Kak Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

PEMERINTAH KOTA BOGOR

DINAS KESEHATAN
UPTDD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email :
[email protected]

KERANGKA ACUAN
KAMPANYE 5 PILAR STBM

I. Pendahuluan
Program penyehatan lingkungan sesuai Rencana Strategis kementerian Kesehatan
serta dalam upaya pencapaian target MDGs , maka salah satu aksi nyata yang telah
berlangsung adalah peningkatan penyediaan air minum ,sanitasi
, meningkatkan perilaku higyenis masyarakat dengantujuan utama untuk menurunkan
angka penyakit diare dan penyakit lain yang diltularkan melalui air dan lingkungan.
Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852 tahun 2008 telah diluncurkan
strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) yang meliputi lima pilar yaitu
1) Stop Buang Besar Sembarangan, 2) Cuci Tangan Pakai sabun dan air Mengalir, 3)
Pengelolaan air minum dan dan makanan di Rumah Tangga, 4) Pengelolaan Sampah di
Rumah Tangga , dan 5) Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Tangga.
Dalam pelaksanaan STBM di lapangan ,metode yang digunakan adalah advokasi ,
orientasi dan pemicuan yaitu suatu kegiatan memunculkan rasa butuh akan sanitasi pada
diri individu di masyarakat dengan cara menganalisa situasi lingkungan dan perilaku
masyarakat itu sendiri sehingga muncul kesadaran internal dari masyarakat dan terdorong
untuk mewujudkan dalam perilaku yang sehat serta membangun sarana sanitasinya secara
mandiri.

II. Latar Belakang


Program sanitasi total berbasis masyarakat menitik beratkan pemberdayaan
dengan cara masyarakat mengidentifikasi masalah sanitasi memetakan dan mengatasi
permasalahan sanitasi melalui pemberdayaan. Dari 5 pilar yang ada pada tahan pertama
dititik beratkan pada pilar I Stop BABS .
Kegiatan STBM meliputi kegiatan Kampanye , Orientasi dan Pemicuan di tingkat
kelurahan. Kampanye memperkenalkan kegiatan kepada pemangku kebijakan ditingkat
kelurahan dan meminta dukungan sehingga kegiatan berjalan dengan lancar. Kegiatan
orientasi melibatkan kader tingkat kelurahan untuk memberi gambaran rencana kegaiatan
di masyarakat dan mendapatkan fasilitator tingkat kelurahan sehingga kegiatan dapat
terlaksana tepat sasaran dan tapat waktu.

III. Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk merubah perilaku masyarakat dari buang air besar s embarangan menjadi
gerakan Stop BABS
Tujuan Khusus :
1. Untuk menimbulkan rasa malu,jijik masyarakat buang air sembarangan
2. Menumbuhkan rasa butuh masyarakat terhadap akses sanitasi yang sehat
3. Menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk menciptakan sarana sanitasi yang
sehat

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Pertemuan tatap muka agar masyarakat mau berubah menjadi perilaku yang sehat
dengan gerakan Stop BABS
1. Pertemuan Advokasi dengan tokoh Masyarakat di tingkat desa untuk memperoleh
dukungan sehingga program STBM dapat berjalan dengan lancar.
2. Pertemuan Orientasi untuk memperkenalkan kegiatan kepada kader kesehatan
, Tokoh di tingkat desa terhadap rencana kegiatan di tingkat dusun dan medapatkan
fasilitator di tingkat desa
3. Pemicuan : Pertemuan tatap muka di tingkat dusun dalam bentuk simulasi dengan
sasaran terpilih masyarakat yang belum memiliki jamban,BAB disungai,tidak mau
memanfaatkan jamban , dan KK yang memiliki jamban dibuang ke sungai atau kolam.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


Untuk kegiatan advokasi dengan cara pertemuan rapat , Orientasi pertemuan rapat
dilanjutkan simulasi dan pemicuan dilakukan dengan cara simulasi dengan beberapa
tahapan yaitu pengenalan, pemicuan dan penyusunan rencana tindak lanjut. Sedangkan
Deklarasi adalah dengan mengadakan pertemuan, menggalang komitmen bersama antar
lintas program dan lintas sektoral untuk mendukung program STBM.
VI. Sasaran
1. Tempat ibadah (masjid atau gereja)
2. Sekolah
3. Kolam renang
4. Pasar
5. Pemangkas rambut
6. Salon
7. Rumah sakit
8. Rumah bersalin
9. Pertokoan
10. Hotel

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kampanye 5 Pilar
STBM

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Dan Pelaporan


Laporan Evaluasi di lakukan setiap 1 tahun sekali dan disampaiakan ke
penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat sebagai bahan Usulan Kegiatan Program
dalam penyusunan RUK puskesmas

IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.

Bogor, 20 februari 2023

Mengetahui,

Ka. UPTD Puskesmas Cipaku Pelaksana Kegiatan

Dr. Wida Widiawati, M.Kes Ribka Mahardika Suri, Amd.KL

NIP. 197106182005012003 NIP. 19940817.202203.2.010


PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs Web : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


DEKLARASI ODF TAHUN 2023

I. Pendahuluan
ODF (Open Defecation Free) disebut juga dengan SBABS atau Stop Buang Air Besar
Sembarangan yaitu status bebas dari buang air besar sembarangan artinya semua masyarakat
telah BAB hanya di jamban yang sehat dan membuang tinja /kotoran bayi hanya kejamban yang
sehat.
Deklarasi ODF merupakan pernyataan desa, yang mana desa tersebut telah bebas dari
perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Artinya seluruh masyarakat desa tersebut tidak ada lagi
yang BAB Sembarangan, hanya BAB di jamban.
II. Latar Belakang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah Pendekatan
untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui Pemberdayaan masyarakat dengan cara
pemicuan STBM sendiri dilaksanakan menurut kepada 5 pilar STBM yang terdiri dari :
1. STOP BABS
2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan
4. Pengamanan Sampah Rumah tangga
5. Penanganan Limbah Cair Rumah Tangga
Sejalan hal ini sesuai dengan perubahan perilaku hygiene dan sanitasi masyarakat terlebih pada
pilar Stop Buang Air Besar Semabrangan perlu ditandai dengan Deklarasi Bersama atau biasa
disebut Deklarasi ODF (Open Defecation Free). Pelaksanaan Deklarasi ODF harus diawali
dengan proses Verifikasi dilapangan sehingga di dapatkan pernyataan bahwa telah terjadi
perubahan perilaku hugiene dan sanitasi warga yang telah mengakses Jamban Sehat
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk Menyatakan Kelurahan tersebut sudah bebas dari Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan di sembarang tempat
b. Tujuan Khusus
1. Merubah perilaku hidup sehat dengan cara tidak membuang air besar sembarangan
di tempat
2. Terciptanya Desa atau Kelurahan yang ODF
3. Peningkatan akses Jamban Sehat

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Deklarasi ODF Membuat jadwal Deklarasi ODF
Mempersiapkan Undangan, masyarakat,
Peralatan dan Bahan untuk Deklarasi ODF
Melakukan Deklarasi ODF Bersama-sama
di Tempat yang sudah di sepakati
Penandatanganan Deklarasi ODF
Serah Terima Sertifikat Kelurahan ODF

V. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Petugas kesling memeriksa hasil dari verifikasi ODF. Apabila hasilnya tidak ada warga
yang BABS dan tidak terlihat kotoran manusia, maka bisa di deklarasikan.
2. Petugas kesling bersama perangkat desa yang sudah ODF membuat
perencanaan kegiatan deklarasi ODF.
3. Petugas Kesling berkoordinasi dengan Kepala Kelurahan, Perangkat Kelurahan dan
Kader Kesehatan, Kecamatan dan Dinas Kesehatan.
4. Pelaksanaan Deklarasi ODF sebagai berikut :
a. Pembukaan
b. Sambutan dari Dinas Kesehatan
c. Sambutan dari Kecamatan
d. Sambutan dari Kepala Kelurahan
e. Pernyataan Deklarasi ODF yang mengucapkan adalah Komite, Kader Kesehatan,
Perangkat Kelurahan, Kepala Kelurahan.
f. Penyerahan piagam penghargaan ODF dari Dinas Kesehatan
g. Penutup dan Do’a
VI. Sasaran
Masyarakat, Kader Kesehatan, Perangkat Kelurahan, Kepala Kelurahan.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanakan Deklarasi ODF dilaksanakan pada bulan Oktober.
VIII. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi kegiatan Deklarasi ODF terhadap pelaksanaan kegiatan Deklarasi ODF
dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan pelaporan kegiatan yang telah
dicapai ke Kepala Puskesmas Cipaku kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
Bogor
IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
a. Hasil Kegiatan Pemeriksaan Deklarasi ODF dicatat dan didokumentasikan
b. Evaluasi terhadap pelaksanaan Kegiatan
c. Pencatatan dan Pelaporan dilaksanakan oleh Penanggungjawab Program dan
dilaporkan kepada kepala Puskesmas serta Dinas Kesehatan
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTDD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email :
[email protected]

KERANGKA ACUAN
PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN DEPOT AIR MINUM (DAM)

I. Pendahuluan
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sehingga perlu dijaga
kualitasnya agar tidak menjadi penyebab terjadinya peningkatan kasus – kasus penyakit
yang berhubungan dengan air. Selain itu karena air dan sanitasi merupakan salah satu
penggerak utama kesehatan masyarakat, maka apabila kita dapat menjamin penyediaan
air bersih dan sanitasi yang memadai untuk setiap orang maka berbagai jenis penyakit
akibat air dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat dapat dikurangi bahkan
mungkin dapat dihilangkan. Dengan adanya perkembangan teknologi, orang pasti lebih
memilih hal yang lebih mudah dan menghemat waktu baik dalam pemenuhan kebutuhan
makanan atau minuman. Dalam hal pemenuhan kebutuhan minuman, kebutuhan
masyarakat akan air minum bersih dan sehat semakin meningkat. Pada saat sekarang
sudah banyak sekali usaha-usaha kecil yang mempermudah kebutuhan orang dalam
memenuhi kebutuhan air minum konsumen seperti depot-depot air minum isi ulang yang
berlomba-lomba mencari pelanggan tetap untuk usahanya. Dengan adanya depot air
isiulang ini, mempermudah masyarakat agar tidak membuang- buang waktu untuk
menyiapkan air minum yang diperlukan setiap harinya karena cukup memesan air isi
ulang tanpa perlu memasak air terlebih dahulu.

II. Latar Belakang


Konsumen produk air isi ulang harus mengetahui air isi ulang yang dipasarkan
oleh para pelaku usaha sudah layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat karena yang kita
tahu air isi ulang tersebut sudah dikemas di tiap-tiap pemasarannya tanpa tahu dengan
pasti dari mana air tersebut diperoleh.
Pengawasan depot air isi ualng harus dilakukan dengan intensif agar tidak berdampak
dan berisiko pada kesehatan masyarakat yang akan dirasakan dalam jangka panjang
apabila ada pelaku usaha yang hanya bertujuan mencari keuntungan tanpa
memperhatikan standar yang telah ditetapkan. Pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk
berhati-hati dalam memasyarakatkan produk, baik barang maupun jasa. Sehingga sangat
penting bagi pelaku usaha depot air dalam memenuhi kelengkapan izin usahanya apakah
sudah sesuai atau tidak dengan standar yang ada. Selain itu juga pengetahuan pengusaha
tentang peraturan- peraturan yang berlaku tentang kualitas air minum masih kurang
sehingga perlu dilakukan pembinaan dan pendampingan secara intensif kepada
pengusaha/pengelola depot air minum isi ulang agar masyarakat sebagi konsumen bias
mendapatkan air minum yang berkualitas

III. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan pemahaman yang mendalam, motivasi yang kuat dan kreatifitas yang
tinggi bagi para peserta sebagai pengelola depot air minum isi ulang dalam menjaga
kualitas air minum yang diproduksi untuk di jual kepada masyarakat atau konsumen
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang regulasi persyaratan kualitas dan Tata Laksana
pengawasan Air Minum
2. Meningkatkan pemahaman tentang mekanisme pengelolaan dan standar mutu
pada depot air minum isi ulang
3. Meningkatkan pemahaman tentang tata laksanan pengawasan kualitas air minum

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Melaksanakan kegiatan Pemeriksaan dan Pembinaan terhadap Depot Air Minum
( DAM ) dengan form yang telah ditentukan/berlaku.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Pengamatan langsung terhadap Depot Air Minum (DAM).
2. Melakukan wawancara dengan pengelola ataupun penanggungjawab Depot Air
Minum (DAM).
3. Mengisi form inspeksisanitasi Depot Air Minum (DAM) sesuai pedoman yang
berlaku.
4. Menganalisa hasil inspeksi sanitasi Depot Air Minum (DAM).
5. Memberikan rekomendasi kepada pengelola Depot Air Minum berdasarkan hasil
inspeksi sanitasi

VI. Sasaran
Sasaran kegiatan pemeriksaan dan pembinaan DAM adalah Depot Air Minum (DAM)
yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipaku.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Depot Air Minum
(DAM)

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Dan Pelaporan


Dari hasil kegiatan ini akan didapatkan data sebagai informasi untuk dilaporkan kepada
Kepala UPTD Cipaku. Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada setiap bulan pada saat
Lokakarya Mini Puskesmas, petugas memaparkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul dan upaya pemecahan masalah dibahas bersama pimpinan
Puskesmas. Sehingga dapat memberikan gambaran tentang Depot Air Minum yang
memenuhi syarat maupun yang belum memenuhi syarat.

IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs Web : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI (IMAS)

I. Pendahuluan
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat
keputusan yang sehat. Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan
mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka,
melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini
didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu
sekaligus kolektifn lingkungan dan upaya Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya
pemberantasan penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan ditetapkannya
paradigma sehat yang lebih menekankan pada upaya promotif- preventif dibanding upaya
kuratifrehabilitatif. Melalui klinik sanitasi, ketiga upaya pelayanan kesehatan yaitu
promotif, preventif, dan kuratif dilakukan secara terintergrasi dalam pelayanan kesehatan
program pemberantasan penyakit berbasis lingkungan, di dalam maupun di luar gedung.

II. Latar Belakang


Identifikasi masalah adalah tindakan yang diperlukan untuk mengetahui inti dari
problem atau persoalan, penyebab permaslahan, sekaligus solusi yang tepat untuk
memperbaiki atau menyelesaikan suatu permasalahan. Saat melakukan identifikasi
masalah, berarti melakukan dugaan atau perkiraan atas suatu kejanggalan yang
menyebabkan munculnya permasalahan. Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan
data yang ditempuh sebelum merancang dan merencanakan program. Analisis situasi
bertujuan untuk mengumpulkan informasi mencakup jenis dan bentuk kegiatan, pihak atau
publik yang terlibat, tindakan dan strategi yang akan diambil, taktik, serta anggaran biaya
yang diperlukan dalam melaksanakan program
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengindentifikasi masalah Kesehatan lingkungan yang ada di masyarakat
b. Tujuan Khusus
1 Memanfaatkan informasi dari sistem informasi STBM dan KS.
2 Melakukan analisis dan kajian data serta membuat kegiatan persiapan masyarakat
di desa sasaran
3 Mendapatkan informasi faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku pada
masyarakat

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


No Rincian Kegiatan
1 Petugas merancang kegiatan
2 Melakukan identifikasi masalah di Desa sasaran dengan melakukan
pendataan
3 Menganalisis data sesuai gambaran situasi di Desa sasaran sebagai
bahan informasi factor determinan Kesehatan
4 Membuat laporan hasil IMAS

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1 Pertemuan Petugas Sanitarian dalam rangka Bimbingan Teknis Tatacara Penyusunan
Dokumen Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS)
2 Survey dan Obervasi
3 Penyusunan Dokumen IMAS

VI. Sasaran
Sasaran kegiatan IMAS adalah semua masyarakat, bukan perorangan.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jadwal kegiatan IMAS dilakukan setahun sekali sesuai dengan kebutuhan program .

VIII. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


1. Kegiatan Verifikasi Desa ODF dilaksanakan sesuai rencana atau berdasar
kebutuhan program
2. Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan harus dibuat laporan sesuai format
program.
3. Laporan hasil kegiatan, foto kegiatan, pencatatan, dokumentasi kegiatan dilaporkan
kepada Puskesmas setelah kegiatan dilaksanakan.

IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Hasil kegiatan IMAS dibuat buku laporan dan dilaporkan kepada kepala UPTD
Puskesmas Cipaku yang selanjutnya di laporkan ke dinas Kesehatan Kota Bogor.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN
KAMPANYE HYGIENE SANITASI SEKOLAH

I. Pendahuluan
Hygiene dan sanitasi sekolah adalah perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah
dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan guna terwujudnya lingkungan
sekolah yang sehat ,bersih dan nyaman dan terbebas dari ancaman penyakit .Sekolah
sebagai lembaga untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang optimal dan mengamankan
dari pengaruh negative lingkungan sekitar,maka sekolah harus memenuhi syarat
kesehatan tidak saja dari bangunan fisik tapi masyarakat sekolah terutama peserta
didik.senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat. Kepmenkes Nomor : 1429 /Menkes
/SK/XII/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah
Hygiene Sanitasi Sekolah pelaksanaannya dimotori oleh UKS bertujuan untuk
meningkatkan pendidikan dan prestasi belajar .Dengan menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat , menciptakan lingkungan sekolah yang sehat , maka derajat kesehatan
anak didik akan meningkat pula.Perilaku Hygiene dan sanitasi sekolah merupakan
bagaian dari bentuk pengembangan STBM (Sanitasi Totol Berbasis Masyarakat) di
sekolah

II. Latar Belakang


PHSS ( Perilaku Hygienis dan merawat Sanitasi Sekolah yang Sehat ) pada Anak
sekolah sampai saat ini masih belum benar – benar tertanam dalam pribadinya ,walaupun
dari pihak sekolah tidak kurang dalam memberikan pemahaman terutama oleh guru
Orkes ataupun guru kelas. Dengan demikian kegiatan penyuluhan kepada anak – anak
sekolah dasar oleh Puskesmas , sangatlah penting sebagai bekal dalam membantu
mempersiapkan generasi penerus yang sehat dan juga sebagai agen perubahan di
lingkungan keluarganya
maupun teman bermain , dan terwujudnya kedisiplinan yang permanen pada anak didik
menuju perubahan Perilaku hygienis dan menjaga,merawat sarana sanitasi baik.dalam
kehidupan sehari hari di sekolah maupun di rumah .

III. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak didik dengan didukung
terwujudnya lingkungan sekolah yang sehat
Tujuan Khusus :
1. Memberikan pengetahuan kepada anak didik tentang hygiene perorangan. dan
sanitasi sekolah .
2. Anak didik sekolah mampu menerapkan perilaku Hygiene perorangan ,
memelihara, dan mewujudkan sanitasi sekolah yang sehat.
3. Anak didik sekolah dapat menerapkan perilaku hygiene perorangan dan sanitasi
dalam kehidupan sehari – hari dan menyebarluaskan pada keluarga di rumah.
4. Anak- anak sekolah dapat memilih jajanan yang sehat.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Kegiatan berupa penyuluhan / kampanye hygiene sanitasi pada anak didik di
sekolah Rincian Kegiatan Memberikan pengetahuan tentang perilaku hygiene perorangan
,sanitasi sekolah dan ciri ciri makanan jajanan yang berbahaya bagi kesehatan

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Menentukan sasaran penyuluhan dan melakukan koordinasi
2. Menentukan media dan metode yang akan digunakan
3. Menyiapkan materi penyuluhan
4. Melakukan Pre Test
5. Melaksanakan kampanye / penyuluhan HSS
6. Melakukan post test
7. Melakukan evaluasi kegiatan

VI. Sasaran
Terlaksananya 100 % kampanye Hygiene Sanitasi Sekolah di sekolah yang berada di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipaku.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyuluhan HSS
Masyarakat

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan oleh pelaksana
program bersama penanggung jawab program. Apabila ada ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab program bersama dengan pelaksana
program harus mencari penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.

IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs Web : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMICUAN STBM

I. Pendahuluan
Dalam rangka memperkuat upaya pemberdayaan hidup bersih dan sehat, mencegah
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta
mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air bersih dan sanitasi
dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian MDGs tahun 2015. Perlu disusun strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). STBM adalah pendekatan untuk merubah
perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemebrdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
II. Latar Belakang
Tantangan yang dihadapi Indonesia dengan masalah air minum, hygiene dan sanitasi masih
sangat besar. Hasil studi ISSDP tahun 2006 menunjukkan 47% masyarakat masih buang air besar
ke sungai, sawah, kebun, kolam, dan tempat terbuka. Kondisi terrsebut berkontribusi terhadap
tingginya angka kejadian diare. Hal tersebut dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu
melalui pendekatan sanitasi total. Sanitasi total meliputi stop buang air besar sembarangan, cuci
tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah dan
pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Tercapainya kegiatan STBM di kelurahan memerlukan peran serta aktif masyarakat
terutama kader Kesehatan di kelurahan tersebut. Kader perberan sebagai penggerak dalam
merubah perilaku warga dan sebagai contoh di masyarakat harus mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat.
Salah satu cara pendekatan yang dilakukan untuk mewujudkan stop babs dengan cara
pemicuan kepada masyarakat yang dibantu kader Kesehatan. Suatu desa dikatakan ODF bila
sudah di verifikasi dan hasil verifikasinya 100%.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat melalui kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat.
B. Tujuan Khusus
Terjadinya perubahan perilaku STBM ;
a. Untuk menerunkan angka kejadian diare
b. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar
c. Untuk membiasakan masyarakat cuci tangan pakai sabun
d. Untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap pengelolaan air minum yang aman di
rumah tangga
e. Untuk mengubah perilaku masyarakat agar tidak BAB sembarangan
f. Pengelolaan sampah yang benar
g. Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang aman

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Mengadakan rapat ditingkatkan puskesmas
2. Menentukan lokasi kegiatan pemicuan STBM
3. Membuat jadwal kegiatan pemicuan STBM
4. Membuat surat undangan ke desa yang akan dilaksanakan kegiatan pemicuan STBM
5. Pelaksanaan kegiatan pemicuan

V. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Petugas kesling mengadakan rapat untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan pemicuan


STBM dengan bidan desa
2. Menentukan lokasi/tempat pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM
3. Menentukan tanggal/Jadwal pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM
4. Petugas melaksanakan kegiatan pemicuan STBM
5. Petugas datang ke lokasi pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM Petugas
memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan
pemicuan STBM.
6. Petugas menyampaikan materi kegiatan pemicuan STBM dengan metode ceramah dan
tanya jawab serta lanjut ke lapangan ke tempat yang dipakai BABS.
7. Petugas mencatat hasil kegiatan pemicuan STBM
8. Petugas melakukan evaluasi hasil kegiatan pemicuan STBM
9. Petugas membuat laporan kegiatan pemicuan STBM
10. Petugas melaporkan hasil kegiatan kepada kepala puskesmas
VI. Sasaran
Masyarakat yang masih berperilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Cipaku.
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanakan pemicuan Stop BABS dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan
September.

VIII. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi kegiatan Pemicuan STBM terhadap pelaksanaan kegiatan Pemicuan STBM
dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dengan pelaporan kegiatan yang telah
dicapai ke Kepala Puskesmas Cipaku kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota
Bogor.
VIII. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN
PENGAMBILAN SAMPEL AIR

I. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehinggan tidak
ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Penyehatan air meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia. Dalam kaitan
dengan hal-hal tersebut, maka seharusnya air bersih yang digunakan selain harus
mencukupi dalam arti kuantitas untuk kebuthan sehari-hari dan juga harus memenuhi
persyaratan kualitas yag telah ditetapkan baik kualitas fisik, bakteriologis mupun kimia.
Pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air yang
ditindak lanjuti oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk
pengamanan kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat. Pengambilan sampel
air merupakan salah satu kegiatan untuk memantau kualitas air bersih yang digunakan
masyarakat.

