Strategi Kreatif Konten PPID Kota Semarang Dalam Memperkenalkan Informasi Layanan Melalui Media Sosial Instagram

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Janaloka, Vol. 1, No.

2, Desember 2023

Strategi Kreatif Konten PPID Kota Semarang Dalam Memperkenalkan


Informasi Layanan Melalui Media Sosial Instagram

Ricky Yakub 1 , Gita Aprinta EB 2


1
Ilmu Komunikasi , Universitas Semarang, Semarang, Indonesia
2
Ilmu Komunikasi , Universitas Semarang, Semarang, Indonesia

[email protected], [email protected]

ABSTRAK
Penelitian ini berfokus untuk menjelaskan strategi kreatif PPID Kota Semarang dalam mengenalkan
informasi kepada masyarakat dan untuk mengetahui faktor pendukung serta mendeskripsikan
pelayanan informasi PPID. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dengan strategi
penelitian lapangan studi kasus, yang berorientasi pada tujuan untuk memahami karakteristik
individu, kelompok, institusi dan setting tertentu secara mendalam. Pada penelitian ini proses
pengambilan data dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi pada subjek
penelitian yaitu PPID Kota Semarang. Hasil temuan dan pembahasan mengenai Analisis Strategi
Kreatif Konten PPID Kota Semarang dalam Memperkenalkan Informasi Layanan kepada Masyarakat
melalui Platform Media Sosial Instagram, dapat diambil beberapa poin yaitu strategi kreatif konten
yang dilakukan oleh PPID Kota Semarang, penemuan ide kreatif, penemuan topik konten, pembagian
kerja, pelaksanaan produksi konten, sumber atau data informasi, pengelolaan konten dan evaluasi
strategi konten. Secara keseluruhan, membuat strategi konten dengan menggunakan teori Retorika
dapat membantu pembuat konten membangun argumen yang lebih kuat dan persuasif dalam
tulisannya. Dengan mengidentifikasi daya tarik retorika, strategi, dan elemen-elemennya, pembuat
konten dapat memahami metode persuasi apa yang paling efektif untuk audiensnya.

Kata Kunci: Strategi Kreatif, Informasi, Retorika

ABSTRACT
This research focuses on explaining the creative strategy of PPID Semarang City in introducing
information to the public and to find out the supporting factors and describe PPID information services.
Using a qualitative approach method. Using a case study field research strategy, in goal-oriented
research to understand the characteristics of individuals and groups, institutions, certain settings in
depth. In this study, the data collection process used interviews, observation and documentation on the
research subject, namely PPID Semarang City. The findings and discussion of the Analysis of Content
Creative Strategy of PPID Semarang City in Introducing Service Information to the Public through
Instagram Social Media Platform, can be taken several points, namely the content creative strategy
carried out by PPID Semarang City, creative idea discovery, content topic discovery, division of labor,
content production implementation, information sources or data, content management and content
strategy evaluation. Overall, creating a content strategy using Rhetoric theory can help content creators
build stronger and more persuasive arguments in their writing. By identifying rhetorical appeals,
strategies and their elements, content creators can understand what methods of persuasion are most
effective for their audience.

Keywords: Creative Strategy, Information, Rethorics;

55
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

Pendahulan
Informasi merupakan kebutuhan utama setiap orang. Informasi semakin dibutuhkan oleh
banyak orang untuk mengembangkan kepribadian pada lingkungan sosialnya .Atas dasar informasi
banyak hal telah tercipta, termasuk salah satunya teknologi yang semakin berkembang. Kebutuhan
informasi dipengaruhi oleh sepuluh faktor, terdiri dari faktor jenis pekerjaan seseorang, faktor
kebudayaan tempat orang tersebut tinggal, faktor kepribadian (dalam diri), faktor tingkat kesadaran
seseorang akan kebutuhan informasinya, faktor jenis kelamin, faktor usia, faktor ketersediaan waktu
dalam proses pencarian informasi, faktor akses informasi, faktor biaya yang ditanggung selama
melakukan pencarian informasi yang dibutuhkan, dan faktor informasi yang berlebih (overload
information) (Nicholas, 2000:93-110).
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) adalah pihak yang bertanggung jawab di
bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan/atau pelayanan informasi di lingkungan
Pemerintah Kota Semarang. Layanan informasi oleh PPID dilakukan secara tatap muka saat jam kerja,
dan daring melalui whatsapp serta website PPID. Salah satu tugas penting PPID antara lain adalah
menyediakan informasi dan dokumentasi untuk diakses masyarakat. Selain itu, PPID juga melakukan
verifikasi bahan informasi publik hingga pembaharuan informasi dan dokumentasi untuk masyarakat.
Disamping memberikan informasi yang dibutuhkan, PPID juga berhak menolak untuk memberikan
informasi yang termasuk ke dalam kategori dikecualikan menurut ketentuan perundang-undangan.
Pemenuhan terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi berhubungan erat dengan
peningkatan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Kepentingan
publik sebagai kepentingan bersama (common interest). Teori ini didasarkan pada gagasan-gagasan
J.J. Rousseau mengenai kehendak umum. Dalam teori ini, kepentingan publik dikaitkan dengan
kepentingan bersama. Selain kepentingan pribadi, setiap orang pada dasarnya mempunyai
kepentingan bersama. Sistem keuangan, listrik, transportasi adalah contoh contoh kepentingan
bersama. Teori ini menekankan adanya barang-barang publik (public good), yang tidak dimiliki oleh
pribadi atau individu. Contoh dari informasi dan kepentingan public yaitu pada PPID Kota Semarang
Layanan Informasi Publik Elekronik Kota Semarang, Permintaan data dan informasi Kota Semarang.
Melihat pentingnya strategi dalam proses pengembangan organisasi sebuah instansi
pemerintahan agar bisa mewujudkan tujuan organisasi secara efektif maka pembahasan tentang
strategi komunikasi dalam kajian menjadi sangat menentukan efektifitas pengembangan organisasi
apapun bentuknya.
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu
tujuan. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukan arah saja, tetapi harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Adapun strategi
komunikasi menurut panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan
manajemen komunikasi (communication manajement) untuk mencapai suatu tujuan (goal). Untuk
mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya
secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda-beda
sewaktu-waktu, bergantung pada situasi dan kondisi. (Effendy, 1984:29)
Pada komunikasi strategis, Kreativitas dengan cepat menjadi kegiatan utama di dalam platform
komunikasi, terlebih lagi konsumen mengharapkan lebih banyak pendekatan kreativitas dari
perusahaan dalam ruang sosialnya (Mangold & Faulds, 2009).
Perkembangan era digital mengubah banyak hal, salah satunya mengubah cara pemberian
informasi yang mulanya menggunakan media cetak lalu bergeser ke platform digital. Para perusahaan
56
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

dan Instansi Pemerintah mulai mengikuti tren baru dengan melirik media sosial untuk menarik
konsumen, apalagi generasi millenial yang banyak menggemari sosial media. Banyak pelaku usaha
yang memanfaatkan media sosial agar bisa mendapatkan awareness audiens mengenai informasi
yang di sampaikan.
Instagram adalah salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan saat ini, aplikasi ini
menjadikan gambar dan video sebagai daya tarik. Pengguna Instagram berasal dari semua kalangan,
tanpa terkecuali presiden juga turut menggunakannya. Aplikasi gratis ini dapat digunakan untuk
berbagi momen lewat foto dan video, dapat juga digunakan sebagai sarana edukasi dan juga saat ini
sudah banyak para perusahaan dan instansi pemerintahan yang beralih atau memanfaatkan fitur
Instagram sebagai tempat untuk memperkenalkan informasi (Vitri, 2015).
Perusahaan media asal inggris yang bekerja sama dengan Hootsuite, dalam laporan berjudul
“Essential Insights Into Internet, Social Media, Mobile, and E-Commerce Use Around The World” yang
diterbitkan pada Februari 2022 ini terungkap total 7.91 juta penduduk di dunia yang aktif
menggunakan sosial media. Platform melihat penggunaan tertinggi di antara orang berusia antara 18
sampai 34 tahun. Orang-orang dalam kelompok usia ini merupakan lebih dari 60% basis pengguna
Instagram. Dengan demikian, platform ini ideal jika audiens target Anda terdiri dari dewasa muda dan
Milenial. Platform komunikasi strategi kreatif seperti media sosial memungkinkan pengguna untuk
mengumpulkan, menampilkan, dan membagi konten dengan orang lain. Konten merupakan tipe,
pokok, atau unit dari informasi digitial (Mahmudah & Rahayu, 2020).
Di Indonesia sendiri, ada sekitar 277,7 juta masyarakat Indonesia tercatat sebagai pengguna
aktif di berbagai media sosial, mulai dari Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya. Tentu saja jumlah
ini merupakan jumlah yang sangat besar bahkan semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Berdasarkan hasil survei, media sosial Instagram berada dalam posisi kedua terbanyak yang
digunakan masyarakat di Indonesia yaitu sebanyak 84.8% (Hootsuite and We Are Social, 2022).

Gambar 1. Platform media sosial yang paling aktif di Indonesia tahun 2022
Sumber: We Are Social 2022

Saat ini, media sosial dianggap sebagai medium yang sangat menguntungkan bagi para penyedia
layanan. Karena dengan media sosial penyedia layanan bisa mendapatkan eksposure yang lebih luas
dibanding hanya melakukan sosialisasi di sekitar lingkungan saja. Namun, diperlukannya sebuah

57
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

“konten” yang mampu menarik perhatian pengguna media sosial tersebut agar berminat untuk
melihat informasi yang disediakan.
Pada PPID Kota Semarang mengutamakan menggunakan platform media Instagram sebagai
penyebaran informasi dan dokumentasi dikaenakan antusias masyarakat Kota Semarang yang lebih
banyak mengunjungin platform lain seperti Tiktok, apalagi dengan algoritma Tiktok yang mungkin
masih bisa dibilang tidak bisa menentu, dan segmenting Tiktok terhadap konten yang produksi lebih
santai, dari pada Instagram.yang mana publikasi PPID Kota Semarang harus mengemas dengan
professional walaupun juga harus mudah diterima oleh audiens.
Ketertarikan pada penelitin dikarenakan pembuatan konten pada Instagram PPID Kota
Semarang belum menggunakan sebuah strategi khusus untuk membuat sebuah konten dan hanya
menggunakan sebuah insting dan melihat apa yang sedang viral sekarang ini. Berdasarkan uraian dari
latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan Rumusan Masalah dalam Penelitian ini yaitu
bagaimana strategi kreatif konten instagram PPID Kota Semarang dalam memperkenalkan Informasi
Layanan Kepada Masyarakat?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi kreatif kobnten PPID Kota Semarang
dalam memperkenalkan informasi kepada masyarakat.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendukung dan juga menggambarkan
layanan informasi PPID
Manfaat penelitian secara rinci dibagi menjadi dua kategori yaitu aspek teoritis dan aspek
praktis. Kedua aspek manfaat tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah kebragaman penelitian dalam keilmuan
komunikasi dan juga dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya
penelitian yang berkaitan dengan analisis strategi kreatif konten dan memperkuat teori
terhadap penerapan suatu metodelogi strategis dalam layanan informasi
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perorangan, khususnya untuk
mengetahui strategi kreatif konten pada informasi layanan pemerintahan melalui media social
Instagram

Metode Penelitian
Dalam penelitan ini penulis menggunakan metode pendekatan secara kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan,
menerangkan, menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan
mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Dalam
penelitian kualitatif manusia merupakan instrumen penelitian dan hasil penulisannya berupakata-
kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya (Sugiyono, 2016:9)
Dalam penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi kasus yang mana pada peneleitian
ini yaitu menggabungkan seluruh pengumpulan seperti wawancara, observasi, dokumentasi dan
58
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

triangulasi. Dari kompenen tersebutlah peneliti mendapatkan hasil dari studi kasus. Saat melakukan
studi pustaka peneliti melakukan sebuah interview dengan subjek yaitu PPID Kota Semarang dan
mencatat hasi interview dan membaca hasil dokumentasi, seperti dokumen instansi dan arsip, lalu
peneliti mengelolah bahan penelitian. Juga dilakukannya observasi melalui objek penelitian yaitu
Instagram PPID Kota Semarang.
Sumber data dalam penelitian ini adalah proses mendapatkan data dari subjek dan objek data.
Data yang dimaksud digolongkan menjadi dua golongan yaitu data sekunder dan data primer.
Penggolongan ini berfungsi untuk menjaga keakuratan serta relevansi data yang didapat di lapangan
dan berhubungan dengan sasaran yang diteliti. Sumber data penelitian ini yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang di dapatkan atau di kumpulkan dari pihak pertama,
tanpa melalui perantara. Data ini berkaitan langsung dengan informan serta di peroleh dari
hasil pengamatan langsung terhadap objek dan subjek yang di teliti. Sumber datanya melalui
obeservasi secara langsung dan wawancara terhadap objek penelitian. Dalam penulisan ini
diperoleh data yang diamati secara langsung di DISKOMINFO Kota Semarang adalah hasil
data yang diambil dengan cara wawancara kepada informan yaitu kepada ketua bidang,
ketua divisi dan staff dari divisi PPID Kota Semarang.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya.
Pengertian dari Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengepul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Misalnya data dari sebuah instansi
ataupun organisasi yang bersangkutan, ataupun perorangan dari seorang yang sudah
mengumpulkan dan mengalihkan, seperti data dokumentasi, data wawancara dengan
masyarakat, foto-foto, buku dan lain lain yang relevan dengan penelitian. (Sugiyono,
2016:137).
Teknik pengumpulan data pada penelitia ini yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi
dan triangulasi yang mana sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Metode pengumpualan sumber data dengan memperoleh gambaran mengenai penerapan
sumber peneltian dengan cara tatap muka langsung dengan informan/Sumber. Wawancara
ialah percakapan yang bermaksud tertentu. Interaksi tersebut dilakuka ke dua pihak, antara
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan serta pihak yang diwawancarai
(interviewer) yang memberikan jawaban tentang pertanyaan yang ditanyakan (Sugiyono,
2016:231).
2. Observasi
Obsevasi merupakan teknik pengolahan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Prosedur ini merupakan persepsi langsung terhadap
suatu objek eksplorasi dalam mendapatkan data sebagai data, informasi dan realitas yang
tepat yang diidentifikasikan dengan objek yang akan diteliti. Prosedur ini digunakan untuk
menentukan kesesuaian data saksi dengan kebenaran dengan menyebutkan fakta-fakta yang
dapat dilihat langsung dari objek pemeriksaan dan mengontrol legitimasinya, (Sugiyono,
2016:145) . Dalam hal ini observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung tentang
59
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

strategi kreatif konten PPID Kota Semarang dalam memperkenalkan informasi kepada
masyarakat
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa dalam
bentuk tulisan, gambar atau karya – karya monumental dari seseorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain sebagainya. Dokumen
yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain
sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari pengunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2016:240).
4. Triangulasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber yaitu triangulasi yang
mengarahkan peneliti untuk mengumpulkan data dari beragam sumber yang tersedia,
karena data yang sejenis akan lebih mantap kebenarannya apabila digali dari sumber yang
berbeda. Caranya yaitu misalnya:
1. membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
2. membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang secara
pribadi
3. membandingkan apa yang dikatakan orang-orang dengan yang terlihat sepanjang waktu
4. membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan pandangan orang lain dalam
berbagai strata sosial yang berbeda
5. membandingkan hasil wawancara dengan isu yang tercatat dalam dokumen yang
berkaitan.
Mengemukakan teknik analisis data pada penelitian ini merupakan aktifitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sedah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: Data Reduction (Redaksi Data). Data Dispay
(Penyajian Data), Conclusion Drawing/ Verification (Sugiyono, 2016:246).

Hasil dan Pembahasan


Tinjauan literatur pada penelitian ini menggunakan teori utama yaitu Teori Retorika dimana
berakar dari seni berbicara yang diajarkan oleh para sophist di tengah masyarakat Yunani kuno.
Peradaban Yunani kuno lekat dengan tradisi berbicara, dimana pengambilan keputusan dibuat
melalui diskusi publik dalam assembly yang dihadiri langsung oleh warga kota yang hendak
menyampaikan gagasan mereka.” Daniel dalam Tradisi Retorika mengatakan salah satu issue penting
dalam kajian retorika adalah studi argumentasi. Sebagaimana tujuan mendasar dari retorika adalah
untuk mempersuasi, maka hal mendasar yang perlu ditelusuri adalah bagaimana retorika
mengkonstruksi pemikirannya dan menyajikannya dalam suatu argumen. (Rusyad, 2020:4)
Teori Retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika, yang disebut Aristoteles sebagai
alat persuasi yang tersedia. Maksudnya, seorang pembicara yang tertarik untuk membujuk
khalayaknya harus mempertimbangkan tiga bukti retoris: logika (logos), emosi (pathos), dan
etika/kredibilitas (ethos). Khalayak merupakan kunci dari persuasi yang efektif, dan silogisme retoris
Bagi Aristoteles, menggunakan semua alat persuasi bukanlah merupakan suap atau penyiksaan, hal
yang ingin disampaikan Aristoteles adalah agar para pembicara berusaha melampaui insting awal
mereka, ketika ingin mempersuasi orang lain. (West & Turner, 2016)
60
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

Dan menggunakan tinjauan pendukung lainya yaitu Menurut Joe Gollner mengemukakan bahwa
strategi konten adalah proses yang menggabungkan perolehan konten, pengiriman konten,
keterlibatan konten, dan manajemen konten. Di era sekarang ini semua tentang “integrasi”, yaitu
integrasi konten organisasi dan konten yang dihasilkan pengguna, disipilin dan department, keahlian
dan peran, serta proses dan alat bisnis. Akibatnya strategi konten memiliki potensi untuk menyatuka
pekerjaan kita dengan komunikator lain. Strategi konten juga merupakan topik yang menarik di
kalangan praktisi professional, itu telah menghasilkan sedikit minat dikalangan akademisi, dalam
survey tahun 2013 praktisi komunikasi professional dan teknis menilai strategi konten sebagai
pengembangan paling penting di lapangan. Munculnya strategi konten menarik bukan hanya karena
telah menangkap imajinasi para praktisi, tetapi karena mengembalikan diskusi serupa yang sekarang
sudah ketinggalan zaman di lapangan. Dalam strategi konten, entitas konten juga dapat diperoleh,
diproduksi, dikelola dan dilibatkan serta didaur ulang. (Clark, 2016).
Menurut Rohman media sosial adalah wadah publikasi yang marak digunakan di era digital.
media sosial mampu bersaing dengan berbagai media komunikasi lainnya. Berdasarkan analisis
banyak sosiolog dan ahli komunikasi marketing, faktor terbesar pengubah kehidupan masyarakat
dunia saat ini adalah media sosial (Gunawan dkk 2018:1), Sedangkan menurut Chris Brogan, Social
Media is a new set of communication and collaboration tools that enable many types of interactions
that were previously not available to the common person. Penggunaan (Usability) Sosial media relatif
mudah digunakan karena tidak memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus. Sosial Media dapat
memancing respon khalayak lebih cepat. Sosial Media dapat menggantikan komentar secara instan
atau mudah melakukan proses pengeditan.
Instagram dalam beberapa tahun terakhir muncul sebagai platform paling sukses untuk foto.
Instagram menawarkan peluang baru untuk pemasaran, platform viral yang cocok untuk
meningkatkan jangkauan dan brand awareness, (Goodwin 2016:5). Mengatakan, Instagram
merupakan salah satu saluran pemasaran paling kuat, yang dapat digunakan perusahaan untuk
produk atau jasanya. (Akdeniz, 2016:8) , Instagram merupakan bagian dari media sosial, secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi mobile berbasi iOS, Android dan Windows Phone
dimana pengguna dapat membidik, mengedit dan memposting foto atau video ke halaman utama
instagram dan jejaring sosial lainnya. Foto dan video yang dibagikan nantinya akan terpampang di
feeds pengguna lain yang menjadi followers anda. Sistem pertemanan instagram menggunakan
following dan follower. Following berarti anda mengikuti pengguna, sedangkan follower berarti
pengguna lain yang mengikuti anda. Selanjutnya setiap pengguna dapat berinteraksi dengan cara
memberikan komentar dan memberikan respon suka terhadap foto yang dibagikan
Temuan penelitian mengenai strategi kreatif konten yang dilakukan oleh PPID Kota Semarang
dalam memperkenalkan informasi layanan kepada masyarakar. Selanjutnya peneliti kemudian
membahas temuan penelitian menggunakan teori guna menganalisis data observasi dan dokumentasi.
Wawancara dilakukan pada tanggal 31 Juli 2023 dan 4 Agustus 2023, bertempat di DISKOMINFO Kota
Semarang, Jl. Pemuda No 148, Kota Semarang. sebagai berikut:
1. Perancanaan Strategi Kreatif Konten
Setiap seminggu sekali, TIM Media Sosial PPID Kota Semarang mengadakan breafing
yang mana dipimpin oleh koordinator media sosial yaitu Shafa Nafisah Elfajri, S.Sos.
koordinator juga dibantu oleh kak Virgi selaku staff PPID Kota Semarng, biasanya breafing
dilakukan bersama dan juga dilakukan bersama mahasiswa-mahasiswa magang.
Koordinator memberikan gambaran konten yang akan dibuat selama seminggu kedepan,
61
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

