Amay Ayu Sundari, Manajemen Pemerintahan - Tugas 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amay Ayu Sundari

Nim : 043671363

Mata kuliah : Manajemen Pemerintahan

1.

A. Gambaran hubungan antara administrasi, organisasi, dan manajemen adalah organisasi dan
manajemen merupakan sarana dari administrasi. Secara terperinci hubungan tersebut adalah
kepemimpinan yang merupakan inti dari manajemen. Melalui manajemen, semua kegiatan
dikoordinasikan dan diarahkan menuju rujuan yang telah ditetapkan, dengan demikian
manajemen ada pada setiap tingkat organisasi. Organisasi adalah merupakan wadah atau
tempat dilakukannya kegiatan-kegiatan administrasi. Untuk jelasnya hubungan antara
administrasi, organisasi, dan manajemen ini dapat diartikan sebagai berikut:

B. Lima Inti Paradigma hidang administrasi yang dikemukakan oleh Nicholas Hendry sebagai
berikut:

1.) Paradigma 1: Dikotomi Politik/Administrasi 1900-1926

Pada abad ke-19 para ahli administrasi seperti Frank J. Goodnow, Leonard D.White, dan orang
lain mulai berjuang untuk menjadikan administrasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri terpisah
dari induknya yaitu ilmu politik. Sebagai ilmu yang disyaratkan mempunyai lokus (rempar) dan
fokus (spesifikasinya). Alasan Diskusi ilmu administrasi dari ilmu politik ini adalah hahwa bidang
ilmu administrasi berbeda dengan ilmu politik. Hasil dari paradigma I ini adalah administrasi
dipisahkan dari politik (dikotomi administrasi dan politik).

2.) Paradigma II: Prinsip-prinsip Administrasi 1927-1937 Pada tahun 1927 TW Willoughby

dalam bukunya Prinsip Publik Administrasi membawa angin baru dalam perkembangan ilmu
administrasi. Ia mengatakan beberapa prinsip administrasi yang bersifat ilmiah yang dapar
diterapkan oleh seorang administrator. Yang penting hagi administrator yang telah mempelajari
prinsip tersebut adalah bagaimana menerapkan prinsip tersebut dalam praktiknya. Dengan
demikian, prinsip administrasi dapat diterapkan fokus ilmu administrasi dan lokusnya tetap
dalam birokrasi pemerintah. Pengembangan ini mulai terlihat pada sistem penulisan pada ahli
administrasi yang memperkenalkan prinsip-prinsip administrasi seperti Gullick da Urwick yang
mengekspresikan dalam bentuk POSDCORB (perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf,
pengarahan, koordinasi, pelaporan, dan penganggaran).

3.) Paradigma III: Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik 1950-1970

Kritik yang konsep terhadap ilmu administrasi negara menyebabkan ilmu administrasi kembali
ke induknya yaitu ilmu politik. Namun, para ahli administrasi selalu berusaha menjadikan ilmu
administrasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Pada tahun 2962 ilmu administrasi negara tidak
dimasukkan lagi sebagai subbidang ilmu politik seperti terlihat dalam laporan Komite Ilmu Politik
dari Perkumpulan Ilmu Politik Amerika. Dengan demikian, para ahli administrasi berpendapat
bahwa sudah tiba masanya ilmu administrasi menjadi tuan di rumahnya sendiri. Pendapat ini
diperkuat dengan hasil penelitian terhadap artikel yang ditulis antara 1960-1970 pada jurnal
ilmu politik yang hanya memuat bidang polirik 4% sedangkan yang lainnya adalah mengenai
bidang administrasi negara. Oleh karena itu, para ahli administrasi memandang administrasi
negara sebagai ilmu administrasi dari kelompok ilmu sosial.

4.) Paradigma IV: Administrasi Negara Sebagai Ilmu Administrasi 1956-1970. Pada masa ini para ahli
administrasi negara dapat memperlengkapi ilmu ini dengan mengemukakan fokus ilmu
administrasi negara. Pada tahun 1960 ilmu administrasi berkembang pula ke arah
pengembangan organisasi. Sebagai fokusnya adalah pengembangan administrasi yang
menekankan pada bidang psikologi sosial dau nilai-nilai dalam demokrasi birokrasi apakah
dalam sektor publik atau swasta.

5.) Paradigma V: Administrasi Negara sebagai Administrasi Negara (1970) Yang menjadi titik utama
dari teori organisasi pada masa ini adalalı bagaimana dan mengapa organisasi bekerja,
bagaimana dan mengapa orang bertindak atau melakukan, bagaimana dan mengapa keputusan
dibuat. Jadi administrasi negara pada masa ini lebih fokus pada teori organisasi dan ilmu
manajemen. Sedangkan lokusnya adalah kepentingan publik dan kesejahteraan publik.

2.

A. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendelegasian wewenang yaitu, sebuah tanggung jawab
tidak boleh didelegasikan. Hal ini menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai
sebuah tanggungjawab terkait urusan penting Negara tidak dapat mendelegasikan
tanggungjawabnya. Kemudian hindari subordinasi rangkap. Dimaksud ialah
pertanggungjawaban seseorang yang telah diberikan wewenang adalah kepada orang yang
memberikan wewenang tersebut bukan pihak lain yang bukan pemberi wewenang. Selanjutnya
wewenang harus seimbang dengan tanggungjawab diartikan sebagai sebuah kondisi yang sesuai
antara wewenang yang diberikan dengan tanggungjawab akan di emban oleh penerima
wewenang. Karena sebagai penerima wewenang terdapat batasan batasan yang bias dan tidak
bias dilakukan. Jangan sampai batasan batasan tersebut menjadi penghambat hasil dari pihak
yang diberikan kewenangan tersebut. Bila dilihat pada saat ini, Menurut saya pendelegasian
wewenang di Indonsia sudah sesuai dengan pedomannya. Rakyat sebagai pihak yang
mempunyai wewenang dan kekuasaan tertinggi memilih wakil dalam menjalankan
pemerintahan yakin eksekutif dan legislatif. Kemudian sebagai pemimpin pun menurut saya
tidak terjadi penyelewengan tanggung jawab dan pelepasan tanggung jawab. Diliat dari segi
pemerintahan, pelimpahan wewenang dan hubungannya dalam perumusan kebijakan pun
sudah sesuai dengan pedoman. Bergerak dari sisi bawah, kemudian di musyawarahkan, dan
ditetapkan oleh pihak tertinggi, kemudian keuntungan dan hasil tersebut kambali untuk pihak
yang di bawahnya.

B. Pedoman dalam rentang pengawasan berdasarkan The Liang Gie, yang disaring dari pendapat
Mary Chusing Nile menyebut bahwa ada lima factor yang perlu diperhatikan dalam
menenntukan dan melakukan rentang pengawasan. Yakni memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan rencana organisasi. Kemudian memperhatikan jalinan hubungan di antara
orang-orang dan pekerjaan yang harus dikendalikan. Selanjutnya memperhatikan kemampuan
orang dalam organisasi yang bersangkutan, baik atasan maupun bawahan, selain itu juga turut
memperhatikan corak dan ragam pekerjaan. Dan diakhiri dengan memberikan perhatian
terhadap kestabilan organisasi dan pejabat-pejabatnya.

Menurut hemat saya, meneliti pada fakta yang terjadi di Indonesia sekarang ini telah
menerapkan pedoman rentang pengawasan tersebut. Baik di tiap-tiap pedoman dalam
diterapkan secara cukup. Pemimpin yang mempunyai tujuan jelas dalam menjalankan sebuah
roda pemerintahan, memilih orang-orang atau pihak dibawahnya yang membantu roda
pemerintahan sesuai dengan keahliannya masing-masing, sehingga apabila hal-hal tersebut
telah berjalan, maka pemimpin hanya tinggal menjalankan fungsi pengawasan.

Anda mungkin juga menyukai