Makalah PTM 4 Kel 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MK. ASKEB KEBIDANAN KOMUNITAS

Dosen Pengampu:
Yetti Purnama S. ST., M. Keb

Kelompok 2 Disusun oleh:


1. Maya Lestari (F0G022001)
2. Izzah Halimah (F0G021007)
3. Serly Wahyuningsih (F0G022014)
4. Nurul Janah Andriani (F0G022017)
5. Melani Nurhalisa (F0G022019)
6. Dewi Intan Fitriani (F0G022021)
7. Lydia Fitriani (F0G022023)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena ahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep pelayanan
kebidanan komunitas dan keluarga sebagai pusat pelayanan” Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah asuhan kebidanan pasca persalinan dan
menyusui di Universitas Bengkulu. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada bunda, Yetti Purnama, S. ST.,
M. Keb selaku dosen mata kuliah asuhan kebidanan komunitas yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pelajar. Dan juga
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi kita semua.
Sebelumnya kami mohon maaf sebesar-besarnya Kami menyadari bahwa
penyelesaian makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi
pembahasan, penulisan dan penyusunan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing
mata kuliah asuhan kebidanan komunitas untuk menyempurkan makalah ini. jika ada
kesalahan dalam penyusunan kata. Tak ada yang sempurna di dunia ini terkecuali
sang Maha Pencipta.

Bengkulu, 09 Februari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

A. Definisi.........................................................................................................6
B. Genogram...................................................................................................10
C. PHBS Tatanan Rumah Tangga .................................................................13
D. Keterpaduan Lima Program.......................................................................14
E. Kesehatan Lingkungan pemukiman...............................................................
F. Visi Indonesia Sehat Dan Mandiri Sebagai Landasan berpikir layanan
Kebidanan......................................................................................................

BAB II PENUTUP.................................................................................................18

A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebidanan komunitas merupakan suatu konsep dasar bidan dalam melayani
keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan Konsep adalah kerangka ide yang mengandung
suatu pengertian tertentu.Kebidanan berasal dari kata “Bidan”.
Kebidanan(midwifery) adalah mencakup pengetahuan yang dimiliki dan
kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.Pengertian bidan
adalah Seseorang yang telah mengikuti Pendidikan kebidanan yang diakui
oleh pemerintah setempat dan telah menyelesaikan pendidikan serta terdaftar
atau mendapatkan izin melakukan praktik kebidanan. Komunitas adalah
kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah tertentu. Bidan
Komunitas(Community Midwifery) adalah bidan yang bekerja melayani
keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah
konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Definisi dari pelayanan kebidanan komunitas dalam pusat pelayanan
masyrakat?
b. Apa Genogram?
c. Apa PHBS Tatanan Rumah Tangga?
d. Apa Keterpaduan Lima Program?
e. Bagaimana Kesehatan Lingkungan Pemukiman?
f. Apa saja Visi Indonesia Sehat dan mandiri sebagai landasan berpikir
pelayanan? kebidanan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi dari pelayanan kebidanan komunitas dalam
pusat pelayanan masyraka
2. Untuk mengetahui apa itu Genogram
3. Untuk mengetahui PHBS Tatanan Rumah Tangga
4. Untuk mengetahui Keterpaduan Lima Program
5. Untuk mengetahui Kesehatan Lingkungan Pemukiman
6. Untuk mengetahui Visi Indonesia Sehat dan mandiri sebagai landasan
berpikir pelayanan kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933


menyatakan bahwa bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan
kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat, telah menyelesaikan
pendidikan dan lulus serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik
kebidanan.

Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari


pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi diwilayah
Negara Republik Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk diregister,
sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan.

•Komunitas Berasal dari bahasa latin:


•comunicans : kesamaan
•communis : sama, public, banyak
•community : masyarakat setempat

Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja


melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Menurut United
Kingdom Central Council for Nursing Midwifery Health para praktisi bidan
yang berbasis komunitas harus dapat memberikan supervise yang dibutuhkan
oleh perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara
komprehensif.

Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Pelayanan
Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi.
Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari
pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan
bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan yang
luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena tugasnya
adalah bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima secara
positif pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta mendukung
keluarga agar dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual
berdasarkan informasi yang telah diberikan

B. Genogram
Genogram adalah representasi grafis dari pohon keluarga yang
menampilkan informasi detail tentang hubungan, riwayat kesehatan, dan data
relevan lainnya dalam suatu keluarga. Genogram melampaui pohon keluarga
tradisional dengan menyertakan informasi tambahan tentang dinamika
keluarga, hubungan emosional, dan faktor sosial lainnya. Genogram
umumnya digunakan dalam bidang psikologi, pekerjaan sosial, kedokteran,
dan genetika untuk mengumpulkan dan memvisualisasikan informasi tentang
struktur dan sejarah keluarga.

C. PHBS Tatanan Rumah Tangga


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK Indonesia
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-
ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di bidang pencegahan dan
penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus dipraktikkan
perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan
makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan
jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi syarat,
memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-
lain.
Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus
dipraktikkan perilaku meminta pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi,
menjadi akseptor keluarga berencana dan lain-lain. Di bidang gizi dan
farmasi harus dipraktikkan perilaku makan dengan gizi seimbang, minum
Tablet Tambah Darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu (ASI)
eksklusif, mengonsumsi Garam Beryodium dan lain- lain. Sedangkan di
bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktikkan perilaku ikut serta
dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau
memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM),
memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dan lain-
lain.
1. Konsep Tatanan
Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem
sosial dimana ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap tatanan,
faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi
dan menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula
dikatakan bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat dimana manusia secara
aktif memanipulasi lingkungan, sehingga menciptakan dan sekaligus juga
mengatasi masalah-masalahnya di bidang kesehatan. Jelas bahwa setiap
tatanan memiliki kekhasan, sehingga dengan demikian pembinaan PHBS
harus disesuaikan untuk masing-masing tatanan.
Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga,
tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum
dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan
pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di
tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan 10 (sepuluh) indikator untuk
menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah mempraktikkan PHBS.
Kesepuluh indikator tersebut merupakan sebagian dari semua perilaku
yang harus dipraktikkan di rumah tangga dan dipilih karena dianggap
mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku.
2. Masyarakat Dalam Tatanan Namun demikian perlu disadari bahwa
PHBS di tatanan rumah tangga sangat dipengaruhi oleh PHBS di tatanan-

tatanan lain. Demikian sebaliknya, PHBS di tatanan-tatanan lain juga


dipengaruhi oleh PHBS di tatanan rumah tangga

Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini tidak terbatas
pada masyarakat dalam pengertian umum (yaitu tatanan rumah tangga), tetapi juga
masyarakat khusus di berbagai tatanan lain. Sebagaimana masyarakat di tatanan
rumah tangga, yaitu masyarakat umum, masyarakat di masing-masing tatanan pun
memiliki struktur masyarakat dan peran-peran dalam masyarakat. Jika di masyarakat
umum terdapat struktur masyarakat formal dan struktur masyarakat informal, di
tatanan-tatanan lain pun terdapat pula struktur yang serupa

1.PHBS DI BERBAGAI ΤΑΤΑΝΑΝ

Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus


dipraktikkan di bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit, penyehatan
lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan
pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktikkan dimana pun
seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat
umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan - sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dijumpai.

1. PHBS di Rumah Tangga

Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat


menciptakan Rumah Tangga Ber- PHBS, yang mencakup persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan air
minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air
Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair di rumah tangga,
membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di dalam rumah
dan lain-lain.

2. PHBS di Institusi Pendidikan Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren,


seminari, padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku
yang dapat menciptakan Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain
mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat,
menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok,
tidak mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-
lain.

3. PHBS di Tempat Kerja

Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus


mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman
sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok,tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
4. PHBS di Tempat Umum

Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dan lain-
lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat
Umum Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik
nyamuk dan lain-lain.

5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain),


sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Fasilitas
pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok,
tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas
jentik nyamuk dan lain-lain

D.Keterpaduan Lima Program


1. Program Lima Aspek Terpadu
Mungkin ada suatu program atau inisiatif yang terdiri dari lima aspek terpadu
atau modul yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Misalnya, dalam konteks pendidikan atau pengembangan sumber daya manusia,
program ini bisa mencakup pelatihan, pendampingan, pemantauan, evaluasi, dan
lainnya.
2. Inisiatif Lima Program Berkoordinasi
Mungkin juga ada lima program terpisah yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu hasil yang lebih besar. Keterpaduan dalam konteks ini dapat
merujuk pada koordinasi dan integrasi upaya di antara program-program
tersebut.
3. Strategi Pengembangan Lima Bidang
Keterpaduan bisa juga merujuk pada strategi atau rencana pengembangan yang
melibatkan lima bidang atau komponen yang saling terkait. Misalnya, dalam
pengembangan ekonomi suatu daerah, lima program bisa mencakup sektor
pertanian, industri, pariwisata, pendidikan, dan infrastruktur.
4. Program Lima Langkah Terpadu
Ada kemungkinan bahwa "Lima Program" merujuk pada langkah-langkah atau
tahapan yang harus diambil secara terpadu untuk mencapai suatu hasil atau
perubahan tertentu.
E.Kesehatan Lingkungan Pemukiman

Negara melalui Undang Undang Kesehatan No 36/2009 mengamanatkan


bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat. Lingkungan yang sehat meliputi sarana sanitasi dan sarana air minum
yang memenuhi syarat di permukiman dan perumahan, tempat-tempat umum seperti
hotel, sekolah dan fasilitas umum, tempat pengolahan makanan dan fasyankes.
Lingkungan sehat harus tersedia baik dalam situasi normal maupun dalam situasi
darurat akibat bencana alam.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan


Lingkungan menjelaskan pengertian kesehatan lingkungan yang merupakan upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial. Sehingga kegiatan penyehatan lingkungan harus meliputi
semua aspek tersebut melalui upaya penyehatan, pengamanan dan pengendalian.

Oleh Sebab itu Direktorat Kesehatan Lingkungan sebagai regulator kegiatan


kesehatan lingkungan di Indonesia berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sesuai amanat perundangan di Indonesia.
Direktorat Kesehatan Lingkungan harus menyiapkan, menyusun dan menyampaikan
laporan kinerja secara tertulis melalui Laporan Kinerja. Laporan kinerja tersebut
memuat capaian kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan dalam satu tahun anggaran
yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan serta
menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan Tahun 2021


disusun berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan serta mengacu pada PermenPAN
dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini
merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Direktorat Kesehatan Lingkungan
Tahun 2021, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Direktorat
Kesehatan Lingkungan (TAPJA) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2021.

1.Maksud dan Tujuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2021 bertujuan untuk memberikan


gambaran terhadap pencapaian target kinerja sebagaimana yang telah ditetapkan pada
kontrak kerja selama satu tahun anggaran. Laporan tersebut juga berperan sebagai
perwujudan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

2.Tugas Pokok dan Fungsinya

Kelembagaan Direktorat Kesehatan Lingkungan seperti tertuang dalam


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan pada Bab Keempat, Bagian Kelima, Pasal 59
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan lingkungan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 Tahun 2020 pasal 60 menyatakan


bahwa Direktorat Kesehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan
limbah dan radiasi;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan


pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan limbah dan
radiasi;

c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyehatan


air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan,
serta pengamanan limbah dan radiasi;

d. fasilitasi pengelolaan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan


pangan,

dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan limbah dan radiasi;

e. pelaksanaan kegiatan teknis berskala nasional di bidang penyehatan air dan


sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta
pengamanan limbah dan radiasi; f. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
bidang penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara,
tanah, dan kawasan, serta pengamanan limbah dan radiasi;

g. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan
limbah dan radiasi; dan

h. pelaksanaan urusan administrasi Direktorat

Selanjutnya, pada peraturan yang salam pasal 61 disebutkan bahwa Direktorat


Kesehatan Lingkungan terdiri atas :

a. Subbagian Administrasi Umum; dan


b. Kelompok Jabatan Fungsional

F.Visi Indonesia Sehat dan mandiri sebagai landasan berpikir pelayanan


kebidanan

2. Visi Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur

a. Mandiri yaitu mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa
lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.

b. Maju: Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan kemantapan sistem dan
kelembagaan poiitik dan hukum.

C. Adil: Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender,
maupun wilayah.

d. Makmur: Diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup

Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki kemampuan


menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan
kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatannya. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan
kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana,
pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan
sesuai dengan standar dan etika profesi.

Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta


meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Misi Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur Dengan berlandaskan pada
dasar Fembangunan Kesehatan, dan untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2025,
ditetapkan 4 (empat) misi Pembangunan Kesehatan, yaitu:

a. Menggerakkan Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh


hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja serta
kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil
kerja serta kontribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan
kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan nasional. Kesehatan sebagai
salah satu unsur dari kesejahteraan rakyat juga mengandung arti terlindunginya dan
terlepasnya masyarakat dari segala macam gangguan yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat

Untuk dapat terlaksananya pembangunan nasional yang berkontribusi positif terhadap


kesehatan seperti dimaksud di atas, maka seluruh unsur atau subsistem dari Sistem
Kesehatan Nasional berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional
berwawasan kesehatan.

b. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat Kesehatan adalah


tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat termasuk swasta, dan
pemerintah. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan setiap individu,
keluarga, masyarakat, dan lingkungannya dilakukan tanpa meninggalkan upaya
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Kesadaran, kemauan dan
kemampuan setiap individu, keluarga dan masyarakat untuk menjaga kesehatan,
memilih, dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sangat menentukan
keberhasilan pembangunan kesehatan. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat
meliputi:
Penggerakan masyarakat masyarakat paling bawah mempunyai peluang yang
sebesar-besarnya untuk terlibat aktif dalam proses pembangunan kesenatan.

1) Organisasi kemasyarakatan diupayakan agar peran organi- sasi masyarakat lokal


makin berfungsi dalam pembangun- an kesehatan.

2) Advokasi masyarakat memperjuangkan kepentingannya di bidang kesehatan.

3) Kemitraan dalam pemberdayaan masyarakat penting un- tuk meningkatkan


kemitraan dan partisipasi lintas sektor, swasta, dunia usaha dan pemangku
kepentingan.

4) Sumberdaya diperlukan sumberdaya memadai seperti SDM, sistem informasi dan


dana

c.. Memelihara dan Meningkatkan Upaya Kesehatan yang Berkualitas, Setara, dan
Terjangkau

Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan upaya pencegahan


(preventif), peningkatan kesehatan (promotif), upaya penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan kemitraan antara pemerintah, dan masyarakat termasuk
swasta.

Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan sosial telah


berkembang, penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan primer akan diserahkan
kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga. Di
daerah yang sangat terpencil, masih diperlukan upaya kesehatan perorangan oleh
Puskesmas.

d. Meningkatkan dan Mendayagunakan Sumber Daya Kesehatan Sumber daya


kesehatan meliputi pula penguasaan pengetahuan dan teknoiogi
Kesehatan/kedokteran, data dan informasi yang makin penting peranannya.

4. Visi dan misi kementerian kesehatan


Visi dan Misi Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 menjabarkan visi dan
misi Presiden tahun 2020-2024 di bidang kesehatan, yaitu: Visi:

"Menciptakan manusia yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan"

Misi:

a.Menurunkan angka kematian ibu dan bayi;

b. Menurunkan angka stunting pada balita; Memperbaiki pengelolaan Jaminan


Kesehatan Nasional; dan

d. meningkatkan kemandirian dan penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan


dalam negeri.

Tujuan Strategis Kementerian Kesehatan

a.Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan siklus hidup

b. Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pengelolaan kedaruratan


kesehatan masyarakat.

d. Peningkatan sumber daya kesehatan (Kemenkes RI 2020).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada
aspekaspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyarakat
sekitar). Seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang
bersifat individual maupun kelompok. Pelayanan Kebidanan komunitas
merupakan bentuk pelayanan kebidanan yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan kesehatan perempuan dengan lebih komprehensif. Seorang
bidan komunitas diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khusunya kesehatan perempuan di wilayah kerjanya. sehingga
masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu
memecahkan masalahnya secara mandiri.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi
pembaca kami. menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk penyempurnaan kai mengharapkan kriti dan saran yang
membangun dari pembaca

DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:
2269/MENKES/PER/XI/2011

Ambarwati, Eny Retna. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha


Medika

Andayani, Ayu Rai. 2008. Skrining TT WUS Eliminasi Tetanus Maternal - Neonatal.
Dinas Kesehatan Provinsi. Bali.

Depkes RI (pusdiknakes). 1995. Konsep kebidanan, Jakarta.

Depkes RI (pusdiknakes). 2001. Konsep Asuhan Kebidanan.. Jakarta

DEPKES. RI. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: YBP-SP.

Anda mungkin juga menyukai