Kti - Indah Martilova (Proposal Penelitian)
Kti - Indah Martilova (Proposal Penelitian)
Kti - Indah Martilova (Proposal Penelitian)
Oleh:
INDAH MARTI LOVA
Nip. 19870419 200901 2 2001
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
TAHUN 2022
BAB 1 : PENDAHULUAN
atau yang sering disebut transisi epidemiologi. Pada era 1990an, penyebab kematian
dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan
atas, TBC, diare, dll. Namun sejak tahun 2010, penyebab kesakitan dan kematian
terbesar adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, jantung, dan kencing
manis. Penderitanya pun mengalami pergeseran. Kini PTM tak hanya menyerang
usia tua, tetapi usia muda juga, dari semua kalangan -baik kaya maupun miskin,
Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular
(PTM) seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, stroke, dan jantung. Berdasarkan data
dibanding Riskesdas tahun 2013 (31,7 %), begitu juga dengan penyakit stroke
mengalami peningkatan dari 7 % tahun 2013 menjadi 10,9% pada Riskesdas 2018,
hal serupa juga terjadi pada penyakit DM, Jantung dan Obesitas
(pengobatan) diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini didorong oleh perubahan
pola hidup masyarakat yang cenderung tidak aktif secara fisik (contohnya banyak
menghabiskan waktu dengan menonton TV), konsumsi buah dan sayur yang rendah
(banyak makan makanan olahan, siap saji, tinggi gula, garam, dll), serta konsumsi
Bersarkan hasil Riskesdas 2018 prevalensi merokok naik dari 7,2 % (2013)
menjadi 9,1% , aktifitas fisik kurang 26,1% (2013) meningkat menjadi 33,5% ,
komsumsi sayur dan buah kurang 93,5% (2013) naik menjadi 95.5%. hal ini
menunjukan terjadi penurunan pola perilaku sehat masyarakat, yang akan beresiko
pelayanan kesehatan berobat jalan selam 1 bulan terakhir atau hanya 14,39% yang
Risiko PTM menjadi semakin tinggi karena transisi demografi, yaitu semakin
meningkatnya proprosi dan jumlah penduduk dewasa dan lanjut usia yang rentan
terhadap PTM dan penyakit degeneratif. Ketika ada anggota keluarga terserang
PTM, maka perlu pengobatan dan perawatan jangka panjang. Hal ini tentunya dapat
beban ekonomi keluarga karena produktivitas keluarga yang menurun. Tak jarang
hingga menyebabkan keluarga jatuh miskin karena merawat anggota keluarga yang
sakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya bersama untuk mencegah faktor-faktor
risiko PTM ini. Upaya tersebut berupa kegiatan pencegahan yang melibatkan seluruh
masyarakat Indonesia, tanpa membedakan usia, jenis pekerjaan, status sosial, status
Pada dasarnya penyakit tidak menular dapat dicegah dan disembuhkan dari
pola hidup yang sehat dan perilaku yang sehat (Kemenkes RI, 2017). Pemerintah
masyarakt Indonesia. Namun, upaya tersebut masih belum menunjukkan hasil yang
signifikan.
Berdasarkan visi pembangunan nasional “Terwujudnya Indonesia yang
bentuklah sembilan agenda prioritas (Nawa Cita) Presiden Republik Indonesia. Salah
satu nawa cita yang berperan dalam peningkatan kesehatan adalah nawa cita nomor
Kemudian hal tersebut selanjutnya disusun dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(Germas), hal ini juga diperkuat dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang mengedepankan
rehabilitatif.
Germas adalah suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan
program germas tahun 2016-2017 adalah melakukan aktivitas fisik setiap hari,
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari dan memeriksa kesehatan secara
beban biaya kesehatan. Program Germas telah dilaksanakan lebih dari satu tahun
dengan anggaran dana yang terbilang luar biasa telah menjadi panduan aktif
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah
Kerja Puskesmas ”
germas dengan perilaku sehat masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Batu Hampar
hidup baik
hidup kurang.
a. Bagi Institusi
kesehatan
b. Bagi Peneliti
bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang didapatkan selama dibangku kuliah
masyarakat.
hidup masyarakat yang telah dan belum mendapatkan sosialisasi di wilayah kerja
program germas tahun 2016-2017 adalah melakukan aktivitas fisik setiap hari,
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari dan memeriksa kesehatan secara
beban biaya kesehatan. Program Germas telah dilaksanakan lebih dari satu tahun
dengan anggaran dana yang terbilang luar biasa telah menjadi panduan aktif
adalah peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat,
dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan dan peningkatan edukasi
hidup sehat
melakukan aktivitas. Aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu kebiasaan akan
meningkatkan ketahanan fisik. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan menjadi latihan
fisik bila dilakukan secara baik, benar, teratur dan terukur. Latihan fisik dapat
dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu dan ditujukan untuk prestasi menjadi
kegiatan olahraga.
pembudayaan aktivitas fisik, latihan fisik serta olahraga yang baik, benar,
b. Aktifitas fisik pada orang dewasa dan usia produktif di tempat kerja
dilakukan latihan fisik dan olahraga teratur, yang dapat dilakukan secara
memperhatikan :
1) Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval
serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-
buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh
serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan dan
menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan
dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah.
Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air besar
(BAB/ sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan
buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular
kronik.
sayur dan buah lokal. Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup merupakan
kesadaran berperilaku hidup sehat melalui mengkonsumsi buah dan sayur bagi
kegiatannya yaitu :
mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan melakukan upaya pengendalian
risiko fisiologis berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi
darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera dan gangguan mental; mendorong
Jantung, Kanker, Diabetes dan Penyakit Paru kronis yaitu Diet tidak sehat
garam, gula, lemak dan diet gizi tidak seimbang), kurang beraktifitas fisik 30
alcohol.
perilaku berisiko tersebut diatas menjadi perilaku hidup sehat mulai dari
mendeteksi PTM utamanya Hipertensi dan Diabetes Mellitus pada tahap dini.
5. Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya para ibu untuk
memeriksakan diri agar terhindar dari kanker leher rahim dan kanker
pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun keatas untuk
mendeteksi secara dini adanya faktor risiko perilaku yang dapat menyebabkan
terjadinya penyakit Jantung, Kanker, Diabetes dan penyakit paru kronis, ganguan
bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai hal,
yaitu :
2.4 Kebiasaan/Perilaku
2.4.1 Pengertian perilaku
Menurut Notoatmodjo (2012), perilaku adalah semua tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati. Dari segi
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
yaitu:
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Contoh: dapat menggunakan rumus-rumus statistik dalam perhitungan
dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
sebagainya.
materi atau objek. Contoh: dapat membandingkan antara anak yang cukup
b. Sikap (Attitude)
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat
disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
c. Tindakan (Practice)
berikut:
1) Respon Terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
2) Mekanisme
3) Adopsi
sebab itu, untuk membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi atau
upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku sangat penting dan strategis,
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut
terlebih dahulu.
Masyarakat
pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang
dilakukan pada variabel terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini digunakan
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah adalah pasien yang berusia 15-64 tahun
1 minggu terakhir.
3.3.1 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
1. Variabel bebas
Sosialisasi program Germas di wilayah kerja Puskesmas Batu Hampar tahun 2021
2. Variabel terikat
a. Kuesioner,
kriteria restriksi.
b. Observasi,
Operasional Ukur
Variabel
Terikat
DAFTAR PUSTAKA
07.55)