adanya breafing ini agar bias saling bertukar ide-de kreatif untuk pembuatan konten pada
Instagram. Ide-ide konten yang dimaksud adalah konsep ataupun bagaimana mengemas
konten agar mudah diterima oleh masyrakat. Seperti membuat konten-konten humor.
Selain Merencanakan konten, tentunya tim PPID Kota Semarang juga memperhatikan
bagaimana konten tersebut nantinya layak diunggah dan disajikan kepada masyarakat. Yang
berarti adanya perencaan yang dibuat guna memperoleh hasil yang maksimal. Perencanaan
merupakan tahapan paling utama dalam membuat dan menyusun sebuah strategi, maka
dari itu tim PPID Kota Semarang selalu melakukan perencanaan untuk membuat sebuah
konten.
2. Penemuan Ide Kreatif
PPID Kota Semarang pada setiap unggahan konten mereka memiliki berbagai
kreativitas, yang mereka gambarkan kedalam konten-konten tersebut. Strategi yang mereka
terapkan ini tidak hanya menetap pada satu strategi saja namun memiliki banyak ragam
strategi, tergantung informasi dan isi dari konten tersebut. Ide-ide kreatif biasanya muncul
dari faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi tim. Faktor internal sendiri
biasanya berdasarkan pengalaman individu dan faktor eksternal biasanya diambil dari tren
yang sedang berkeliaran dimedia sosial. Biasanya ide-ide tersebut dikomunikasikan
bersama dengan tim pembuat konten yang nantinya akan diproduksi sesuai dengan rencana
ide tersebut.
3. Penemuan Topik Konten
Biasanya penemuan topik isi dari konten adalah sebuah kebutuhan mendesak yang
menjadi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Indikator ini biasanya dilihat dari seberapa
kurang mengertinya informasi yang belum jelas dari masyrakat atau informasi yang belum
dimuat pada instagram dan sebagai kebutuhan masyarakat yang sudah diadukan oleh
masyrakat melalui whatsapp PPID Kota Semarang.
4. Pembagian Kerja
Pada saat melakukan breafing biasanya pembagian kerja juga dibagi secara langsung,
misalnya seperti:
a. Konten Harian
Konten harian biasanya seperti konten yang di-upload melalui instagram story, yaitu
seperti konten info cuaca. Ini biasanya di pegang 1 orang, dan biasanya orang yang
memegang konten harian adalah 1 orang yang sama.
b. Konten Kreatif
Konten kreatif biasanya ini sudah dijadwalkan seama seminggu 2-3 konten feed photo
dan video.
Pembagian kerja dalam sebuah tim merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan
berpengaruh dengan kinerja dan juga hasil yang dibuat, efisiensi waktu pun
dipertimbangkan dengan adanya pembagian kerja.
5. Implementasi Produksi Konten
Tim PPID Kota Semarang mengemas informasi dalam bentuk foto dan video dimedia
sosial Instagram. Dimana tim membuat konten dan mempersiapkan hal-hal yang
dibutuhkan saat mempersiapkan konten seperti script, konsep dan tempat, ketika membuat
sebuah konten video tim biasanya mencari seorang tallent untuk membuat konten tersebut.
Tim terkadang memakai tallent dari mahasiswa magang dan memilih karakter yang cocok
62
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

untuk membawakan konten tersebut, tujuanya supaya audiens/ masyarakat bisa lebih
menikmati dan mendapatkan informasi yang jelas.
Pembuatan konten PPID dalam bentuk foto sebenernya lebih simpel ketimbang
pembuatan konten video, biasanya tim PPID Kota Semarang membuat konten foto ini
kebanyakan menggunakan jenis postingan carousel, dikarenakan banyak informasi yang
harus diberikan. Tetapi ada juga jenis postingan yang single post, ini biasanya digunakan
untuk mengucapkan hari besar.
Untuk penggunaan carousel biasanya tim PPID membuat sebuah cover post, yang akan
dibuat dislide pertama. Cover ini isinya adalah gambar dan juga highlight isi dari informasi
tersebut, tim PPID membuat hightlight dalam cover ini dengan kalimat yang semenarik
mungkin dan se-emosional mungkin. Tujuannya untuk supaya masyarakat tertarik melihat
dan membaca informasi tersebut.
Dalam menyampaikan konten-kontenya, tim PPID Kota Semarang merupakan media
informasi dan dokumentasi yang mengutamakan kejujuran dan keakuratan dalam membuat
sebuah konten. Pada saat produksi konten biasanya TIM menggunaan aplikasi editng untuk
mengedit konten, Instagram akn PPID Kota Semarang menggunakan template feed agar
terlihat lebih tertata, hal ini juga biar estetika feed lebih bagus. Biasanya untuk feed foto
menggunakan aplikasi canva untuk mengedit dan video biasanya menggunakan aplikasi
capcut. Kedua aplikasi itu dianggap TIM paling efisien untuk saat ini.
6. Sumber/ Data Pembuatan Konten
Tim biasanya melakukan observasi untuk data yang akan diberikan kepada
masyarakat, misalnya PPID ingin memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
lampu merah terlama di Kota Semarang, maka tim akan menghubungi DISHUB untuk
mendapatkan data yang credible. Pada dasarnya tim PPID mempunyai akses instansi di Kota
Semarang apabila ingin mendapatkan data tersebut. PPID tidak hanya memberikan
informasi dari DISKOMINFO namun juga memberikan informasid dan dokumentasi se-Kota
Semarang. PPID Kota Semarang merupakan PPID pusat yang mana OPD lain juga memiliki
tim PPIDnya sendiri dan saling bekerjasama dengan tim PPID pusat.
7. Manajemen Konten
Tim Media sosial PPID Kota Semarang membuat schedule konten untuk di post.
Biasanya ada konten-konten wajib yang harus dipost dalam seminggu sekali dan biasanya
table jadwal (gambar 5) dibuat dengan durasi maksimal 2 minggu kedepan.

63
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

Gambar 3. Google Workspace Jadwal Konten


Sumber: dokumentasi PPID Kota Semarang

8. Evaluasi Konten
Tentunya tim PPID Kota Semarang juga turut memperhatikan factor pendukung dan
penghambat strategi tersebut. Biasanya evaluasi selalu diadakan tiap bulanya hal ini
dilakukan agar terus tau akan kekurangan dari konten-konten sebelumnya.
Selain itu juga tim memiliki beberapa faktor yang menjadi penghambat yaitu masalah
waktu, yang mana terkadang jadwal yang sudah dibuat menjadi berubah dikarenak deadline
dan proses pengerjaan konten, namun masalah itu bisa diatasin dengan cara mengejar
deadline mingguan dan menempatkan postingan konten disela-sela jadwal konten lainya.
Secara teknis juga memiliki hambatan dimana alat yang digunakan dalam membuat konten
masih menggunakan alat yang ada. Seperti handphone. Namun masih bisa diatasi karena
kualitas yang dipake masih mumpunin.
Peneliti telah memaparkan sebelumnya tentang hasil temuan penelitian sebelumnya. Sebagai
media yang berfokus pada pemberian informasi mengenai penyimpanan, pendokumentasian,
penyediaan dan/atau pelayanan informasi di Kota Semarang, tentunya tidak mudah. Tim Media Sosial
Instagram PPID Kota Semarang harus melewati berbagai tahapan-tahapan agar dapat menghasilkan
konten-konten yang menarik dan bermanfaat bagi para followersnya maupun audiens lainya. Tahap
paling pertama tentunya adalah menemukan strategi yang sesuai dalam menyampaikan informasi
kepada audiens. Menurut Fachruddin (2015). Strategi kreatif itu sendiri merupakan suatu gambaran
umum mengenai cara kita memikirkan dan melakukan seseuatu dengan mengendalkan pikiran dalam
penemuan sebuah solusi dari masalah yang nantinya menjadi sebuah ide.
Menurut Joe Gollner dalam (Clark, 2016) mengemukakan bahwa strategi konten adalah proses
yang menggabungkan perolehan konten, pengiriman konten, keterlibatan konten, dan manajemen
konten. Di era sekarang ini semua tentang “integrasi”, yaitu integrasi konten organisasi dan konten
yang dihasilkan pengguna, disipilin dan department, keahlian dan peran, serta proses dan alat bisnis.
Akibatnya strategi konten memiliki potensi untuk menyatuka pekerjaan kita dengan komunikator lain.
Oleh karena itulah PPID Kota Semarang merancang berbagai macam strategi kreatif dengan tujuan
informasi dapat tersampaikan dengan baik kepada audiens.

64
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

Strategi merupakan suatu perencanaan dan manajemen yang dibuat guna untuk mencapai suatu
tujuan (Effendy, 1984:29) . PPID Kota Semarang sendiri memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu
mencukupi kebutuhan informasi masyarakat khususnya di Kota Semarang.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan strategi-strategi yang mampun menarik para
audiens. Tim media sosial PPID Kota Semarang tentunya membuat strategi-strategi secara kreatif
untuk menarik perhatian para audiens. Menurut Daniel dalam tradisi Retorika 2020:24), mengatakan
salah satu issue penting dalam kajian retorika adalah studi argumentasi, dalam penelitian ini studi
argumentasi PPID dalam pembuatan konten pemberian informasi kepada masyarakat bahwa PPID
memiliki sumber dan kerjasama dengan OPD yang ada di Kota Semarang sebagai sumber data dan
argumentasi. sebagaimana mendasar dari retorika adalah untuk mempersuasi, maka hal mendasar
yang perlu ditelusuri adalah bagaimana retorika mengkonstruksi pemikiranya dan menyajikannya
dalam suatu argument. Teori retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika yang disebut
Aristoteles sebagai alat persuasi yang tersedia. Asumsi kedua yang mendasari teori Aristoteles
berkaitan dengan pertimbangan tiga bukti retoris: logika (logos), emosi (pathos) dan etika atau
kredibilitas (ethos). Berdasarkan hal ini pembicara yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam
presentasi mereka. Bukti yang dimaksud mengacu pada cara persuasi: ethos, pathos, dan logos
(Venus et al., 2019). Ethos mengacu pada karakter yang dirasakan, kecerdasan, dan niat baik dari
pembicara saat mereka terungkap melalui bicaranya (West & Turner, 2016) . Ethos mengandung
unsur kredibilitas dari pembicarayang diperoleh karena mendapatkan hak untuk berbicara
dengan kompetensi maupun kelayakan yang dimilikinya (Widiastuti, 2017).
Pathos berkaitan dengan emosi yang ingin pendengar keluarkan oleh pembicara. Aristoteles
berpendapat bahwa pendengar menjadi alat pembuktian ketika melibatkan emosi, pendengar
menilai secara berbeda ketika mereka dipengaruhi oleh kegembiraan, rasa sakit, kebencian, atau
ketakutan (West & Turner, 2016) . Pesan menarik untuk memancing emosi audiens dirancang
dengan memicu emosi seperti ketakutan, kemarahan, serta penghinaan dimana banyak digunakan
melalui daya tarik humor, sinisme atau empati (Samuel-Azran et al., 2015)
Logos adalah bukti logis yang disampaikan komunikator yang mencakup argument dan
rasionalisasi mereka. Bagi Aristoteles, logos melibatkan penggunaan sejumlah praktik, termasuk
menggunakan klaim logis dan bahasa yang jelas (West & Turner, 2016) . Dalam memaparkan bukti-
bukti logisnya, pembicara sering kali menggunakan fakta dan angka untuk meyakinkan
audiens (Samuel-Azran et al., 2015).
Berdasarkan teori diatas, peneliti mengkasi pembahasan dari hasil temuan penelitian dimana
ada tiga unsur yaitu ethos, pathos dan logos:
1. Ethos
Ethos sendiri dibagi menjadi dua yaitu faktor bawaan, atau bisa dikataan merupakan
kredibilitas / bawaan persuader dalam menyampaikan sebuah pesan, dan yang kedua yaitu
faktor yang terkait dengan apa yang dilakukan persuader dalam menyampaikan pesan
meliputi seberapa fasih penyampaian, bagaimana menggunakan gesture, eye contact, variasi
vokal dan sebagainya.
Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan
kepercayaan. Istilah kredibilitas ini biasanya digunakan dengan kesaksian seseorang. Jadi,
orang yang dianggap benar terhadap suatu hal yang diperdebatkan merupakan orang yang
memiliki kredibilitas. Menurut Aristoteles, istilah "Ethos" berkaitan dengan karakter

65
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

pembicara. Maksud pembicara adalah untuk tampil kredibel. Faktanya, etos pembicara
adalah strategi retoris yang digunakan oleh seorang orator yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan kepercayaan dari audiensnya.
Dalam hal ini tim PPID Kota Semarang, ketika membuat sebuah konten pada
Instagram yang ditemukan dalam temuan penelitian adalah ketika tim media sosial PPID
Kota Semarang membuat perancaan konten instagram, yang mereka tanamkan adalah
ketika bagaima PPID membawakan sebuah informasi (gesture, eye contact, vocal) untuk
disampaikan kepada masyarakat, agar informasi yang disampaikan jelas. Itu merupakan
strategi kreatif konten PPID agar mendapatkan kredibilitas dan hasil yang sesuai target
audiens saat pembuatan konten.
Selain itu juga tim PPID ketika membuat sebuah konten instagram berupa video, tim
PPID Kota Semarang berusaha untuk membuat konsep yang sesuai dengan isi dari informasi
yang ingin disampaikan kepada audiens, tim membuat strategi kreatif dengan membawakan
informasi menggunakan talent atau informan yang sesuai, tujuanya agar audiens bisa
menerima informasi dengan baik. Hal ini tim PPID Kota Semarang ingin menjaga supaya
kredibilitas konten Instagram agar terjaga dengan baik.
Seperti pada gambar 4. terlihat bahwa dalam penyampaian informasi yaitu Wali Kota
Semarang sedang memberikan informasi mengenai penanganan banjir dan juga langkah-
langkah dalam pengeksekusian banjir yang ada di Kota Semarang.

Gambar 4. Konten Mengandung Unsur Ethos


Sumber: Instagram PPID Kota Semarang

2. Pathos
Pathos merupakan bagaimana faktor ini berupa faktor emosional atau bisa juga
dikatakan sebagai psychological appeals, yang terjadi adalah dimana seorang persuader
mengukut situasi emosional audience, dan kemudian mendesai artistic appeals untuk sesuai
kondisi emosional tersebut.
Tim media sosial PPID Kota Semarang melakukan beberapa strategi konten untuk
menarik audiens, hal ini bisa dilihat juga dari beberapa postingan dari PPID Kota Semarang
bahwa teori terkait juga terjadi dalam pembuatan strategi kreatif konte PPID Kota Semarang.
Dimana tim membuat sebuah unggahan untuk foto yaitu membuat dan menyusun postingan
66
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

dengan menggunakan copywriting yang mempersuasi atau mempengaruhi emosional


audiens. Hal ini bermaksud dengan adanya teknik copywriting membuat target audiens bisa
relate terhadap informasi yang diberikan.
Misalnya tim membuat unggahan informasi berupa video yang mana berisi tentang
mahasiswa ingin mencari data penelitian tentang Kota Semarang, dimana dalam pembuatan
video tersebut tim PPID Kota Semarang mengemas dalam konsep berupa drama percakap
seperti keresahan yang dialami oleh masyarakat, hal ini sesuai dengan apa yang ada pada
temuan penilitian diatas, yaitu pembuatan strategi konten dibuat dengan menempatkan
posisi kepada masyarakat.
Dalam video (gambar 5) menunjukan percakapan drama yang menunjukan emosional
seorang pemuda yang mengeluh pusing dikarenakan tidak tahu harus mencari data kemana,
hal ini sesuai dengan teori pathos yang mana teori tersebut mengukur sebuah emosional
audiens.

Gambar 5. Konten Mengandung Unsur Pathos


Sumber: Instagram PPID Kota Semarang

3. Logos
Dalam pendakatan Logos bisa dikatakan bahwa pendekatan ini bertitik pada
intelektual dan rasional audiens, juga merupakan sebuah logika yang mana sebuah
argumentasi atau alasan yang disampaikan itu bisa diterima oleh audiens atau pihak lain.
Argumentasi tersebut harus didukung oleh rujukan yang tepat dan kuat misalnya
perhitungan atau kalkulasi, probabilitas keberhasilan maupun sumber informasi yang tepat
dan akurat. Pada temuan penelitian dijelaskan bahwa dimana ketika tim media sosial PPID
Kota Semarang membuat sebuah strategi kreatif konten, tim akan membuat konten
berdasarkan informasi yang akurat, dikarenakan PPID merupakan pengelola pejabat
informasi pusat se Kota Semarang yang memiliki akses informasi sampai dengan OPD
terkecil.
67
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

Gambar 6. Konten Mengandung Unsur Logos


Sumber: Instagram PPID Kota Semarang

Dari unggahan tersebut bisa terlihat bahwa tim media sosial PPID Kota Semarang
ketika sedang memberikan informasi kepada audiens. Hal ini bagaimana tim PPID Kota
Semarang sendiri menyampaikan logika kumpulan bukti logis yang digunakan untuk
mendukung argumennya. Hal ini mencakup penggunaan klaim logis serta bahasa yang jelas.

Simpulan dan saran


Simpulan
Maka dapat diambil beberapa poin yaitu strategi kreatif konten yang dilakukan oleh PPID Kota
Semarang, penemuan ide-ide kreatif, penemuan topik konten, pembagian kerja, implementasi
produksi konten, sumber atau data informasi, manajemen konten dan evaluasi strategi konten.
Tim Media Sosial PPID Kota Semarang melakukan beberapa hal untuk membuat strategi kreatif
konten, dilakukannya breafing dengan tim media setiap seminggu sekali, bertukar pikiran dengan tim
agar bisa membuat ide-ide kreatif konten. Tim juga memperhatikan topik konten yang akan dibuat
melalui saran dan aduan masyarkat Kota Semarang atau juga memuat informasi yang sudah
direncakan saat breafing. Dalam pembagian kerja tim media sosial PPID Kota Semarang membentuk
system penanggung jawab konten agar bisa terkoordinasi lebih baik. Dari hasil pembuatan sebuah
konten tim mengimplementasikan melalui posting-an dan video yang diunggah diInstagram dan
diedit menggunakan aplikasi capcut dan canva. Konten yang diunggah juga merupakan dari sumber
dan data yang akurat dikarenakan PPID Kota Semarang bekerja sama dengan OPD se-Kota Semarang.
Tim juga memperhatikan penjadwalan pengunggahan konten guna memberikan informasi kepada
audiens yang tepat. Ia juga melakukan evaluasi setiap satu bulan sekali guna melihat kekurangan dan
masukan juga kebutuhan apa saja yang ingin diberikan kepada masyarakat Kota Semarang
Keterkaitan Strategi Konten dengan Teori Retorika, dalam pembuatan strategi konten ini
ternyata terkait erat dengan Teori Retorika yang mana terdiri dari Ethos, Pathos dan Logos. Peneliti
mendaoatkan kesimpulan bahwa PPID Kota Semarang membuat sebuah strategi kreatif konten ini
berkaitan dengan unsur Teori Retorika, hal ini pada saat pembuatan konten melihat dengan unsur
ethos atau pembawaan, gesture, intonasi dalam pembuatan konten. Pathos yaitu dimana konten PPID
Konten semarang dibuat secaara emosional untuk mendapatkan emosi audiens dan dibuat agar
audiens merasa relate terhadap isi konten yang diberikan. Selanjutnya Logos dimana PPID Kota
68
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

Semarang membuat strategi kreatif konten berasal dari sumber dan data yang sangat akurat, hal ini
dibuktikan bahwa ketika PPID Kota Semarang membuat konten diberikan sumbernya. Dan dalam
membuat strategi kreatif konten penting untuk memperhatikan unsur dari Teori Retorika,
dikarenakan Daya tarik retoris adalah berbagai metode yang digunakan untuk membujuk seseorang,
termasuk etos (kredibilitas), pathos (daya tarik emosional), dan logos (logika dan fakta) Dengan
mengidentifikasi daya tarik ini, penulis dapat memahami kapan waktu yang lebih tepat untuk
menggunakan satu metode dibandingkan metode lainnya, Secara keseluruhan, membuat strategi
konten menggunakan teori Retorika dapat membantu pembuat konten membangun argumen yang
lebih kuat dan lebih persuasif dalam tulisannya Dengan mengidentifikasi daya tarik retoris, strategi,
dan elemen, pembuat konten dapat memahami metode persuasi apa yang paling efektif bagi
audiensnya.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti akan memaparkan beberapa saran yang disampaikan
dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Untuk Tim PPID Kota Semarang agar bisa menjaa ciri khas dan konsisten dalam
memberikan daya tarik kepada masyarakat.
2. Meningkatkan pemberian dan kebutuhan informasi masyarkat Kota Semarang agar semakin
terpenuhi
3. Agar lebih meningkatkan kualitas, kreativitas dan kualitas dari konten dan juga kuantitas
dari Sumber Daya Manusia Tim PPID Kota Semarang.
4. Lebih memperhatikan dan menghidupkan platform-platform PPID Kota Semarang lainya.
5. Untuk peneliti selanjutnya adalah peneliti diharap untuk bisa melakukan pengembangan
penelitian dengan lebih mendalam, seperti mengembangkan topik yang lebih luas atau
menggunakan teori yang lebih bervariasi lainya.

Daftar Rujukan
Akdeniz, C. (2016). Insatgram Marketing: Learning is Easy. Introbooks.
Clark, D. (2016). Content Strategy: An Integrative Literature Review. IEE Transactions on Professional
Communication.
Effendy, O. U. (1984). Ilmu Komunijasi Teori dan Praktek. Rosda Karya.
Hootsuite and We Are Social. (2022). Digital in 2021: Essential Insight Into Internet, Social Media,
Mobile, and E-Commerce Use In Indonesia. In Hootsuite and We Are Social.
Mahmudah, S. M., & Rahayu, M. (2020). Pengelolaan Konten Media Sosial Korporat Pada Instaram
Sebuah Pusat Perbelanjaan. In Jurnal, 74–89.
Mangold, W. G., & Faulds, D. J. (2009). Social Media: The New Hybrid Element Promotion Mix.
Nicholas, D. (2000). Assessing Information Needs: tools, techniques and concepts for the Internet Age.
London: Aslib Ini.
Rusyad, D. (2020). Tradisi Retorika: Kerangka Teoritis Penelitian Ilmu Komunikasi Kajian Retorika.
abQarie Books.
Samuel-Azran, T., Yarchi, M., & Wolfsfeld, G. (2015). Aristotelian rhetoric and Facebook success in
Israel’s 2013 election campaign. Online Information Review, 39(2), 149–162.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatifm Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.

69
Jurnal Janaloka, Vol. 1, No. 2, Desember 2023

Venus, A., Pratama, A., Sugiana, D., & Noor, F. (2019). Rhetoric Analysis Rolerance and Intolerance Post
in Social Media. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding.
Vitri, S. dan G. (2015). Peranan Media Instagram Dalam Interaksi Social Antar Mahasiswa Fakultas
Sosial dan Politik Unsrat Manado. Jurnal Ilmu Komunikasi.
West, R., & Turner, L. (2016). Pengantar Teori Komunikasi 2. Penerbit Salemba.
Widiastuti, T. (2017). Foorming the Personal Branding of Sandiaga Uno As a Pubic Leader in 2017 on
Rhetoric Perspective. Journal Communication Spectrum, 7(1), 74–89.

70

Anda mungkin juga menyukai