Spesifikasi Teknis Peningkatan Jalan Setia Tani Kel. Salok Api Kec. Samboja Barat Rev

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

BAB - I

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


1. Pendahuluan Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan,
dengan ketentuan
1. Dapat menyebutkan merk dan Sedapat mungkin menggunakan produksi dalam
negeri,
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik, dapat dilaksanakan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output Performance) yang diinginkan.
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan,
Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang
harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-
dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan
menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian
dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

2. Maksud &Tujuan 1. Merupakan petunjuk bagi Pelaksana Konstruksi yang memuat masukan, azas,
kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas pembangunan.
2. Dengan penugasan ini diharapkan pelaksana konstruksi dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai Speksifikasi Teknis ini.
3. Maksud pekerjaan Pembuatan Jalan Lingkungan adalah kajian teknis dari
aspek
(1). Desain dan penataan jalan,
(2). Material dan pembiayaan.
4. Tujuan pekerjaan ini adalah tersedianya Jalan lingkungan yang dapat bersinergi
dengan akses jalan yang lain

3. Target/Sasaran Tersedianya jasa konstruksi dalam proses pekerjaan yang dapat dipertanggung
jawabkan dengan biaya yang wajar yang dapat melaksanakan untuk Kegiatan
Peningkatan Jalan Setia Tani Kelurahan Salok Api Darat Kec. Samboja Barat

4. Sumber Dana dan Sumber dana sesuai dengan RKA/DPA Untuk Pelaksanaan Kegiatan ini dengan nilai
Perkiraan Biaya HPS sebesar Rp. 1.751.121.000,00 (Satu Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Satu Juta
SeRatus Dua Puluh Satu Ribu Rupiah ) termasuk PPN dibiayai APBD TA. 2024 Kab.
Kutai Kartanegara

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
1
5. Nama Organisasi Program : Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Pengadaan Barang Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan
& Jasa
Sub Kegiatan : Penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum di Perumahan
Untuk Menunjang Fungsi Hunian
Pekerjaan : Peningkatan Jalan Setia Tani Kelurahan Salok Api Darat Kec.
Samboja Barat

6. Ruang Lingkup Lokasi Pekerjaan adalah terletak Jalan Setia Tani Kelurahan Salok Api Darat Kec.
Lokasi Pekerjaan Samboja Barat
Ruang Lingkup Pekerjaan secara umum meliputi:
A. Pekerjaan Persiapan
B. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
C. Pekerjaan Perkerasan Jalan
1. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
2. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat B
3. Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K-250
4. Pekerjaan Tulangan

7. Jangka Waktu Waktu Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Jalan Setia Tani Kelurahan Salok Api
Pelaksanaan Darat Kec. Samboja Barat selama 60 (Enam Puluh) hari kalender. dan Jangka
waktu Pemeliharaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
8. Macam, Jenis, a) Peralatan yang harus di penuhi meliputi:
Kapasitas Dan No. Jenis Jumlah Kapasitas
Jumlah Peralatan
1 Dump Truck 1 Unit 2 - 4 M3
Utama Minimal
Yang Diperlukan : 2 Mini Excavator 1 Unit 50 - 80 HP
3 Baby Roller 1 Unit 2 - 4 TON
4 Concrete Cutter 1 Unit 130 feet/mnt
5 Concrete Vibrator 1 Unit 5-10 HP
9. Personil/Jabatan Tenaga yang digunakan adalah :
Kerja Konstruksi ➢ PELAKSANA (1 Orang).
Persyaratan dan Kualifikasi :
✓ Sertifikat Keterampilan (SKT) Pelaksana Pekerjaan Jalan (TS 045).
✓ Pengalaman minimal 2 (Dua) tahun dibidangnya
✓ Riwayat pekerjaan/CV.
➢ PETUGAS K3 (1 Orang).
Persyaratan dan Kualifikasi :
✓ Sertifikat Petugas K3 Konstruksi
✓ Riwayat Pekerjaan/CV
10. Sertifikat Badan Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang digunakan untuk kegiatan ini adalah :
Usaha (SBU)  Kualifikasi Bidang Usaha : Kecil
 Bidang : Bangunan Sipil
 Bidang : Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya
(Kecuali Jalan Layang), Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (Kecuali
Jalan Layang, Jalan, Rel Kereta Api dan Landasan Pacu Bandara (SI003)

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
2
11. Perijinan Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi
lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus
menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangan, akan
membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, Pekerjaan di lapangan tidak
diperkenankan dimulai apabiia perijinan yang diperlukan belum diperoleh. Apabila
pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan
memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus
didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
12. Program Kerja Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus
diserahkan kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu
tahapan pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
✓ Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan
dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
✓ Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan
disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
✓ Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
✓ Cara pelaksanaan pekerjaan.
✓ Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta
lampiran penjelasan.
13. Peralatan & Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua material seperti yang disebutkan
Penyediaan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di
Material dalam dokumen kontrak. Untuk material-material yang disediakan oleh direksi,
✓ penyedia barang/jasa harus mengusahakan transportasi dari gudang yang
ditentukan ke lokasi pekerjaan.
✓ Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan
harus bertanggung jawab atas Pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan.
✓ Penyedia barang/jasa harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat
oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia
barang/jasa.
✓ Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan
harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak.
Nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja,
kemampuan, laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini
harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut
pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti
oleh penyedia barang/jasa tanpa biaya tambahan.
✓ Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan
dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.
✓ Penawaran penyedia barang/jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan
untuk pengujian material. Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus
menggunakan material-material dari jenis atau merk tertentu, maka penyedia
barang/jasa harus meminta petunjuk direksi untuk menentukan jenis atau merk
material yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
✓ Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk material yang
baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang
sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang
ditentukan oleh direksi
14. Gambar - Gambar Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia
Kerja barang/jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak,

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
3
Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan
perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar atau
perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan
dengan hal tersebut. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-
kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar
gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan,
kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, penyedia barang/jasa
harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan dilakukan penelitian dan
dikoreksi oleh konsultan supervisi
15. Kemajuan Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
Pekerjaan telah diselesaikan penyedia barang/jasa dan diperiksa oleh konsultan supervisi
pekerjaan kemudian disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini dihitung dengan
membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai
kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan
pekerjaan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam kontrak.
16. Perlindungan Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi
Terhadap Cuaca terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-Iangkah dan peralatan yang
diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang
digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

17. Pemberitahuan Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis


Untuk Memulai selengkapnya apabila direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal
Pekerjaan mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai
pelaksanaan tahapan tersebut Dalam keadaan apapun, penyedia barang/jasa tidak
dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari direksi. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus
terlebih dahulu disampaikan kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi
mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan
diawasi langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan
dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

18. Penyelesaian Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak
Pekerjaan diuraikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap
diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara
keseluruhan sesuai dengan kontrak. Penyedia barang/jasa harus menguji hasil
pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan
spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang
tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh direksi

19. Rapat-Rapat Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan
rapat-rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-
pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan
pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat
bagi penyedia barang/jasa.

20. Keluaran/ Produk Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah :
yang dihasilkan a. Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi;
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as build drawing).
2. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik dengan pelaksana konstruksi,
pekerjaan pengawasan oleh pengawas pekerjaan, beserta segala
perubahan/addendumnya.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
4
3. Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik oleh pelaksana konstruksi.
4. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah terima I
dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi fisik.
5. Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik.

21. Rencana RKK adalah dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu
Keselamatan kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Konstruksi (RKK) Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam Penerapan
SMKK.
SMKK adalah Bagian dari sistem manajemen pekerjaan konstruksi dalam
rangka penerapan keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan pada setiap
pekerjaan konstruksi dengan tingkat RESIKO KECIL
Elemen SMKK meliputi:
a) Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam Keselamatan Konstruksi;
b) Perencanaan Keselamatan Konstruksi;
c) Dukungan Keselamatan Konstruksi;
d) Operasi Keselamatan Konstruksi; dan
e) Evaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi.
f) Fakta Komitmen Keselamatan Kontruksi

IDENTIFIKASI JENIS
NO. JENIS / TIPE PEKERJAAN
BAHAYA DAN RESIKO KECIL

C PEKERJAAN PERKERASAN JALAN


Resiko Kecil
1 Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K-250 ✓ Kecelakaaan lalu lintas
✓ Tertabrak Mobil Mixer

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
5
BAB - II
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
NO. URAIAN PEKERJAAN SPESIFIKASI

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
a Papan Nama Proyek
b Mobilisasi dan Demobilisasi
B SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
1 Penyiapan RKK terdiri atas :
a Pembuatan Manual, Prosedur, Insruksi Kerja, Ijin Kerja dan Dokumen RKK
Formulir
2 Sosialisasi Promosi dan Pelatihan
a Banner Promosi SMKK
3 Alat Pelindung Diri Terdiri Atas :
a Topi Pelindung (Safety Helmet)
b Rompi Keselamatan
Standar SNI
c Sarung Tangan Kain (Safety Gloves)
d Sepatu Keselamatan (Safety Shoes)
4 Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas :
a BPJS Ketenaga kerjaan dan Kesehatan Kerja
5 Personil K3 Terdiri Atas :
a Petugas K3 Setifikat Tenaga Ahli K3
6 Fasilitas Sarana Kesehatan
a Peralatan P3K (Kotak P3K, Obat Luka, Perban, dll) Perlengkapan K3
7 Rambu-Rambu Terdiri Atas :
a Rambu Informasi
8 Lain-Lain Terkait Pengendalian Resiko K3
a Bendera K3

C PEKERJAAN PERKERASAN JALAN


1 Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan ✓ Semi Mekanis
2 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat B ✓ Semi Mekasis
3 Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K-250 ✓ Ready Mixed
4 Pekerjaan Tulangan ✓ Manual

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
6
BAB - III
METHODE PELAKSANAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Ketentuan Umum
a. Tata cara penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana secara
umum harus mengacu syarat-syarat dalam RKS maupun perubahan-perubahan dan atau tambahan-
tambahannya dalam Berita Acara serta Gambar Kerja dan atau gambar-gambar perubahan dan
tambahan yang telah disetujui Direksi pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Ketentuan lain mengenai tambahan atau pengurangan yang timbul dalam pelaksanaan akan diatur
dan dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi pekerjaan atau Pengawas baik sebelum maupun selama
pekerjaan berlangsung
c. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa dapat menjaga lingkungan agar tidak terganggu
oleh jalannya pekerjaan.
d. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat-tempat pekerjaan atau lahan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Untuk itu sebelum
pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk
mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan
e. Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Penyedia Jasa dalam keadaan seperti pada saat
penjelasan di lapangan atau peninjauan lapangan
f. Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja
dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
g. Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan
digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
h. Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi
Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
i. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi
petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu
Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta
sarana-sarana pencegahan kecelakaan yang dipandang perlu.
j. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja,
peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan
kerja yang aman.
k. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan dan
kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
1.2 Pembersihan Lokasi
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu masing-masing areal pekerjaan harus dipersiapkan dan
dibersihkan dari kotoran, humus tanah, bahan organik dan akar-akar pepohonan, semak semak serta
semua sisa material bekas dari pekerjaan sebelumnya
1.3 Rekayasa Lapangan/Pengukuran
a. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, Penyedia Jasa berkewajiban melakukan kegiatan rekayasa
lapangan, untuk mencari kesesuaian antara rancangan awal yang ditunjukan dalam gambar dengan
kebutuhan aktual lapangan saat kondisi penyerahan lapangan.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan personil pada bidangnya dalam kegiatan rekayasa lapangan ini,
untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh mutu dan kinerja yang memadai.
c. Saat rekayasa lapangan, Penyedia Jasa melaksanakan Pengukuran lapangan (sifat datar,
elevasi/Ketinggian, dll) sesuai dengan kondisi lapangan & sesuai keadaan sebenernya dengan
menggunakan alat ukur Total Station atau sejenisnya.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
7
d. Hasil dari analisa data rekayasa lapangan akan diserahkan kepada direksi pekerjaan setelah
disetujui oleh konsultan pengawas dalam bentuk laporan. Laporan tersebut akan menjadi acuan
kebutuhan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan nantinya.
1.4 Penjaga Keamanan Lapangan Pekerjaan
a. Petugas keamanan akan menjaga lapangan serta barang milik proyek, Direksi/Konsultan Pengawas
dan milik pihak ketiga di lapangan.
b. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas,
baik yang telah dipasang maupun belum, jadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
c. Penyedia Jasa diwajibkan membuat Asuransi Konstruksi (C.A.R) untuk menjamin kontrak pekerjaan,
lokasi & peralatan konstruksi. Masa aktif jaminan dimulai dari awal pekerjaan sampai akhir pekerjaan
selesai.
1.5 Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, Penyedia Jasa membuat gambar kerja (shop drawing)
berdasarkan dari hasil rekayasa lapangan yang telah dilakukan.
b. Gambar kerja (shop drawing) secara terperinci yang memperlihatkan cara pelaksanaan pekerjaan
yang dimaksud, dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas/Konsultan.
c. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan ketidakjelasan, ketidak sesuaian baik
ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu:
• Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya lebih kecil
• Antara Gambar Kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS
• Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka Gambar Kerja
yang mengikat
• Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak dituliskan, maka yang mengikat
adalah RKS
• Penentuan bagian yang mengikat/berlaku diatas harus mendapatkan persetujuan Pengawas/
Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan
1.6 Mobilisasi
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa melaksanakan Rapat
Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting/PCM) yang dihadiri Direksi dan Konsultan Pengawas.
b. Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM, Penyedia Jasa menyerahkan program mobilisasi
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan (bar chart dan curve s) kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan
c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan tersebut
sesuai kontrak.
d. Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi, maka alat
berat tersebut segera dikembalikan (Demobilisasi)
e. Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik

1.7 Foto Dokumentasi Kegiatan


a. Foto pelaksanaan dibuat sesuai dengan kemajuan pekerjaan 0%, 50%, 100%, pada titik yang sama
d an arah yang sama.
b. Foto dicetak berwarna dan disusun di dalam album, dibuat 3(tiga) rangkap dan diserahkan kepada
direksi/Konsultan Pengawas

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
8
2. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI
2.1 Umum
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, penyedia jasa wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi . SMK3
Konstruksi adalah merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi (K3) pada setiap pekerjaan konstruksi.K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan Konstruksi.
2.2 Potensi Bahaya
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, paket pekerjaan ini termasuk pekerjaan dengan
potensi bahaya rendah karena pekerjaan tidak bersifat berbahaya, memperkerjakan tenaga kerja kurang
dari 100 orang dan mempunyai nilai kontrak dibawah 100 milyar, sehingga wajib melibatkan petugas K3
konstruksi
2.3 Identifikasi Bahaya K3
Berdasarkan analisis resiko pada pekerjaan ini, terdapat beberapa identifikasi bahaya sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan, identifikasi bahaya rendah, tertimpa material,
b. Pekerjaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), identiifikasi bahaya rendah,
c. Pekerjaan Perkerasan Jalan, identifikasi bahaya rendah, kecelakaan lalu lintas.

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab


Penyedia jasa wajib membuat telaahan aspek K3, menempatkan personel K3, dan menyampaikan RK3K
Konstruksi pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan yang kemudian di tetapkan oleh PPK
sebagai dokumen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak.
Penyelenggaraan K3 konstruksi secara garis besar dilaksanakan melalui; 1) penggunaan alat pelindung
diri (APD), 2) Sarana kesehatan dan keselamatan kerja, 3) Prilaku kerja yang baik dan 4) penggunaan
peralatan kerja yang benar. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam kontrak ini mengacu
pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
2.5 Biaya Penyelenggaraan SMK3
Pada paket pekerjaan ini, pembiayaan penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dialokasikan dalam komponen
biaya sebagai berikut:
2.6 Komponen biaya
Komponen biaya umum dan overhead yang mencakup biaya sarana kesehatan dan keselamatan kerja
yang bersifat umum yaitu:
a. Penyiapan RK3K
b. Sosialisasi, Promosi Dan Pelatihan
c. Alat pelindung diri (APD)
d. Asuransi dan Perizinan
e. Personel K3 Kontruksi
f. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan
g. Rambu - rambu dan peralatan yang diperlukan dan
h. Lain-lain terkait pengendalian risiko keselamatan konstruksi
2.7 Komponen biaya tersendiri pada pekerjaan yang memiliki identifikasi bahaya diantaranya adalah biaya
Alat Pelindung Diri dan struktur pelindung kerja/pengaman lainnya. Alat pelindung Diri dan Keselamatan
Kerja yang harus disiapkan untuk masing-masing pekerja ditentukan berdasarkan jenis pekerjaannya dan
diperhitungkan dalam analisis harga satuan pekerjaan, diantaranya :
a. Helm Proyek
b. Sarung Tangan
c. Sepatu Boot
d. Rompi

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
9
2.8 Pengaturan Lalu Lintas
a. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan jalan sedemikian rupa sehingga terlindungi dari
kerusakan akibat lalu lintas umum maupun proyek.
b. Pengendalian dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan sebagaimana diperlukan untuk
melindungi pekerjaan jalan
c. Agar dapat melindungi pekerjaan, dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas
yang melalui atau di sekitar pekerjaan, dalam hal ini jika kegiatan pelaksanaan akan mengganggu
lalu lintas umum, Penyedia Jasa harus memasang dan memelihara rambu lalu lintas, penghalang
dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus
diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada malam hari.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan dan menempatkan petugas bendera di semua tempat kegiatan
pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu lintas satu arah.
e. Tugas utama dari petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang
melewati lokasi pekerjaan tersebut.
2.9 Rambu -Rambu
a. Penyedia Jasa diwajibkan membuat dan memasang Papan Nama Proyek dan ditempatkan pada
tempat yang dianggap tepat dan dapat dilihat dari jalan yang dapat dikonsultasikan dengan
Pengawas/Direksi Proyek.
b. Membuat dan memasang rambu-rambu pengaman yang memadai sesuai kebutuhan untuk
keselamatan pemakai jalan dan pekerja proyek di setiap lokasi pekerjaan yang dianggap perlu.
Setiap terjadi kecelakaan yang ditimbulkan oleh kelalaian Penyedia Jasa baik karena menyangkut
rambu-rambu dan peringatan maupun peletakan alat-alat dan bahan bangunan yang tidak teratur
menjadi tanggung jawab Rekanan/ Penyedia Jasa.

PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

3. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan ini merupakan penyiapan Badan Jalan eksisting untuk Persiapan Pelaksanaan pekerjaan
prosedurnya sebagai berikut :
1. Asumsi
➢ Menggunakan Alat Berat
➢ Kapasitas kerja sesuai kapasitas alat yang disyaratkan
➢ Pekerjaan yang tidak terjangkau alat berat dilakukan secara manual
2. Peralatan Yang Digunakan
➢ Alat Berat ( Mini Excavator dengan Blade )
➢ Alat Bantu
3. Urutan Kerja/ Metode Kerja :
➢ Pekerjaan ini mencakup penyiapan tanah dasar permukaan jalan dari galian sampai timbunan
dan disusul dengan pembentukan, pemadatan, pengujian, memelihara permukaan yang
disiapkan sampai material perkerasan ditampatkan di atasnya.
➢ Ketinggian pembentukan setelah dipadatkan harus tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari
1 cm dari yang ditentukan.
➢ Satu minggu sebelum pekerjaan penyiapan tanah dasar dimulai, kontraktor sudah melaporkan
secara tertulis kepada direksi teknik untuk mendapatkan persetujuan.
➢ Dari hasil pengujian pemadatan dan pengukuran permukaan dari data survey membuktikan
bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan telah memenuhi.
➢ Bahan yang digunakan dalam penyiapan tanah dasar dapat berupa urugan biasa, urugan pilihan
atau tanah asli untuk daerah galian apabila CBR kurang dari 25 %.
➢ Galian dan timbunan yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar harus sesuai dengan tinggi
elevasi yang ditentukan dalam perencanaan.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
10
➢ Setiap tanah dasar, baik berupa tanah asli, tanah biasa ataupun tanah pilihan harus dipadatkan
dengan memenuhi persyaratan CBR 95-100 % dari kepadatan kering maksimum.
➢ Pengukuran kuantitas pekerjaan penyiapan badan jalan dihitung dari lebar lajur ditambah dengan
lebar bahu jalan dikalikan dengan Panjang satuan meter persegi sesuai kuantitas kontrak.
➢ Kuantitas dari pekerjaan penyiapan badan jalan yang telah diukur seperti ketentuan di atas akan
dibayar sesuai harga penawaran yang tercantum dalam kontrak.

4. PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT B


Pekerjaan ini merupakan pekerjaaln lapis pondasi dengan menggunakan agregat B untuk melevelkan
badadan jalan eksisting termasuk pada badan jalan eksisting yang rusak berat adapun prosedur pekerjaan
ini sebagai berikut :
1. Asumsi
➢ Menggunakan Alat Berat
➢ Kapasitas kerja sesuai kapasitas alat yang disyaratkan
➢ Pekerjaan yang tidak terjangkau alat berat dilakukan secara manual
2. Peralatan Yang Digunakan
➢ Alat Berat ( Mini Excavator dengan Blade )
➢ Baby Roller
➢ Alat Bantu

3. Urutan Kerja/ Metode Kerja :


➢ Agregat B harus memiliki Fraksi agregat halus adalah agregat halus yag lolos ayakan 4,75 mm
harus terdiri dari partikel pasir alami atau pasir pecah serta bahan mineral halus lainnya
➢ Seluruh lapis pondasi agregat harus bebas dari benda-benda organis dan gumpalan lempung
atau benda yang tidak berguna dan memenuhi gradasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
➢ Sebelum penghamparan Agregat B Permukaan harus rata dan mempunyai kelandaian yang
cukup sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
➢ Ketinggian Lapis Pondasi Agregat B harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Gambar
➢ Penghamparan dilakukan secara Semi Mekanis,
➢ Pemadatan dilakukan dengan Baby Roller

5. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN BETON K-250


A. PEKERJAAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini termasuk pekerjaan Bekisting, Join Silent, Pemasangan Pipa PVC Pada Besi
Reuji/Dowel dan Termasuk pada Plastik cor.
Pekerjaan ini Termasuk perkuatan pada lokasi pekerjaan jika terdapat jembatan yang hasrus dilaluli
Mobil Mixer
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat Bantu
lainnya, serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut
pembersihannya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar, baik pekerjaan struktur bawah
(pondasi) maupun struktur atas serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton seperti test silinder
beton, trial mix dan perawatan beton sehingga beton dapat diterima sesuai dengan spesifikasi ini.
2. PERATURAN – PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan
peraturan sebagai berikut :

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
11
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-03).
• Pedoman Beton Indonesia 1989.
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2).
• American Concrete Institute (ACI) 1986.
• Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983.
• Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang
untuk Gedung 1983.
• Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) / NI-3.
• Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8.
• Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
• Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
• ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregates.
• Baja Tulangan Beton (SII 0136-81).
• Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83).
• American Society for Testing and Material (ASTM).
• Peraturan Bangunan Nasional 1978.
• Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
• Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC : 699.81 : 624.04).
3. PERSYARATAN BAHAN & KUALITAS BETON
a) Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau Type I menurut ASTM
dan memenuhi standard Portland Cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia serta
memenuhi SII 0013-81, kecuali ditentukan lain oleh KP. Khusus untuk lokasi yang mempunyai
kadar sulfat lebih 300 ppm, seperti struktur STP maka harus digunakan semen dengan
ketahanan sulfat tinggi yaitu semen type V.
Semua semen yang akan digunakan harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/merk untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam
keadaan baru dan asli.
Jika semen yang dikirim adalah dalam kantong semen, maka dalam pengangkutan semen harus
terlindungi dari hujan. Semen harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam
keadaan tertutup rapat dan harus disimpan dalam gudang yang ventilasinya baik dan diletakkan
pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan dan paling
sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya lebih
dari 10 sak. Sistem penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi semen tersebut tersimpan terlalu lama.
Untuk semen yang diragukan mutunya dan menjadi rusak akibat salah penyimpanan seperti
membatu, akan ditolak penggunaannya. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya Kontraktor.
b) Agregat
Untuk membuat beton diperlukan agregat. Ada 2 ukuran agregat yang digunakan yaitu agregat
kasar/batu pecah (yang mempunyai ukuran butir/diameter lebih besar dari 5 mm) dan agregat
halus/pasir beton (diameter lebih kecil, sama dengan 5 mm).
➢ Agregat Kasar

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
12
Umumnya merupakan batu pecah yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 30 mm dan untuk
lokasi dimana pembesian sangat rapat seperti pada kolom, maka harus digunakan agregat
kasar dengan ukuran butir maksimum 20 mm dengan tetap memperhatikan gradasi butirnya.
Penggunaan ukuran butir lebih besar dari 30 mm tidak diijinkan.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang
disyaratkan oleh PBI 1971.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
dengan susunan ayakan, KPa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Sisa Diatas (% Berat)
Ayakan 31,50 mm 0
Ayakan 4,00 mm 90-98
Selisih antara 2 Ayakan berikutnya 10-60
➢ Agregat Halus
Pasir beton (agregat halus) harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, Lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4%
berat.
Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
harus memnuhi syarat sebagai berikut :
Sisa Diatas (% Berat)
Ayakan 4,00 mm ≥2
Ayakan 1,00 mm ≥ 10
Ayakan 0,25 mm 80 - 95
Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini.
Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agragat tersebut diperoleh, maka Kontraktor
wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada KP. Agregat harus disimpan di tempat
yang bersih, yang keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
dengan tanah.
c) Air
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air bersih,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek merusak beton/tulangan, minyak atau lemak dan
memnuhi syarat-syarat untuk beton. Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipakai. Air yang akan digunakan wajib diperiksa pada laboratorium yang
disetujui KP, untuk mendapatkan kepastian apakah air tersebut dapat dipergunakan untuk
pembuatan beton. Kadar air di dalam adukan beton tergantung dari W/C factor yang digunakan.
d) Admixtures
Pemakaian admixtures (super plasticizer, retarder, air entrained dll) saat ini merupakan sesuatu
yang umum untuk pembuatan beton. Walaupun demikian sebelum admixtures digunakan,
Kontraktor wajib mengusulkan penggunaan tersebut kepada KP untuk mendapat persetujuan.
Dalam usulan tersebut Kontraktor harus mencantumkan dan melampirkan brosur admixtures
yang menjelaskan tentang data, jenis bahan dasarnya berikut resiko yang akan timbul dengan
menggunakan admixtures tersebut. Juga harus dilengkapi dengan metode kerja dan kegunaan
admixtures tersebut. Khusus untuk pekerjaan beton yang memiliki ketebalan lebih dari 1.50
meter, maka penggunaan admixtures mungkin dibutuhkan untuk menjaga temperature beton
agar tidak terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan keretakan beton akibat beda temperature
yang besar.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
13
Jumlah admixtures yang akan digunakan harus mengikuti ketentuan pabrik pembuat, demikian
juga dengan proses pencampurannya dan lamanya pengadukan dengan beton yang umumnya
membutuhkan waktu lebih panjang harus dikonfirmasikan dengan pihak pabrik.
e) Kualitas Beton
➢ Semua kualitas beton dicantumkan di dalam gambar rencana yang dibuat oleh KP adalah
beton dengan karakteristik kuat tekan pada umur 21 hari sebesar 225 kg/cm 2 . Mutu beton
K-125 hanya digunakan untuk kolom-kolom praktis non struktural dan lantai kerja yang
digunakan jika beton langsung dicor diatas tanah.
➢ Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan pada tempat lain dan dengan
mengadakan trial-mix design di laboratorium.
➢ Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton beton, dengan
ukuran yang umum digunakan dengan W/C factor yang sesuai, maka pemasukan adukan
kedalam cetakan benda uji dilakukan sesuai dengan ketentuan tanpa menggunakan
penggetar.
➢ Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 (satu) benda uji per
1.5 m³ beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama. Pengambilan
benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
➢ Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh KP dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
tekanan beton karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari
laboratorium.
➢ Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m³, selama pelaksanaan harus ada
pengujian slump dengan syarat nilai slump 12 ± 2 cm. Cara pengujian slump sebagai
berikut :
➢ Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai
kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi ø
16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
➢ Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan
ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya.
Setelah atasnya diratakan segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya (nilai slump).
f) Design Adukan Beton
Campuran beton harus dirancang oleh Kontraktor sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai,
dengan batasan dibawah ini.
MUTU BETON (kg/cm2) K-225 K-250 K-300 K-350 K-400 K-450
Kuat Tekan Minimum 7
158 175 210 245 280 315
Hari (Kg/Cm2)
Jumlah Semen Minimum
300 300 325 350 375 400
(Kg)
Jumlah Semen Maksimal
550 550 550 550 550 550
(Kg/Cm2)

W/C Faktor, Maksimal 0,55 0,55 0,55 0,50 0,50 0,45

Kontraktor harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada KP untuk mendapatkan


persetujuannya.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
14
4. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
A. Persetujuan dari KP
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikut dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari KP. Laporan harus diberikan kepada KP beberapa hari (sesuai
kesepakatan dalam rapat koordinasi) sebelum pelaksanaan berikut dilaksanakan. Syarat
pelaksanaan berikut harus disepakti bersama sebelum pelaksanaan dimulai. Hal-hal khusus
akan didiskusikan secara lebih detail antara semua pihak yang berkepentingan.
Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas, sehingga mudah untuk
ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan
B. Persiapan dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin tertulis dari KP.
Kontraktor harus melaporkan kepada KP tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran dan
laporan tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu pengecoran, sesuai dengan
kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan KP melakukan pemeriksaan sebelum
pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti tangga
maupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar KP dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan
mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran. Semua
koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dan selanjutnya
Kontraktor harus mengajukan ijin lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran.
Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan lain
oleh Pemberi Tugas / KP. Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab sepenuhnya atas ketidak sempurnaan ataupun
kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan
yang akan tertanam didalam beton sudah terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah
dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula untuk siar pelaksanaan sudah harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan
C. Siar Pelaksanaan
Kontraktor wajib mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar kerja. Siar pelaksanaan
harus diusahakan seminim mungkin, agar perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan
tidak diijinkan untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet,
reservoir dll, kesuali ditentukan lain oleh KP Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar
pelaksanaan harus diperhatikan sebagai berikut :
Harus terletak pada daerah dimana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak pada
sepertiga bentang tengah dari panjang efektif element struktur. Pada pengecoran yang tebal dan
volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga
tidak menyebabkan perbedaan temperature yang besar pada beton tersebut yang dapat
berakibat retaknya beton, disamping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar
pelaksanaan dapat dibuat secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis.
Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh KP, Kontraktor sudah harus
mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal yang berhubungan dengan siar
pelaksanaan seperti waterstop, perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton
agar dapat dijamin lekatan beton lama dengan beton baru.
Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat dengan
baik dan sebelum pengecoran dilanjutkan harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat
besar menjadi terlihat tetapi tetap melekat dengan baik.
D. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat tiba di lokasi proyek dalam
keadaan yang masih layak untuk digunakan sebagai beton segar. Jika lokasi pembuatan beton
yang cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan admixtures yang dapat memperlambat
proses pengerasan dari beton. Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran harus juga
diperhatikan agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
15
Pada saat pengecoran tinggi jatuh dari beton segar harus lebih kecil dari 1.50 meter. Hal ini
sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta beton
sehingga mengakibatkan kualitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus disiapkan alat Bantu
sehingga syarat ini dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus tetap dijaga agar tetap
dalam kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran dapat dilakukan dengan
baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat dan personil yang akan mendukung pengecoran
beton yang dianalisa berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai
gambaran setiap alat pemadat mampu memadatkan sekitar 5 – 8 m³ beton segar per jam.
Beton segar harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah
segregasi dan pengerasan beton dapat dihindari dan selama pemadatan beton masih bersifat
plastis. Untuk menjaga kelangsungan pengecoran beton, Kontraktor harus mempersiapkan
pelindung yang mungkin berguna seperti hujan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
E. Pemadatan Beton
1) Beton yang baru dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat mesin (vibrator)
dengan type yang disetujui oleh KP. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara
pada beton yang akan mengurangi kualitas beton. Pemadatan tersebut berkaitan dengan
kelecakan (workability) beton.
2) Pada cuaca panas kelecakan dapat terjadi dalam jangka waktu yang sangat pendek
sehingga slump yang rendah biasanya merupakan masalah. Penundaan pengikatan awal
dengan menggunakan admixtures (plasticizer dan retarder) akan dapat mengatasi masalah
kelecakan. Vibrator harus disediakan dalam jumlah yang memadai sesuai dengan besarnya
volume pengecoran yang akan dilakukan. Minimal harus dipersiapkan satu vibrator
cadangan yang akan dipakai, jika ada vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang
berlangsung.
3) Untuk memeriksa frukwensi dari alat pendengaran maka indra pendengaran merupakan
pilihan. Alat penggetar (vibrator) diluar beton akan menghasilkan suara yang nyaring
berfrekwensi tinggi, sedangkan vibrator didalam beton frekwensinya rendah, sehingga
suaranya juga rendah. Lambat laun suaranya suaranya meninggi dan suatu saat akan
berfrekwensi konstan yang artinya pemadatan sudah cukup. Pengalaman pekerja sangat
menentukan untuk hal ini.
4) Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan pada pertemuan balok-kolom, dinding
beton yang tipis dan pada lokasi pembesian yang rapat dan rumit, maka Kontraktor harus
mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton, agar tidak terjadi kropos pada
beton sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
5) Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain yang dipandang
dapat menyebabkan perbedaan temperature yang besar antara permukaan dan inti beton.
Hal ini dapat menyebabkan keretakan struktur dan terjadinya tegangan menetap pada
beton tanpa adanya beban yang bekerja.
F. Perawatan Beton
1) Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka beton
tersebut harus dipadatkan kembali agar retak tersebut dapat dihilangkan. Perawatan harus
segera dilakukan setelah pekerjaan pemadatan tersebut selesai. Perawatan tersebut harus
dilakukan dengan menggunakan air pada permukaan beton.
2) Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus selama minimal 7 hari
segera setelah pengecoran selesai kecuali ditentukan lain oleh KP.
3) Untuk pengecoran skala besar dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka perlindungan
(insulasi) permukaan beton dengan material yang disetujui oleh KP, agar dapat
memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban
permukaan beton dapat dipertahankan.
4) Setiap acuan yang terbuat dari metal, maka beton maupun material lain yang sejenis, harus
didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
16
5) Untuk itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan
yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
6) Secara umum, perawatan beton harus dilakukakan segera setelah pemadatan selesai.
Perawatan bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat cair pada
saat perikatan awal terjadi dan mencegah penguapan air dari beton pada umur beton awal,
dan juga mencegah perbedaan temperature dalam beton yang dapat menyebabkan
terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton.
7) Untuk itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi penguapan
yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru dipadatkan.
G. Cara untuk Menghindari Keretakan Pada beton
1) Untuk semua pekerjaan beton, Kontraktor harus menyediakan peralatan yang dibutuhkan
untuk mengukur dan memonitor segala kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan
beton berlangsung. Disamping peralatan juga dibutuhkan material Bantu yang mungkin
dapat dicampur kedalam beton maupun yang akan digunakan pada saat perawatan beton
untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu cepat. Peralatan dan material tersebut
harus diinformasikan kepada KP untuk mendapatkan persetujuan. Lebar retak yang
diijinkan maksimal sebesar 0.004 kali tebal selimut beton.
2) Umumnys permukaan beton tidak harus didinginkan secara mendadak, yang terpenting
adalah tidak terjadi perbedaan temperature yang besar antara permukaan dan inti beton
dan beton harus dihindari dari sinar matahari langsung ataupun tiupan angin.
3) Pada struktur beton yang tebal, maka perbedaan temperature antara permukaan dan inti
beton menjadi kendala yang harus diatasi pada saat pembuatan beton berlangsung.
Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur temperature yang akan diletakkan pada dasar
beton, didalam beton dan permukaan beton dengan jarak vertical antara alat ditetapkan
maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan lainnya maksimal 20
meter. Lokasi alat pengukur tersebut harus disetujui oleh KP. Perbedaan temperature
antara masing-masing alat secara vertical dibatasi maksimal 20 derajat Celcius.
4) Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengatasi jika
perbedaan temperature menjadi lebih dari 20 derajat Celcius, misalnya dengan
mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi menjadi benar-benar
kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus segera dilakukan agar perbedaan
temperature tidak menjadi lebih besar. Untuk itu harus disiapkan material isolasi lebih dari
kebutuhan sebelum pengecoran dilakukan.
5) Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum mapun sesudah pengecoran beton
adalah :
➢ Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam kondisi terlindung
dari sinar matahari, sehingga tempratur tidak tinggi pada saat pencampuran dimulai.
➢ Air yang akan digunakan harus didingin, misalnya dengan mengganti air dengan es,
sehingga temperature menjadi lebih rendah.
➢ Jumlah semen yang akan digunakan dikurangi, diganti dengan Admixtures dengan
komposisi yang diijinkan oleh pabrik pembuat dengan catatan, bahwa mutu beton
tetap dipenuhi dan daya tahan beton tetap dapat dipertahankan sehingga memenuhi
syarat.
➢ Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan membuat siar
pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal, sehingga tebal satu lapis
pengecoran menjadi kuran dari 1 meter dan perbedaan temperature dapat dikontrol.
➢ Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana temperature
lapangan sudah lebih rendah dibanding siang hari.
➢ Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan beton yang
terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar temperature tidak terlalu
berbeda pada seluruh permukaan beton.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
17
➢ Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar matahari dan
angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding pada sekeliling daerah
pengecoran dangan plastic atau material sejenis, demikian juga pada bagian atasnya.
6) Jika ternyata pada permukaan beton dijumpai keretakan setelah pemadatan selesai, maka
jika mungkin yaitu beton masih dalam kondisi palstis maka harus dilakukan pemadatan
kembali pada beton tersebut.
7) Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar toleransi yang diijinkan KP,
Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis yang berisi antara lain, metode
kerja dan peralatan yang digunakan berikut komposisi campuran yang digunakan kepada
KP untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak dijinkan untuk memperbaiki keretakan
tersebut sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari KP. Sambil menunggu evaluasi
tersebut Kontraktor harus segera mengusulkan metode perbaikan yang akan dilakukan
dengan beban biaya Kontraktor.
8) Jika keretakan yang terjadi masih dapat diterima/diperbaiki, maka usulan Kontraktor akan
dipelajari dan umumnya keretakan tersebut diatasi dengan menggunakan grouting yang
tidak susut (nonshrink-grout) Merk SIKA atau setara.
H. Adukan Beton yang dibuat di tempat ( Site Mixing )
I. Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
➢ Semen diukur menurut berat.
➢ Agregat kasar diukur menurut berat.
➢ Pasir diukur menurut berat.
➢ Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching plant)
➢ Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
➢ Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
➢ Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu,
sebelum adukan beton yang baru dimulai.

J. Pekerjaan Bekisting menggunakan Kayu Kelas II dan Multipleks 9 mm


K. Pekerjaan Plastik Cor dengan Polytene 125 mikron

6. PEKERJAAN TULANGAN
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan
Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Adapun prosedur pelaksanaan pekerjaan
Baja Tulangan:
➢ Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami membuat rencana kerja
pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (barbending schedule), yang sebelumnya diserahkan
kepada Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.
➢ Tulangan bebas dari kotoran-kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan- bahan atau kotoran
yang bisa mengurangi daya letaknya.
➢ Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan aturan dalam SKSNI.
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan alat- Alat sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
➢ Pemasangan dan penyetalan tulangan berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan
pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut yang sesuai dengan
gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi, maka dapat
dipakai ketentuan dalam peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
18
minimum yang terdapat antara permukaan dari setiap besi beton termasuk begel terhadap permukaan
beton yang terkecil atau terdekat untuk setiap bagian dari masing-masing pekerjaan beton.
➢ Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan adalah :

➢ Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak akan berubah
tempatnya.
➢ Ketebalan selimut beton dibuat dengan pengganjal yang umum dipakai dalam praktek, seperti terbuat dari
beton (dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor), dengan jumlah minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja, atau seperti yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, dan
tersebar merata.

B. PENUTUP
Spesifikasi Teknis ini menjadi pedoman secara umum bagi pelaksana konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan.
Hal-hal teknis yang diperlukan hendaknya bisa dipersiapkan secara matang agar pelaksanaan pekerjaan dapat
selesai pada jadwal yang telah ditentukan dengan kualitas sesuai yang telah ditetapkan
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-rapat dengan
mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan
dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat
mengikat bagi penyedia barang/jasa.
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara khusus dalam
spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi
dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak. Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan
setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil
pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri
harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat:
1. Laporan Harian, Mingguan, Bulanan.
2. Shop Drawing.
3. As Built Drawing.
4. Back Up Data Kuantitas.
5. Dokumentasi Kegiatan.

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
19
Laporan tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup: Uraian mengenai progress kemajuan
kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir minggu dan terangkum dalam setiap bulannya, Jumlah
personil yang bertugas selama waktu tersebut. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan serta
kondisi cuaca.

Tenggarong, 15 Mei 2024


Pejabat Pembuat Komitmen

NOFIA ROMADANSY AH, S.Sos.


NIP. 19701101 200112 1 002

PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
20
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM
PENINGKATAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)

KEGIATAN
URUSAN PENYELENGGARAAN PSU PERUMAHAN

SUB KEGIATAN
PENYEDIAAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM DI
PERUMAHAN UNTUK MENUNJANG FUNGSI HUNIAN

PEKERJAAN
PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC.
SAMBOJA BARAT

LOKASI
KECAMATAN SAMBOJA BARAT

TAHUN ANGGARAN
2024
PENINGKATAN JALAN SETIA TANI KELURAHAN SALOK API DARAT KEC. SAMBOJA BARAT
21

Anda mungkin juga menyukai