150-Article Text-611-1-10-20210715

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi

CERATA Jurnal Ilmu Farmasi,ISSN


Vol. online
12. No.1, Juli 2021
2685-1229
Vol. 12. No.1, Juli 2021 Print 2089-1458

Formulasi dan Uji Aktivitas Perlindungan Tabir Surya


Emulgel Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium cepa
L.) secara In Vitro dan In Vivo
Lisa Wulandari1*, Suhartinah1, Vivin Nopiyanti1
1
S1 Farmasi/ Fakultas Farmasi, Universitas Seta Budi, Surakarta, Indonesia.
*Email: [email protected]

Abstract
Skin of red onion (Allium cepa L.) has flavonoid and tannin compounds so that it can be used
as an active ingredient in making sunscreen preparations.This study aims to find out the
ethanol extract skin of red onion in the form of emulgel preparations that have good
physical quality and stability, SPF value and sunscreen protection activities. Ethanol extract
skin of red onion is obtained by maceration using 50% ethanol solvents. Emulgel ethanol
extract skin of red onion is made in 4 formulas with variations in extract concentrations of
0,05% ; 0,1% and 0,2%. Emulgel preparations are carried out physical quality test, stability,
determination of SPF value (Sun Protection Factor) in vitro using UV-Vis spectrophotometry.
The SPF value is calculated by the Mansyur equation. The in vivo test used a male rabbit
(New Zealand) were irradiated with a UV B exoterra lamp for 24 hours to see the resulting
effects of erythema. The results showed that the ethanol extract skin of red onion emulgel had
good quality and stability. Sunscreen protection tests in vitro and in vivo showed that the
sunscreen protection activity met the requirements for the effectiveness of sunscreen with an
SPF value of emulgel with a concentration of 0,05% ; 0,1% and 0,2% of 9,59 classified as
protection extra, 21,14 and 35,85 were classified as ultra protected and the erythema score
after 24 hours of UV exposure was 0.

Keywords: Sunscreen; SPF; skin of red onion (Allium cepa L.); in vitro; in vivo

Abstrak
Kulit bawang merah (Allium cepa L.) mengandung senyawa flavonoid dan tanin sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif pembuatan sediaan tabir surya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ekstrak etanol kulit bawang merah dalam bentuk sediaan emulgel
memiliki mutu fisik dan stabilitas yang baik, nilai SPF dan aktivitas perlindungan tabir
surya.Ekstrak etanol kulit bawang merah diperoleh dengan maserasi menggunakan pelarut
etanol 50%. Emulgel ekstrak etanol kulit bawang merah dibuat 4 formula dengan variasi
konsentrasi ekstrak yaitu 0,05% ; 0,1% dan 0,2%. Sediaan emulgel dilakukan uji mutu fisik,
stabilitas, penentuan nilai SPF (Sun Protection Factor) secara in vitro menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Nilai SPF dihitung dengan persamaan Mansyur. Uji in vivo
menggunakan kelinci jantan (New Zealand) yang diradiasi lampu exoterra UV B selama 24
jam untuk melihat efek eritema yang dihasilkan.Hasil penelitian menunjukkan sediaan
emulgel ekstrak etanol kulit bawang merah memiliki mutu dan stabilitas yang baik. Uji
perlindungan tabir surya secara in vitro dan in vivo menunjukkan adanya aktivitas
perlindungan tabir surya yang memenuhi syarat keefektifan tabir surya dengan nilai SPF
sediaan emulgel konsentrasi 0,05% ; 0,1% dan 0,2% sebesar 9,59 tergolong dalam proteksi
ekstra, 21,14 dan 35,85 tergolong dalam proteksi ultra dan skor eritema setelah 24 jam
pemaparan sinar UV adalah 0.

