99-Article Text-271-1-10-20170317

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS STRATEGI PERENCANAAN PESAN PADA AKUN

INSTAGRAM E-COMMERCE @thekufed

Peneliti:
Dhita Widya Putri
Maulida De Mormes

London School of Public Relations – Jakarta


Graduate School of Communication
2016

Abstrak
Instagram merupakan media sosial yang memiliki kekuatan visual. Dengan
kekuatannya ini, banyak pihak baik individu maupun organisasi
menggunakannya untuk menarik perhatian masyarakat dari informasi yang
disampaikan. PT. Hood Digital Asia (Kufed) dengan akun Instagram nya,
@thekufed merupakan salah satu perusahaan e-commerce yang memiliki
strategi sendiri dalam perencanaan pesan pada akun Instagram @thekufed.
Penelitian ini ingin mengungkapkan bagaimana strategi perencanaan pesan
pada akun Instagram @thekufed. Metode yang digunakan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam pembahasan
penelitian ini menghasilkan beberapa strategi yang digunakan oleh Kufed
dalam perencanaan konten pesan pada akun Instagramnya antara lain
Instagram @thekufed digunakan sebagai teaser, pendekatan melalui
community building, bekerja sama dengan influencers untuk produksi konten
dan kurasi produk, serta perancangan cerita untuk memperkuat konten
visual dengan strategi emotionless. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
strategi yang dirancang oleh tim Kufed sudah dilakukan dengan maksimal
karena strategi tersebut didasari oleh konsep, karakter, dan tujuan yang
ingin dicapai oleh Kufed dalam periode pre-launching seperti saat ini.
Kata Kunci:
Strategi, perencanaan pesan, media baru, media sosial, Instagram

Abstract
Instagram is a social media that has a visual power. Together with, many

1
parties both individuals and organizations use Instagram to get some
information they want to convey. For instance, PT. Hood Digital Asia
(Kufed) who created @thekufed account to develop their messages that will
be delivered to their publics. They used their own strategy by adjusting the
characters and the concepts with their targets. Therefore, this study explored
about how @thekufed designed their messages strategy. The researcher used
qualitative method with descriptive approach to examine Kufed’s message
plan and strategy, such as teaser, community building, collaboration with
influencers for content production and curation of products, as well as
planning the story to strengthen the visual content with emotionless. The
conclusion is Kufed has implemented the message strategy based on its
concept and character.

Keywords:
Strategy, planning messages, new media, social media, Instagram, awareness

PENDAHULUAN
Perubahan pola komunikasi yang saat ini terjadi pada masyarakat
ditandai dengan munculnya internet. Dimana internet memungkinkan
hampir semua orang di belahan dunia dapat saling terhubung dan
berkomunikasi tanpa batas. Selain itu, internet mengubah cara
berkomunikasi yang tadinya bermodel “satu-untuk-banyak” (model pada
media konvensional misalnya seperti televisi) menjadi “banyak-untuk-satu”
(dari jutaan pengguna ke sebuah situs) bahkan “banyak-untuk-banyak”
(forum online, milis, dsb) dengan cara komunikasi yang lebih
terdesentralisasi dan lebih demokratis (Severin dan Tankard, 2011).
Kontribusinya akan sistem komunikasi yang berjaringan ini bermanfaat
untuk masyarakat, dengan hanya melalui sebuah komputer, internet hadir
untuk publik sebagai media massa baru.
Perkembangan internet terbilang fenomenal. Baik dari jumlah
pengguna maupun jumlah komputer induknya (host computer). Host computer
dapat mengukur besarnya perkembangan internet beberapa tahun silam
karena, Host computer merupakan tempat penyimpanan informasi melalui
jaringan. Jumlah pengguna Internet dunia pada Bulan Juni tahun 2016 ini
2
terhitung sebesar 7.340.093.980, bahkan di Indonesia sendiri, Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan jumlah
pengguna internet di Indonesia mencapai 88 juta orang hingga akhir tahun
2014 (APJII, 2015, p.20). Salah satu faktor penunjang perkembangan internet
yang begitu pesat adalah sifatnya yang cepat dan mudah. Dengan begitu,
masyarakat dari berbagai belahan dunia dapat saling berkomunikasi satu
sama lain tanpa batas dalam satu dunia baru bernama cyberspace.

Gambar 1. Statistik Pengguna Internet Dunia Per Juni 2016, dari: Internet
World Stats, 2016

Perkembangan internet melahirkan fenomena media sosial. Hal ini


dipicu dengan kemunculan komunitas virtual pada tahun 90-an, dimana
komunitas tersebut memanfaatkan fitur-fitur dari internet yaitu sosial media
mulai dari chatting sampai berbagi status dengan pengguna lainnya seperti
pada Friendster yang muncul pada tahun 2002 yang diikuti oleh beberapa
3
media sosial lainnya seperti myspace.com pada tahun 2003, facebook pada
tahun 2004, youtube pada tahun 2005, serta twitter pada tahun 2006 (Hayden
dan Tomal, 2012, Oktober 19). Banyak kelebihan yang masyarakat dapatkan
saat menggunakan media sosial, salah satunya yaitu interaksi yang terjalin di
dunia maya sebagai sarana pertukaran informasi, dengan satu klik saja
seseorang sudah dapat berbincang dan berinteraksi dengan teman, saudara
maupun rekan kerja di tempat yang jauh tanpa terhambat ruang dan waktu.
Dampak dari kekuatan media sosial tidak hanya dirasakan oleh
individu saja, melainkan juga dirasakan bagi para pengusaha. Hal ini dapat
dilihat bahwa hampir semua perusahaan di dunia terutama di Indonesia
mempergunakan internet terutama media sosial seperti Facebook, Twitter,
Youtube maupun Instagram sebagai media eksistensi perusahaan, sebagai
media informasi, dan media komunikasi antara perusahaan dan juga publik
mereka. Instagram banyak dipilih masyarakat mulai dari individu sampai
sebuah organisasi untuk menjalankan bisnis maupun melakukan brand
awareness dan menunjukkan eksistensi perusahaan karena daya tarik efek
visual dari Instagram yang menjadi faktor sebuah perusahaan menjadikan
Instagram sebagai salah satu platform media sosial untuk berinteraksi dan
membagi informasi kepada followers-nya.
Fakta yang diperoleh dari Instagram pada Juni 2016, bahwa Instagram
sudah mempunyai lebih dari 500 juta pengguna dimana 300 juta diantaranya
menggunakan Instagram setiap harinya. 80 persen penggunanya sendiri
berasal dari luar Amerika Serikat seperti Indonesia. Setiap harinya, ada 4,2
miliar tanda like dan lebih dari 95 juta foto atau video dibagikan ke sesama
pengguna (Rachmatunnisa, 2016, Juni 22). Berdasarkan pernyataan di atas,
peneliti memfokuskan penelitian ini terhadap perencanaan pesan sebuah
akun media sosial Instagram PT Hood Digital Asia @thekufed yang memiliki
jumlah pengikut sebanyak 1.944 followers, 529 posts, dan 55 following per
tanggal 28 Oktober 2016 pada pukul 16.16 WIB.
4
Gambar 2. Instagram page @thekufed dari Instagram.com, 2016

Menurut hasil pengamatan pra-research, interaksi yang didapatkan


oleh akun Instagram @thekufed, dapat dilihat bahwa penyampaian
informasi dilakukan dengan tulisan dan visual kepada para pengikutnya
(followers). Pemilihan gambar, bahasa dan kata untuk caption setiap foto yang
memiliki resolusi tinggi atau HD (high definition). Kufed juga merupakan
perusahaan startup yang bergerak di bisnis online yang sedang melakukan
brand awareness. Oleh karena itu, ada beberapa strategi dalam perencanaan
pesan yang dilakukan oleh Kufed dalam akun media sosial Instagram
mereka. Konsep dari Kufed adalah sebuah social-commerce yang berbasis
aplikasi mobile dan website dimana Kufed menyediakan produk yang sudah
dipilih (curated products) oleh para kurator dari Kufed dengan
mempertimbangkan kualitas dan eksklusivitas dari produk tersebut. Tidak
hanya itu, Kufed menyediakan tempat bagi para penggunanya untuk
membeli, menemukan barang kesukaan mereka serta dapat membagi
informasi dengan sesama pengguna lainnya yang berbentuk foto atau
posting-an di akun pribadi pengguna mobile apps tersebut.
Dengan pemaparan ini, peneliti tertarik untuk mencari tahu dan
menganalisis mengenai bagaimana strategi perencanaan pesan pada akun
5
Instagram @thekufed yang dimiliki oleh PT Hood Digital Asia (Kufed)
sebagai perusahaan startup yang bergerak di bidang perniagaan melalui
internet (e-commerce). Sehingga dirumuskanlah pertanyaan penelitian
“Bagaimana Strategi Perencanaan Pesan Pada Akun Instagaram @thekufed?“
yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi perencanaan pesan
pada akun Instagram @thekufed.
Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori
Rencana dan logika pesan, serta Teori New Media. Pada Teori rencana dan
logika pesan, dikatakan bahwa rencana adalah sebuah proses yang dilalui
seseorang dalam merencanakan perilaku komunikasi untuk mencapai
sebuah tujuan (Berger dalam Morissan, 2013). Dimana sebuah perencanaan
itu merupakan bagian dari proses pemikiran berbagai rencana dan tindakan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat penyusunan logika pesan (O’Keefe
dalam Littlejohn, 2009) yang terdiri dari; Logika ekspresif, yaitu komunikasi
untuk pengungkapan pemikiran yang bersifat terbuka dan reaktif.
Selanjutnya yaitu logika konvensional, dimana komunikasi berperan untuk
menyusun pesan-pesan yang sopan, tepat, dan didasarkan pada aturan-
aturan yang diketahui setiap orang. Terakhir adalah logika retoris, yaitu
penyusunan pesan dengan luwes, berwawasan, dan terpusat.
Perencanaan pesan yang dimaksud dalam penelitian ini terdapat
dalam ranah media baru. Dalam teori New Media, dijelaskan bahwa ada
karakteristik khusus pada media baru (Lister, 2009, p.13) antara lain:
a. Digital, dimaksudkan bagaimana bentuk data digital ini dapat menjadi lebih
baik penggunaannya dari data analog dalam segi kecepatan dan segi
kebenarannya.
b. Interaktivitas, menjadi karakteristik favorit, karena dapat menghemat waktu,
secara langsung dapat kita kendalikan dalam komunikasi dua arah dapat
terjadi hanya dengan media komputer saja.

6
c. Hypertextual, yang berarti sebuah teks yang dapat mengizinkan kita untuk
mengakses teks-teks lain. Dengan adanya mengklik suatu teks saja yang
sudah terdapat link didalamnya, maka para pengguna dapat terhubung
dengan halaman lain dengan isi teks yang berbeda.
d. Dipersal, yaitu produksi, distribusi dan konsumsi tidak terpusat karena
setiap pengguna internet dapat sesuka hati menjadi produsen, distributor
atau hanya sekedar konsumen (personal freedom).
e. Virtuality, merupakan karakter untuk yang ada di dalam media baru. Ini
adalah sebuah presepsi terhadap objek-objek immaterial, karena media baru
juga memiliki unsur presence atau wujud dari kehadirannya bukan berupa
fisik atau sering disebut dunia maya. Hal ini menjadi pemicu terbentuknya
karakter budaya baru, yakni budaya virtual.

METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan tujuan untuk
mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya (Somantri, 2005). Metode
kualitiatif merupakan metode yang memperhatikan proses, peristiwa, dan
otentisitas yang mengedepankan pencarian data-data, yang dalam penelitian
ini adalah berasal dari dokumen. Kualitatif deskriptif dipilih untuk dapat
memperoleh data yang akurat dan secara mendalam mengenai topik
penelitian.
Metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam kepada 6
orang narasumber, yaitu; Admin dan Marketing Executive @thekufed,
Konsultan @thekufed, Tim Kreatif @thekufed, Graphic Designer @thekufed,
Praktisi Media Sosial, dan Akademisi di bidang Media Sosial.

7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian Logika Ekspresif
Kesuksesan membangun sebuah perusahaan online startup tidak
terlepas dari bagaimana perusahaan tersebut mengoptimalisasikan
penggunaan medianya. Salah satunya dengan perencanaan pesan dan
pemilihan strategi yang tepat agar informasi yang ingin disampaikan dapat
tercapai sesuai dengan tujuannya. Dalam logika ekspresif, terjadi proses
komunikasi untuk pengungkapan pesan yang bersifat terbuka dan reaktif
(O’Keefe dalam LittleJohn, 2009). Dalam kasus ini, Kufed memilih strategi
untuk dapat memenuhi tujuannya yaitu branding dan awareness.
Strategi pertama adalah dengan menggunakan Instagram dan
berbagai fiturnya sebagai media utama untuk menyebarkan informasi baik
sebagai promosi maupun aktivitas yang sedang berlangsung dalam
perusahaan tersebut, yang perencanaan pesannya dilakukan dengan
memakai unsur visual berupa foto, video, dan gif dimana hal ini dapat
mempermudah sekaligus menarik perhatian masyarakat dibanding hanya
sekedar tulisan saja. Seperti yang dipaparkan oleh Konsultan Kufed bahwa,
“kita buat dari berbagai macam bentuk konten, baik berupa foto, gif,
maupun video tergantung pada nature konten yang dibuat itu
bagusnya seperti apa. […] Kita akan siapkan konten sebanyak-
banyaknya kaya yang buat di journal atau blog kita, kita kerjasama
dengan influencer siapa, lalu kita angkat cerita unik dari mereka, baik
dari sisi karir, personality maupun hal-hal yang bisa inspirasi banyak
orang dari cerita tersebut. Tidak hanya dari influencer aja, kita juga
kerjasama dengan brand-brand yang udah kerjasama dengan kita untuk
bisa bikin konten bareng mereka, kayak misalkan kita bikin cerita dari
pembuatan dari produk-produk mereka dan lain sebagainya.”

Tergambar jelas bahwa Kufed menggunakan strategi dalam membuat


konten yang dirancang khusus oleh tim kreatif dan tim desainnya, sekaligus
berkolaborasi dengan influencers dan bloggers sebagai opinion leader dengan
tujuan dapat lebih mendekatkan Kufed dengan masyarakat dan
8
menyalurkan informasi secara efisien kepada pengikut yang dimiliki oleh
masing-masing influencers. Selain itu, bekerjasama dengan influencer adalah
ingin upaya untuk menjalankan community building, dimana Kufed ingin
mendekatkan dan membangun hubungan dengan melibatkan targetnya
kedalam sebuah aktivitas tertentu. Hal ini didukung oleh pernyataan dari
Marketing Executive Kufed bahwa,
“Kita bekerjasama dengan influencers yang kita yakini mereka
memang ahli dalam bidangnya masing-masing untuk membuat
konten pada akun Instagram kami, seperti bekerjasama dengan
Fashion Photographer dimana kita meminta mereka untuk foto barang-
barang fashion yang memang kita adakan di Kufed ini namun tetap
dengan style photo dan taste dia sendiri. Selain Photographer, kita juga
kerjasama dengan illustrator, stylist, musician, seniman, dan masih
banyak lagi, yang pasti kami yakin mereka merupakan orang-orang
professional yang memang ahli di bidang masing-masing, bukan
hanya sekedar tenar karena followers yang banyak di instagram-nya”.

Terlihat bahwa Kufed cukup selektif dalam memilih strategi


marketingnya. Seperti pemilihan influencers yang diajak untuk bekerjasama.
Tidak hanya influencers yang memiliki followers banyak saja, namun lebih
mengedepankan keahliannya di bidang yang ditekuni. Keterangan ini juga
dipertegas oleh Graphic Designer Kufed bahwa,
“Kami memang memproduksi konten sendiri, baik dari segi visual
maupun text-nya. […] seperti video misalnya, kita juga kerjasama
sama influencer […] Kufed sendiri basically memang visual banget,
terus strategi awal marketing dari Kufed itu kan emotionless, dimana
kita ingin memperlihatkan ke masyarakat kalo Kufed itu dibuat
sebagai wadah informasi juga. Dan menurut kita, emotionless sendiri
membuat kesan exclusive juga”.

Dari keterangan yang telah dipaparkan, dapat dikatakan bahwa


Kufed merencanakan konten-kontennya dengan bekerjasama dengan
influencer misalnya membuat video. Hasil dari kerjasama tersebut, akan
diolah lagi agar menjadi sebuah konten yang baik dan sesuai dengan cipta

9
dan selera Kufed. Hal ini menunjukkan Kufed mengedepankan orisinalitas
dan kualitas kontenya. Bersama ini pula, Praktisi dan Akademisi media
sosial mendukungpenrnyataan tersebut,
“[…] sekarang orang lebih tertarik kepada quality content sebuah post.
Bukan hanya dari segi visual yang bagus saja, melainkan apa sih yang
menarik dari post tersebut. Salah satu cara membuat hal itu menarik
adalah membuat sebuah cerita yang sesuai dengan karakter audience
yang mau kita tuju. Kalau target kita adalah orang-orang yang suka
fashion, maka kita harus juga buat content yang menarik tentang
fashion […] Jadi, kita juga sharing informasi sesuai dengan desire
mereka. Selain itu, sekarang strategi yang bisa dipertimbangkan
untuk dilakukan adalah kolaborasi.”

Dari pernyataan di atas disimpulkan bahwa melakukan kolaborasi,


yaitu bekerjasama dengan influencer merupakan suatu strategi yang
direkomendasikan, agar tujuan yang ingin dicapai akan lebih mudah dan
manfaatnya akan lebih banyak. Dengan adanya kolaborasi ini, potensi
keragaman konten yang dibuat semakin tinggi dan dapat membedakan
Kufed dengan para pesaingnya. Tentunya pihak yang diajak untuk
bekerjasama memiliki banyak pengikut (followers). Selain bekerjasama
dengan influencers, Kufed memiliki strategi pesan atau text yang
diungkapkan secara emotionless yang artinya keterangan yang ditulis tanpa
mengungkapkan dan menggunakan emosi (datar). Dimana kesan
“berjualan” atau hard selling tidak begitu tampak.
Dalam pemanfaatan media sosial Instagram, tidak semua fitur
dimanfaatkan oleh Kufed, misalnya pada konten foto, karena foto yang
diposting sudah diolah oleh tim kreatif dengan proses digital imaging (DI),
maka fitur photo filter jarang sekali digunakan. Selain itu, fitur kamera juga
tidak digunakan karena foto sudah diproduksi melalui kamera profesional.
Maka dapat dikatakan dalam fitur Instagram oleh Kufed hanya
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya saja. Fitur yang paling
dimanfaatkan adalah Fitur pengikut, agar dapat berinteraksi dengan sesama
10
pengguna, sehingga aktivitas yang dilakukan oleh Kufed dapat langsung
terlihat pada timeline pengguna lain yang mengikutinya (follow). Hal ini
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Atmoko (2012, p.59), bahwa ciri khas
jejaring sosial yang paling mencolok adalah kemampuannya untuk saling
follow sesama pengguna, kemudian berkomentar dan memberikan tanda
suka (like) pada foto. Dengan adanya fitur ini, maka interaksi yang akan
didapatkan semakin besar peluangnya seperti memberikan komentar,
memberi tanda suka pada posting tersebut, maupun mengirimkan pesan
pribadi antar sesame akun yang telah saling follow.
Fitur lain yang dimanfaatkan oleh Kufed adalah tagar # (hashtag),
dengan tujuan untuk menandai foto dan mengelompokkannya ke dalam
satu kategori tertentu (spesifik), berdasarkan kegemaran dari si pengguna.
Fitur ini juga didukung oleh penggunaan Caption atau keterangan foto, yang
berfungsi sebagai deskripsi dari sebuah postingan. Pengguna dapat
menambahkan kata-kata yang menggambarkan foto yang diunggah dengan
dapat pula menambahkan hashtag dalam caption tersebut. Pada umumnya
caption lebih bersifat untuk memperkuat karakter atau pesan yang ingin
disampaikan pada foto tersebut. Panjang karakter tulisan juga tidak
ditentukan atau tidak ada aturannya. (Atmoko, 2012, p.52). Selanjutnya
adalah fitur arroba (@), dimana fitur ini memungkinkan pengguna untuk
saling menyapa (mention) pengguna lainnya yang dapat diterapkan dalam
photo caption maupun comments. Kufed memanfaatkan fitur ini untuk
mengaitkan sebuah postingan dengan pihak-pihak terkait, misalnya sebuah
brand atau influencers yang telah bekerjasama dengan Kufed.
Fitur lain yang dimanfaatkan oleh Kufed yaitu pesan langsung (direct
message), dimana fitur ini memungkinkan pengguna dapat mengirimkan
pesan secara langsung kepada pengguna lainnya secara pribadi. Direct
Message dimanfaatkan oleh Kufed untuk berkomunikasi langsung dengan
followers, misalnya apabila followers menanyakan detail dan harga produk
11
yang terpampang di dalam foto. Selain itu, direct message juga digunakan
untuk berkenalan dengan calon influencers. Fitur selanjutnya adalah like,
yang berfungsi untuk memberikan apresiasi apabila pengguna menyukai
foto yang diunggah pengguna lain ke dalam akun Instagramnya. Kufed
memanfaatkan fitur ini dengan tujuan untuk melihat apakah foto yang
diposting menarik, hal ini dapat terlihat dari jumlah likes yang terdapat pada
foto tersebut. Admin mengharapkan bahwa dengan fitur ini, Kufed dapat go
viral dan memiliki engagement yang besar dengan followersnya. Fitur likes
didukung oleh fitur comments, dimana para pengguna dapat saling
berinteraksi secara terbuka, bukan hanya melalui kata-kata, tetapi juga lewat
emoticon. Fitur-fitur yang dimanfaatkan oleh Kufed secara keseluruhan
digunakan sebagai alat untuk menjalin interaksi dengan publiknya, yaitu
para followers dan influencers secara ekspresif, dimana proses komunikasi
untuk pengungkapan pesan bersifat reaktif dan terbuka, maka dapat
dikatakan bahwa hal ini termasuk kedalam logika ekspresif.

Bagian Logika Konvensional


Dalam logika konvensional, komunikasi dianggap sebagai sebuah
permainan yang dimainkan dengan peraturan. Logika ini bertujuan untuk
menyusun pesan-pesan yang sopan, tepat, dan didasarkan pada aturan-
aturan yang diketahui setiap orang (LittleJohn, 2009). Disini dapat terlihat
bagaimana perencanaan strategi bekerja untuk menyajikan informasi atau
pesan pada masyarakat sesuai pada aturan-aturan yang diketahui dan
disetujui oleh komunikator maupun komunikan.
Salah satu ciri dari media sosial adalah fleksibel, hal ini
memungkinkan terjadinya percakapan dari banyak orang ke banyak orang
secara terbuka sehingga penyebaran informasi akan lebih mudah, cepat, dan
menyeluruh tanpa terhambat ruang dan waktu. Media sosial bersifat digital,
dimana pesan-pesan yang disampaikan dalam bentuk grafik, diagram, foto,
12
teks, gambar gerak (video) yang diproses dan disimpan dalam bentuk angka
dan menjadi output dalam bentuk online, disk digital, atau memori drive yang
diterjemahkan dan diterima sebagai tampilan layar dan dikirim kembali
melalui jaringan telekomunikasi (Lister, 2009).
Kufed sebagai komunikator menyajikan informasi melalui saluran
media sosial dengan aturan-aturan yang telah diketahui dan telah
melibatkan hak dan kewajiban dari targetnya. Pesan-pesan yang akan
disampaikan direncanakan seefisien mungkin, memungkinkan agar followers
dapat menyerap informasi dengan waktu yang singkat, cepat, dan efektif.
Hal ini mendukung salah satu hak dari para followers yaitu dapat menjalin
interativitas baik dengan Kufed maupun dengan sesama followers. Sehingga
mereka dapat turut serta aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan komunikasi
yang terjalin. Sehingga, followers maupun influencers juga dapat menentukan
konten apa saja yang bisa diterima dan konten apa saja yang tidak ingin
diterima. Dengan kata lain, masyarakat pun yang memilih konten yang ingin
mereka terima untuk dapat berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Hal lain yang merupakan bagian dari logika konvensional adalah
Hypertextual, yaitu ciri khas media sosial yang melibatkan sebuah teks
dimana teks tersebut dapat mengizinkan penggunanya untuk mengakses
teks-teks lainnya (saling terhubung). Hal ini memudahkan Kufed dalam hal
eksistensinya di dunia virtual. Seperti penautan sebuah teks (alamat) yang
ditempel dalam kolom bio, maka akan terhubung ke official website yang
dimiliki oleh Kufed. Seperti yang diungkapkan oleh Konsultan dari Kufed
bahwa,
“[…] bisa nge-link ke yang lain juga. Kaya contoh, di Instagram kita, kita taro
link di bio kita yang bisa langsung direct ke website kita, agar orang bisa
dapetin informasi lebih banyak lagi sekaligus bisa langsung liat produk-
produk yang kita juga, jadi mereka bisa langsung beli dan liat produk yang
sudha kita post di Instagram tersebut. Jadi, pastinya orang lebih gampang
13
untuk cari informasi tentang kita karena cuma dengan satu klik aja mereka
bisa langsung ke website atau tautan lainnya.”
Dengan begitu, pengguna akan mudah dalam mengambil informasi
dari berbagai sumber karena tautan yang terhubung dari satu halaman ke
halaman lainnya. Informasi yang disebarkan juga semakin banyak dan
bervariasi.
Proses penyusunan pesan dibuat dengan tepat dan berdasarkan visi
dan misi perusahaan secara user generated content, dimana pesan informasi
yang disajikan adalah hasil dari keterlibatan publiknya juga, yaitu influencers,
fashion fotografer, illustrator, beauty expert, stylist juga followers lainnya. Namun
tentunya masih sesuai dengan selera dan gaya Kufed yang emotionless.
Sehingga, pesan dalam bentuk konten dapat dinikmati bersama-sama, baik
dari komunikator maupun komunikannya. Dari aktivitas ini, Baik Kufed
maupun pihak-pihak yang bekerjasama dapat memiliki karakter publik yang
sama pula. Dapat dikatakan bahwa aktifitas ini merupakan kolaborasi-
konten untuk dinikmati publik secara keseluruhan dengan efek yang
serempak.
Instagram dianggap oleh Kufed sebagai media yang paling tepat
sebagai pendukung strategi komunikasinya. Kelebihan utamanya dalam
bentuk visual dapat digunakan sebagai media penyampai teaser, yaitu
penyampaian informasi yang hanya sepotong, agar para pengguna yang
mengikutinya menjadi penasaran untuk mencari tahu informasi lebih lanjut.
Informasi lengkapnya Kufed memberikan akses untuk tautan dimana
pengunanya dapat langsung memperoleh detail informasi di website mereka
maupun Facebook. Selain itu, inovasi yang dilakukan oleh Instagram baru-
baru ini adalah fitur sponsor post, dimana pengguna dapat memasang konten
informasi yang dapat di sebarkan kepada masyarakat luas di timeline dengan
berbentuk iklan digital.

14
Bagian Logika Retoris
Dalam logika retoris, pesan-pesan yang disusun cenderung luwes,
berwawasan, dan terpusat. Pada logika ini pula terlihat bagaimana pesan
direncanakan dan diatur, guna strategi yang telah dibuat dapat menjadi satu
kesatuan yang kuat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Seperti yang
dilakukan oleh Kufed, untuk mencapai tujuannya yaitu membuat kesadaran
masyarakat akan kehadirannya sebagai salah satu pilihan berbelanja di
dunia online, serta melakukan branding sebagai hasil kombinasi startup dari
media sosial dan e-commerce (social-commerce) yang berbasis aplikasi mobile
dan website. Kufed menyediakan produk yang sudah di pilih (curated
products) oleh para kurator dengan mempertimbangkan kualitas dan
eksklusivitas dari produk tersebut.
Tidak hanya itu, Kufed menyediakan tempat bagi para penggunanya
untuk membeli, menemukan barang favorit serta dapat membagi informasi
dengan sesama pengguna lainnya yang berbentuk foto atau posting-an di
akun pribadi pengguna mobile apps tersebut. Oleh karena itu, Kufed ingin
memperkenalkan dirinya dan mengedukasi masyarakat tentang konsep
tersebut. Pada pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan pada periode waktu
yang berbeda-beda yang telah ditentukan, yaitu periode pre-launching,
launching, dan post-launching. Pada periode pre-launching. Namun pada
penelitian ini hanya terbatas pada tahapan pre-launching saja. Kufed
menggunakan Instagram sebagai sebuah teaser berupa foto, gif, dan video
dimana materi-materi tersebut akan dikemas oleh team marketing dan creative
dari Kufed. Selain itu, Kufed tidak memakai strategi promosi seperti diskon,
yang cendrung terkesan hard-selling atau cara yang digunakan untuk
memasarkan produk yang dijual secara langsung (to the point), atau
menyampaikan maksud seseorang untuk menjual produk kepada customer
secara terang-terangan.

15
Pada tahapan pre-launching, melakukan riset perlu dilakukan guna
mengetahui keadaan pasar dan karakter dari target yang akan dituju. Seperti
yang dikatakan oleh Akademisi Media Sosial bahwa “mengetahui
bagaimana karakter dari target yang ingin dituju sangatlah penting dalam
pembuatan strategi agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai”. Saat ini
riset yang baru dilakukan oleh Kufed adalah dengan melakukan observasi
lewat instagram, melihat peningkatan jumlah pengguna dan minat
pengguna dalam menggunakan mobile apps.

PENUTUP
Dari hasil analisis dan pembahasan didapatkan simpulan bahwa
Kufed memiliki strategi komunikasi antara lain; Community building, dimana
Kufed mendekatkan diri dan membangun hubungan dengan melibatkan
targetnya kedalam aktivitas tertentu dan bekerjasama dalam pembuatan
konten. Dalam segi konten, teks dan visual dibuat emotionless, dimana teks
yang dirancang tidak memasukkan unsur emosional atau perasaan. Dengan
tujuan penggunanya dapat memberikan respon tentang posting-an tersebut
(pengguna yang memberikan emosi kepada sebuah postingannya).
Selanjutnya, pemilihan media Instagram juga merupakan salah satu strategi
yang digunakan oleh Kufed, karena kelebihan Instagram yang bersifat
visual, hal ini digunakan sebagai teaser berupa penggalan informasi kepada
masyarakat seperti informasi mengenai produk yang dijual oleh Kufed. Ada
pula beberapa fitur dari Instagram yang Kufed gunakan untuk menunjang
konten mereka sesuai dengan kebutuhan konten tersebut seperti fitur
pengikut, fitur tag dan hashtag, fitur caption, fitur arroba, fitur pesan
langsung, fitur like, dan fitur komentar.

16
DAFTAR PUSTAKA

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). (2015). Profil Pengguna


Internet Indonesia 2014. (E-Book) diperoleh dari
http://www.apjii.or.id/v2/upload/statistik/Survey%20APJII%202014%20v
3.pdf

Atmoko, B.D.,(2012), Instagram Handbook, Jakarta : PT. Trans Media

Hayden, B., & Rafal, T., (2015, 10 Oktober, 10.00 WIB), Copyblogger.com. Retrieved
from http://www.copyblogger.com/history-of-social-media/

Instagram @thekufed. Retrieved from https://www.instagram.com/thekufed/

Internet World Stats 2016. Retrieved from


http://www.internetworldstats.com/stats.htm

Lister, M., et al. (2009), New Media: A Critical Introduction, Second Edition, New York:
Routledge.

LittleJohn, S. W., & Foss, K. A., (2008). Teori Komunikasi (Theories of Human
Communication) Edisi 9, Jakarta: Salemba Humanika

Morissan, (2013), Teori Komunikasi Tentang Komunikator, Pesan, Percakapan, dan


Hubungan (Interpersonal). Bogor: Ghalia Indonesia.

Rachmatunnisa, (2016, 22 Juni, 12.56 WIB), detik.com. Retrieved from


http://inet.detik.com/read/2016/06/22/125655/3239352/398/pengguna
instagram-tembus-500-juta

Severin, W. J. dan Tankard, J. W. (2011). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan


Terapan di Dalam Media massa Edisi Ke 5. Jakarta: Kencana

Somantri, G. R. (2005). Memahami Metode Kualitatif. MAKARA, JURNAL SOSIAL


HUMANIORA, 9(02), 57-65

17

Anda mungkin juga menyukai