Tugas 2 Teknik Penulisan Karya Ilmiah - Hasisah - 859537371

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

NAMA : HASISAH

NIM : 859537371
NAMA MATA KULIAH : TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH/IDIK4013
PROGRAM STUDI : S.1 PGSD BI
UPBJJ : MAJENE

POKJAR : MAMUJU

1. Nomor 1

Abstrak

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan para guru, diketahui bahwa
masih banyak yang mengalami kesulitan belajar, tampak dari adanya siswa yang
enggan belajar dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran di kelas. Hasil
belajar siswa menjadi kurang memuaskan karena masih banyak nilai dibawah
standar kelulusan yakni dibawah 75 (daftar nilai rapor semester 2 tahun ajaran
2013/2014). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
motivasi diri terhadap prestasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2014/2015, di SMP Nusantara Bekasi Kelas VII. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Nusantara Bekasi (550 siswa), sampel
menggunakan metoode slovin didapat 84 siswa. 84 siswa diambil secara random dari
10 kelas (kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F, VII G, VII H, VII I, VII J) . Desain
penelitian menggunakam definisi operasional yang terdiri dari Motivasi belajar (X)
dan Prestasi Belajar (Y). Teknik pengambilan data menggunakan penyebaran angket
dan studi dokumentasi berupa buku raport. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana.

Kata Kunci:

PENDAHULUAN
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan para guru, diketahui bahwa
masih banyak yang mengalami kesulitan belajar, tampak dari adanya siswa yang
enggan belajar dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran di kelas. Hasil
belajar siswa menjadi kurang memuaskan karena masih banyak nilai dibawah
standar kelulusan yakni dibawah 75 (daftar nilai rapor semester 2 tahun ajaran
2013/2014). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
motivasi diri terhadap prestasi belajar siswa.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015, di SMP Nusantara
Bekasi Kelas VII. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Nusantara Bekasi (550 siswa), sampel menggunakan metoode slovin didapat 84
siswa. 84 siswa diambil secara random dari 10 kelas (kelas VII A, VII B, VII C, VII D,
VII E, VII F, VII G, VII H, VII I, VII J) . Desain penelitian menggunakam definisi
operasional yang terdiri dari Motivasi belajar (X) dan Prestasi Belajar (Y). Teknik
pengambilan data menggunakan penyebaran angket dan studi dokumentasi berupa
buku raport. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Linier
Sederhana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian adalah sebagai berikut:

KESIMPULAN
2. Nomor 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN


SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED
READING COMPOSITION (CIRC)

Hasisah
[email protected]
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman


dalam pelajaran Bahasa Indonesia siswa dengan menggunakan metode CIRC. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas III SDN Bulutakkang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 19
orang siswa yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
Instrumen penelitian terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan
bacaan, soal tes membaca pemahaman dan lembar jawaban. Penelitian Tindakan
dilakukan dalam dua siklus yang pada tiap siklusnya terdapat empat komponen yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
digunakan untuk data kualitatif yang berupa wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi tugas siswa. Analisis kuantitatif digunakan untuk data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes membaca pemahaman siswa sebelum dan sesudah diberi
tindakan. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode CIRC dapat meningkatkan
kemampuan dan proses belajar membaca pemahaman siswa kelas III SDN
Bulutakkang. Pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dengan diberikannya reward bagi
kelompok dengan nilai terbaik, beberapa siswa sudah aktif dalam pembelajaran
membaca pemahaman, akan tetapi masih ada siswa yang pasif sehingga perlu
dilakukan perbaikan pada siklus 2. Perbaikan dilakukan dengan menambah reward
bagi tiga kelompok terbaik, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih
termotivasi dan aktif. Selain itu, guru juga membimbing siswa untuk melakukan
peninjauan ulang terhadap hasil diskusi kelompok sebelum presentasi agar hasil
diskusi lebih optimal. Dari perbaikan tindakan ini terjadilah peningkatan proses yang
dapat dilihat dari kondisi siswa yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini
menyebabkan tes membaca pemahaman meningkat, terbukti dengan meningkatnya
nilai rata-rata pada Siklus I dan Siklus II.

Kata kunci: Kemampuan Membaca Pemahaman dan Metode CIRC


PENDAHULUAN

Membaca pemahaman merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam


rangka memperoleh ilmu pengetahuan, informasi, maupun sekedar memperoleh
hiburan. Namun, keterampilan membaca pemahaman siswa saat ini masih rendah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa maupun dari luar diri
siswa. Maka dari itu perlu adanya bimbingan bagi siswa untuk dapat belajar
meningkatkan keterampilannya dalam membaca. Dalam hal ini guru mempunyai
peranan yang penting untuk membina siswa dalam meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman.
Menurut Nurhadi (2018:2) pengertian membaca dalam arti sempit membaca
adalah kegiatan memahami makna dalam tulisan. Sementara dalam pengertian luas,
membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca
untuh memproleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian
terhadap keadaan, nilai, fungsi dan dampak bacaan itu. Adapun menurut Inne Marthyanne
(2017) membaca merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa di sekolah dasar
karena kemampuan membaca secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar.
Menurut Bond dalam Mulyono (2021:158) mengemukakan bahwa membaca merupakan
pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan stimulus yang membantu proses
mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui
pengalaman yang telah dimiliki. Budi Rahman dan Haryanto (2017) menyatakan bahwa
Keterampilan membaca di sekolah dasar menjadi fondasi/dasar penentu pencapaian
akademik siswa, karena membaca tidak hanya diperlukan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia melainkan dibutuhkan di semua mata pelajaran, bahkan diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukan para ahli maka
penulis menyimpulkan bahwa membaca merupakan aktivitas komplek yang mencangkup
fisik dan mental, karena melalui membaca anak dapat belajar banyak tentang berbagai
bidang studi.
Ilmu yang diperoleh siswa tidak hanya didapat dari proses belajar mengajar di
sekolah, tetapi juga melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Oleh karena itu, kemauan membaca dan kemampuan memahami bacaan menjadi
prasyarat penting bagi penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan para siswa.
Mengajarkan membaca pemahaman kepada siswa bukanlah pekerjaan mudah.
Seorang guru perlu memiliki suatu keterampilan atau kompetensi yang baik untuk
memajukan keterampilan membaca pemahaman siswa-siswanya. Dengan
keterampilan membaca pemahaman yang memadai, mereka akan lebih mudah
mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Pada pelaksanaan pembelajaran
membaca pemahaman, biasanya guru menggunakan metode pembelajaran tradisional.
Guru hanya memberikan tugas kepada siswa untuk membaca teks. Sebelum kegiatan
dilaksanakan, guru berceramah tentang informasi yang dianggap penting berkaitan
dengan apa yang harus dilakukan siswa. Kegiatan membaca dilakukan dari awal
sampai akhir teks, yang selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal yang
sudah disiapkan guru.
Seiring dengan perkembangan di dunia pendidikan, terciptalah beberapa
macam model dan metode pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran.
Bermacam-macam model dan metode dapat menjadi solusi dari permasalahan yang
tengah dihadapi guru dan untuk menjadikan siswa aktif dan kreatif selama kegiatan
pembelajaran. Beberapa model dan metode pembelajaran yang dapat dijadikan solusi
diantaranya, model pembelajaran kooperative tipe Jingsaw, STAD, think-pair- share
(berpasangan), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Group
Investigation (GI), dan lain-lain. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran membaca pemahaman adalah metode Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC). Tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim
kooperative untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman yang dapat diaplikasikan secara luas (Slavin, 2008: 203). Metode ini
memang bersifat kooperatif sehingga dapat meningkatkan kerjasama antar siswa,
semua siswa dibimbing dan diarahkan untuk aktif dan kreatif sehingga waktu
pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III SDN Bulutakkang masih
menggunakan metode konvensional dimana proses pembelajaran masih berpusat pada
guru sehingga siswa menjadi pasif. Pembelajaran membaca pemahaman yang selama ini
```dilakukan masih menggunakan metode konvensional yaitu dengan memberikan teks
bacaan kepada siswa, kemudian siswa menjawab pertanyaan mengenai bacaan
tersebut. Pembelajaran seperti itu membuat siswa menjadi kurang antusisas dalam
mengikuti pelajaran sehingga menyebabkan pembelajaran kurang maksimal dan
keterampilan siswa dalam memahami bacaan menjadi kurang optimal. Berdasarkan
pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas III SDN Bulutakkang,
menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas III dalam membaca, khususnya
membaca pemahaman masih rendah. Terbukti dengan rendahnya nilai tes pratindakan
membaca pemahaman yang dilakukan oleh peneliti. Belum mampunya siswa dalam
membaca pemahaman ditandai dengan kurangnya siswa dalam memahami isi bacaan,
menentukan tema bacaan, dan memperoleh informasi dari teks yang telah dibaca.
Ketika siswa diberi pertanyaan mengenai isi bacaan yang dibaca siswa tidak dapat
menjawab dengan cepat dan harus membuka kembali bahan bacaan. Permasalahan-
permasalahan tersebut harus segera dicarikan solusinya, karena sangat mempengaruhi
banyak sedikitnya informasi dan pengetahuan yang diterima siswa dari berbagai
sumber tertulis. Dengan kata lain permasalahan yang paling utama untuk segera
diatasi adalah permasalahan rendahnya kemampuan membaca pemahaman pada
siswa.
Metode CIRC terdiri atas tiga unsur penting yakni kegiatan-kegiatan dasar
terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni bahasa menulis
terpadu (Slavin, 2008: 204). Dalam metode CIRC, siswa bekerjasama dalam
kelompok-kelompok yang heterogen untuk mencari ide pokok, pikiran utama,
karakter tokoh dan hal-hal yang berkaitan dengan teks bacaan. Sehingga metode ini
dirasa tepat untuk digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
pada siswa kelas III SDN Bulutakkang.

METODE

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas III SDN Bulutakkang dengan jumlah siswa
sebanyak 19 yang beralamat Kelurahan Rangas Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju,
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2023 dan dibantu oleh
teman sejawat. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Adapun tahapan atau langkah yang dilakukan
adalah (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap pengamatan, (4) tahap
refleksi.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas yang pelaksanakaannya
menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1990),
dimana terdapat suatu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Keseluruhan untaian tersebut diartikan sebagai
satu siklus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Siklus I: 1. Perencanaan I
2. Tindakan dan Observasi I
3. Refleksi I
Siklus II: 4. Revisi Rencana I dan Perencanaan II
5. Tindakan dan Observasi II
6. Refleksi II dan seterusnya.
Gambar 3.1. Sikkus PTK oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1990)
Berdasarkan siklus di atas, maka dalam satu kelas akan diberikan beberapa
kali tindakan. Banyaknya siklus yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas
ini tidak ditentukan. Siklus akan selesai jika tujuannya sudah tercapai sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Dalam penelitian ini siklus tindakan kelas dilakukan 2
siklus. Adapun proses tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Perencanaan
Penyusunan rencana merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Pada tahap ini peneliti
dan kolaborator merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah yang ada di sekolah berdasarkan hasil pengamatan awal. Setelah peneliti dan
guru mempunyai persamaan persepsi terhadap permasalahan siswa dalam
pembelajaran membaca pemahaman, peneliti bersama guru merancang
pelaksanaan pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran membaca
pemahaman.
Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, peneliti
bersama guru memutuskan untuk menggunakan metode CIRC yang diyakini
mampu meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Hasil dari
perencanaan, sebagai berikut.
a. Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
b. Peneliti dan guru membuat skenario pembelajaran dan perangkat
pembelajaran, serta menyiapkan instrumen penelitian, mulai dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan bacaan, soal tes membaca
pemahaman dan lembar jawaban.
2. Pelaksanaan
Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran menurut skenario yang
telah disiapkan sebelumnya, yaitu tindakan dipandu oleh perencanaan yang telah
disusun secara rasional. Sehingga sifat skenario tindakan adalah fleksibel dan
terbuka terhadap perubahan dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, tindakan
bersifat tidak tetap dan dinamis, serta memerlukan keputusan cepat terhadap
sesuatu yang perlu dilakukan.

3. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan
tindakan. Obeservasi terhadap proses tindakan yang dilaksanakan untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berorientasi pada masa yang akan
datang, dalam hal ini adalah kegiatan selanjutnya, serta digunakan sebagai dasar
untuk kegiatan refleksi yang lebih kritis.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan.
Pengamatan dilakukan terhadap guru, baik sebelum, saat, maupun sesudah
implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan ini
mengungkapkan bagaimana penerapan metode CIRC dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran membaca. Data yang dikumpulkan adalah data tentang
bagaimana keberhasilan Guru menerapkan metode CIRC dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran membaca
Hal tersebut, semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana
secara fleksibel dan terbuka. Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran
yang dilakukan sesuai dengan skenario yang telah disusun bersama, perlu
dilakukan evaluasi.

4. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang
diperoleh dari pengamatan. Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan
dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan yang
dianggap perlu untuk dilakukan pada tindakan selanjutnya.
Apabila pada tindakan pertama hasil dari penelitian masih belum sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana
tindakan pada siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi
sebelumnya. Dalam upaya memperbaiki tindakan pada siklus yang berikutnya
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap catatan-catatan hasil observasi, baik
proses maupun produk.

C. Teknik Analisis Data


Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis kuantitatif
digunakan untuk menganalisis hasil tes keterampilan membaca pemahaman
berupa nilai rerata. Nilai rerata membaca pemahaman dianalisis dengan cara
statistik deskriptif.
Analisis data kualitatif dilakukan untuk menganalisis hasil observasi
lapangan, hasil wawancara, dan dokumen tugas siswa. Langkah-langkah analisis
dilakukan sebagai berikut.
1. Reduksi data, dilakukan denagn menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman
dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
2. Pengkategorian data dengan mengelompokkan data-data dalam kategori
tertentu, yakni data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC).
3. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel dan dalam bentuk naratif
4. Penarikan kesimpulan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan pada Siklus I dan Siklus II

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I


a. Perencanaan
Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah perencanaan.
Setelah peneliti melakukan observasi di awal semester genap penyebab terjadi
permasalahan dalam kegiatan membaca pemahaman telah teridentifikasi
dengan baik oleh peneliti, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam beberapa hal
diantaranya: dalam memahami isi bacaan, mencari hubungan antar hal,
hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antar hal dalam wacana,
menyimpulkan bacaan, dan merefleksikan hal yang telah dibaca. Setelah
peneliti mempunyai persamaan persepsi terhadap permasalahan siswa dalam
pembelajaran membaca pemahaman, peneliti merancang pelaksanaan
pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman.
Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, peneliti
memutuskan untuk menggunakan metode CIRC yang diyakini mampu
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Hasil dari perencanaan
siklus I, sebagai berikut.
a) Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
b) Peneliti membuat skenario pembelajaran dan perangkat pembelajaran, serta
menyiapkan instrumen penelitian, mulai dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), bahan bacaan, soal tes membaca pemahaman dan
lembar jawaban.

b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan tindakan yang
merupakan implementasi isi rancangan. Berikut uraian pelaksanaan tindakan
dalam siklus pertama.
a) Pertemuan pertama siklus I guru meyajikan materi berupa cara
menentukanide pokok suatu paragraf, memberikan tanggapan terhadap isi
bacaan, dan menceritakan kembali isi bacaan. Selain itu, guru menjelaskan
metode CIRC yang akan digunakan dan memberikan arahan kepada siswa
tentangcara bekerjasama dalam kelompok.
b) Pertemuan kedua siklus I pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman
dengan metode CIRC. Pada pertemuan ini diawali dengan guru
membagikan kartu nama untuk seluruh siswa dengan tujuan untuk
mempermudah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan observer.
Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan kemampuan yang
berbeda-beda. Setelah itu tiap kelompok dibagikan bacaan yang berjudul
“Harimau Belang Kerbau Ompong”. Sedangkan penerapan metode CIRC
nya adalah sebagai berikut.Langkah pertama, guru meminta siswa untuk
membaca teks secara bergantian dalam kelompok, bergiliran untuk tiap
paragraf. Pendengar mengoreksi tiap kesalahan yang dibuat oleh pembaca.
Guru memberikan penilaian kepada kinerja siswa dengan cara berkeliling
dan mendengarkan saat siswa saling membaca satu sama lain. Setelah
membaca siswa diminta untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan guru
yaitu, menentukan ide pokok tiap-tiap paragraf bacaan, menanggapi bacaan
dan menceritakan kembali isi bacaan..
Langkah selanjutnya, guru meminta perwakilan dari salah satu
kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain
menanggapi. Langkah terakhir, setelah pembahasan hasil diskusi selesai,
guru memberikan penilaian terhadap hasil diskusi kelompok siswa.
Kelompok yang mendapatkan nilai terbaik akan mendapatkan hadiah dari
peneliti. Tujuannya adalah untuk melatih kekompakan dan kerjasama siswa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru serta memacu siswa
untuk memperhatikan materi pembelajaran.
Guru melakukan tanya jawab terkait dengan pembelajaran yang
sudah dilakukan pada pertemuan jumat kemarin. Selanjutnya guru
membagikan soal tes siklus I dan semua siswa mengerjakan soal secara
individu.

c. Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan.
Pengamatan dilakukan terhadap guru, baik sebelum, saat, maupun sesudah
implementasi tindakan dalam pembelajaran di kelas. Pengamatan ini
mengungkapkan berbagai hal menarik dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran membaca pemahaman dengan metode CIRC. Data yang
dikumpulkan adalah data tentang proses perubahan kinerja pembelajaran
akibat implementasi tindakan (keberhasilan proses) dan hasil kegiatan
pembelajaran setelah pelaksanaan (keberhasilan produk).

d. Keberhasilan Proses
Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan penerapan metode
CIRC cukup menarik untuk diikuti. Suasana pembelajaran yang dirasakan
sangat berbeda dengan pembelajaran sebelumnya. Pada pembelajaran
sebelumnya perhatian dan partisipasi siswa belum optimal. Sebagian besar
siswa terlihat pasif dalam merespon pelajaran yang diberikan guru bahkan
banyak siswa melakukan aktivitas yang tidak berkaitan dengan proses
pembelajaran yang sedang dilakukan.
Suasana berubah ketika pembelajaran membaca pemahaman dengan
metode CIRC. Dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan metode
CIRC, siswa aktif mengemukakan pengetahuan, pendapat, dan pengalaman
yang mereka miliki berkaitan dengan topik bacaan yang sudah dibaca. Melalui
langkah pembelajaran berkelompok, siswa bisa menuangkan idenya dan
disampaikan secara lisan untuk dikoreksi bersama sehingga tidak ada siswa
yang pasif. Selain itu, dalam metode CIRC guru menjanjikan akan memberi
hadiah kepada kelompok yang mendapatkan nilai terbaik dalam mengerjakan
soal sehingga anak-anak termotivas untuk mengerjakan tugas yang guru
berikan. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan diskusi bersama kelompoknya.
Perubahan suasana pembelajaran terjadi secara bertahap. Pada kegiatan
pertama, siswa masih belum sepenuhnya memperhatikan guru, beberapa anak
masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Saat guru menjelaskan tahap-tahap
metode CIRC, bahwa nanti diakhir pembelajaran ada kuis edukatif, perhatian
dan partisipasi total mulai tampak. Siswa begitu aktif mengikuti tahap-tahap
dari metode CIRC. Siswa belajar secara berkelompok dan mendiskusikan
pertanyaan- pertanyaan yang ada dalam LKS. Kelas menjadi ramai oleh
kegiatan diskusi, tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena kegiatan yang
dilakukan masih berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan demikian,
terciptalah kegiatan pembelajaran membaca pemahaman yang kondusif dan
efektif.
Siswa tampak menikmati pembelajaran membaca pemahaman dengan
metode CIRC. Dengan digunakannya metode ini, waktu yang tersedia menjadi
lebih efektif, keaktifan dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran
menjadi optimal. dengan melihat indikasi tersebut, dapat dipastikan bahwa
penggunaan metode CIRC dalam pembelajaran membaca pemahaman mampu
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dengan demikian, keberhasilan
prosespun tercapai.

e. Keberhasilan Tindakan
Dalam mengerjakan tes, siswa mengasah kemampuan individu
mereka, menguji pemahaman materi, sehingga pemahaman siswa yang
diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran semakin bertambah dalam
dan kuat. Dengan berbekal pemahaman yang kuat, siswa tidak akan mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tes membaca pemahaman pada akhir siklus.
Nilai rerata tes membaca pemahaman pasca tindakan siklus I
mengalami peningkatan 9,27 dibanding tes pratindakan, yaitu dari 61,58
menjadi 71,05. Jika dipresentasikan 70,95% nilai siswa diatas KKM.
Tabel 1. Perolehan Nilai Tes Membaca Pemahaman Siklus I
NO NAMA PRATINDAKAN SIKLUS I KETERANGAN

1 S1 75 80 KKM
2 S2 70 75 KKM
3 S3 45 70 KKM
4 S4 50 75 KKM
5 S5 45 45 TIDAK KKM
6 S6 75 80 KKM
7 S7 85 90 KKM
8 S8 30 35 TIDAK KKM
9 S9 75 75 KKM
10 S10 35 40 TIDAK KKM
11 S11 80 95 KKM
W S12 60 60 KKM
12
13 S13 75 85 KKM
14 S14 70 80 KKM
15 S15 70 85 KKM
16 S16 35 60 TIDAK KKM
17 S17 70 90 KKM
18 S18 70 70 KKM
19 S19 55 60 KKM
Jumlah 1170 1350

f. Refleksi
Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi.
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah
dilakukan, menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam kekurangan dan
kelebihan tindakan tersebut.
Dalam tahap refleksi, peneliti dan tutor melakukan evaluasi proses
pembelajaran membaca pemahaman yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa maksimal penerapan metode CIRC dalam
pembelajaran.
Berdasarkan hasil obsevasi dan catatan lapangan, kendala-kendalayang
dialami siswa adalah sebagai berikut: (1) Guru belum bisa melkasanakantahap-
tahap metode CIRC secara maksimal karena beberapa siswa belum sepenuhnya
paham dengan tahap-tahap metode CIRC dan nampaknya Guru belum berhasil
membangun komunikasi yang baik dengan siswa. (2) waktu yang diberikan
guru kepada siswa untuk mengerjakantugas terlalu singkat, sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diatasi agar upaya
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan penerapan metode
CIRC dapat berhasil sesuai rencana. Dalam mengatasi masalah tersebut,
peneliti juga harus cermat karena jika permasalahan yang pertama sulit diatasi
maka akan menghambat pelaksanaan tindakan selanjutnya. Meskipun
demikian, secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar
membaca pemahaman dengan penerapan metode CIRC berjalan dengan lancar.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2


a. Perencanaan
Tahap pertama dalam siklus 2 ini adalah perencanaan. Peneliti
menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan padasiklus
ini. Adapun hasil dari perencanaan siklus 2, sebagai berikut.
a) Guru merumuskan tindakan yang akan dilakukan pada siklus kedua.
b) Guru akan menciptakan suasana pembelajaran yang santai,
menyenangkan namun terkendali.
c) Guru menjelaskan ulang tahapan metode CIRC dengan menambah
waktu dalam tiap-tiap tahap dan lebih detail menjelaskan cara membuat
pertanyaan yang terkait bacaan
d) Guru membuat skenario pembelajaran dan perangkat pembelajaran
sertamenyiapkan instrumen penelitian, mulai dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), bahan bacaan, soal tes membaca pemahaman dan
lembar jawaban.
e) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil.

b. Pelaksanaan
Tahap kedua penelitian tindakan kelas ini adalah pelaksanaan
tindakan. Pertemuan kedua siklus 2 guru membagikan soal tes kemampuan
membaca pemahaman siklus 2. Siswa mengerjakan soal tes kemampuan
membaca pemahaman yang telah dibagikan oleh guru. Waktu yang
digunakan untuk mengerjakan soal adalah 45 menit.

c. Observasi
Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan.
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan
pembelajaran pada siklus 2. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa,
baik sebelum, saat, maupun sesudah implementasi tindakan dalam
pembelajaran di kelas. Pengamatan ini mengungkapkan berbagai hal
menarik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca pemahaman
dengan metode CIRC. Data yang dikumpulkan adalah data tentang proses
perubahan kinerja pembelajaran akibat implementasi tindakan (keberhasilan
proses) dan hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan (keberhasilan
produk).
Melalui pengamatan, kerja sama dalam satu kelompok bisa berjalan
sesuai yang diharapkan, siswa yang mengalami kesulitan tidak malu untuk
bertanya dengan temannya. Unsur keegoisan yang ada dalam diri siswa tidak
terlihat dalam pembelajaran ini.
Usaha guru untuk semakin meningkatkan kualitas pembelajaran
membaca pemahaman siswa kelas III SD tidak sia-sia. Dengan demikian,
keberhasilan proses telah tercapai.

d. Keberhasilan Proses
Pada saat proses pembelajaran membaca pemahaman dengan
penerapan metode CIRC berlangsung, guru dan peneliti melakukan
pengamatan pada pelaksanaan masing-masing tindakan di kelas III SD
Negeri Congkrang II. Dalam proses pembelajaran terlihat dengan jelas
keaktifan siswa semakin meningkat.
Pada siklus 2 ini dalam kegiatan kelompok, siswa secara individu
mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok.
Keberhasilan individu dalam kelompok merupakan orientasi dari
keberhasilan dalam kelompok, siswa bekerja sama dengan satu tujuan untuk
membantu dan mendorong temannya agar berhasil dalam belajar.
Melalui pengamatan, kerja sama dalam satu kelompok bisa berjalan
sesuai yang diharapkan, siswa yang mengalami kesulitan tidak malu untuk
bertanya dengan temannya. Unsur keegoisan yang ada dalam diri siswa
tidak terlihat dalam pembelajaran ini.
Pada saat presentasi, tiap-tiap kelompok saling berebut memberikan
tanggapan bagi jawaban kelompok lain. Jiwa kompetitif siswa semakin
nampak, tidak ada siswa yang pasif dalam pembelajaran. Siswa terlihat
sangat menikmati pembelajaran membaca pemahaman.
Harapan untuk membuat seluruh siswa semakin berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran telah tercapai. Tidak ada lagi siswa yang hanya
diam diri di dalam kelas dan merasa jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran. Usaha guru untuk semakin meningkatkan kualitas
pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas III SDN Bulutakkang tidak
sia-sia. Dengan demikian, keberhasilan proses telah tercapai.

e. Keberhasilan Tindakan
Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari hasil tes membaca
pemahaman pascatindakan siklus 2. Dalam mengerjakan tes, siswa
mengasah kemampuan individu mereka, menguji pemahaman materi,
sehingga pemahaman siswa yang diperoleh dalam proses pembelajaran
bertambah kuat. Dengan berbekal pemahaman yang kuat, siswa tidak akan
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes membaca pemahaman pada
akhir siklus. Hasil tes pascatindakan siklus 2 menghasilkan nilai rerata 80,26
dengan demikian nilai rerata pada siklus 2 lebih besar dibanding dengan nilai
rerata pada siklus I. Dari keseluruhan siswa mencapai 92,35% nilai di atas
KKM.
Tabel 4 2. Perolehan Nilai Tes Membaca Pemahaman Siklus II
NO NAMA PRATINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II KETERANGAN

1 S1 75 80 90 KKM
2 S2 70 75 80 KKM
3 S3 45 70 85 KKM
4 S4 50 75 85 KKM
5 S5 45 45 50 TIDAK KKM
6 S6 75 80 95 KKM
7 S7 85 90 95 KKM
8 S8 30 35 45 TIDAK KKM
9 S9 75 75 90 KKM
10 S10 35 40 75 KKM
11 S11 80 95 90 KKM
12 S12 60 60 80 KKM
13 S13 75 85 90 KKM
14 S14 70 80 90 KKM
15 S15 70 85 80 KKM
16 S16 35 60 80 KKM
17 S17 70 90 95 KKM
18 S18 70 70 80 KKM
19 S19 55 60 75 KKM
Jumlah 1170 1350 1550
Rata-rata 61,58 71,05 81,58

f. Refleksi
Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi.
Dalam kegiatan refleksi, peneliti dan tutor mengevaluasi implementasi
tindakan dan menganalisis dampak implementasi tindakan yang telah
dilaksanakan dalam dua pertemuan tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar maksimal kemampuan Guru menerapkan
metode CIRC dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman pada
siklus 2.
Dari hasil observasi terlihat penggunaan metode CIRC dalam proses
belajar mengajar membaca pemahaman siswa kelas III SD sudah berjalan
sempurna, ini terlihat sudah tidak terdapat lagi kendala pada pelaksanaan
siklus 2

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa


penggunaan metode CIRC dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa
kelas III SDN Bulutakkang sudah maksimal, ini terlihat dari hasil observasi pada
pelaksanaan simulasi siklus 2 sudah tidak terdapat lagi kendala yang ditemukan oleh
Guru.
DAFTAR PUSTAKA

Abi Hamid, M., Ramadhani, R., Masrul, M., Juliana, J., Safitri, M., Munsarif,
M., & Simarmata, J. (2020). Media pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
Adawiyah, H., I. K., & Bayu, G. W. (2020). Model Pembelajaran Cooperatif Integrated
Reading Composition (CIRC) Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 3(2), 233- 247.
Alpian, V. S., & Yatri, I. (2022). Analisis Kemampuan Membaca Permulaan dan
Kesulitan yang Dihadapi Siswa Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal
Ilmu Pendidikan, 4(4),5573–5581.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/3298
Ambarita, R. S., Wulan, N. S., & Wahyudin, D. (2021). EDUKATIF: JURNAL ILMU
PENDIDIKAN.
B.HS, H. A., Gading, I. K., & g, G. W. (2020). Model Pembelajaran Cooperatif
Integrated Reading Composition (CIRC) Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa. Jurnal Pedagogi Dan Pembelajaran, 3(2), 233.
https://doi.org/10.23887/jp2.v3i2.26465
Christina, L. V., & Kristin, F. (2016). Efektivitas model pembelajaran tipe group
investigation (gi) dan cooperative integrated reading and composition (circ) dalam
meningkatkan kreativitas berpikir kritis dan hasil belajar ips siswa kelas 4.
Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 6(3), 217-230.
Dalman. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Darmadi, H. (2017). Pengembangan model dan metode pembelajaran dalam dinamika
belajar siswa. Yogyakarta: Deepublish.
Halimah, A. (2014). Metode cooperative integrated reading and composition (circ)
dalam pembelajaran membaca dan menulis di sd/mi. AULADUNA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, 1(1), 27-35.
Harianto, E. (2020). Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa.Didaktika:
Jurnal Kependidikan, 9(1), 1-8. Hasibuan, A. N. (2020). Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
dengan Menggunakan Model CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) di Kelas IV SDN 112331 Aek Kota Batu Labura (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Haryono. (2012). Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
ba, A. N. (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Model CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition) di Kelas IV SDN 112331 AekKota Batu Labura
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Jennah, R. (2009). Media pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press
Kurniasih, I., & Sani, B. (2015). Ragam pengembangan model pembelajaran untuk
peningkatan profesionalitas guru. Jakarta: Kata Pena, 71-72.
Khoerunnisa, P., & Aqwal, S. M. (2020). ANALISIS Model-model pembelajaran.
Fondatia, 4(1), 1-27.Lintang Songo: Jurnal Pendidikan, 2(2), 1–7.
https://journal.unusida.ac.id/index.php/jls/article/view/333/267

Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai


kurikulum 2013.
Nurhadi. 2016.Teknik Membaca. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nurhidayah, I., Mulyasari, E., & Robandi, B. (2017). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe CIRC untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman.
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(4), 42–51.
Pakpahan, A. F., Ardiana, D. P. Y., Mawati, A. T., Wagiu, E. B., Simarmata, J.,
Mansyur, M. Z., ... & Iskandar, A. (2020). Pengembangan media pembelajaran.
Yayasan Kita Menulis.
Rahman, B., & Haryanto, H. (2017).Peningkatan keterampilan membaca permulaan
melalui media flashcard pada siswa kelas I SDN Bajayau Tengah 2. Jurnal Prima
Edukasia, 2(2), 127-137.
Rahmi, Y., & Marnola, I. (2020). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman
Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Compotion (Circ). Jurnal Basicedu, 4(3), 662–672.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i3.406
Rahim, F. (2008). Pengajaran membaca di sekolah dasar. Jakarta: bumi aksara, 28.
Ramadhanti, D., Rukayah, R., & Budiharto, T. (2017). Penggunaan model cooperative
script untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas
V di sekolah dasar. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia): Jurnal Ilmiah Pendidikan,7(2),
69-74.

Sanjaya, H. W. (2016). Media komunikasi pembelajaran. Prenada Media.


Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
Cipta.

Tristiantari, N. K. D., & Sumantri, I. M. (2016). Model Pembelajaran Cooperatif


Integrated Reading Composition Berpola Lesson Study Meningkatkan
Keterampilan Membaca Dan Menulis. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 5(2),
203. https://doi.org/10.23887/jpi-undiksha.v5i2.8493
Tarigan, H. G. (2015). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV
Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai