3 Referensi 3
3 Referensi 3
3 Referensi 3
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan “Bagaimanakah Kemampuan
Sepak Sila Dalam Sepak Takraw Pada Siswa Kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal
Tahun Pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun informan
dalam penelitian ini adalah 6 informan yang terdiri dari 5 siswa kelas X MIPA-4 dan 1 informan
guru penjaskes kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini pengamatan dan perhitungan langsung, data skunder yang
digunakan yaitu data wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan data menggunakan
triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Adapun analisis data yang digunakan
yaitu analisis Miles dan Huberman yaitu analisis data model interaktif yang melalui langkah-
langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa belum maksimalnya kemampuan siswa dalam gerak dasar
sepak sila yaitu kurang maksimal (cukup). Dari data observasi ditemukan siswa dengan kategori
sangat baik sebanyak 0 siswa (0%), kategori baik sebanyak 23 siswa (63%), kategori cukup
sebanyak 11 siswa (13%), kategori kurang sebanyak 0 siswa (0%). Hasil data wawancara
menunjukan adanya faktor penghambat suatu proses pembelajaran mengakibatkan kemampuan
gerak dasar sepak sila belum maksimal (cukup). Hasil data Kuesioner menunjukan data
persentase dengan kategori sangat baik sebanyak 0 siswa (0%), kategori baik sebanyak 34 siswa
(100%), kategori cukup sebanyak 20 siswa (0%), kategori kurang sebanyak 0 siswa (0%).
ABSTRACT
This study aims to determine and describe "How is the Ability of Precious Football in Sepak
Takraw in Class X mathematics and natural science-4 public senior high school number 2
Abiansemal in the 2019/2020 Academic Year. This type of research is descriptive qualitative.
The informants in this study were 6 informants consisting of 5 class X mathematics and natural
science-4 students and 1 physical education teacher informant class X mathematics and natural
science-4 public senior high school number 2 Abiansemal. Data sources used in this study are
primary and secondary data sources. The primary data source used in this study was direct
observation and calculation, the secondary data used were interview data and questionnaires.
The data collection technique used triangulation, namely observation, interviews, and
questionnaires. The data analysis used is the analysis of Miles and Huberman, namely an
interactive model of data analysis through data collection steps, data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the students'
abilities in the basic movements of sila are not maximal (sufficient). From the observation data,
it was found that students with very good categories were 0 students (0%), good categories were
23 students (63%), adequate categories were 11 students (13%), less categories were 0 students
134
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022
(0%). The results of the interview data show that there are inhibiting factors in a learning
process resulting in the ability to move the basic movements of the precepts not maximal
(sufficient). The results of the questionnaire data showed that the percentage data with very
good categories were 0 students (0%), good categories were 34 students (100%), enough
categories were 20 students (0%), less categories were 0 students (0%).
135
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw
136
137
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022
lapangan paling belakang. Tekong ini menjelaskan, tapi bisa digunakan untuk
bertugas untuk menservis bola, membantu merumuskan teoti. Model
menerima, dan menahan serangan dari memberikan kerangka kerja yang bisa
regu lawan di bagian belakang lapangan. digunakan untuk mempertimbangkan
Dua pemain yang disebut apit kanan dan satu masalah meskipun dalam versi
kiri. Kedua pemain ini berada di sebelah awalnya model tidak akan membawa
kanan dan kiri di depan tekong. Pemain kita menuju prediksi yang berhasil
ini berada di dekat net yang bertugas (Severin & Tarkard, 2008).
sebagai pelempar bola ke tekong,
penerima dan pemblok bola dari pihak METODE PENELITIAN
lawan. Penelitian ini menggunakan
Sedangkan Sepak sila merupakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif
teknik sepakan menggunakan kaki yang bersifat deskriptif, penelitian
bagian dalam untuk melambungkan bola deskriptif adalah suatu Penelitian yang
ke arah seperti yang diinginkan oleh dilakukan dengan tujuan utama untuk
penyepak. Sepak sila merupakan teknik memberikan gambaran atau deskripsi
yang sering digunakan dalam permainan tentang suatu keadaan secara objektif
sepak takraw. Fungsinya untuk memberi (Aditya, 2009). Suwendra (2018)
umpan, menghadapi serangan lawan, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
atau menyeimbangi bola (Permana, adalah prosedur penelitian yang
2005). Rangkaian gerak dalam sepak sila menghasilkan data deskriptif berupa
adalah : 1) sikap dasar tubuh, yaitu sikap kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
tubuh sebelum melakukan gerakan, 2) orang dan perilaku yang dapat diamati.
gerakan kaki sepak menuju ke arah Penelitian kualitatif bertujuan (1)
datangnya bola, dengan pandangan mata menggambarkan obyek penelitian
terus mengikuti datang dan jatuhnya (describing object) penggambaran ini
bola, 3) kedua tangan tetap berada pada dapat dilakukan terhadap obyek yang
posisi semula, 4) sentuhan kaki sepak berupa peristiwa, interaksi sosial,
terhadap bola dilakukan ketika bola aktivitas sosial religius, dan sebagainya.
sejajar dengan lutut kaki tumpu, 5) (2) mengungkapkan makna di balik
bagian bawah bola disepak oleh bagian fenomena (exploring meaning behind the
dalam kaki sepak, maka kaki tumpuhan phenomena) dapat diungkapkan apabila
tubuh didorong dengan mengoper ke atas peneliti menyelam dibalik apa yang
dan 6) kaki sepak kembali ke posisi ditampilkan, diperlihatkan, dan
sikap tubuh. diungkapkan melalui wawancara
Definisi Model adalah struktur mendalam dan observasi berpartisipasi.
simbol dan aturan kerja yang diharapkan (3) menjelaskan fenomena yang terjadi
selaras dengan serangkaian poin yang (explaining object) menjadi inti
relevan dalam struktur atau proses yang persoalan atau dengan kata lain yang
ada. Model sangat vital untuk tampak berbeda dengan maksud utama
memahami proses yang lebih kompleks. (Suwendra, 2018).
Struktur ini bisa terlihat bila Tempat atau lokasi merupakan
divisualisasikan. Model juga sumber data yang dapat digunakan
didefinisikan sebagai representasi dunia dalam penelitian (Nugrahani, 2014).
nyata dalam bentuk teoretis dan Penelitian ini dilaksanakan di SMA
disederhanakan. Model bukan alat untuk Negeri 2 Abiansemal, Kecamatan
138
137
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw
138
139
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022
139
140
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw
dan skor minimal 65,00, dengan standar menggunakan data kriteria ketuntasan
deviasi 10 dan skor rata-rata 70,00. minimal dari guru penjaskes kelas X
Dari pengamatan terhadap guru, MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal.
guru sudah mengajar dengan sebaik Berdasarkan data hasil penelitian
mungkin, dimana pembelajaran sesuai yang telah peneliti sajikan sebelumnya
dengan materi ajar di SMA Negeri 2 untuk mengidentifikasi bagaimana
Abiansemal. Guru masih belum hambatan dalam penguasaan
mengajar dengan afektif dikarenakan kemampuan gerak dasar sepak sila
mengajar 3 kelas sekaligus, dalam sepak takraw pada siswa kelas X
mengakibatkan susahnya penyampaian MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal,
materi pembelajaran. Dari data nilai sebagai berikut : dari hasil observasi
yang di dapat pada saat observasi siswa kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2
tersebut masih terdapatnya siswa dengan Abiansemal saat melakukan pengamatan
nilai yang kurang atau cukup. Kriteria langsung masih ditemukannya siswa
ketuntasan siswa dengan nilai 70 yang kurang mendengarkan guru saat
dikategorikan Baik. Peneliti mengajar, siswa masih suka bercanda,
140
141
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022
142
141
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw
mengulang gerakan, melakukan gerakan Peran guru sangatlah penting, guru dapat
awal sampai akhir. Dari tahapan memanfaatkan sarana dan prasarana
mencoba dan mengulang, guru harus yang ada. Guru penjaskes kelas X
benar-benar memperhatikan siswa dan MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal
merefleksi kesalahan yang dilakukan dapat memanfaatkan situasi lapangan
siswa. Dengan tahapan yang sudah dengan solusi yang baik. Ini terbukti
diterapkan, masih minimnya waktu bahwa Guru sudah melaksanakan solusi
percobaan dan pengulangan yang terjadi yang baik dan mampu memanfaatkan
dalam pembelajaran tersebut. Tahapan sarana dan prasarana yang ada.
mencoba dan mengulang harus Berdasarkan hasil penelitian dan
dilakukan terus menerus sampai siswa kajian teori, dapat disimpulkan bahwa
mengerti dan tidak adanya kesalahan sarana dan prasarana dalam
kembali agar tercapainya tujuan pembelajaran Penjaskes di SMA Negeri
pembelajaran. Bukan hanya itu, 2 Abiansemal masih belum maksimal.
dibutuhkan guru melakukan tes terhadap Dari data penelitian kuesioner yang di
gerakan siswa untuk mengetahui rangkum oleh peneliti sebanyak 34 siswa
bagaimanakah kemampuan siswa kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2
melakukan gerakan tersebut. Abiansemal mengirimkan jawabannya
Berdasarkan hasil penelitian dan melalui aplikasi media sosial whatsapp.
kajian teori, dapat disimpulkan bahwa Dari hasil nilai yang di dapat siswa kelas
kemampuan siswa kelas X MIPA-4 X MIPA-4 lebih banyak dibawah nilai
SMA Negeri 2 Abiansemal belum KKM. Sebanyak 11 siswa mendapatkan
maksimal (cukup), dikarenakan adanya nilai dibawah KKM atau bobot nilai
faktor internal yaitu minat dan motivasi maksimal dan sebanyak 23 orang siswa
atau kurangnya minat menjadikan siswa mendapatkan nilai diatas KKM atau
tidak aktif bergerak dan tidak aktif Kriteria Ketuntasan Maksimal.
mendengarkan guru, dan faktor eksternal Dari hasil kuesioner tersebut, siswa
dalam situasi lapangan yang masih masih belum mampu menjawab
belum maksimal. pertanyaan nomor 3 dan 4 tentang
Dari hasil penelitian menunjukan gerakan awalan, gerakan pelaksanaan
bahwa sarana dan prasarana dan gerakan akhir saat melakukan teknik
pembelajaran penjaskes di SMA Negeri dasar lari jarak pendek. Dengan
2 Abiansemal Denpasar masih belum pertanyaan yang diberikan siswa,
maksimal. Menurut Wafi (2016) sarana pembelajaran atletik lari jarak pendek
dan prasarana belajar memiliki fungsi peneliti telah menejelaskan saat proses
yang sangat besar dalam kaitannya pembelajaran tersebut terjadiDari 34
dengan proses pendidikan. Tidak bisa siswa kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2
dipungkiri bahwa keberhasilan proses Abiansemal belum ada siswa yang
belajar mengajar sedikit banyak mampu menjawab semua pertanyaan
dipengaruhi kondisi dan pemanfaatan dengan benar dan jelas. Dengan nilai
sarana dan prasarana yang memadai. maksimal kuesioner adalah 100, siswa
Dari pernyataan tersebut tentang sarana hanya mampu pada nilai 80.
dan prasarana di SMA Negeri 2
Abiansemal masih belum maksimal.
142
143
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022
meningkat.
Berdasarkan tabel diatas dapat Implikasi penelitian berdampak
disajikan data dalam sebuah secara teoritis : 1) olahraga permainan
grafik/diagram batang seperti berikut. sepak sila dalam sepak takraw belum
Suatu kenyataan bahwa kesehatan banyak dimininati oleh siswa karena di
jasmani dan rohani sangatlah berperan sekolah tingkat dasar dan menengah
penting disetiap kehidupan terlebih lagi hanya diberikan secara teori saja dan
bagi anak-anak yang masih dalam masa prakteknya belum sepenuhnya yang juga
pertumbuhan. Disamping itu kesehatan dikarenakan jarangnya diadakan
jasmani dan rohani juga mempengaruhi pertandingan-pertandingan olahraga
proses belajar mengajar serta sepak takraw khususnya sepak sila.
meningkatkan prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil penelitian diatas
khususnya pada pembelajaran penjaskes kemampuan Sepak Sila dalam Sepak
dan pembelajaran bidang studi lain pada Takraw pada Siswa Kelas X MIPA-4
umumnya. Karena itu selayaknya pihak SMA Negeri 2 Abiansemal masih belum
sekolah menyediakan sarana dan maksimal dikarenakan penerapan model
prasarana olahraga yang lengkap dengan pembelajaran belum dikembangkan, 2)
jumlah yang maksimal, sehingga minat dalam proses belajar mengajar di Kelas,
dan kemampuan Siswa dalam mengharuskan guru untuk membuat
pembelajaran atau ekstra Olahraga juga suatu program kegiatan pembelajaran
143
144
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw
145
144
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, D. (2009). Penelitian
Deskriptif.(hhtp://adityasetyawan.fil
es.
wordpress.com/2009/10/penelitian-
deskriptif.pdf)
Armelia, P. (2009). Bermain Sepak
Takraw, PT. Aneka Ilmu : Semarang
Asepta, Y. P. (2008). Bermain dan
olahraga Sepak Sila. Surabaya :
Insan Cendeki
Fagar. (2006). Psikologi Remaja. PT.
Gramedia : Bandung
Hanif, A. S. (2017). Kepelatihan Dasar
Sepak Takraw. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Yanuar, I. (2010). Kemampuan motorik
siswa kelas Atas. Skripsi :
Yogyakarta FIK UNY
Iyakrus. (2012). Permainan Sepak
Takraw. Palembang : Unsri Press
Nala, I. G. N. (2011). Prinsip Pelatihan
Fisik Olahraga. Denpasar : Udayana
University Pres
Nugrahani F. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif. Solo : Cakra Books
145
146