r tepa t sa sa ra n da n l l l l l l l l l menca pa i tujua n ta ha p l l l l l

pemba nguna n. Rea lisa si bela nja tida k la ngsung ka bupa ten/kota di provinsi
l l l l l l l l l l l

bengkulu da ri ta hun ke ta hun menunjuka n perkemba nga n ya ng positif a ta u l l l l l l l l l

menuju ya ng lebih ba ik. Ka rena Provinsi Bengkulu seda ng merenca na ka n l l l l l l l l

ba nya k pemba nguna n guna meningka t keseja htera a n ma sya ra t Provinsi


l l l l l l l l l l l l

Bengkulu.

Ta bel 4.5 Jumla h Bela nja Tida k la ngsung Ka bupa ten/kota di Provinsi
l l l l l l l l l

Bengkulu Ta hun 2010-2019 (Ribu Rupia h) l l

Bela nja Tida k La ngsung


No Ka b/Kota
l l l l

2010 2013 2015 2017 2019


l l

1 Bengkulu Sela ta n l l 263.684.868 362.232.476 483.745.455 562.621.051 589.799.970


2 Reja ng Lebong
l 325.062.193 406.363.102 522.676.597 581.711.624 647.521.267
3 Bengkulu Uta ra l l 312.278.283 409.896.415 595.514.363 678.198.209 702.011.470
4 Ka ur
l 164.380.787 217.765.911 321.596.802 422.792.411 456.779.095
5 Seluma l 217.306.842 278.868.676 423.854.390 528.647.338 380.318.789
6 Muko Muko 185.004.253 242.788.079 338.484.024 436.983.558 482.450.517
7 Lebong 143.845.455 190.753.570 274.612.817 319.186.680 354.247.135
8 Kepa hia ng l l 157.941.256 224.019.268 324.716.458 371.625.399 406.011.383
9 Benteng 136.364.807 232.024.061 319.860.008 424.966.915 455.168.208
10 Kota Bengkulu
l 332.367.740 443.124.935 567.347.451 509.038.126 538.166.941
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu (Da ta diola h) l l l

Pa da ga mba r 4.3 menunjuka n ba hwa rea lisa si bela nja tida k la ngsung
l l l l l l l l l l l l l

Provinsi Bengkulu da ri ta hun 2010 sa mpa i denga n ta hun 2019 menunjuka n l l l l l l l

terja dinya peningka ta n setia p ta hun. Ha l tersebut dira nca ng denga n guna utuk
l l l l l l l l l l l

berba ga i renca na pemba nguna n bertujua n a ga r berma nfa a t ja ngka pa nja ng da n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

menseja htera hka n ma sya ra ka t. Pa da ta hun 2010 – 2019 bela nja tida k la ngsung
l l l l l l l l l l l l l l

46
ka bupa ten/kota di provinsi bengkulu tertinggi bera da pa da bengkulu uta ra ya kni
l l l l l l l l l l

Rp. 702.011.470, Kedua ka bupa ten reja ng lebong Rp.647.521.267, da n ya ng l l l l l l

ketiga kota bengkulu Rp. 538.166.941 seda ngka ng bela nja tida k la ngsung ya ng
l l l l l l l l l

terenda h da ri ta hun 2010-2019 ya kni perta ma ka bupa ten lebong sebesa r Rp.
l l l l l l l l l

354.247.135, kedua ka bupa ten seluma sebesa r Rp. 380.318.789 da n ya ng ketiga l l l l l l l l

ka bupa ten kepa hia ng sebesa r Rp. 406.011.383.


l l l l l

4.1.5 Perkemba nga n Jumla h Peduduk Ka bupa ten/kota di Provinsi Bengkulu l l l l l l

Ta hun 2010-2019 l

Ba da n Pusa t Sta tistik (BPS) menja ba rka n ba hwa penduduk a da la h semua


l l l l l l l l l l l l l

ora ng ya ng berdomisili di wila ya h geogra fis Republik Indonesia sela ma 6 bula n


l l l l l l l l l

a ta u lebih a ta u mereka ya ng berdomisili kura ng da ri 6 bula n teta pi bertujua n


l l l l l l l l l l l

untuk meneta p. Pertumbuha n penduduk a da la h keseimba nga n ya ng dina mis l l l l l l l l l

a nta ra kekua ta n-kekua ta n ya ng mena mba h da n kekua ta n-kekua ta n ya ng


l l l l l l l l l l l l l l l l

mengura ngi jumla h penduduk. l l

Berda sa rka n umur terda pa t ya ng terma suk keda la m usia produktif


l l l l l l l l l l

merupa ka n penduduk ya ng berumur 15-64 ta hun. Berikut ini a da la h jumla h


l l l l l l l l

penduduk Ka bupeten/Kota di Provinsi Bengkulu pa da ta hun 2010-2019. l l l l l

Ta bel 4.6 Jumla h Penduduk Ka bpa ten/Kota Provinsi Bengkulu Ta hun 2010-2019
l l l l l l

No Jumla h Penduduk Menurut Ka bupa ten/Kota Di Provinsi Bengkulu


Ka b/Kota
l l l l

2010 2013 2015 2017 2019


l l

1 Bengkulu Sela ta n l l 143.417 148.854 152.194 155.427 158.409


2 Reja ng Lebong l 247.495 253.020 256.094 258.763 260.899
3 Bengkulu Uta ra l l 258.793 275.858 287.439 298.757 310.003
4 Ka ur l 108.298 112.894 115.805 118.586 121.211
5 Seluma l 174.101 181.242 185.587 189.874 193.802
6 Muko Muko 156.488 168.654 177.131 185.499 193.881
7 Lebong 99.590 105.421 109.190 113.042 116.610
8 Kepa hia ng l l 125.315 129.706 132.415 134.938 137.191

47
9 Benteng 98.687 104.179 107.791 111.318 114.695
10 Kota Bengkulu l 309.944 334.529 351.298 368.065 385.137
Provinsi Bengkulu 1.722.128 1.814.357 1.874.944 1.934.269 1.991.838
Sumber: Bps Provinsi Bengkulu (Da ta diola h). l l l

Berda sa rka n ta bel 4.6 menunjuka n perkemba nga n jumla h penduduk di


l l l l l l l l

ka bupa ten/kota di provinsi bengkulu menga la mi peningka ta n setia p ta hunnya .


l l l l l l l l l l

Pa da ta hun 2010 jumla h penduduk di provinsi bengkulu bera da pa da a ngka


l l l l l l l l l l

1.722.128 jiwa da n terus menerus menga la mi peningka ta n, pa da ta hun 2015l l l l l l l l l

sendiri terja di peningka ta n menja di 1.874.944 jiwa da n tera khir pa da ta hun 2019
l l l l l l l l l l

menja di 1.991.838 jiwa . l l

Pa da ta bel 4.6 dia ta s menunjuka n jumla h penduduk di ka bupeten/kota di


l l l l l l l l l

provinsi bengkulu da ri ta hun 2010-2019 ya ng tertinggi diduduki oleh kota l l l l

bengkulu ya ng semula 2010 seba nya k 309.944 jiwa menja di 385.137 jiwa pa da
l l l l l l l l l

ta hun 2019, kedua diduduki oleh ka bupa ten bengkulu uta ra pa da ta hun 2010
l l l l l l l l l

sebna ya k 258.793 jiwa menja di 310.003 jiwa di ta hun 2019, da n ya ng ketiga


l l l l l l l l l

diduduki oleh ka bupa ten reja ng lebong di ta hun 2010 seba nya k 247.495 jiwa l l l l l l l

menja di l 260.899 jiwa di ta hun 2019 . Seda ngka n jumla h penduduk ya ng l l l l l l

terenda h perta ma dita hun 2019 diduduki oleh ka bupa ten bengkulu tenga h
l l l l l l l

seba nya k 114.695 jiwa , kedua pa da ka bupa ten lebong 116.610 jiwa da n ya ng
l l l l l l l l l l l

ketiga diduduki oleh ka bupa ten ka ur 121.211 jiwa . Ha l tersebut terja di ka rena 3
l l l l l l l l l

ka bupa ten terenda h merupa ka n tergolong ka bupa ten pemeka ra n ba ru ya ng a da di


l l l l l l l l l l l l l

provinsi bengkulu.

4.2 Ha sil A na lisis da n Uji Sta tistik


l l l l l

4.2.1 Pemiliha n Model Da ta Pa nel l l l l

48
Pa da penelitia n ya ng berba sis a na lisis regresi da ta pa nel seperti pa da
l l l l l l l l l l l l

penelitia n ini terda pa t bebera pa model a na lisis ya ng da pa t diguna ka n untuk


l l l l l l l l l l l l

menga na lisis da ta pa nel, ya itu: common effect model, fixed effect model, da n
l l l l l l l

ra ndom effect model. Va ria bel ya ng diguna ka n da la m penelitia n ini juga terdiri
l l l l l l l l l l

da ri va ria bel independen bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h
l l l l l l l l l l l l

penduduk. Seda ngka n Va ria bel dependen teridri da ri tiga model ya itu sektor l l l l l l l

primer, sektor sekunder, da n sektor tersier. l

Oleh ka rena itu untuk memilih a ta u menentuka n model a na lisis ma na


l l l l l l l l l

ya ng a ka n diguna ka n pa da penelitia n ini, ma ka ha rus dila kuka n pengujia n


l l l l l l l l l l l l l l

terlebih da hulu, ya itu Uji Chow, Uji Housma n da n Uji La gra nge Multiplier.
l l l l l l

1. Uji Chow (Chow Test)

Uji chow merupa ka n sebua h pengujia n ya ng dila kuka n untuk menentuka n l l l l l l l l

model ma na ya ng a ka n dipilih a nta ra common effect da n fixed effect. Pemiliha n


l l l l l l l l l l

model tersebut dida sa rka n pa da hipotesis berikut: l l l l l

 H0 : Common Effect Model

 Ha : Fixed Effect Model


l

Denga n tingka t error (α) ya ng diguna ka n a da la h sebesa r 5% (0,05).


l l l l l l l l l

A da pun kriteria da la m menentuka n a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu


l l l l l l l l l l l l l l

a pa bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re < 0,05 ma ka Ha diterima da n


l l l l l l l l l l l l

Ho ditola k. Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re >
l l l l l l l l l

0,05 ma ka H0 diterima da n Ha ditola k. l l l l l l

Ta bel 4.7 Uji Chow (Chow Test) denga n Redunda nt Fixed Effects Tests
l l l

Effects Test Sta tistic l d.f. Prob.

49
Cross-section F 1715.204299 (9,87) 0.0000
Cross-section Chi-squa re l 518.422398 9 0.0000

Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

Berda sa rka n ha sil uji chow pa da ta bel 4.7 diperoleh nila i Proba bilita s
l l l l l l l l l l

Cross-section Chi-squa re sebesa r 0.0000, disini nila i Proba bilita s Cross-section l l l l l

Chi-squa re =0.0000 < 0,05 a rtinya Ha diterima da n Ho ditola k, sehingga model


l l l l l l l l

ya ng diguna ka n da ri uji chow tersebut a da la h model estima si Fixed Effect.


l l l l l l l l

2. Uji Ha usma n (Ha usma n Test) l l l l

Uji ha usma n merupa ka n pengujia n la njuta n ya ng diguna ka n untuk


l l l l l l l l l l

menentuka n model ma na ya ng pa ling tepa t a nta ra Ra ndom effect model da n fixed


l l l l l l l l l l l

effect model. Pemiliha n model tersebut dida sa rka n pa da hipotesis berikut: l l l l l l

 H0 : Ra ndom Effect Model l

 Ha : Fixed Effect Model


l

Denga n tingka t error (α) ya ng diguna ka n a da la h sebesa r 5% (0,05).


l l l l l l l l l

A da pun kriteria da la m menentuka n a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu


l l l l l l l l l l l l l l

a pa bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re < 0,05 ma ka Ha diterima da n


l l l l l l l l l l l l

Ho ditola k. Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re >
l l l l l l l l l

0,05 ma ka H0 diterima da n Ha ditola k


l l l l l l

Ta bel 4.8 Uji Ha usma n (Ha usma n Test)


l l l l l

Test Summa ry l Chi-Sq. Sta tistic l Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section ra ndom l 0.851549 3 0.8371


Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

Berda sa rka n ha sil uji ha usma n pa da ta bel 4.8 diperoleh nila i Proba bilita s
l l l l l l l l l l l l

Cross-section Chi-squa re sebesa r 0.0000, disini nila i Proba bilita s Cross-section l l l l l

50
Chi-squa re =0.8371 > 0,05 a rtinya Ha ditola k da n Ho diterima , sehingga model
l l l l l l l l

ya ng diguna ka n da ri uji ha usma n tersebut a da la h model estima si Ra ndom effect.


l l l l l l l l l l l

3. Uji La gra nge Multiplier (LM) l l

Uji LM diguna ka n da la m menentuka n model ma na pa ling tepa t untuk l l l l l l l l l

diguna ka n a pa ka h common effect model a ta u ra ndom effect model ya ng pling


l l l l l l l l l

tepa t diguna ka n. A da pun hipotesis uji la gra nge multiplier seba ga i berikut:
l l l l l l l l l

 H0 : Common Effect Model


 Ha : Ra ndom Effect Model l l

Denga n tingka t error (α) ya ng diguna ka n a da la h sebesa r 5% (0,05).


l l l l l l l l l

A da pun kriteria da la m menentuka n a pa ka h hipotesis diterima a ta u ditola k, ya itu


l l l l l l l l l l l l l l

a pa bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re < 0,05 ma ka Ha diterima da n


l l l l l l l l l l l l

Ho ditola k. Na mun seba liknya , bila nila i Proba bilita s Cross-section Chi-squa re >
l l l l l l l l l

0,05 ma ka H0 diterima da n Ha ditola k. l l l l l l

Ta bel 4.9 Uji La gra nge (LM)


l l l

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pa ga n l l  443.4151  5.394390  448.8095


(0.0000) (0.0202) (0.0000)
Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

Berda sa rka n ha sil uji La gra nge Multiplier (LM) pa da ta bel 4.9 diperoleh
l l l l l l l l l

nila i Proba bilita s Cross-section a lpha sebesa r 0.0000, disini nila i Proba bilita s
l l l l l l l l l

Cross-section =0.0000 < 0,05 a rtinya Ha ditola k da n Ho diterima , sehingga l l l l l l l

model ya ng diguna ka n da ri uji ha usma n tersebut a da la h model estima si Ra ndom


l l l l l l l l l l l

effect model

51
4.2.2 Uji Sta tistik Da n A na lisis Model l l l l

Da la m menentuka n tingka t signifika nsi da ri ma sing-ma sing koefisien


l l l l l l l l

regresi va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t, ma ka perlu dila kuka n pengujia n
l l l l l l l l l l l l l

sta tistik, meliputi uji simulta n a ta u uji F, uji pa rsia l a ta u uji t, da n uji koefisien
l l l l l l l l l

determina si (R2). l

1. Uji F

Uji F a da la h pengujia n ya ng dila kuka n guna untuk meliha t penga ruh da ri


l l l l l l l l l l l

va ria bel beba s (Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk)
l l l l l l l l l l l l

seca ra keseluruha n a ta u seca ra simulta n terha da p va ria bel terika t (kontribusi


l l l l l l l l l l l l l

sektor primer). Tingka t signifika nsi ya ng diguna ka n sebesa r 5% (α = 0,05). l l l l l l

Ta bel 4.10 Ha sil Uji F


l l

Va ria ble l l F-sta tistic l Prob(F-sta tistic) l

BL
192.9870 0.000000
BTL
JP
Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

Berda sa rka n ha sil regresi denga n model Ra ndom effect pa da ta bel 4.10
l l l l l l l l l

diperoleh nila i proba bilita s (F-Sta tistik) sebesa r 0.00 < 0,05, ya ng a rtinya da pa t
l l l l l l l l l l

disimpulka n ba hwa seca ra keseluruha n a ta u seca ra simulta n va ria bel bela nja
l l l l l l l l l l l l l l l

la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk berpenga ruh seca ra
l l l l l l l l l l

signifika n terha da p va ria bel kontribusi sektor primer di Ka bupa ten/Kota di


l l l l l l l l

Provinsi Bengkulu.

52
2. Uji t

Uji t a da la h pengujia n ya ng dila kuka n seca ra pa rsia l a ta u seca ra ma ndiri


l l l l l l l l l l l l l l l l

pa da ma sing-ma sing va ria bel beba s terha da p va ria bel terika t. Dima na da la m uji t
l l l l l l l l l l l l l l l l

ini dima ksudka n untuk mengeta hui seja uh ma na penga ruh da ri sua tu va ria bel
l l l l l l l l l l l

beba s (Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk) da la m
l l l l l l l l l l l l

menera ngka n va ria si va ria bel terika t (kontribusi sektor primer) seca ra individua l.
l l l l l l l l l l

Tingka t signifika nsi ya ng diguna ka n a da la h sebesa r 5% (α = 0,05). Pa da ha sil


l l l l l l l l l l l l

regresi Ra ndom effect model diketa hui nila i proba bilita s da ri ma sing-ma sing
l l l l l l l l

va ria bel independen seba ga i berikut:


l l l l

Ta bel 4.11 Nila i Prob. t-Sta tistit


l l l

Va ria ble Coefficient l l Std. Error t-Sta tistic l Prob.


C 258.9034 35.50562 7.291899 0.0000
BL -0.504716 0.489849 -1.030350 0.3054
BTL -4.547677 0.586244 -7.757312 0.0000
JP -9.605262 3.708070 -2.590367 0.0111
Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

1. Va ria bel bela nja l l l l la ngsung (BL) mempunya i nila i proba bilita s sebesa r
l l l l l l

0.3054> 0,05, ma ka Ho diterima da n Ha ditola k ya ng a rtinya bela nja la ngsung l l l l l l l l l l l l

tida k berpenga ruh nega tif da n signifika n terha da p kontribusi sektor primer di
l l l l l l l

Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu.


l l l

2. Va ria bel bela nja tida k la ngsung (BTL) mempunya i nila i proba bilita s sebesa r
l l l l l l l l l l l

0.0000< 0,05, ma ka Ha diterima da n Ho ditola k ya ng a rtinya va ria bel bela nja l l l l l l l l l l l l l

tida k la ngsung berpenga ruh nega tif da n signifika n terha da p kontribusi sektor
l l l l l l l l

primer di Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu. l l l

3. Va ria bel Jumla h penduduk


l l l (JP) mempunya i nila i proba bilita s sebesa r l l l l l

0.0111< 0,05, ma ka Ha diterima da n Ho ditola k ya ng a rtinya va ria bel jumla h l l l l l l l l l l l l

53
penduduk berpenga ruh nega tif da n signifika n terha da p kontribusi sektor l l l l l l

primer di Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu. l l l

3. Uji Koefisien Determina si (R2) l

Koefisien determina si (R2) a da la h sua tu ukura n ya ng menjela ska n besa r l l l l l l l l l l

va ria si va ria bel terika t (kontribusi sektor primer) ya ng ma mpu dijela ska n oleh
l l l l l l l l l

va ria bel beba s (bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk).
l l l l l l l l l l l l

nila i R2 bera da a nta ra 0 da n 1, a pa bila nila i R2 sema kin mendeka ti 1 ma ka a ka n


l l l l l l l l l l l l l l l l l

sema kin ba ik da n seba liknya a pa bila sema kin mendeka ti nol a ka n sema kin tida k
l l l l l l l l l l l l l l

ba ik.
l

Ta bel 4.12 Nila i Prob. t-Sta tistik


l l l

Va ria ble R-squa red l l l A djusted R-squa red


l l

BL
BTL 0.857770 0.853325
JP

Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

Berda sa rka n ha sil regresi denga n model Ra ndom Effect da ri Ta bel 4.12
l l l l l l l l

diperoleh nila i koefisien determina si ya ng di ga mba rka n mela lui R-squa red (R2)l l l l l l l l

sebesa r l 0.857770 ya ng l a rtinya


l l va ria si l l kontribusi sektor primer di

Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu da pa t dijela ska n oleh va ria si va ria bel beba s
l l l l l l l l l l l l

da la m penelitia n ini ya itu bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h
l l l l l l l l l l l l l

penduduk seba nya k 85 persen seda ngka n sisa nya seba nya k 15 persen dijela ska n l l l l l l l l l l

oleh va ria bel la in ya ng bera da di lua r penelitia n


l l l l l l l l

4. A na lisis Uji Ra ndom effect model (REM)


l l l

Berda sa rka n ha sil uji chow, uji ha usma n da n uji La gra nge Multiplier ma ka
l l l l l l l l l l l

terpilihla h model terba ik ya itu Ra ndom effect model, Ra ndom effect model (Rem)
l l l l l

54
a da la h model ya ng menga sumsika n ba hwa da la m da ta pa nel terda pa t va ria bel
l l l l l l l l l l l l l l l l l

ga nggua n ya ng ma na nila inya berbeda a nta r individu. Berikut merupa ka n ha sil


l l l l l l l l l l l l l

pengujia n bela nja la ngsung, bela nja tida k la ngsung, da n jumla h penduduk
l l l l l l l l l l

terha da p kontribusi sektor primer, seba ga i berikut


l l l l

Ta bel 4.13 Ha sil Da ta Ra ndom Effect Model


l l l l l

Va ria ble l l Coefficient Std. Error t-Sta tisticl Prob.

