Pengabdian Husnul 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENEREPAN PENGETAHUAN PHBS MENGENAI KETERSEDIAAN AIR

BERSIH DI KECAMATAN PANGA KABUPATEN ACEH JAYA

LAPORAN PENGABDIAN

OLEH:

Husnul Khatimah

PROGRAM STUDI KESELATAMAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ABULYATAMA
LAMPOH KEUDE
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji berserta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan adanya
berkat rahmat dan Karunia Nya sehingga dapat diselesaikan pengandian dengan judul
“Penerepan Pengetahuan Phbs Mengenai Ketersediaan Air Bersih Di Kecamatan Panga
Kabupaten Aceh Jaya” Selawat beriring salam disanjungkan kepangkuan alam Nabi
Besar Muhammad SAW. Sanak keluarga beserta sahabat-sahabat beliau yang seiring
langkah seayun bahu membawa pelita kehidupan untuk menerangi alam ini, penelitian ini
merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan sebagai salah satu tugas seorang
Mahasiswa yaitu melakukan Tri Dharma Perguruan tinggi.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah dapat berserah diri, karena Allah Zat yang
maha sempurna dan maha menghendaki atas segala sesuatu yang di kehendaki-Nya dan
semoga penelitian ini dapat memberi Manfaat khusus bagi penulis dan secara umum bagi
setiap pembaca.

Banda Aceh, 12 Januari 2024

Penulis
ABSTRAK

Latar Belakang: Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangat penting bagi kesehatan,
kehidupan, dan pembangunan. Di seluruh dunia diperkirakan 2,4 miliar orang
memiliki sanitasi dasar yang kurang. PHBS menjadi perhatian pemerintah karena
menjadi tolak ukur peningkatan cakupan kesehatan dalam program SDGs 2015-
2030. PHBS dan SDGs merupakan salah satu upaya pencegahan yang dapat
berdampak jangka pendek terhadap peningkatan kesehatan, termasuk keluarga,
masyarakat umum, dan sekolah. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat khususnya
masyarakat yang tinggal di desa masih tergolong rendah untuk membiasakan hidup
bersih dan sehat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan masyarakat tentang PHBS di Kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya
Metode: Deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan tingkat pengetahuan
masyarakat tentang PHBS. Sampel penelitian ini adalah masyarakat Panga
Kabupaten Aceh Jaya berjumlah 78 orang yang ditentukan melalui purposive
sampling. Data diperoleh dengan wawancara dan menggunakan kuesioner
karakteristik demografi dan kuesioner PHBS. Hasil: Secara umum tingkat
pengetahuan masyarakat tentang PHBS fasilitas air bersih, ketersediaan jamban
sehat, pembuangan sampah, konsumsi buah dan sayur sudah baik, namun tingkat
pengetahuan tentang kebiasaan merokok masih sangat rendah. Kesimpulan: Hasil
penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang PHBS di
Kecamatan Panga cukup baik. Hanya saja PHBS terkait kebiasaan merokok masih
tergolong kurang. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden dan anggota
keluarga merupakan perokok aktif maupun pasif. Saran bagi petugas kesehatan
diharapkan lebih aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan dengan bahasa yang
mudah dipahami sehingga masyarakat dapat memahami dan memanfaatkan
informasi yang diterima dengan baik.

Kata kunci: PHBS, Air Bersih, Pola Hidup


ABSTRACT

Background: A Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) is very important for health, life
and development. Worldwide, an estimated 2.4 billion people lack basic sanitation.
PHBS is of concern to the government because it is a benchmark for increasing
health coverage in the 2015-2030 SDGs program. PHBS and SDGs are prevention
efforts that can have a short-term impact on improving health, including for families,
the general public and schools. Knowledge and awareness of the community,
especially people living in villages, is still relatively low in getting used to living a
clean and healthy life. The aim of this research is to determine the level of
community knowledge about PHBS in Panga District, Aceh Jaya Regency. Method:
Quantitative descriptive to describe the level of community knowledge about PHBS.
The sample for this research was the Panga community of Aceh Jaya Regency,
totaling 78 people who were determined through purposive sampling. Data was
obtained by interview and using a demographic characteristics questionnaire and
PHBS questionnaire. Results: In general, the level of public knowledge about PHBS
clean water facilities, availability of healthy latrines, waste disposal, consumption of
fruit and vegetables is good, but the level of knowledge about smoking habits is still
very low. Conclusion: The results of this study illustrate that the level of public
knowledge about PHBS in Panga District is quite good. It's just that PHBS related to
smoking habits is still relatively lacking. This happens because the majority of
respondents and family members are active or passive smokers. Suggestions for
health workers are that they are expected to be more active in providing health
education in language that is easy to understand so that people can understand and
make good use of the information they receive.
Keywords: PHBS, Clean Water, Lifestyle
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengabdian pada masyarakat adalah suatu bentuk komitmen untuk
memberikan kontribusi positif kepada masyarakat agar menjaga pola hidup
sehat. Setiap manusia pastinya ingin memiliki kesehatan yang optimal agar
terhindar dari berbagai macam penyakit, sebab kesejahteraan hidup dapat
meningkat apabila memiliki tubuh dan pikiran yang sehat. Untuk menjaga
kesehatan, kita harus menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
PHBS adalah bentuk dari usaha untuk memberikan pelajaran tentang
pengalaman pada tiap-tiap orang, keluarga, kelompok, bahkan pada
masyarakat umum melalui media komunikasi, berita, serta adanya pendidikan
dan pengetahuan, perubahan sikap, dan juga melakukan gerakan pada
kelompok masyarakat. Kondisi tersebut merupakan salah satu wujud
pencerminan untuk membantu masyarakat dalam mengetahui maupun
mampu mengatasi masalah yang terjadi pada individu dan keluarga.
Tujuannya yaitu agar terbentuknya masyarakat dengan pola hidup sehat yang
dapat meningkatkan derajat kesehatan pada keluarga maupun di lingkungan
masyarakat. (Kusumawati 2018).
Sanitasi dan kebersihan sangat penting untuk kesehatan, kelangsungan
hidup, dan pembangunan. Banyak negara ditantang untuk menyediakan
sanitasi yang memadai bagi seluruh penduduknya. Di seluruh dunia
diperkirakan 2,4 miliar orang memiliki sanitasi dasar yang kurang (lebih dari
32% populasi di dunia). Sanitasi dasar dideskripsikan dengan memiliki akses
ke fasilitas untuk pembuangan limbah manusia yang aman (tinja dan urine),
juga memiliki kemampuan untuk menjaga kondisi kebersihan, melalui
layanan seperti pengumpulan sampah, pengelolaan limbah industri
berbahaya, serta pengelolaan dan pembuangan air limbah. Akibat sanitasi
yang kurang tersebut, saat ini perserikatan bangsa-bangsa (PBB)
mencanangkan program Sustainable Development Goals (SDGs) agar setiap
orang memiliki sanitasi yang layak dan adil pada tahun 2030.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa PHBS pada keluarga
mempunyai 10 indikator, yaitu persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan, pemberian ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita secara
berkala, cuci tangan dengan air sabun dan air bersih, menggunakan air bersih,
menggunakan jamban yang sehat, memberantas jentik nyamuk, mengonsumsi
buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di
dalam rumah. Adapun tiga indikator Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS) yang juga masuk pada indikator PHBS pada hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang menjadi permasalahan karena
belum menunjukkan perbaikan dibanding Riskesdas tahun 2013, yaitu
indikator pertama pada tahun 2018, prevalensi merokok pada anak usia
remaja antara 10-18 tahun mengalami peningkatan yaitu 9,1% dibanding
pada tahun 2013 sebesar 7,2%, indikator yang kedua, yaitu proporsi aktivitas
fisik kurang, mengalami kenaikan dari 26,1 % menjadi 33,5%, indikator
ketiga yaitu proporsi mengonsumsi buah dan sayur mengalami pengurangan
pada penduduk usia lima tahun ke bawah dengan masalah sebesar 95,5%.
Selanjutnya, untuk prevalensi perokok umur lebih dari 10 tahun di Indonesia
sebesar 24,3% dan di Sulawesi Utara sebesar 23,5% penduduk merupakan
perokok setiap harinya. Prevalensi mengonsumsi buah dan sayur dalam
seminggu pada penduduk umur lebih dari 5 tahun di Indonesia sebesar 10,7%
dan di Sulawesi Utara yang tidak mengonsumsi buah dan sayur sebesar
10,0%
Indikator PHBS lainnya yang juga sangat penting untuk diperhatikan
yaitu penggunaan jamban yang sehat, pengelolaan sampah yang baik, dan
kebiasaan merokok. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2019) khususnya di Kabupaten Minahasa, ditemukan bahwa
penerapan PHBS dalam kehidupan bermasyarakat masih tergolong rendah,
terlebih dalam hal pengelolaan sampah, dimana terdapat 71,74% yang tidak
mengelola sampah dengan baik, dan hanya 28,26% yang mengelola sampah
dengan baik. Sedangkan untuk prevalensi merokok pada penduduk usia lebih
dari 10 tahun tergolong tinggi, dimana terdapat 24,02% perokok setiap
harinya (4). Hasil penelitian di Desa Gajah Mati Kabupaten Muba
menemukan bahwa pengetahuan ibu keluarga terkait PHBS tentang kebiasaan
merokok masih tergolong kurang yaitu sebesar 38,67%, sedangkan untuk
pengetahuan tentang PHBS terkait pembuangan sampah dan rumah yang
sehat hanya tergolong cukup yaitu sebesar 44%, dan 52% 5 Pengetahuan dan
kesadaran masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di desa masih
tergolong rendah untuk membiasakan diri berperilaku hidup bersih dan sehat.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan
masyarakat tentang PHBS di Kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan masyarakat terhadap PHBS kesediaan air bersih
di Kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya?
2. Bagaimana penerapan PHBS terhadap kesedian air di Kecamatan Panga
Kabupaten Aceh Jaya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat temtang PHBS kesediaan air
bersih di Kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya.
2. Untuk menerapkan PHBS terhadap kesedian air bersih di Kecamatan
Panga Kabupaten Aceh Jaya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Profil Kecamatan Panga Aceh Jaya


Kecamatan Panga yang terletak di Kabupaten Aceh Jaya,
Provinsi Aceh, Indonesia, merupakan wilayah yang kaya akan
keindahan alam, sejarah, dan kearifan lokal. Dengan luas wilayah
yang mencakup beragam lanskap, mulai dari perbukitan hingga
pantai yang menakjubkan, kecamatan ini menawarkan pesona alam
yang memukau. Pemandangan hijau perkebunan dan sawah yang
terhampar memberikan sentuhan keasrian pedesaan.
Sejarah Kecamatan Panga adalah sebuah kecamatan hasil
pemekaran dari kecamatan Teunom ini berdiri tahun 2000 Dengan
ibukota Kecamatan diKeude Panga, kala itu Aceh Jaya masih
merupakan wilayah dari kabupaten Aceh Barat. Kecamatan ini
berbatasan dengan kecamatan Teunom di arah timur, kecamatan
Krueng sabee Di arah barat, samudra hindia di selatan, dan
kabupaten pidie di utara. Kecamatan ini berjarak 175 km dari Banda
Aceh ibu kota provinsi aceh dan 25 km dari Calang ibu kota
kabupaten Aceh Jaya.
Dikecamatan ini terdapat Pasi Panga dan Pasi Aron Patah
yang berpasir putih yang ramai di kunjungi saat hari-hari besar
sebagai tempat rekreasi keluarga, di ke-mukim-an Panga Pucok
terdapat Air Terjun Ceuraceu Alue Teungoh dan danau Laot Bhee
yang masih alami dan pemandangan asri hutan pengunungan
Pegunungan bukit barisan yang selalu mencerminkan ketahanan dan
semangat masyarakatnya.
Selain keindahan alam dan sejarahnya, Kecamatan Panga juga
dikenal dengan kehidupan sosial dan budayanya yang kaya.
Masyarakatnya menjaga warisan budaya tradisional Aceh dengan
penuh kebanggaan. Kegiatan keagamaan dan upacara adat masih
menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di kecamatan ini.
Perekonomian di Kecamatan Panga cenderung beragam,
dengan sektor pertanian dan perkebunan sebagai tulang punggung
utama. Produk pertanian seperti kopi, kelapa, dan hasil pertanian
lainnya memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal.
Selain itu, potensi pariwisata yang dimiliki Kecamatan Jaya juga
mulai dikenal, menarik perhatian wisatawan yang ingin menikmati
keindahan alam dan kearifan lokal Aceh.
Dengan keanekaragaman alamnya, ketahanan masyarakatnya,
dan warisan budayanya yang kaya, Kecamatan Panga menjadi
destinasi menarik bagi mereka yang ingin menjelajahi dan
menghargai keunikan Aceh. Keberagaman ini menciptakan identitas
yang kuat untuk kecamatan ini, yang terus berkembang dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari keberlanjutan dan kemajuan
wilayah Aceh Jaya.

