Bab2 Laporan Mini Riset-2
Bab2 Laporan Mini Riset-2
Bab2 Laporan Mini Riset-2
1 Teori
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, bangga
sebagai warga negara indonesia, cinta lingkungan, pastisipasi dalam bela negara,
sikap positif terhadap negara indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
Semua manfaat ini berkontribusi pada pembentukan individu yang lebih sadar akan
peran dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara dalam masyarakat yang
demokratis dan inklusif.
Wawasan kebangsaan pada hakekatnya adalah hasrat yang kuat untuk kebersamaan
dalam mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan kebangsaan tidak
dilandasi oleh asal-usul, kedaerahan, suku, keturunan, status sosial, agama dan
keyakinan. Diterima Revisi Dipublikasikan Saat ini penguatan wawasan
kebangsaan masih terpusat di persekolahan melalui pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Namun sebenarnya penguatan wawasan kebangsaan bagi
generasi muda bisa melalui komunitas di generasi kaum milenial sekarang.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis kegiatan kaum milenial
dalam menguatkan wawasan kebangsaan bagi generasi muda. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode studi kasus.
Pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi.
Melalui penelitian ini, kita lihat seberapa penting peran kaum milenal untuk bangsa
ini.
2.1.2.1 Pengertian Kebangsaan
Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Kebangsaan ialah
konsep yang mengacu pada identitas bersama, kesetiaan, dan solidaritas antara
individu dalam suatu negara atau bangsa, yang dibangun atas dasar elemen-elemen
seperti bahasa, budaya, sejarah, dan nilai-nilai bersama. Ini merupakan fondasi
untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam suatu entitas negara.
• Dengan memahami dan menghormati aspek-aspek ini, kita dapat merasa bangga
sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
• Ini merupakan bagian dari identitas kita sebagai warga negara Indonesia.
3. Kesetiakawanan Sosial:
• Berperan aktif dalam memperkuat persatuan dan persaudaraan antar sesama warga
negara.
-Persatuan Indonesia
UUD 1945 mengatur berbagai aspek kehidupan negara, seperti hak dan kewajiban
warga negara, struktur pemerintahan, kekuasaan negara, dan perlindungan hak
asasi manusia. Sebagai pilar kebangsaan, UUD 1945 harus dihormati dan
diterapkan oleh semua bagian masyarakat. Selain itu, UUD 1945 berfungsi
sebagai landasan untuk membangun demokrasi di Indonesia.
NKRI menegaskan bahwa Indonesia adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, dan menekankan bahwa menjaga keutuhan wilayah Indonesia,
menghormati keberagaman suku dan budaya Indonesia, dan menjunjung tinggi
semangat persatuan.
1. Wilayah ( Geografi )
Sebutan ‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The
Indian Archipelago And East Asia (1850). Maka pada awal abad ke-20
perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai
‘Perhimpunan Indonesia’. Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-
10-1928 kata Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan
bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal
17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara dan bangsa Indonesia
sampai sekarang.
Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau – pulau yang lain. Kepulauan adalah suatu
gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya. LautTeritorial adalah
satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis
pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surutterendah sepanjangpantai.
Utara : ± 6°08’LU
Selatan : ± 11°15’LS
Barat : ± 94°45’BT
Timur : ± 141°05’ BT
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km², yang terdiri dari
daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas 3.166.163 km².
2. Geopolitik
3. Geostrategi
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana
mencapaitujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan
politik.Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa.
Generasi muda adalah kelompok individu yang berada dalam rentang usia
relatif muda, biasanya antara remaja hingga dewasa awal, yang aktif terlibat
dalam berbagai aktivitas sosial, budaya, dan politik. Mereka adalah generasi yang
tumbuh dan berkembang di tengah kemajuan teknologi, terutama dalam hal
penggunaan media sosial. Generasi muda memiliki peran krusial dalam
membentuk arah dan karakter bangsa di masa depan. Berikut adalah pengertian
generasi muda menurut beberapa ahli:
Dalam hal ini, generasi muda harus belajar literasi media, yang berarti mereka
dapat memilah dan menilai informasi yang mereka terima dari media sosial.
Pendidikan formal dan informal tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai bangsa
sangat penting untuk memperkuat wawasan kebangsaan. Dengan demikian,
generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membantu membangun
wawasan kebangsaan yang kokoh dan inklusif untuk kemajuan bangsa Indonesia.
2.1.4 Media Sosial
Media Sosial adalah platform atau aplikasi yang memfasilitasi pengguna untuk
menciptakan, membagikan konten, atau terlibat dalam komunitas daring. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media sosial didefinisikan sebagai
"saluran komunikasi online dalam konteks jejaring sosial dan kolaborasi
komunitas yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berbagi informasi,
dan menciptakan konten secara bersama-sama. Berikut adalah beberapa definisi
media sosial menurut para ahli:
Menurut laporan We Are Social, pada Januari 2024, ada 139 juta identitas
pengguna media sosial di Indonesia, atau 49,9% dari populasi nasional, dengan
WhatsApp menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan dengan
90,9% pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun. Instagram menempati posisi
kedua dengan 85,3%, diikuti oleh Facebook dengan 81,6%, dan TikTok dengan
73,5%. Pengguna media sosial di Indonesia paling banyak berusia 25 hingga 34
tahun pada tahun 2020, menurut laporan Statista. Pengguna laki-laki
menghasilkan 20,6% dan pengguna perempuan menghasilkan 14,8%, masing-
masing. Pengguna berusia 18 hingga 24 tahun menghasilkan 16,1% dan 14,2%,
masing-masing. Laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa
dalam tiga bulan terakhir, 94,16% anak muda Indonesia usia 16–30 tahun telah
mengakses internet. Mayoritas pengguna internet di Indonesia pada tahun 2022
berasal dari kelompok usia pekerja produktif, yaitu 25-49 tahun. Selanjutnya,
kelompok usia mahasiswa, yaitu 19-24 tahun, memiliki jumlah pengguna internet
tertinggi sebesar 14,69%.
Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan pada generasi muda karena
mereka dapat menggunakannya sebagai wadah untuk mengekspresikan diri,
mencari hiburan, dan membangun jaringan sosial yang dapat mendukung dan
membantu generasi muda.
Dampak negatif yang diberikan oleh media sosial adalah sebagai berikut :
Berbagai konten cuitan yang diposting oleh para influencer atau tokoh public
yang memiliki banyak pengikut tentunya memiliki dampak yang meluasdi
berbagai bidang. Dibuktikan dengan 40% responden atau 12 orang menyatakan
pemikiran mereka terpengaruh oleh para tokoh public. Sementara itu, sebanyak
46.7% atau 14 orang mengakui jika mungkin saja pemikirann mereka
dipengaruhi oleh para tokoh publik. Dan sisanya adalah sebanyak 4 orang
tidak terpengaruh oleh pemikiran tokoh public. Hal ini membuktikan teori Erikson
yang menyatakan bahwa pada saat individu mencapai masa perkembangan
remaja, mereka cenderung membutuhkan role model dalam proses
menemukan jati diri mereka dan memberikan contoh dan penguatan perilaku
kepada mereka (Sit, 2012). Namun, tidak semua konten yang diberikan oleh
tokoh public tersebut berisi materi wawasan kebangsaan atau bernilai positif.
Kasus lain dari pernyataan ini adalah ketika kita mengamati perilaku remaja
di media sosial yang menanggapi akun-akun bermuatan wawasan kebangsaan
akan mengakibatkan mereka bersikap positif sesuai dengan kebenaran yang
telah dikonstruksi oleh pikirannya. Sebaliknya, ketika mereka mengamati
konten-konten yang tidak sesuai dengan norma atau konstruksi
kebenaran dalam pikirannya, ia akan memunculkan perilaku penolakan
baik dengan mengabaikan, atau menindaklanjuti konten tersebut (melakukan
pembisuan pada pembuat konten atau pemblokiran). Pernyataan tersebutber
kesinambungan dengan teori belajar sosial yang diusulkan Albert Bandura,
bahwa proses pembelajaran dilakukan tidak hanya dilakukan dengan perilaku
imitasi atau peniruan, namun juga dilakukan dengan prosespengamatan
terlebih dahulu terhadap tingkah laku dan akibat yang ditimbulkan dari
perilaku tersebut. Jika sikap yang ditiru adalah sikap yang baik maka mereka
akan merasa telah memenuhi ekspektasi perilaku yang ada di masyarakat
(Pandjaitan et al., 2019). Didukung oleh data penelitian yang menunjukan
bahwa 33% responden atau 10 dari 30 orang akan ikut menanggapi isu-isu
mengenai penyimpangan wawasan kebangsaan dan terguncangnya integrasi
nasional. Sisanya hanya memperhatikan tetapi masih memberikan atensi dan
kepedulian pada peristiwa yang terjadi.
Fitur-fitur yang terdapat dalam Twitter memiliki beragam manfaat untuk para
penggunanya. Fitur-fitur tersebut meliputi retweet, like, comment, thread dan
fitur membagikan link Twitter ke aplikasi lain. Berdasarkan data yang
diperoleh, para remaja cenderung untuk menggunakan operasi retweet, like
atau reply dalam melakukan diskusi mengenai wawasan kebangsaan daripada
melakukan diskusi tertutup di pesan pribadi. Bahkan hampir sebagian kurang
dari 30 responden secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan
mengkampanyekan wawasan kebangsaan yang diketahuinya. Konklusi dari
perilaku ini adalah para remaja pada kenyataannya masih memiliki kesadaran
untuk mengedukasi orang lain maupun dirinya sendiri tentang wawasan
kebangsaan. Yaitu dengan dikaitkan sebagai kontribusi dan bentuk rasa
kecintaan mereka pada bangsa Indonesia.
Media sosial, juga dikenal sebagai "medsos", adalah jenis media yang
memungkinkan orang berinteraksi satu sama lain secara online dan tanpa batasan
ruang dan waktu. Media sosial menghapus batasan manusia untuk bersosialisasi,
seperti batasan ruang dan waktu, memungkinkan orang berkomunikasi satu sama
lain di mana saja dan kapan saja, tidak peduli seberapa jauh jarak mereka, dan
tidak peduli apakah itu siang atau malam. Laporan We Are Social menyatakan
bahwa pada Januari 2023, 167 juta orang di Indonesia aktif menggunakan media
sosial, atau 60,4% dari populasi.
Mei, N.A., Farida, E.A., dan Kridaningsih, A., 2021. Pengaruh Media Sosial
Terhadap Wawasan Kebangsaan Pada Generasi Muda. CIVICUS: Pendidikan-
Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan, [e-journal]
9(2), pp.1-6. Available at: https://www.neliti.com/publications/368110/pengaruh-
media-sosial-terhadap-wawasan-kebangsaan-pada-generasi-muda (Accessed: 17
April 2024).
Setiawan Hasibuan, R., Syuhanda, A., Fachrurrozy, M., Efendi, S., Idris, F., &
Ushuluddin dan Studi Islam, F. (2022). Wawasan Kebangsaan untuk Kaum
Milenial.
Universitas Dharmawangsa. (2019). PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS E-LEARNING.