Bab I Pendahuluan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Latihan Profesi (PLP) merupakan salah satu usaha dalam rangka
mempersiapkan mahasiswa sebagai calon guru maupun tenaga kependidikan
lainnya yang mampu melaksanakan tugas-tugas profesinya dengan baik.
Untuk itu, dengan PLP yang meliputi praktik pembelajaran langsung di kelas
dan praktik persekolahan, diharapkan mahasiswa memahami, menghayati
serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah/madrasah dengan baik.
Hakikatnya, tugas guru di sekolah/madrasah tidak terbatas pada proses
pembelajaran saja, melainkan mencakup tugas-tugas nonpembelajaran, di
samping kemampuan yang bersifat personal dan sosial. Oleh karena itu,
mahasiswa sebagai calon guru profesional, dengan sendirinya juga
memerlukan kemampuan berkaitan dengan tugas pembelajaran di kelas
maupun tugas-tugas yang terkait dengan pengelolaan sekolah/madrasah.
Kemampuan-kemampuan tersebut lazim disebut sebagai kompetensi, yang
meliputi kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan
kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut perlu dilatihkan secara
menyeluruh dan terpadu, antara lain melalui Program Latihan Profesi.
Program Latihan Profesi (PLP) adalah salah satu kegiatan intrakurikuler
yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Kependidikan
(Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi) yang meliputi praktik pembelajaran di kelas
dan praktik persekolahan.
Praktik pembelajaran di kelas adalah latihan melaksanakan kegiatan
pembelajaran oleh mahasiswa di dalam kelas, yang dimulai dari penyusunan
persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai dengan penilaian,
dan pemberian feedback. Kegiatan ini menuntut mahasiswa mampu menyusun
persiapan pembelajaran, menguasai materi yang akan diberikan, menguasai

1
teknik penyajiannya, memiliki sikap dan gaya mengajar yang memadai,
mengelola kelas dengan baik, dan melakukan kegiatan penilaian.
Praktik persekolahan adalah kegiatan selain pembelajaran di kelas yang
masih berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan sekolah. Kegiatan ini
dipandu oleh pihak sekolah/madrasah (kepala sekolah/madrasah, koordinator
guru persekolahan, koordinator guru pamong, dan lainnya). Kegiatan praktik
persekolahan berbentuk keterlibatan mahasiswa praktikan dalam kegiatan
administrasi sekolah, bimbingan, laboratorium, perpustakaan, kegiatan
ekstrakurikuler maupun tugas-tugas lain.

B. Landasan Hukum
Pelaksanaan Program Latihan Profesi ini mengacu pada berbagai
peraturan berikut:
1. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan
Nasional
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen, khususnya
Bab IV Pasal 10 tentang Kompetensi Profesional Guru
3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi
4. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
5. Peraturan pemerintah republic Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
6. Peraturan Presiden republik Indonesia No. 8 Thaun 2012 Tanggal 17
Januari 2012 tentang Deskripsi Jenjang Kualifikasi KKNI
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 73 Tahun 2013
tentang Implementasi KKNI
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
9. Peraturan pemerintah No. 32 tahun 2013tentang standar nasional
Pendidikan

2
10. Permendikbud No. 20 tahun 2016 tentang standar Kompetensi Lulusan
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
11. Permendikbud No 21 Thaun 2016 tentang Standar Kompetensi Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
12. Permendikbud No 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses untuk satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
13. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
14. Surat Keputusan Ketua No. 306/SK/STKIP-BM/2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan di STKIP Bina Mutiara Sukabumi
15. Kalender Akademik STKIP Bina Mutiara Sukabumi Tahun 2019-2020.

C. Tujuan Program Latihan Profesi (PLP)


1. Tujuan Umum
Secara Umum, PLP ini bertujuan untukmelatih mahasiswa agar

memiliki kemampuan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

2. Tujuan Khusus
Secara khusus, PLP ini bertujuan untuk:
a. Mahasiswa mengetahui tugas dan tanggung jawab prefesional pengajar
dalam pembelajaran.
b. Mahasiswa dapat mengaitkan dan memprakikkan antara pengetahuan
kependidikan yang diproleh dalam perkuliahan dengan konteks nyata.
c. Mahasiswa berlatih mengembangkan kompetensi kependidikan
meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, social dan professional
sehingga mengacu kepada kompetensi ideal menurut UU Guru dan
Dosen.

3
d. Mahasiswa dapat menguasai cara merencanakan, menerapkan berbagai
strategi pembelajaran inovatif dan mengevaluasi hasilnya
e. Mahasiwa dapat mempersiapkan diri untuk menjadi prngajar yang
professional.

D. Manfaat Program Latihan Profesi (PLP)


1. Bagi Mahasiswa
Membekali mahasiswa dengan seperangkat pengetahuan, sikap dan
keterampilan ynag diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran yang
professional. Diantaranya:
a. Membentuk aspek sikap dan kepribadian sebagai guru dan pendidik
b. Mendapatkan pengalaman secara langsung di lapangan mengenai
pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat menjadikan modal besar
dalam mengembangkan profesionalitas keguruan,
c. Mendapatkan pelatihan praktik pembelajaran secara langsung di
lapangan, sehingga memberikan modal keterampilan secara khusus
dalam praktik pengajaran di sekolah.
2. Bagi sekolah tempat PLP
Memproleh masukan yang berkaitan dengan pengembangan
pendidikan untuk pengembangan sekolah.
3. Bagi STKIP Bina Mutiara Sukabumi
Memerluas jaringan kerjasama dengan sekolah dan meningkatkan
relevansi antara profesionalitas pendidikan dengan kebutuhan di sekolah

A. Kalender Akademik
Kalender Pendidikan di bawah ini merupakan kalender pendidikan
Provinsi Jawa Barat. Karena pengalihan kelola sekolah tingkat
SLTP/sederajat, maka segala bentuk kegiatan khususnya negeri mengacu
pada kalender pendidikan Provinsi Jawa Barat. Di bawah ini adalah

4
semester I & II tahun ajaran 2022/2023 yang memiliki statistik data seperti
berikut:

Gambar 1 Kalender Pendidikan smtr

5
Adapun kegiatan lainnya bersifat insidental yang atas kesepakatan
orangtua/wali dengan pihak sekolah atau komite yang telah dibentuk
seperti halnya perpisahan dan peringatan hari besar.

B. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dari hasil observasi yang dilakukan penulis, para guru wajib
menyusun silabus dan RPP sebelum memulai pembelajaran. Biasanya
dibuat sebelum pembelajaran hari pertama dimulai yang terkadang
dilakukan pada waktu libur semester. Silabus biasanya disesuaikan dengan
yang sudah ada dari pusat apalagi berkenaan dengan kurikulum 2013.
Untuk RPP para pendidik menyesuaikan isi dan proses
pembelajaran dengan keadaan yang sesuai dengan kondisi peserta didik
juga fasilitas yang mendukung terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
Pada kegiatan ini penulis diarahkan dalam menelaah RPP yang sudah ada
untuk disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan selama
mengajar dikelas yang menjadi pilihan guru pamong. Rencana
pembelajaran dibuat berdasarkan jumlah pertemuan yang telah dirancang.
Apabila pertemuan hanya 2x45 menit atau satu pertemuan, maka minggu
selanjutnya kita harus mempersiapkan Rencana Pembelajaran selanjutnya
yang sesuai dengan silabus yang telah dijadikan pedoman sebelumnya.
Setiap praktikan memiliki jadwal dan kelas yang berbeda, sehingga
dalam penyusunannya penulis daling memberikan masukan terkait metode
dan strategi apa yang cocok untuk diterapkan dimasing-masing tingkatan
kelas yang dipilih baik kelas X ( Sepuluh ), XI ( Sebelas ).
C. Pelaksanaan Pembelajaran penjas di Kelas
1. Kelebihan
Pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas, penulis menemukan
kelebihan-kelebihan yang ada pada peserta didik yang membuat
penulis bersemangat melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP)
yaitu sebagai berikut:

6
- Peserta didik menyimak dengan baik pembelajaran yang diberikan
praktikan dan sangat antusias dalam setiap materi yang diberikan
oleh praktikan;
- Peserta didik sangat aktif dalam kelas dan begitu senang dalam
melaksanakan pembelajaran Penjas apabila tidak dikemas dengan
baik;
- Peserta didik mampu melaksanakan setiap intruksi yang diberikan
oleh praktikan dan saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas-
tugas dikelas; dan
- Mampu menerapkan pelajaran walau hanya dengan sapaan kecil
terhadap praktikan pada saat diluar dan dildalam pelajaran yang
menandakan bahwa setidaknya mereka menyerap dengan baik apa
yang telah diberikan dikelas.
2. Kekurangan dan Kelemahan
Selain kelebihan diatas, ada juga kekurangan dan kelemahan yang
membuat praktikan merasa tertantang untuk meminimalisir
kekurangan tersebut agar terjadi perbaikan walau hanya sedikit yaitu:
- Kurang kosakata yang dikuasai peserta didik sehingga dalam
melakukan percakapan banyak missing word yang terpaksa harus
dibantu dengan body language agar pesan yang ingin disampaikan
tersampaikan dengan baik;
- Hampir semua peserta didik tidak membawa kamus yang notabene
akan membantu menemukan arti kata dan akan menambah
kosakata bahasa Inggris tentunya akan membantu dalam
melaksanakan komunikasi antar teman dan guru.
- Kurang memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan
komunikasi bahasa inggris karena belum terbiasa dan merasa aneh
sehingga ada saja yang menertawakan apabila ada diantara
temannya yang mengucapkan bahasa Inggris baik dengan
pronunciation yang benar ataupun yang kurang tepat, yang pada
akhirnya hal tersebut akan menurunkan kepercayaan diri pada

7
siswa lainnya yang sedang bersemangat untuk mencoba
berkomunikasi menggunakan bahasa inggris
- Tidak adanya fasilitas kegiatan umum yang mempu memicu anak
untuk berbicara bahasa inggris seperti halnya English Time atau
hal lainnya hanya terfokus pada kegiatan English club yang
biasanya hanya orang-orang dengan minat dan kemauan yang
tinggi.
3. Masalah lainnya dalam pembelajaran
Masalah lain yang ditemukan seperti metode, media dan juga sumber
pembelajaran inovatif lainnya dapat dijabarkan seperti berikut ini:
- Peserta didik kurang cocok menggunakan metode konvensional
karena bahasa inggris memerlukan tindakan langsung
- Penggunaan direct method, Contextual Teaching and Learning
(CTL) akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan berbahasa apalagi yang memiliki pembendaharaan
kosakata yang minim.
- Peserta didik harus diarahkan kedalam kejadian sehari-hari mereka
untuk memberikan stimulus yang baik pada proses komunikasi
- Kemampuan yang pasif dalam four language skill seperti Writing,
Reading, Listening dan Speaking yang biasanya mereka paham apa
yang orang lain ucapkan dan bingung cara membalas
komunikasinya.
- Belum memanfaatkan dengan total sarana yang tersedia di SMK
Mutiara Terpadu Palabuhanratu yang padahal sekolah tersebut
memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk
memfasilitasi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris.
D. Sistem Asesmen Hasil Belajar Penjas
Selama ini tes dengan menggunakan pendekatan komunikatif.
Terdapat beberapa kerancuan antara materi yang diberikan dengan tes
untuk mengevaluasi keberhasilan (achievement) pembelajar. Sering pula

8
dijumpai bahwa tes penjas lebih mengedepankan bentuk uji praktik yang
ingin melihat kemampuan siswa untuk menguasai pembelajaran penjas
dsb. Paradigma ini perlu segera dirubah, karena pada hakekatnya belajar
bahasa – terutama pada jenjang sekolah menengah – bukan semata-mata
belajar untuk menguasai ilmu bahasa itu, akan tetapi lebih dimaksudkan
untuk membantu pembelajar mampu menggunakan bahasa tersebut
sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini berarti
bahwa dalam mengembangkan tes kemampuan berbahasa tidak lagi harus
menekankan pada ranah kognitif, tetapi juga psikomotorik dan afektif.
Belajar tata bahasa dan kosa kata itu penting, tetapi kedua aspek
kebahasaan ini bukan merupakan tujuan utama dalam pembelajaran bahasa
Inggris. Penguasaan tata bahasa dan kosa kata diperlukan sebagai sarana
pendukung agar siswa mampu menyampaikan ide dan gagasanya secara
lebih bermakna dan komprehensif dalam bahasa tersebut. Menurut penulis,
pengujian kompetensi berbahasa lebih tepat dilakukan pada aspek
bagaimana siswa mampu mengaplikasikan bahasa tersebut dalam
komunikasi nyata, bukan sekedar menguji pengetahuan dan pemahaman
tentang segala aspek kebahasaannya.
Pada prinsipnya, penilaian dalam pengajaran bahasa Inggris
dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1. Memberi informasi yang akurat mengenai hasil proses belajar
mengajar
2. Mendorong siswa untuk belajar
3. Memotivasi guru untuk mengajar lebih baik
4. Meningkatkan kinerja sekolah
5. Meningkatkan kualitas pendidikan.
Kelima hal ini merupakan kunci agar setiap penilaian mampu
menjalankan fungsinya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Agar penilaian itu bermakna, maka hasil penilaian harus dianalisis.
Analisis hasil ujian akan memberi informasi kepada siswa mengenai

9
kemampuan dasar yang belum dikuasai, juga mendorong guru untuk
memperbaiki kinerjanya.
Sesuai dengan prinsip kurikulum tingkat satuan pendidikan bahwa
acuan yang digunakan dalam menafsirkan hasil tes adalah acuan kriteria.
Pada acuan kriteria asumsi yang digunakan adalah hampir semua orang
bisa belajar apa saja, hanya waktunya yang berbeda. Pencapaian hasil
belajar siswa harus selalu dibandingkan dengan kompetensi dasar atau
standar yang ingin dicapai.
Dalam pengevaluasian keberhasilan pengajaran bahasa Inggris,
asesmen formal tidak boleh dihilangkan, karena itu penulis soal perlu
menggunakan sistem ini untuk manfaat yang sebesar-besarnya bagi
pembelajar. Untuk melakukan hal ini, menurut Anis Yasin (2007) penulis
soal perlu memahami perubahan paradigma yang telah berlangsung
selama lebih dari 20 tahun, seperti berikut ini.
Sejumlah perubahan telah berdampak pada pengembangan
kurikulum dan evaluasi belajar => perubahan beranjak dari bahasa sebagai
bentuk ke bahasa sesuai dengan konteks dan bahasa sebagai alat
komunikasi; => semakin banyak perhatian orang pada konstruk tugas
sebagai komponen yang sangat penting dalam rancangan pelajaran dan
implementasinya; => perubahan dari pembelajar sebagai penerima yang
pasif ke pembelajar sebagai pengguna bahasa yang aktif dan kreatif; =>
perubahan dari pembelajar sebagai individual ke pembelajar sebagai
anggota kelompok sosial yang secara aktif terlibat di dalam pengelolaan
bersama proses belajar; => perubahan dari konsep kurikulum sebagai
sesuatu yang harus terpenuhi atau terlaksana ke proses negosiasi di mana
guru dan pembelajar berpartisipasi; => perubahan yang berkembang dari
input dan output ke arah proses pembelajaran itu sendiri – yaitu
kemampuan pembelajar untuk belajar.

10
E. Sarana dan Prasarana Bidang Studi Penjas
Fasilitas sarana dan prasarana pada SMK Mutiara Terpadu
Palabuhanratu lumayan sangat lengkap. Untuk kebutuhan kompetensi
Bola, Lapangan, dan fasilitas lain akan berjalan dengan efektif. misalnya
saja untuk kebutuhan senam irama, sound system sudah siap sedia baik
yang outdoor maupun Indoor sehingga tidak pernah kesulitan dalam
penggunaannya. Begitupula dengan tersedinya projector apabila kita ingin
membuat presentasi kepada peserta didik sehingga tidak perlu
menggunakan metode ceramah saja. Hampir semua guru sudah memiliki
laptop/komputer sehingga dengan adanya fasilitas dan sudah majunya
kemampuan guru maka akan sangat mudah untuk menyelaraskan
pembelajaran yang kreatif.
Adanya ruang mutimedia yang sekaligus bisa dijadikan lab bahasa
akan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dengan
baik. Hal ini didukung pula oleh lengkapnya prasarana yang ada di
perpustakaan yang tidak hanya menyediakan satu sumber buku untuk
dijadikan referensi dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa
kategori buku yang tersedia seperti Buku Pegangan Guru, Buku Paket
Siswa, Buku Penunjang Guru dan juga berbagai jenis kamus yang bisa
dimanfaatkan untuk menambah kosakatanya.
Dari penjabaran sarana dan prasarana diatas, maka dapat kita
gambarkan bahwa para guru tinggal memanfaatkan dan memaksimalkan
sarpras tersebut agar siswa mampu mencapai standar kompetensi dan
Kompetensi inti yang harus dicapai. Sehingga ketika mereka lulus dari
sekolah tersebut, setidaknya siswa tidak hanya mencatat namun ada materi
yang masih diingat untuk digunakan pada kehidupan sehari-hari apalagi
kabupaten Sukabumi yang sudah Go International dalam urusan
pariwisata dengan Geopark Ciletuhnya sendiri.

11

Anda mungkin juga menyukai