Kata kunci : Tabir surya; kulit bawang merah (Allium cepa L.); in vitro; in vivo

1
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

1. PENDAHULUAN Tabir surya dengan zat aktif menggunakan


Sinar matahari merupakan anugerah senyawa sintetis dikhawatirkan
alam yang memiliki manfaat dan peran menimbulkan efek samping pada kulit
yang sangat penting. Sinar matahari disatu manusia antara lainyaitu PABA
pihak sangat diperlukan oleh makhluk (ParaAmino Benzoic Acid), Benzophenon,
hidup namun dilain pihak sinar matahari dan senyawa turunan Cinnamates yang
juga dapat memberikan dampak buruk berfungsi sebagai bahan yang menyerap
terhadap kesehatan kulit. Paparan sinar UV B (Prasiddha dkk., 2016). Penggunaan
matahari berlebih dapat dalam waktu lama bahan kimia sintetis secara berlebihan juga
dapat merusak lapisan kulit (Syarif, 2017). dapat menyebabkan kelainan pada kulit
bahkan kerusakan yang tidak diharapkan,
Jumlah sinar UV yang terkandung
salah satunya adalah photosensitizer,
dalam total radiasi matahari adalah sekitar
sehingga beberapa tahun terakhir ini telah
10%. Sinar UV dibagi menjadi tiga
banyak peneliti mengklaim bahwa
kategori berdasarkan panjang
kosmetik yang mengandung komponen
gelombangnya, yaitu UV C (270-290 nm),
bahan alami lebih aman.
UV B (290-320 nm),dan UV A (320-400
nm) (Amnuakit dkk., 2015).Radiasi UV C Kulit bawang merah mengandung
disaring oleh atmosfer sebelum mencapai senyawa golongan flavonoid, glikosida,
bumi. Radiasi UV B tidak sepenuhnya fenolik, dan zat tanin sebagai antikanker
disaring oleh lapisan ozon yang dapat pada kulit (Arung dkk., 2011). Senyawa
menyebabkan kulit terbakar matahari fenolik khususnya golongan flavonoid dan
(sunburn), sedangkan radiasi UV A tanin mempunyai potensi sebagai tabir
mampu mencapai lapisan epidermis dan surya karena adanya gugus kromofor yang
dermis lebih dalam, serta dapat memicu mampu menyerap sinar UV sehingga
penuaan dini pada kulit. Efek berbahaya mengurangi intensitasnya pada kulit
dari radiasi UV pada kulit dapat dibagi (Whenny dkk., 2015). Menurut penelitian
menjadi 2 yaitu efek akut seperti kulit Wiraningtyas dkk (2019) menyatakan
terbakar atau eritema, reaksi fototoksik, bahwa ekstrak etanol kulit bawang merah
fotoalergi dan fotosensitivitas serta efek memiliki kemampuan sebagai tabir surya
kronis yiatu fotoaging, kanker kulit dan pada konsentrasi 4 ppm dengan nilai SPF
imunosupresi (Damayanti dkk., 2017). 11,44 tergolong dalam proteksi maksimal,
konsentrasi 8 ppm dengan nilai SPF 20,12
Tabir surya adalah sediaan yang
tergolong dalam proteksi maksimal,
digunakan pada permukaan kulit yang
konsentrasi 12 ppm dengan nilai SPF
bekerja menyerap, menghambur, atau
31,80 tergolong proteksi ultra, dan 16 ppm
memantulkan sinar ultraviolet. Suatu tabir
dengan nilai SPF 34,83 tergolong dalam
surya mengandung senyawa yang dapat
proteksi ultrat. Berdasarkan uraian tersebut
melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar
peneliti ingin mengembangkan dan
UV dimana mekanisme kerjanya dapat
memformulasi sediaan tabir surya dalam
dibagi menjadi dua yaitu secara fisik dan
bentuk emulgel sehingga lebih efektif
kimia. Secara fisik tabir surya dapat
apabila digunakan.
menghalangi dan membiaskan sinar UV
yang mengenai kulit, sedangkan secara
kimia tabir surya bekerja dengan menyerap 2. METODE
sinar UV yang dipancarkan matahari 2.1 Alat dan Bahan
(Prasiddha dkk., 2016). Alat yang digunakan pada penelitian
Penggunaan tabir surya terus ini adalah toothed discmills, bejana
bertambah sejak beberapa tahun terakhir maserasi, timbangan analitik, oven,
oleh karena kesadaran masyarakat akan spektrofotometer UV-Vis, moisture
bahayanya sinar UV yang ditimbulkan. balance, penangas air, viskotester VT-04,

2
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

vacuum rotary evaporator, beaker glass, Emulgel ekstrak etanol kulit bawang
erlenmeyer, batang pengaduk, cawan merah dibuat 4 formula dengan variasi
porselin, kaca arloji, alat uji daya sebar, konsentrasi ekstrak yaitu 0,05% ; 0,1%
alat uji daya lekat, pH meter, mortir, dan 0,2%. Formula emulgel dapat dilihat
stamper, lampu exoterra UV B. Bahan pada tabel 1.
yang digunakan adalah kulit bawang Uji Mutu Fisik Emulgel
merah (Allium cepa L.), etanol Uji mutu fisik sediaan emulgel
50%,etanol p.a (Merck), aquadestillata, meliputi organoleptik, homogenitas, pH,
carbopol 940, polisorbat 80 (Tween 80), viskositas, daya lekat, daya sebar, dan uji
sorbitan stearat (Span 80), minyak zaitun stabilitas. Pengujian organoleptik
(Olive Oil), propilen glikol, metil dilakukan dengan mengamati warna, bau,
paraben, propil paraben, TEA, BHT. dan konsistensi sediaan yang dibuat.
2.2 Cara Kerja Penentuan derajat keasaman (pH)
Determinasi Tanaman dilakukan menggunakan pH meter yang
Kulit bawang merah didapat dari terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan
Pasar Sayur Cepogo, Boyolali pada bulan dapar pH 7. Uji viskositas dilakukan
September 2020. Tanaman dideterminasi menggunakan viskotester VT-04.
di UPT Laboratorium Universitas Setia Homogenitas dilakukan dengan
Budi Surakarta. mengamati partikel emulgel di atas gelas
Pembuatan Serbuk objek. Daya lekat dilakukan dengan
Kulit terluar dari umbi lapis bawang mengamati waktu sediaan terlepas dari
merah yang masih segar dicuci, alat uji daya lekat. Uji daya sebar
dikeringkan tanpa terkena sinar matahari dilakukan dengan mengamati sebaran
selama 2-3 hari. Kulit yang sudah kering sediaan emulgel di atas alat uji daya sebar
kemudian dihaluskan dan diayak dengan dengan penambahan variasi beban. Uji
ayakan mesh 40. stabilitas dilakukan menggunakan metode
Pembuatan Ekstrak cycling test, yaitu pengujian dilakukan
Serbuk sebanyak 500 gram sebanyak 6 siklus. Sediaan emulgel
dimasukkan ke dalam botol kaca gelap, disimpan pada suhu dingin 4oC selama 24
ditambahkan pelarut etanol 50% dengan jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan
perbandingan 1:10, kemudian direndam pada suhu 40oC, proses ini dihitung 1
selama 6 jam sambil sesekali digojok, lalu siklus. Pengamatan cycling test dilakukan
ditutup dan disimpan dalam ruangan yang secara organoleptis apakah terjadi
terhindar dari sinar matahari selama 18 pemisahan, dan diamati juga pH dan
jam, disaring dengan menggunakan kain viskositas sebelum dan sesudah cycling
flanel dan kertas saring, setelah itu ampas test.
dan filtrat dipisahkan. Proses penyarian Penentuan Nilai SPF sebagai
diulang dengan ampas pada penyarian Parameter Tabir Surya
pertama ditambahkan pelarut yang sama Penentuan nilai SPF dilakukan
dan jumlah volume pelarut sebanyak menggunakan spektrofotometer UV-Vis
setengah kali dari jumlah pelarut pada dengan menimbang sebanyak 0,5 gram
penyarian pertama. Filtrat yang diperoleh emulgel ekstrak etanol kulit bawang
dipekatkan dengan vacuumrotary merah kemudian dimasukkan kedalam
evaporator pada suhu 50oC dengan labu ukur 10 ml dan dilarutkan dengan
kecepatan 45 rpm. etanol p.a sebanyak 10 ml. Larutan
Skrining Fitokimia diultrasonikasi selama 5 menit lalu
Ekstrak diidentifikasi dengan reaksi disaring dengan kertas saring. Larutan
tabung meliputi senyawa flavonoid, tanin, yang telah diperoleh diukur dengan
alkaloid, saponin, dan steroid. spektrofotometer UV-Vis pada panjang
Formulasi Emulgel Tabir Surya. gelombang 290-320 nm dengan
menggunakan etanol p.a sebagai blanko,
kemudian dicatat nilai absorbansi setiap
interval 5 nm. Hasil absorbansi dihitung

3
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

nilai SPF nya dengan menggunakan serta menghindari kemungkinan


persamaan Mansyur (Pachpawar dkk., bercampurnya bahan dengan tanaman
2018). lain. Hasil determinasi yang telah
320 dilakukan menunjukkan bahwa tanaman
𝑆𝑃𝐹 = 𝐶𝐹 𝑥 ∑ 𝐸𝐸(𝜆) 𝑥 𝐼 (𝜆) 𝑥 𝐴(𝜆) yang digunakan untuk penelitian adalah
290 benar Allium cepa L.
Keterangan : 3.2 Pembuatan Serbuk
EE = Spektrum efek eritema
I = Intensitas spektrum sinar Serbuk kulit bawang merah diperoleh
A = Serapan produk tabir surya hasil rendemen sebesar 71,15% dengan
CF = Faktor koreksi karakteristik serbuk berwarna merah
Pengujian Aktivitas Perlindunga Tabir muda dan berbau khas.
Surya secara In Vivo 3.3 Pembuatan Ekstrak
Pengujian in vivo menggunakan
Ekstrak etanol kulit bawang merah
hewan uji kelinci jantan galur New
diperoleh dengan metode maserasi
Zealand dengan berat badan 1,5-2 kg dan
diperoleh hasil rendemen sebesar 15,47%
berusia 2-3 bulan yang dibagi menjadi
dengan karakteristik ekstrak kental
lima kelompok dengan masing-masing
berwarna merah kecoklatan dan berbau
kelompok diberi perlakuan yaitu kontrol khas.
normal (tidak diolesi tabir surya), kontrol
negatif (diolesi sediaan tanpa zat aktif), 3.4 Skrining Fitokimia
kontrol positif (diolesi sediaan yang ada Berdasarkan hasil uji identifikasi
dipasaran) dan kontrol uji (diolesi reaksi tabung, ekstrak etanol kulit bawang
sediaan dengan variasi konsentrasi merah positif mengandung flavonoid,
ekstrak). Punggung kelinci dicukur ± 3-4 tanin, saponin, dan steroid. Hasil
cm dan diolesi bahan uji. Kontak bahan identifikasi kandungan kimia dapat dilihat
uji dengan dengan punggung kelinci yang pada tabel 2.
telah dicukur selama 1 jam kemudian 3.5 Uji Mutu Fisik Emulgel
diradiasi dengan lampu exoterra selama Hasil uji mutu fisik emulgel dapat
24 jam. Setelah 24 jam luas eritema yang dilihat pada tabel 3. Hasil pengujian
terjadi dihitung dengan menggunakan organoleptis menunjukkan bahwa sediaan
jangka sorong (Wulandari dkk., 2017). emulgel menghasilkan warna merah yang
Kategori skor eritema yang digunakan semakin pekat dengan penambahan
yaitu: konsentrasiekstrak0,05% ; 0,1% dan 0,2%
0 :menyatakan tidak ada eritema berturut-turut dengan bau khas dan
1 :menyatakan eritema sangat sedikit konsistensi semi solid.
dengan diameter ≤ 25 nm Hasil pengujian homogenitas sediaan
2 :menyatakan eritema berbatas jelas basis emulgel, emulgel ekstrak etanol
dengan diameter 25,1–30 nm kulit bawang merah konsentrasi 0,05%;
3 :menyatakan eritema moderat sampai 0,1% dan 0,2% menunjukkan bahwa
berat diameter antara 30,1-35 nm seluruh sediaan homogen pada hari ke-1
4 :menyatakan eritema membentuk dan hari ke-21, yang ditandai dengan
kerak dan merah menyala diameter ≥ tidak adanya butiran-butiran bahan atau
35 nm. gumpalan ekstrak pada pengamatan di
atas gelas objek.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji pH dilakukan dengan tujuan untuk
3.1 Determinasi Tanaman mengetahui apakah pH sediaan emulgel
Determinasi tanaman dilakukanguna telah memenuhi persyaratan atau tidak,
menetapkan kebenaran sampel tanaman menurut SNI rentang pH standar sebagai
bawang merah berkaitan dengan ciri-ciri syarat mutu pelembab kulit yaitu 4,5-8,0
morfologi yang ada pada tanaman dan kisaran pH fisiologi kulit yaitu 4,5-
berdasarkan kepustakaan, menghindari 7,5 (Faradiba dkk., 2013). Hasil pengujian
kesalahan dalam pengumpulanbahan, pH sediaan emulgel menunjukkan bahwa

4
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

pH sediaan emulgel ekstrak etanol kulit menunjukkan bahwa daya sebar sediaan
bawang merah berada dalam rentang yang emulgel terbesar berturut-turut yaitu pada
dipersyaratkan, dapat diterima kulit, dan emulgel ekstrak etanol 0,2% ; 0,1% ;
tidak menimbulkan iritasi kulit yaitu 6,53- 0,05% dan basis emulgel.
6,96. Uji viskositas untuk mengetahui
Uji daya lekat dilakukan untuk konsistensi sediaan yang mempengaruhi
mengetahui waktu yang dibutuhkan efektivitas terapi dan kenyamanan serta
emulgel untuk menempel di atas kemudahan dalam penggunaanya.
permukaan kulit. Semakin lama waktu Rentang viskositas standar sebagai syarat
daya lekat emulgel maka semakin baik mutu sediaan topikal yaitu 50 dPas-1000
karena memungkinkan zat aktif akan dPas (Puspitasari dkk., 2018). Hasil
terabsorbsi seluruhnya.Standar daya lekat pengujian menunjukkan bahwa viskositas
emulgel tidak kurang dari 4 detik sediaan emulgel berada dalam rentang
(Parwanto dkk., 2013). Hasil pengujian 108-215 dPas. Perbedaan viskositas
menunjukkan bahwa daya lekat sediaan emulgel dipengaruhi oleh konsentrasi
emulgel berada pada rentang 2,02-2,53 ekstrak kulit bawang merah yang
detik. terkandung dalam sediaan, dimana
Uji daya sebar dilakukan untuk semakin besar konsentrasi ekstrak kulit
mengetahui kemampuan emulgel bawang merah yang digunakan dalam
menyebar di atas permukaan kulit.Daya sediaan emulgel maka viskositasnya akan
sebar yang baik berada dalam rentang 5-7 semakin besar.
cm (Ulaen dkk., 2012). Hasil pengujian

Tabel 1.Formula Emulgel Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium cepaL.)


Bahan FI (g) F2 (g) F3 (g) F4 (g) Keterangan
Ekstrak etanol kulit
0,05 0,1 0,2 - Zat aktif
bawang merah
Carbophol 940 1 1 1 1 Gelling agent
Olive oil 5 5 5 5 Fase minyak
Tween 80 3 3 3 3 Emulgator
Span 80 2 2 2 2 Emulgator
Metil paraben 0,18 0,18 0,18 0,18 Pengawet
Propil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 Pengawet
BHT 0,01 0,01 0,01 0,01 Antioksidan
Propilenglikol 10 10 10 10 Humektan
TEA 1 1 1 1 Alkalizing agent
Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 ad 100 Pelarut

Tabel 2. Hasil Uji Identifikasi Kandungan Kimia


Senyawa Hasil identifikasi Kesimpulan
Flavonoid Terbentuk warna merah +
Tanin Terbentuk warna hijau kehitaman +
Alkaloid Tidak terbentuk endapan -
Saponin Terbentuk busa stabil +
Steroid Terdapat residu warna hijau +
Keterangan : - : negatif mengandung senyawa
+ : positif mengandung senyawa

5
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Gambar 1. Sediaan Emulgel Setelah Uji Cycling Test

Tabel 3. Hasil Uji Mutu Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah
Sampe Homogenita
Waktu Organoleptik pH Daya Lekat Viskositas
l s
Hari Berwarna putih; semi
Basis Homogen 6,90±0,02 2,02 ± 0,02 108 ± 2,89
ke-1 solid; khas
Hari Berwarna putih; semi
Homogen 6,53±0,04 2,15 ± 0,10 160 ± 5,00
ke-21 solid; khas
Berwarna putih
Hari
F1 tulang; semi solid; Homogen 6,96±0,04 2,03 ± 0,03 153 ± 5,77
ke-1
khas
Berwarna putih
Hari
tulang; semi solid; Homogen 6,77±0,02 2,22 ± 0,07 195 ± 5,00
ke-21
khas
Berwarna putih
Hari
F2 tulang; semi solid; Homogen 6,94±0,04 2,14 ± 0,05 161 ± 2,89
ke-1
khas
Berwarna putih
Hari
tulang; semi solid; Homogen 6,55±0,04 2,40 ± 0,06 203 ± 5,77
ke-21
khas
Berwarna putih
Hari
F3 kemerahan; semi Homogen 6,94±0,03 2,20 ± 0,06 165 ± 5,00
ke-1
solid; khas
Berwarna putih
Hari
kemerahan; semi Homogen 6,80±0,02 2,52 ± 0,13 215 ± 5,00
ke-21
solid; khas

Tabel 4. Hasil Uji ph Sediaan Emulgel Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah Sebelum dan
Sesudah Uji Kestabilan dengan Metode Cycling Test
Pemeriksaan pH
Waktu Formula 1 Formula 2 Formula 3 Kontrol negatif
Sebelum 6,96 ± 0,04 6,94 ± 0,04 6,94 ± 0,03 6,90 ± 0,02
Sesudah 7,03 ± 0,03 6,95±0,06 7,05 ± 0,04 6,94 ± 0,02

Tabel 5. Hasil Uji Viskositas Sediaan Emulgel Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah Sebelum
dan Sesudah Uji Kestabilan dengan Metode Cycling Test
Pemeriksaan Viskositas (dPas) ± SD
Waktu Formula 1 Formula 2 Formula 3 Kontrol negatif
Sebelum 153,33 ± 5,77 161,67 ± 2,89 165,00 ± 5,00 108,33 ± 2,89
Sesudah 200,00 ± 5,00 208,33 ± 5,77 225,00 ± 5,00 165,00 ± 5,00
Keterangan :

6
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Formula 1: emulgel dengan ekstrak etanol kulit bawang merah konsentrasi 0,05%
Formula 2 : emulgel dengan ekstrak etanol kulit bawang merah konsentrasi 0,1%
Formula 3 : emulgel dengan ekstrak etanol kulit bawang merah konsentrasi 0,2%
Kontrol negatif : emulgel tabir surya tanpa ekstrak etanol kulit bawang merah

Hasil dari evaluasi tiga pengujian Penentuan Nilai SPF sebagai Parameter
sesudah cycling test didapatkan hasil Tabir Surya
bahwa seluruh formula memiliki kestabilan Nilai SPF merupakan salah satu
yang baik, dikarenakan hasil dari parameter yang menentukan efektivitas
pengamatan secara organoleptis tidak sediaan tabir surya. Nilai SPF ditentukan
terdapat perubahan atau pemisahan pada menggunakan metode spektrofotometri
tiap formula seperti pada gambar 1. UV-Vis pada panjang gelombang 290-320
Pengujian pH dan viskositas terdapat nm dengan interval 5 nm. Menurut FDA
perubahan tetapi perubahannya masih syarat sediaan tabir surya yang baik adalah
dalam rentang pH dan viskositas yang >15. Hasil pengukuran nilai SPF sediaan
dipersyaratkan dalam sediaan topikal emulgel dapat dilihat pada tabel dibawah
sehingga dinyatakan bahwa seluruh ini.
formula memiliki kestabilan yang baik.

Tabel 6. Hasil Penentuan Nilai SPF


Sampel SPF
Wardah gel suncreen SPF 30 38,02 ± 0,12
Ekstrak kulit bawang merah 63,96 ± 0,60
Basis emulgel 2,16 ± 0,21
Emulgel ekstrak kulit bawang merah 0,05% 9,59 ± 0,79
Emulgel ekstrak kulit bawang merah 0,1% 21,14 ± 0,61
Emulgel ekstrak kulit bawang merah 0,2% 35,85 ± 0,86

Tabel 7. Hasil Pengukuran Eritema


Kelompok perlakuan Luas eritema (mm) Skor eritema
1 - 0
2 - 0
3 - 0
4 - 0
5 17 ± 0,05 1
6 24 ± 0,05 1
Keterangan :
Kelompok 1 : emulgel dengan ekstrak etanol kulit bawang merah sebanyak 0,05 %
Kelompok 2 : emulgel dengan ekstrak etanol kulit bawang merah sebanyak 0,1 %
Kelompok 3 : emulgel dengan ekstrak etanol kulit bawang merah sebanyak 0,2 %
Kelompok 4 : Wardah sunscreen gel SPF 30
Kelompok 5 : emulgel tanpa penambahan ekstrak (kontrol negatif)
Kelompok 6 : kelompok normal (tanpa perlakuan)
merah 0,05% dengan nilai SPF 9,59
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan termasuk dalam kategori proteksi ekstra,
bahwa dari formula 1 sampai 3 semakin
tinggi konsentrasi ekstrak etanol kulit emulgel ekstrak kulit bawang merah 0,1%
bawang merah maka semakin tinggi nilai dengan nilai SPF 21,14 termasuk dalam
SPF yang diperoleh. Hasil pengukuran SPF kategori proteksi ultra, emulgel ekstrak
sediaan emulgel ekstrak kulit bawang kulit bawang merah 0,2% dengan nilai SPF
35,85 termasuk dalam kategori proteksi

7
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

ultra. Nilai SPF pada basis emulgel sebesar yang dilakukan pada kelinci yaitu selama
2,16 sehingga menunjukkan bahwa basis 24 jam, setelah dilakukan perlakuan
emulgel memiliki potensi sebagai tabir selama 24 jam tidak terjadi efek eritema
surya tetapi sangat minimal, dan ekstrak pada kelompok 1,2,3,4 (formula 1, formula
etanol kulit bawang merah memiliki nilai 2, formula 3, kontrol positif). Hal ini dapat
SPF yaitu 63,96. Menurut Prasiddha dkk dikatakan bahwa semua formula memiliki
(2016) kulit bawang merah mengandung aktivitas perlindungan tabir surya.
senyawa fenolik yaitu flavonoid dan tanin Kelompok 5 (kontrol negatif) dan
yang mempunyai potensi sebagai sebagai kelompok 6 (Kelompok normal) setelah
tabir surya dikarenakan adanya gugus penyinaran selama 24 jam terjadi efek
kromofor (ikatan rangkap tunggal eritema dengan luas eritema yang berbeda,
terkonjugasi) yang mampu menyerap sinar tetapi yang menimbulkan eritema lebih
UV (Shovyana dan Zulkarnain 2013). besar pada kontrol normal karena tidak
Senyawa flavonoid sebagai tabir surya diberi perlakuan atau tidak diolesi sediaan.
bekerja dengan cara menyerap sinar yang Hal ini dapat disimpulkan bahwa
masuk ke kulit sehingga dapat mengurangi kelompok 1,2,3,4 (formula 1, formula 2,
kerusakan kulit yang disebabkan sinar UV. formula 3, kontrol positif) memiliki
aktivitas perlindungan tabir surya
Pengujian Aktivitas Tabir Surya secara sedangkan pada kelompok 5 dan 6 masuk
In Vivo dalam kategori skor 1 yang artinya eritema
Tujuan penelitian ini adalah untuk yang terjadi sangat sedikit.
membuktikan adanya aktivitas
perlindungan tabir surya yang dilakukan 4 KESIMPULAN
pada hewan uji kelinci dengan emulgel Pertama, ekstrak etanol kulit bawang
ekstrak etanol kulit bawang merah. merah dapat diformulasikan menjadi
Terdapat 6 perlakuan yaitu emulgel ekstrak sediaan emulgel yang memiliki mutu fisik
etanol kulit bawang merah 0,05%, emulgel dan stabilitas yang baik.
ekstrak etanol kulit bawang merah 0,1%, Kedua, sediaan emulgel ekstrak etanol
emulgel ekstrak etanol kulit bawang 0,2%, kulit bawang merah memiliki potensi
kontrol negatif, kontrol positif, dan kontrol sebagai tabir surya yang memenuhi syarat
normal. keefektifan tabir surya dengan nilai SPF
Perlakuan kontrol positif digunakan sediaan emulgel konsentrasi 0,05% ; 0,1%
sediaan Wardah sunscreen gel SPF 30 dan 0,2% sebesar 9,59 tergolong dalam
yang mengandung Ethylhexyl proteksi ekstra, 21,14 dan 35,85 tergolong
methoxycinnamate, 4- dalam proteksi ultra dan skor eritema
methylbenzylidenecamphor, Butyl setelah 24 jam pemaparan sinar UV adalah
methoxydibenzoylmethane sebagai 0.
pembanding karena merupakan bahan
sintetik yang paling sering digunakan UCAPAN TERIMAKASIH
dalam sediaan tabir surya. Bahan-bahan
Terimakasih penulis sampaikan
tersebut tergolong tabir surya kimia yang
kepada pembimbing, orang tuaku tercinta, dan
melindungi kulit dengan menyerap energi
teman-teman yang banyak membantu dalam
radiasi UV. Perlakuan kontrol negatif tidak
penelitian ini.
ditambahkan ekstrak etanol kulit bawang
merah dan untuk kontrol normal kulit
REFERENSI
kelinci yang tidak diberi perlakuan apapun,
sehingga kontrol ini akan menunjukkan Amnuakit T, Boonme P. Formulation and
perbedaan antara kontrol positif dan Characterization of Sunscreen Creams
emulgel ekstrak etanol kulit bawang merah with Synergistic Efficacy onSPF by
dengan konsentrasi 0,05% ; 0,1% dan Combination of UV Filters. Journal
0,2%. of Applied Pharmaceutical Sciences
Berdasarkan tabel 7 waktu yang .2015. 3(8): 001-005.
dibutuhkan untuk mengamati efek eritema

8
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, Vol. 12. No.1, Juli 2021

Arung T,Shimizi K,Kusana IW, KondoR. Ulaen SPJ, Banne YS, Ririn A. Pembuatan
Tyrosinase Inhibitor Effect of Salep Antijerawat dari Ekstrak
quercetin 4’-O-ß glucopyranoside Rimpang Temulawak (Curcuma
from Dead Skin of Red onion (Allium xanthoriza Roxb.). Jurnal Ilmiah
cepa L.). Natural Product Research. Farmasi. 2012; 3(20): 45-49.
2011; 25(3): 256-263. Whenny R, Rusli, dan Rijai L. Aktivitas Tabir
Damayanti RH, Meylina L, Rusli R. Surya Ekstrak Daun Cempedak
Formulasi Sediaan Lotion Tabir Surya (Artocarpus champeden Spreng).
Ekstrak Daun Cempedak (Artocarpus Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015;
champeden Spreng). In: Mulawarman 1(4):154-158.
Pharmaceutical Conference. Wiraningtyas A, Ruslan S, Agustina,
Samarinda; 2017. p. 167-172. Hasanah U. Penentuan Nilai Sun
Faradiba, Faisal, Ruhama M. Formulasi Krim Protection Factor (SPF) dari Kulit
Wajah dari Sari Buah Jeruk Lemon Bawang Merah. Jurnal Redoks:
(Vitis vinivera L.) dengan Variasi Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu
Konsentrasi Emulgator. Majalah Kimia. 2019; 2(1): 34-43.
Farmasi dan Farmakologi. 2013; Wulandari SS, Runtuwene MRJ,Wewengkang
17(1): 17-20. DS. Aktivitas Perlindungan Tabir
Pachpawar NG, Mahajan UN, Kharwade RS. Surya secara In Vitro dan In Vivo dari
Formulation and Evaluation of Sun Krim Ekstrak Etanol Daun Soyogik
Protective Topical Preparation. Int. (Saurania bracteosa DC). Jurnal
Res. J. Pharm. 2018; 9(2): 27-32. Ilmiah Farmasi. 2017; 6(3); 147-156.
Parwanto MLE, Senjaya H, Edy HJ.
Formulasi Salep Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Tembelekan (Lantana
camara L.). Pharmacon. 2013; 1(1):
104-108.
Prasiddha IJ, Rosalina AL, Teti E dan Jaya
M.M. Potensi Senyawa Bioaktif
Rambut Jagung (Zea mays) untuk
Tabir Surya Alami.Jurnal Pangan
dan Agroindustri. 2016; 4(1): 40-45.
Puspitasari DP, Mulangsri DAK, Herlina.
Formulasi Krim Tabir Surya. Ekstrak
Etanol Daun Kersen (Muntingia
calabura L.) untuk Kesehatan Kulit.
Media Litbangkes. 2018; 28(40): 263-
270.
Shovyana HH, Zulkarnain AK. Stabilitas
Fisik dan Aktivitas Krim W/O
Ekstrak Etanolik Buah Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarphBoerl)
sebagai Tabir Surya. Traditional
Medicine Journal. 2013; 18(2): 109-
117.
Syarif ST, Umrah. Uji Potensi Tabir Surya
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Berdaging Putih
secara In Vitro. Fakultas Farmasi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar; 2017.

Anda mungkin juga menyukai