Sap Manajemen Laktasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“MANAGEMEN LAKTASI”

KELOMPOK : 14

Nama Mahasiswa:

1. Arengga Rona Firdiansyah NIM 2102013262


2. Ayu Aisyah NIM 2102013281
3. Dewa Galuh Setiawan NIM 2102013156
4. Icha wulan dari NIM 2102013270
5. Laily arofatin nisak NIM 2102013286
6. Lutfiah NIM 2102013163
7. M.Teguh Renaldi Wijaya NIM 2102013335

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan dengan judul “ MANAGEMEN LAKTASI”


telah ini diajukan oleh nama-nama berikut :

No Nama NIM
1 Arengga Rona Firdiansyah 2102013262
2 Ayu Aisyah 2102013281
3 Dewa Galuh Setiawan 2102013156
4 Icha wulan dari 2102013270
5 Laily arofatin nisak 2102013286
6 Lutfiah 2102013163
7 M.Teguh Renaldi Wijaya 2102013335
Dst

Telah disetujui untuk dipresentasikan pada :


Hari :
Tanggal :
Tempat : RSUD Ngimbang di ruang Nifas
Media : Leaflet
Sasaran : Ibu Postpartum

, 2023

Mengetahui dan disetujui,

Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik

( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Managemen Laktasi

Subtopik : Managemen Laktasi

Hari, Tanggal :

Waktu :

Tempat : RSUD Ngimbang di ruang Nifas

Materi : Terlampir

1. Latar Belakang

Kehadiran seorang bayi dalam sebuah keluarga adalah merupakan dambaan setiap orang.
Karena dengan kehadiran seorang bayilah mereka dapat meneruskan garis keturunan mereka.
Seorang bayi tentu saja masih punya nilai ketergantungan yang tinggi kepada kedua ortunya
harus ekstra cermat dan penuh perhatian dalam merawat bayi mereka.

Untuk menunjang perawatan tersebut, seorang ibu sangat dianjurkan untuk memberikan
ASI (Air Susu Ibu) sebagai sumber makanan yang utama seelum meraka diperbolehkan untuk
mendapatkan sumber makanan yang lainnya. Dalam prosese pemberian ASI tersebut, seorang
ibu harus memperhatikan gizinya dan harus cukup pengetahuan tentang cara merawat seorang
bayi dan cara/teknik menyusui bayi yang baik dan benar. Sehingga bayi mereka bisa tumbuh
dengan baik dan sehat. Sehingga kelak bisa menjadi anak yang cerdas. Pengetahuan tentang
teknik menyusui bayi yang baik dan benar tidak hanya berguna bagi ibu-ibu yang telah
berkeluarga. Tapi juga berguna bagi remaja putri agar kelak mereka bisa menyusui anak-anak
mereka dengan baik dan benar.

2. Tujuan Umum

Setelah diadakannya penyuluhan, diharapkan pasien post partum mampu mengetahui


tentang manajemen laktasi.
3. Tujuan Khusus Instruksional (TIK)

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan diharapkan klien


mampu:
a. Pengertian postpartum
b. Dapat mengetahui cara menyusui yang benar
c. Dapat mengetahui tanda - tanda ASI cukup untuk bayi
d. Dapat mengetahui Apa saja Manfaat pemberian ASI
e. Dapat mengetahui cara penyimpanan ASI

4. Sasaran

Ibu postpartum

5. Materi

1. Pengertian postpartum?

2. Cara menyusui yang benar?

3. Tanda - tanda ASI cukup untuk bayi?

4. Apa saja Manfaat pemberian ASI ?

5. Cara penyimpanan ASI?

6. Metode

a. Presentasi/ceramah
b. Tanya Jawab

7. Media

Leaflet
8. Strategi Pelaksanaan

Hari, tanggal :

Waktu :

Tempat : RSUD Ngimbang di ruang Nifas

Penyaji :

Moderator : Ayu Aisyah

Notulen :

9. Pengorganisasian dan Uraian Tugas

a. Moderator :

1) Membuka acara
2) Memeperkenalkan diri dan anggota
3) Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
4) Menutup acara

b. Penyaji :

1) Membaca isi penyuluhan


2) Memberikan dan menjawab pertanyaan
3) Menyimpulkan hasil penyuluhan
4) Melaksanakan evaluasi

c. Notulen :

1) Merangkum materi yang di sampaikan penyaji


2) Menulis pertanyaan dari peserta
3) Menulis jawaban dari penyaji
10. Pelaksanaan Kegiatan

Tahap
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Kegiatan
1. PEMBUKAAN 5 Menit 1.Salam 1. Menjawab Salam
2.Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3.Menyampaikan Memperhatikan
tentang tujuan Dengan Seksama
penyuluhan
2. PENYAMPAIAN 20 Menit 1. Jelaskan Pengertian 1. Mendengarkan dan
MATERI
postpartum? memperhatikan
2. Bagaimana cara dengan seksama
menyusui yang benar? 2. Bertanya mengenai
3. Bagaimana tanda hal-hal yang kurang
ASI cukup untuk bayi? dan belum
4. Apa saja Manfaat dimengerti
pemberian ASI?
5. Sebutkan bagaimana
cara penyimpanan
ASI?

3. PENUTUP 5 Menit 1. Melakukan evaluasi 1. Audience dapat


dengan memberikan menjelaskan
pertanyaan sederhana. Kembali poin-poin
2. Menyampaikan materi yang telah
ringkasn materi dan dijelaskan
simpulan. 2. Mendengarkan
3.Mengakhiri
pertemuan
dan mengucapkan
terimakasih atas
perhatian para
audience.
11. Evaluasi

a. Evaluasi struktur
1. Peserta menghadap ke arah Mahasiswa
2. Peserta turut serta dalam kegiatan
3. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana

b. Evaluasi proses
1. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
2. Peserta dapat berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan

c. Evaluasi hasil

75% peserta dapat :


1. Jelaskan Pengertian postpartum?
2. Bagaimana cara menyusui yang benar?
3. Bagaimana tanda ASI cukup untuk bayi?
4. Apa saja manfaat pemberian ASI?
5. Sebutkan bagaimana cara penyimpanan ASI?
TINJAUAN TEORI
“Managemen Laktasi”

1. Definisi Pemeriksaan Sputum

Managemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai
keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pada masa
kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam persalinan sampa keluar rumah sakit (perinatal) dan masa
menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (maryunani, 2015).
Menyusui dalam hal ini memberikan ASI ekslusif merupakan cara terbaik untuk bayi karena ASI
mudah dicerna dan memberikan gizi dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi. Pelaksanaan
pemberian ASI dapat dilakukan dengan benar jika pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui
serta menegemen laktasi baik.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-
kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai
usia 2 tahun. American Academy of Pediatric (APP), Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) dan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan hal yang sama tentang pemberian ASI
Eksklusif sekurang-kurangnya 6 bulan (Suradi, 2010).

2.Langkah – Langkah Menyusui


Menurut Astuti (2018), langkah-langkah yang benar meliputi:
a. Cuci tangan, tangan dicuci dengan air bersih dan sabun, kemudian dikeringkan. Dalam bulan pertama
kehidupan, bayi sangat rentan karena penyakit infeksi salah satu penularannya adalah tangan.
b. Langkah sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan
areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembapan putting susu.
c. Memegang bayi.
1) Bayi diletakkan menghadap perut ibu atau payudara
2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lekung siku ibu, dan bokong bayi
terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan ibu.
3) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan satu lagi di depan.
4) Perut bayi menempel badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara.
5) Teling dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
d. Menyangga payudara
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menompang di bawah, jangan menekan
putting susu atau areolanya saja.

Gambar 2.8 Cara meyangga payudara


Sumber: Astuti 2018

e. Perlekatan yang benar


1) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rotting reflex) dengan cara menyentuh pipi dengan
puting susu, menyentuh sisi mulut.
2) Setelah mulut bayi terbuka lebar, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
3) Sebagian besar areola diusahakan dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga putting susu berada
di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan di
bawah areola.
4) Setelah bayi mulai menghisap. Payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.

f. Melepas Isapan Bayi


Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
Menyusui berikutnya dari payudara yang terakhir dikosongkan. Setelah selesai menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan
kering dengan sendirinya.

Gambar 2.9 Melepas isapan bayi


Sumber: Astuti 2018
g. Menyedawakan Bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara Dari lubang
supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusu. Cara
menyendawakan bayi yaitu dengan berikut:
1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan.
2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya
ditepuk perlahan.

Gambar 2.10 menyendawakan bayi


Sumber: Astuti 2018

3. Tanda Bayi mendapatkan ASI yang Cukup


Menurut Retno (2011), tanda ASI cukup ialah:
a. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 Jam dan warnanya jemih sampai kuning muda.
b. Bayi sering BAB berwarna kekuningan “berbiji”.
c. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi setidaknya
menyusui 10-12 kali dalam 24 jam.
d. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.
e. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu.
f. Bayi bertambah berat badannya.
g. Ibu dapat mendengar Suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI

4. Manfaat pemberian ASI


a. . Manfaat ASI Bagi Bayi
Berikut manfaat ASI yang diperoleh bayi menurut Nisman (2011)
1. ASI mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum sempurna.
2. ASI termasuk kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh, meliputi immunoglobin,
lactoferin, enzyme, macrofag, lymphosit, dan bifidus factor. Semua faktor ini berperan
sebagai antivirus, antiprotozoa, antibakteri, dan antiinflamsi bagi tubuh bayi sehingga bayi
tidak mudah terserang penyakit. Jika mengkonsumsi ASI, bayi juga tidak mudah mengalami
alergi.
3. ASI juga menghindari bayi dari diare karena saluran pencernaan bayi yang mendapatkan ASI
mengandung lactobacilli dan bifidobabateria (bakteri baik) yang membantu membentuk
feses bayi yang PH-nya rendah sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat
penyebab dan masalah pencernaan lainnya.
4. ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
sehingga dapat menunjang perkembangan otak bayi. Berdasarkan suatu penelitian, anak yang
mendapatkan ASI pada masa bayi mempunyai IQ yang lebih tinggi dibandingkan anak yang
tidak mendaptkan ASI.
5. Menghisap ASI membuat bayi mudah mengoordinasi saraf menelan, mengisap, dan bernapas
menjadi lebih sempurna dan bayi menjadi lebih aktif dan ceria.
6. Mendapatkan ASI dengan mengisap dari payudara membuat kualitas hubungan psikologis
ibu
dan bayi menjadi semakin dekat.
7. Mengisap ASI dari payudara membuat pembentukan rahang dan gigi menjadi lebih baik
dibandingkan dengan mengisap susu formula dengan menggunakan dot.
8. Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibandingkan bayi yang diberi susu formula.
Pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, saluran
napas, dan telinga. Bayi juga bisa mengalami diare, sakit perut (kolik), alergi, makanan,
asma, diabetes, dan penyakit saluran pencernaan kronis. Sebaliknya, ASI membantu
mengoptimalkan perkembangan sistem saraf perkembangan otak bayi.

b. Manfaat Menyusui Bagi Ibu


Sementara itu, menyusui juga memberikan manfaat bagi ibu (Nisman, dkk, 2011) :
1. Menghentikan perdarahan pasca persalinan Ketika bayi menyusu, isapan bayi akan
merangsang otak untuk memproduksi hormon prolaktin dan oksitosin. Hormone oksitosin,
selain mengerutkan otot-otot untuk pengeluaran ASI, juga membuat otot-otot rahim dan
juga pembuluh darah di rahim sebagai bekas proses persalinan, cepat terhenti. Efek ini akan
berlangsung secara lebih maksimal jika setelah melahirkan ibu langsung menyusui
bayinya.
2. Psikologi Ibu
Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan
bayinya (menyusui bayinya) akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayi).
3. Mencegah Kanker
Wanita yang menyusui memiliki angka insidensi terkena kanker payudara payudara, indung
telur, dan rahim lebih rendah.
4. Menyusui dengan frekuensi yang sering dan alama dapat digunakan sebagai metode
kontrasepsi alami yang dapat mencegah terjadinya ovulasi pada ibu. Jika akan
memanfaatkan metode kontrasepsi ini sebaiknya konsultasi dengan dokter.
5. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil. Dengan menyusui, cadangan
lemak dari tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai sumber energi pembentukan ASI.
Akibatnya, cadangan lemak tersebut akan menyusut sehingga penurunan berat badan ibu
pun akan berlangsung lebih cepat.
6. ASI lebih murah sehingga ibu tidak perlu membeli.
7. ASI tersedia setiap saat tanpa harus menunggu waktu menyiapkan dengan temperatur atau
suhu yang sesuai dengan kebutuhun bayi.
8. ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya dari luar serta steril dari
bakteri.
5. Menyimpan ASI
1. ASI perah disimpan dalam lemari pendingin atau menggunakan portable cooler bag
2. Untuk tempat penyimpanan ASI, berikan sedikit ruangan pada bagian atas wadah
penyimpanan karena seperti kebanyakan cairan lain, ASI akan mengembang bila dibekukan.
3. ASI perah segar dapat disimpan dalam tempat/wadah tertutup selama 6-8 jam pada suhu
ruangan (26ºC atau kurang). Jika lemari pendingin (4ºC atau kurang) tersedia, ASI dapat
disimpan di bagian yang paling dingin selama 3-5 hari, di freezer satu pintu selama 2
minggu, di freezer dua pintu selama 3 bulan dan di dalam deep freezer (-18ºC atau kurang)
selama 6 sampai 12 bulan.
4. Bila ASI perah tidak akan diberikan dalam waktu 72 jam, maka ASI harus dibekukan.
5. ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dapat bertahan 4 jam atau kurang untuk
minum berikutnya, selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari pendingin selama 24 jam
tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
6. ASI beku dapat dicairkan di luar lemari pendingin pada udara terbuka yang cukup hangat
atau di dalam wadah berisi air hangat, selanjutnya ASI dapat bertahan 4 jam atau sampai
waktu minum berikutnya tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
7. Jangan menggunakan microwave dan memasak ASI untuk mencairkan atau menghangatkan
ASI.
8. Sebelum ASI diberikan kepada bayi, kocoklah ASI dengan perlahan untuk mencampur
lemak yang telah mengapung.
9. ASI perah yang sudah diminum bayi sebaiknya diminum sampai selesai, kemudian sisanya
dibuang.
LAMPIRAN MATERI
1. Meteri

2. Referensi
3. Media
MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI LITBANG PIMPINAN PUSAT
MUHAMMADIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
SK. Menteri RISTEK DIKTI RI Nomor 880/KPT/I/2018
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Keperawatan (S1), Ners (Profesi), Farmasi (S1), Admisnitrasi RS (S1), Kebidanan (D3),
Fisioterapi (D3), Farmasi (D3)
Webside www.umla.ac.id Email [email protected]
Kampus : Jl. Raya Plalangan - Plosowahyu KM3 Lamongan, Telp/Fax (0322) 323457

ABSENSI PESERTA PENYULUHAN


Topik : Managemen Laktasi
Hari, Tanggal :
Waktu :
Tempat : RSUD Ngimbang di ruang Nifas

No Nama Alamat Ttd


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Dst
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Diah Eko M, S.Kep., NS., M.Kep.
Jabatan : Dosen
Menerangkan bahwa nama-nama berikut :

No Nama JABATAN
1 Arengga Rona Firdiansyah Mahasiswa
2 Ayu Aisyah Mahasiswa
3 Dewa Galuh Setiawan Mahasiswa
4 Icha Wulan Dari Mahasiswa
5 Laily arofatin nisak Mahasiswa
6 Lutfiah Mahasiswa
7 M.Teguh Renaldi Wijaya Mahasiswa
Dst

Telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa memberikan pendidikan


kesehatan pada: Hari :
Tanggal :
Tempat : RSUD Ngimbang di ruang Nifas
Media : Leaflet
Topik : Managemen Laktasi
Sasaran : Ibu Postpartum
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

…………………………….., …………….. 2023


Ketua/Kepala ………
……………………………

Ttd dan stampel basah

(………………………………)
REFERENSI

World Health Organization, UNICEF. Breastfeeding counselling. A training course. Geneva: WHO. 2009.
Suradi R, Hegar B, Partiwi IGAN dkk. Indonesia Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit IDAI. 2010.

Anda mungkin juga menyukai