3 Referensi 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561

Vol. 8, No. 1, Hal. 134-145, Januari 2022 E-ISSN 2580-1430


DOI : 10.5281/zenodo.5860701

Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw pada


Siswa Kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal
Made Kusuma Wijaya 1), Anak Agung Ngurah Putra Laksana 2), I Wayan Adnyana 3)*,
Ni Luh Gde Widiantari 4), Kadek Dian Vanagosi 5), I Putu Eri Kresnayadi 6)
1), 2), 3), 4), 5), dan 6)
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, FKIP,
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
E-mail : 1) [email protected], 2) [email protected],
3)
[email protected], 4) [email protected], 4) [email protected],
6)
[email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan “Bagaimanakah Kemampuan
Sepak Sila Dalam Sepak Takraw Pada Siswa Kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal
Tahun Pelajaran 2019/2020. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Adapun informan
dalam penelitian ini adalah 6 informan yang terdiri dari 5 siswa kelas X MIPA-4 dan 1 informan
guru penjaskes kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini pengamatan dan perhitungan langsung, data skunder yang
digunakan yaitu data wawancara dan kuesioner. Teknik pengumpulan data menggunakan
triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Adapun analisis data yang digunakan
yaitu analisis Miles dan Huberman yaitu analisis data model interaktif yang melalui langkah-
langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa belum maksimalnya kemampuan siswa dalam gerak dasar
sepak sila yaitu kurang maksimal (cukup). Dari data observasi ditemukan siswa dengan kategori
sangat baik sebanyak 0 siswa (0%), kategori baik sebanyak 23 siswa (63%), kategori cukup
sebanyak 11 siswa (13%), kategori kurang sebanyak 0 siswa (0%). Hasil data wawancara
menunjukan adanya faktor penghambat suatu proses pembelajaran mengakibatkan kemampuan
gerak dasar sepak sila belum maksimal (cukup). Hasil data Kuesioner menunjukan data
persentase dengan kategori sangat baik sebanyak 0 siswa (0%), kategori baik sebanyak 34 siswa
(100%), kategori cukup sebanyak 20 siswa (0%), kategori kurang sebanyak 0 siswa (0%).

Kata kunci : kemampuan; sepak sila; sepak takraw

ABSTRACT
This study aims to determine and describe "How is the Ability of Precious Football in Sepak
Takraw in Class X mathematics and natural science-4 public senior high school number 2
Abiansemal in the 2019/2020 Academic Year. This type of research is descriptive qualitative.
The informants in this study were 6 informants consisting of 5 class X mathematics and natural
science-4 students and 1 physical education teacher informant class X mathematics and natural
science-4 public senior high school number 2 Abiansemal. Data sources used in this study are
primary and secondary data sources. The primary data source used in this study was direct
observation and calculation, the secondary data used were interview data and questionnaires.
The data collection technique used triangulation, namely observation, interviews, and
questionnaires. The data analysis used is the analysis of Miles and Huberman, namely an
interactive model of data analysis through data collection steps, data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the students'
abilities in the basic movements of sila are not maximal (sufficient). From the observation data,
it was found that students with very good categories were 0 students (0%), good categories were
23 students (63%), adequate categories were 11 students (13%), less categories were 0 students

134
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022

(0%). The results of the interview data show that there are inhibiting factors in a learning
process resulting in the ability to move the basic movements of the precepts not maximal
(sufficient). The results of the questionnaire data showed that the percentage data with very
good categories were 0 students (0%), good categories were 34 students (100%), enough
categories were 20 students (0%), less categories were 0 students (0%).

Keywords : ability; sepak sila; sepak takraw

PENDAHULUAN disebabkan pola latihan fisik yang


Sepak takraw merupakan sebuah kurang cepat. Kebugaran jasmani
permainan net yang dimainkan dalam merupakan modal utama bagi setiap
lapangan empat persegi panjang, baik di individu dalam usaha mengembangkan
tempat tertutup (indoor) maupun terbuka olah raga secara keseluruhan dengan
(outdoor) dengan permukaan lapangan upaya meningkatkan kebugaran jasmani
yang rata. Sepaktakraw dapat dimainkan maka pertumbuhan organ-organ akan
di lapangan rumput, lapangan pasir, berkembang secara menyeluruh. Oleh
keramik ataupun yang beralaskan matras karena itu dalan upaya mengembangkan
karet. Kondisi lapangan yang bermacam- kebugaran jasmani melalui kegiatan
macam ini memudahkan masyarakat olahraga khususnya olahraga pelatihan
dalam melakukan permainan sepak sila dengan bola takraw, terhadap
sepaktakraw dimanapun dan kapanpun. Kemampuan Sepak Sila Dalam Sepak
Menurut Hanif (2017) Sepak takraw Takraw pada siswa kelas X MIPA-4
adalah salah satu olahraga yang sudah SMA Negeri 2 Abiansemal. Disamping
lama dikenal di Indonesia. Kini sepak itu sarana dan prasarana pendukung
takraw tidak saja dijadikan sebagai dalam pembelajaran sepak takraw masih
permainan untuk mengisi waktu luang kurang sehingga menggangu proses
melainkan sudah menjadi cabang olah pembelajaran yang menyebatkan
raga yang dipertandingkan baik di aktivitas yang dilakukan siswa juga
tingkat nasional, regional maupun berkurang. Oleh sebab itu peneliti ingin
internasional. mengadakan penelitian yang berjudul
Untuk dapat bermain sepak takraw “Kemampuan Sepak Sila Dalam Sepak
dengan baik, seseorang dituntut untuk Takraw Pada Siswa Kelas X MIPA-4
mempunyai kemampuan atau SMA Negeri 2 Abiansemal Tahun
keterampilan yang baik. Kemampuan Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan latar
yang sangat penting dan sangat perlu belakang diatas maka rumusan masalah
adalah kemampuan dasar bermain sepak dari penelitian ini adalah :
takraw. Salah satu teknik dasar dari “Bagaimanakah Kemampuan Sepak Sila
sepak takraw adalah sepak sila. Sepak dalam Sepak Takraw pada Siswa Kelas
sila adalah usaha menyepak bola dengan X MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal
menggunakan kaki bagian dalam yang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
bertujuan untuk menerima atau Kemampuan merupakan
menimang bola, menguasai bola, kemampuan tubuh atau bagian tubuh
mengoper bola ke teman dan untuk mengubah arah gerak secara
menyelamatkan serangan lawan. mendadak dalam kecepatan yang tinggi
Berdasarkan kenyataan ini (Nala, 2011). Sedangkan pendapat lain
diperkiraan lemahnya komponen mengatakan kemampuan seseorang
biomotorik yang dimiliki siswa mengubah posisi di area tertentu atau

135
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw

seseoarang yang mampu mengubah satu non locomotor c. Kemampuan


posisi di area tertentu atau seseorang manipulatif.
yang mampu mengubah satu posisi yang Masa SMA yang memiliki rentan
berbeda dalam kecepatan tinggi dengan usia 15-18 tahun bisa dikatakan
koordinasi yang baik (Samsudin, 2010). merupakan masa peralihan seseorang
Sriyanto (2010) menghubungkan dari masa kanak-kanak menuju masa
kemampuan dengan kata kecakapan. dewasa atau lebih sering kita kena;
Setiap individu memiliki kecakapan dengan istilah masa remaja. Masa
yang berbeda-beda dalam melakukan Remaja merupakan suatu tahap transisi
suatu tindakan. Kecakapan ini menuju ke status yang lebih tinggi yaitu
mempengaruhi potensi yang ada dalam status sebagai orang dewasa.
diri individu tersebut. Proses Berdasarkan teori perkembangan, masa
pembelajaran yang mengharuskan siswa remaja adalah masa saat terjadinya
mengoptimalkan segala kecakapan yang perubahan perubahan yang cepat,
dimiliki. termasuk perubahan fundamental dalam
Kemampuan motorik berasal dari aspek kognitif, emosi, sosial dan
bahasa Inggris yaitu Motor Abilty, gerak pencapaian (Fagan, 2006).
(motorik) merupakan suatu aktivitas Sepak takraw atau disebut juga
yang sangat penting bagi manusia, sepak raga merupakan cabang olahraga
karena dengan gerak (motor) manusia yang berkembang dari sejenis permainan
dapat meraih sesuatu yang menjadi rakyat yang sudah banyak di gemari di
harapannya. Kemampuan motorik kawasan asia tenggara termasuk
merupakan hasil gerak individu dalam indonesia. Menurut Atmasubrata (2012)
melakukan gerak, baik gerak yang bukan menyebutkan bahwa sepak takraw
gerak olahraga maupun gerak dalam adalah jenis olahraga campuran dari
olahraga atau kematangan penampilan sepak bola dan bola voli yang dimainkan
keterampilan motorik. di lapangan ganda bulu tangkis serta
Kemampuan motorik mempunyai pemain tidak boleh menyentuh bola
pengertian yang sama dengan dengan tangan. Pendapat lain mengenai
kemampuan gerak dasar yang pengertian sepak takraw yaitu menurut
merupakan gambaran umum dari Hanif (2017) menyebutkan bahwa sepak
kemampuan seseorang dalam melakukan takraw adalah suatu permaian yang
aktivitas. Aktivitas tersebut dapat menggunakan bola (takraw) yang terbuat
membantu berkembangnya pertumbuhan dari rotan, dimainkan di atas lapangan
anak. kemampuan motorik ditentukan yang berukuran 44 kaki (13,42 m)
oleh dua faktor yaitu faktor pertumbuhan panjang, dan 20 kaki (6,1 m) lebar. Di
dan faktor perkembangan (Sukintaka, tengah-tengah dibatasi oleh jaring seperti
2010). Suyanta (2015) menyatakan permainan voli. Sedangkan pendapat
bahwa kemampuan gerak dasar yang dikemukakan oleh Amelia (2009)
merupakan kemampuan yang biasa menyebutkan bahwa : sepak takraw
siswa lakukan guna meningkatkan merupakan sebuah permainan yang
kualitas hidup, gerak dasar adalah dimainkan secara kolektif oleh dua regu.
bentuk gerakan-gerakan sederhana yang Setiap regu terdiri dari tiga orang
bisa dibagi dalam tiga kategori, yaitu: a. pemain. Salah satu dari tiga orang
Kemampuan locomotor, b. Kemampuan pemain tersebut dsebut tekong (server)
merupakan pemain yang berada di

136
137
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022

lapangan paling belakang. Tekong ini menjelaskan, tapi bisa digunakan untuk
bertugas untuk menservis bola, membantu merumuskan teoti. Model
menerima, dan menahan serangan dari memberikan kerangka kerja yang bisa
regu lawan di bagian belakang lapangan. digunakan untuk mempertimbangkan
Dua pemain yang disebut apit kanan dan satu masalah meskipun dalam versi
kiri. Kedua pemain ini berada di sebelah awalnya model tidak akan membawa
kanan dan kiri di depan tekong. Pemain kita menuju prediksi yang berhasil
ini berada di dekat net yang bertugas (Severin & Tarkard, 2008).
sebagai pelempar bola ke tekong,
penerima dan pemblok bola dari pihak METODE PENELITIAN
lawan. Penelitian ini menggunakan
Sedangkan Sepak sila merupakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif
teknik sepakan menggunakan kaki yang bersifat deskriptif, penelitian
bagian dalam untuk melambungkan bola deskriptif adalah suatu Penelitian yang
ke arah seperti yang diinginkan oleh dilakukan dengan tujuan utama untuk
penyepak. Sepak sila merupakan teknik memberikan gambaran atau deskripsi
yang sering digunakan dalam permainan tentang suatu keadaan secara objektif
sepak takraw. Fungsinya untuk memberi (Aditya, 2009). Suwendra (2018)
umpan, menghadapi serangan lawan, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
atau menyeimbangi bola (Permana, adalah prosedur penelitian yang
2005). Rangkaian gerak dalam sepak sila menghasilkan data deskriptif berupa
adalah : 1) sikap dasar tubuh, yaitu sikap kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
tubuh sebelum melakukan gerakan, 2) orang dan perilaku yang dapat diamati.
gerakan kaki sepak menuju ke arah Penelitian kualitatif bertujuan (1)
datangnya bola, dengan pandangan mata menggambarkan obyek penelitian
terus mengikuti datang dan jatuhnya (describing object) penggambaran ini
bola, 3) kedua tangan tetap berada pada dapat dilakukan terhadap obyek yang
posisi semula, 4) sentuhan kaki sepak berupa peristiwa, interaksi sosial,
terhadap bola dilakukan ketika bola aktivitas sosial religius, dan sebagainya.
sejajar dengan lutut kaki tumpu, 5) (2) mengungkapkan makna di balik
bagian bawah bola disepak oleh bagian fenomena (exploring meaning behind the
dalam kaki sepak, maka kaki tumpuhan phenomena) dapat diungkapkan apabila
tubuh didorong dengan mengoper ke atas peneliti menyelam dibalik apa yang
dan 6) kaki sepak kembali ke posisi ditampilkan, diperlihatkan, dan
sikap tubuh. diungkapkan melalui wawancara
Definisi Model adalah struktur mendalam dan observasi berpartisipasi.
simbol dan aturan kerja yang diharapkan (3) menjelaskan fenomena yang terjadi
selaras dengan serangkaian poin yang (explaining object) menjadi inti
relevan dalam struktur atau proses yang persoalan atau dengan kata lain yang
ada. Model sangat vital untuk tampak berbeda dengan maksud utama
memahami proses yang lebih kompleks. (Suwendra, 2018).
Struktur ini bisa terlihat bila Tempat atau lokasi merupakan
divisualisasikan. Model juga sumber data yang dapat digunakan
didefinisikan sebagai representasi dunia dalam penelitian (Nugrahani, 2014).
nyata dalam bentuk teoretis dan Penelitian ini dilaksanakan di SMA
disederhanakan. Model bukan alat untuk Negeri 2 Abiansemal, Kecamatan

138
137
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw

Abiansemal, Kabupaten Badung, guru Penjas dan Siswa kelas X MIPA-4


Provinsi Bali khususnya pada Siswa SMA Negeri 2 Abiansemal. Sedangkan
Kelas X MIPA-4, Kepala Sekolah, Guru Data sekunder merupakan sumber data
Penjaskes yang semuanya berjumlah 36 tambahan yang diambil tidak secara
orang. Sumber data dalam penelitian langsung di lapangan. Data tambahan
kualitatif dapat dikelompokkan jenis dan yang dimaksud meliputi dokumen atau
posisinya, mulai dari yang paling nyata arsip didapatkan dari berbagai sumber,
hingga yang samar-samar, mulai dari foto pendukung yang sudah ada, maupun
yang primer hingga sekunder foto yang dihasilkan sendiri, serta data
(Nugrahani, 2014). Macam sumber data yang terkait dalam penelitian ini. Data
yang dapat dimanfaatkan dalam sekunder dari penelitian ini adalah data
menggali informasi dalam penelitian nilai dari Guru Pamong Kelas X MIPA-4
kualitatif, antara lain meliputi : 1) SMA Negeri 2 Abiansemal.
dokumen/arsip, 2) narasumber, 3) Berdasarkan berbagai jenis data
peristiwa atau aktivitas, 4) tempat/lokasi yang dibutuhkan, dan ketersediaan
dan 5) benda, gambar serta rekaman. sumber data yang memungkinkan
Berdasarkan berbagai jenis data penggalian informasi di lapangan, maka
yang dibutuhkan, dan ketersediaan peneliti dapat menentukan teknik
sumber data yang memungkinkan pengumpulan data yang tepat, sesuai
penggalian informasi di lapangan, maka dengan kondisi, waktu, dan biaya yang
peneliti dapat menentukan teknik tersedia, serta pertimbangan lain demi
pengumpulan data yang tepat, sesuai efektifnya penelitian (Nugrahani, 2014).
dengan kondisi, waktu, dan biaya yang Teknik pengumpulan data yang
tersedia, serta pertimbangan lain demi digunakan dalam penelitian ini adalah
efektifnya penelitian (Nugrahani, 2014). antara lain : observasi, wawancara,
Data primer merupakan sumber data teknik kuesioner, dokumen.
yang memuat data utama yakni data Analisis data adalah proses
yang diperoleh secara langsung di mengatur urutan data,
lapangan. Data primer dari penelitian ini mengorganisasikan ke dalam suatu pola
adalah pengamatan langsung saat kategori dan satuan uraian dasar
peneliti melakukan wawancara pada (Nugrahani, 2014). Analisis data yang

138
139
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022

digunakan adalah pendekatan deskriptif sepak takraw dengan responden adalah


kualitatif. Proses analisis data dalam siswa SMA Negeri 2 Abiansemal kelas
penelitian kualitatif dimulai dengan X MIPA-4 yang mengikuti
menelaah seluruh data yang tersedia dari ekstrakurikuler sepak takraw dengan
berbagai sumber. Dalam penggunaan jumlah 34 siswa.
teknik analisis data, penulis mengavu Penelitian ini dilakukan pada bulan
pada teknik yang sudah umum Februari-bulan April 2020 pada kelas X
digunakan para peneliti yakni dengan MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal,
menggunakan teknik analisis data model penelitian yang dilakukan melalui
interaktif yang sebagaimana dibuat oleh observasi, wawancara dan kuesioner
Nugrahani (2014) mengatakan bahwa dengan subjek penelitian yaitu siswa dan
dalam analisis interaktif dapat dilakukan beberapa kualitatif deskriptif dan teknik
melalui langkah-langkah sebagai berikut: analisis data menggunakan teknik
Pengumpulan data, Reduksi data, analisis data model interaktif yang
Display data atau penyajian data dan sebagaimana dibuat oleh Nugrahani
Penarikan simpulan/verifikasi. (2014) mengatakan bahwa dalam
Pola analisis interaktif yang analisis interaktif dapat dilakukan
dikemukakan Nugrahani (2014) dapat melalui langkah-langkah pengumpulan
dilihat dalam gambar berikut : data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil deskripsi dari penelitian
Fungsi deskripsi data penelitian tingkat keterampilan bermain sepak sila
yaitu mengungkapkan karakteristik data dalam sepak takraw yang telah dilakukan
setiap variabel penelitian. Data pelitian adalah berikut ini: Tes keterampilan
tersebut diperoleh dari perhitungan skor sepak sila yang telah dilakukan,
yang didapat melalui tes keterampilan didapatkan hasil skor maksimal 77,00

139
140
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw

dan skor minimal 65,00, dengan standar menggunakan data kriteria ketuntasan
deviasi 10 dan skor rata-rata 70,00. minimal dari guru penjaskes kelas X
Dari pengamatan terhadap guru, MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal.
guru sudah mengajar dengan sebaik Berdasarkan data hasil penelitian
mungkin, dimana pembelajaran sesuai yang telah peneliti sajikan sebelumnya
dengan materi ajar di SMA Negeri 2 untuk mengidentifikasi bagaimana
Abiansemal. Guru masih belum hambatan dalam penguasaan
mengajar dengan afektif dikarenakan kemampuan gerak dasar sepak sila
mengajar 3 kelas sekaligus, dalam sepak takraw pada siswa kelas X
mengakibatkan susahnya penyampaian MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal,
materi pembelajaran. Dari data nilai sebagai berikut : dari hasil observasi
yang di dapat pada saat observasi siswa kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2
tersebut masih terdapatnya siswa dengan Abiansemal saat melakukan pengamatan
nilai yang kurang atau cukup. Kriteria langsung masih ditemukannya siswa
ketuntasan siswa dengan nilai 70 yang kurang mendengarkan guru saat
dikategorikan Baik. Peneliti mengajar, siswa masih suka bercanda,

140
141
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022

kurangnya konsentrasi siswa, beberapa penghambat proses pembelajaran yaitu


siswa masih ada yang bersikap diam, dan berupa faktor internal dan faktor
kurang aktif. Dari hasil pengamatan eksternal.
dengan siswa ditemukannya berbagai Faktor internal meliputi : 1)
masalah tersebut, ini mengakibatkan kesehatan Siswa dimana Faktor
tujuan pembelajaran menjadi terhambat. kesehatan dapat memengaruhi belajar
Dari pengamatan langsung saat seseorang. Apabila orang tersebut
peneliti mengajar, peneliti menemukan sedang sakit, maka akan mengakibatkan
guru sudah cukup menjelaskan sesuai tidak ada motivasi belajar dalam diri
bahan ajar di SMA Negeri 2 seseorang. Hal ini juga berdampak pada
Abiansemal. Guru belum cukup mampu psikologis, karena dalam tubuh yang
mengatasi perilaku siswa yang ada saat kurang sehat maka akan mengalami
proses pembelajaran. Dengan berbagai gangguan pula pada pikiran, 2) minat
macam perilaku siswa di lapangan cukup dan motivasi, dimana minat dan motivasi
membuat guru kebingungan dengan juga faktor penting dalam proses belajar.
situasi tersebut. Dari pengamatan Minat yang besar terhadap sesuatu
langsung di lapangan, masih ditemukan merupakan dasar untuk mencapai tujuan.
kurangnya sarana dan prasarana yang Sedangkan motivasi merupakan
maksimal. Sarana media pembelajaran dorongan dari dalam maupun luar diri
masih belum maksimal dengan materi seseorang, umumnya motivasi itu timbul
pembelajaran yang diajarkan. Bukan karena adanya keinginan yang besar
hanya itu, lapangan yang dipakai saat untuk mencapai sesuatu, 3) cara Belajar
pembelajaran sepak sila adalah lapangan Siswa dimana teknik merupakan cara
kurang luas. yang dilakukan seseorang dalam
Berdasarkan kajian hasil observasi, melakukan kegiatan belajar. Cara belajar
peneliti dapat menyimpulkan bahwa meliputi bagaimana bentuk catatan yang
sarana dan prasarana dalam dipelajari dan pengaturan waktu belajar,
pembelajaran olahraga di SMA Negeri 2 tempat serta fasilitas belajar lainnya.
Abiansemal belum maksimal, kurangnya Cara belajar yang baik akan tercipta
guru saat mengatur situasi kelas dengan kebiasaan yang baik dan dapat
siswa yang berbagai macam prilaku, meningkatkan hasil belajar yang baik
belum maksimalnya kegiatan pula.
pembelajaran dan belum tercapainya Faktor eksternal penghambat
tujuan pembelajaran. meliputi : 1) lingkungan sekitar,
Dari hasil penelitian menunjukan bangunan rumah, suasana sekitar,
bahwa kemampuan siswa tentang materi keadaan lalu lintas, dan iklim dapat
sepak takraw gerak dasar sepak sila mempengaruhi pencapaian tujuan
masih belum maksimal. Data hasil belajar, 2) sekolah, tempat, gedung
kuesioner menunjukan bahwa siswa sekolah, kualitas guru, perangkat
kurang mampu menyebutkan jawaban instrument pendidikan, lingkungan
tentang langkah-langkah melakukan sekolah, dan rasio guru dan murid per
gerakan sepak sila, dari sikap awal, sikap kelas, mempengaruhi kegiatan belajar
pelaksanaan, dan sikap akhir. Materi siswa.
sepak sila sudah dijelaskan oleh guru. Dalam pembelajaran penjaskes
Dari hasil data wawancara dengan terdapat tahapan belajar gerak. Pertama
subjek penelitian, ada beberapa faktor penjelasan, mencoba gerakan,

142
141
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw

mengulang gerakan, melakukan gerakan Peran guru sangatlah penting, guru dapat
awal sampai akhir. Dari tahapan memanfaatkan sarana dan prasarana
mencoba dan mengulang, guru harus yang ada. Guru penjaskes kelas X
benar-benar memperhatikan siswa dan MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal
merefleksi kesalahan yang dilakukan dapat memanfaatkan situasi lapangan
siswa. Dengan tahapan yang sudah dengan solusi yang baik. Ini terbukti
diterapkan, masih minimnya waktu bahwa Guru sudah melaksanakan solusi
percobaan dan pengulangan yang terjadi yang baik dan mampu memanfaatkan
dalam pembelajaran tersebut. Tahapan sarana dan prasarana yang ada.
mencoba dan mengulang harus Berdasarkan hasil penelitian dan
dilakukan terus menerus sampai siswa kajian teori, dapat disimpulkan bahwa
mengerti dan tidak adanya kesalahan sarana dan prasarana dalam
kembali agar tercapainya tujuan pembelajaran Penjaskes di SMA Negeri
pembelajaran. Bukan hanya itu, 2 Abiansemal masih belum maksimal.
dibutuhkan guru melakukan tes terhadap Dari data penelitian kuesioner yang di
gerakan siswa untuk mengetahui rangkum oleh peneliti sebanyak 34 siswa
bagaimanakah kemampuan siswa kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2
melakukan gerakan tersebut. Abiansemal mengirimkan jawabannya
Berdasarkan hasil penelitian dan melalui aplikasi media sosial whatsapp.
kajian teori, dapat disimpulkan bahwa Dari hasil nilai yang di dapat siswa kelas
kemampuan siswa kelas X MIPA-4 X MIPA-4 lebih banyak dibawah nilai
SMA Negeri 2 Abiansemal belum KKM. Sebanyak 11 siswa mendapatkan
maksimal (cukup), dikarenakan adanya nilai dibawah KKM atau bobot nilai
faktor internal yaitu minat dan motivasi maksimal dan sebanyak 23 orang siswa
atau kurangnya minat menjadikan siswa mendapatkan nilai diatas KKM atau
tidak aktif bergerak dan tidak aktif Kriteria Ketuntasan Maksimal.
mendengarkan guru, dan faktor eksternal Dari hasil kuesioner tersebut, siswa
dalam situasi lapangan yang masih masih belum mampu menjawab
belum maksimal. pertanyaan nomor 3 dan 4 tentang
Dari hasil penelitian menunjukan gerakan awalan, gerakan pelaksanaan
bahwa sarana dan prasarana dan gerakan akhir saat melakukan teknik
pembelajaran penjaskes di SMA Negeri dasar lari jarak pendek. Dengan
2 Abiansemal Denpasar masih belum pertanyaan yang diberikan siswa,
maksimal. Menurut Wafi (2016) sarana pembelajaran atletik lari jarak pendek
dan prasarana belajar memiliki fungsi peneliti telah menejelaskan saat proses
yang sangat besar dalam kaitannya pembelajaran tersebut terjadiDari 34
dengan proses pendidikan. Tidak bisa siswa kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2
dipungkiri bahwa keberhasilan proses Abiansemal belum ada siswa yang
belajar mengajar sedikit banyak mampu menjawab semua pertanyaan
dipengaruhi kondisi dan pemanfaatan dengan benar dan jelas. Dengan nilai
sarana dan prasarana yang memadai. maksimal kuesioner adalah 100, siswa
Dari pernyataan tersebut tentang sarana hanya mampu pada nilai 80.
dan prasarana di SMA Negeri 2
Abiansemal masih belum maksimal.

142
143
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022

meningkat.
Berdasarkan tabel diatas dapat Implikasi penelitian berdampak
disajikan data dalam sebuah secara teoritis : 1) olahraga permainan
grafik/diagram batang seperti berikut. sepak sila dalam sepak takraw belum
Suatu kenyataan bahwa kesehatan banyak dimininati oleh siswa karena di
jasmani dan rohani sangatlah berperan sekolah tingkat dasar dan menengah
penting disetiap kehidupan terlebih lagi hanya diberikan secara teori saja dan
bagi anak-anak yang masih dalam masa prakteknya belum sepenuhnya yang juga
pertumbuhan. Disamping itu kesehatan dikarenakan jarangnya diadakan
jasmani dan rohani juga mempengaruhi pertandingan-pertandingan olahraga
proses belajar mengajar serta sepak takraw khususnya sepak sila.
meningkatkan prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil penelitian diatas
khususnya pada pembelajaran penjaskes kemampuan Sepak Sila dalam Sepak
dan pembelajaran bidang studi lain pada Takraw pada Siswa Kelas X MIPA-4
umumnya. Karena itu selayaknya pihak SMA Negeri 2 Abiansemal masih belum
sekolah menyediakan sarana dan maksimal dikarenakan penerapan model
prasarana olahraga yang lengkap dengan pembelajaran belum dikembangkan, 2)
jumlah yang maksimal, sehingga minat dalam proses belajar mengajar di Kelas,
dan kemampuan Siswa dalam mengharuskan guru untuk membuat
pembelajaran atau ekstra Olahraga juga suatu program kegiatan pembelajaran

143
144
M. K. Wijaya, A. A. N. P. Laksana, I. W. Adnyana, N. L. G. Widiantari, K. D. Vanagosi & I. P. E.
Kresnayadi, Kemampuan Sepak Sila dalam Sepak Takraw

yang sesuai dengan kebutuhan dan sehingga bagian-bagian tersebut dapat


kemampuan siswa, sehingga potensi dipelajari sebaik mungkin khususnya
siswa yang telah dimiliki, misalnya dalam sepak sila pada sepak takraw, 4)
kemampuan motorik dapat benar-benar perlu adanya penilaian secara kontinyu,
direalisasikan ke dalam bentuk aktivitas yaitu sebelum, selama dan setelah
atau fisik siswa yang efektif dan pembelajaran berlangsung. Oleh karena
produktif, untuk itu guru harus mampu itu kesalahan motorik yang tidak segera
memilih dan menerapkan media elajar diterapi akan terekam dalam memori
dalam model pembelajaran yang tepat sehingga sulit untuk diperbaiki. Selain
guna mencapai tujuan pembelajaran itu penilaian diperlukan untuk
yang diharapkan, 3) banyak faktor yang mengetahui tingkat kemajuan anak
mempengaruhi prestasi belajar, salah dalam belajar dan praktek khususnya
satu faktor yang memberikan sumbangan kemampuan sepak sila dalam sepak
terhadap pencapaian prestasi belajar taktraw dan 5) dalam peningkatkan
yang tinggi yaitu kesehatan jasmani dan kemampuan setiap cabang olahraga
rohani siswa. Karena seperti pepatah sekolah hendaknya mempersiapkan
mengatakan dialam badan atau jasmani sarana prasarana pendukung yang
yang sehat terdapat jiwa atau rohani maksimal sehingga hasilnya juga
yang kuat, dengan kata lain bahwa maksimal.
investasi ilmiah akan memberikan
pengaruh yang amat kuat terhadap SIMPULAN DAN SARAN
pencapaian prestasi belajar dan juga Berdasarkan penelitian yang telah
pembinaan prestasi cabang olahraga, dilakukan peneliti yang berfokus pada
karena itu berbagai penelitian tentang kemampuan gerak dasar sepak sila pada
belajar, tehnik, metode dan model kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2
pembelajaran keterampilan suatu cabang Abiansemal belum maksimal. Dari hasil
olahraga akan membantu guru atau ketiga data obervasi, wawancara dan
pelatih dalam mengembangkan hasil kuesioner menghasilkan kesamaan
kemampuan yang dimiliki siswa. data yang kurang maksimal (Cukup)
Implikasi hasil penelitian terhadap dapat dilihat dari data tabel, diagram,
penerapan praktis : 1) membagi masa dan hasil wawancara diatas. Kemampuan
latihan menjadi tiga tahapan, yaitu gerak dasar sepak sila siswa kelas X
persiapan pembelajaran, informasi yang MIPA-4 SMA Negeri 2 Abiansemal dari
baru, praktik melakukan kegiatan dan data observasi ditemukan siswa dengan
evaluasi untuk memperbaiki setiap kategori sangat baik sebanyak 0 siswa
kesalahan agar tidak terulang kembali, 2) (0%), kategori baik sebanyak 23 siswa
praktik hendaknya dilaksanakan dalam (63%), kategori cukup sebanyak 11
kondisi yang menguntungkan, antara lain siswa (13%), kategori kurang sebanyak 0
dengan memperhatian kesiapan siswa siswa (0%). Hasil data wawancara
dalam menjalankan aktivitas, hal ini menunjukan adanya faktor penghambat
akan mendukung kelancaran proses suatu proses pembelajaran
belajar mengajar sehingga pembelajaran mengakibatkan kemampuan gerak dasar
menjadi lebih efektif, 3) tugas belajar sepak sila belum maksimal (cukup).
gerak hendaknya dibagi-bagi dan Hasil data Kuesioner menunjukan data
dikembangkan menurut urutan, yaitu persentase dengan kategori sangat baik
dari sederhana ke yang kompleks sebanyak 0 siswa (0%), kategori baik

145
144
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 8, No. 1, Januari 2022

sebanyak 34 siswa (100%), kategori Suyanta. (2015). Tingkat Kemampuan


cukup sebanyak 20 siswa (0%), kategori Teknik Dasar Bagi Peserta Putra
kurang sebanyak 0 siswa (0%). faktor Pada Ekstrakurikuler Sepaktakraw
pendukung dan faktor penghambat di SD Muhammadiyah Degan
dalam proses pembelajaran gerak dasar Kabupaten Kulon Progo
sepak sila pada siswa kelas X MIPA-4 Suwendra, I. W. (2018). Metodologi
SMA Negeri 2 Abiansemal yaitu masih Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu
banyaknya prilaku dan sikap siswa yang Sosial , Pendidikan, Kebudayaan
kurang baik, terjadi saat proses dan Keagamaan. Bali : Nilacakra
pembelajaran berlangsung, sedangkan Sriyanto. (2010). Pengertian
faktor pendukung adanya buku Kemampuan.
penjaskes atau LKS yang mampu http://ian43.wordpress.com/2010/12
dipelajari kembali untuk menjawab /23
pertanyaan tersebut. Saran saya adalah Samsudin. (2007). Metode Penelitian
semoga dengan hasil ini bisa Ilmiah dan Penggunaan Rumus-
meningkatkan Kemampuan Sepak Rumus Statistik. Surabaya : Usaha
Sila dalam Sepak Takraw pada Siswa Nasional
Kelas X MIPA-4 SMA Negeri 2 Sukintaka. (2010). Teori Bernain untuk
Abiansemal. PGSD. Jakarta : Dikdasmen

DAFTAR PUSTAKA
Aditya, D. (2009). Penelitian
Deskriptif.(hhtp://adityasetyawan.fil
es.
wordpress.com/2009/10/penelitian-
deskriptif.pdf)
Armelia, P. (2009). Bermain Sepak
Takraw, PT. Aneka Ilmu : Semarang
Asepta, Y. P. (2008). Bermain dan
olahraga Sepak Sila. Surabaya :
Insan Cendeki
Fagar. (2006). Psikologi Remaja. PT.
Gramedia : Bandung
Hanif, A. S. (2017). Kepelatihan Dasar
Sepak Takraw. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta
Yanuar, I. (2010). Kemampuan motorik
siswa kelas Atas. Skripsi :
Yogyakarta FIK UNY
Iyakrus. (2012). Permainan Sepak
Takraw. Palembang : Unsri Press
Nala, I. G. N. (2011). Prinsip Pelatihan
Fisik Olahraga. Denpasar : Udayana
University Pres
Nugrahani F. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif. Solo : Cakra Books

145
146

Anda mungkin juga menyukai