RJ.15 Spek Tenaga Dan Alat
RJ.15 Spek Tenaga Dan Alat
RJ.15 Spek Tenaga Dan Alat
PROGRAM :
PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN
KEGIATAN :
PENYELENGGARAAN JALAN KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN :
REKONSTRUKSI JALAN
a. Uraian Kegiatan :
1. Latar Belakang
Berdasarkan Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kepala Dinas,
Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala UPTD, Kepala
Subbagian Tata Usaha UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional di Lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tegal pada Lampiran VI.A Peraturan
Bupati Tegal Nomor 83 Tahun 2021 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan
Fungsi Serta Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah Kabupaten Tegal, tersirat bahwa Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal Mempunyai Tugas Pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Sumber
Daya Air (SDA), air minum, air limbah, drainase, bangunan gedung, penataan bangunan
dan lingkungannya, jalan, dan jasa konstruksi.
Untuk melaksanakan Tugas pokok tersebut salah satunya adalah dengan melakukan
Program Penyelenggaraan Jalan, Kegiatan Penyelenggaraan Jalan Kabupaten/Kota Sub
Kegiatan Rekonstruksi Jalan dengan pekerjaan PEMBANGUNAN BRONJONG JALAN
RUAS JALAN ANGGREK. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut tentu harus melalui
proses pengadaan barang/jasa dengan tahapan-tahapan serta dalam pelaksanaanya
diharapkan sesuai persyaratan teknis jalan dan sesuai kriteria perencanaan teknis jalan
serta memenuhi kaidah-kaidah teknis jalan.
b) Tujuan
Tujuan dari pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah didapatkan hasil penyediaan
sarana dan prasarana jalan yang tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran serta
dihasilkan infrastruktur berkualitas.
3. Target / Sasaran
a) Target yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah
membaiknya fungsi layanan jalan di wilayah Kabupaten Tegal guna membuat akses
yang lebih lancar, aman dan nyaman bagi pengendara serta diharapkan jalan di
Kabupaten Tegal meningkat menjadi lebih baik kualitasnya.
b) Sasarannya adalah didapatkannya penyedia jasa konstruksi yang kualified serta hasil
pekerjaanya dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dengan biaya yang wajar
sehingga Program Program Penyelenggaraan Jalan, Kegiatan Penyelenggaraan Jalan
Kabupaten/Kota, Sub Kegiatan Rekonstruksi Jalan, Paket Pekerjaan Pembangunan
Bronjong Jalan Ruas Jalan Anggrek dapat menjadi pijakan untuk pembangunan
infrastruktur lainya.
g. Jenis Kontrak
Jenis kontrak pengadaan barang yang digunakan adalah kontrak Harga Satuan (Unit Price)
untuk Tahun Tunggal.
h. Cara Pembayaran
Pembayaran bersumber dari DAU APBD Kabupaten Tegal Tahun 2023 dilakukan atas dasar
sistem pembayaran sekaligus (Voor Financiering), dan tidak disediakan Uang Muka.
1. Peralatan Utama :
- - - -
Catatan :
1. Untuk milik sendiri, pembuktian dengan melapirkan/menunjukan bukti
pembelian/STNK/BPKB dan sejenisnya.
2. Untuk sewa, pembuktian dengan melapirkan/menunjukan perjanjian sewa.
3. Semua peralatan tersebut harus layak operasi
Pengalaman
Sertifikat Kompetensi
No Jabatan Kerja
Kerja
Profesional
Memiliki SKT Pelaksana
Pekerjaan Jalan Tk. I (TS
045) atau SKT Pelaks.
Lapangan Pekerjaan Jalan
1. Pelaksana Proyek - Tk. I (TS 028) atau minimal
SKK Konstruksi Jalan
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Jalan Jenjang 4
k. Ruang Lingkup, Lokasi Pekerjaan, Fasilitas Penunjang
a. Ruang lingkup/batasan lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi :
- Dokumen teknis
1) Syarat Subtansi
a) Pekerjaan persiapan/umum
Terdapat pembahasan pekerjaan dengan cakupan :
(1) Struktur organisasi dan uraian tugas dari masing-masing personil
manajerial;
(2) Menjelaskan kedudukan, tugas dan wewenang pengawas pelaksana
pekerjaan yang ditunjuk oleh PPKom yang akan ditempatkan pada lokasi
pekerjaan untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan;
(3) Uitzet (Pengukuran ulang)
(4) Pembersihan lokasi pekerjaan
(5) Cara menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin disyaratkan oleh otoritas terkait
penggunaan jalur, rambu dan petunjuk;
(6) Pemasangan bowplank/pathok profil;
(7) Kegiatan mobilisasi bahan, peralatan dan personil
Adapun potensi-potensi kecelakaan kerja yang bisa timbul dari pelaksanaan pekerjaan ini
adalah :
SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM :
PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN
KEGIATAN :
PENYELENGGARAAN JALAN KABUPATEN/KOTA
SUB KEGIATAN :
REKONSTRUKSI JALAN
DIVISI 3
SEKSI 3.1
GALIAN
3.1.1 UMUM
1) Uraian
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk formasi galian atau fondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur
lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran,
untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau perkerasan
beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil dan
penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian
dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Pekerjaan yang diperlukan untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah
humus akan dicakup oleh Seksi 3.4 dari Spesifikasi ini.
d) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk
semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan
galian dapat berupa:
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu Lunak
iii) Galian Batu
iv) Galian Struktur
v) Galian Perkerasan Beraspal
vi) Galian Perkerasan Berbutir
vii) Galian Perkerasan Beton
e) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai
galian batu lunak, galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow
excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian
perkerasan beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
3-1
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
f) Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai kuat
tekan uniaksial 0,6 – 12,5 MPa (6 – 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI
2825:2008.
g) Galian batu harus mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan
uniaksial > 12,5 MPa (> 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI 2825:2008,
dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang
menurut Pengawas Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara atau pemboran (drilling), dan peledakan. Galian ini tidak
termasuk galian yang menurut Pengawas Pekerjaan dapat dibongkar dengan
penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton
dan daya neto maksimum sebesar 180 HP atau PK (Paar de Kraft = Tenaga Kuda).
f) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu atau Galian Perkerasan Beton
tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
g) Galian Struktur terbatas untuk galian lantai beton fondasi jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur beton pemikul beban lainnya selain yang
disebut dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan galian struktur juga meliputi:
penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan;
pembuangan bahan galian yang tidak terpakai; semua keperluan drainase,
pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau
cofferdam beserta pembongkarannya.
h) Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan beraspal lama dan
pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
j) Galian Perkerasan Beton mencakup galian pada perkerasan beton lama dan
pembuangan bahan perkerasan beton yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
3-2
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Toleransi Dimensi
a) Elevasi akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspal
dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau lebih
rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk galian bahan
perkerasan lama.
b) Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis
profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di
mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.
c) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.
a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan,
gambar detail penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli
sebelum operasi pembersihan, memasang patok – patok batas galian, dan
penggalian yang akan dilaksanakan.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan metode kerja dan
gambar detail seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan
untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan
dinding penahan rembesan (cutoff wall), dan gambar-gambar tersebut harus
memperoleh persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum melaksanakan
pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.
c) Penyedia Jasa harus memberitahu Pengawas Pekerjaan untuk setiap galian pada
tanah dasar, formasi atau fondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat
dan kekerasan bahan fondasi disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Pekerjaan,
seperti yang disebutkan dalam Pasal 3.1.2.
d) Dalam pekerjaan Galian Batu dengan peledakan, arsip tentang rencana peledakan
dan semua bahan peledak yang digunakan, yang menunjukkan lokasi serta
jumlahnya, harus disimpan oleh Penyedia Jasa untuk diperiksa Pengawas
Pekerjaan.
3-3
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan
perkerasan beraspal telah dikupas atau digali.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil
sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak
stabil. Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung
struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau
rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
c) Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan tenaga kerja maka
galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar
1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
d) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk
gorong-gorong pipa atau galian fondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa
atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah
ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Pengawas Pekerjaan dan telah
dipadatkan.
e) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri
tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
f) Dalam setiap saat, bilamana tenaga kerja atau orang lain berada dalam lokasi
galiandan harus bekerja di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa harus
menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya
memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan
galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
g) Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani,
dan digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian yang extra ketat
sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Penyedia Jasa
harus bertanggungjawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang
tidak tepat atas setiap bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan
peledakan hanya dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan
bertanggungjawab.
h) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade)
yang cukup untuk mencegah tenaga kerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya,
dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan
harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau
yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para
pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
3-4
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
i) Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas diterapkan pada seluruh galian di Ruang Milik Jalan.
6) Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound),
dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan
dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan yang terbuka untuk lalu
lintas harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan
tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasi
pekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Pengawas
Pekerjaan.
a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap
pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin
bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain di
mana air tanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air
bersih yang akan digunakan oleh tenaga kerja sebagai air cuci, bersama-sama
dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal
3.1.1.3) di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai berikut :
i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Pengawas Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai
memenuhi toleransi yang disyaratkan.
ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, atau lokasi yang mengalami kerusakan atau
menjadi lembek, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan pilihan
atau lapis fondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.
3-5
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
iii) Galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan kedalaman melebihi
yang telah ditetapkan, harus diisi kembali dengan menggunakan bahan
yang sama dengan perkerasan lama sampai dimensi dan kedalaman yang
ditetapkan.
Bilamana bahan timbunan pilihan atau lapis fondasi agregat, agregat untuk campuran aspal
atau beton atau bahan lainnya diperoleh dari galian sumber bahan di luar ruang milik jalan,
Penyedia Jasa harus melakukan pengaturan yang diperlukan dan membayar konsesi dan
restribusi kepada pemilik tanah maupun pihak yang berwenang untuk ijin menggali dan
mengangkut bahan-bahan tersebut.
a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas
dan lingkup kegiatan bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif
untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat),
sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di
atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement)
yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian
yang tidak disetujui oleh Pengawas Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan
timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik
Jalan (Rumija) seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan.
e) Bahan hasil galian struktur yang surplus, tidak boleh diletakkan di daerah aliran
agar tidak mengganggu aliran dan tidak merusak efisiensi atau kinerja dari
struktur. Tidak ada bahan hasil galian yang boleh ditumpuk sedemikian hingga
membahayakan seluruh maupun sebagian dari pekerjaan struktur yang telah
selesai.
3-6
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik
Penyedia Jasa atau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan,
dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar menurut Mata
Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat dalam Daftar Penawaran.
c) Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam
saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu saluran air.
d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh
Penyedia Jasa harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan
tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.
1) Prosedur Umum
c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan
maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau fondasi struktur, maka
bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap
dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang
terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya
lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus
diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang dipadatkan
sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan.
d) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut
pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara
atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Pengawas Pekerjaan dapat
melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain,
3-7
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
f) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau
menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang, baik terjadi
pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
Ketentuan dalam Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan
dalam Seksi ini.
a) Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk fondasi
jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan
penempatan struktur atau telapak struktur dengan lebar dan panjang
sebagaimana mestinya dan pemasangan bahan dengan benar, pengawasan dan
pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.
b) Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru,
maka timbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak
masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit
tersebut, selanjutnya galian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang
setegak mungkin sebagaimana kondisi tanahnya mengijinkan.
c) Semua bahan fondasi batu atau strata keras lainnya yang terekspos pada fondasi
jembatan harus dibersihkan dari semua bahan yang lepas dan digali sampai
permukaan yang keras, baik elevasi, kemiringan atau bertangga sebagaimana
yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Semua serpihan dan retak-retak
harus dibersihkan dan diinjeksi. Semua batu yang lepas dan terurai dan strata
yang tipis harus dibuang. Jika fondasi telapak ditempatkan pada landasan selain
batu, galian sampai elevasi akhir fondasi untuk telapak struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sesudah fondasi telapak dipastikan elevasi
penempatannya.
d) Bila fondasi tiang pancang digunakan, galian setiap lubang (pit) harus selesai
sebelum tiang dipancangkan, dan penimbunan kembali fondasi dilakukan
setelah pemancangan selesai. Setelah pemancangan selesai seluruhnya, semua
bahan lepas dan yang bergeser harus dibuang, sampai diperoleh dasar
3-8
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
(a) Perhatian harus diberikan agar tidak terjadi penggalian yang berlebihan.
Metode penggalian dan pemangkasan harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Papan pengarah profil harus dipasang pada setiap penampang dengan interval
50 meter pada puncak dari semua pengarah untuk pemotongan yang
menunjukkan posisi dan lereng pengarah rancangan. Papan pengarah profil
harus terpasang pada tempatnya sampai pekerjaan galian selesai dan sampai
Pengawas Pekerjaan telah memeriksa dan menyetujui pekerjaan tersebut.
(b) Galian pada tanah lebih baik dipangkas dengan grader yang dilengkapi dengan
pisau yang dapat dimiringkan atau dengan excavator. Pekerjaan ini harus sesuai
dengan garis yang ditunjukkan oleh papan pengarah profil. Semua tindakan
harus dilakukan segera setelah penggalian selesai tanpa menunggu selesainya
seluruh pekerjaan galian, untuk mencegah kerusakan pada permukaan hasil
pemotongan. Tindakan yang demikian dapat termasuk penyediaan saluran
penangkap, saluran lereng untuk galian, penanaman rumput atau tindakan-
tindakan lainnya.
(d) Semua permukaan pemotongan harus dibersihkan dari setiap bahan yang lepas
yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai. Permukaan batu atau
singkapan batu harus dibersihkan dengan cara manual bilamana dipandang
perlu oleh Pengawas Pekerjaan.
(e) Bilamana kondisi permukaan tanah yang tak terduga dihadapi pada lokasi
manapun yang mungkin menyebabkan ketidak-stabilan permukaan lereng hasil
pemotongan, tindakan-tindakan yang diperlukan harus dilakukan untuk
menjamin kestabilannya. Perubahan-perubahan yang perlu harus disetujui
sebelum penggalian berikutnya. Semua perubahan akan tunduk pada perintah
atau persetujuan terlebihdahulu dari Pengawas Pekerjaan.
5) Galian Tanah Lunak, Tanah Ekspansif, atau Tanah Dasar Berdaya Dukung Sedang
Selain Tanah Organik atau Tanah Gambut
Tanah Lunak didefinisikan sebagai setiap jenis tanah yang mempunyai CBR lapangan
kurang dari 2,5%. Tanah Dasar dengan daya dukung sedang didefinisikan sebagai setiap
jenis tanah yang mempunyai CBR hasil pemadatan sama atau di atas 2,5% tetapi kurang
dari nilai rancangan yang dicantumkan dalam Gambar, atau kurang dari 6% jika tidak
ada nilai yang dicantumkan. Tanah ekspansif didefinisikan sebagai tanah yang
mempunyai Pengembangan Potensial lebih dari 5%.
Bilamana tanah lunak, berdaya dukung rendah terekspos pada tanah dasar hasil galian,
atau bilamana tanah lunak berada di bawah timbunan maka perbaikan tambahan berikut
ini diperlukan:
3-9
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Tanah lunak harus ditangani seperti yang ditetapkan dalam Gambar antara lain:
iv) digali sampai di bawah elevasi tanah dasar dengan kedalaman yang
ditunjukkan dalam Gambar atau jika tidak maka dengan kedalaman
yang diberikan dalam Tabel 3.1.2.1) sesuai dengan Bagan Desain 2 -
Desain Fondasi Jalan Minimum dari Manual Desain Perkerasan Jalan
No. 02/M/BM/2017. Kedalaman galian dan perbaikan untuk perbaikan
tanah dasar haruslah diperiksa atau diubah oleh Pengawas Pekerjaan,
berdasarkan percobaan lapangan.
c) Tanah dasar berdaya dukung sedang harus digali sampai kedalaman tebal
lapisan penopang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Galian harus tetap dijaga agar bebas dari air pada setiap saat terutama untuk tanah lunak,
organik, gambut dan ekspansif, untuk memperkecil dampak pengembangan. Setiap
perbaikan yang tidak disyaratkan khusus dalam Gambar harus disetujui terlebih dahulu
atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Perkerasan
Perkerasan Lentur
Kaku
Deskripsi Struktur Lalu Lintas Lajur Desain
Kelas
CBR Tanah Fondasi Jalan (Tanah Umur Rencana 40 tahun
Kekuatan
Dasar Asli dan (juta CESA pangkat 5) Stabilisasi
Tanah Dasar
Peningkatannya) <2 2-4 >4 Tanah
Tebal Minimum Perbaikan Dasar(5)
Tanah Dasar (mm)
≥6 SG6 Tidak perlu perbaikan 150 mm
5 SG5 Perbaikan tanah dasar - - 100 Stabilisasi
4 SG4 meliputi bahan 100 150 200 Tanah Dasar
3 SG3 stabilisasi semen atau 150 200 300 di atas
timbunan pilihan 150 mm
2,5 SG2,5 (pemadatan berlapis 175 250 350 Timbunan
≤ 200 mm tebal Pilihan
Tanah ekspansif (pengem- lepas)
400 500 600
bangan potensial > 5%) Berlaku
Perkerasan Lapis penopang ketentuan
SG1 1000 1100 1200
lentur di atas (capping layer)(3)(4) yang sama
aluvial(2) dengan
tanah atau Lapis Penopang
650 750 850
lunak(1) dan Geogrid(3)(4) Perbaikan
Tanah gambut dengan HRS Tanah Dasar
atau Burda untuk jalan raya Lapis penopang Perkerasan
1000 1250 1500 Lentur
minor (nilai minimum - berbutir(3)(4)
ketentuan lain digunakan)
Catatan :
1. Ditandai oleh kepadatan yang rendah dan CBR lapangan yang rendah
2. Nilai CBR lapangan karena CBR rendaman tidak relevan
3 - 10
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3. Permukaan lapis penopang di atas tanah SG1 dan gambut diasumsikan mempunyai daya dukung setara nilai CBR
2,5%, dengan demikian ketentuan perbaikan tanah SG2,5 berlaku. Contoh: untuk lalu lintas rencana > 4 juta ESA
(pangkat 5), tanah SG1 memerlukan lapis penopang setebal 1200 mm untuk mencapai daya dukung setara SG2,5
dan selanjutnya perlu ditambah lagi setebal 350 mm untuk meningkatkan menjadi setara SG6.
4. Tebal lapis penopang dapat dikurangi 300 mm jika tanah asli dipadatkan pada kondisi kering.
5. Untuk perkerasan kaku, material perbaikan tanah dasar berbutir halus (klasifikasi tanah menurut AASHTO dari
A4 sampai dengan A6) harus berupa stabilisasi tanah dasar (subgrade improvement).
6) Cofferdam
(a) Cofferdam yang sesuai dan praktis harus digunakan bilamana muka air yang
dihadapi lebih tinggi dari elevasi dasar dari galian. Dalam pengajuannya,
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar yang menunjukkan usulannya
tentang metode pembuatan cofferdam untuk disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
(b) Cofferdam atau krib untuk pembuatan fondasi, secara umum harus
dilaksanakan dengan benar sampai di bawah dasar dari telapak dan harus
diperkaku dengan benar dan sekedap mungkin yang dapat dilakukan. Secara
umum, dimensi bagian dalam dari cofferdam haruslah sedemikian hingga
memberikan ruang gerak yang cukup untuk pemasangan cetakan dan inspeksi
pada bagain luar dari cofferdam, dan memungkinkan pemompaan di luar
cetakan. Cofferdam atau krib yang bergeser atau bergerak ke arah samping
selama pelaksanaan penurunan fondasi harus diperbaiki atau diperluas
sedemikian hingga dapat menyediakan ruang gerak yang diperlukan.
(d) Cofferdam haruslah dibuat untuk melingdungi beton yang masih muda terhadap
kerusakan akibat naiknya aliran air yang tiba-tiba dan untuk mencegah
kerusakan fondasi akibat erosi. Tidak ada kayu atau pengaku yang boleh
ditinggal dalam cofferdam atau krib sedemikian hingga memperluas pasangan
batu bangunan bawah, tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan.
(e) Setiap pemompaan yang diperkenankan dari bagian dalam dari setiap bagian
fondasi harus dilakukan sedemikian hingga dapat menghindarkan
kemungkinan terbawanya setiap bagian dari bahan beton tersebut. Setiap
pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu
periode yang paling sedikit 24 jam sesudahnya, harus dilaksanakan dengan
pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut. Pemompaan untuk
3 - 11
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
pengeringan air tidak boleh dimulai sampai lapisan kedap tersebut telah
mengeras sehingga cukup kuat menahan tekanan hidrostatis.
(f) Jika tidak disebutkan sebaliknya, cofferdam atau krib, dengan semua turap dan
pengaku yang termasuk di dalamnya, harus disingkirkan oleh Penyedia Jasa
setelah bangunan bawah selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian
hingga tidak mengganggu, atau menandai pasangan batu yang telah selesai
dikerjakan.
7) Pemeliharaan Saluran
Jika tidak disebutkan sebaliknya, tidak ada galian yang dilakukan di luar sumuran, krib,
cofferdam, atau turap pancang, dan dasar sungai yang berdekatan dengan struktur tidak
boleh terganggu tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan. Jika setiap galian atau
pengerukan dilakukan di tempat tersebut atau struktur sebelum sumuran, krib, atau
cofferdam diturunkan, Penyedia Jasa haruslah, setelah dasar fondasi terpasang,
menimbun kembali semua galian ini sampai seperti permukaan asli atau dasar sungai
sebelumnya dengan bahan yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bahan yang
ditumpuk pada aliran sungai dari fondasi atau galian lainnya atau dari penimbunan
cofferdam harus disingkirkan dan daerah aliran harus bebas dari segala halangan
darinya.
Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk fondasi jembatan atau
struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinya
penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.
a) Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Ruang Milik Jalan atau di tempat
lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
c) Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk
pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak
diperkenankan.
d) Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini
dapat mengganggu drainase alam atau yang dirancang.
e) Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus diratakan
sedemikian rupa sehingga mengalirkan seluruh air permukaan ke gorong-gorong
berikutnya tanpa genangan.
f) Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat dari 2 m dari kaki
setiap timbunan atau 10 m dari puncak setiap galian.
3 - 12
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
yang digali haruslah digergaji atau dipotong dengan jack hammer sedemikian
rupa agar pembongkaran yang berlebihan dapat dihindarkan. Bilamana material
pada permukaan dasar hasil galian terlepas atau rusak akibat dari pelaksanaan
penggalian tersebut, maka material yang rusak atau terlepas tersebut harus
dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material
yang cocok sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan. Setiap lubang pada permukaan
dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkan dengan
merata sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan.
b) Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat
pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Pengawas Pekerjaan, adalah
material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal hal lain yang tidak memenuhi
syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang
seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai petunujuk Pengawas
Pekerjaan.
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar menurut
Seksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam harga penawaran untuk
berbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di atas galian akhir, seperti pasangan
batu (stone masonry) dan gorong-gorong pipa. Jenis galian yang secara spesifik tidak
dimasukkan untuk pengukuran dalam Seksi ini adalah:
a) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang
disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran
kecuali bilamana:
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.1).b) di atas,
atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang
disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.1).c) di atas;
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya
telah diterima oleh Pengawas Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan
atau metode kerja Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini
tidak memberikan kontribusi yang penting terhadap kelongsoran tersebut.
b) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu,
tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan
Pembayaran harus dilaksanakan menurut Seksi 2.1 dari Spesifikasi ini.
3 - 13
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
e) Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam Pasal 3.1.2.1).a) selain
untuk tanah, batu, perkerasan berbutir, tanah organik dan bahan perkerasan
aspal lama, tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan
ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk
masing-masing operasi pembongkaran struktur lama sesuai dengan Seksi 7.15
dari Spesifikasi ini.
a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang dipindahkan.
b) Bilamana bahan dari hasil galian dinyatakan secara tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak
terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Penyedia Jasa
dengan exploitasi sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.
c) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
oleh bidang-bidang sebagai berikut:
▪ Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar fondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian
tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan
sifatnya.
3 - 14
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
3) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan
pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, di mana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk
cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan galian dan pembuangan bahan galian sebagaimana
diuraikan dalam Seksi ini.
3 - 15
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.4
BAJA STRUKTUR
7.4.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja
seperti jembatan rangka baja, gelagar baja, gelagar baja komposit termasuk
elemen baja seperti gelagar, pelat, baut, mur, ring, diafragma yang digunakan
sebagai suatu komponen struktur jembatan baja.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup struktur baja dan elemen
baja dari struktur baja komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis,
kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang ditetapkan
oleh Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri atas pelaksanaan struktur baja
baru, pelebaran dan perbaikan dari struktur.
d) Pekerjaan dalam Seksi dari Spesifikasi ini juga termasuk pemasangan struktur
jembatan baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss) baja,
gelagar komposit, Bailey atau sistem rancangan lainnya yang dibeli
sebelumnya oleh Pengguna Jasa, di atas fondasi yang telah dipersiapkan.
Pekerjaan pemasangan akan mencakup sebagaimana yang diperlukan,
penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok
lepas, pemasangan landasan, pra-perakitan, peluncuran dan penempatan posisi
akhir struktur jembatan, pencocokan elemen utama lantai jembatan dan operasi
lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan rangka baja
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.
7 - 67
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pasal
7.4.2.
b) Mutu Bahan
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam
Pasal 7.4.1.5).
a) Diameter Lubang
i) Lubang pada elemen utama : - 0,4 mm , + 1,2 mm
ii) Lubang pada elemen sekunder : - 0,4 mm , + 1,8 mm
b) Alinyemen Lubang
(i) Elemen utama, dibuat di bengkel : - 0,4 mm , + 0,4 mm
(ii) Elemen sekunder, dibuat di lapangan : - 0,6 mm , + 0,6 mm
c) Gelagar
Lendutan Balik :
Penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang disyaratkan (- 0,2 mm , + 0,2
mm) per meter panjang gelagar atau (- 6 mm , + 6 mm) dipilih mana yang lebih
kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus di antara pusat-pusat landasan 0,1 mm per
meter panjang gelagar sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu flens dalam gelagar
susun : maksimum 3 mm.
Kombinasi kelengkungan dan kemiringan flens pada gelagar atau balok yang
dilas akan ditentukan dengan pengukuran penyimpangan kepala jembatan flens
terhadap bidang badan (web) pada pertemuan sumbu badan (web) dengan
permukaan luar dari pelat flens. Penyimpangan ini tidak boleh melebihi 1/200
dari lebar flens total atau 3 mm, dipilih mana yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau dudukan :
(i) Ditempatkan pada penyuntikan (grouting) : maksimum 3,0 mm
(ii) Ditempatkan di atas baja, adukan mortar khusus : maksimum 0,25 mm.
7 - 68
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
5) Standar Rujukan
AASHTO :
AASHTO M111M/M111-15 : Zinc (Hot-Dip Galvanized) Coatings on Iron and Steel
Products.
AASHTO M169-15 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality
AASHTO M270M/M270-15 : Carbon And High-strength Low-Alloy Structural Steel
Shapes, Plates, and Bars and Quenched-and-
Tempered Alloy Structural Steel Plates for Bridges.
ASTM :
ASTM A307-14e1 : Standard Specification for Carbon Steel Bolts, Studs,
and Threaded Rod 60,000 PSI Tensile Strength
ASTM F3125/F3125M-15a : Standard Specification for High Strength Structural
Bolts, Steel and Alloy Steel, Heat Treated, 120 ksi (830
MPa) and 150 ksi (1040 MPa) Minimum Tensile
Strength, Inch and Metric Dimensions.
7 - 69
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Struktur baja jembatan yang diajukan oleh Penyedia Jasa harus bisa dibuktikan
memenuhi persyaratan teknis baik melalui pemodelan dan pengujian.
d) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas
nama Penyedia Jasa harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk
disetujui. Persetujuan ini tidak membebaskan tanggung jawab Penyedia Jasa
terhadap pekerjaan dalam Kontrak ini.
g) Untuk jembatan struktur baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, Penyedia
Jasa harus menyerahkan rincian jadwal pekerjaan dan perlengkapan
pengendalian lalu lintas untuk semua jembatan yang akan dipasang dan harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum memulai operasi
pemasangan.
7) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Baja Struktur yang disediakan Penyedia Jasa
a) Penyimpanan Bahan
b) Perlindungan Bahan
Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas
dari kotoran, minyak, gemuk, dan benda-benda asing lainnya. Perlindungan
korosi dapat dilakukan dengan galvanisasi dan atau pengecatan pada
permukaannya
7 - 70
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
(1) Galvanisasi
(2) Pengecatan
Permukaan yang akan dicat harus bersih dan bebas dari lemak, debu,
produk korosi, residu garam, dan sebagainya.
Komponen struktur jembatan yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan tidak dirakit
dan/atau dipasang sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi
ketentuan dalam hal lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan. Perbaikan dapat termasuk penggantian komponen yang rusak atau
hilang dan pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok, perbaikan pelapisan
permukaan yang rusak atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Pengawas
Pekerjaan.
Beban pekerjaan perbaikan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sebagai akibat
adanya komponen yang rusak atau hilang karena kelalaian Penyedia Jasa menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pekerjaan baja yang rusak selama penyimpanan, penanganan atau pemasangan harus
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Setiap bahan atau sambungan yang
rusak sebelum diperbaiki harus ditolak dan segera disingkirkan dari pekerjaan.
Elemen baja dengan dimensi di luar toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.4.1.4) tidak
akan diterima untuk digunakan dalam pekerjaan.
Untuk jembatan struktur baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, ekemen struktur
jembatan yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan tidak dirakit dan/atau dipasang
sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi ketentuan dalam hal
lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Perbaikan dapat termasuk penggantian elemen yang rusak atau hilang dan
pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok, perbaikan lapisan permukaan yang
rusak atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Pengawas Pekerjaan.
7 - 71
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengendalian lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas, dengan ketentuan tambahan berikut ini:
Bilamana pemasangan struktur jembatan baja memerlukan pembongkaran atau
penutupan seluruh jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan
dengan Pengawas Pekerjaan agar pengalihan lalu lintas (detour) atau perlengkapan
alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil gangguan terhadap lalu lintas.
7.4.2 BAHAN
1) Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau las
harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M270M/M270-15.
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon struktur untuk, baut atau las harus
sesuai dengan persyaratan SNI 6764:2016 atau ASTM A36/A36M-14. Baja struktur
harus memiliki mutu minimum sesuai dengan Tabel 7.4.2.1).
Mutu baja, dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit
yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
a) Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307-14e1 Mild Steel
Bolts and Nuts (Grade A), dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segi
enam (hexagonal)
Baut, mur dan ring dari baja mutu tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang
dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan dari ASTM F3125/F3125M-15a
dengan kekuatan leleh minimum 92 ksi (634 MPa) dan 130 ksi (896 MPa)
masing-masing untuk tipe A320 dan A490 dan elongasi (elongation) minimum
14%.
7 - 72
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ii) Diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantinya
harus lebih besar dari nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku. Ukuran lainnya boleh berbeda
iii) Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung
boleh berbeda dari ketentuan yang berlaku selama persyaratan gaya
tarik minimum alat sambung pada Tabel 7.4.2.(2) terpenuhi dan
prosedur penarikannya dapat diperiksa.
Tabel 7.4.2.2) Ketentuan Beban Tarik Baut untuk tipe Critical Slip Joint
Keterangan : M12 x 1,75 adalah baut dengan diameter 12 mm (termasuk ulir) dan pitch adalah
pergerakan dalam 1 putaran 360° baut sebesar 1,75 mm.
Baut dengan standar mutu yang lain dapat digunakan apabila produsen dapat
memberikan data kekuatan material (proof load dan gaya tarik putus) dan gaya
tarik minimum baut.
Kunci torsi harus diverifikasi terhadap beban tarik minimum baut dengan
menggunakan alat ukur.
Penggunaan metode kunci torsi harus dilakukan dengan teliti dan memerlukan
perhatian yang lebih detail. Verifikasi kunci torsi di lapangan harus dilakukan
setiap hari atau:
▪ Ketika lot dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diganti;
▪ Ketika lot dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diberi
pelumas kembali;
▪ Ketika terdapat perbedaan yang signifikan pada permukaan baut, ulir,
mur atau ring;
▪ Ketika mengganti kunci torsi atau komponen utama dari kunci torsi
diubah (diberi pelumas).
7 - 73
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari
ASTM F3125/F3125M-15a. Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan
dalam Gambar.
Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari
AASHTO M169-15 Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015,
1018 atau 1020, baik baja "semi-killed" maupun "fully killed".
Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari kelas
baja yang memenuhi ketentuan dari SNI 03-6764-2002 harus memenuhi ketentuan dari
AWS D1.5M/D1.5:2015. Diameter kawat las (electrode) las harus sesuai dengan posisi
pengelasan dan ketebalan pelat.
5) Bahan Kayu
Bilamana diperlukan, kayu untuk lantai jembatan harus memenuhi syarat minimum
kelas I mutu A.
6) Sertifikat
Semua bahan baku atau acuan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh
Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa
bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua
ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik pembuatannya. Sertifikat harus
menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagian-
bagian yang di rol, baut, bahan dan pembuatan landasan jembatan dan galvanisasi.
7) Khusus Bahan Jambatan Struktur Baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa
a) Umum
Semua bahan atau elemen baja untuk pemasangan struktur jembatan baja yang
telah dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa dan disimpan dalam satu gudang
penyimpanan berbagai peralatan Pengguna Jasa atau lebih. Bahan untuk setiap
struktur jembatan yang diberikan dapat baru atau pernah dipasang sebelumnya
pada lokasi lain.
Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap struktur jembatan yang
diberikan dapat berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah
dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa. Sistem tersebut dapat termasuk atau
tidak termasuk elemen lantai jembatan dan dapat dipasang dengan salah satu
cara pelaksanaan kantilever berikut ini :
7 - 74
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Elemen Struktur Jembatan Rangka Baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa
akan mencakup seluruh elemen, sub elemen, landasan, perkakas dan peralatan
yang memungkinkan Penyedia Jasa untuk merakit dan memasang struktur
jembatan rangka baja menurut prosedur yang disarankan oleh pabrik
pembuatnya.
7 - 75
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Seluruh bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa akan diperoleh Penyedia
Jasa pada satu depot penyimpanan peralatan atau lebih yang telah ditentukan
dan disebutkan dalam dokumen pemilihan.
Penyedia Jasa harus membuat seluruh pengaturan yang diperlukan untuk serah
terima yang tepat pada waktunya, pengangkutan dan pengiriman yang aman ke
lokasi pekerjaan atas seluruh bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus memeriksa dan mengawasi kuantitas dan kondisi seluruh
bahan yang akan disediakan oleh Pemilik terhadap daftar pengapalan dari
pabrik pembuatnya sebelum menerima bahan tersebut dan harus melaporkan
dan mendapatkan kepastian dari wakil Pengguna Jasa di gudang penyimpanan
bahan atas setiap kerusakan atau kehilangan setiap bahan yang ditemukan.
Penyedia Jasa harus menandatangani surat pengiriman begitu selesai
pemeriksaan dan pencatatan, dan selanjutnya harus bertanggung jawab atas
kehilangan setiap bahan dalam penanganannya.
Bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang hanya digunakan untuk
sementara selama operasi pemasangan, seperti bahan untuk struktur rangka
pemberat (anchor frame), struktur rangka pengimbang (counter-balance
frame), perancah ujung peluncuran (launching nose framework), rol perakitan,
rol peluncuran, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan perkakas
perakitan lainnya, harus diinventarisasikan secara terpisah pada saat
diserahterimakan kepada Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus mengembalikan
semua bahan tersebut pada Pengguna Jasa dalam keadaan baik setelah operasi
pemasangan selesai.
Seluruh bahan harus disimpan sesuai dengan ketentuan Seksi 1.11 Spesifikasi
ini dengan ketentuan tambahan berikut :
ii) Bagian struktur berbentuk gelagar I atau profil kanal harus disimpan
dengan bagian badan (web) balok dalam posisi tegak untuk mencegah
tergenangnya air dan tertahannya kotoran pada bagian badan (web)
gelagar tersebut.
iv) Seluruh baut dan perlengkapan kecil harus disimpan dalam wadah atau
kaleng di lokasi yang kering dan tidak terekspos cuaca.
7 - 76
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengguna Jasa, maka harus disediakan oleh Penyedia Jasa. Dalam hal ini,
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa semua elemen baru yang dipasok terdiri
dari bahan yang setara atau lebih baik dari spesifikasi pabrik aslinya, dan semua
elemen fabrikasi dibuat, diselesaikan dan ditandai dengan teliti sesuai dengan
dimensi dan toleransi seperti ditunjukkan dalam gambar kerja dari pabrik
aslinya.
Hasil pengelasan yang retak atau rusak pada elemen yang dilas di
bengkel harus dikupas, disiapkan dan dilas ulang dengan teliti menurut
standar pengelasan yang ditentukan pabrik pembuatnya sesuai dengan
mutu atau mutu-mutu bahan yang akan dilas. Prosedur pengelasan
yang akan dipakai untuk pekerjaan perbaikan harus dirancang
sedemikian hingga dapat memperkecil setiap distorsi pada elemen
elemen yang sedang diperbaiki, agar toleransi fabrikasi yang
ditentukan pabrik pembuatnya dapat dipertahankan.
7 - 77
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Kayu yang digunakan untuk bahan lantai jembatan secara umum harus
memenuhi ketentuan bahan, penyimpanan dan kecakapan kerja untuk batang
kayu (lumber) dan kayu (timber) sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi
8.10 dari Spesifikasi ini. Semua kayu harus dipasok dalam keadaan sudah
dipotong dan sudah dilubangi menurut ukuran yang diberikan dalam gambar
kerja dari pabrik pembuat jembatan. Kecuali diperintah lain menurut Pasal
7.4.2.7).e) di atas, baut, pasak, mur, ring penutup dan perangkat keras
penghubung lainnya untuk memasang lantai kayu tidak disediakan oleh
Penyedia Jasa.
1) Umum
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan
dalam Pasal 7.4.1.4).
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan ring, jika diperlukan, untuk menjamin
agar celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang segaris dan
berdampingan tidak melampaui 1 mm untuk baut geser mutu tinggi dan 2 mm untuk
jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat
kesalahan penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali
ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan
ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses rolling maupun kombinasi toleransi
akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran yang diizinkan di atas, maka
penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu kelandaian 1:4.
2) Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi yang
terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada
elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan
dengan suatu radius kira-kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung,
batang pengikat dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser
(shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus
7 - 78
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-
sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.
a) Lubang untuk Baut Tidak Terbenam (counter-sunk) dan Baut Hitam (tidak
termasuk toleransi rapat, Baut Silinder (turned barrel bolt) dan Baut Geser
Mutu Tinggi):
Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal baut.
Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar atau
dilubangi kecil dengan alat pons kemudian diperbesar.
Bilamana beberapa pelat atau elemen membentuk suatu elemen majemuk,
pelat-pelat tersebut harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem
atau baut penyetel dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu
kali operasi, atau sebagai alternatif, pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan
berulang-ulang, pelat atau elemen dapat dilubangi secara terpisah dengan
menggunakan jig atau mal. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri
akibat pelubangan harus dihaluskan/dibuang.
Diameter lubang harus sama dengan diameter nominal Baut Batang (shank)
atau Silinder (barrel), memenuhi toleransi – 0,0 mm , dan + 0,15 mm.
Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder
harus digabung menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus
dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi dan selanjutnya
diperbesar setelah perakitan. Bilamana cara ini tidak dapat dilakukan maka
bagian-bagian yang terpisah harus dibor melalui jig baja dan diperbesar jika
diperlukan. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat
pelubangan harus dibuang.
Lubang harus silindris dan tegak lurus pada permukaan pelat kecuali
disyaratkan lain.
Pada umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diamater nominal untuk
baut sampai diameter 16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal
untuk baut yang lebih besar.
Jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada ketebalan pelat. Jarak dari
pusat lubang sampai tepi pelat hasil pemotongan cara geser harus minimum 1,7
kali diameter nominal baut, sedangkan untuk tepi pelat yang di rol atau
dipotong dengan las, harus minimum 1,5 kali diameter nominal baut.
7 - 79
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan selama operasi tersebut dan
perhatian khusus harus diberikan agar lubang-lubang tersebut tidak rusak.
4) Pengaku
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban
terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik, di
lapangan atau baja yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari flens, dilas
sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau disyaratkan) pada flens di mana
beban tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban. Pengaku yang tidak
dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukkan atau disyaratkan
lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah digalvanisasi.
7.4.4 PELAKSANAAN
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel
sebelum dikirim ke lapangan.
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban tarik sebelum baut mengalami deformasi
permanen (proof load - sekitar 65% terhadap kuat leleh mutu baut) harus mempunyai
mur tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan di mana bidang
kontak mempunyai sudut lebih dari 1 : 20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus
sumbu baut. Baut harus mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat
dimasukkan ke dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur.
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. Suatu
"snap" harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan tenaga
manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang
dari 380 mm untuk diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk
dengan palu pada saat mur sedang dikencangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali
ditentukan lain.
a) Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh
melebihi 1 : 20 terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-
bagian yang akan dibaut harus dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh
diberi gasket (lem paking mesin) atau setiap bahan yang dapat didesak lainnya.
Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk
yang berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali
kerak pabrik yang keras dan juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti
duri akibat pemotongan atau pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang
menghambat elemen-elemen tersebut untuk dapat duduk sebagaimana
mestinya.
7 - 80
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
c) Baut Tarik
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara
pengendalian dengan torsi sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan atau sesuai dengan manual pengencangan baut yang diterbitkan oleh
pemasok bahan struktur baja yang akan dipasang, baik jenis struktur gelagar
baja, gelagar baja komposit atau rangka baja.
4) Kekencangan Baut
Persyaratan kekencangan baut mengacu pada Pasal 7.4.2.2) dan/atau Surat Edaran
Menteri PUPR No.14/SE/M/2015 dan/atau SNI 8458:2012.
5) Pengelasan
Cara menandai setiap pelengkap sementara harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Pekerjaan. Setiap goresan pada pelengkap sementara harus diperbaiki sampai
diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana perbaikan dengan pengelasan diperlukan,
maka perbaikan ini harus dilaksanakan atas persetujuan Pengawas Pekerjaan.
Permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan
pengelasan yang mengenai permukaan harus dibersihkan.
7 - 81
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Agar dapat memperoleh ketebalan elemen baja yang penuh pada sambungan dengan
pengelasan maka harus digunakan pelat penyambung “run-on”dan “run-off”pada
bagian ujung elemen.
7) Pengangkutan
Setiap elemen harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan Penyedia Jasa harus memberikan suatu diagram pemasangan atau
manual pemasangan dengan tanda-tanda pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya.
Elemen struktur harus diangkat dengan cara sedemikian rupa sehingga elemen struktur
pada waktu diangkut dan dibongkar di tempat tujuannya tidak mengalami tegangan,
deformasi yang berlebihan, atau kerusakan lainnya.
Baut dengan panjang dan diameter yang sama, serta mur dan ring harus dijadikan satu
set (mur dan ring dimasukkan dalam uliran baut) dan sudah diberi pelumas Molibdenum
Disulfida (MoS2) untuk dikemas dalam tempat/kemasan. Pen (pin), bagian-bagian yang
kecil, harus dikirim dalam wadah yang dapat berupa kotak, krat atau tong, dan berat
kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Daftar dan uraian dari bahan-
bahan yang terdapat di dalam setiap kemasan harus tertulis dan disebutkan pada bagian
luar kemasan dan diusahakan tidak mudah hilang atau tersobek pada waktu pengiriman.
Penyedia Jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan untuk
pemasangan struktur baja. Perlengkapan pemasangan ini termasuk pengaku sementara,
semua perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit (drift) dan baut
penyetel.
Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan dipelihara sebagaimana
mestinya agar dalam tahap pemasangan semua perancah dan pengaku-pengaku
berfungsi dan dapat menahan semua gaya dan beban struktur baja selama pemasangan.
a) Umum
7 - 82
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Struktur jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa dirancang untuk
dirakit dan dipasang di lapangan hanya dengan menggunakan baut
penghubung. Pengelasan di lapangan yang tidak diizinkan kecuali secara jelas
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Tahap Pekerjaan
Setelah Penyedia Jasa menyerahkan Gambar Kerja (Shop Drawing) untuk tiap
jembatan baja yang termasuk dalam cakupan Kontrak, Penyedia Jasa harus
menjadwalkan program pekerjaannya sedini mungkin dalam Masa
Pelaksanaan. Urutan dan waktu yang sangat terinci dari operasi pemasangan
untuk setiap jembatan harus digabungkan dalam jadwal pelaksanaan Penyedia
Jasa, revisi harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan resmi sesuai dengan ketentuan Seksi 1.12 dari Spesifikasi ini.
i) Pekerjaan Sipil
7 - 83
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8, dengan
ketentuan tambahan berikut ini :
Setiap bagian harus dirakit dengan akurat sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar atau manual pemasangan yang disediakan oleh Penyedia Jasa serta
mengikuti semua tanda yang telah diberikan. Bahan struktur baja harus
dikerjakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kerusakan
seperti terdapat bagian-bagian yang bengkok, patah, atau kerusakan lainnya.
Tidak boleh digunakan palu yang dapat melukai atau mengubah posisi elemen-
elemen. Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam
kontak permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit.
Sebelum perakitan semua bidang kontak harus dibersihkan, bebas dari kotoran,
minyak, kerak yang lepas, bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan
atau pelubangan, bintik-bintik, dan cacat lainnya yang akan menghambat
pemasangan yang rapat atas elemen-elemen yang dirakit.
Pada elemen struktur baja yang akan dipasang dengan cara kantilever, harus
dipastikan bahwa semua elemen struktur baja sudah tersedia dan dipasang
dengan seksama sehingga akan didapat lendutan balik (camber) yang
sebagaimana mestinya sesuai dengan desain atau yang tertulis dalam manual
7 - 84
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Untuk jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, baut penyambung
harus dipasang dengan panjang dan diameter sesuai dengan manual dan
sebagaimana yang ditunjukkan dalam daftar baut dari pabrik pembuat
jembatan. Ring harus ditempatkan di bawah elemen-elemen (mur atau kepala
baut) yang berputar dalam pengencangan. Bilamana permukaan luar bagian
yang dibaut mempunyai kelandaian 1 : 20 terhadap bidang tegak lurus sumbu
baut, maka ring serong yang halus harus dipakai untuk mengatasi
ketidaksejajarannya. Dalam segala hal, hanya boleh terdapat satu permukaan
tanpa kelandaian, elemen yang diputar harus berbatasan dengan permukaan ini.
7 - 85
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Cara Pengukuran
Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja
yang telah selesai dikerjakan, terdiri atas pelat, bagian-bagian yang dirol,
sambungan geser (shear connector), pengaku, penjepit, paking, pelat
sambungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya penyimpangan yang
diizinkan atas berat standar atau dimensi nominal dan termasuk berat las, fillet,
baut, mur, ring, kepala paku keling dan lapisan pelindung. Tidak ada
pengurangan yang dibuat untuk penakikan, lubang baut.
Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan dibayar, biaya pekerjaan
ini dianggap telah termasuk dalam harga penawaran untuk penyediaan baja
struktur.
b) Perakitan dan Pemasangan Struktur Jembatan Baja dan Jembatan Rangka Baja
Standar
Berat total struktur yang diukur untuk pembayaran harus dihitung sebagai berat
total semua elemen baja yang digunakan dalam pemasangan struktur akhir,
termasuk bagian-bagian baja fabrikasi, pelat, landasan jembatan semi
permanen, baut, mur, ring dan pengencang lainnya, dan lantai pra-fabrikasi
lainnya, bilamana lantai ini termasuk dalam rancangan. Berat elemen baja yang
digunakan selama operasi pemasangan yang bukan berasal dari bagian struktur
akhir, termasuk elemen dan perlengkapan untuk struktur rangka pengimbang,
rangka pemberat, ujung peluncur, rol perakit dan sejenisnya tidak termasuk
dalam berat yang diukur untuk pembayaran.
7 - 86
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penggantian elemen yang hilang atau yang rusak berat, jika ditentukan
oleh Pangawas Pekerjaan sesuai dengan Pasal 7.4.2.7).e), tidak boleh
diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Kompensasi untuk
pemasokan setiap elemen pengganti harus dibuat berdasarkan mutu
Baja Struktur sesuai dengan ketentuan Seksi 7.4 dari Spesifikasi ini.
7 - 87
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Dasar Pembayaran
7 - 88
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.4.(1a) Penyediaan Baja Struktur Grade 250 (Kuat Leleh 250 Kilogram
MPa)
7.4.(1b) Penyediaan Baja Struktur Grade 345 (Kuat Leleh 345 Kilogram
MPa)
7.4.(1c)▪ Penyediaan Baja Struktur Grade 485 (Kuat Leleh 485 Kilogram
MPa)
7.4.(1d)▪ Penyediaan Baja Struktur Grade 690 (Kuat Leleh 690 Kilogram
MPa untuk Tebal Pelat ≤ 2,5 inch)
▪
7.4.(1e)▪ Penyediaan Baja Struktur Grade 690 (Kuat Leleh 620 Kilogram
MPa untuk Tebal Pelat >2,5 – 4,0 inch)
▪
7.4.(2)▪ Pemasangan Baja Struktur Kilogram
▪ 7.4.(3) ▪
Penyediaan Struktur Jembatan Rangka Baja Standar Kilogram
..... m
7.4.(4) ▪
Pemasangan Jembatan Rangka Baja Standar panjang Kilogram
...... m
7 - 89
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 90
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.5
7.5.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Fondasi Tiang Bor Sekan (Secant Pile) adalah elemen
struktur berupa serangkaian tiang bor yang saling berpotongan dan berinteraksi
langsung dengan tanah. Tiang bor sekan ini umumnya digunakan sebagai
dinding penahan tanah (retaining wall) yang berfungsi untuk menahan tekanan
tanah dan aliran air tanah. Bila diperlukan, untuk menahan gaya lateral dapat
menggunakan ankur.
b) Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan Tiang Bor Beton Tanpa Tulangan (Tiang
Primer) dan Tiang Bor Beton Dengan Tulangan (Tiang Sekunder).
Tiang uji harus diuji dengan pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan dari Pasal
7.6.1.3) dan Pasal 7.6.1.4) dari Spesifikasi ini, termasuk Pile Integrity Test (PIT) yang
mengacu pada ASTM D5882-16 untuk mengetahui integritas tiang.
4) Toleransi
b) Kelurusan
Kelurusan tiang beton cor langsung di tempat tidak boleh melampaui 0,01
panjang tiang dalam segala arah.
7 - 91
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tiang Bor harus ditunjukkan dalam Gambar, pergeseran lateral kepala tiang
dari posisi yang ditentukan dalam Gambar tidak boleh melampaui 50 mm
dalam segala arah.
5) Standar Rujukan
Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1, 7.3 dan 7.6 dari Spesifikasi ini harus harus
digunakan.
6) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Bilamana toleransi yang diberikan dalam Pasal 7.6.1.7) tidak terpenuhi, maka
Penyedia Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap
sesuai arahan Pengawas Pekerjaan dengan biaya sendiri.
b) Pengujian tiang perlu disampaikan mencakup kedalaman tiang bor (pit) dan
daya dukung yang jumlah kebutuhannya sesuai dengan arahan Pengawas
Pekerjaan.
c) Setiap tiang bor yang rusak akibat cacat harus dibongkar atau diperbaiki dengan
cara grouting atau sesuai dengan instruksi dari Pengawas Pekerjaan dengan
biaya sendiri Penyedia Jasa.
d) Setiap tiang bor yang mutu betonnya tidak mencapai mutu yang diisyaratkan
Pasal 7.1.6.3).i) dari Spesifikasi ini harus diperbaiki, termasuk bila harus
menambah titik tiang bor dilaksanakan dengan biaya sendiri.
7.5.2 BAHAN
Bahan yang digunakan untuk fondasi tiang bor sekan ini mengikuti ketentuan dari Seksi
7.6.2 dari Spesifikasi ini.
7.5.3 PELAKSANAAN
Pelaksanaan fondasi tiang bor sekan mengikuti ketentuan dalam Seksi 7.1, 7.3 dan 7.6
dari Spesifikasi ini serta :
a) Tiang bor primer disyaratkan mempunyai mutu minimum fc’ 15 MPa dengan
jarak antar tiang yang lebih kecil dari diameter tiang bor sekunder;
c) Untuk menghubungkan tiang bor primer dan sekunder, perlu dipasang kepala
tiang (pile cap). Pengeboran Tiang Sekunder baru boleh dipasang setelah Tiang
Primer mencapai mutu beton 40% dari yang dipersyaratkan.
7 - 92
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
d) Kemiringan lubang bor tidak boleh melebihi 0,0025 total panjang tiang ke
segala arah untuk mencegah rongga antar tiang dan terjaminnya penyatuan
dengan Tiang Primer.
e) Untuk memastikan bahwa fondasi sekan tidak hanya untuk menahan gaya
lateral, maka sistem pengaliran air tanah (dewatering) perlu dibuat.
Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai untuk melakukan pengeboran dan
penuh ketelitian agar Tiang Primer yang telah terpasang tidak mengalami kerusakan.
Mutu bahan, metode kerja dan hasil pekerjaan harus dipantau dan dikendalikan seperti
yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.1, 7.3 dan 7.6 dari Spesifikasi
ini.
1) Pengukuran
Tiang bor diukur penuh sebelum dilakukan pengeboran untuk pekerjaan Tiang
Sekunder dalam meter panjang. Panjang untuk pembayaran harus diukur dari
ujung tiang bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui lain oleh Pengawas
Pekerjaan, sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong sesuai
elevasi yang disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
arahan Pengawas Pekerjaan.
Pengukuran tiang bor harus merupakan jumlah aktual dalam meter panjang
tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima sebagai suatu struktur. Panjang
untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang bor sebagaimana Gambar dan
disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan, sampai elevasi yang dipersyaratkan
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Pengawas
Pekerjaan.
c) Tiang Uji
Tiang uji termasuk bagian dari fondasi tiang bor sekan yang jumlahnya
disesuaikan dengan Gambar atau arahan Pengawas Pekerjaan.
7 - 93
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
2) Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut dan merupakan
kompensasi penuh untuk pengeboran, perawatan, pengujian, baja tulangan dalam beton,
dan juga termasuk selubung (casing) yang kemudian akan dilepas, semua tenaga kerja dan
setiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
7.5.(3) Tiang bor sekan primer diameter 100 cm (fc’ ≥ 15 Meter Panjang
MPa)
7.5.(4) Tiang bor sekan sekunder diameter 100 cm (fc’ ≥ Meter Panjang
30 MPa)
7.5.(5) Tiang bor sekan primer diameter 120 cm (fc’ ≥ 15 Meter Panjang
MPa)
7.5.(6) Tiang bor sekan sekunder diameter 120 cm (fc’ ≥ Meter Panjang
30 MPa)
7.5.(7) Tiang bor sekan primer diameter 150 cm (fc’ ≥ 15 Meter Panjang
MPa)
7.5.(8) Tiang bor sekan sekunder diameter 150 cm (fc’ ≥ Meter Panjang
30 MPa)
7.5.(9) Tiang bor sekan primer diameter ..... cm (fc’ ≥ 15 Meter Panjang
MPa)
7.5.(10) Tiang bor sekan sekunder diameter ….. cm (fc’ ≥ Meter Panjang
30 MPa)
7 - 94
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.6
FONDASI TIANG
7.6.1 UMUM
1) Uraian
a) Yang dimaksud dengan Fondasi Tiang adalah elemen utama struktur berupa tiang
yang berinteraksi langsung dengan tanah, berfungsi sebagai penopang akhir dan
menyalurkan beban dari struktur bangunan atas dan bawah jembatan ke tanah.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup tiang pancang, turap dan
tiang bor yang disediakan dan ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan
sedapat mungkin mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Tiang uji dan/atau
pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan daya dukung fondasi tiang,
jumlah dan panjang tiang pancang yang akan dilaksanakan.
d) Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar.
Tiang uji digunakan untuk mengetahui dengan pasti kedalaman dan daya dukung dari
fondasi tiang pada jembatan. Penyedia Jasa akan melengkapi dan melaksanakan tiang
uji pada lokasi yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan. Semua pengujian tiang uji
harus dilaksanakan dengan pengawasan Pengawas Pekerjaan.
Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, tiang uji harus diuji dengan
pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan dari Pasal 7.6.1.(3) dan Pasal 7.6.1.(4)
dari Spesifikasi ini.
Setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan, pemancangan tiang uji harus
dilanjutkan sampai diperintahkan untuk dihentikan. Apabila pengujian tiang uji telah
melampaui kedalaman yang ditentukan atau diperlukan serta menunjukkan bahwa daya
dukung tiang masih terus meningkat, maka Penyedia Jasa selanjutnya harus
meneruskan pengujian tiang uji tersebut sampai didapat daya dukung tiang yang sesuai
dengan rencana, dan Penyedia Jasa melengkapi sisa tiang pancang dalam struktur yang
belum diselesaikan. Dalam menentukan panjang tiang , Penyedia Jasa harus mengikuti
daftar panjang tiang pancang yang diperkirakan untuk sisa panjang yang harus
diselesaikan dalam struktur. Jumlah tiang pancang dan lokasi yang diuji akan
ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan, tetapi jumlah ini minimal satu untuk setiap
jembatan. Tiang uji dapat dilaksanakan di dalam atau di luar keliling fondasi, dan dapat
7 - 95
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
menjadi bagian dari pekerjaan yang permanen. Jumlah tiang pancang untuk jembatan
besar ditentukan oleh Perancang.
Percobaan pembebanan statis harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyerahkan detail gambar peralatan
pembebanan yang akan digunakannya kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan. Peralatan tersebut harus dibuat sedemikian hingga memungkinkan
penambahan beban tanpa menyebabkan getaran terhadap tiang uji. Pelaksanaan
pengujian Static Loading Test mengacu pada Standar ASTM D1143/D1143M-
07(2013).
4) Pengujian Dinamis
Uji beban dinamis digunakan untuk mengetahui daya dukung tiang dan integritas tiang
sebagai alternatif uji beban statis.
Apabila untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer
(PDA), maka alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada
tiang dan pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah
di sekitarnya akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini mengacu pada ASTM
D4945-17.
Apabila dipandang perlu, untuk mengetahui integritas tiang dapat dilakukan dengan
Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) dan Pile Integrity Test (PIT). Pengujian Pile
Integrity Test (PIT) mengacu pada ASTM D5882-16, sedangkan pengujian Crosshole
Sonic Logging (CSL) mengacu pada ASTM D6760-16.
6) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian harus dipantau dan
dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan dalam Seksi 7.1, 7.2, 7.3
dan 7.4 dari Spesifikasi ini.
7 - 96
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7) Toleransi
Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan tidak boleh lebih
melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 per 50).
c) Kelengkungan (Bow)
(i) Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung di tempat harus tidak
boleh melampaui 0,01 dari panjang suatu tiang pancang dalam segala
arah.
(ii) Kelengkungan lateral tiang pancang baja tidak boleh melampaui
0,0007 dari panjang total tiang pancang.
Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) harus – 0% sampai + 5% dari
diameter nominal pada setiap posisi.
8) Standar Rujukan
AASHTO :
AASHTO M111M/M111-15 : Zinc (Hot-DipGalvanized) Coatings om Iron
and Steel Products
AASHTO M133-12 : Preservatives and Pressure Treatment
Processes for Timber.
AASHTO M168-07(2012) : Wood Products
AASHTO M202M/M202-08(2012) : Steel Sheet Piling.
7 - 97
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
ASTM :
ASTM A252-10 : Standard Specification for Welded and Seamless
Steel Pipe Piles.
ASTM D1143/D1143M-07(2013) : Standard Test Methods for Deep Foundations
Under Static Axial Compressive Load.
ASTM D4945-17 : Standard Test Method for High-Strain Dynamic
Testing of Deep Foundations..
ASTM D5882-16 : Standard Test Method for Low Strain Impact
Integrity Testing of Deep Foundations.
ASTM D6760-16 : Standard Test Method for Integrity Testing of
Concrete Deep Foundations by Ultrasonic
Crosshole Testing.
Semen, agregat dan baja tulangan harus disimpan sebagaimana yang disyaratkan dalam
Seksi 7.1 dan 7.3 dari Spesifikasi ini. Unit-unit beton bertulang atau prategang dan unit-
unit baja harus ditempatkan bebas dari kontak langsung dengan permukaan tanah dan
ditempatkan pada penyangga kayu di atas tanah keras yang tidak akan turun baik musin
hujan maupun kemarau, akibat beban dari unit-unit tersebut. Bilamana unit-unit
tersebut disusun dalam lapisan-lapisan, maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan
penyangga kayu dipasang di antara tiap lapisan. Penyangga untuk setiap lapisan harus
dipasang di atas lapisan yang terdahulu. Untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga
harus dipasang pada jarak tidak lebih dari 20% dari ukuran panjang unit, yang diukur
dari setiap ujung.
11) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Bilamana toleransi yang diberikan dalam Pasal 7.6.1.7) telah dilampaui, maka
Penyedia Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang dianggap perlu
oleh Pengawas Pekerjaan dengan biaya sendiri.
7 - 98
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
b) Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal) atau pemancangan
tidak sebagaimana mestinya, dipancang keluar dari lokasi yang semestinya atau
dipancang di bawah elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan oleh
Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
c) Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan dan
dikerjakan atas biaya Penyedia Jasa, akan mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi
berikut ini :
7.6.2 BAHAN
1) Kayu
Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau tidak
diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak lurus
terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya. Selanjutnya
semua kulit kayu harus dibuang.
Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras dan bebas dari kerusakan, mata kayu,
bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan
AASHTO M133-12 Preservatives and Pressure Treatment Processes for Timber.
Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam
Gambar.
2) Beton
Beton harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.1. Bilamana beton akan dicor di dalam
air, seperti halnya dengan tiang beton cor langsung di tempat, maka beton harus dicor
dengan cara tremi dan harus mempunyai proporsi campuran yang memenuhi kriteria
kelecakan (workability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability).
Beton Memadat Sendiri (SCC) digunakan untuk isian tiang pancang pipa baja dan tiang
bor beton.
3) Baja Tulangan
Tiang pancang beton pratekan pracetak harus memenuhi ketentuan dari Seksi 7.2.
7 - 99
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pipa baja yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252-10 Grade 2.
Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan dari SNI
03-6764-2002 (ASTM A36/A36M-14).
Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak boleh kurang dari 4,8 mm.
Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk
dipancang dengan metode yang ditentukan tanpa distorsi.
Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling ujung
tiang pancang.
Sepatu dan sambungan tiang pancang harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
7) Turap Baja
7.6.3 TURAP
1) Umum
a) Yang dimaksud dengan Turap adalah suatu jenis tiang pancang khusus yang
digunakan untuk dinding penahan tanah atau untuk pengamanan terhadap
gerusan.
b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup turap yang disediakan dan
dipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin
mendekati Gambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
i) Turap Kayu
ii) Turap Baja
iii) Turap Beton Pracetak
Jenis turap yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
2) Turap Kayu
Setiap turap kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan
bahwa turap kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang
diizinkan.
7 - 100
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
memasang cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih
efektif.
Setelah pemancangan, kepala turap harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
sampai bagian kayu yang keras.
Turap harus dilengkapi dengan sepatu yang sesuai untuk melindungi ujungnya selama
pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang
lunak. Posisi sepatu harus benar-benar sentris (pusat sepatu sama dengan pusat turap)
dan dipasang dengan kuat pada ujungnya. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus
cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan.
Bilamana diperlukan untuk menggunakan turap yang terdiri dari dua batang atau lebih,
permukaan ujungnya harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk
menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada turap yang
digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja,
atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk
kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang diperlukan. Turap harus
diperkuat dengan baja penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai
lendutan maksimum harus dihindarkan.
Turap harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan
sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan
tanpa kerusakan.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan turap maupun tegangan yang terjadi akibat
pemancangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh tidak boleh
kurang dari yang dipersyaratkan dalam Seksi 7.3.1.5) dari Spesifikasi ini.
Turap harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau mempunyai sumbu yang sama
(co-axial), jika dipancang masuk ke dalam atau menembus jenis tanah seperti batu,
kerikil kasar, tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya yang mungkin dapat
merusak ujung turap beton. Sepatu tersebut dapat terbuat dari baja atau besi tuang.
Untuk tanah liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat ditiadakan. Luas ujung
sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan dalam beton pada bagian turap ini
masih dalam batas yang aman seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Turap dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.1 dan Seksi 7.3 dari
Spesifikasi ini. Waktu yang diizinkan untuk memindahkan turap harus ditentukan
dengan menguji empat buah benda uji yang telah dibuat dari campuran yang sama dan
dirawat dengan cara yang sama seperti turap tersebut. Turap tersebut dapat dipindahkan
bilamana pengujian kuat tekan pada keempat benda uji menunjukkan kekuatan yang
lebih besar dari tegangan yang terjadi pada turap yang dipindahkan, ditambah dampak
dinamis yang diperkirakan dan dikalikan dengan faktor keamanan, semuanya harus
berdasarkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
7 - 101
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tidak ada turap beton pracetak yang boleh dipancang sebelum berumur minimum 28
hari atau telah mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
Setiap turap harus ditandai dengan tanggal pengecoran dan panjangnya, ditulis dengan
jelas dekat kepala turap.
Penyedia Jasa dapat menggunakan semen dengan penambahan admixture agar bahan
turap beton cepat mengeras. Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis kepada
Pengawas Pekerjaan atas penggunaan jenis dan penggunaan bahan tambah kimia
(admixture) yang diusulkan. Bahan tambah kimia (admixture) yang akan digunakan
untuk campuran beton harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan.
Periode dan ketentuan perlindungan sebelum pemancangan harus sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
4) Turap Baja
Pada umumnya, turap baja struktur harus berupa profil baja yang harus sesuai dengan
AASHTO M202M/M202-08(2012).
Bilamana korosi pada turap baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-ruasnya
yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan galvanis sesuai AASHTO
M111M/M111-15 atau dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung yang telah
disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat
diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang turap baja yang
terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas muka
air terendah, harus dilindungi dari korosi.
Sebelum pemancangan, kepala turap harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang
pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja atau
pantek harus ditambatkan pada balok kepala tiang (pile cap), atau tiang pancang dengan
panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam balok kepala tiang (pile cap).
1) Umum
Semua tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk
memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan
toleransi yang diizinkan.
Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang memerlukan pengawetan, yang
harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133-12 dengan menggunakan instalasi
peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam ini tidak tersedia, pengawetan
dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus digunakan. Beberapa kayu keras
dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada umumnya, kebutuhan untuk
mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan beratnya kondisi pelayanan.
7 - 102
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Setelah pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum balok
kepala tiang (pile cap) dipasang.
Bilamana tiang pancang kayu lunak membentuk fondasi struktur permanen dan akan
dipotong sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan
untuk memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah
permukaan air tanah yang terendah yang diperkirakan.
Bilamana digunakan balok kepala tiang (pile cap) dari beton, kepala tiang pancang
harus tertanam dalam balok kepala tiang tersebut dengan kedalaman yang cukup
sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling
sedikit 150 mm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan
pada beton.
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung
tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada
tanah yang lunak. Posisi sepatu harus benar-benar sentris (pusat sepatu sama dengan
pusat tiang pancang) dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara
sepatu dan kayu harus cukup untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama
pemancangan.
5) Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu
dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan
beratnya tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan
selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu
berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa
tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.
6) Penyambungan
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang
atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap
panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang.
Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau
pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku yang dilas
menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan kekuatan yang
diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa penyambung.
Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus dihindarkan.
7 - 103
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
1) Umum
Tiang pancang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-
sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) dapat digunakan
bilamana panjang tiang yang diperlukan melebihi dari biasanya atau sesuai dengan
Gambar.
2) Penyambungan
Bilamana perpanjangan melebihi 1,50 m, acuan harus dibuat sedemikian hingga tinggi
jatuh pengecoran beton tak melebihi 1,50 m.
Sebelum pengecoran beton, kepala tiang pancang harus dibersihkan dari semua bahan
lepas atau pecahan dan kotoran lain, dibasahi sampai merata dan diberi adukan semen
yang tipis. Mutu beton yang digunakan sekurang-kurangnya harus sama dengan mutu
beton tiang pancang yang akan disambung. Mutu beton yang digunakan harus sama
dengan mutu tiang pancang yang akan disambung, kecuali diperintahkan lain oleh
Pengawas Pekerjaan.
Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 hari setelah pengecoran atau setelah
beton mencapai kuat tekan minimum yang disyaratkan. Perpanjangan tiang pancang
harus dirawat dan dilindungi dengan cara yang sama seperti tiang pancang yang akan
7 - 104
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau mempunyai sumbu yang
sama (co-axial), jika dipancang masuk ke dalam atau menembus jenis tanah seperti
batu, kerikil kasar, tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya yang mungkin
dapat merusak ujung tiang pancang beton. Sepatu tersebut dapat terbuat dari baja atau
besi tuang. Untuk tanah liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat ditiadakan.
Luas ujung sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan dalam beton pada bagian
tiang pancang ini masih dalam batas yang aman seperti yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan.
Tiang pancang dibuat dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Seksi 7.1 dan Seksi 7.3
dari Spesifikasi ini. Waktu yang diizinkan untuk memindahkan tiang pancang harus
ditentukan dari hasil uji minimum 3 buah benda uji yang telah dibuat dari campuran
yang sama dan dirawat dengan cara yang sama seperti tiang pancang tersebut. Tiang
pancang tersebut dapat dipindahkan bilamana pengujian kuat tekan menunjukkan suatu
nilai kekuatan rata-rata yang mewakili yang lebih besar dari tegangan yang terjadi pada
tiang pancang pada saat dipindahkan, ditambah dampak dinamis yang diperkirakan dan
dikalikan dengan faktor keamanan, semuanya harus berdasarkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.
Ruas tiang pancang yang akan terekspos untuk pemancangan yaitu tiang-tiang rangka
pendukung, harus diselesaikan sesuai dengan Pasal 7.1.5.3).
Tiang pancang tidak boleh dipancang sebelum berumur paling sedikit 28 hari atau telah
mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
Acuan samping dapat dibuka minimum 24 jam setelah pengecoran beton atau setelah
beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan, tetapi seluruh tiang pancang tidak
boleh digeser dalam waktu minimum 7 hari setelah pengecoran beton, atau setelah beton
mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan. Perawatan harus dilaksanakan minimum selama 7 hari setelah
pengecoran atau sampai beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan dengan
mempertahankan tiang pancang dalam kondisi basah selama jangka waktu tersebut.
Selama operasi pengangkatan, tiang pancang harus didukung pada titik seperempat
panjangnya atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana
tiang pancang tersebut akan dibuat 1,5 m lebih panjang daripada panjang yang
disebutkan dalam Gambar, Pengawas Pekerjaan akan memerintahkan menggunakan
baja tulangan dengan diameter yang lebih besar dan/atau memakai tiang pancang
dengan ukuran yang lebih besar dari yang ditunjukkan dalam Gambar.
Setiap tiang harus ditandai dengan tanggal pengecoran dan panjang, ditulis dengan jelas
di dekat kepala tiang pancang.
7 - 105
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Penyedia Jasa dapat menggunakan semen yang ditambah dengan bahan tambah kimia
sehingga beton dapat cepat mengeras untuk tiang pancang bila disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu secara tertulis kepada Pengawas
Pekerjaan atas penggunaan mutu beton yang diusulkan. Periode dan ketentuan
perlindungan sebelum pemancangan harus sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
Beton harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian sehingga beton yang
tertinggal akan masuk ke dalam balok kepala tiang (pile cap) sedalam 50 mm sampai
100 mm atau sebagaimana ditunjukkan di dalam Gambar. Untuk tiang pancang beton
bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan harus cukup panjang
sehingga dapat diikat ke dalam pile cap dengan baik seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar. Untuk tiang pancang beton pratekan, panjang kawat prategang yang tertinggal
setelah pengupasan harus dimasukkan ke dalam pile cap sedalam 50 mm sampai 100
mm. Pengankuran ini harus dilengkapi, jika perlu, dengan baja tulangan yang di cor ke
dalam bagian atas tiang pancang. Sebagai alternatif, pengikatan dapat dihasilkan
dengan baja tulangan lunak yang di cor ke dalam bagian atas dari tiang pancang pada
saat pembuatan. Pengupasan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-hati
untuk mencegah terjadinya pecah atau kerusakan lainnya pada sisa tiang pancang.
Setiap beton yang retak atau cacat harus dipotong dan diperbaiki dengan beton baru
yang direkatkan sebagaimana mestinya dengan beton yang lama.
Sisa bahan potongan tiang pancang, yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak
perlu diamankan, harus dibuang sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
1) Umum
Pada umumnya, tiang pancang baja struktur berupa profil baja dilas biasa, pipa baja dan
persegi dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau persegi digunakan, dan
akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum fc’ 30 MPa hingga kedalaman
minimum 8 meter di bawah permukaan tanah rencana sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Gambar dengan beton SCC dan mutu seperti yang disyaratkan dan memenuhi
kriteria keawetan (durability). Bahan isian pasir di dalam tiang pancang baja pipa harus
dalam kondisi bersih dan tidak mengandung bahan yang korosif seperti pasir laut.
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau
ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan
menggunakan lapisan pelindung yang bersifat anti karat dan telah disetujui dan/atau
digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan
akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap
panjang yang tertanam dalam tanah yang terganggu di atas muka air terendah, harus
dilindungi dari korosi.
Tiang pancang baja yang berada pada daerah berair (sungai), maka tiang pancang
tersebut harus diberi lapisan pelindung anti karat minimum 1,5 meter di atas muka air
banjir terbesar dan 0,5 meter di bawah muka air terendah, sedangkan untuk tiang
pancang yang berada pada daerah pasang surut diberi lapisan pelindung cat anti karat
7 - 106
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
pada daerah 1,5 meter di atas muka air pasang dan 0,5 meter di bawah muka air surut.
Bahan cat anti karat dan ketebalan cat sesuai dengan yang disyaratkan dalam Seksi 8.7.
Semua sambungan tiang pancang yang dilas harus diberi lapisan anti karat sesuai
dengan yang disyaratkan Pasal 7.6.5.2) dalam Spesifikasi ini.
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan
sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi,
batang baja atau pantek harus ditambatkan pada balok kepala tiang, atau tiang pancang
dengan panjang yang cukup harus ditanamkan ke dalam balok kepala tiang (pile cap).
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil baja
gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka
ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan
mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa
atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana sepatu tiang diperlukan,
maka sepatu tiang ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar atau yang
dibentuk sedemikian rupa dari pelat baja dengan mutu yang sama atau baja fabrikasi.
1) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang dan mencapai kedalaman yang telah ditentukan atau
mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bilamana diperlukan,
Penyedia Jasa dapat melakukan penyelidikan tanah dengan tanggungan biaya sendiri.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli,
maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian
khusus harus diberikan agar dasar fondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-
batas yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel dan
kepala tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau besi non-magnetik
sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja, bantalan topi,
katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan
tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus
dipancang secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat. Semua
pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya, dan
7 - 107
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
palu pancang tidak boleh diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan atau wakilnya.
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu
sesuai yang ditunjukkan dalam Gambar, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, atau ditentukan dengan pengujian pembebanan sampai mencapai
kedalaman penetrasi akibat beban pengujian tidak kurang dari dua kali beban yang
dirancang, yang diberikan menerus untuk penurunan sekurang-kurangnya 60 mm.
Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi dari yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat lebih tinggi jika
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam kelompok tersebut
sehingga beban yang dapat didukung setiap tiang pancang tidak melampaui kapasitas
daya dukung yang aman, atau Pengawas Pekerjaan dapat mengubah rancangan
bangunan bawah jembatan bilamana dianggap perlu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat
palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta
topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang 2,2
ton, sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan rumus pemancangan Hiley.
Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sesuai dengan jenis alat pancang
yang digunakan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Alat
pancang dengan jenis drop hammer, diesel atau hidrolik yang disetujui, harus mampu
memasukkan tiang pancang dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang
ditentukan dari rumus pemancangan yang disetujui
Pemancangan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus
dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang
lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh-
contoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :
a) Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus
ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.
b) Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi
yang dalam terjadi pada setiap penumbukan.
c) Bilamana tiang pancang diperkirakan akan membal (rebound) akibat batu atau
tanah yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.
Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah
mencapai hasil yang memenuhi ketentuan (maksimum 25 mm/10 pukulan terakhir
untuk tiang pancang baja dan maksimum 35 mm untuk tiang pancang beton),
penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang
terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama
jika digunakan palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus
dilakukan sesuai dengan Pasal 7.6.1.9) tentang Pengajuan Kesiapan Kerja.
Setiap perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang tidak dapat dianggap
sebagai perubahan biasa dari sifat alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus
dapat diketahui sebelum pemancangan dilanjutkan.
Tidak diperkenankan memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton yang
berumur kurang dari 7 hari atau kurang dari kekuatan minimum yang disyaratkan.
7 - 108
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang pancang panjang sedapat
mungkin harus dihindari, dan hanya akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
Pengawas Pekerjaan.
Bilamana tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah, maka elevasi kepala
tiang pancang harus diukur dalam interval waktu di mana tiang pancang yang
berdekatan sedang dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat pemancangan
tiang pancang yang berdekatan, harus dipancang kembali sampai kedalaman atau
ketahanan semula, kecuali jika pengujian pemancangan kembali pada tiang pancang
yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan ulang ini tidak diperlukan.
Pemancangan dengan pancar air dilaksanakan hanya seizin Pengawas Pekerjaan dan
dengan cara yang sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kapasitas daya dukung
tiang pancang yang telah selesai dikerjakan, stabilitas tanah atau keamanan setiap
struktur yang berdekatan.
Banyaknya pancaran, volume dan tekanan air pada nosel semprot harus sekedar cukup
untuk melonggarkan bahan yang berdekatan dengan tiang pancang, bukan untuk
membongkar bahan tersebut. Tekanan air harus 0,5 MPa sampai 1 MPa tergantung pada
kepadatan tanah. Perlengkapan harus dibuat, jika diperlukan, untuk mengalirkan air
yang tergenang pada permukaan tanah. Sebelum penetrasi yang diperlukan tercapai,
maka pancaran harus dihentikan dan tiang pancang dipancang dengan palu sampai
penetrasi akhir. Lubang-lubang bekas pancaran di samping tiang pancang harus diisi
dengan mortar semen setelah pemancangan selesai.
7 - 109
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7) Catatan Pemancangan/Kalendering
Sebuah catatan yang detail dan akurat tentang pemancangan harus disimpan oleh
Pengawas Pekerjaan dan Penyedia Jasa harus membantu Pengawas Pekerjaan dalam
menyimpan catatan ini yang meliputi: jumlah tiang pancang, posisi, jenis, ukuran,
panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam balok kepala tiang, penetrasi pada
saat 10 penumbukan terakhir, enerji pukulan palu, berat dan jenis palu, panjang
perpanjangan, panjang pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.
Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan menggunakan rumus
dinamis (Hiley). Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus lain untuk menghitung daya
dukung dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
efWH W + n2Wp
Pu = ------------------------ X -------------
S + (C1 + C2 + C3)/2 W + Wp
Pa = Pu /N
di mana :
Pu : Kapasitas daya dukung batas (kN)
Pa : Kapasitas daya dukung yang diizinkan (kN)
ef : Efisiensi palu
W : Berat palu atau ram (kN)
W : Berat tiang pancang (kN)
p
n : Koefisien restitusi
H : Tinggi jatuh palu (m)
H = 2 H’ untuk palu diesel (H’ = tinggi jatuh ram)
S : Penetrasi tiang pancang pada saat penumbukan terakhir, atau “set” (m)
C1 : Tekanan sementara yang diizinkan untuk kepala tiang dan balok kepala
tiang (m)
C2 : Tekanan sementara yang diizinkan untuk deformasi elastis dari
batang tiang pancang (m) yang dapat dihitung dengan persamaan :
Pu L
; di mana :
AE
L= Panjang tiang (m)
E= Modulus elastisitas tiang (KN/m2)
A= Luas permukaan tiang.
C3 : Tekanan sementara yang diizinkan gempa di lapangan (m) yang dapat
diambil sebagai berikut:
C3 = 0,0 untuk tanah keras (batu, pasir padat dan gravel)
C3 = 2,5mm s/d 5 mm untuk lainnya
N : Faktor Keamanan
7 - 110
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Material N
Tiang pancang kayu 0,25
Bantalan kayu di atas tiang pancang baja 0,32
Bantalan kayu pada tiang pancang baja 0,4
Tiang pancang baja tanpa bantalan kayu/ tiang beton dengan bantalan 0,5
Palu besi cor di atas tiang pancang beton tanpa topi 0,4
K1 ( mm)
Tegangan pemancangan pada kepala tiang
Bahan pancang
3,5 MPa 7,0 MPa 10,5MPa 14,0MPa
Tiang atau pipa baja
− Langsung pada kepala tiang 0 0 0 0
− Langsung pada kepala tiang kayu 1 1 3 5
Tiang pancang beton pracetak dengan topi
setebal (75-100) mm 3 6 9 12,5
Topi baja yang mengandung paking kayu
untuk tiang baja H atau tiang baja pipa
1 2 3 4
Cap Block terdiri dari 5 mm bahan fiber di
antara dua pelat baja 10 mm 0,5 1 1,5 2
1) Umum
Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian
penetrometer untuk bahan di lapangan harus dilakukan selama penggalian dan pada
dasar tiang bor sesuai dengan yang diminta oleh Pengawas Pekerjaan. Pengambilan
contoh bahan ini harus selalu dilakukan pada tiang bor pertama dari tiap kelompok.
Penyedia Jasa harus menyediakan alat yang sesuai dengan jenis tanah sehingga lubang-
lubang yang dibor dapat mencapai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran. Semua lubang harus diperiksa,
bilamana diameter dasar lubang kurang dari setengah diameter yang ditentukan,
pekerjaan tersebut akan ditolak.
7 - 111
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Sebelum pengecoran beton, semua lubang tersebut harus ditutup sedemikian rupa
hingga keutuhan lubang dapat terjamin. Dasar selubung (casing) harus dipertahankan
tidak lebih dari 1,5 m dan tidak kurang dari 300 mm di bawah permukaan beton selama
penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan.
Sampai kedalaman 3 m dari permukaan beton yang dicor harus digetarkan dengan alat
penggetar bila menggunakan jenis beton biasa, sedangkan untuk kedalaman lebih dari
3 meter harus menggunakan beton memadat sendiri (SCC) dan tidak diperlukan
penggetaran. Sebelum pengecoran, semua bahan lepas yang terdapat di dalam lubang
bor harus dibersihkan. Air bekas pengeboran tidak diperbolehkan masuk ke dalam
lubang.
Sebelum pengecoran, semua air yang terdapat dalam lubang bor harus dipompa keluar.
Selubung (casing) harus digetarkan pada saat pencabutan untuk menghindari
menempelnya beton pada dinding casing. Pengecoran beton dan pemasangan baja
tulangan tidak diizinkan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3) Pengecoran Beton
Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan Seksi 7.1 Di mana pun beton
digunakan harus di cor ke dalam suatu lubang yang kering dan bersih. Beton harus di
cor melalui sebuah corong dengan panjang pipa (tremi), seperti yang telah diuraikan
dalam Pasal 7.1.4.3). Pengaliran harus diarahkan sedemikian rupa hingga beton tidak
menimpa baja tulangan atau sisi-sisi lubang. Beton harus di cor secepat mungkin setelah
pengeboran di mana kondisi tanah kemungkinan besar akan tidak stabil akibat
terekspos. Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di bawah elevasi muka air tanah,
tekanan harus dipertahankan pada beton yang belum mengeras, sama dengan atau lebih
besar dari tekanan air tanah, sampai beton tersebut selesai mengeras.
Apabila dilakukan pengecoran beton di dalam air atau lumpur pengeboran, semua
bahan lunak dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremi yang
telah disetujui harus digunakan.
Cara tremi harus mencakup sebuah pipa yang diisi dari sebuah corong di atasnya. Pipa
harus diperpanjang sedikit di bawah permukaan beton baru dalam tiang bor sampai di
atas elevasi air/lumpur.
Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi lagi dengan
beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa tremi harus kedap air, dan
harus berdiameter paling sedikit 150 mm. Sebuah sumbat harus ditempatkan di depan
beton yang dimasukkan pertama kali dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton
dan air.
Pada umumnya tiang bor harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang
akan dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian
puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang
cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam balok kepala tiang
(pile cap) atau struktur di atasnya.
7 - 112
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat
dipastikan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk
sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya
Penyedia Jasa sesuai dengan Pasal 7.6.9.
1) Cara Pengukuran
a) Cerucuk
Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untuk
penyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
b) Dinding Turap
Dinding turap kayu, baja atau beton yang permanen, harus diukur sebagai jumlah
dalam meter persegi yang dipasang memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan
pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Luas
dinding turap merupakan panjang turap yang diukur dari ujung turap sampai
elevasi bagian pucak turap yang dipotong, dikalikan dengan panjang struktur yang
diukur pada elevasi bagian puncak turap yang dipotong. Batang tarik, tiang ankur
atau balok, balok ganjal dasar dan sebagainya yang ditunjukkan dalam Gambar
tidak akan diukur untuk pembayaran.
Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu dan beton pracetak
(bertulang atau pratekan) dan tiang pancang baja harus diukur dalam meter
panjang dari tiang pancang yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap
ukuran dan jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan panjang yang diukur adalah
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, disediakan sesuai
dengan ketentuan bahan dari Spesifikasi ini dan disusun dalam kondisi baik di
lapangan dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan. Panjang tiang pancang yang
dibayar untuk penyediaan adalah dari ujung tiang sampai batas potong tiang (cut
off level). Tidak ada pembayaran terhadap sisa potongan tiang atau penyediaan
tiang pancang yang tidak terpasang. Kuantitas dalam meter panjang yang akan
dibayar, termasuk panjang tiang uji dan tiang tarik yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan, tetapi tidak termasuk panjang yang disediakan menurut
pendapat Penyedia Jasa.
Tiang pancang yang disediakan oleh Penyedia Jasa, termasuk tiang uji tidak
diizinkan untuk menggantikan tiang pancang yang telah diterima sebelumnya oleh
Pengawas Pekerjaan, yang ternyata kemudian hilang atau rusak sebelum
penyelesaian Pekerjaan selama penumpukan atau penanganan atau pemancangan,
7 - 113
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
dan akan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan untuk disingkirkan dari
tempat pekerjaan atau dibuang dengan cara lain.
Bilamana Penyedia Jasa mengecor tiang pancang beton pracetak lebih panjang
dari yang diperlukan, sebagaimana seluruh panjang baja tulangan untuk
memudahkan pemancangan, maka tidak ada pengukuran untuk bagian beton yang
harus dibongkar agar supaya batang baja tulangan itu dapat dimasukkan ke dalam
struktur yang mengikatnya.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pasir yang digunakan sebagai bahan isian
tiang pancang pipa baja sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar. Beton
SCC sebagai isian tiang pancang diukur dan dibayar sesuai Seksi 7.1. dan baja
tulangan dibayar sesuai Seksi 7.3.
Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai
jumlah meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam
struktur yang telah selesai, termasuk penyambungan dengan las listrik dan lapisan
anti karat pada daerah sambungan tiang tersebut.
Panjang dari masing-masing tiang pancang harus diukur dari ujung tiang pancang
sampai sisi bawah balok kepala tiang (pile cap) untuk tiang pancang yang seluruh
panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai
permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke
dalam tanah.
Pengukuran tiang bor beton cor langsung di tempat harus merupakan jumlah
aktual dalam meter panjang tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima
sebagai suatu struktur. Panjang untuk pembayaran harus diukur dari ujung tiang
bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan, sampai
elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong seperti ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang dirancang oleh Pengawas Pekerjaan.
Pengukuran untuk biaya tambahan terhadap tiang bor beton cor langsung di tempat
yang dilaksanakan di bawah air harus dihitung dalam meter panjang, dari ujung
tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi bagian atas tiang bor yang
7 - 114
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
akan dipotong bilamana kepala tiang bor berada di bawah permukaan air normal.
Bilamana elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong di atas permukaan air
normal, panjang yang dihitung harus dari ujung tiang bor yang dirancang atau
disetujui sampai elevasi permukaan air normal.
h) Tiang Uji
Tiang uji akan diukur dengan cara yang sama, untuk penyediaan dan peman-
cangan seperti yang diuraikan dalam Pasal 7.6.9.1).c) dan 7.6.9.1).d) di atas.
Pengujian daya dukung dan atau integritas tiang akan diukur berdasarkan jenis
dan hasil akhir pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyam-
bungan, perpanjangan, pemotongan kepala tiang, pengecatan, perawatan, pengujian, baja
tulangan atau baja pra-tegang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau
peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga
termasuk hilangnya selubung (casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang
diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.
7 - 115
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.6.(9b) Penyediaan Tiang Pancang Baja H Beam Ukuran ... Meter Panjang
mm x ... mm x ... mm x ... mm
7 - 116
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.6 (24) Tiang Uji jenis ….. ukuran ...... Meter Panjang
7 - 117
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7.6 (28) Pengujian Keutuhan Tiang dengan Pile Integrity Test Buah
(PIT)
7 - 118
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
SEKSI 7.10
7.10.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion), pasangan batu kosong (non-grouted rip rap), maupun pasangan batu
kosong yang diisi adukan mortar (grouted rip rap) pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini.
Pemasangan harus dilakukan pada tebing sungai, lereng timbunan, lereng galian, dan
permukaan lain yang terdiri dari bahan yang mudah tererosi di mana perlindungan terhadap
erosi dikehendaki.
2) Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar
Kerja detail pelaksanaan pasangan batu kosong dan/atau bronjong untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan
4) Standar Rujukan
7 - 135
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
a) Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong (rip rap) dengan lampiran hasil
pengujian seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.10.2.2) di bawah.
b) Contoh dari keranjang kawat dengan sertifikat dari pabrik bila ada.
7.10.2 BAHAN
1) Kawat Bronjong
Harus memenuhi salah satu dari SNI berikut ini : SNI 03-6154-1999, SNI 03-0090-1999,
atau SNI 03-3046-1992.
Anyaman : Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan
tiga lilitan dengan lubang kira-kira 80 mm x 100 mm yang dibuat sedemikian
rupa hingga tidak lepas-lepas dan dirancang untuk diperoleh kelenturan dan
kekuatan yang diperlukan. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada
kerangka bronjong sehingga sambungan-sambungan yang diikatkan pada
kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.
b) Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan dan dibuat
sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan sebelum diisi dengan batu.
c) Jenis lapisan kawat pada bronjong yang digunakan harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam Gambar dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan umur
rencana.
2) Batu
Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut :
a) Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam pengujian
5 siklus (daur) kehilangannya masing-masing harus kurang dari 12% atau 18%.
7 - 136
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi minimum
200 mm. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika
kecepatan aliran sungai cukup tinggi.
3) Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous seperti yang disyaratkan dalam Pasal
2.4.2.1), dengan gradasi yang dipilih sedemikian hingga tanah fondasi tidak dapat hanyut
melewati bahan landasan dan juga bahan landasan tidak hanyut melewati pasangan batu
kosong atau bronjong.
Adukan mortar pengisi untuk pasangan batu kosong yang diberikan harus adukan mortar
semen dengan kekuatan (5 MPa seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.8.2.2b). dari
Spesifikasi ini.
7.10.3 PELAKSANAAN
1) Persiapan
Galian harus memenuhi ketentuan dari Seksi 3.1, Galian, termasuk kunci pada tumit yang
diperlukan untuk pasangan batu kosong dan bronjong. Landasan harus dipasang sesuai
dengan Pasal 2.4.3 dari Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2) Penempatan Bronjong
b) Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin. Bilamana tiap bronjong telah diisi setengah dari
tingginya, dua kawat pengaku horinsontal dari muka ke belakang harus dipasang.
Keranjang selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar terjadi penurunan (settlement).
Sisi luar batu yang berhadapan dengan kawat harus mempunyai permukaan yang
rata dan bertumpu pada anyaman.
c) Setelah pengisian, tepi dari tutup harus dibentangkan dengan batang penarik atau
ulir penarik pada permukaan atasnya dan diikat.
d) Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang seling.
Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu kosong
harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam galian
parit di tumit lereng. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan
7 - 137
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
tangan sesuai dengan panjang, tebal dan kedalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu
harus ditempatkan pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus
terhadap permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari
tebal dinding yang disyaratkan. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu
tersebut telah bersudut, tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat
mungkin dan batu terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih besar
harus juga ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah
selesai.
4) Penimbunan Kembali
Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditem-
patkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya
batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada
lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan sampai
membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil,
sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai padat
dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu tersebut.
Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari
setelah selesai dikerjakan.
1) Cara Pengukuran
Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari bronjong atau
pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi yang digunakan untuk
menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari masing-masing keranjang
bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang diuraikan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, yang ditentukan seperti diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Kontrak per
satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga di mana harga dan pembayaran tersebut haruslah
merupakan kompensasi penuh untuk seluruh galian guna penyiapan seluruh formasi dan
fondasi, untuk pemasokan, pembuatan, penempatan semua bahan, termasuk semua
pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk
penyelesaian yang memenuhi ketentuan dari pekerjaan seperti yang diuraikan dalam
Gambar dan Spesifikasi ini.
7 - 138
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
7 - 139