II. Latar Belakang


Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui kualitas air bersih yang digunakan
masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam mengamankan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan
kehidupan manusia.

III. Tujuan
Tujuan Umum :
Peningkatan kualitas air bersih dan air minum.
Tujuan Khusus :
Terpantaunya kualitas air melalui upaya pengawasan
1. Berlakunya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
2. Meningkatnya kesadaran untuk melakukan pengawasan kualitas air
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok yaitu melakukan pengambilan sampel air bersih pada sarana air bersih
yang dimiliki masyarakat.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


Melakukan pengambilan sampel air di masyarakat yang akan dibawa ke laboratorium
Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk pemeriksaan selanjutnya

VI. Sasaran
Air bersih yang digunakan masyarakat.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengambilan
V V V V V V V V V V V V
Sampel Air

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan oleh pelaksana
program bersama penanggung jawab program. Apabila ada ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab program bersama dengan pelaksana
program harus mencari penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.

IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN

I. Pendahuluan
Perlunya masyarakat untuk mendapat perlindungan dari makanan dan minuman
yang tidak memenuhi persyaratan Higiene sanitasi yang dikelola oleh rumah makan,
resotoran, maupun industri jasa boga agar tidak membahayakan kesehatan maka
dibutuhkan juga tenaga penjamah makanan yang memiliki pemahaman serta perilaku
yang sesuai dalam mengolah makanannya untuk menghindari terjadinya segala bentuk
pencemaran. Pelatihan diberikan kepada para penjamah makananan dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran penjamah makanan akan pentingnya
pengolahan makanan yang hygienis dan saniter berdasarkan enam prinsip sanitasi
makanan yang meliputi Pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan
makanan,Pengolahan makanan, Penyimpanan makanan, Pengangkutan makanan dan
Penyajian makanan berdasarkan Kepmenkes nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003.

II. Latar Belakang


Hygiene sanitasi makanan dan minuman telah memberi manfaat konkrit untuk
kesejahteraan masyarakat. Hal ini mendorong upaya masyarakat dalam memajukan iklim
usaha demokratisasi dan pemerataan kesempatan berusaha sesuai sistem pemerintahan
yang sentralistik menjadi otonomi. Perkembangan ekonomi masyarakat membuat pola
makan serta jenis bahan makanan semakin beragam dan cendrung tidak seimbang karena
banyaknya jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat mengandung bahan
pengawet dan bahan tambahan makanan lainnya yang melebihi ambang batas
diperbolehkan baik lokal maupun non lokal (inport). Tempat PengelolaanPangan (TPP)
adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan bahan makanan menjadi
makanan siap saji dan
menjual langsung kepada konsumen. Keberadaan TPP tersebut perlu dijaga keamanannya
antara lain dengan upaya hygiene sanitasi dan pemeriksaan sampel makanan. Sebagai
implementasi pilar tiga dari pelaksanaan kegiatan Sanitasi Total berbasis Masyarakat,
yaitu pengelolaan makanan dan minuman di rumah tangga, perlu dilakukan pemantauan
maupun pengawasan terhadap tempat pengelolaan makanan (TPP), begitu juga dengan
bahan pangan yang digunakan dan dikonsumsi oleh penduduk, agar dapat menjamin tidak
menyebabkan penyakit atau yang lainnya. Kegiatan ini berkaitan dengan visi Puskesmas
Sempaja “Pelayanan kesehatan paripurna untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
sempaja berprilaku hidup bersih dan sehat”. Kegiatan ini juga merupakan implementasi
dari tata nilai Puskesmas Sempaja yaitu harmonis dikarenakan adanya kerja sama lintas
program dan lintas sektor. Selain itu juga implementasi dari tata nilai terpercaya karena
pemeriksaan sampel akan dilakukan di laboratorium bersertifikasi.

III. Tujuan
Tujuan Umum :
Mengetahui kualitas makanan dengan parameter kimia.
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui bahwa makanan yang dijual tidak menggunakan bahan tambahan
pangan yang berbahaya
b. Mencegah penyakit akibat bahan kimia yang terdapat pada makanan

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Pengambilan sampel makanan a. Melakukan kordinasi pada lintas sector
khususnya lurah dan RT/RW Lokasi
pengambilan sampel
b. Menyiapkan alat dan bahan
pengambilan sampel
c. Melakukan pengambilan sampel
makanan
d.Melakukan pengantaran ke laboratorium
daerah
e. Mengambil hasil pemeriksaan
sampel
f. Membuat Analisa dan menyampaikan
hasil pemeriksaan sampel

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


Melakukan pengambilan sampel makanan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cipaku
yang akan dibawa ke laboratorium Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk pemeriksaan
selanjutnya

VI. Sasaran
Sampel Makanan yang digunakan masyarakat.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


NO KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengambilan
Sampel Air

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan oleh pelaksana
program bersama penanggung jawab program. Apabila ada ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab program bersama dengan pelaksana
program harus mencari penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.

IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 1 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs Web : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU

I. Pendahuluan
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif,
prefentif, penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja, angkutan umum, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air,
udara, tanah, limbah padat, cair, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vector penyakit,
radiasi, kecelakaan, makanan, minuman, dan bahan berbahaya.

II. Latar Belakang


Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan factor penentu utama derajat
kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan, penyuluhan,
pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap
satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa
parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali
dalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient
(lingkungan), pemaparan dan damapak pada manusia
III. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
b. Tujuan Khusus :
1. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum lingkungan
pemukiman dan lingkungan lainnya.
2. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara
3. Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Penyehatan air
2. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
3. Pembinaan tempat-tempat umum
4. Klinik sanitasi
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pemberdayaan masyarakat
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
7. Pengawasan dan pengendalian air kualitas lingkungan
8. Penyehatan makanan dan minum

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Penyehatan Air
Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana air bersih (SAB)
yang ada diwilayah kerja puskesmas.
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar Pembinaan
sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana tempat- tempat
umum (TTU) yang ada di wilayah kerja puskesmas.
4. Klinik Sanitasi
Pemberian konseling dan tindak lanjut terhadap klien guna menganalisa sebab terjadinya
penyakit serta upaya pencegahannya.
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pemberdayaan
masyarakat dengan metode penilaian.
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
Kegiatan yang bersifat monitoring (Inspeksi Sanitasi) terhadap Depot Air Minum
(DAM) dan pemeriksaan sampel air DAM yang ada di wilayah kerja puskesmas.
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Pembinaan tempat pengelolaan makanan (TPM) yang bersifat monitoring yang bersifat
insfeksi sanitasi yang ada di wilayah kerja puskesmas.

VI.SASARAN
1. Penyehatan Air
Sasaran KK yang menggunakan Sarana Air Bersih
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Rumah-rumah yang berpenghuni di wilayah kerja puskesmas
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum yang memiliki potensi dampak besar terhadap kesehatan missal :
puskesmas, sekolah, pasar dan tempat ibadah
4. Klinik Sanitasi
Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
KK yang tidak memiliki Jamban (Buang Air Besar) di kebun atau Halaman Stop BABS
(Buang Air Besar Sembarangan, Tata Cara Cuci tangan pakai sabun)
6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)
Seluruh depot air minum yang ada di wilayah kerja puskesmas
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Tempat pengelolaan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


1. Penyehatan air
Setiap bulan
Pemeriksaan Sampel Air Bersih (SAB) menyesuaikan jadwal dari Bidang Penyehatan
Lingkungan Dinas Kesehatan
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Setiap bulan
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Setiap bulan

4. Klinik Sanitasi
Setiap bulan
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pemberdayaan Masyarakat 4 Kali/Tahun
6. Pengawasan Depot Air MInum (DAM)
Setiap bulan
7. Pemeriksaan sampel Air DAM menyesuaikan jadwal dari Bidang Penyehatan
Lingkungan Dinas Kesehatan
8. Penyehatan Makanan dan Minuman
Setiap bulan

VIII. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan
IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Bulanan, Tiga Bulanan dan Tahunan
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku, No.1 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile (0251) 8348076
Situs web : https://pkmcipaku.kotabogor.go.id, Email: [email protected]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

INSPEKSI SANITASI RUMAH SEHAT

A. PENDAHULUAN
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau bunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan mahluk hidup lainnya, serta
tempat mengembangkan kehidupan keluarga. Oleh karena itu, keberadaan rumah sehat, aman, serasi
dan teratus sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Persyaratan kesehatan prumahan yang bersifat teknis kesehatan dilaksanakan dalam lingkup
perncanaan pembangunan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian pembangunan rumah guna
melindungi penghuni rumah serta masyarakat dari bahaya gangguan kesehatan.

B. LATAR BELAKANG
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan papan,
sehingga rumah harus sehat agar penghuninya dapat berkerja secara produktif. Kontruksi rumah dan
lingkungannya yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor risiko sebagai sumber
penularan berbagai penyakit, khususnya penyakit yang berbasis lingkungan. Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan akut (ISPA) yang merupakan penyebab kematian terbanyak kedua dan
tuberkulosis yang merupakan penyebab kematian terbanyak ketiga erat kaitannya dengan kondisi
sanitasi perumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak
memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadap penyakit diare, disamping penyakit kecacingan
yang menyebabkan produktivitas kerja menurun. Disamping itu, angka kejadian penyakit yang di
tularkan oleh vektor penular penyakit yang ditularkan oleh vektor penular penyakit demam
berdarah, malaria, pes dan filariasis yang masih tinggi.
Persyaratan kesehatan perumahan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999, dimana persyaratan kesehatan rumah meliputi
lingkungann perumahan yang terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran, kualitas
tanah, kualitas air tanah, sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan
penghijauan. Persyaratan yang kedua meliputi rumah tinggal yang terdiri dari bangunan, komponen
dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara,
ventilasi, binatang penular penyakit, air , limbah, makanan, dan kepadatan hunian ruang tidur.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Terpantaunya kondisi kesehatan rumah yang memenuhi syarat.
2. Tujuan khusus :
a. Mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh rumah yang kurang memenuhi syarat
kesehatan di masyarakat
b. Masyarakat mengetahui kondisi kesehatan rumahnya dan berupaya memenuhi persyaratan
kesehatannya
c. Mendapatkan data rumah sehat di wilayah kerja

D.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melaksanakan pendataan dengan rincian kegiatan:
a. Melakukan perijinan dengan ketua RW setempat
b. Melakukan koordinasi pelaksanaan dengan kader
c. Mempersiapkan formulir Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat
d. Melakukan pendataan Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat dibantu dengan kader
e. Memberikan saran dan tindak lanjut dari hasil temuan
2. Pencatatan dan pelaporan dengan rincian kegiatan :
a. Mendokumentasikan hasil kegiatan
b. Melakukan rekapitulasi hasil kegiatan
c. Melaporkan hasil kegiatan setiap bulan
d. Membuat laporan tahunan yang berisi hasil kegiatan, analisa masalah, dan rencana kegiatan
berdasarkan analisa yang ditemukan

E.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Melakukan pendataan jumlah rumah di wilayah kerja, membuat jadwal pemantauan setiap
bulan, dan melaksanakan pemantauan secara rutin. Merekap hasil kegiatan setiap bulan dan
melaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan melalui laporan bulanan Kesling.
Pada akhir tahun membuat laporan kegiatan, menganalisa permasalahan dan menentukan tindak
lanjut permasalahan yang ada. Membuat perencanaan pada tahun berikutnya berdasarkan analisa
permasalahan.

F. SASARAN
Sasaran dari program ini adalah rumah-rumah yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Cipaku.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
2023
NO KEGIATAN TEMPAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Membuat jadwal kegiatan IS
1. V Puskesmas Cipaku
Rumah

2 Melakukan perijinan dengan ketua


V V V V V V V V V V V V Wilker Puskesmas Cipaku
RW
Melakukan koordinasi
3 V V V V V V V V V V V V Wilker Puskesmas Cipaku
pelaksanaan dengan kader
4 Melakukan pendataan IS Rumah V V V V V V V V V V V V Wilker Puskesmas Cipaku
Melakukan rekapitulasi hasil
5 V V V V V V V V V V V V Puskesmas Cipaku
kegiatan
6 Membuat laporan bulanan V V V V V V V V V V V V Puskesmas Cipaku
7 Membuat laporan tahunan V Puskesmas Cipaku
H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Setiap kegiatan yang terdapat dalam jadwal pelaksanaan dilakukan rekapitulasi
secara rutin. Hasil rekapitulsai dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan oleh Sanitarian. Setiap akhir tahun dilakukan analisis kegiatan dilampirkan
hambatan/permasalahan dalam kegiatan dan rencana tindak lanjut untuk
meminimalisasi hambatan.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
1. Surat tugas
2. SOP Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat
3. Hasil pemantauan menggunakan formulir yang ditentukan
4. Laporan hasil kegiatan
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 1 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs Web : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN

I. Pendahuluan
Rumah makan, depot dan warung adalah setiap tempat usaha komersil yang lengkap
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan factor makanan, orang,
tempat dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan.
Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan, depot warung, adalah pemantauan
secara terus menerus terhadap rumah makan, depot, warung atas perkembangan tindakan
atau kegiatan atau persyaratan sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah usaha
tindak lanjut dari pemeriksaan.
Pemeriksaaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta meniali
tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan setra memberikan
petunjuk/sarana perbaikan.
Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat pengelolaan makanan,
pemeriksaan berkala, memberi saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali, memberi
peringatandan rekomendasi kepada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan.

II. Latar Belakang


Berdasarkan pengamatan awal beberapa rumah makan, depot dan warung yang letaknya
cukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan bermotor, ada beberapa penjamah
makanan yang menunjukkan perilaku yang tidak sehat dalam menjamah makanan, missal
menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan mengolah makanan ketika sedang
sakit.
Demikian juga dengan sarana disekitarnya, dimana sering ditemukan adanya rumah
makan, depot warung yang melakukan pencucian peralatan makanan
tanpa menggunakan sabun, peralatan hanya dicelupkan ke sumber air pencucian yang
sudah kotor, serta bahan makanan belum jadi disimpan dalam ruangan yang tidak
dilengkapi dengan pelindung dari hama.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui persyaratan sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM) dan
mampu menerapkan persyaratan dan teknik pembersihan atau pemeliharaan di
ruangan tempat pengelolaan makanan (TPM) agar terhindar dari resiko pencemaran.
b. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui lokasi/letak bangunan
2. Untuk mengetahui ruangan pengolahan
3. Untuk mengetahui tempat pencucian alat dan bahan makanan
4. Untuk mengetahui tempat sampah
5. Untuk mengetahui cara pembersihan dan tempat pemeliharaan
6. Untuk mengetahui tempat cuci tangan
7. Untuk mengetahui sarana air bersih (SAB)
8. Untuk mengetahui jamban

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Pembinaan dan pengawasan terhadap sarana tempat pengelolahan makanan (TPM).

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap sarana tempat
pengelolaan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas.

VI.SASARAN
1. Rumah makan
2. Restoran
3. Jasa Boga/Catering
4. Industri makanan
5. Kantin
6. Warung
7. Makanan jajanan
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Setiap bulan untuk pembinaan dan pengawasan.

VIII. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap tiga bulan
sekali.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTDD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs We : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email :
[email protected]

KERANGKA ACUAN
TEMPAT TEMPAT UMUM

I. Pendahuluan
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus menerus. Jadi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat-tempat umum
merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat sarana dan kegiatan
tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta dan atau perorangan yang
dipergunakan langsung oleh masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan
tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi social, belajar maupun
melakukan aktivitas lainnya. Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat
terjadinya penularan penyakit, penularan lingkungan ataupun gangguan kesehatan
lainnya. Kondisi lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah
besarnya resiko penyebaran penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu
dilakukan upaya pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan
tempat-tempat umum perlu dijaga sanitasinya.

II. Latar Belakang


Sanitasi tempat-tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan seperti diare, typus dll. Selain itu, sesuai dengan visi UPTD Puskesmas
Cipaku yaitu terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri serta tata nilai UPTD Puskemas
Cipaku maka dilakukan kegiatan Inspeksi Sanitasi Tempat- tempat Umum.
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan agar masyarakat mengerti dan memelihara akan
keberadaan tempat-tempat umum di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan Khusus :
1. untuk mengetahui sanitasi Sarana Air Bersih di TTU
2. untuk mengetahui sanitasi pembuangan kotoran di TTU
3. untuk mengetahui sanitasi pengelolaan limbah cair di TTU
4. untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah di TTU
5. untuk mengetahui sanitasi kualitas bangunan yang terpelihara dengan baik yang
memenuhi syarat kesehatan TTU.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


Pembinaan dan pengawasan terhadap sarana tempat-tempat umum (TTU).

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap sarana tempat- tempat
umum (TTU) yang ada di wilayah kerja puskesmas.

VI. Sasaran
1. Tempat ibadah (masjid atau gereja)
2. Sekolah
3. Kolam renang
4. Pasar
5. Pemangkas rambut
6. Salon
7. Rumah sakit
8. Rumah bersalin
9. Pertokoan
10. Hotel

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Setiap bulan untuk pembinaan dan pengawasan
VIII. Indikator Keberhasilan
Terdatanya seluruh TTU yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cipaku

IX. Evaluasi Pelaksanaan Dan Pelaporan


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.

X. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggungjawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIPAKU
Jl. Raya Cipaku No. 01 Kelurahan Cipaku
Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor (16133)
Telepon/Faksimile ( 0251 ) 8348076
Situs Web : hptts://pkmcipaku.kotabogor.go.id Email : [email protected]

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


VERIFIKASI DESA ODF

I. Pendahuluan
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan, khususnya bidang
hygiene dan sanitasi masih sangat besar. Untuk itu perlu dilakukan intervensi terpadu
melalui pendekatan sanitasi total. Perubahan perilaku dilakukan melalui metode pemicuan
yang mendorong perubahan perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan mampu
membangun sarana sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan. ODF (Open Defecation
Free) disebut juga dengan SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) adalah status bebas
dari buang air besar sembarangan, artinya semua masyarakat telah BAB hanya di jamban
yang sehat dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat. Verifikasi ODF
tingkat Desa/Puskesmas/Kecamatan adalah proses memastikan status ODF
Desa/Puskesmas/Kecamatan yang menyatakan bahwa secara kolektif mereka telah bebas
dari perilaku buang air besar sembarangan

II. Latar Belakang


Verifikasi status bebas dari buang air besar sembarangan (ODF/ Open Defecation Free)
penting untuk dilakukan dalam memastikan perubahan perilaku di masyarakat benar‐benar
terjadi dan berkelanjutan.

III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memastikan perubahan perilaku di desa benar-benar terjadi dan sifatnya
berkelanjutan, tidak sesaat pada saat verifikasi dan Deklarasi ODF saja, namun perubahan
perilaku tersebut terjadi secara permanen.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui adanya perubahan perilaku warga menjadi lebih baik.
2. Warga paham bahwa BAB sembarangan adalah tindakan yang kurang baik agar
dapat merubah perilaku.
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok verifikasi Desa ODF adalah melakukan kunjungan ke lapangan untuk
memastikan antara data yang ada dengan kondisi perilaku Buang Air Besar di
masyarakat.
Rincian kegiatan verifikasi Desa ODF adalah :
a. Pengumpulan data
b. Pelaporan data

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan verifikasi adalah :
1. Desa/Puskesmas/Kecamatan menyatakan dirinya telah mencapai status ODF.
2. Puskesmas menyampaikan surat pernyataan ODF Desa/Puskesmas/Kecamatan
ke Dinas terkait, DInas terkait menyiapkan Tim Verifikasi ODF tingkat
Desa/Puskesmas/Kecamatan.
3. Tim verifikasi melakukan penggandaan form verifikasi sebagai alat bantu.
4. Tim Verifikasi melakukan pemahaman bersama tentang isi format
5. Tim Verifikasi melakukan cek dan re-cek data-data yang ada.
6. Tim Verifikasi membagi tim menjadi kelompok kerja/sub tim dan masing-masing
kelompok didampingi oleh pengantar dari Desa/Puskesmas/Kecamatan setempat.
7. Tim Verifikasi membagi wilayah kerja untuk mempermudah mengidentifikasi rumah-
rumah (nomor rumah yang benar atau nama kepala keluarga) yang akan diamati dan
diverifikasi.
8. Tim Verifikasi melakukan kunjungan rumah.
9. Tim Verifkasi membuat catatan dari setiap jamban yang diamati dan hasil wawancara
dengan Rumah Tangga pengguna jamban.
10. Tim Verifikasi membuat ringkasan hasil secara bersama-sama menggunakan Catatan
Terakhir ODF dan Jamban Sehat.
11. Tim Verifikasi melaporkan kembali ke Desa/Puskesmas/Kecamatan setempat dalam
pleno pelaporan hasil, sebaiknya diikuti oleh aparat Desa/Puskesmas/Kecamatan, tokoh
masyarakat setempat, dan anggota masyarakat yang berkomitmen khususnya yang belum
berubah perilakunya,. Bila memungkinkan mengajak komunitas lain untuk mengikutinya.
12. Tim Verifikasi menjelaskan lima criteria ODF satu per satu, hingga total skor.
13. Tim Verifikasi menjelaskan criteria “jamban sehat” dan “jamban tidak sehat,” beri
contoh jamban “tidak sehat” yang masih ditemukan di masyarakat.
14. Tim Verifikasi menegaskan tentang jamban yang mudah rusak dan tidak bertahan
lama, yang menyebabkan Desa/Puskesmas/Kecamatan bersangkutan kehilangan status
ODFnya.
15. Tim Verifikasi memberi masukan sebaiknya Desa/Puskesmas/Kecamatan dan seluruh
pihak berupaya untuk meningkatkannya menjadi “jamban sehat” dengan sesegera
mungkin.
16. Tim Verifikasi menyampaikan kemungkinan Desa/Puskesmas/Kecamatan dapat
mendeklarasikan status ODFnya, berdasarkan hasil penilaian atau pengamatan (bila
sudah ODF).
17. Tim Verifikasi menjelaskan perubahan apa yang perlu dilakukan di lingkungan, bila
belum ODF. (Dapat diutarakan temuan-temuan lapangan yang masih belum memenuhi
criteria)
18. Tim Verifikasi menanyakan kepada Desa/Puskesmas/Kecamatan, tokoh dan
masyarakat tentang Rencana Tindak Lanjut (RTL) anatara lain upaya dan strategi yang
dilakukan sebagai langkah perbaikan sebelum deklarasi ODF dapat dilakukan.
19. Tim Verifikasi menanyakan kepada Desa/Puskesmas/Kecamatan bahwa Tim
Verifikasi akan kembali untuk mengecek apakah telah ada perubahan atau perbaikan
yang dibuat berdasarkan RTL yang telah disusun, sehingga ODF dapat dideklarasikan.
20. Tim Verifikasi menyampaikan hasil verifikasi kepada Dinas terkait.

VI. Sasaran
Sasaran kegiatan verifikasiadalah semua masyarakat, bukan perorangan.

VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jadwal kegiatan verifikasi dilakukan setahun sekali sesuai dengan kebutuhan program .

VIII. Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan


1. Kegiatan Verifikasi Desa ODF dilaksanakan sesuai rencana atau berdasar
kebutuhan program
2. Setiap kegiatan yang telah dilaksanakan harus dibuat laporan sesuai format
program.
3. Laporan hasil kegiatan, foto kegiatan, pencatatan, dokumentasi kegiatan dilaporkan
kepada Puskesmas setelah kegiatan dilaksanakan.
IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Dokumentasi yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah :

- Hasil kegiatan Verifikasi :

Pelaporan keseluruhan kegiatan ini dilakukan ketika telah selesai


melakukan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai