RMK BAB 2.perhitungan Penciptaan Nilai An - Halifah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

TUGAS : RMK MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

NAMA : HALIFAH
NIM : A014231009
PRODI : PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN

BAB II
PERHITUNGAN PENCIPTAAN NILAI

2.1 Pengukuran Nilai dengan Penggunaan Arus Kas


Nilai dari investasi adalah penjumlahan seluruh arus kas yang telah didiskonto (net present
value).
Prinsip tersebut diterapkan untuk menilai kelayakan sebuah proyek baru.
1. Jika proyek baru tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada yang
dipersyaratkan oleh penyedia modal (kreditor dan pemegang saham) maka proyek tersebut
apabi- la dilaksanakan akan meningkatkan nilai perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan
kekayaan pemegang saham.
2. Proyek yang net present value (selisih antara arus kas di masa depan yang didiskontokan
dikurang dengan nilai investasi awal) positif akan meningkatkan nilai perusahaan.

 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan = nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi + nilai aset non
operating.

 Shareholder Value from Operations and Total Shareholder Value


Shareholder value from operations = nilai sekarang dari free cash flow dari kegiatan operasi – total
utang.

2.2 Analisis Nilai Pemegang Saham


Nilai pemegang saham adalah nilai yang diberikan kepada pemilik ekuitas suatu perusahaan,
berkat kemampuan manajemen untuk meningkatkan penjualan, pendapatan, dan arus kas bebas ,
yang mengarah pada peningkatan dividen dan keuntungan modal bagi pemegang saham . Nilai
pemegang saham suatu perusahaan bergantung pada keputusan strategis yang diambil oleh
dewan direksi dan manajemen senior, termasuk kemampuan untuk melakukan investasi yang
bijaksana dan menghasilkan laba atas modal yang diinvestasikan .
Nilai pemegang saham adalah nilai yang diberikan kepada pemegang saham di suatu perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan dan meningkatkan keuntungan dari
waktu ke waktu. Meningkatnya nilai pemegang saham juga meningkatkan jumlah total bagian
ekuitas pemegang saham di neraca. Perusahaan yang dikelola dengan baik akan memaksimalkan
penggunaan asetnya.
Alfred Rappaport telah mengembangkan Rappaport shareholder value analysis yang
mengasumsikan perubahan yang relatif tenang dalam beberapa elemen arus kas dari satu tahun
ke tahun berikutnya karena elemen-elemen tersebut terkait dengan tingkat penjualan.
Berikut ini adalah figur yang menjelaskan tujuh faktor yang menentukan nilai.

Dalam mengestimasi arus kas di masa depan, Rappaport mengasumsikan


tingkat pertumbuhan penjualan yang konstan adalah:
1. Marjin laba operasi yang konstan.
2. Keuntungan dalam model ini adalah keuntungan sebelum beban bunga dan pajak.
3. Tarif pajak adalah persentase dari laba operasi dan diasumsikan kontan.
4. Aset tetap dan modal kerja nilainya terkait dengan kenaikan pada penjualan.
Contoh: Jika penjualan tahun ini sebesar $1.000.000 dan diharapkan akan bertumbuh
sebesar 12% per tahun, marjin laba operasi sebesar 9%, tarif pajak 31%, kenaikan pada
aset tetap adalah 14% dari peru- bahan penjualan, dan kenaikan modal kerja sebesar
10% dari kenaikan penjualan maka arus kas tahun depan adalah:

Penjualan tahun depan


Penjualan tahun ini × (1 + pertumbuhan) = 1.000.000 × 1,12 = 1.120.000

Laba operasi
Penjualan × marjin laba operasi = 1.120.000 × 0,09 = 100.800

Pajak
Laba operasi × tarif pajak = 100.800 × 0,31 = 31.248

Kenaikan pada aset tetap


Kenaikan penjualan × kenaikan aset tetap = 120.000 × 0,14 = 16.800
Kenaikan pada modal kerja
Kenaikan penjualan × kenaikan modal kerja = 120.000 × 0,1 = 12.000

Operating free cash flow 40.752

Menggunakan Analisis Nilai Pemegang Saham untuk Menilai Perusahaan Secara Keseluruhan.
Nilai perusahan adalah penjumlahan antara utang dan ekuitas.
Komponen utang dalam perhitungan nilai perusahaan adalah nilai pasar dari utang
jangka panjang ditambah dengan nilai pasar dari saham preferen.

Rappaports corporate value:

Nilai sekarang Nilai sekarang Nilai saat ini


dari arus dari arus sekuritas yang
kas operasi kas operasi diperdagangkan Corporate Value
dalam periode setelah periode dan investasi
perencanaan perencanaan jangka panjang

2.3 Laba Ekonomi (Economic Proflt)


Teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan
perusahaan, sedangkan dalam ilmu akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Laba ekonomi (juga sering disebut dengan residual income) memiliki keuntungan dibandingkan
dengan analisis nilai pemegang saham karena laba ekonomi menggunakan sistem pelaporan
akuntansi perusahaan yang terfokus kepada keuntungan bukan arus kas. Manajer lebih mudah
memahami dan menerima angka laba dibandingkan dengan informasi arus kas.
Laba ekonomi adalah total pendapatan perusahaan dikurangi biaya ekonomi perusahaan.
Termasuk dalam biaya ekonomi adalah biaya eksplisit dan biaya implisit.

Biaya Biaya Laba


Penjualan Ekonomi
Eksplisit Implisit
 Biaya eksplisit adalah pengeluaran aktual perusahaan kepada pihak yang lain sebagai
imbalan atas sum- ber daya yang digunakan untuk kegiatan perusahaan.
 Biaya implisit adalah opportunity cost yang muncul karena aset perusahaan tidak
digunakan untuk penggunaan terbaiknya. Tidak ada arus kas keluar dari perusahaan
atas biaya implisit.
Contoh:
PT ABC memperoleh proyek yang akan menghasilkan laba bersih ( accounting profit) sebesar Rp
50 miliar. Proyek tersebut akan berlangsung selama 1 tahun. Proyek tersebut menggunakan pabrik
yang dapat disewakan kepada pihak ketiga dan memberikan pendapatan sewa sebesar Rp20
miliar.
Biaya implisit dalam contoh ini adalah pendapatan sewa yang seharusnya dapat diterima jika pe-
rusahaan tidak menggunakan bangunan tersebut untuk mengerjakan proyek yang diterima.
Laba akuntansi = Rp50 miliar
Laba ekonomi = Rp50 miliar - Rp20 miliar Laba ekonomi = Rp30 miliar

 Pendekatan Entitas dalam Menghitung Laba Ekonomi.

Laba ekonomi =

Laba operasi
sebelum bunga Investasi x Laba
dan setelah WACC Ekonomi
pajak

Contoh:
PT ABC memiliki Weighted Average Cost Of Capital (WACC) sebesar 12% dan memiliki total
aset sebesar $1.000.000. Laba operasi sebelum bunga dan setelah pajak adalah $180.000 setahun.
Berapakah laba ekonomi PT ABC?

Laba ekonomi PT ABC = $180.000 – (12% × $1.000.000)


= $60.000.
 Manfaat Laba Ekonomi
Fokus kepada laba ekonomi bukan kepada laba yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
memiliki keunggulan karena manajemen harus benar-benar mengamati nilai investasi
perusahaan secara hati-ha- ti. Laba akuntansi yang besar tidak selalu menghasilkan laba ekonomi
yang positif apabila perusahaan berinvestasi pada aset yang tidak meningkatkan penjualan
perusahaan.
Fokus kepada laba ekonomi telah membantu manajemen dalam mengurangi aset-aset yang
tidak produktif seperti nilai bahan baku yang terlalu tinggi atau aset tetap yang menganggur.
1. Laba ekonomi dapat digunakan untuk mengevaluasi opsi stratejik yang menghasilkan tingkat
pengembalian untuk sejumlah periode tertentu.
2. Laba ekonomi memiliki kelebihan dibandingkan dengan analisis nilai pemegang saham
karena laba ekonomi dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan relatif terhadap aset
yang digunakan setiap tahunnya.

 Kesulitan dengan Laba Ekonomi


1. Laporan posisi keuangan tidak mencerminkan modal yang diinvestasikan perusahaan
(invested capital)
a. Laporan posisi keuangan tidak melaporkan aset pada nilai sekarang dari arus
kas yang dihasilkan oleh aset tersebut di masa depan.
b. Aset dalam posisi keuangan dilaporkan pada harga perolehannya dikurangi dengan
penyusutan dan amortisasi.
c. Laporan posisi keuangan biasanya menilai aset lebih rendah dibandingkan
dengan nilai wajarnya sehinga laba ekonomi menjadi lebih tinggi dari kondisi yang
sebenarnya.
2. Adanya tindakan manipulasi
Laporan keuangan berisikan angka-angka yang sudah dimanipulasi untuk mencapai target
keuntungan yang telah ditetapkan sebelumnya (earning management dan creative
accounting).
Perusahaan dapat saja memperoleh angka laba ekonomi yang positif dan angka NPV negatif
secara bersamaan. Laba ekonomi yang digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja
manajemen dapat membuat manajemen terfokus kepada laba ekonomi yang tinggi pada
jangka pendek meski- pun dalam jangka panjang proyek-proyek yang dijalankan perusahaan
memiliki angka NPV yang negatif.
3. Kesulitan dalam mengalokasikan pendapatan, biaya, dan modal ke unit bisnis, produk, atau
pelanggan.

2.4 Economic Value Added (EVA)


Menurut Young dan O’Byrne (2001: 18) “EVA merupakan alat komunikasi yang efektif baik untuk
penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja
perusahaan dan untuk menghubungkan dengan pasar modal”. Menurut Hansen dan Mowen
(2009: 585) “EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual dari
perusahaan (sebagai ganti dari suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan perusahaan
karena alasan lainnya)”.
Menurut Brigham dan Houston, (2001: 51) “EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang
sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan, dan hal ini sangat berbeda dengan laba
akuntansi”. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang Economic Value Added (EVA)
dengan definisi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa definisi Economic Value Added
(EVA) menurut beberapa ahli:
1. Economic Value Added (EVA) adalah suatu tolok ukur yang menggambarkan jumlah absolut
dari nilai pemegang saham (Shareholder value) yang diciptakan (created) atau dirusak
destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. (Tunggal, 2001:2).
2. Economic Value Added (EVA) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan.
Economic Value Added (EVA) merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari
suatu investasi (A. Sawir :2003)
3. Economic Value Added (EVA) adalah alat untuk menilai kinerja suatu perusahaan tentang
pemberian nilai tambah kepada pemegang saham sebagai indikator tentang adanya
penambahan nilai dari suatu investasi setiap tahun pada suatu perusahaan.
Salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan atau divisi adalah Economic Value
Added (EVA). EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal (cost of
capital) tahunan. Jika EVA lebih besar dari nol berarti perusahaan telah menciptakan nilai atau
kekayaan untuk pemegang saham, sebaliknya jika EVA negatif perusahaan merusak nilai
perusahaan.
Berikut adalah Formula EVA:
Laba operasi × (1 – tarif pajak) – (Weighted Average Cost of Capital × (total aset – liabilitas lancar)
Contoh:
Berikut ini adalah data-data untuk menghitung EVA PT EFG untuk tahun 2012.

Laba operasi Total Aset Liabilitas Lancar WACC Tarif Pajak


Rp 150 milyar Rp 1 trilyun Rp 200 milyar 12% 25%

EVA = Laba operasi × (1 tarif pajak) – (Weighted Average Cost Of Capital × (total aset – liabilitas
lancar) EVA = 150 milyar * (1-25%) – (12% * (Rp 1 trilyun – 200 milyar)
EVA = Rp16.5 milyar.
EVA PT EFG di tahun 2012 lebih besar dari nol sehingga perusahaan mampu menciptakan
kekayaan untuk pemegang sahamnya.
 Keunggulan dan Kelemahan EVA
Keunggulan (Utama, 1997: 10).yang dimiliki metode Economic Value Added (EVA) antara
lain:
a. Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alat ukur yang dapat berdiri sendiri
tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam satu
industri, dan tidak perlu pula membuat suatu analisis kecenderungan dengan tahun-
tahun sebelumnya.
b. Konsep Economic Value Added (EVA) adalah pengukur kinerja perusahaan yang
melihat segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan-
harapan pada pemilik modal (kreditur dan pemegang saham) secara adil. Dimana
derajat keadilannya dinyatakan dalam ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada
dan berpedoman pada nilai pasar, bukan nilai buku.
c. Konsep Economic Value Added (EVA) dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam
pemberian bonus bagi karyawan. Disamping itu Economic Value Added (EVA) juga
merupakan tolok ukur yang tepat untuk memenuhi konsep kepuasan stakeholder yakni
bentuk perhatian perusahaan kepada karyawan, pelanggan, dan pemberi modal
(kreditur dan investor).
d. Walaupun konsep Economic Value Added (EVA) berorientasi pada kinerja operasional,
akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategis
perkembangan portofolio perusahaan.
b) Di samping keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh Economic Value Added (EVA)
terdapat pula beberapa kelemahan EVA (Mirza, 1997; 68):
a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas
penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
b. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual
atau membeli saham-saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih
dominan.
c. Konsep ini tergantung pada transparansi perhitungan EVA secara akurat dalam
kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi
internalnya.
 Manfaat EVA Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA menurut Sidharta (1997:
176-177) adalah:
a) Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian
manajemen sesuai dengan keputusan pemegang saham.
b) Dengan EVA para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang
saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan
meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan.
c) EVA membuat manajer memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan
nilai dan mengevaluasi kinerja berdasar kriteria memaksimalkan nilai perusahaan.
d) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikansikan kegiatan atau praktik yang
memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
e) EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijakan struktur
modal.

2.5 Tingkat Imbal Hasil Arus Kas (Cash Flow Return On Investment/CFROI)
Pengembalian arus kas atas investasi (CFROI) adalah metrik penilaian yang bertindak sebagai
proksi pengembalian ekonomi perusahaan. Pengembalian ini dibandingkan dengan biaya modal,
atau tingkat diskonto , untuk menentukan potensi nilai tambah. CFROI didefinisikan sebagai
pengembalian ekonomi rata-rata atas seluruh proyek investasi perusahaan pada tahun tertentu.
Laba atas investasi (ROI) adalah ukuran seberapa baik kinerja suatu investasi.
 Pengembalian arus kas atas investasi (CFROI) adalah metrik penilaian yang melihat arus kas,
relatif terhadap biaya modal perusahaan.
 CFROI berasumsi bahwa pasar keuangan menetapkan harga saham berdasarkan arus kas
perusahaan, bukan berdasarkan pendapatan atau metrik lainnya.
 CFROI memberi investor wawasan tentang cara perusahaan bekerja secara internal, cara
perusahaan menghasilkan uang tunai, membiayai operasinya, dan membelanjakan uangnya.
 Metrik ini dipandang sebagai cara yang lebih bersih dalam melihat kinerja perusahaan, dengan
menghilangkan apa yang disebut distorsi.
 dalam hasil keuangan perusahaan. CFROI juga memperhitungkan dampak inflasi.
 CFROI dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan dari waktu ke waktu atau
sembandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan sejenis di sektornya.
 Kegunaan CFROI
CFROI juga berguna untuk membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan sejenis
yang mungkin memiliki pilihan pembiayaan berbeda. Fokus pada kapabilitas menghasilkan uang,
yang merupakan landasan sebenarnya dari nilai perusahaan, memungkinkan perbandingan
universal dengan perusahaan sejenis, baik yang berdomisili di negara yang sama (yaitu, standar
akuntansi yang sama) atau di luar negeri.
Salah satu aspek CFROI yang menarik bagi investor adalah kesempatan untuk membandingkan
harga saham perusahaan dengan CFROI. Jika CFROI sudah tinggi, misalnya, dan kinerja ini
tidak sepenuhnya tercermin dalam harga saham, investor mungkin bisa memanfaatkan
kemungkinan ketidakcocokan penilaian ini.
 Cash Flow Return On Investment (CFROI)
CFROI memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang
berkelanjutan dibandingkan dengan kas yang diinvestasikan di perusahaan. Selisih antara
CFROI dengan biaya modal (cost of capital) merefleksikan potensi penciptaan nilai perusahaan
(semakin tinggi selisihnya, semakin tinggi potensinya). Perubahaan dalam CFROI setiap
tahunnya dapat digunakan sebagai indikator kinerja perusahaan.
Formula CFROI adalah sebagai berikut:

Laba Operasi x (1-Tarif Pajak) + Beban Penyusutan + Beban Noncash Lainnya


Modal yang Diinvetasikan

Anda mungkin juga menyukai