B. Perilaku Hidup Beraih dan Sehat (PHBS)


Diantara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah melakukan
menggunakan air bersih. Keberadaan air bersih sangat penting untuk
kesehatan dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, salah satu indikator
hidup bersih dan sehat adalah jika seseorang dapat dan menggunakan air
bersih.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau
dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah
sanitasi. Standar air bersih diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.
Pada Lampiran 1, Bab II Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Masalah
Penelitian mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
wujud keberdayaan masarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS.1 Manfaat PHBS adalah terwujudnya rumah tangga yang derajat
kesehatannya meningkat dan tidak mudah sakit serta meningkatnya
produktivitas kerja setiap anggota keluarga yang tinggal dalam lingkungan
sehat dalam rangka mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah
kesehatan lain.
Gaya hidup tidak sehat adalah pola aktifitas sehari-hari yang mampu
menurunkan status kesehatan dan dapat mendatangkan penyakit bagi kita.
Sedangkan gaya hidup sehat adalah pola aktifitas yang mampu untuk
menjaga kesehatan dan juga menghindarkan dari hal-hal yang bisa
mendatangkan penyakit bagi kita. Menjaga asupan makanan dan aktivitas
fisik merupakan fondasi untuk memiliki tubuh yang sehat. Sayangnya, masih
banyak orang yang tak tergerak meluangkan waktu untuk melakukannya.
Penyakit yang muncul akibat rendahnya PHBS antara lain cacingan,
diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang pada
akhirnya akan mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan Indonesia dan
rendahnya kualitas hidup sumber daya manusia. Tujuan secara khusus
dilakukannya penelitian ini, sebagai berikut :
1. Mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan
sabun.
2. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4. Olahraga yang teratur dan terukur.
5. Memberantas jentik nyamuk.
6. Tidak merokok di sembarangan
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan.
8. Membuang sampah pada tempatnya.

B. Metode

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif untuk


menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang PHBS yang
mencakup sarana air bersih, ketersediaan jamban yang sehat, rumah,
kebiasaan merokok, pembuangan sampah, konsumsi buah dan sayur. Sampel
penelitian ini adalah masyarakat Desa Rumengkor Kabupaten Minahasa,
yang bersedia menjadi reponden dengan menandatangani surat persetujuan,
dan mampu berkomunikasi dengan baik. Sampel yang digunakan berjumlah
78 orang, yang ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Data
diperoleh dengan wawancara dan menggunakan kuesioner karakteristik
demografi dan kuesioner PHBS.
BAB IV