C 258.9034 35.50562 7.291899 0.0000


BL -0.504716 0.489849 -1.030350 0.3054
BTL -4.547677 0.586244 -7.757312 0.0000
JP -9.605262 3.708070 -2.590367 0.0111
Ra ndom Effects l

(Cross)
_BS_--C -5.352518
_RJ_--C -4.218016
_BU_--C 13.73749
_KA UR_--C l 8.686153
_SLUMA _--C l 11.79492
_MK_--C 4.920876
_LBG_--C -1.538678
_KPH_--C -0.551421
_BENTENG_--C -1.066114
_KTBKL_--C -26.41270

R-squa red l 0.857770

A djusted R-squa red


l l 0.853325

F-sta tistic l 192.9870


Prob(F-sta tistic) l 0.000000

Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

Berda sa rka n ta bel 4.13 mengena i ha sil perhitunga n regresi da ta pa nel denga n
l l l l l l l l l l l

mengguna ka n model estima si Ra ndom Effect Model diperoleh persa ma a n regresi


l l l l l l l

da la m penelitia n ini seba ga i berikut:


l l l l l

Y = 258.9034 - 0.504716LnBL- 4.547677 LnBTL - 9.605262LnJP

55
Ketera nga n: l l

Y = Kontribusi Sektor Primer

a = Konsta nta
l l l

β = Koefisien Regresi

BL = LN Bela nja La ngsung l l l

BTL = LN Bela nja Tida k La ngsung l l l l

JP = LN Jumla h Penduduk l

e = Sta nda rd eror l l

A da pun interpreta si da ri persa ma a n tersebut a da la h seba ga i berkut :


l l l l l l l l l l l l

a. Nila i konsta nta (α) sebesa r 258.9034 a rtinya jika semua va ria bel independen
l l l l l l l l l l

(Bela nja la ngsung, Bela nja tida k la nsung da n Jumla h penduduk) dia sumsika n
l l l l l l l l l l l

bernila i sa ma denga n nol (0) ma ka nila i kontribusi sektor primer sebesa r


l l l l l l l l

258.9034

b. Nila i koefisien va ria bel bela nja la ngsung sebesa r -0.504716, a rtinya setia p
l l l l l l l l l l

terja di peningka ta n Bela nja la ngsung sebesa r 1 persen ma ka kontribusi sektor


l l l l l l l l l

primer a ka n menga la mi penuruna n sebesa r 0,50 persen.


l l l l l l

c. Nila i koefisien regresi va ria bel bela nja tida k la ngsung sebesa r -4,547677,
l l l l l l l l

a rtinya setia p terja di peningka ta n Bela nja tida k la ngsung sebesa r 1 persen
l l l l l l l l l l l

ma ka sebesa r 1 persen
l l l ma ka kontribusi sektor primer a ka n menga la mi
l l l l l l

penuruna n sebesa r 4,54 persen. l l

d. Nila i koefisien regresi va ria bel Jumla h penduduk sebesa r -9.605262, a rtinya
l l l l l l l

setia p terja di peningka ta n jumla h penduduk sebesa r 1 persen ma ka ma ka


l l l l l l l l l l

kontribusi sektor primer a ka n menga la mi penuruna n sebesa r 9,60 persen. l l l l l l

56
Berda sa rka n ta bel 4.14 ha sil uji regresi da ta pa nel denga n model estima si
l l l l l l l l l l

Ra ndom effect Model da pa t diketa hui nila i intersep da ri ma sing-ma sing


l l l l l l l l

ka bupa ten/kota di provinsi Bengkulu. A da pun persa ma a n model regresi untuk


l l l l l l l l

ma sing-ma sing individu (Ka bupa ten/Kota ) da pa t dija ba rka n seba ga i berikut:
l l l l l l l l l l l l

Ta bel 4.14 Intersep pa da 10 Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu


l l l l l l

Diba wa h Intersep Ga bunga n l l l l Dia ta s Intersep Ga bunga n l l l l

No Ka bupa ten/Kota Intersep l l l No Ka bupa ten/Kota Intersep


l l l

1 Kota Bengkulu -5.2236 l 1 Seluma 3.768526 l

2 Bengkulu Sela ta n -2.763484 l l 2 Bengkulu uta ra 3.962783 l l

3 Reja ng Lebong -1.628982 l 3 Muko-Muko 7.509910


4 Lebong 1.050356 4 Ka ur 11.275187
l

5 Bengkulu Tenga h 1.522920 l

6 Kepa hia ng 2.037613 l l

Sumber: Eviews9, (da ta diola h) l l l

Pa da persa ma a n regresi tersebut ya ng ditunjukka n mela lui ha sil regresi da ta


l l l l l l l l l l l

pa nel denga n estima si ra ndom fixed effect pendeka ta n REM denga n penduga
l l l l l l l l

Genera lized Lea st Squa res (GLS), menga sumsika n ba hwa da la m da ta pa nel
l l l l l l l l l l l l

terda pa t va ria bel ga nggua n ya ng ma na nila inya berbeda a nta r individu, teta pi
l l l l l l l l l l l l l l l

slope β teta p sa ma a nta r ka bupa ten da n a nta r wa ktu terpenuhi. Da pa t di l l l l l l l l l l l l l

interpeta sika n ba hwa nila i intersep da ri setia p wila ya h menunjukka n besa rnya
l l l l l l l l l l l l

nila i ra ta -ra ta kontribusi sektor primer pa da ma sing-ma sing ka bupa ten/kota di


l l l l l l l l l l l l

provinsi bengkulu ya ng berbeda h-beda h. Ha l ini dimungkinka n ka rena da era h l l l l l l l l l

ya ng diteliliti memiliki ka rekteristik berbeda h a nta ra sa tu da era h denga n da era h


l l l l l l l l l l l l

ya ng la in.
l l

Pa da persa ma a n model dia ta s da pa t diketa hui ba hwa da ri tota l sepuluh


l l l l l l l l l l l l l l

ka bupa ten/kota ya ng a da di provinsi bengkulu ha nya a da empa t Ka bupa ten


l l l l l l l l l l l l l

57
ya ng mempunya i nila i intersep dia ta s intersep ga bunga n ya itu Ka bupa ten
l l l l l l l l l l

bengkulu uta ra , seluma , ka ur, da n muko-muko seda ngka n ena m la innya l l l l l l l l l l

mempunya i intersep diba wa h intersep ga bunga n ya itu ka bupa ten kepa hia ng,
l l l l l l l l l l

bengkulu tenga h, lebong, reja ng lebong, bengkulu sela ta n, da n kota bengkulu. l l l l l l

Perbeda a n nila i intersep da ri setia p ka bupa ten/kota menunjukka n ba hwa setia p


l l l l l l l l l l l l

ka bupa ten/kota mempunya i nila i kontribusi sektor primer ya ng berbeda a nta r


l l l l l l l l l

sa tu ka bupa ten denga n ka bupa ten la innya .


l l l l l l l l

Berda sa rka n persa ma a n model, kontribusi sektor primer terbesa r a da la h


l l l l l l l l l l

ka bupa ten ka ur sebesa r 11,25 persen da n nila i intersep terkecil kontribusi sektor
l l l l l l

primer a da la h kota bengkulu sebesa r -5,22 persen. Jika dia sumsika n tida k
l l l l l l l l l

beruba h, ma ka kontribusi sektor primer terbesa r da n terkecil a da la h ka bupeten


l l l l l l l l l

ka ur da n kota bengkulu.
l l l

4.2 Pemba ha sa n l l l

4.2.1 Penga ruh Bela nja La ngsung Terha da p Kontribusi Sektor Primer Di
l l l l l l

Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu


l l l

Berda sa rka n ha sil regresi da ta pa nel denga n ra ndom effect model di da pa t


l l l l l l l l l l l

nila i koefisien sebesa r -0.504716 da n proba bilita s va ria bel bela nja la ngsung
l l l l l l l l l l

sebesa r 0.3054, nila i proba bilita s tersebut lebih besa r da ri tingka t error ya ng
l l l l l l l l

diguna ka n ya kni α=5% (0,05). Da ri ha sil tersebut bera rti Ho diterima da n Ha


l l l l l l l l l

ditola k ya ng a rtinya va ria bel bela nja la ngsung memiliki nila i nega tif da n tida k
l l l l l l l l l l l l l

berpenga ruh terha da p kontrinusi sektor primer pa da ka bupa ten/kota diprovinsi


l l l l l l l l

bengkulu. Ha sil ini menunjuka n jika terja dinya peningkta n bela nja la ngsung l l l l l l l l l

sebesa r 1 persen ma ka ma ka a ka n menurunka n kontribusi sektor primer sebesa r


l l l l l l l l l

0,50 persen.

58
Ha sil ini tida k seja la n denga n penelitia n ya ng dila kuka n oleh, Jeclien
l l l l l l l l l

elfia ni sendow, Debby Ch. Rotinhulu, George M.v Ka wung ya ng berjudul


l l l

“Penga ruh pengelua ra n pemerinta h da era h terha da p PDRB dikota ma na do” ya ng


l l l l l l l l l l l l

menga ta ka n ba hwa va ria bel bela nja la ngsung berpenga ruh signifika n terha da p
l l l l l l l l l l l l l l

PDRB.

4.2.2 Penga ruh Bela nja Tida k La ngsung Terha da p Kontribusi Sektor l l l l l l l

Primer Di Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu l l l

Berda sa rka n ha sil regresi da ta pa nel denga n ra ndom effect model di da pa t


l l l l l l l l l l l

nila i koefisien -4.547677 da n proba bilita s va ria bel bela nja tida k la ngsung a da la h
l l l l l l l l l l l l l

sebesa r 0.0000, nila i proba bilita s tersebut lebih kecil da ri tingka t error ya ng
l l l l l l l

diguna ka n ya kni α=5% (0,05). Da ri ha sil tersebut bera rti Ha diterima da n Ho


l l l l l l l l l

ditola k ya ng a rtinya va ria bel pengelua ra n bela nja tida k la ngsung berpenga ruh
l l l l l l l l l l l l l

nega tif l da n l signifika n l terha da p l l tingka t l struktur ekonomi primer di

Ka bupa ten/kota di Provinsi Bengkulu. . Ha sil ini menunjuka n setia p terja dinya
l l l l l l l l

peningkta n bela nja tida k la ngsung sebesa r 1 persen ma ka ma ka a ka n


l l l l l l l l l l l l

menurunka n kontribusi sektor primer sebesa r 4,54 persen. l l

Seba gima na l l l dikemuka ka n l l oleh Rujima n l (2003) ba hwa l l sektor

perekonomia n ya ng benila i positif da pa t dika tegorika n seba ga i sektor ma ju a ta u l l l l l l l l l l l l

terja dinya peningka ta n ma upun seba liknya sektor perekonomia n ya ng benila i


l l l l l l l l l l

nega tif a rtinya sektor tersebut tida k ma ju a ta u terja dinya penuruna n.


l l l l l l l l l l

Ha sil penelitia n ini seja la n denga n penelitia n ya ng dila kuka n oleh


l l l l l l l l l

Muha mma d nur a lfia t ya ng berjudul “A na lisis penga ruh pengelua ra n pemerinta h
l l l l l l l l l l l

terha da p peruba ha n struktur ekonomi disula wesi tengga ra ” denga n menyebutka n


l l l l l l l l l

59
ba hwa pengelua ra n pemerinta h berpenga ruh signifika n terha da p peruba ha n
l l l l l l l l l l l

strukur. Ha l tersebut didukung oleh penda pa t ta mbuna n (2001), Sema kin besa rl l l l l l l

pengelua ra n pemerinta h, a ka n sema kin tinggi terja dinya peruba ha n struktur itu
l l l l l l l l l l

sendiri, seba liknya sema kin renda h pengelua ra n pemerinta h ma ka sema kin l l l l l l l l l l

renda h terja dinya peruba ha n struktur itu sendiri. Sela in itu teori A ldolf Wigner
l l l l l l l

juga menga ta ka n ba hwa pengelua ra n pemerinta h sema kin la ma a ka n meningka t.


l l l l l l l l l l l l l l l

Ia juga berpenda pa t da la m sua tu perekonomia n a pa bila penda pa ta n per ka pita


l l l l l l l l l l l l l l l l

meningka t ma ka seca ra rela tif pengelua ra n pemerinta h pun a ka n meningka t


l l l l l l l l l l l l

teruta ma diseba bka n ka rena pemerinta h ha rus menga tur hubunga n ya ng timbul
l l l l l l l l l l l

da la m ma sya ra ka t.
l l l l l l

Ha l tersebut didukung oleh teori Chenery menjela ska n seja la n denga n


l l l l l l

peningka ta n penda pa ta n perka pita a ka n mempercepa t proses tra nsforma si da ri


l l l l l l l l l l l l l

perta nia n tra disiona l bera lih ke sektor industri seba ga i mesin uta ma pertumbuha n
l l l l l l l l l l

ekonomi. Denga n demikia n a ka n terja dinya penuruna n kontribusi sektor primer l l l l l l l

serta a ka n meningka tka n kontribusi sektor sekunder da n sektor tersier.


l l l l l l

4.2.3 Penga ruh Jumla h Penduduk Terha da p Kontribusi Sektor Primer Di l l l l

Ka bupa ten/Kota Provinsi Bengkulu


l l l

Jumla h penduduk a da la h semua ora ng ya ng berdomisili di wila ya h


l l l l l l l l l

geogra fis Republik Indonesia sela ma 6 bula n a ta u lebih a ta u mereka ya ng


l l l l l l l l l l l

berdomisili kura ng da ri 6 bula n teta pi bertujua n untuk meneta p. Berda sa rka n l l l l l l l l l

ha sil regresi da ta pa nel denga n ra ndom effect model di da pa t nila i koefisien


l l l l l l l l l

sebesa r -9.605262 da n proba bilita s va ria bel Jumla h penduduk sebesa r 0.0111,
l l l l l l l l

nila i proba bilita s tersebut lebih besa r da ri tingka t error ya ng diguna ka n ya kni
l l l l l l l l l l

α=5% (0,05). Da ri ha sil tersebut bera rti Ha diterima da n Ho ditola k ya ng a rtinya l l l l l l l l l l

60
va ria bel jumla h penduduk berpenga ruh positif da n signifika n terha da p kontribusi
l l l l l l l l

primer pa da ka bupa ten/kota diprovinsi bengkulu. Ha sil ini menunjuka n setia p


l l l l l l l l

terja dinya peningkta n jumla h penduduk sebesa r 1 persen ma ka ma ka a ka n


l l l l l l l l l l l

menurunka n kontribusi sektor primer sebesa r 9,60 persen. l l

Ha l tersebut terja di ka rena jumla h penduduk a ka n mendukung terja dinya


l l l l l l l l l

pergesera n struktur ekonomi da la m sua tu nega ra , dia nta ra nya diseba bka n oleh
l l l l l l l l l l l l

sifa t ma nusia da la m kegia ta n konsumsi, ya itu a pa bila a pa bila penda pa ta n na ik,


l l l l l l l l l l l l l l l l l l

ela stisita s perminta a n ya ng dia kiba tka n oleh peruba ha n penda pa ta n (income
l l l l l l l l l l l l l

ela sticity of dema nd) a da la h renda h terha da p konsumsi ba ha n ma ka na n.


l l l l l l l l l l l l l

Seda ngka n perminta a n terha da p ba ra ng-ba ra ng la in seperti ba ha n pa ka ia n,


l l l l l l l l l l l l l l l l

peruma ha n, da n ba ra ng-ba ra ng konsumsi ha sil industry tinggi. Sifa t perminta a n


l l l l l l l l l l l

ma sya ra ka t tersebut sesua i denga n (teori engles). Ha l itula h ya ng menyeba bka n


l l l l l l l l l l l

terja dinya penuruna n kontribusi sektor primer ka rena pera liha n tenga kerja ke
l l l l l l l l l

sektor industry da n ja sa l l l

61
DA FTA R PUSTKA
l l l

A rdia nsya h. (2014). a na lisis sektor unggula n da n tra nsforma si struktur ekonomi
l l l l l l l l l

di provinsi sula wesi sela ta n. Prodi Ekonomi Pemba nguna n Fa kulta s l l l l l l l

Ekonomi Universita s Negeri Ma ka ssa r. l l l l

Ba da n Pusa t Sta tistik. (2011). Provinsi Bengkulu Da la m A ngka . Bengkulu:


l l l l l l l l

Ba da n Pusa t Sta tistik.


l l l l

_____ . (2012). Provinsi Bengkulu Da la m A ngka . Bengkulu: Ba da n Pusa t l l l l l l l

Sta tistik. l

_____ . (2015). Provinsi Bengkulu Da la m A ngka . Bengkulu: Ba da n Pusa t l l l l l l l

Sta tistik. l

_____ . (2020). Provinsi Bengkulu Da la m A ngka . Bengkulu: Ba da n Pusa t l l l l l l l

Sta tistik. l

Combes, P.-P. (2000). Economic Structure a nd Loca l Growth:1984–1993. l l

Journa l of Urba n Economics. l l

Fa dilha , D. (2010). A na lisis Peruba ha n struktur ekonomi Suma tra uta ra . Tesis
l l l l l l l l l l

Universita s suma tra uta ra . l l l l l

Ha sa ni, A . (2010). A na lisis struktur perekonomia n berda sa rka n pendeka ta n shift


l l l l l l l l l l l

sha re di provinsi ja wa tenga h periode ta hun 2003 – 2008. Fa kulta s


l l l l l l l

Ekonomi da n Bisnis Universita s Diponogoro. l l

62
Idrus, I. (2017). Penga ruh pengelua ra n pemerinta h da n jumla h penduduk l l l l l l

terha da p penda pa ta n a sli da era h (pa d) di ma ka ssa r. Fa kulta s Ekonomi


l l l l l l l l l l l l l l

da n Bisnis Universita s Muha mma diya h Ma ka sa r.


l l l l l l l l

Ira ma ya nti. (2017). Tra nsforma si struktur ekonomi ka bupa ten bone periode
l l l l l l l

2011-2015. Fa kulta s Ekonomi da n bisnis isla m universita s negeri a la udin


l l l l l l l

ma ka sa r. l l l

Ja cklien Elfia ni Sendow, D. C. (2018). penga ruh pengelua ra n pemerinta h da era h


l l l l l l l l

terha da p pdrb kota ma na do. Jurna l Pemba ngua n Ekonomi da n Keua nga n
l l l l l l l l l l l

Da era h. l l

Ketut, N. (2017). Fa ktor-fa ktor ya ng mempenga ruhi pengelua ra n pemba nguna n l l l l l l l l

di kota pa lopo. Jurna l ekonomi pemba nguna n indonesia .


l l l l l l

keua nga n, S. (2011). Sta tistik keua nga n provinsi bengkulu . Sta tistik keua nga n
l l l l l l l l

bengkulu.

keua nga n, S. (2015). Sta tistik keua nga n provinsi bengkulu . Sta tistik keua nga n
l l l l l l l l

bengkulu.

keua nga n, S. (2020). Sta tistik keua nga n provinsi bengkulu . Sta tistik keua nga n
l l l l l l l l

bengkulu.

Nikola os dritsa kis, a . a . (t.thn.). A Ca usa l Rela tionship Between Goverment


l l l l l l l l

Speding a nd Economic Development: A n Empiris Exca mina tion Of Greek


l l l l

Economic.

Sempurna , S. (2018). Penga ruh pengelua ra n publik terha da p tra nsforma si


l l l l l l l l

struktur ekonomi da n pengemba nga n wila ya h ka bupa ten humba ng l l l l l l l l

ha sunduta n. Tesis Universita s Suma tra Uta ra .


l l l l l l l

Supria di, D. (2017). A na lisis Tra nsforma si Struktura l Perekonomia n A ceh.


l l l l l l l l

Jurna l Ilmia h Universita s Teuku uma r.


l l l l

63
Uta ma , I. m. (2014). Tra nsforma si struktur ekonomi da n sektor unggula n
l l l l l l

ka bupa ten bueleng 2008-2013. Jurusa n ekonomi pemba nguna n fa kulta s


l l l l l l l

ekonomi da n bisnis universita s uda ya na .


l l l l l

wa rda ni, L. k. (2013). Penga ruh penga nggura n, pengelua ra n pemerinta h da n


l l l l l l l l l

jumla h penduduk terha da p kemiskina n ka b/kota di ja wa tenga h ta hun


l l l l l l l l l l

2006-2010. Jurna l ilmia h Universita s sema ra ng.


l l l l l

wibowo, D. (2019). A na lisis peruba ha n struktur ekonomi da n sector potensia l


l l l l l l

dika bupa ten Bengka la is 2011-2016. Jurusa n ekonomi sya ria h Fa kulta s
l l l l l l l l l

ekonomi da n bisnis isla m universita s suna n ka lija ga .


l l l l l l l

64

Anda mungkin juga menyukai