Eyin
Eyin
Eyin
C. Fungsi Kewarganegaraan
1. Membantu siswa/mahasiswa sebagai generasi muda untuk memperoleh pemahaman cita-
cita nasional /tujuan Negara.
2. Siswa/mahasiswa sebagai genersi baru Dapat mengambil keputusan-keputusan yang
bertanggung jawab dalam menyelsaikan masalah pribadi, masyarakat dan negara.
3. Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan dapat membuat keputusan-keputusan yang
cerdas.
4. Wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.
Hal yang diharapkan akan timbul dari pendidikan kewarganegaraan adalah sikap dan mental
yang cerdas dan penuh rasa tanggung jawab. Sikap ini ditsertai dengan :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai--nilai falsafah
bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan,
bangsa dan negara.
6. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia diharapkan
mampu "memahami, menganalisa, dan menjawab masalah--masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita--
cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 ".
Selain itu definisi dari filsafat banyak dicetuskan oleh para ahli filsafat atau filsuf seperti
Cicero yang berpendapat bahwa filsafat adalah sebagai "ibu dari semua seni" atau "the mother of
all the art" ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae yang berarti seni kehidupan. Menurut
Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya
terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Menurut
Plato, filsafat merupakan pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang
kebenaran yang asli. Menurut Descrates, filsafat merupakan semua pengetahuan di mana Tuhan,
alam, manusia menjadi pokok penyelidikan. Ibnu Sina yang merupakan filsuf islam
mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan otonom yang perlu ditimba oleh manusia,
sebab manusia telah di karuniai akal oleh Allah.
Oleh karena itu, banyak dari penulis cenderung mendefinisikan filsafat adalah merupakan ilmu
pengetahuan yang menyangkut atau mengenai segala sesuatu dengan cara memandang sebab-
sebab atau asal-usul terdalam.
Kegunaan Filsafat
Pemanfaatan filsafat dalam kehidupan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu kegunaan secara
umum dan kegunaan secara khusus. Kegunaan secara umum yaitu manfaat yang dapat diambil
oleh orang yang mempelajari ilmu filsafat ini secara mendalam , manfaat tersebut dapat berupa
memudahkan dalam penyelesaian masalah-masalah secara kritis. Ciri dari pemanfaatan filsafat
secara umum ini yaitu ketidakterikatan oleh ruang dan waktu. Kegunaan secara khusus yaitu
dapat berupa pemecahan masalah secara tertentu atau spesifik dalam dimensi ruang dan waktu
yang terbatas.
Cabang-Cabang Filsafat
Cabang-cabang dari filsafat untuk memperjelas penjelasan dari filsafat itu sendiri dibagi menjadi
lima cabang yaitu etika, estetika, metafisika, epistemology dan logika.
1) Etika
Istilah etika berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani 'etos' dan 'etikos'. Etos berarti sifat,
watak, kebiasaan, tempat biasa. Etikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan
yang baik.Etika sering kali dinamakan filsafat moral karena cabang filsafat ini membahas baik
dan buruknya tingkah laku manusia. Jadi menurut cabang filsafat ini manusia dipandang dari
segi perilakunya. Dapat kita katakan juga bahwa etika merupakan ilmu yang membahas tentang
kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat. Pada
hakikatnya, nilai tindakan manusia terikat pada tempat dan waktu, selain itu dapat kita ketahui
juga bahwa bakik dan buruknya manusia ditentukan oleh sudut pandang masyarakat. Dapat kita
ambil contoh dimana perilaku yang dianggap wajar atau biasa-biasa saja diwilayahnya belum
tentu dianggap biasa saja diwilayah lain,bahkan bisa saja dianggap kurang asusila diwilayah
tertentu.
2) Estetika
Adalah cabang filsafat yang membahas tentang seni nilai dan keindahan. Istilah estetika berasal
dari bahasa Yunani aisthesis yang berarti pencerapan indrawi, pemahaman intelektual atau
pengamatan spiritual. Adapun istilah art (seni) berasal dari bahasa latin ars yang berarti seni,
keterampilan, ilmu dan kecakapan. Etika dan estetika termasuk dalam cabang filsafat aksiologi
yang membahas tentang hakikat nilai.
3) Metafisika
Salah satu cabang filsafat yang lain adalah metafisika yang berasal dari bahasa Yunani meta
phisyka (sesudah fisika). Kata metafisika ini juga memiliki berbagai arti, diantaranya dapat
berarti upaya untuk mengkarakteristikkan eksistensi atau realitas sebagai suatu keseluruhan.
Namun dapat juga kita lihat secara umum bahwa didalam metafisika terdapat suatu pembahasan
filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu yang ada.
Metafisika dipilahkan dalam kosmologi yang membahas tentang kosmos (alam) dan ontologi
yang membahas tentang the being (yang ada) tentang objek. Tentu masih kita ingat terhadap
pendapat plato mengenai ide atau idea yang sempat kita pelajari, dimana pada pandangannya
plato mengatakan bahwa realitas sesungguhnya bukanlah yang tampak oleh kita dalam dunia
kenyataan.
4) Epistimologi
Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani, yakni epitesme yang berarti pengetahuan dan
logos yang berarti kata, pikiran, dan ilmu. Jadinya dapat kita artikan bahwa epistemologi
merupakan cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan. Contohnya dalam filsafat ilmu
yaitu mempelajari tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan bagaimana cara mendapatkannya.
Dengan mempelajari epistemologi diharap kita dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu,
serta mengetahui kebenaran tentang suatu ilmu tersebut. Persoalan dalam epistemologi
diantaranya adalah bagaimana manusia dapat mengetahui sesuatu?, dari mana pengetahuan itu
diperoleh?. Manusia tidak dapat mengetahui semua aspek dan objek karena keterbatasan
kemampuan manusia, socretes pernah berkata bahwa apa yang saya ketahui adalah bahwa saya
tidak menegtahui apa-apa. Proses metode keilmuan pada akhirnya berhenti sejenak ketika sampai
pada titik"pengujian kebenaran" untuk mendiskusikan benar atau tidaknya suatu ilmu. Ada tiga
ukuran kebenaran yang tampil yaitu gelanggang yang dimana dalam gelanggang diskusi
mengenai teori kebenanran, yaitu teori korespodensi, koherensi dan pragmatis. Penilaian ini
sangat menentukan untuk meenerima, menolak, menambah, atau merubah hepotesa, selanjutnya
diadakanlah teori ilmu pengetahuan.
5) Logika
Logika adalah suatu jenis pengetahuan rasional atau ilmu pengetahuan yang mempelajari
kecakapan atau berpikir lurus, tepat dan teratur. Logika sebagai ilmu pengetahuan dimana objek
materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran atau proses penalaran) dan objek formal logika
adalah berpikir atau penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Penalaran adalah proses
pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut
dari pernyataan lain yang telah di ketahui yang nanti akan diturunkan kesimpulan. Penyelidikan
logika tidak dilakukan dengan sembarang berpikir. Logika berpikir dipandang dari sudut
ketepatannya. Suatu pemikiran logika akan disebut tepat jika pemikiran sesuai dengan hukum-
hukum serta aturan yang sudah ditetapkan dalam logika.
2) Konsisten/runtut
Bagan konsepsional, hasil perenungan, harus bersifat konsisten/runtut. Lawannya adalah
bagan konsepsional yang kontradiktif alias saling bertentangan. Pernyataan-pernyataan
yang tidak runtut pada dasarnya tidak masuk akal. Contoh;
a. Hujan turun
b. Tidak benar bahwa hujan turun
Kalau kalimat a benar maka otomatis b tidak benar. Demikian pula sebaliknya kalau
kalimat a tidak benar maka kalimat b benar. Suatu perenungan filsafat tidak boleh
mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan. Mengapa? Sebab filsafat
berusaha mencari penyelesaian atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan agar dapat
dipahami. Jawaban atau penyelesaian adalah pernyataan yang terbukti benar, atau
terbukti didasarkan pada bahan-bahan bukti yang lebih mendekati kebenaran. Tidak
mungkin diperoleh penyelesaian kalau kita mengatakan bahwa pernyataan yang
bertentangan dengan pernyataan diatas juga benar.
4) Spekulatif, artinya apa yang diselidiki filsafat didasarkan pada dugaan-dugaan yang
masuk akal, dan tidak berdasarkan bukti empiris. Ini bukan berarti bahwa dugaan filsafat
tidak ilmiah, tapi pemikiran filasafat memang tidak termasuk dalam lingkup kewenangan
ilmu khusus.
Misalanya, filsafat menemukan jawaban pertanyaan apa itu benar (logika) apa itu
baik(etika) apa itu indah (estetika). Itulah yang dilakukan filsafat. Tidak lebih dari itu,
ilmu-ilmu lain dapat memanfaatkan pemikiran filosofis tersebut.
Dengan kata lain, berpikir secara filsafat bersifat konseptual. Karena konseptual maka
merupoakan hasil generalisasi dan abstraksi dari hal-hal kinkrit dan individual.
Berfilsafat tidak berpikir tentang manusia tertentu, tapi manusia secara umum. Cirri inio
melampaui batas pengalaman empiris sehari-hari.
8) Bebas, setiap filsafat adalah hasil pemikiran yang bebas. Bebas dari prasangka social,
cultural, ataupun religious. Socrates misalnya, memilih minum racung daripada
mengorbankan kebebasannya untuk berpikir menurut keyakinannya. Spinoza menolak
pengangkatan sebagai guru besar filsafat di universitas Heidelberg karena khawatir akan
kehilangan kebebasannya untuk berfikir.
Kebebasan berfikir adalah kebebasan yang disiplin, bukan kebebasan yang anarkis, jadi
ada unsure keterkaitan dalam kebebasan itu. Ikatan itu tidak berasal dari luar, melainkan
dari dalam, yakin fari kaidah dan disiplin pikiran. Dari luar berfikir itu sangat bebas, tapi
dari dalam justru sangat terikat.
Pancasila memberi petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat indonesia tanpa
dengan membedakan suku atau ras Filsafat pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan
negara Artinya adalah semua aturan kehidupan hukum kegiatan dala kehidupan berbangsa dan
bernegara berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum bangsa dan negara republik indonesia. Orang yang berpikir filsafat adalah orang yang
tidak meremehkan terhadap orang yang lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah
yang kecil, selalu berpikiran positif, kritis, bersifat arif bijaksana, universal, dan selalu optimis
Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki beberapa nilai yaitu nilai objektif dan subjektf Nilai-
nilai filsafat pancasila sebagai berikut :
Nilai pancasila timbul dari bangsa indonesia itu sendiri Nilai-nilai yang terdapat dalam
pancasila merupakan hasil dari buah pemikiran, penilaian, dan refleksi filosofis dari bangsa
indonesia itu sendiri. Ideologi pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya karena dalam
isi pancasila diambil dari nilai budaya bangsa dan religi yang telah melekat erat. Sehingga jiwa
pancasila adalah jiwa bangsa indonesia itu sendiri, sedangkan ideologi lain seperti liberalis,
sosialis, komunis, dan lain sebagainya merupakan hasil dari buah pemikiran filsafat orang. Nilai
pancasila merupakan filsafat bangsa indonesia Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
indonesia menjadi pedoman bangsa untuk mengatur aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sekaligus menjadi cermin jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan dalam kehidupan bermaasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa indonesia
Karena pancasila bersumber dari kepribadian bangsa. Sehingga dalam perjalanannya akan
selaras dengan nilai-nilai pancasila. Fungsi dan tujuan pancasila itu antara lain : Cita-cita
Nasional Cita-cita nasional bangsa indonesia sebagaimana telah dirumuskan oleh para bapak
pendiri negara kita yaitu : "mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia". para
pendiri negara kita telah sepakat bahwa landasan, pangkal tolak ukur atau platform untuk
mencapai cita-cita tersebut, ialah pancasila.
Oleh karena itu, seluruh warga negara baik yang duduk pemerintahan negara, yang duduk di
organisasi politik atau organisasi sosial maupun warga negara pada umumnya, berangkat dari
dari pangkal tolak perjuangan yang sama, yaitu pancasila. Sehingga bangsa indonesia mewakili
wawasan yang sama dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan itu
adalah wawasan nasional.
Tujuan Nasional Tujuan nasional indonesia yang ada pada pembukaan undang-undang dasar
1945 adalah mencakup tiga hal, yaitu : Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
tumpah darah indonesia Memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia Dari ketiga point diatas dapat kita simpulkan bahwa negara
indonesia melindungi negara tanah air dan seluruh warga negara indonesia baik yang berada
didalam maupun diluar negeri. Selain itu negara kita menginginkan situasi dan kondisi rakyat
yang bahagia, makmur, adil, sentosa, dan lain sebagainya.
D. Aliran-aliran filsafat
a. Agnositisme merupakan suatu aliran yang berpendapat bahwa allah itu tidak ada karna
tidak ada1 pun manusia yang tau keberadaannya. Secara etimologi agnastisisme berarti
seseorang yang tidak mengetahui.
b. Eksistestensial adalah suatu aliran yang berpendapat bahwa manusia dipandang sebagai
makhluk yang harus aktif dengan apapun yang ada dilingkungannya dan semua yang
dikerjakan oleh manusia harus dilakukan dengan secara sadar.
c. Nihilisme adalah suatu aliran yang sering disangkut pautkan dengan friedrich Nietzsche,
aliran ini berpendapat semua yang ada didunia dean terutama manusia tidak memiliki satu
tujuan.
d. Monoisme adalah aliran yang berpendapat bahwa dari asalnya inti dari semua yang ada
didunia ini hanya ada satu, baik berupa materi maupun rohani dan tidak mungkin semua
yang ada didunia ini berdiri sendiri tanpa ada yang membantu menopangnya. Salah satu
tokoh filsuf yang dikelompokan dalam aliran ini adalah Plato karna ia berpendapat bahwa
alam ide adalah kenyataan yang sebenarnya.