ARAH PERUBAHAN SOSIAL - Aqili

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

ARAH PERUBAHAN SOSIAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perubahan Sosial”

Dosen Pengampu:
Andhita Risko Fristiana, S.Pd, M.A
Disusun oleh:
Muh Widan Zakky Asrori (302230115)
Ilfatunnur Himmatul Aliyah (302230090)
Aqili Qurrotul Umam (302230120)
Kelas: KPI A

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah ini dengan baik tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah
ini, terutama dosen pengajar ibu Andhita Risko Fristiana, S.Pd, M.A. kedua orang
tua dan teman-teman seperjuangan.
Makalah berjudul “Arah Perubahan Sosial “ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perubahan Sosial.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini.
Penulis juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat
makalah dengan lebih baik di kesempatan berikutnya.
Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar
sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.

Ponorogo, 27 Februari 2024

Penyusun

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................- 1 -
1.1. Pendahuluan........................................................................................- 1 -
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................- 2 -
1.3. Tujuan..................................................................................................- 2 -
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................- 3 -
A. Pengertian Perubahan Sosial.............................................................- 3 -
B. Arah Perubahan Sosial.......................................................................- 5 -
C. Faktor-Faktor Perubahan Sosial.......................................................- 9 -
D. Tantangan dan Dampak Perubahan Sosial....................................- 11 -
BAB III PENUTUP.....................................................................................................- 15 -
3.1. KESIMPULAN.................................................................................- 15 -
Daftar Pustaka.............................................................................................................- 16 -

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Setiap kehidupan pasti mengalami perubahan. Dirasakan secara sadar maupun


tidak, kehidupan selalu mengalami proses perubahan sebagai sebuah siklus yang
pasti dilalui. Perubahan sosial merupakan fenomena yang tak terelakkan
beriringan manusia terus berkembang dan berevolusi. Globalisasi, teknologi
informasi, urbanisasi, dan dinamika politik kompleks menjadi pendorong utama,
mentransformasi masyarakat di berbagai tingkatan.1

Dorongan pemenuhan kebutuhan hidup menjadi cambuk bagi manusia untuk


memaksimalkan potensi akal budinya. Tuntutan naluriah ini mendorong manusia,
makhluk berakal budi, untuk terus berpikir dan mencari solusi dalam menghadapi
berbagai tantangan. Naluriah untuk bertahan hidup ini bagaikan tenaga pendorong
yang tak tertahankan, memaksa manusia untuk mencari segala sesuatu demi
memenuhi keinginan dan kebutuhannya, tanpa mengenal batas ruang dan waktu.
Lingkungan tempat tinggal manusia tidak lagi terbatas pada tempat ia dilahirkan
dan dibesarkan, tetapi meluas ke mana saja, di mana ia meyakini kebutuhannya
dapat terpenuhi.2

Memahami arah perubahan sosial menjadi masalah krusial untuk


mengantisipasi dampak dan merancang strategi pengelolaannya. Guna meneliti
arah perubahan dalam masyarakat kontemporer, mengidentifikasi tantangan
utama, dan menyajikan prospek masa depan, demi wawasan berharga dan
landasan diskusi kebijakan menuju masyarakat yang inklusif, berkelanjutan, dan
adil. Menyelami arah, tantangan, dan prospek perubahan sosial masa kini,
makalah ini menghadirkan wawasan berharga tentang dinamika dunia terkini.
Diharapkan menjadi landasan diskusi dan pengembangan kebijakan untuk
mewujudkan masyarakat yang inklusif, berkelanjutan, dan adil.

1
Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan Menuju
Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-Kajian Strategis (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010), 25.
2
Jelamu Ardu Marius, “Kajian Analitik,” Jurnal Penyuluhan 2, no. 2 (2006): 126.

1
1.2. Rumusan Masalah

1.1.1 Apa yang dimaksud perubahan sosial?


1.1.2 Bagaiamana arah perbuahan sosial?
1.1.3 Apa saja dampak dari perubahan sosial?

1.3. Tujuan

1.1.1 Untuk memahami pengertian perubahan sosial


1.1.2 Untuk mengetahui arah perubahan sosial
1.1.3 Untuk mengetahui dampak dari perubahan sosial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial

Berbagai pakar telah mengemukakan teori perubahan sosial dengan sudut


pandang dan penekanan yang berbeda-beda. Meskipun terdapat variasi dalam
perspektif mereka, para ahli sepakat bahwa perubahan sosial berkaitan erat dengan
masyarakat, kebudayaan, dan dinamika interaksi keduanya. Ogburn tidak secara
eksplisit mendefinisikan perubahan sosial, tetapi dia menjelaskannya dengan
menekankan pada berbagai aspeknya. Dia berpendapat bahwa perubahan sosial
mencakup semua unsur budaya, baik yang bersifat fisik (material) maupun non-
fisik (non-material).

Ogburn memberikan perhatian khusus pada pengaruh kuat budaya material


terhadap budaya non-material dalam proses perubahan sosial. Ogburn berpendapat
bahwa perubahan dalam cara berpikir, bersikap, dan berperilaku manusia (aspek
non-fisik atau rohani) lebih dipengaruhi oleh perubahan kebudayaan yang bersifat
fisik (material). Ogburn mencontohkan bagaimana kondisi ekonomi, geografis,
atau biologis (yang termasuk unsur kebudayaan material) dapat mendorong
perubahan dalam berbagai aspek kehidupan sosial lainnya, seperti pola pikir, pola
sikap, dan pola perilaku manusia.3

Perubahan sosial adalah transformasi dinamis yang memodifikasi struktur,


pola, dan nilai-nilai dalam masyarakat seiring waktu. Transformasi ini mencakup
berbagai aspek kehidupan sosial, seperti institusi sosial, budaya, ekonomi, politik,
dan hubungan antarindividu. Skala perubahan pun beragam, dari lingkup kecil
dalam komunitas hingga skala besar yang melibatkan seluruh bangsa atau bahkan
dunia.

Secara umum, perubahan sosial merujuk pada transformasi atau pergeseran


dalam struktur dan tatanan masyarakat, yang mencakup pola pikir, sikap, dan

3
Marius, 125.

3
kehidupan sosial, dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik. Berikut
adalah pandangan beberapa pakar tentang perubahan sosial:

 Kingsley Davis, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam


struktur dan fungsi masyarakat. Salah satu contoh perubahan sosial
adalah pengorganisasian buruh dalam masyarakat industri atau
kapitalistis. Pengorganisasian ini mengubah hubungan antara majikan
dan buruh, yang kemudian mengubah organisasi politik dalam
perusahaan dan masyarakat.
 Mac Iver, perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam
interaksi sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan
(equilibrium) hubungan sosial.
 Selo Soemarjan, perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap dan perilaku
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
 William Ogburn, menjelaskan pengertian perubahan sosial dengan
membuat batasan ruang lingkup perubahan tersebut. Ogburn
menjelaskan bahwa perubahan sosial itu mencakup unsur-unsur
kebudayaan baik yang bersifat materiil maupun immateriil dengan
penekanan yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil
terhadap unsur-unsur kebudayaan yang immaterial

Dengan mempertimbangkan beberapa pendapat para ahli tentang definisi


perubahan sosial, dapat disimpulkan bahwa tidak semua perubahan sosial yang
terjadi dalam struktur sosial masyarakat dianggap sebagai kemajuan atau
kemunduran. Karena itu, perubahan sosial yang dibicarakan di sini adalah
perubahan sosial berdasarkan sumbernya, yaitu perubahan sosial yang
direncanakan dan tidak direncanakan. Contoh perubahan sosial yang direncanakan
termasuk program pembangunan masyarakat yang direncanakan oleh pemerintah

4
melalui sistem keluarga berencana (KB). Contoh perubahan sosial yang tidak
direncanakan termasuk konflik bersenjata, bencana alam, dll.4

B. Arah Perubahan Sosial

1. Teori Perubahan Sosial

Teori arah perubahan sosial menjelaskan bagaimana perubahan sosial


terjadi dan ke mana arahnya. Berikut adalah beberapa teori utama tentang
arah perubahan sosial:

a. Teori Evolusi
Teori ini memandang bahwa perubahan sosial terjadi secara bertahap
dan berkelanjutan, menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan ini terjadi
melalui proses adaptasi dan integrasi terhadap kondisi baru. Contohnya
adalah teori evolusi unilinear yang dikemukakan oleh Herbert Spencer,
yang menyatakan bahwa semua masyarakat akan melalui tahap-tahap
perkembangan yang sama dari primitif ke modern.
Gagasan tentang evolusi sosial telah ada sejak zaman Yunani Kuno,
dengan filsuf seperti Heraclitus dan Plato yang mendiskusikan tentang
perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Namun, teori evolusi sosial
modern pertama kali dikembangkan pada abad ke-19 oleh para sosiolog
seperti Herbert Spencer, Auguste Comte, dan Lewis Henry Morgan.
b. Teori Siklus
Teori ini menyatakan bahwa perubahan sosial terjadi dalam siklus
yang berulang, di mana masyarakat mengalami masa kejayaan dan masa
kemunduran. Contohnya adalah teori siklus Pitirim Sorokin yang
membagi sejarah menjadi tiga fase: ideational, sensate, dan idealistic.
Ide tentang siklus perubahan sosial telah ada sejak zaman Yunani
Kuno, dengan filsuf seperti Plato dan Polybius yang mendiskusikan
tentang naik turunnya peradaban. Namun, teori siklus modern pertama

4
Lorentius Goa, “Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat,” SAPA: Jurnal
Kateketik dan Pastoral 2, no. 2 (2017): 56–57.

5
kali dikembangkan pada abad ke-19 oleh para sosiolog seperti Pitirim
Sorokin, Arnold J. Toynbee, dan Oswald Spengler.
c. Teori Fungsional
Teori ini berfokus pada bagaimana perubahan sosial menjaga stabilitas
dan integrasi sosial. Menurut teori ini, perubahan sosial terjadi untuk
menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dan untuk mengatasi disfungsi
dalam masyarakat. Contohnya adalah teori fungsionalisme Talcott
Parsons, yang menyatakan bahwa setiap elemen dalam masyarakat
memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan sosial.
Teori fungsional berakar dari karya Emile Durkheim, seorang sosiolog
Prancis yang menekankan pentingnya solidaritas sosial untuk menjaga
stabilitas masyarakat. Durkheim berpendapat bahwa masyarakat terikat
bersama oleh nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang sama.
d. Teori Konflik
Teori ini memandang bahwa perubahan sosial terjadi melalui konflik
dan kontestasi antar kelompok yang berbeda kepentingannya. Menurut
teori ini, perubahan sosial terjadi ketika kelompok yang dirugikan
memiliki kekuatan yang cukup untuk menantang kelompok yang
berkuasa. Contohnya adalah teori konflik Karl Marx, yang menyatakan
bahwa perubahan sosial terjadi melalui perjuangan kelas antara borjuis
dan proletar.
Teori konflik berakar dari karya Karl Marx dan Friedrich Engels, dua
pemikir komunis yang menganalisis perubahan sosial melalui lensa
materialisme dialektika. Mereka berpendapat bahwa sejarah manusia
adalah sejarah perjuangan kelas antara kelas borjuis (pemilik modal) dan
kelas proletar (buruh).
e. Teori Gerakan Sosial
Teori ini berfokus pada peran gerakan sosial dalam mendorong
perubahan sosial. Menurut teori ini, gerakan sosial muncul ketika orang-
orang bersatu untuk mencapai tujuan bersama dan mengejar perubahan
sosial. Contohnya adalah teori mobilisasi sumber daya Alain Touraine,

6
yang menyatakan bahwa gerakan sosial muncul ketika orang-orang
memiliki sumber daya yang cukup untuk memobilisasi diri dan bertindak
kolektif.
Akar teori gerakan sosial dapat ditelusuri dari berbagai aliran
pemikiran, termasuk:
 Teori Marxis: Karl Marx dan Friedrich Engels memandang gerakan
sosial sebagai alat yang digunakan oleh kelas tertindas untuk
melawan penindasan dan mencapai perubahan revolusioner.
 Sosiologi Klasik: Max Weber dan Emile Durkheim menekankan
peran ideologi, norma, dan nilai-nilai dalam membentuk dan
menggerakkan gerakan sosial.
 Psikologi Sosial: Gustave Le Bon dan William McDougall
mempelajari dinamika psikologis dalam gerakan sosial, seperti
penularan emosi dan konformitas.

2. Jenis-jenis Perubahan Sosial

Arah perubahan sosial merujuk pada orientasi atau tujuan utama dari
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Beberapa ahli
menunjukkan bahwa arah perubahan sosial bisa beragam, tergantung pada
faktor-faktor seperti nilai-nilai budaya, kebijakan pemerintah, atau tekanan-
tekanan eksternal. Secara umum, arah perubahan sosial dapat dilihat dalam
dua konteks:

a. Perubahan Progresif: Perubahan sosial ini mengarah ke kemajuan


atau peningkatan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,
seperti peningkatan taraf hidup, peningkatan kesetaraan, dan
pengembangan teknologi yang memajukan kesejahteraan umum.
b. Perubahan Regresif: Sebaliknya, perubahan sosial regresif
menyebabkan kemunduran atau penurunan dalam kondisi sosial,

7
ekonomi, atau politik suatu masyarakat. Ini bisa terjadi sebagai
dampak dari konflik, bencana alam, atau kebijakan yang merugikan.5

Selain arah perubahan progresif dan regresif, ada juga yang mengacu
pada konsep perubahan sosial yang bersifat transformasional. Perubahan
Transformasional merujuk pada perubahan yang menyebabkan transformasi
mendasar dalam struktur atau paradigma masyarakat. Perubahan ini tidak
hanya membawa perubahan inkremental atau evolusioner, tetapi mengubah
secara fundamental cara masyarakat berfungsi dan berinteraksi.6

Selain ketiga arah perubahan sosial yang telah disebutkan sebelumnya,


terdapat juga konsep tentang perubahan sosial yang bersifat kultural.
Perubahan Sosial Kultural berfokus pada transformasi nilai-nilai,
kepercayaan, norma, dan praktik budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan
sosial kultural sering kali menjadi pendorong utama bagi perubahan-
perubahan yang terjadi dalam struktur sosial dan institusi-institusi
masyarakat.7

Para ahli sosiologi telah mengidentifikasi beberapa arah utama perubahan


sosial, di antaranya:

1) Globalisasi: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


telah mempersempit batas geografis, menghubungkan berbagai
belahan dunia dan mendorong interaksi antar budaya. Globalisasi
membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi,
politik, budaya, dan sosial.
2) Pergeseran Demografi: Struktur usia dan distribusi penduduk di
berbagai negara mengalami perubahan. Penuaan populasi di negara
maju, ledakan populasi di negara berkembang, dan urbanisasi
menjadi beberapa tren demografi yang signifikan.

5
Rameshwar Prasad Misra, Sociology of Development (New Delhi: Atlantic Publisher,
2005), 247.
6
Manuel Castells, The Power of Identity (Chichester: John Wiley & Sons., 2011), 115.
7
Chris Barker, Cultural Studies: Theory and Practice (London: SAGE Publications, 2016),
283.

8
3) Kemajuan Teknologi: Inovasi dan penemuan baru terus
bermunculan, merevolusi berbagai sektor kehidupan. Teknologi
informasi, bioteknologi, dan nanoteknologi membawa transformasi
yang fundamental pada cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
4) Kesadaran Lingkungan: Isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim,
polusi, dan kelangkaan sumber daya alam semakin mendapat
perhatian. Masyarakat kian sadar akan pentingnya kelestarian
lingkungan dan mendorong transisi menuju pembangunan
berkelanjutan.
5) Pergeseran Nilai dan Norma: Nilai-nilai dan norma sosial terus
berkembang seiring waktu. Kesetaraan gender, hak asasi manusia,
dan toleransi antar budaya menjadi beberapa isu yang semakin
mengemuka.8

C. Faktor-Faktor Perubahan Sosial

Dinamika sosial budaya bagaikan aliran sungai yang tak henti mengalir,
membawa perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Di balik arus perubahan ini, terdapat berbagai faktor yang menjadi
pendorongnya. Faktor-faktor ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis utama:

1. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor


ini merupakan elemen-elemen yang melekat pada struktur dan budaya
masyarakat, dan secara alami mendorong terjadinya perubahan. Berikut
beberapa contoh faktor internal:

 Perubahan demografi: Pertumbuhan populasi, perubahan usia rata-


rata, migrasi, dan perubahan struktur keluarga dapat memicu
perubahan norma, nilai, dan perilaku masyarakat.

8
Wikipedia, “Sosial Change,” WIKIPEDIA The Free Encyclopedia, diakses 21 Mei 2024,
https://en.wikipedia.org/wiki/Social_change.

9
 Perkembangan teknologi: Penemuan baru, inovasi, dan adopsi
teknologi dapat mengubah cara masyarakat hidup, bekerja, dan
berkomunikasi, yang berdampak pada struktur sosial dan budaya.
 Konflik dan pergolakan sosial: Perang, revolusi, dan gerakan sosial
dapat menantang tatanan sosial yang ada dan membuka peluang bagi
perubahan nilai, norma, dan institusi.
 Ketidakpuasan sosial: Kesenjangan ekonomi, ketidakadilan sosial,
dan diskriminasi dapat mendorong masyarakat untuk menuntut
perubahan dan reformasi.
 Dinamika budaya internal: Evolusi nilai, norma, dan tradisi budaya
secara alami dapat terjadi seiring waktu, menghasilkan perubahan
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal berasal dari luar masyarakat dan membawa pengaruh


yang signifikan terhadap dinamika sosial budaya. Faktor-faktor ini dapat
berupa peristiwa global, interaksi dengan budaya lain, dan pengaruh
eksternal lainnya. Berikut beberapa contoh faktor eksternal:

 Globalisasi: Interkoneksi antar negara dan budaya yang semakin erat


dapat membawa pengaruh baru dalam hal nilai, ide, dan gaya hidup,
yang mendorong perubahan dalam masyarakat lokal.
 Westernisasi: Pengaruh budaya Barat, seperti individualisme,
materialisme, dan sekularisme, dapat memengaruhi nilai dan norma
tradisional di berbagai belahan dunia.
 Interaksi antar budaya: Kontak dengan budaya lain melalui
perdagangan, migrasi, dan pariwisata dapat memperkenalkan ide-ide
baru, nilai-nilai baru, dan cara hidup baru, yang memicu perubahan
budaya dalam masyarakat.
 Pengaruh media massa: Media massa, seperti televisi, internet, dan
media sosial, dapat menyebarkan informasi dan ide dengan cepat,

10
yang dapat memengaruhi opini publik, nilai, dan perilaku
masyarakat.
 Perubahan iklim: Bencana alam dan perubahan iklim dapat memaksa
masyarakat untuk beradaptasi dengan cara hidup baru, yang dapat
berdampak pada budaya dan tradisi.

Faktor internal dan eksternal saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Keterkaitan ini menciptakan dinamika sosial budaya yang rumit dan bervariasi di
tiap masyarakat karena hubungan yang kompleks di antara mereka. Memahami
faktor-faktor ini dapat memberikan wawasan tentang proses perubahan sosial
budaya dan membantu kita mengantisipasi dampaknya. Beberapa contoh
keterkaitan faktor internal dan eksternal adalah sebagai berikut:

 Globalisasi dapat memperkuat nilai-nilai individualisme di negara-negara


berkembang, yang dapat berbenturan dengan nilai-nilai tradisional yang
lebih menekankan pada kolektivisme.
 Westernisasi dapat mendorong perubahan dalam cara berpakaian dan
berperilaku di negara-negara Timur, yang dapat memicu perdebatan
tentang identitas budaya.
 Interaksi antar budaya dapat menghasilkan perpaduan budaya baru,
seperti munculnya masakan fusion dan genre musik baru.
 Pengaruh media massa dapat meningkatkan kesadaran tentang isu-isu
sosial dan lingkungan, yang dapat mendorong aktivisme dan perubahan
sosial.9

