RESUME 12 - Iputuirfanbaskara - 2101010078

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

RESUME 12

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LANJUTAN

Disusun Oleh :

I Putu Irfan Baskara (2101010078)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN
DESAINUNIVERSITAS PRIMAKARA
2024
A. Pengertian Supply Chain Manajement (SCM).
Supply chain adalah sebuah sistem yang melibatkan proses produksi, pengiriman,
penyimpanan, distribusi dan penjualan produk dalam rangka memenuhi permintaan
akan produk tersebut .
Supply Chain Management (SCM) adalah kegiatan yang melibatkan koordinasi
pengelolaan bahan baku/material, informasi bisnis dan aruskeuangan dalam hubungan
bisnis antar organisasi/perusahaan yang berpartisipasi. SCM diartikan juga sebagai
seluruh jenis kegiatan pengolahan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir
kepada konsumen untuk kemudian dilakukan proses daur ulang bagi produk yang sudah
dipakai, sehingga SCM disini bersifat siklus yang berjalan terus-menerus seiring
dengan proses bisnis suatu perusahaan.
Pengelolaan yang efektif atas integrasi antar pemain dalam rantai pasokan, perencanaan
dan pengendalian yang baik atas kegiatan pengadaan pasokan, efisiensi aliran pasokan
hingga sampai ke titik konsumsi akhir.
Atau dapat di sebut juga perancangan, desain, dan kontrol arus material dan informasi
sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumensekarang dan dimasa depan.
Supply Chain adalah jaringan perusahaan- perusahaan yang secara bersama-sama bekerja
untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.
Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel,
sertu perusahaan pendukung seperti jasa logistik. Ada 3 macam hal yang harus dikelola
dalam supply chain yaitu pertama, aliran barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku
yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor,
pengecer, kemudian kepemakai akhir.
B. Tujuan Supply Chain Management
Tujuan Supply Chain Management adalah untuk memastikan sebuahproduk berada
pada tempat dan waktu yang tepat untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa
menciptakan stok yang berlebihan atau kekurangan. Sebuah operasi yang effisien dari
supply chain tergantung pada lengkap dan akuratnya aliran data yang berhubungan
dengan produk yang diminta dari retailer kepada buyer , sistem transportasi dan
kembali ke manufaktur.
Dalam rangka memenuhi stok barang yang tersedia untuk retailer , manufaktur harus
menentukan jumlah produk yang diproduksi pada waktu tertentu. Dengan demikian
berarti manufaktur harus meramalkan/ membuatperkiraan jumlah penjualan. Dalam hal
ini yang terbaik dilakukan adalah bersama-sama dengan retailer menggunakan suatu
tolak ukur seperti misalnya :
CPFR( Collaborative Planning Forecasting and Replenishment ).
Ramalan ini digunakan untuk memperkirakan jumlah dan jenis bahan mentahyang harus
dibeli, pengapalan dan waktu pengiriman untuk bahan mentah tersebut dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses di manufaktur.
Kemudian barang yang sudah jadi disimpan didalam gudang sampai diorder oleh
distributor. Distributor membeli produk dari manufaktur dalamjumlah yang besar dan
mungkin barang tersebut dimuat dalam truck, pallet atau kemasan lain dari produk
tersebut. Pada saat distributor menerima pengiriman, kemudian dipecah menjadi
pengiriman yang lebih kecil untuk dikirim ke retailer.

A. Fungsi Supply Chain Manajement ( SCM ).


1. SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan
menghantarkannya ke pemakai akhir.
2. SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai
oleh rantai supply mencerminkan aspirasi pelanggan ataupemakai akhir
tersebut.

B. Tujuh prinsip dalam SCM


1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.
2. Sesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan mpelanggan yang
berbeda.
3. Dengarkan signal pasar .
4. Deferensiasi produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen.
5. Kelola sumber-sumber suplai secara strategis.
6. Kembangkan strategi teknologi untuk keseluruhan rantai supply chain .
7. Adopsi pengukuran kinerja untuk sebuah supply chain secara keseluruhan.

C. Manfaat SCM
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat
yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya,
pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
Berikut iniadalah penjelasannya :
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target
utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan.
Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya
konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan
konsumen setia, maka terlebih dahulukonsumen harus puas dengan pelayanan
yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia danmenjadi
mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan
perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan
‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada
konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalurdistribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akansemakin
terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan.
Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi
sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumenyang
setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan
laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi
proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh
lebih kuat.

Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat
tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung daripenerapan SCM bagi perusahaan
adalah :
SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan
mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi
dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari
seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali,
untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
SCM berfungsi sebagai mediasipasar, yaitu memastikan apa yang dipasokoleh rantai
suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini
fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat
mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya fungsi
ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen
tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan
produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi.
Sehingga SCM akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.

D. Persyaratan Penerapan SCM


Sebagai suatu konsep yang melibatkan banyak pihak sebagai mata rantai,SCM
menuntut beberapa persyaratan yang tidak hanya terkait dengan material, tetapi juga
informasi. Syarat utama dari penerapan SCM tentunya dukungan manajemen. Manajemen
semua level dari strategis sampai operasional harus memberikan dukungan mulai dari
proses perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian. Selain dukungan
manajemen, syarat lain merupakan syarat yang melibatkan faktoreksternal yaitu pemasok
dan distributor.
Sebelum membangun komitmen dan melaksanakan ‘kontrak kerja’ denganpara
pemasok, maka perusahaan terlebih dahulu harus melaksanakan evaluasi pemasok. Sebagi
catatan, melaksanakan evaluasi pemasok untuk pemasok yang ‘bermain’ dalam pasar yang
monopoli tentunya sulit dan tidak bias dilaksanakan, sehingga yang perlu dilakukan untuk
kondisi ini adalah membangun kemitraan dalam suatu kesepakatan.
Evaluasi pemasok dilakukan apabila untuk material yang sama dapat diperoleh lebih
dari satu alternatif pemasok. Setidaknya ada tiga kriteria dalam melakukan evaluasi
pemasok, yaitu : keadaan umum pemasok, keadaan pelayanan, dan keadaan material.
Beberapa contoh indikator darisetiap kriteria evaluasi pemasok adalah sebagai berikut
(Gaspersz, 2002) :
1. Keadaan umum pemasok
a) Ukuran atau kapasitas produksi
b) Kondisi financial
c) Kondisi operasional
d) Fasilitas riset dan desain
e) Lokasi geografis
f) Hubungan dagang antar industri
2. Keadaan pelayanan
a) Waktu penyerahan material
b) Kondisi kedatangan material
c) Kuantitas pemesanan yang ditolak
d) Penanganan keluhan dari pembeli
e) Bantuan teknik yang diberikan
f) Informasi harga yang diberikan
3. Keadaan material
a) Kualitas material
b) Keseragaman material
c) Jaminan dari pemasok
d) Keadaan pengepakan (pembungkusan)
Dari ketiga kriteria tersebut, bobot (berdasarkan tingkat kepentingan) yang terbesar
diberikan pada kriteria keadaan material, karena keadaan material akan mempengaruhi
kinerja fungsi produksi dan operasi khususnyakualitas produk. Selanjutnya dilakukan
penilaian untuk setiap indikator dan dihitung total skor-nya.
Syarat berikutnya adalah pemilihan distributor sebagai perantara produk
perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Intensitas saluran distribusi yang ideal bagi
suatu perusahaan adalah bagaimana menyajikan jenis produk secara luas dalam pemuasan
kebutuhan konsumen (Sitaniapessy, 2001). Penggunaan distributor yang terlalu sedkit
dapat membatasi penyebaran jenis produk dalam aktivitas pemasaran. Sebaliknya,
penggunaan distributor yang terlalu banyak dapat mengganggu brand image dalam
posisinya berkompetisi. Satu kunci yang penting dalam mengelola saluran distribusi
adalah menentukan berapa banyak saluran distribusi yang dikembangkan serta
membentuk suatu pola kemitraan yang menunjang pemasaran suatu produk dalam area
pemasaran tertentu.

E. Tantangan Penerapan SCM


Meskipun SCM memiliki banyak manfaat dalam menjalankan sistem produksi dan
operasi di perusahaan, tetapi ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan disikapi
oleh perusahaan apabila akan menerapkannya. Tantangan yang pertama berasal dari
lingkungan makro dan juga lingkungan eksternal. Misalnya saja trend perekonomian
global yang menunjukkan adanya kecenderungan inflasi, khususnya di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena persaingan di tingkat global memang sangat meningkat. Selain itu juga
kecenderungan konsumen perilaku konsumen yang menunjukkan sikap terlalu rumit dan
banyak menuntut. Faktor eksternal lain adalah perkembangan teknologi. Perkembangan
teknologi yang terkait dengan teknologi informasi sedapat mungkin diadaptasi oleh
perusahaan-perusahaanyang menerapkan SCM sehingga dapat mengelola informasi yang
bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk. Sehingga sangat perlu bagi
perusahaan yang menerapkan SCM untuk memiliki peralatan fungsional seperti
(Watanabe, 2001) :
1. Demand management / forecasting
2. Advanced planning and scheduling
3. Transportation management
4. Distribution and deployment
5. Production planning
6. Available to promise
7. Supply Chain Modeler
8. Optimizer (Linier programming, non linier programming, heuristic,dan
genetic algorithm)
Selain tantangan-tantangan tersebut, tantangan yang juga sering dihadapi
khususnya negara berkembang adalah masalah infrastruktur termasuk birokrasi yang
rumit. Masalah ini akan memberikan dampak yangsignifikan terhadap tantangan SCM
yang lain, yaitu teknologi informasi.
Di sisi lain, ada juga tantangan yang dapat digolongkan dalam lingkungan mikro
atau di lingkungan perusahaan itu termasuk stakeholdernya.Misalnya saja pengukuran
kinerja tidak didefinisikan dengan baik. Setiap channel menggunakan ukuran sendirisendiri,
dan tidak ada perhatian untuk membuat keterkaitan dalam model matriks yang mengukur
kinerja rantai secara keseluruhan.
Terkait dengan manajemen persediaan, kadang-kadang kebijakan persediaan
terlalu sederhana, faktor-faktor ketidakpastian diperhitungkan dalam pembuatan
kebijakan-kebijakan tersebut, kadang-kadang terlalu statis.Selain itu terkadang
pemahaman terhadap konsep SCM tidak lengkap, fokusnya sering berorientasi pada
operasi internal saja, tidak dapat membedakan antara pelayanan terhadap intermediate
consumers dengan end consumers. Untuk mengatasi tantangan tersebut, terlebih dahulu
perusahaan harus melakukan perbaikan dan membangun komitmen di lingkungan internal
perusahaan tersebut, baru kemudian membangun kemitraan dan komitmen dengan mata
rantai lain di lingkungan eksternal.
Satu hal yang juga penting dalam mengatasi tantangan untuk penerapanSCM adalah
mengelola informasi dalam sebuah sistem yang harus mendukung proses pengambilan
keputusan di wilayah penerapan SCM.
F. Skema hubungan Supply Chain dan SCM
Skema hubungan yang bisa dibentuk adalah sebagai berikut :

G. SCM dan Pengembangan IT


Dalam mendisain bagaimana mengatur aliran barang dalam supply chain DHL
selalu mempertimbangkan persoalan bagaiana memproses informasi. Proses informasi
adala salah satu fungsi utama pada SCM perkembangan terakhir dan inovasi dalam IT
telah memberian kesempatan untuk menaikan kapabilitas proses informasi. Oleh karena itu
untuk meningkatkan performa SCM.
IT dapat memberikan dua kontribusi dalam SCM : Perbaikan

dan berbagai infomasi diantara perusahaan.

Identifikasi permasalahan yang tepat dan optimasi.


Pertama, telah dibicarakan elektronik data adalah suatu cara yang efektif untuk
mempromosikan pembagian informasi dengan tepat diantara perusahaan sehingga
bertepatan dengan tujuan SCM. Elektronik data interchange didefinisikan sebagai suatu
hubungan online komputer dan pertukaran informasi pada transaksi diantara perusahaan.
Bagaimanapun juga, diperlukan elektronik data interchange diperlukan elektronik
interchange khusus untuk dimasukan kedalam suatu value added network atau saluran
yang dibuka dengan tujuan untuk membagi suatu jaringan. Jumlah model yang sangat
besar untuk berinvestasi dalam suatu value added network atau saluran yang dibuka
telah menjadi alasan utama mengapa manajemen elektronic data interchange,
elektronic data interchange logistic khusus telah menjadi sangat lambat.
Bagaimanapun juga suatu permasalahan invesment kemungkinan besar juga dpat
dislesaikan dengan menyebarkan teknlogi internet. Pembagian informasi diantara
perusahaan dapat diandalkan dengan web elektronik data interchange. Daripada membuka
saluran elektronik data interchange. Meskipun kenyataannya internet menimbulakan
beberapa masalah pada keamanan dan standarisasi, web elektronik data interchange sangat
berguna dikarenakan memiliki biaya yang rendah pada invesment dibandingkan dengan
membangun jaringan terbuka. Dari manfaat ini web elektronik data interchange telah
memerikan kemungkinan dalam mempromosikan pembagian informasi diantara
perusahaan lebih jauh lagi, emggunaan internet dikombinasikan dengan ITS menghasilkan
kemungkinan untuk memperbaiki sistem logistik kota.
Pembagian informasi tidak hanya diperkenalkan oleh perusahaan swasta tetapi oleh
pemerintah juga sebagai contoh dalam logistik internasional, sejak wewenang pemerintah
tidak terhubung secara efisien dengan yang lainnya atau dengan perusahaan swasta ketika
melakukan prosedur bea cukai, ini menjadi sumber hambatan dalam logistik.
Disamping kemudahan penggunaan dari EDI atau Web-EDI, ERP juga telah
mendapatkan perhatian yang luas. ERP adalah suatu metode ngatur informasi dengan
tujuan berbagi informasi perusahaan pada saat inipengenalan ERP dalam setiap perusahaan
adalah komplementasi satu sama lainnya oleh EDI agar berbagai informasi diantara
perusahaan dalam SCM.
Kedua, karena berbagai informasi memberikan banyak data yang tersedia, kita harus
merumuskan masalah berdasarkan data, dan menemukan cara untuk menyelesaikannya.
Perkembangan aplikasi softwaresebenarnya untuk menyelesaikan berbagai masalah telah
mendapatkan keuntungan lebih besar dengan perkembangan IT saat ini. Software untuk
merealisasikan SCM secara bersamaan disebut Supply Chain Planning Software (SCPS).
SCPS terdiri dari beberapa software pada manufacturing
planning, demand forecasting, transportation planning, inventory managementschecduling, dan lain-lain. Pada umumnya,
kemajuan IT telah mengembangkan secara cepat pembagian atau berbagai informasi diantara perusahaan yang diperlukan
untuk SCM, dan telah menyebabkan perbaikan dalam kualitas dari aplikasi software untuk memproses informasi
atau software supply chain planning.

Kesimpulan
1. Dengan adanya konsep Supply Chain Manajement ( SCM ).Para pelaku-pelaku bisnis lebih mudah untuk
menciptakan produk-produk handal, berkualitas dan cepat.
2. Proses Pengolahan produk dari awal perencanaan, pemrodukan sampai pendstribusian menjadi semakin
terstruktur dan terkoordinir dengan baik.
3. Lebih efisien dan efektif dalam mengelola produk di sebuah instansiperusahaan.
4. Penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan
pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi,
peningkatanlaba, dan perusahaan semakin besar.
5. Syarat utama dari penerapan SCM tentunya memberikan dukungan mulaidari proses perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian.
6. Tantangan yang harus dihadapi dan disikapi oleh perusahaan apabila akanmenerapkannya SCM yang pertama
berasal dari lingkungan makro dan juga lingkungan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai