Peradaban Islam Di Spanyol
Peradaban Islam Di Spanyol
Peradaban Islam Di Spanyol
Disusun Oleh:
Navisa Rahma (32023.1.30003)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Firman Husaeni,
S.H., M.H sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang
telah bersedia memeriksa dan mengoreksi Makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah
ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prestasi sekaligus kontribusi Islam yang paling berharga bagi pencerahan
peradaban masyarakat Eropa. Spanyol, pintu gerbang Eropa yang oleh orang Arab
Islam disebut Andalusia, dikuasai dan menjadi basis kekuasaan Islam di benua itu
selama sembilan abad. Hingga kini, bukti-bukti zaman keemasan Islam tersebut
masih dapat disaksikan menjadi objek wisata yang menarik para turis dari seluruh
dunia.
Spanyol adalah sebuah negara yang pernah ditaklukkan oleh Islam untuk
mengembangkan agama Islam di negeri tersebut. Ketika Islam masuk ke Spanyol,
negeri ini banyak mengalami perkembangan peradaban yang pesat baik dari
kebudayaan maupun Pendidikan Islam, spanyol mengalami perkembangan pesat
dalam kebudayaan dan Pendidikan Islam yang dimulai dengan mempelajari ilmu
agama dan sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu-ilmu akal.
Karena dalam waktu relative singkat Cardova dapat menyaingi Baghdad dalam
bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan. Karena itu kehadiran islam di spanyol
banyak menarik perhatian para sejarawan. Secara politis, Islam di Andalusia telah
memberi rasa aman bagi kaum yang selama ini menjadi kelompok terpinggirkan
seperti orang Yahudi dan rakyat kebanyakan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Masuknya Peradaban Islam di Spanyol?
2. Bagaimana Periode Peradaban Islam di Spanyol?
3. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol?
4. Apa faktor-faktor Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban
Islam di Spanyol?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Proses Masuknya Peradaban Islam di Spanyol
2. Untuk Mengetahui Periode Kekuasaan Peradaban Islam di Spanyol
3. Untuk Mengetahui Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
4. Untuk Mengetahui faktor-faktor Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan
Peradaban Islam di Spanyol
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Masuknya Islam di Spanyol
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah
Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh
sebuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat
sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di
benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah
dengan lautan atlantik.1
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507
M, didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut
dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaannya dan cara membunyikannya,
bangsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan
Andalusia.
Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-
715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Sebelum penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan
menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705
M). Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi
Gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah
digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair
memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan
bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia
dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka
lakukan sebelumnya.
1
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
3
Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin
pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.
Namun, yang sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia
adalah Tariq ibn Ziyad.Ia yang telah memimpin pasukan tentera menyeberangi
lautan Gibralta (Jabal Thariq) menuju ke semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair
pada tahun 711 M, mengirim pasukan Islam dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad
yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang
memang tak sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000
lengkap bersenjata. Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad mencapai
kemenangan, dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan
kota-kota penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya
menguasai seluruh kota penting di Spanyol.
Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal
ini didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam
yang kuat, kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh faktor-faktor
yang menguntungkan Islam yakni kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol
yang buruk pada waktu itu.
2.2 Periode Kekuasaan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa
jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam
perkembangan umat Islam. Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh
setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan
Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi
dalam beberapa periode:2
a) Periode pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini
2
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hlm. 98.
4
stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan
masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit
penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun
gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh islam di
Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.
b) Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad.
Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun
138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-
Dakhil adalah keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran
Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah
di Spanyol.
Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam
bidang politik atau pun peradaban. Islam pada saat itu mulai mengalami
perkembangan yang begitu dashyat dan mampu memperluas wilayah
kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan
mesjid cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.
c) Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III
yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok (Muluk al-
thawaif). Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah.
Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejaaan yang menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-
Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya memiliki ratusan
ribu buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama
memerintah 50 tahun lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah
didirikan nenek moyangnya. Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah
5
masa yang amat gemilang dalam sejarah Arab Spanyol. Segala
pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan disatukan kembali,
perselisihan di hapuskan. Pada saat pemerintahan Abdurrahman III, islam
telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga
meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia
tetapi juga seluruh Eropa.
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh
puteranya, Al-Hakam II (961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II
(976-1009 M). Namun, ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia
11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga
pada tahun 1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi negara-negara kecil
yang berpusat di kota-kota tertentu.3
d) Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara
kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol
terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja
golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti
sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian
intern. Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak
yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walau
pun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini.
Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari istana ke istana yang lain.
e) Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni
3
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian Krisis dari Tokoh Orientalis, (Yogyakarta: tiara
Wacana, 1990), hlm 217-218
6
kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin
(1146-1235 M):
a. Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama
yang kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di
Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat
memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam
perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh
penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah
Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada
tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti
Muwahhidun.
b. Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan oleh
Muhammad ibn Tumart. Pada masa ini telah berdiri dua kerajaan
kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan Marsiah
(Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-
Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota
muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada jatuh dibawah
kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun mengalami
kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil
memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi
demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan
kristen yang besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa
Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah
Spanyol islam lepas dari tangan penguasa islam.
f) Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau
daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana
Alhambara di kota Granadatu. Peradaban kembali mengalami kemajuan
7
seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti
merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan
orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad
merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain
sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas
kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh
muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada
Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa ini Kristen ini
dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.4
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar
Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan. Setelah
bersatu, mereka mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada pada
tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka menyerang balik terhadap
kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-
serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah
kalah dalam peperangan tersebut. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan
kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke
Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di
Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian
dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada
yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang
masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada
tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah ini.5
Walau pun islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir
tujuh setengah abad lamanya.
4
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983). hlm. 76
5
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid, (Jakarta: UI Press, 1985, cetakan
kelima), hlm. 82
8
Dalam kurun waktu tujuh abad Islam berkuasa di Spanyol (Andalusia), umat
Islam telah mengukir masa keemasannya di berbagai bidang. Banyak prestasi
yang telah diukurnya, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia
pada kemajuan yang lebih kompleks.
A. Kemajuan Intelektual
Sebagai negara yang subur, Spanyol telah menghasilkan banyak keuntungan
secara ekonomi. Tingkat ekonomi yang tinggi memunculkan banyak pemikir.
Banyaknya pemikir itu mengakibatkankan banyak bidang keilmuan yang
menonjol di Spanyol.
1. Bidang Filsafat
Pada masa pemerintahan Muhammad bin Abdurrahman (852-866), mulai
dikembangkan minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Namun, usaha ini
belum banyak membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan al-Hakam (961-976 M).6
Al-Hakam berinisiatif menterjemahkan karya-karya filsafat dalam jumlah yang
besar. Hal itu membuat Kordoba dengan perpustakaan dan universitas-
universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Kemajuan ini merupakan jembatan ilmu pengetahuan
Yunani-Arab ke Eropa.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar
Muhammad ibn al_Sayig. Ia lebih di kenal dengan nama Ibnu Bajjah. Ia lahir di
Zaragoza dan meninggal di Fez karena keracunan. Karya besarnya adalah an-Nafs
dan Risalahal- Ittisal.
Tokoh kedua adalah Ibnu Tufail. Ia lahir di Wadi Asy, sebuah dusun kecil di
sebelah timur Granada dan wafat pada tahun 1185 M. Abu tufail banyak menulis
tentang kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat
terkenal adalah Hayy ibn Yaqzan.
Pada akhir abad ke-12 M, muncul seorang pengikut Aristoteles dalam bidang
filsafat, yaitu Ibnu Rusyd dari Kordoba. Ia lahir di Kordoba pada tahunn 1126 M
6
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
9
dan meninggal pada tahun 1198 M. Ibnu Rusyd sangat berhati-hati dalam
menafsirkan karya-karya filsafat Aristoteles. Ia berusaha menyerasikan antara
filsafat dan agama. Tidaklah mengherankan jika namanya cemerlang dalam
filsafat islam. Karya terbesarnya adalah Tahafut at-tahafut
2. Bidang Sains
Dalam ilmu kedokteran, kita mengenal nama-nama Wafid al-Lakhmi, Khalaf
az-Zahrawi, dan Zurh. Dikalangan wanita, kita mengenal Umm al- Hasan binti
Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafiz. Abul Qasim az-Zahrawi, seorang
dokter bedah dan menulis buku at-Tasrif sebanyak 30 jilid. Ibnu Khatimah, Ahli
penyakit malaria. Ammar al-Marsudi adalah ahli mata.
Dalam ilmu astronomi, ada Abbas Ibnu Farnas yang termasyhur dalam ilmu
kimia dan astronomi. Ia orang pertama yang menemukan kaca dari batu. Selain
itu, ada Ibrahim Ibnu Yahya an-Naqqas, seorang ahli Astronomi. Ia dapat
menentukan waktu terjadi gerhana matahari dan lama berlangsungnya. Beliau
juga berhasil membuat teropong bintang. Ahmad ibn Kas dari Kordoba adalah
seorang yang ahli dalam bidang obat-obatan.
Dalam bidang sejarah dan Geografi, Islam melahirkan banyak ilmuan
terkenal. Ibnu Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang perlawatan
kenegeri-negeri muslim, seperti Mediterania dan Sicilia. Ibnu Batutah dari
Tangier (1304-1377 M) mencapai Samuda Pasai dan Cina. Ibnu al-Khatib (1317-
1374 M) menyusun riwayat Granada. Adapun Ibnu Khaldun dari Tunis adalah
perumus filsafat sejarah dalam bukunya Muqaddimah.
3. Bidang Fikih
Dalam bidang fikih, Spanyol terkenal sebagai penganut mazhab Maliki.
Mazhab ini dibawa Ziyad ibn Abd al-Rahman. Selanjutnya, diteruskan Ibnu
Yahya yang menjadi qadi’ (hakim) pada massa Hisyam ibn Abd al-Rahman. Ahli-
ahli fikih lainnya, antara lain Abu Bakr ibn al-Qutiyah, Munzir ibn Sa’id al-
Baluthi, dan Ibnu Hazm dengan karyanya al-Muhalla bi al-Asar Fi Syah al-
Mujalla bil Ikhtisar dan al-Hikam fil Usul Ahkam. Adapun Ibnu Rusyd, selain
sebagai ahli filsafat, ia pun ahli fikih (hukum Islam) dengan bukunya Bidayah al-
Mujtahid wan Nihayah al-Muqtasid.
10
4. Bidang Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam memiliki tokoh al-Hasan
ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Ia terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmunya
diwariskan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan. Lebih dari
itu, ilmu itu juga diberikan kepada para budak.7
5. Bidang Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di
Spanyol. Bahkan penduduk asli pun mempergunakannya diatas bahasa mereka
sendiri. Dengan majunya bahasa Arab di Spanyol, banyak karya-karya sastra
bermunculan. Misalnya, al-Iqa’ al-Farid karya Ibn Aba Rabbih, az-Zakirah fi
Mahasin Ahl al-Jazirah karya Ibnu Bassam, dan kitab al-Qala’id karya al-Fath
ibn Khaqan.
B. Kemajuan pembangunan fisik
Banyak pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam. Jalan-jalan
dan pasar-pasar dibangun sebagai pendukung perdagangan. Sistem irigasi
dibangun untuk meningkatkan pertanian. Disamping pertanian dan perdagangan,
banyak industri yang berkembang, seperti tekstil, kayu kulit, logam, dan industri
barang-barang tembikar.
Pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-
gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid dan taman-taman kota. Di
antara bangunan yang megah adalah Mesjid Kordoba, Kota az-Zahra, Tembok
Toledo, Istana al-Ma’mur, Masjid Sevilla, dan Masjid al-Hambra di Granada.
7
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983). Hlm. 88.
11
Keadaan itu diperparah lagi dengan lemahnya pertahanan dinasti Umayyah.
Seluruh kekuatan ditumpahkan sepenuhnya untuk ilmu pengetahuan dan
mengabaikan pembinaan pertahanan negara. Kelemahan inilah yang dimanfaatkan
kaum Kristen di Spanyol.
Setelah ibu kota Andalusia diduduki Barat, buku-buku ilmu pengetahuan dari
berbagai cabang ilmu dirampas. Kemudian, diterjemahkan ke bahasa Latin tanpa
menyebutkan pengarangnya. Bangunan-bangunan monumental dan masjid-masjid
diubah menjadi gereja, sementara kaum muslimin ditangkap dan dibunuh.
Menurut data sejarah, kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa di Spanyol
berkisar 20 kerajaan. Diantaranya, Bani Ibad di Sevilla, Bani Hamud di Malaga,
Bani Ziry di Granada, Bani Hud di Zaragoza, dan yang terkenal adalah Bani Zun
Nun yang menguasai kota Toledo, Valencia, serta Mursia. Munculnya kerajaan-
kerajaan kecil (Muluk al-Tawa’if) itu memicu terjadinya disintegrasi. Di sebelah
utara, Raja Alfonso VI dari Leon menjalin hubungan dengan Kerajaan Aragon
dan Kastilia untuk menyerang Andalusia. Itulah yang akhirnya membawa
Andalusia berangsur-angsur mengalami kemunduran.
a) Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di
Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika
masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah
sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan
kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah
cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut
agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.8
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga
malah memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini
menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak
8
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005, hlm 246
12
pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada
abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat
Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi
perang.
b) Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim
sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf
yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti
tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan
masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan yang
dinilai merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan
Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan
dampak besar bagi perkembangan sosial-ekonomi di Andalusia. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada ideologi pemersatu yang mengikat kebangsaan
mereka.
c) Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para
penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya
timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi
perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan
datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar
pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para
penguasa muslim.
d) Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris.
Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif
muncul. Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam
terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.
e) Keterpencilan
13
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara.
Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung
kebangkitan Kristen disana.
Pada penghujung abad ke-15 M, Islam hanya berkuasa di daerah Granada
yaitu di bawah Dinasti Bani Ahmar. Abu Abdullah Muhammad (salah seorang
anak raja Bani Ahmar) merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk
anaknya yang lain (Muhammad ibn Sa’ad) sebagai penggantinya menjadi raja.
Dia memberontak pada ayahnya. Dalam pemberontakan itu Abu Abdullah dibantu
oleh Ferdinand dan Isabella. Ayah Abdullah terbunuh dan Muhammad ibn Sa’ad
di-singkirkan. Akhirnya atas bantuan Ferdinand dan Isabella, Abu Abdullah naik
takhta menjadi raja.
Namun seperti yang sudah bisa diperkirakan, Ferdinand dan Isabella tidak
puas dengan hanya menguasai Abu Abdullah, tapi mereka ingin merebut
kekuasaan Islam terakhir di Spanyol tersebut. Akhirnya mereka menyerangnya
dan Abu Abdullah kalah. Ia kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada musuh
dan selanjutnya ia pindah ke Afrika utara.
Granada jatuh pada tahun 1491, dan kota lain telah lebih dahulu dikuasai
oleh kerajaan Kristen, seperti Cordova jatuh pada tahun 1238, Seville tahun 1248.
Dengan jatuhnya kota-kota penting di Spanyol, maka berakhirlah kekuasaan Islam
di Spanyol, hal ini terjadi pada tahun 1492 M.
Pada tahun 1492 M, umat Islam dihadapkan pada dua pilihan, memeluk
agama Kristen dengan tetap tinggal di Spanyol, atau meninggalkan Spanyol. Pada
tahun 1501 diumumkan suatu pernyataan raja yang mengharuskan semua
muslimin di Castile dan Leon, bertobat kembali. Maksudnya agar mereka
meninggalkan Islam dan masuk menjadi Kristen atau meninggalkan wilayah itu.
Pengumuman yang sama juga ditujukan kepada Muslimin di Aragon pada tahun
1526. Sedang pada tahun 1556 Raja Philip II mengumumkan undangundang yang
meminta kepada muslimin yang masih tinggal di Spanyol untuk membuang
seketika itu juga bahasanya (maksudnya bahasa Arab), kepercayaannya
14
(maksudnya Islam) dan adat istiadat serta cara hidupnya. Akhirnya pada tahun
1609 Raja Philip III mengeluarkan perintah pengusiran semua Muslimin dari
wilayah Spanyol secara paksa. Setengah juta orang dipaksa naik kapal dan dibawa
ke pesisir Afrika utara atau ke negara-negara Islam yang jauh letaknya.
Dengan demikian sejak tahun 1609, dapat dikatakan bahwa di Spanyol
tidak ada lagi umat Islam. Mereka telah diusir oleh penguasa Kristen, dan
umumnya mereka pindah ke pantai Afrika bagian utara.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang
sejarah umat Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini
menyita banyak perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan
demikian, karena penguasaan Islam terhadap semenanjung Iberia lebih khusus
Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.
Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol
diduduki oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam
setiap periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting
dan besar dalam perkembangan umat Islam. Di mana pada akhirnya Islam pernah
berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa
kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.
Namun, di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada masa
sekian abad itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat berat. Di mana pada
suatu ketika, umat Islam diterpa serangan-serangan penguasa Kristen yang
sampai-sampai umat Islam tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa
Kristen yang semakin kuat itu. Sehingga pada akhirnya Islam menyerahkan
kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol.
Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan
kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus
menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya.
Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan baru
Barat. Sumbangan Islam itu telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam
bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat,
kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.
16
DAFTAR PUSTAKA
www.muhlis.files.wordpress.com/2007/08/12peradabaan-islam-di-spanyol .
17