D. Tantangan dan Dampak Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang sifatnya tidak bisa dipungkiri menimbulkan berbagai


macam polemik di tengah peradaban. Berbagai macam tantangan akan
dihadapkan sebab terjadinya perubahan sosial. Tantangan-tantangan yang dihadapi
dalam mengelola perubahan sosial antara lain:

9
Selvie M Tumengkol, “Masalah Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial dan Upaya
Pemecahannya (Studi Kasus Masalah Kemiskinan)” (Manado, Universitas Sam Ratulangi, 2012),
18–22.

11
 Ketidakpastian: Arah dan kecepatan perubahan yang tak terduga dapat
menimbulkan kebingungan dan kecemasan di masyarakat.
 Ketimpangan: Manfaat dari perubahan sosial tidak selalu terdistribusi
secara merata, sehingga memperparah kesenjangan sosial dan ekonomi.
 Konflik: Perbedaan nilai dan norma dapat memicu konflik dan
ketegangan antar kelompok masyarakat.
 Penyesuaian: Adaptasi terhadap perubahan sosial membutuhkan waktu
dan sumber daya yang tidak selalu tersedia.
 Menavigasi Masa Depan: Menuju Masyarakat yang Lebih Inklusif,
Berkelanjutan, dan Adil

Memahami arah perubahan sosial dan mengantisipasi dampaknya


merupakan langkah penting dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan antara lain:

 Memperkuat pendidikan dan pelatihan: Meningkatkan kapasitas


individu dan masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan dan
memanfaatkan peluang baru.
 Mendorong kebijakan yang inklusif: Merumuskan kebijakan yang
mempertimbangkan dampak perubahan sosial pada berbagai kelompok
masyarakat dan memastikan akses yang merata terhadap peluang dan
sumber daya.
 Membangun dialog dan kerjasama: Meningkatkan komunikasi dan
kerjasama antar kelompok masyarakat untuk mengatasi konflik dan
membangun rasa saling pengertian.
 Mempromosikan nilai-nilai positif: Menanamkan nilai-nilai seperti
toleransi, empati, dan tanggung jawab sosial untuk membangun
masyarakat yang lebih kohesif dan tangguh.
 Perubahan sosial adalah proses yang kompleks dan dinamis. Dengan
memahami arah dan dampaknya, serta dengan merumuskan strategi

12
yang tepat, kita dapat membangun masa depan yang lebih inklusif,
berkelanjutan, dan adil bagi semua.10

Perubahan sosial membawa sejumlah konsekuensi, yang dapat


dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu dampak positif dan dampak negatif.
Berikut beberapa dampak positif perubahan sosial11:

1. Kemajuan perkembangan masyarakat


perubahan dalam masyarakat dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
dan keterampilan mengenai perkembangan teknologi, sehingga memacu
kemajuan masyarakat. Meskipun dalam beberapa kasus, perubahan sosial
budaya juga dapat menyebabkan kemunduran bagi sebagian masyarakat,
bagi mereka yang dapat merespons perubahan tersebut dengan baik,
perubahan tersebut justru dapat menjadi pendorong kemajuan,
meningkatkan pemahaman tentang lingkungan luar, dan mengikuti
perkembangan tren dunia, sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka.
2. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Dinamika sosial budaya dapat muncul dari berbagai sumber, termasuk
ideologi yang dianut oleh suatu negara. Jika ideologi yang dianut tidak
sejalan dengan karakteristik masyarakatnya, kemakmuran masyarakat
tersebut kemungkinan akan terganggu. Namun, dengan mengadopsi ideologi
yang lebih sesuai dengan identitas masyarakatnya, maka peluang untuk
mencapai kemakmuran akan meningkat.
3. Meningkatkan kehidupan sehari-hari masyarakat
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat seringkali terkait dengan
norma, nilai, dan kebiasaan yang menjadi panduan dalam kehidupan sehari-
hari. Norma, nilai, dan kebiasaan ini membentuk landasan perilaku
masyarakat. Ketika terjadi perubahan yang diterima oleh masyarakat
terhadap norma dan nilai yang berlaku, hal ini akan mengakibatkan
perubahan dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Adanya perubahan
10
Piotr Sztömpka, Sosiologi Perubahan Sosial/The Sociology of Social Change, trans. oleh
Alimandan (Jakarta: Kencana, 2017), 164–67.
11
Tumengkol, “Masalah Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial dan Upaya
Pemecahannya (Studi Kasus Masalah Kemiskinan),” 22–23.

13
dalam norma dapat mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas
hidup mereka, disiplin, dan juga kebersihan lingkungan mereka.

Dampak negatif12:

1. Menghapus Kebudayaan Asli Sebuah Masyarakat


Apabila sebuah masyarakat mengubah nilai-nilai sosialnya dan menjadi
terbiasa dengan nilai-nilai yang baru, nilai-nilai yang lama biasanya
akan dilupakan dan ditinggalkan. Namun, nilai-nilai sosial yang baru
belum tentu lebih baik daripada nilai-nilai sosial yang lama.
2. Seperti yang disebutkan sebelumnya, mengubah masyarakat menjadi
lebih buruk. Perubahan sosial memiliki efek baik dan buruk pada
masyarakat. Dengan efek negatifnya, ini dapat memperburuk
masyarakat.

12
Tumengkol, 23.

14
BAB III
PENUTUP

1.4. KESIMPULAN

Perubahan sosial merupakan proses transformasi berkelanjutan yang tak


terelakkan dalam perjalanan hidup manusia. Arah utama perubahan sosial meliputi
globalisasi, pergeseran demografi, kemajuan teknologi, kesadaran lingkungan, dan
pergeseran nilai dan norma. Dinamika ini membawa berbagai dampak, positif dan
negatif, yang perlu diantisipasi dan dikelola dengan tepat.

Tantangan dalam mengelola perubahan sosial antara lain ketidakpastian,


ketimpangan, konflik, dan penyesuaian. Untuk menavigasi masa depan yang lebih
inklusif, berkelanjutan, dan adil, diperlukan upaya-upaya seperti memperkuat
pendidikan dan pelatihan, mendorong kebijakan yang inklusif, membangun dialog
dan kerjasama, serta mempromosikan nilai-nilai positif.

Memahami arah dan dampak perubahan sosial merupakan kunci untuk


membangun masa depan yang lebih baik bagi semua. Dengan strategi yang tepat
dan kerjasama antar berbagai pihak, kita dapat menciptakan masyarakat yang
lebih tangguh, adil, dan sejahtera.

15
Daftar Pustaka
Barker, Chris. Cultural Studies: Theory and Practice. London: SAGE
Publications, 2016.
Castells, Manuel. The Power of Identity. Chichester: John Wiley & Sons., 2011.
Goa, Lorentius. “Perubahan Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat.” SAPA:
Jurnal Kateketik dan Pastoral 2, no. 2 (2017).
Marius, Jelamu Ardu. “Kajian Analitik.” Jurnal Penyuluhan 2, no. 2 (2006).
Misra, Rameshwar Prasad. Sociology of Development. New Delhi: Atlantic
Publisher, 2005.
Soyomukti, Nurani. Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan
Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-
Kajian Strategis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Sztömpka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial/The Sociology of Social Change.
Diterjemahkan oleh Alimandan. Jakarta: Kencana, 2017.
Tumengkol, Selvie M. “Masalah Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial dan
Upaya Pemecahannya (Studi Kasus Masalah Kemiskinan).” Universitas
Sam Ratulangi, 2012.
Wikipedia. “Sosial Change.” WIKIPEDIA The Free Encyclopedia. Diakses 21
Mei 2024. https://en.wikipedia.org/wiki/Social_change.

16

Anda mungkin juga menyukai