HASIL

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan
Dilihat dari umur, responden yang terbanyak adalah 36-45 tahun
(33,3%). Bertambahnya usia seseorang, biasanya diiringi juga dengan
perubahan perilaku. Dengan umur yang semakin bertambah, seseorang
biasanya akan sulit untuk menerima sebuah informasi. Terkadang mereka
menjadi kurang aktif, mudah terkena penyakit, dan cenderung tidak peduli
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Penerimaan informasi pada individu
yang berusia muda akan lebih mudah untuk dicerna dibandingkan pada usia
tua. Individu pada umur dewasa muda jika dilihat dari perkembangan
kognitifnya, maka kesadaran dalam menjaga kesehatan lingkungan termasuk
pemahamanya mengenai penerapan prinsip-prinsip PHBS juga semakin baik.
Dilihat dari jenis kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin
Mayoritas responden bekerja Mengurus Rumah Tangga (41%). Dalam
dunia pekerjaan, biasanya seseorang dapat bertukar berita mengenai masalah
kesehatan ataupun lainnya. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di
dalam rumah tangga, tidak dilihat melalui aspek fisik dan mental saja,
melainkan juga dari produktivitas. Kondisi ini berarti individu tersebut
memiliki pekerjaan atau memiliki pemasukan secara finansial, sehingga
diharapkan dapat menjadi pendorong bagi keluarga dalam melakukan PHBS.
PHBS di masyarakat kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya
merupakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sedangkan pengertian PHBS
adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada
bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada dasarnya merupakan sebuah
upaya untuk menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehatmelalui
individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi
sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat
dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta
meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.
Terdapat langkah-langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka
atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan
masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan
yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal
untuk memperbaiki pola dan gaya hidup agar lebih sehat. Manfaat PHBS di
masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat,
mencegah penyebaran penyakit, masyarakat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber
dari masyarakat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian PHBS air bersih menunjukkan gambaran
tingkat pengetahuan masyarakat tentang PHBS di Kecamatan Panga
Kabupaten Aceh Jaya sudah tergolong baik khususnya terkait sarana air
bersih, ketersediaan jamban sehat, pembuangan sampah, serta konsumsi buah
dan sayur. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di kecamatan Panga Kabupaten
Ache Jaya pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan
pengalaman mengenai perilaku hidup sehat melalui individu, kelompok
ataupun masyarakat luas dengan jalur-jalur komunikasi sebagai media
berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti
materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan
perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat.
Perilaku Masyarakat mengenai hidup bersih dan Sehat yang berasal
dari implementasi materi PHBS dapat menjadi kunci untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat. Menjalankan praktek indikator-
indikator PHBS di berbagai tatanan dapat menjadi sebuah gerakan untuk
memasyarakatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dimanapun dan juga
kapanpun.

B. Saran
Disarankan bagi masyarakat Kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya
dari hasil penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
DAFTAR PUSTAKA

Aseptianova A, Yuliany EH. Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat,


2021.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI.Laporan Nasional Riskesdas 2018.
Gani HA, Istiaji E, Pratiwi PE. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada Tatanan Rumah Tangga Masyarakat Using (Studi
Kualitatif di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi) A Qualitative Study in Kemiren Village, Glagah
Sub District, Banyuwangi Regency. J IKESMA. 2017
Kartika, M, dkk. 2020 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Sekolah Dasar
Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Vol. 4, No.5. Oktober 2016 di akses 16 maret
2022.
Natoatmojo, S. 2020. Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. Di akses 29 maret 2022.
Natoatmojo. 2022. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Di akses 29 maret 2022.
Sekretariat Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI;
20Kemenkes RI. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019. Jakarta; 2019.
Saibaka Y.E, Tucunan R. Hubungan antara pengetahuan dan sikap
dengan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) rumah tangga di
wilayah kerja puskesmas wawonasa kota. J Kesehatan. 2016.

Anda mungkin juga menyukai