Kak Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Kak Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Kak Pelayanan Kesehatan Lingkungan
DINAS KESEHATAN
UPTDD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email :
[email protected]
KERANGKA ACUAN
KAMPANYE 5 PILAR STBM
I. Pendahuluan
Program penyehatan lingkungan sesuai Rencana Strategis kementerian Kesehatan
serta dalam upaya pencapaian target MDGs , maka salah satu aksi nyata yang telah
berlangsung adalah peningkatan penyediaan air minum ,sanitasi
, meningkatkan perilaku higyenis masyarakat dengantujuan utama untuk menurunkan
angka penyakit diare dan penyakit lain yang diltularkan melalui air dan lingkungan.
Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852 tahun 2008 telah diluncurkan
strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang meliputi lima pilar yaitu
1) Stop Buang Besar Sembarangan, 2) Cuci Tangan Pakai sabun dan air Mengalir, 3)
Pengelolaan air minum dan dan makanan di Rumah Tangga, 4) Pengelolaan Sampah di
Rumah Tangga , dan 5) Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Tangga.
Dalam pelaksanaan STBM di lapangan ,metode yang digunakan adalah advokasi ,
orientasi dan pemicuan yaitu suatu kegiatan memunculkan rasa butuh akan sanitasi pada
diri individu di masyarakat dengan cara menganalisa situasi lingkungan dan perilaku
masyarakat itu sendiri sehingga muncul kesadaran internal dari masyarakat dan terdorong
untuk mewujudkan dalam perilaku yang sehat serta membangun sarana sanitasinya secara
mandiri.
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk merubah perilaku masyarakat dari buang air besar s embarangan menjadi
gerakan Stop BABS
Tujuan Khusus :
1. Untuk menimbulkan rasa malu,jijik masyarakat buang air sembarangan
2. Menumbuhkan rasa butuh masyarakat terhadap akses sanitasi yang sehat
3. Menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk menciptakan sarana sanitasi yang
sehat
Mengetahui,
I. Pendahuluan
ODF (Open Defecation Free) disebut juga dengan SBABS atau Stop Buang Air Besar
Sembarangan yaitu status bebas dari buang air besar sembarangan artinya semua masyarakat
telah BAB hanya di jamban yang sehat dan membuang tinja /kotoran bayi hanya kejamban yang
sehat.
Deklarasi ODF merupakan pernyataan desa, yang mana desa tersebut telah bebas dari
perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Artinya seluruh masyarakat desa tersebut tidak ada lagi
yang BAB Sembarangan, hanya BAB di jamban.
II. Latar Belakang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah Pendekatan
untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui Pemberdayaan masyarakat dengan cara
pemicuan STBM sendiri dilaksanakan menurut kepada 5 pilar STBM yang terdiri dari :
1. STOP BABS
2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan
4. Pengamanan Sampah Rumah tangga
5. Penanganan Limbah Cair Rumah Tangga
Sejalan hal ini sesuai dengan perubahan perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat terlebih pada
pilar Stop Buang Air Besar Semabrangan perlu ditandai dengan Deklarasi Bersama atau biasa
disebut Deklarasi ODF (Open Defecation Free). Pelaksanaan Deklarasi ODF harus diawali
dengan proses Verifikasi dilapangan sehingga di dapatkan pernyataan bahwa telah terjadi
perubahan perilaku hugiene dan sanitasi warga yang telah mengakses Jamban Sehat
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk Menyatakan Kelurahan tersebut sudah bebas dari Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan di sembarang tempat
b. Tujuan Khusus
1. Merubah perilaku hidup sehat dengan cara tidak membuang air besar sembarangan
di tempat
2. Terciptanya Desa atau Kelurahan yang ODF
3. Peningkatan akses Jamban Sehat
1. Petugas kesling memeriksa hasil dari verifikasi ODF. Apabila hasilnya tidak ada warga
yang BABS dan tidak terlihat kotoran manusia, maka bisa di deklarasikan.
2. Petugas kesling bersama perangkat desa yang sudah ODF membuat
perencanaan kegiatan deklarasi ODF.
3. Petugas Kesling berkoordinasi dengan Kepala Kelurahan, Perangkat Kelurahan dan
Kader Kesehatan, Kecamatan dan Dinas Kesehatan.
4. Pelaksanaan Deklarasi ODF sebagai berikut :
a. Pembukaan
b. Sambutan dari Dinas Kesehatan
c. Sambutan dari Kecamatan
d. Sambutan dari Kepala Kelurahan
e. Pernyataan Deklarasi ODF yang mengucapkan adalah Komite, Kader Kesehatan,
Perangkat Kelurahan, Kepala Kelurahan.
f. Penyerahan piagam penghargaan ODF dari Dinas Kesehatan
g. Penutup dan Do’a
VI. Sasaran
Masyarakat, Kader Kesehatan, Perangkat Kelurahan, Kepala Kelurahan.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanakan Deklarasi ODF dilaksanakan pada bulan Oktober.
VIII. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi kegiatan Deklarasi ODF terhadap pelaksanaan kegiatan Deklarasi ODF
dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan pelaporan kegiatan yang telah
dicapai ke Kepala Puskesmas Cipaku kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
Bogor
IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
a. Hasil Kegiatan Pemeriksaan Deklarasi ODF dicatat dan didokumentasikan
b. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan
c. Pencatatan dan Pelaporan dilaksanakan oleh Penanggungjawab Program dan
dilaporkan kepada kepala Puskesmas serta Dinas Kesehatan
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTDD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email :
[email protected]
KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN DEPOT AIR MINUM (DAM)
I. Pendahuluan
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sehingga perlu dijaga
kualitasnya agar tidak menjadi penyebab terjadinya peningkatan kasus – kasus penyakit
yang berhubungan dengan air. Selain itu karena air dan sanitasi merupakan salah satu
penggerak utama kesehatan masyarakat, maka apabila kita dapat menjamin penyediaan
air bersih dan sanitasi yang memadai untuk setiap orang maka berbagai jenis penyakit
akibat air dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat dapat dikurangi bahkan
mungkin dapat dihilangkan. Dengan adanya perkembangan teknologi, orang pasti lebih
memilih hal yang lebih mudah dan menghemat waktu baik dalam pemenuhan kebutuhan
makanan atau minuman. Dalam hal pemenuhan kebutuhan minuman, kebutuhan
masyarakat akan air minum bersih dan sehat semakin meningkat. Pada saat sekarang
sudah banyak sekali usaha-usaha kecil yang mempermudah kebutuhan orang dalam
memenuhi kebutuhan air minum konsumen seperti depot-depot air minum isi ulang yang
berlomba-lomba mencari pelanggan tetap untuk usahanya. Dengan adanya depot air
isiulang ini, mempermudah masyarakat agar tidak membuang- buang waktu untuk
menyiapkan air minum yang diperlukan setiap harinya karena cukup memesan air isi
ulang tanpa perlu memasak air terlebih dahulu.
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan pemahaman yang mendalam, motivasi yang kuat dan kreatifitas yang
tinggi bagi para peserta sebagai pengelola depot air minum isi ulang dalam menjaga
kualitas air minum yang diproduksi untuk di jual kepada masyarakat atau konsumen
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang regulasi persyaratan kualitas dan Tata Laksana
pengawasan Air Minum
2. Meningkatkan pemahaman tentang mekanisme pengelolaan dan standar mutu
pada depot air minum isi ulang
3. Meningkatkan pemahaman tentang tata laksanan pengawasan kualitas air minum
VI. Sasaran
Sasaran kegiatan pemeriksaan dan pembinaan DAM adalah Depot Air Minum (DAM)
yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipaku.
I. Pendahuluan
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat
keputusan yang sehat. Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan
mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka,
melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini
didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu
sekaligus kolektifn lingkungan dan upaya Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya
pemberantasan penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan ditetapkannya
paradigma sehat yang lebih menekankan pada upaya promotif- preventif dibanding upaya
kuratifrehabilitatif. Melalui klinik sanitasi, ketiga upaya pelayanan kesehatan yaitu
promotif, preventif, dan kuratif dilakukan secara terintergrasi dalam pelayanan kesehatan
program pemberantasan penyakit berbasis lingkungan, di dalam maupun di luar gedung.
VI. Sasaran
Sasaran kegiatan IMAS adalah semua masyarakat, bukan perorangan.
KERANGKA ACUAN
KAMPANYE HYGIENE SANITASI SEKOLAH
I. Pendahuluan
Hygiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna terwujudnya lingkungan
sekolah yang sehat ,bersih dan nyaman dan terbebas dari ancaman penyakit .Sekolah
sebagai lembaga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang optimal dan mengamankan
dari pengaruh negative lingkungan sekitar,maka sekolah harus memenuhi syarat
kesehatan tidak saja dari bangunan fisik tapi masyarakat sekolah terutama peserta
didik.senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat. Kepmenkes Nomor : 1429 /Menkes
/SK/XII/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah
Hygiene Sanitasi Sekolah pelaksanaannya dimotori oleh UKS bertujuan untuk
meningkatkan pendidikan dan prestasi belajar .Dengan menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat , menciptakan lingkungan sekolah yang sehat , maka derajat kesehatan
anak didik akan meningkat pula.Perilaku Hygiene dan sanitasi sekolah merupakan
bagaian dari bentuk pengembangan STBM (Sanitasi Totol Berbasis Masyarakat) di
sekolah
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak didik dengan didukung
terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat
Tujuan Khusus :
1. Memberikan pengetahuan kepada anak didik tentang hygiene perorangan. dan
sanitasi sekolah .
2. Anak didik sekolah mampu menerapkan perilaku Hygiene perorangan ,
memelihara, dan mewujudkan sanitasi sekolah yang sehat.
3. Anak didik sekolah dapat menerapkan perilaku hygiene perorangan dan sanitasi
dalam kehidupan sehari – hari dan menyebarluaskan pada keluarga di rumah.
4. Anak- anak sekolah dapat memilih jajanan yang sehat.
VI. Sasaran
Terlaksananya 100 % kampanye Hygiene Sanitasi Sekolah di sekolah yang berada di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipaku.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyuluhan HSS
Masyarakat
I. Pendahuluan
Dalam rangka memperkuat upaya pemberdayaan hidup bersih dan sehat, mencegah
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta
mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi
dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian MDGs tahun 2015. Perlu disusun strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM adalah pendekatan untuk merubah
perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemebrdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
II. Latar Belakang
Tantangan yang dihadapi Indonesia dengan masalah air minum, hygiene dan sanitasi masih
sangat besar. Hasil studi ISSDP tahun 2006 menunjukkan 47% masyarakat masih buang air besar
ke sungai, sawah, kebun, kolam, dan tempat terbuka. Kondisi terrsebut berkontribusi terhadap
tingginya angka kejadian diare. Hal tersebut dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu
melalui pendekatan sanitasi total. Sanitasi total meliputi stop buang air besar sembarangan, cuci
tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah dan
pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Tercapainya kegiatan STBM di kelurahan memerlukan peran serta aktif masyarakat
terutama kader Kesehatan di kelurahan tersebut. Kader perberan sebagai penggerak dalam
merubah perilaku warga dan sebagai contoh di masyarakat harus mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat.
Salah satu cara pendekatan yang dilakukan untuk mewujudkan stop babs dengan cara
pemicuan kepada masyarakat yang dibantu kader Kesehatan. Suatu desa dikatakan ODF bila
sudah di verifikasi dan hasil verifikasinya 100%.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat melalui kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat.
B. Tujuan Khusus
Terjadinya perubahan perilaku STBM ;
a. Untuk menerunkan angka kejadian diare
b. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar
c. Untuk membiasakan masyarakat cuci tangan pakai sabun
d. Untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap pengelolaan air minum yang aman di
rumah tangga
e. Untuk mengubah perilaku masyarakat agar tidak BAB sembarangan
f. Pengelolaan sampah yang benar
g. Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang aman
KERANGKA ACUAN
PENGAMBILAN SAMPEL AIR
I. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehinggan tidak
ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Penyehatan air meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia. Dalam kaitan
dengan hal-hal tersebut, maka seharusnya air bersih yang digunakan selain harus
mencukupi dalam arti kuantitas untuk kebuthan sehari-hari dan juga harus memenuhi
persyaratan kualitas yag telah ditetapkan baik kualitas fisik, bakteriologis mupun kimia.
Pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air yang
ditindak lanjuti oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk
pengamanan kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat. Pengambilan sampel
air merupakan salah satu kegiatan untuk memantau kualitas air bersih yang digunakan
masyarakat.
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Peningkatan kualitas air bersih dan air minum.
Tujuan Khusus :
Terpantaunya kualitas air melalui upaya pengawasan
1. Berlakunya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
2. Meningkatnya kesadaran untuk melakukan pengawasan kualitas air
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok yaitu melakukan pengambilan sampel air bersih pada sarana air bersih
yang dimiliki masyarakat.
VI. Sasaran
Air bersih yang digunakan masyarakat.
KERANGKA ACUAN
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN
I. Pendahuluan
Perlunya masyarakat untuk mendapat perlindungan dari makanan dan minuman
yang tidak memenuhi persyaratan Higiene sanitasi yang dikelola oleh rumah makan,
resotoran, maupun industri jasa boga agar tidak membahayakan kesehatan maka
dibutuhkan juga tenaga penjamah makanan yang memiliki pemahaman serta perilaku
yang sesuai dalam mengolah makanannya untuk menghindari terjadinya segala bentuk
pencemaran. Pelatihan diberikan kepada para penjamah makananan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran penjamah makanan akan pentingnya
pengolahan makanan yang hygienis dan saniter berdasarkan enam prinsip sanitasi
makanan yang meliputi Pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan
makanan,Pengolahan makanan, Penyimpanan makanan, Pengangkutan makanan dan
Penyajian makanan berdasarkan Kepmenkes nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003.
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Mengetahui kualitas makanan dengan parameter kimia.
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui bahwa makanan yang dijual tidak menggunakan bahan tambahan
pangan yang berbahaya
b. Mencegah penyakit akibat bahan kimia yang terdapat pada makanan
VI. Sasaran
Sampel Makanan yang digunakan masyarakat.
KERANGKA ACUAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
I. Pendahuluan
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif,
prefentif, penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja, angkutan umum, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air,
udara, tanah, limbah padat, cair, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vector penyakit,
radiasi, kecelakaan, makanan, minuman, dan bahan berbahaya.
VI.SASARAN
1. Penyehatan Air
Sasaran KK yang menggunakan Sarana Air Bersih
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Rumah-rumah yang berpenghuni di wilayah kerja puskesmas
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum yang memiliki potensi dampak besar terhadap kesehatan missal :
puskesmas, sekolah, pasar dan tempat ibadah
4. Klinik Sanitasi
Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
KK yang tidak memiliki Jamban (Buang Air Besar) di kebun atau Halaman Stop BABS
(Buang Air Besar Sembarangan, Tata Cara Cuci tangan pakai sabun)
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Tempat pengelolaan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas.
4. Klinik Sanitasi
Setiap bulan
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pemberdayaan Masyarakat 4 Kali/Tahun
6. Pengawasan Depot Air MInum (DAM)
Setiap bulan
7. Pemeriksaan sampel Air DAM menyesuaikan jadwal dari Bidang Penyehatan
Lingkungan Dinas Kesehatan
8. Penyehatan Makanan dan Minuman
Setiap bulan
A. PENDAHULUAN
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau bunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan mahluk hidup lainnya, serta
tempat mengembangkan kehidupan keluarga. Oleh karena itu, keberadaan rumah sehat, aman, serasi
dan teratus sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Persyaratan kesehatan prumahan yang bersifat teknis kesehatan dilaksanakan dalam lingkup
perncanaan pembangunan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan rumah guna
melindungi penghuni rumah serta masyarakat dari bahaya gangguan kesehatan.
B. LATAR BELAKANG
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan papan,
sehingga rumah harus sehat agar penghuninya dapat berkerja secara produktif. Kontruksi rumah dan
lingkungannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko sebagai sumber
penularan berbagai penyakit, khususnya penyakit yang berbasis lingkungan. Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan akut (ISPA) yang merupakan penyebab kematian terbanyak kedua dan
tuberkulosis yang merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga erat kaitannya dengan kondisi
sanitasi perumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak
memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadap penyakit diare, disamping penyakit kecacingan
yang menyebabkan produktivitas kerja menurun. Disamping itu, angka kejadian penyakit yang di
tularkan oleh vektor penular penyakit yang ditularkan oleh vektor penular penyakit demam
berdarah, malaria, pes dan filariasis yang masih tinggi.
Persyaratan kesehatan perumahan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, dimana persyaratan kesehatan rumah meliputi
lingkungann perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran, kualitas
tanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan
penghijauan. Persyaratan yang kedua meliputi rumah tinggal yang terdiri dari bangunan, komponen
dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara,
ventilasi, binatang penular penyakit, air , limbah, makanan, dan kepadatan hunian ruang tidur.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Terpantaunya kondisi kesehatan rumah yang memenuhi syarat.
2. Tujuan khusus :
a. Mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh rumah yang kurang memenuhi syarat
kesehatan di masyarakat
b. Masyarakat mengetahui kondisi kesehatan rumahnya dan berupaya memenuhi persyaratan
kesehatannya
c. Mendapatkan data rumah sehat di wilayah kerja
F. SASARAN
Sasaran dari program ini adalah rumah-rumah yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Cipaku.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
2023
NO KEGIATAN TEMPAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Membuat jadwal kegiatan IS
1. V Puskesmas Cipaku
Rumah
KERANGKA ACUAN
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN
I. Pendahuluan
Rumah makan, depot dan warung adalah setiap tempat usaha komersil yang lengkap
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan factor makanan, orang,
tempat dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan.
Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan, depot warung, adalah pemantauan
secara terus menerus terhadap rumah makan, depot, warung atas perkembangan tindakan
atau kegiatan atau persyaratan sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah usaha
tindak lanjut dari pemeriksaan.
Pemeriksaaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta meniali
tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan setra memberikan
petunjuk/sarana perbaikan.
Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat pengelolaan makanan,
pemeriksaan berkala, memberi saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali, memberi
peringatandan rekomendasi kepada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan.
III. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui persyaratan sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM) dan
mampu menerapkan persyaratan dan teknik pembersihan atau pemeliharaan di
ruangan tempat pengelolaan makanan (TPM) agar terhindar dari resiko pencemaran.
b. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui lokasi/letak bangunan
2. Untuk mengetahui ruangan pengolahan
3. Untuk mengetahui tempat pencucian alat dan bahan makanan
4. Untuk mengetahui tempat sampah
5. Untuk mengetahui cara pembersihan dan tempat pemeliharaan
6. Untuk mengetahui tempat cuci tangan
7. Untuk mengetahui sarana air bersih (SAB)
8. Untuk mengetahui jamban
VI.SASARAN
1. Rumah makan
2. Restoran
3. Jasa Boga/Catering
4. Industri makanan
5. Kantin
6. Warung
7. Makanan jajanan
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Setiap bulan untuk pembinaan dan pengawasan.
KERANGKA ACUAN
TEMPAT TEMPAT UMUM
I. Pendahuluan
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus. Jadi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat-tempat umum
merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat sarana dan kegiatan
tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta dan atau perorangan yang
dipergunakan langsung oleh masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan
tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi social, belajar maupun
melakukan aktivitas lainnya. Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat
terjadinya penularan penyakit, penularan lingkungan ataupun gangguan kesehatan
lainnya. Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah
besarnya resiko penyebaran penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu
dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan
tempat-tempat umum perlu dijaga sanitasinya.
VI. Sasaran
1. Tempat ibadah (masjid atau gereja)
2. Sekolah
3. Kolam renang
4. Pasar
5. Pemangkas rambut
6. Salon
7. Rumah sakit
8. Rumah bersalin
9. Pertokoan
10. Hotel
I. Pendahuluan
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan, khususnya bidang
hygiene dan sanitasi masih sangat besar. Untuk itu perlu dilakukan intervensi terpadu
melalui pendekatan sanitasi total. Perubahan perilaku dilakukan melalui metode pemicuan
yang mendorong perubahan perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan mampu
membangun sarana sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan. ODF (Open Defecation
Free) disebut juga dengan SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) adalah status bebas
dari buang air besar sembarangan, artinya semua masyarakat telah BAB hanya di jamban
yang sehat dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat. Verifikasi ODF
tingkat Desa/Puskesmas/Kecamatan adalah proses memastikan status ODF
Desa/Puskesmas/Kecamatan yang menyatakan bahwa secara kolektif mereka telah bebas
dari perilaku buang air besar sembarangan
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memastikan perubahan perilaku di desa benar-benar terjadi dan sifatnya
berkelanjutan, tidak sesaat pada saat verifikasi dan Deklarasi ODF saja, namun perubahan
perilaku tersebut terjadi secara permanen.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adanya perubahan perilaku warga menjadi lebih baik.
2. Warga paham bahwa BAB sembarangan adalah tindakan yang kurang baik agar
dapat merubah perilaku.
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok verifikasi Desa ODF adalah melakukan kunjungan ke lapangan untuk
memastikan antara data yang ada dengan kondisi perilaku Buang Air Besar di
masyarakat.
Rincian kegiatan verifikasi Desa ODF adalah :
a. Pengumpulan data
b. Pelaporan data
VI. Sasaran
Sasaran kegiatan verifikasiadalah semua masyarakat, bukan perorangan.