Bab 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebijakan Publik

2.1.1. Pengertian Kebijakan Publik

Kata kebijakan secara etimologis berasal dari bahasa Inggris yaitu d

ari kata policy sedangkan kebijaksanaan berasal dari kata Wisdom, dalam

kamus besar bahasa Indonesia kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas

yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerj

aan, kepemimpinan, dan cara bertindak atau kepandaian, kemahiran dan

kebijaksanaan.

Menurut Carl Friedrich, Kebijakan adalah suatu tindakan yang men

garah pada tujuan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan

tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya me

ncari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran ya

ng diinginkan”

Menurut Anderson (1979) menyatakan bahwa kebijakan merupakan

arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh suatu actor at

au sejumlah actor dalam mengatasi suatu masalah atau persoalan. Konsep k

ebijakan ini mempunyai implikasi yaitu :

(1) titik perhatian dalam membicarakan kebijakan berorientasi pada maks

ud dan tujuan, bukan sesuatu yang terjadi begitu saja melainkan sudah

direncanakan oleh aktor aktor yang terlibat dalam sistem politik,


(2) suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan berbagai

kebijakan lainnya dalam masyarakat,

(3) kebijakan adalah apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemerintah dan

bukan apa yang diinginkan oleh pemerintah,

(4) kebijakan dapat bersifat positif dan negative, dan

(5) kebijakan harus berdasarkan hukum sehingga memiliki kewenangan m

asyarakat untuk mematuhinya.

Menurut Lijan Poltak S (2006:5), istilah publik berasal dari bahasa

Inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata public

sebenarnya sudah diterima menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik

yang berarti umum, orang banyak dan ramai.

Jadi Kebijakan Publik menurut Dunn (dalam Pasolong 2007;39)

adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang

dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang

menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, energi,

kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan,

dan lain-lain.

Pemerintah dalam menjalankan tugas kepemerintahan mempunyai

peranan sangat penting dalam mencapai tujuan bangsa, sehingga dalam

melakukan sesuatu sangat membutuhkan bahan pertimbangan atau bahan

masukan yang terbaik untuk menentukan langkah yang akan di ambil.

Dalam memutuskan untuk melaksanakan sesuatu dalam pencapaian tujuan


tertentu atau mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat disebut dengan

kebijakan publik.

Kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai respon suatu sistem

politik melalui kekuasaan pemerintah terhadap masalah-masalah

masyarakat, perusahaan, negara, atau sistem politik dan administrasi.

Sementara pemerintah adalah orang atau sekelompok orang yang diberi

mandat oleh anggota sistem politk yang melakukan pengaturan terhadap

keseluruhan sistem dari level bawah hingga hubungan dengan luar negeri.

Kebijakan adalah sebuah keputusan, tetapi tidak semua keputusan

adalah kebijakan. Oleh karena itu, perlu melihat ciri-ciri umum agar suatu

keputusan dapat disebut sebagai kebijakan publik. Ciri-ciri umum

kebijakan publik adalah:

1. Setiap kebijakan harus memiliki tujuan. Artinya pembuatan suatu

kebijakan tidak boleh sekadar asal atau hanya karena ada kesempatan

membuatnya. Tanpa tujuan, tidak perlu ada kebijakan.

2. Suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan yang lain.

Akan tetapi, ia berkaitan dengan berbagai kebijakan dalam

masyarakat. Orientasi kebijakan adalah implementasi, interpretasi, dan

penegakan hukum.

3. Kebijakan adalah apa yang dilakukan oleh pemerintah, bukan apa yang

masih ingin atau dikehendaki untuk dilakukan pemerintah.

4. Kebijakan dapat berbentuk negatif atau larangan dan dapat juga berupa

pengarahan untuk melaksanakan atau menganjurkan sesuatu.


5. Kebijaksanaan harus berdasarkan hukum, sehingga mempunyai

kewenangan untuk memaksa masyarakat mengikutinya.

Jenis Kebijakan Publik Kebijakan publik dapat dikategorikan ke

dalam beberapa jenis, yaitu:

 Kebijakan Substantif: Kebijakan yang menyangkut apa yang akan

dilakukan oleh pemerintah.

 Kebijakan Prosedural: Kebijakan mengenai bagaimana kebijakan

substantif dapat dijalankan.

 Kebijakan Distributif: Kebijakan yang menyangkut distribusi

pelayanan atau kemanfaatan pada masyarakat.

 Kebijakan Regulatori: Kebijakan yang berupa pembatasan atau

larangan terhadap perilaku individu atau kelompok masyarakat.

 Kebijakan Redistributif: kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan,

pendapatan, kepemilikan di antara berbagai kelompok masyarakat.

 Kebijakan Material: Kebijakan yang memberikan keuntungan sumber

daya konkret pada kelompok sasaran.

 Kebijakan Simbolis: Kebijakan yang memberikan manfaat simbolis

pada kelompok sasaran.

 Kebijakan yang Berhubungan dengan Barang Umum atau Public

Goods: Kebijakan yang bertujuan mengatur pemberian barang atau

pelayanan publik.

 Kebijakan Barang Privat atau Privat Goods: Kebijakan yang mengatur

penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas.


2.1.2. Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan publik merupakan salah satu tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya terhadap

pengambilan keputusan. Implementasi kebijakan publik adalah tahapan

penting dalam realisasi kebijakan piblik secara komprehensif .

Van Meter dan Van Horn (dalam Budi Winarno, 2008)

mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan

dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup

usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-

tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka

melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan besar dan kecil yang

ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan yang dilakukan oleh

organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan.
Menurut Meter & Horn ada 6 variabel yang mempengaruhi kinerja

implementasi, yakni :

1. Standar dan sasaran kebijakaan;

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat

terrealisir, apabila standar dan sasaran kabur, maka akan terjadi multi

interpretasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen

implementasi.

2. Sumber Daya;

Implementasi kebijakan perlu di dukung Sumber Daya baik Sumber

Daya Manusia (human resources) maupun Sumber Daya bukan

manusia (non human resources), dalam berbagai kasus pemerintah

kurang berhasil karena keterbatasan kualitas aparat pelaksana

kebijakan.

3. Komunikasi antar Organisasi dan penguatan aktivitas;


Dalam bnyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan

dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, diperlukan koordinasi

dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program

4. Karakteristik agen pelaksana;

Karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi,

norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi di dalam birokrasi,

yang semuanya itu akan mempengaruhi implementasi suatu program.

5. Kondisi sosial, ekonomi dan politik;

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat

mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana

kelompok-kelompok kepentingan memberi dukungan bagi

implementasi kebijakan, karakteristik para partisan, opini publik

lingkungan kebijakan dan elit yang mendukung kebijakan.

6. Disposisi Implementor.

Disporsisi Implementor mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Respon implementor terhadap kebijakan, yang akan

mempengaruhi kemaunnya untuk melaksanakan kebijakan;

b. Kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan;

c. Intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang

dimiliki oleh implementor.

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1979), menjelaskan

makna implementasi ini dengan mengatakan bahwa: memahami apa yang

senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau


dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni

kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya

pedoman-pedoman kebijakan Negara, yang mencakup baik usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat dampak nyata

pada masyarakat atau kejadian (Solichin 1997)

Implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul Sabatier

(1979) sebagaimana dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab (2008),

mengatakan bahwa: Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya

terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan

merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-

kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya

pedoman-pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha-

usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan

akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.

Menurut G.s. Cheema & D.A. Rondinelli digunakan untuk analisis

implementasi program-program pemerintah yang bersifat desentralisasi,

ada 4 kelompok variabel yang dapat mempengaruhi kinerja dan dampak

suatu program :

1. Kondisi lingkungan;

2. Hubungan Antar Organisasi;

3. Sumberdaya organisasi untuk implementasi program;

4. Karakteristik dan kemampuan agen pelaksana.


David L. Weimer & Aidan R. Vinning menjelaskan bahwa ada 3

(tiga) kelompok variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan

implementasi kebijakan:

1. Logika Kebijakan, ini dimaksud agar suatu kebijakan itu masuk akal

(reasonable) dan mendapat dukungan teoritis, kita dapat berpikir

bahwa logika suatu kebijakan seperti hubungan logis dri suatu

hipotesis

2. Lingkungan Tempat Kebijakan Dioperasikan, mencakup lingkungan

sosial, ekonomi, politik Pertahanan dan Keamanan serta Fisik atau

Geografis, suatu kebijakn bisa berhasil di suatu tempat tetapi belum

tentu berhasil di tempat lain.

3. Kemampuan Implementor Kebijakan, keberhasilan suatu kebijakan

dapat dipengaruhi oleh tingkat kompetensi dan ketrampilan dripada

implementor kebijakan.

Dalam mengimplementasikan kebijakan terdapat beberapa

instrumen kebijakan, menurut Howlett dan Ramesh tahun 1995.


Terdapat 10 (sepuluh) jenis instrumen kebijakan, yang terbagi dalam

3 (tiga) kelompok :

1. Instrumen Sukarela (Voluntary Instrumens) adalah hampir tidak ada

intervensi dari pemerintah, karena pemerintah yakin dengan diam

saja, masalah publik sudah bisa diatasi masyarakat sendiri, yaitu:

a. Rumah tangga dan Komunitas, dalam masyarakat, teman dan

tetangga sering memberikan sejumlah pelayanan jasa dan barang,

ini dipandag sebagai perluasan dari pelayanan yang seharusnya

diberikan oleh Negara, contoh : Siskamling.

b. Organisasi Sukarela, adalah alat efisien untuk memberikan

pelayanan ekonomi, sosial, kesehatan dan pendidikan pada

masyarakat, yang terkadang mereka lebih cepat dan responsif

dalam membantu korban bencana alam, contoh : panti asuhan &

Panti Jompo.

c. Pasar, merupakan alat yang efektif dan efisien untuk mnyediakan

barang-barang privat yang dibutuhkan masyarakat, pasar juga

menjdai kompetitif, masyarakat akan memiih barang secara bebas

dan harga relatif lebih murah.

2. Instrumen Wajib (Compulsary Instruments) sering juga disebut

instrumen instruksi atau tindakan langsung ke sasaran baik individu

maupun perusahaan. Pemerintah memiliki otoritas untuk

memberikan instruksi kepada warga untuk melakukan sesuatu, dan


mengawasi perusahaan untuk mentaati hukum atau menghasilkan

barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat, sebagai berikut:

a. Regulasi, guna membatasi perilaku individu, masyarakat dan

perusahaan baik swasta maupun publik, yang tidak taat akan

dikenakan sanksi, contoh regulasi tarif transportasi tidak

melewati batas yang ditentukan.

b. Perusahaan Publik, Badan Usaha Milik Negara atau Badan

Usaha Milik Daerah dengan kepemilikan saham sebesar 51%

sampai dengan 100%,dengan manajemen di bawah kontrol

pemerintah, instrumen kebijakan ini menawarkan keuntungan di

satu pihak seperti menyediakan barang dan jasa yang tidak

dihasilkan pihak swasta.

c. Kebijakan Langsung, pemerintah terkadang memberikan

pelayanan jasa dan barang secara langsung yang dibiayai dan

dikelola oleh pemerintah pusat, contoh : Banpres, Jaring

Pengaman Sosial, dll.

3. Instrumen Gabungan, mencakup :

a. Informasi, akan merubah perilaku, bersifat umum, berguna

menambah referensi pemikiran dalam mengambil sebuahn

keputusan;

b. Subsidi, adalah semua bantuan finasial pemerintah kepada

individu, perusahaan dan organisasi, dan memberikan bantuan

biaya terhadap berbagai aktifitas masyarakat.


c. Pengaturan Hak Milik, dimaksud untuk mengontrol segala

bentuk aktifitas yang dapat merugikan masyarakat, seperti

polusi udara, air dan limbah, contoh: penambahan jumlah

kendaraan di perkotaan, melalui kontrol tersebut diharapkan

kepentingan publik dapat dilindungi.

d. Pajak, merupakan pembayaran wajib dari individu dan

perusahaan kepada pemerintah yang berfungsi sebagai

pendapatan pemerintah guna membiayai pengeluaran

pemerintah, namun pajak juga dapat merubah atau mengatur

perilaku masyarakat, contoh: pajak tinggi untuk kendaraan,

pajak tinggi untuk miras dan pajak tinggi tarif import barang.

Dalam pelaksanaan Implementasi Kebijakan memiliki dampak

terhadap kelompok sasaran, menurut Samodra Wibawa (1994), pengertian

dampak meiputi dampak yang diharapkan dan dampak yang tidak

diharapkan, serta unit-unit sosial yang terkena dampak dari suatu kebijakan

meliputi individu/ Rumah Tangga, Organisasi/ Kelompok, masyarakat

Lembaga dan Sistem Sosial, sebagai berikut:

a. Dampak Individu, Aspek yang terkena dampak: biologis/fisik,

lingkungan hidup, ekonomi dan sosial;

b. Dampak Organisasi, berbentuk dampak langsung maupun tidak

langsung. Dampak inidapat berupa terganggu/ terbantunya organisasi

dalam mencapai tujuan;


c. Dampak terhadap masyarakat, menunjuk pada sejauh mana

kebijakan tersebut mempengaruhi kapasitas masyarakat dalam

melayani anggotanya.

2.3. Kebijakan Penataan Parkir

2.3.1. Definisi Parkir

Kendaraan yang bergerak suatu saat akan berhenti dan pada saat

berhenti dibutuhkan tempat untuk memarkir kendaraan tersebut. Dari

hubungan ini memperjelas bahwa fasilitas parkir menjadi bagian yang

sangat penting dalam system transportasi. Oleh karena itu banyak ahli

transportasi yang meneliti dan membuat definisi tentang parkir yaitu :

1. Parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang

bersifat sementara (Direktur Jendral Perhubungan Darat, 1996)

2. Parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk

beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya (Undang-undang

No.22 Tahun 2009)

3. Parkir adalah memberhentikan dan menyimpan kendaraan untuk

sementara waktu pada suatu ruang tertentu. Ruang tersebut berupa

tepi jalan, garasi atau pelataran yang disediakan.

2.3.2. Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir yang digunakan dalam analisi on street parking

ini adalah antara lain diakumulasi parkir, volume parkir dan kapasitas

parkir.
1. Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir ialah banyaknya kendaraan yang parkir di suatu

lokasi parkir pada selang waktu tertentu. Informasi parkir diketahui

dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan ruas

jalan ditambahkan dengan kendaraan yang masuk pada selang

waktu tertentu dan dikurangi dengan kendaraan yang keluar lahan

ruas jalan parkir.

Akumulasi Parkir (t) = Parkir (t) + Masuk (t) – Keluar (t)

Dimana :

Akumulasi Parkir (t) : Akumulasi parkir pada selang waktu tertentu

Parkir (t) : Jumlah kendaraan yang telah parkir

Masuk (t) : Jumlah kendaraan yang masuk pada selang waktu

tertentu

Keluar (t) : Jumlah kendaraan yang keluar dari lahan parkir

2. Volume Parkir

Volume parkir merupakan jumlah kendaraan yang telah

menggunakan ruang parkir pada suatu lokasi parkir dalam satuan

waktu tertentu (hari).

3. Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir merupakan kemampuan maksimal suatu lahan

parkir untuk melayani kendaraan yang akan parkir selama waktu

pelayanan.

4. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagau rasio arus terhadap

kapasitas dan digunakan sebagai factor utama penentuan tingkat

kinerja segmen jalan..

5. Tingkat Pelayanan Jalan

Tingkat pelayanan jalan merupakan suatu indikator yang

mencermingkan tingkat kenyamanan suatu ruas jalan yaitu

perbandingan antara volume lalu lintas yang ada terhadap kapasitas

jalan tersebut.

6. Indeks Parkir

Indeks parkir merupakan perbandingan antara akumulasi dan

kapasitas parkir.

7. Tingkat Pergantian Parkir (Turn Over Parking)

Tingkat penggunaan parkir, diperoleh dengan volume parkir

dengan jumlah ruang parkir untuk suatu periode tertentu.

2.3.2. Jenis-Jenis Parkir

Salah satu unsur prasarana transportasi dari system jaringan

transportasi adalah Parkir, makanya parkir sangat mempengaruhi kinerja

suatu jaringan, terutama jalan raya. Ada beberapa pengembang pusat bisnis

yang belum cukup menyediakan fasilitas parkir, sehingga memanfaatkan

badan disekitarnya untuk parkir kendaraan, dan itu sangat mempengaruhi

arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut.


Apabila badan jalan tersebut dilaluli lalulintas dalam jumlah yang

cukup besar maka bisa dipastikan parkir di badan jalan akan menimbulkan

permasalahan lalu lintas. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan

sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat sementara

untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu dan bertujan untuk

memberikan tempat istirahat kendaraan dan menunjang kelancaran arus

lalu-lintas (Suweda, 2008). Fasilitas parkir dapat dikelompokkan sebagai

berikut :

1. Menurut penempatannya parkir menjadi dua, yaitu :

a. Parkir di tepi jalan (On Street Parking)

Parkir pada tepi jalan sering disebut dengan crub parking. Pada

dasarnya parkir jenis ini memanfaat kan Sebagian ruas jalan, baik

suatu sisi maupun dua sisi sehingga menyebabkan terjadinya

pengurangan lebar efektif jalan yang mempengaruhi volume lalu

lintas yang dapat dutampung ruas jalan tersebut. Dibeberapa

negara dilakukan beberapa ketentuan, diantaranya : parkir dibadan

jalan dikenakan tarif dan denda yang sangat tinggi sehingga

pengemudi parkir memarkirkan kendaraannya seperlunya saja,

sebelum dikenai denda uang sangat tinggi karena melampaui batas

waktu, atau berpergian dengan menggunakan kendaraan umum.

b. Parkir di luar badan jalan (Off Street Parking)

Yang dimaksud dengan parkir di luar badan jalan adalah

tersedianya lahan khusus sebagai pelataran parkir, fasilitas ini


dilengkapi dengan pintu pelayanan masuk dan pintu pelayanan

keluar yang berfungsi sebagai tempat mengambil atau

menyerahkan karcis sehingga dapat diketahui jumlah kendaraan

dan durasi parkir kendaraan yang parkir.

2. Berdasarkan Status

a. Parkir umum adalah area parkir yang lahannya dikuasai dan

dikelola oleh Pemerintah Daerah.

b. Parkir khusus adalah perparkiran menggunakan lahan yang

pengelolahannya diselengarakan oleh pihak ketiga.


c. Parkir darurat adalah perparkiran ditempat-tempat umum yang

menggunakan lahan milik pemerintah atau swasta karena kegiatan

insidentil.

d. Gedung parkir adalah suatu bangunan yang dimanfaatkan untuk

tempat parkir kendaraan yang penyelengaranya oleh pemerintah

daerah atau pihak ketiga yang mendapatkan ijin dari pemerintah

daerah.

e. Areal parkir adalah lahan parkir lengkap dengan fasilitas sarana

perparkiran yang diperlukan dan pengelolaannya diselenggarakan

oleh pemerintah

3. Berdasarkan Jenis Kendaraan.

Menurut jenis kendaraan parkir, terdapat beberapa golongan parkir

yaitu:

a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda)

b. Parkir untuk kendaraan beroda dua bermesin (sepeda motor)

c. Parkir untuk kendaraan beroda tiga, beroda empat atau lebih

(bajaj, mobil, taksi dan lain-lain).

4. Menurut Jenis Tujuan Parkir

a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikturunkan penumpang

b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar muat barang Keduanya

sengaja dipisahkan agar satu sama lain kegiatan tidak saling

mengganggu.

5. Menurut Jenis Pemilikan Dan Pengoprasiannya

PAGE \* MERGEFORMAT 2
a. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah milik swasta

b. Parkir milik pemerintah daerah dan pengelolaanya adalah pihak

swasta

c. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah pihak pemerintah

Jenis-jenis parkir, Undang-undang perparkiran, Permenhub

Perparkiran, Perda perparkiran, perwako perparkiran

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan terdahulu mengenai implementasi

kebijakan adalah.

Nama Judul Tahun Hasil Sumber

Ria Pitriani Implementasi 2020 Hasil penelitian Jurnal


Kebijakan Parkir menunjukkan bahwa unesa 2020
Dan Indra
Zona dalam implementasi
prabwati
Di Kawasan kebijakan parkir zona
Taman Bungkul di Kawasan Taman
Kota Surabaya Bungkul kota
Surabaya secara
umum telah
dilaksanakan sesuai
dengan variabel-
variabel tersebut
tetapi dalam
implementasinya
masih ditemukan
beberapa kendala,
yaitu kepatuhan juru
parkir dalam
menjalankan tugas
masih kurang. Hal ini

PAGE \* MERGEFORMAT 2
terbukti dengan
banyaknya juru
parkir yang menarik
tarif parkir melebihi
tarif parkir yang
ditentukan. Selain
itu, kurangnya
kepatuhan juru parkir
ini juga didukung
dengan perilaku
masyarakat yang
membiasakan atau
membudayakan,
memberikan uang
lebih dari tarif parkir
ke juru parkir

Muhamad Implementasi 2021 Hasil penelitian Jurnal


Aruga Kebijakan menunjukan bahwa Ilmiah Ilmu
Rizwan, Yana Pengelolaan Disposisi dan struktur Administra
Fajar FY Parkir Di Kota birokrasi yang si Negara
Basori, Rizki Sukabumi kebijakan/program
Hegia penyelenggaraan
Sampurna perparkiran yang
diselenggarakan oleh
Dinas Perhubungan
Kota Sukabumi
sejauh ini dapat
dikatakan sudah
cukup baik. Namun
terdapat hal yang
harus diperhatikan
yaitu kurangnya
kesadaran
masyarakat dalam
taat berkendara
menyebabkan tingkat
pelanggaran parkir
liar di Kota Sukabumi
masih dalam kategori
yang cukup tinggi
dan keterbatasan
sumberdaya manusia
dan sarana seperti

PAGE \* MERGEFORMAT 2
alat transportasi
untuk patroli yang
menyebabkan pihak
Dinas Perhubungan
Kota Sukabumi tidak
dapat menjangkau
keseluruhan wilayah
Kota Sukabumi.

Roy Ardiansy Implementasi Ke 2020 Hasil penelitian Jurnal fisip


ah, Sundarso, bijakan Retribusi menunjukkan undip
Tri Yuniningsi Parkir Guna Meni Petugas parkir sendiri
h. ngkatkan Pendap juga demikian
atan Asli Daerah seringkali menunda
Kota Pekalongan penyetoran hasil
retribusi karena
menggunakan hasil
tersebut untuk
kehidupan sehari-
hari. Di dalam Selain
itu, opini masyarakat
terhadap retribusi
parkir menjadi acuh
tak acuh hingga tidak
pernah meminta
buktinya tiket parkir
setelah membayar.
Berdasarkan hasil
penelitian tersebut
disarankan untuk
dilakukan
meningkatkan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan retribusi
parkir. Ini untuk
implementasinya
retribusi parkir
secara maksimal

Mansur Implementasi 2023 Hasil penelitian Jurnal


Chadi Kebijakan Parkir menunjukkan litbang
Mursid1, Di Kawasan pengelolaan parkir pekalongan
Restu Aurora Central Business masih sangat lemah.
Gita District Kota Transparansi dan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Setiyani2, Ika Pekalongan akuntabel serta
Lestari3, Yadi manajemen yang
Fakhruzein baik akan membuat
Terang Jaya4 implementasi
kebijakan terlaksana

Banyak penelitian yang fokus pada aspek teknis pengelolaan parkir, sementara kaj

ian tentang efektivitas kebijakan dan regulasi pemerintah dalam mendukung peng

elolaan parkir masih terbatas. Penelitian yang mendalam tentang bagaimana kebij

akan dan regulasi dapat diperbaiki untuk mendukung implementasi sistem parkir y

ang efisien dan efektif diperlukan.

2.3. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka Konseptual Penelitian ini adalah:

Implementasi Peraturan Walikota Manado Nomor 4 Tahun 2018

tentang Penataan dan Penindakan Parkir di Kota Manado khususnya

Pengelola dan Penetapan Parkir Zona (Bab IV, Pasal 4)

1. Penataan parkir di Kota Manado

2. faktor - faktor determinan dalam penataan parkir di Kota Manado

Sebagai bahan pertimbangan bagi semua personil yang


terlibat baik sebagai aktor atau implementor, terutama
Dinas Perhubungan Kota Manado dalam
mengimplementasikan Kebijakan Penataan Parkir Di
Kota Manado

PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai