RMK BAB 2.perhitungan Penciptaan Nilai An - Halifah
RMK BAB 2.perhitungan Penciptaan Nilai An - Halifah
RMK BAB 2.perhitungan Penciptaan Nilai An - Halifah
NAMA : HALIFAH
NIM : A014231009
PRODI : PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN
BAB II
PERHITUNGAN PENCIPTAAN NILAI
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan = nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi + nilai aset non
operating.
Laba operasi
Penjualan × marjin laba operasi = 1.120.000 × 0,09 = 100.800
Pajak
Laba operasi × tarif pajak = 100.800 × 0,31 = 31.248
Menggunakan Analisis Nilai Pemegang Saham untuk Menilai Perusahaan Secara Keseluruhan.
Nilai perusahan adalah penjumlahan antara utang dan ekuitas.
Komponen utang dalam perhitungan nilai perusahaan adalah nilai pasar dari utang
jangka panjang ditambah dengan nilai pasar dari saham preferen.
Laba ekonomi =
Laba operasi
sebelum bunga Investasi x Laba
dan setelah WACC Ekonomi
pajak
Contoh:
PT ABC memiliki Weighted Average Cost Of Capital (WACC) sebesar 12% dan memiliki total
aset sebesar $1.000.000. Laba operasi sebelum bunga dan setelah pajak adalah $180.000 setahun.
Berapakah laba ekonomi PT ABC?
EVA = Laba operasi × (1 tarif pajak) – (Weighted Average Cost Of Capital × (total aset – liabilitas
lancar) EVA = 150 milyar * (1-25%) – (12% * (Rp 1 trilyun – 200 milyar)
EVA = Rp16.5 milyar.
EVA PT EFG di tahun 2012 lebih besar dari nol sehingga perusahaan mampu menciptakan
kekayaan untuk pemegang sahamnya.
Keunggulan dan Kelemahan EVA
Keunggulan (Utama, 1997: 10).yang dimiliki metode Economic Value Added (EVA) antara
lain:
a. Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alat ukur yang dapat berdiri sendiri
tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam satu
industri, dan tidak perlu pula membuat suatu analisis kecenderungan dengan tahun-
tahun sebelumnya.
b. Konsep Economic Value Added (EVA) adalah pengukur kinerja perusahaan yang
melihat segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan-
harapan pada pemilik modal (kreditur dan pemegang saham) secara adil. Dimana
derajat keadilannya dinyatakan dalam ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada
dan berpedoman pada nilai pasar, bukan nilai buku.
c. Konsep Economic Value Added (EVA) dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam
pemberian bonus bagi karyawan. Disamping itu Economic Value Added (EVA) juga
merupakan tolok ukur yang tepat untuk memenuhi konsep kepuasan stakeholder yakni
bentuk perhatian perusahaan kepada karyawan, pelanggan, dan pemberi modal
(kreditur dan investor).
d. Walaupun konsep Economic Value Added (EVA) berorientasi pada kinerja operasional,
akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategis
perkembangan portofolio perusahaan.
b) Di samping keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh Economic Value Added (EVA)
terdapat pula beberapa kelemahan EVA (Mirza, 1997; 68):
a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas
penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual
atau membeli saham-saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih
dominan.
c. Konsep ini tergantung pada transparansi perhitungan EVA secara akurat dalam
kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi
internalnya.
Manfaat EVA Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA menurut Sidharta (1997:
176-177) adalah:
a) Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian
manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham.
b) Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang
saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan
meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
c) EVA membuat manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan
nilai dan mengevaluasi kinerja berdasar kriteria memaksimalkan nilai perusahaan.
d) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikansikan kegiatan atau praktik yang
memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
e) EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur
modal.
2.5 Tingkat Imbal Hasil Arus Kas (Cash Flow Return On Investment/CFROI)
Pengembalian arus kas atas investasi (CFROI) adalah metrik penilaian yang bertindak sebagai
proksi pengembalian ekonomi perusahaan. Pengembalian ini dibandingkan dengan biaya modal,
atau tingkat diskonto , untuk menentukan potensi nilai tambah. CFROI didefinisikan sebagai
pengembalian ekonomi rata-rata atas seluruh proyek investasi perusahaan pada tahun tertentu.
Laba atas investasi (ROI) adalah ukuran seberapa baik kinerja suatu investasi.
Pengembalian arus kas atas investasi (CFROI) adalah metrik penilaian yang melihat arus kas,
relatif terhadap biaya modal perusahaan.
CFROI berasumsi bahwa pasar keuangan menetapkan harga saham berdasarkan arus kas
perusahaan, bukan berdasarkan pendapatan atau metrik lainnya.
CFROI memberi investor wawasan tentang cara perusahaan bekerja secara internal, cara
perusahaan menghasilkan uang tunai, membiayai operasinya, dan membelanjakan uangnya.
Metrik ini dipandang sebagai cara yang lebih bersih dalam melihat kinerja perusahaan, dengan
menghilangkan apa yang disebut distorsi.
dalam hasil keuangan perusahaan. CFROI juga memperhitungkan dampak inflasi.
CFROI dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan dari waktu ke waktu atau
sembandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan sejenis di sektornya.
Kegunaan CFROI
CFROI juga berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan sejenis
yang mungkin memiliki pilihan pembiayaan berbeda. Fokus pada kapabilitas menghasilkan uang,
yang merupakan landasan sebenarnya dari nilai perusahaan, memungkinkan perbandingan
universal dengan perusahaan sejenis, baik yang berdomisili di negara yang sama (yaitu, standar
akuntansi yang sama) atau di luar negeri.
Salah satu aspek CFROI yang menarik bagi investor adalah kesempatan untuk membandingkan
harga saham perusahaan dengan CFROI. Jika CFROI sudah tinggi, misalnya, dan kinerja ini
tidak sepenuhnya tercermin dalam harga saham, investor mungkin bisa memanfaatkan
kemungkinan ketidakcocokan penilaian ini.
Cash Flow Return On Investment (CFROI)
CFROI memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang
berkelanjutan dibandingkan dengan kas yang diinvestasikan di perusahaan. Selisih antara
CFROI dengan biaya modal (cost of capital) merefleksikan potensi penciptaan nilai perusahaan
(semakin tinggi selisihnya, semakin tinggi potensinya). Perubahaan dalam CFROI setiap
tahunnya dapat digunakan sebagai indikator kinerja perusahaan.
Formula CFROI adalah sebagai berikut: