Perbup 07 2022
Perbup 07 2022
Perbup 07 2022
TENTANG
BUPATI BIREUEN,
- 1-
MEMUTUSKAN :
-2-
-3-
. d 'd
D.1p1n ,fl
a1 engan CamScanner
14. Keadaan Mendesak meliputi kebutuhan daerah dalam rangka
pelayanan dasar masyarakat yang anggarannya belum
tersedia dalam tahun anggaran berjalan dan/ atau belanja
yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib
dan/ atau pengeluaran daerah yang berada diluar kendali
Pemerintah Kabupaten Bireuen dan tidak dapat
diprcdiksikan sebelumnya, serta amanat peraturan
perundang-undangan dan/ a tau pengeluaran daerah lainnya
yang apabila ditunda akan menimbulkan kerugian yang lebih
besar bagi Pemerintah Kabupaten Bireuen dan/ atau
masyarakat.
15. Rencana Kebutuhan Belanja yang sclanjutnya disingkat RKB
adalah dokumen yang berisikan daftar kebutuhan
barang/ jasa yang dilengkapi dengan volume, satuan, harga
satuan, dan jumlah total biaya yang diajukan dan
ditandatangani oleh kepala SKPK pengguna/penerima yang
rnelaksanakan suatu aktivitas atau kegiatan/ sub kegiatan
teknis yang dananya bersumber dari belanja tidak terduga.
16. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat
SP2D adalah dokurnen yang digunakan sebagai dasar
pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD /Kuasa BUD.
17. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang selanjutnya
disingkat SKPK adalah unsur perangkat kabupaten pada
Pemerintah Kabupaten Bireuen yang melaksanakan Urusan
Pemerintahan Daerah.
18. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat PPKD adalah kepala SKPKD yang mernpunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBK dan bertindak se bagai
bendahara umum daerah dalam hal ini Kepala Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah.
19. Bendahara Umurn Daerah yang selanjutnya disingkat BUD
adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai BUD.
20. Aparat Pengawasan Intern Pernerintah yang selanjutnya
disebut APIP/Inspektorat adalah instansi pemerintah yang
dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini sebagai pedoman
pengelolaan belanja tidak terduga yang bersumber dari APBK.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini agar pengelolaan
belanja tidak terduga yang bersumber dari APBK dapat
dilakukan sccara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan, manfaat untuk masyarakat, serta taat
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:
a. peruntukan belanja tidak terduga;
b. penganggaran belanja tidak terduga;
c. pelaksanaan dan penatausahaan belanja tidak terduga;
d. pertanggungjawaban dan pelaporan belanja tidak
terduga;
-4-
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini sebagai pedoman
pengelolaan belanja tidak terduga yang bersumber dari APBK.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini agar pengelolaan
belanja tidak terduga yang bersumber dari APBK dapat
dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan, manfaat untuk masyarakat, serta taat
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ruang lingkup Peraturan Bupati ini rneliputi:
a. peruntukan belanja tidak terduga;
b. penganggaran belanja tidak terduga;
c. pelaksanaan dan penatausahaan belanja tidak terduga;
-4-
BAB III
PERUNTUKAN BELANJA TIDAK TERDUGA
Pasal3
(1) Belanja tidak terduga diperuntukan untuk pengeluaran:
a. keadaan darurat;
b. keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya;
c. pengembalian atas kelebihan pembayaran atas
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya; dan
d. belanja bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelumnya.
(2) Keperluan mendesak sebagaimana dimaksud pada ayat {l)
huruf b sesuai dengan karakteristik Pemerintah Kabupaten
Bireuen yang kriterianya ditetapkan dalam Qanun tentang
APBK tahun berkenaan dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 4
(1) Keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf a meliputi:
a. bencana alarn, bencana non-alam, bencana sosial
dan/ atau kejadian luar biasa;
b. pelaksanaan operasi pencarian clan pertolongan;
dan/atau
c. kerusakan sarana/ prasarana yang dapat mengganggu
kegiatan pelayanan pu blik.
(2) Pengeluaran untuk mendanai keadaan darurat yang belum
tersedia anggarannya, diformulasikan terlebih dahulu dalam
RKA-SKPK, kecuali untuk kebutuhan tanggap darurat
bencana, konflik sosial, dan/ atau kejadian luar biasa.
(3) Belanja untuk kebutuhan tanggap darurat bencana, konflik
sosial, dan/ a tau kejadian luar biasa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) digunakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Penggunaan belanja tidak terduga untuk kebutuhan tanggap
darurat bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. pencarian clan penyelamatan korban bencana;
b. pertolongan darurat;
c. evakuasi korban bencana;
d. kebutuhan air bersih clan sanitasi·,
e. kebutuhan pangan;
f. kebutuhan sandang;
g. pelayanan kesehatan; dan
h. penampungan serta tempat hunian sementara.
-5-
Dipindai dengan CamScanner
(2) Batas" aktu penggunaan belanja tidak terduga adalah waktu
status keadaan darurat bcncana yaitu dimulai saat tanggap
darurat ditctaplmn olch Bupati sampai ketetapan tahap
tanggap darurn.t selesai.
Pasal 5
(1) Keperluan mendesak scbagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf b, mcliputi:
a. kebutuhan daerah dalam rangka pelayanan dasar
masyarakat yang unggarannya belum tersedia dalam
tahun anggaran berjalan;
b. belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat
wajib;
c. pengeluaran daerah yang berada diluar kendali
Pemerintah Kabupaten Bireuen dan tidak dapat
diprediksikan sebelumnya, serta amanat peraturan
perundang-undangan; dan/atau
d. pengeluaran daerah lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi Pemerintah
Kabupaten Bireuen dan/ atau masyarakat.
(2) Belanja yang bersifat mengikat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b merupakan belanja yang dibutuhkan secara
terus menerus dan harus dialokasikan oleh pemerintah
daerah dengan jumlah yang cukup untuk keperluan setiap
bulan dalam tahun anggaran berkenaan, seperti:
a. belanja pegawai antara lain untuk pembayaran
kekurangan gaji dan tunjangan; dan
b. belanja barang dan jasa antara lain untuk pembayaran
telepon, air, listrik dan internet
(3) Belanja yang bersifat wajib sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b merupakan belanja untuk:
a. memenuhi terjaminnya kelangsungan pemenuhan
pendanaan pelayanan dasar masyarakat antara lain
Pendidikan dan Kesehatan;
b. melaksanakan kewajiban kepada pihak ketiga;
c. kewajiban pembayaran pokok pinjaman, bunga pinjaman
yang telah jatuh tempo; dan
d . kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Pengeluaran untuk mendanai keperluan mendesak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum tersedia
anggarannya dan/ atau tidak cukup tersedia anggarannya,
diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-SKPK dan/ atau
Perubahan DPA-SKPK.
(5) Kriteria keadaan darurat dan keperluan mendesak ditetapkan
dalam Qanun ten tang APBK tahun berkenaan.
Pasal 6
(1) Pengembalian atas kelebihan pembayaran atas penerimaan
daerah tahun-tahun sebelumnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c dibebankan secara langsung
pada belanja tidak terduga.
(2) Penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu penerimaan daerah yang terjadi
-6 -
BAB IV
PENGANGGARAN BELANJA TIDAK TERDUGA
Pasal 7
(1) Belanja tidak terduga dianggarkan pada:
a. Kegiatan: Pcnunjang Urusan Kewenangan Pengelolaan
Keuangan Daerah; dan
b. Sub Kegiatan: Pengelolaan Dana Darurat clan Mendesak.
sesuai ketentuan peraturan perunclang-undangan.
(3) Belanja tidak tercluga dianggarkan clan diuraikan menurut
jenis, objek, rincian objek, dan sub rincian objek dengan
nama belanja tidak terduga.
(4) Belanja tidak terduga dianggarkan pada Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah dalam hal ini pada DPA-SKPK
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah pada tahun anggaran
berkenaan.
BABV
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
BELANJA TIDAK TERDUGA
Bagian Pertarna
Pembebanan Belanja Tidak Terduga
Pasal 8
(1) Penggunaan belanja tidak terduga melalui pembebanan
secara langsung pada rekening belanja tidak terduga
dilaksanakan untuk:
a. belanja kebutuhan keadaan darurat/tanggap darurat
bencana alam, kejadian luar biasa, dan bencana sosial;
b. pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-
tahun sebelurnnya; dan
c. bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan
sebelurnnya.
(2) Penggunaan belanja tidak terduga untuk keperluan
mendesak dilakukan rnelalui proses pergeseran anggaran dari
rekening belanja tidak terduga ke program, kegiatan dan sub
kegiatan pada SKPK yang membidangi atau SKPK yang
membutuhkan untuk menggunakan belanja tidak terduga.
(3) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. penggunaan belanja tidak terduga diformulasikan dalam
RKA-SKPK dan/atau Perubahan DPA-SKPK pada SKPK
yang membidangi atau SKPK yang membutuhkan untuk
menggunakan belanja tidak terduga;
b. RKA-SKPK dan/ atau Perubahan DPA-SKPK digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perubahan Peraturan
Bupati tentang Penjabaran APBK; dan
-7-
Bagian Kedua
Keadaan Darurat/Tanggap Darurat
Pasal 9
(1) Tata cara penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai
keadaan darurat/tanggap darurat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Bupati menetapkan status keadaan tanggap darurat
untuk bencana alam, bencana non-alam, bencana sosial
termasuk konflik sosial, kejadian luar biasa sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Berdasarkan penetapan status keadaan tanggap darurat
oleh Bupati, Kepala SKPK yang rnembidangi atau SKPK
yang membutuhkan untuk menggunakan belanja tidak
terduga mengajukan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB)
kepada PPKD selaku BUD.
c. Pengajuan RKB dilampiri dengan dokumen, antara lain:
1) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala
SKPK;
2) Naskah Perjanjian Belanja Tidak Terduga (NPBTT);
atau sejenisnya; dan
3) Kuitansi bermaterai cukup.
(2) Berdasarkan RKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b dan lampiran dokumen sebagairnana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, PPKD selaku BUD rnencairkan dana belanja tidak
terduga kepada kepala SKPK dengan menerbitkan SP2D-TU,
paling larnbat 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterirnanya
RKB berkenaan.
(3) Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi untuk
mendanai keadaan darurat/tanggap darurat, Pemerintah
Kabupaten Bireuen dapat menggunakan:
a. dana dari hasil penjadwalan ulang capaian program;
Kegiatan dan sub kegiatan lainnya serta pengeluaran
pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan; dan/ a tau
b. rnemanfaatkan kas yang tersedia.
(4) Penjadwalan ulang capaian program; Kegiatan dan sub
kegiatan sebagaimana dirnaksud pada ayat (3) huruf a
diformulasikan terlebih dahulu dalam Perubahan DPA-SKPK.
(5) Format RKB sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) huruf b
tercanturn dalarn Larnpiran lA, Lampiran 1B Lampiran 2A
dan Larnpiran 2B Peraturan Bupati ini.
-8-
Pasal 10
(1) Setiap pencairan belanja tidak terduga dalam rangka
penggunaan pengeluaran keadaan darurat/ tanggap darurat
terlebih dahulu dituangkan dalam Naskah Perjanjian Belanja
Tidak Terduga (NPBTT) atau sejenisnya yang ditandatangani
oleh Kepala SKPK yang membidangi atau SKPK yang
membutuhkan untuk menggunakan belanja tidak terduga
dengan PPKD selaku BUD.
(2) NPBTT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat ketentuan mengenai:
a. pemberi dan penerima belanja tidak terduga;
b. tujuan pemberian belanja tidak terduga;
c. besaran/ rincian rencana penggunaan belanja tidak
terduga;
d. hak dan kewajiban pemberi dan penerima belanja tidak
terduga;
e. penyaluran/penyerahan belanja tidak terduga;
f. pelaporan belanja tidak terduga.
Pasal 11
(1) Dalam rangka pencairan dana belanja tidak terduga untuk
mendanai keadaan darurat/tanggap darurat, PPKD selaku
BUD dengan terlebih dahulu meminta APIP/Inspektorat
untuk melakukan reviu atas RKB yang diajukan oleh Kepala
SKPK yang membidangi atau SKPK yang membutuhkan
untuk menggunakan belanja tidak terduga.
(2) Pelaksanaan reviu atas RKB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian Ketiga
Keadaan Mendesak dan Rasionalisasi Anggaran
Pasal 12
(3) Tata cara penggunaan belanja tidak terduga untuk mendanai
keperluan mendesak dilakukan melalui pergeseran anggaran
dari belanja tidak terduga ke belanja program, kegiatan, sub
kegiatan pada SKPK yang membidangi atau SKPK yang
membutuhkan untuk menggunakan belanja tidak terduga,
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Setiap usulan pergeseran anggaran yang dananya
bersumber dari belanja tidak terduga harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan pergeseran anggaran dari
Sekretaris Daerah selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah
Kabupaten (TAPK) .
b. Dalam hal anggaran belum tersedia, penggunaan belanja
-9 -
Pasal 13
Tata cara penggunaan belanja tidak terduga untuk rasionalisasi
anggaran kegiatan/ sub kegiatan dilakukan dengan pergeseran
anggaran dari belanja tidak terduga ke belanja program, kegiatan,
sub kegiatan pada SKPK yang membidangi atau SKPK yang
membutuhkan untuk menggunakan belanja tidak terduga, dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Dalam hal anggaran belum tersedia, penggunaan belanja
tidak terduga terlebih dahulu diformulasikan dalam RKA-
SKPK;
b. Dalam hal anggaran belum tercukupi, penggunaan belanja
tidak terduga terlebih dahulu diformulasikan dalam
Perubahan DPA-SKPK; dan
c. RKA-SKPK dan/atau Perubahan DPA-SKPK sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b menjadi dasar dalam
melakukan perubahan Peraturan Bupati tentang Penjabaran
APBK untuk selanjutnya ditampung dalam Qanun tentang
Perubahan APBK atau dituangkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dalam hal Pemerintah Kabupaten Bireuen tidak
melakukan Perubahan APBK atau telah melakukan
Perubahan APBK.
d. Ketentuan lebih lanjut rnengenai tata cara pergeseran
anggaran mempedomani ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Bupati yang mengatur mengenai Mekanisme dan
Tata Cara Pengeseran Anggaran.
Bagian Keempat
Pengembalian Kelebihan Penerimaan Daerah
Tahun-Tahun Sebelurnnya
Pasal 14
- 10 -
Pasal 15
(1) Tata cara penggunaan belanja tidak terduga u n tuk
pengembalian penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya
berdasarkan surat permohonan pengembalian kelebihan
pcmbayaran dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (2) huruf a dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Berdasarkan surat permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran dari pihak ketiga, Kepala SKPK terkait sesuai
dengan kewenangannya melakukan proses verifikasi dan
validasi, yang dimaksudkan untuk:
1) memastikan keabsahan bukti yang dijadikan dasar
pengajuan pennohonan pengembalian;
2) memastikan unsur penyebab pengajuan pennohonan
pengembalian.
b. Unsur penyebab pengajuan permohonan pengembalian
sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 2) dapat
dikarenakan:
1) kesalahan yang dikarenakan kesalahan penulisan;
atau
2) adanya keberatan yang oleh pihak ketiga atas surat
penetapan/kesepakatan yang sudah disampaikan.
c. Berdasarkan informasi kelebihan atas penerimaan daerah
serta hasil verifikasi dan validasi yang dilakukan SKPK
terkait, Kepala SKPK terkait mengajukan permohona n
penerbitan surat Keputusan Bupati mengenai Surat
Ketetapan Lebih Bayar (SKLB) kepada Bupati Cq.
APIP/Inspektorat dengan tembusan Kepala Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. Bupati menugaskan APIP /Inspektorat untuk melakukan
reviu atas permohonan penerbitan Surat Ketetapan Lebih
Bayar (SKLB) sesuai denga n ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. APIP /lnspektorat menyampaikan rekomendasi kepada
Bupati atas hasil reviu permohonan penerbitan Surat
Ketetapan Lebih Bayar (SKLB) sebagaimana dimaksud
- 11 -
- 12 -
Bagian Kelima
Belanja Bantuan Sosial yang Tidak Dapat
Direncanakan Sebelumnya
Pasal 16
(1) Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dialokasikan
untuk kebutuhan akibat risiko sosial yang tidak dapat
diperkirakan pada saat penyusunan APBK yang apabila
ditunda penanganannya akan menimbulkan risiko sosial
yang lebih besar bagi individu dan/ a tau keluarga yang
bersangkutan.
(2) Belanja tidak terduga untuk belanja bantuan sosial yang
tidak dapat direncanakan sebelumnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan untuk antara lain:
a. bantuan/ santunan kematian kepada individu/
masyarakat;
b. bantuan biaya berobat bagi individu/masyarakat;
c. bantuan modal usaha bagi usaha mikro dan kecil;
d. bantuan korban kebakaran;
e. bantuan korban banjir; dan
f. bantuan sosial lainnya.
(3) Pemberian modal usaha bagi usaha mikro dan kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diberikan
kepada individu/ masyarakat yang memiliki usaha riil dan
memiliki risiko sosial dan ekonomi atau memiliki potensi
kebangkrutan jika tidak diberikan bantuan sosial.
(4) Pemberian modal usaha bagi usaha mikro dan kecil
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dibatasi hanya
berupa bantuan modal usaha terbatas dengan besaran nilai
bantuan sosial paling besar senilai RpS00,000,- (lima ratus
ribu rupiah).
(5) Tata cara penggunaaan belanja tidak terduga untuk belanja
bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Kepala SKPK Pemberi Rekomendasi mengajukan Rencana
Kebutuhan Belanja (RKB)-Belanja Bantuan Sosial yang
Tidak Dapat Direncanakan Sebelumnya kepada PPKD
selaku BUD;
b. PPKD selaku BUD melakukan penelitian atas Rencana
Kebutuhan Belanja (RKB)-Belanja Bantuan Sosial yang
Tidak Dapat Direncanakan Sebelumnya beserta dokumen
kelengkapan dan mencairkan belanja tidak terduga
kepada Kepala SKPK Pemberi Rekomendasi paling lama 1
- 13 -
- 14 -
BAB VI
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN
BELANJA TIDAK TERDUGA
Bagian Pertama
Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga
Paragraf 1
Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga
Untuk Keadaan Darurat/Tanggap Darurat
Pasal 17
(1) Kepala SKPK selaku pengguna/penerima belanja tidak
terduga atas keadaan darurat/tanggap darurat, wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) atas
penggunaan belanja tidak terduga kepada PPKD selaku BUD
dalam hal ini Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
paling lambat 1 (satu) bulan setelah SP2D-TU diterima.
(2) Dokumen kelengkapan laporan pertanggungjawaban (LPJ)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. Photocoy Keputusan Bupati mengenai status keadaan
tanggap darurat;
b. Photocopy RKB yang diajukan oleh Kepala SKPK;
c. Naskah Perjanjian Belanja Tidak Terduga (NPBTI) atau
sejenisnya;
d. SP2D;
e. Buku Kas Umum Pembantu - Belanja Tidak Tcrduga;
f. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala SKPK
atas Realisasi Penggunaan Belanja Tidak Terduga
Keadaan Darurat/Tanggap Darurat; dan
- 15 -
Paragraf 2
Pertanggungj a waba n Bela nja Tida k Terduga
Untuk Kead aan Mcndcsak clan Rasionalisasi Anggara n
Pasal 18
Pertanggungjawaban belanja tidak terduga untuk keadaan
mcndesak dan rasionalisasi anggaran pada SKPK
pengguna/ penerima belanja tidak terduga sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 3
Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga
Untuk Pengembalian Kelebihan Penerimaan Daerah
Tahun-Tahun Sebelumnya
Pasal 19
Pertanggungjawaban belanja tidak terduga untuk pengernbalian
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya, terdiri
atas:
a. Keputusan Bupati mengenai Surat Ketetapan Lebih Bayar
(SKLB);
b. Surat Permohonan Kepala SKPK;
c. Hasil verifkasi dan validasi SKPK;
d. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala SKPK;
e. Surat permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
kembali dari pihak ketiga;
f. Data/identitas pihak ketiga dan nomor rekening pihak ketiga
yang masih aktif;
g. Bukti penerimaan daerah tahun sebelumnya; dan
h. Hasil reviu dari APIP /lnspektorat.
Paragraf 4
Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga
Untuk Bantuan Sosial yang Tidak Dapat Direncanakan
Sebelumnya
Pasal 20
Pertanggungjawaban belanja tidak terduga untuk bantuan sosial
yang tidak dapat direncanakan sebelumnya terdiri atas:
a. RKB yang diajukan oleh Kepala SKPK Pemberi Rekomendasi
- Belanja Bantuan Sosial yang Tidak Dapat Direncanakan;
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Kepala SKPK
Pemberi Rekomendasi - Belanja Bantuan Sosial yang Tidak
Dapat Direncanakan;
c. Photocopy KTP dari calon penerima bantuan sosial;
d. Nomor rekening bank yang masih aktif dari calon penerima
bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya;
- 16 -
Dipindai dengan CamScanner
c. Kuitansi bermatcrui cuku p dun clitandatangani calon
pencrima bantuan sosial;
f. SP2D; dun
g. Dokumcn loinnyo..
Bagian Kcdua
Pclaporan Bcla nj a Tido.k Tcrduga
Puragrnf 1
Pclaporan Bclanja Tido.k Tcrduga
Untuk Kcadaan Do.rurat/Tanggup Darurat
Pasal 21
(1) Belanj a tidak terduga un tuk keadaan daru rat dibcbankan
lan gsung atau dicatat sebagai rcalisasi belanja tidak terduga
pada pada SKPKD dalam hal ini pada SKPK Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah pada tahun anggaran
berkenaan.
(2) Realisasi belanja tidak terduga untuk kcadaan
darurat/ tanggap darurat dilaporkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dan Catatan atas Laporan Kcuangan pada SKPK
dalam hal ini pada tahun anggaran berkenaan dengan
mempedomani Standar Akuntansi Pemerintahan.
Paragraf 2
Pelaporan Belanja Tidak Terduga
Untuk Keadaan Mendesak dan Rasionalisasi Anggaran
Pasal 22
Belanja tidak terduga untuk keadaan mendesak clan rasionalisasi
anggaran dibebankan atau dicatat sesuai dengan realisasi RKA-
SKPK dan/atau Perubahan DPA-SKPK pada pada masing-masing
SKPK yang melakukan pergeseran anggaran yang dananya
bersumber dari belanja tidak terduga pada tahun anggaran
berkenaan dengan mempedomani Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Paragraf 3
Pelaporan Belanja Tidak Terduga
Untuk Pengembalian Kelebihan Penerimaan Daerah
Tahun-Tahun Sebelumnya
Pasal 23
(1) Belanja tidak terduga untuk pengembalian kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya dibebankan
langsung atau dicatat sebagai realisasi belanja tidak terduga
pada pada SKPKD dalam hal ini pada SKPK Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah pada tahun anggaran
berkenaan.
(2) Realisasi belanja tidak terduga untuk pengembalian
kelebihan penerimaan daerah tahun sebelumnya dilaporkan
dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan
Keuangan pada tahun anggaran berkenaan dengan
mempedomani Standar Akuntansi Pemerintahan.
- 17 -
Pasal24
(1) Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya
dibebankan langsung atau dicato.t sebagai realisasi belanja
tidak terduga pada pada SKPKD dalam hal ini pada SKPK
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah pada tahun anggaran
berkenaan.
(2) Realisasi belanja tidak terduga untuk bantuan sosial yang
tidak dapat direncanakan sebelumnya dilaporkan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan
Keuangan pada tahun anggaran berkenaan dengan
mempedomani Standar Akuntansi Pemerintahan.
BAB VII
PEMONITORAN, EVALUASI DAN REVIU
BELANJA TIDAK TERDUGA
Pasal 25
(1) SKPK melakukan pemonitoran dan evaluasi atas belanja tidak
terduga yang digunakan/ diterimanya.
(2) APIP/Inspektorat melakukan reviu terhadap realisasi
penggunaan belanja tidak terduga yang dilaksanakan oleh
SKPK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) APIP/Inspektorat melakukan reviu terhadap pelaksanaan
penggunaan dana pada SKPK yang melakukan pergeseran
anggaran ke belanja program, kegiatan, sub kegiatan yang
dananya bersumber dari belanja tidak terduga sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
LARANGAN DAN SANKS!
Pasal 26
(1) Kepala SKPK yang menggunakan/menerima belanja tidak
terduga dilarang:
a. mengalihkan dana belanja tidak terduga yang diterimanya
selain yang diajukan dalam Rencana Kebutuhan Belanja
(RKB); dan/atau
b. menggunakan dana belanja tidak terduga diluar
pergeseran anggaran program, kegiatan dan sub kegiatan
sesuai dengan rencana pengajuan penggunaan belanja
tidak terduga yang akan digunakan untuk rnembiayai
keperluan mendesak.
(2) Dalam hal Kepala SKPK yang rnenggunakan/rnenerirna
belanja tidak terduga tidak menggunakan/tidak
merealisasikan belanja tidak terduga sebagaimana yang
diusulkan dalam Rencana Kebutuhan Belanja (RKB)
sebagairnana dimaksud pada ayat (1) huruf a, maka Kepala
- 18 -
BAB IX
PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA
MELALUI SISTEM BERBASIS ELEKTRONIK
Pasal 27
( 1) Dalam hal telah tersedia sistem informasi berbasis elektronik,
proses penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban serta pemonitoran,
evaluasi dan reviu atas belanja tidak terduga dilaksanakan
melalui sistem informasi berbasis elektronik.
(2) Penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban serta pemonitoran, evaluasi dan reviu
belanja tidak terduga melalui sistem informasi berbasis
elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BABX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pada saat Peraturan Bupati ini ditetapkan, Peraturan Bupati
Bireuen Nomor 32 Tahun 2011 ten tang Tata Cara Pemberian dan
Pertanggungjawaban Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial,
Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 10
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Bireuen
Nomor 32 Tahun 2011 ten tang Tata Cara Pemberian dan
Pertanggungjawaban Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial,
Belanja Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten
(Berita Daerah Kabupaten Bireuen Tahun 2015 Nomor 231) yang
mengatur mengenai Belanja Tidak Terduga dinyatakan tidak
berlaku.
- 19 -
Ditetapkan di Bireuen
pada tanggal b .:3anuor, 2o2 t
BUPATI BIREUEN,
MUZAKKAR A. GANI
Diundangkan di Bireuen
pada tanggal b ::)Qnuai1 10ii
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BIREUEN,
- 20 -
DAFTAR LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI BIREUEN TENTANG PENGELOLMN
BELANJA TIDAK TERDUGA
\ auPAT! BIREUEN, ;
~MUZAKKAR A. GANI
-21-
Bireuen, ............. .
Nama
NIP.
· 22 -
-
No. Uruiun An m~amn R ·ali im:-ii Penycrapan Ca pnian Output 1
Total
Bireuen, ....... .
Nama
NIP.
- 23 -
Bireuen, ........ .
BUD
Nama
NIP.
- 24-
Total I I I
BUD
Nama
NIP.
- 25 -
SGl(RET/\Rl/\T DAERAl-1
TENTANG
• 26 ·
1 Es 1 T
n knn
Ditetapkan di Bireuen
pad a tanggal ....... . .
Sekretaris Daerah,
· 27 ·
Bireuen, ............ ..
Materai
Cukup
Nama
NIP.
- 28 -
Pad a hari ini . . . .. .. .. . tanggal .. .. ....... bulan . .. .. .. ... ... . . tahu n dua ribu
•· .... .... ... · (XX-XX-XXXX) bertempat di Bireuen kami yang bertanda tangan
di bawah ini: '
1. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan
································
Daerah Kabupaten Bireuen,
berkedudukan di .......... dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Kabu paten Bireuen,
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Kepala SKPK ........ ............ .
···················-··--········ Kabupaten Bireuen selaku
Pengguna/Penerima Belanja Tidak
Terduga. Selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA.
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan diadakannya Perjanjian ini adalah untuk menjadi salah
satu dasar pengelolaan keuangan belanja tidak terduga menjadi lebih tertib,
terarah dan tepat sasaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PASAL2
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Naskah Perjanjian Belanja Tidak Terduga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 adalah meliputi PIHAK PERTAMA sebagai Pemberi
• 29 -
PASAL3
BESAR YA BELA JA TIDAK TERDUGA
( l l.
B?lanja Tida}: Tcrduga untuk Kepala SKPK ...... .. .. .. ... .. Ka:rc1?<1t n
B1rc:ucn scbagaimana dimaksud dalam Pa sal 2 kcs::: luruhar..ry~
adalah scbcsar Rp .... ... ..... .... .......... ,- (........... .... ..... .. piah).
(2) . P(HAK KEDUA ~elaku pihaJ.: yang menggunakan/mcncn , a ::: <1,,·n
Tidak Terduga sebagaim ana dimaksud pa da aya • «knn
menggunaka n belanja tidaJ.: erduga unruk mcmb iayai b~H 1; tn
c:baga imana 1ang tcrcan um dalam Re ca a Kcbu uhr Bc:nn :a
IRKB).
(3).
Bcla nj a Tidak Tc:rduga sebagctimana dim a h ud pa a ,iya• (:)
pc:n ,mgparan ya dila kukan melalui APB ab I a H:rc~:~
Tahun An _p,, ran .. ... cla n dilaksa naka n dcn ga n c.i ra di n · <:for ... ,..,
B · nd a ha rn P ·n, luaran PPKD/ Bc da ha ra l< hU!,W, p~,. ' ; , .<'· ,"
r ·r.1• ·n1ng
• SKPK .......... ......... .. · i'1 bu pa · n ir U'".... r-·u : :~ :::-.:<
... ...... C.i ba ng Bircu n d n a n no or R Y. i f!: .................. .,,.,,,
An: I.3 ndah· r:J r ng lun ran S 'PK ........... .
p
H, DA ;· KE 1• ;fl,\ ,\ !'II i .
(I). PIIIA f>l ~RT,:,1/ rhuk . ; . ' · ,. ?~ :-G!".
:.i:..cL
p r1n11p1 unr: . , ·uh.in (LP.JI u 1·.
Tc-rdllp:i : <" b,Jf'n1tn.in1i rl1m.1J.t · u I d.1h 1 • _. -I
I' l~D ,\ . l . d,u: r _,.: '..a:::::.
J>IIIAJ' PEI~ · ' .1 r.1 ,Yo ,µ . ..
(:~). Tid 1k 'f' r h t! :,a ( J kc:pd.:: · .. J".:_
1' 1-:l)l · · l"' · 1d .
Pl, Jill IAI : ·'
:,c·h.tf .t
Bi1C'\1 •t~.
d11n: I . t cl .
(·I) . J' c·w 1'ib
1. 111 !.t
y., .tr
b.
t I.
•3 .
PASAL 6
ADDENDUM
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini, akan diatur lebih lanjut
dalam bentuk Perjanjian Tambahan (Addendum) yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
PASAL 7
PENUTUP
Perjanjian ini ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari dan tangg~
sebagaimana tercantum pada awal Perjanjian ini dengan bermaterru
cukup dengan dibuat 2 (dua) yang mempunyai kekuatan hukum yang
sama.
No
Tnhun
' ········
. ········
TANDA PENERlMMN/KWINTANSl
Setuju dibayar
Kepala BPKD
selaku PPKD
Nama
Jabatan
Lunas dibayar
Bendahara Pengeluaran PPKD /
Bendahara Khusus PPKD
- 32 -
BUPATJ BIREUEN
TENTANG
BUPATI BIREUEN,
- 33 -
IA J1,/l1rJ'I IJ V.MI :
Mr:1 c:l:1pk11 n
Kl•:rJNl'IJ M,:11,~Wpk:ln /H;rw/ :mlJ:11i1m kt:)dJih:m p1:mfo17::ir:Jn :J ;;•,
r,tnc:ri 1nw1r, d111:n 1h w hun •t:JhUn ';';f),:JumnJ:J v. 1;p~;1fo ,,,,,,,,,,,
( ,r:IJ1"-{f,, 1rt rw,rw J'il11J,k r.,:tf{Jr;,J ,1;b 1; ir,sr P.p,,,,,,,,,,,,,,,,..,,,,,,,•
(...... ,, ....... ,, ...... rupi11h).
Kl~/ U/\ fl<;tnh:Jyumn ;JL:1 i r, •nw:mbuli,m Y.r:kbih~n pr:mh::qanm ~w:;
ri.:nc;rirrw:m d:u_;n,h L:Jh un -tJJhun w:bdumny:; w:b8,y.iimarn;
climuk ud J>Ud/J VJY.'f'UM Y.E, ATU dib 1;b:.mY.an pa 1;1, kr. di;
rnv.eninv, l.khinj u 'I iduk Terc.Jug;J ya ng dici.ng~Hrv-an pada DP/-,,-
' Kl'K Budon l'c:.ngdoJuu n Y.c:.uang;m Dacn1h Kabupatr:n Bin:m;n
Tohun Aneevrnn .....
J( /.;,Tf()A Lampirnn rin ciun tin.dun pcngcmba.lwn v.c.: Je;bihan ba.yeJr ataJ
pc;ne;rimuun dac:.ruh tahun-tahun ucbclumnya v ; bagaimh.na
cJima l·rn ud padu DJK'J'UM KESATU me;rupav..an ba:~an tidak
tc:rpi1w hl-wn dari Kc:.putm1an Bupati inL
KEEMPA'J' Segala biaya yang timbul scbagai aldbat di tc.:tapv..annya
Kcputwian ini dibcban h tn pada Anggaran Pendapatan dan
IJc:.lanja Dacrah Kabupatcn Bircucn Tahun Anggaran ...... .
KELfM/\ Kc:.putuaa n Bupati ini mulai bcrlaku pada tanggal ....... ..
Ditctapkan di Bireucn
pada tanggal
BUPATI BIREUEN,
- 34 -
BUPJ\TI BIRbUEN
TENTJ\NO
BUPATI BIREUEN,
-35 -
Ditetapkan di Bireuen
pada tanggal
BUPATl BIREUEN,
-36-
NPHD/BAST/STS/LHP Jumlah
Jenis Tahun Pemeriksa Fungsional/ Penerimaan Ket.
No Penerimaan Penerimaan Putusan Pengadilan Yang Harus
/Putusan PK MA*) Dikembalikan
Tanggal Nomor (Rp)
-
1 2 3 4 5 6 7
................................................................ , ........................................................................................ .
............................... .... . ................................................................. ................. .....................
........................................... , .............. ..................................................................................................... .
- 37 -
Dipindai denganC-amScanner
VII. Lampiran (dokumen yang dianggap penting):
~: ::::::::::::::::::::: ...............................................
~: ::::::::::::::::::::: ···············-·······························
.............................................. .
!:::::::::::::::::::::::::::::::·.: ::·.
.
•••••••••••••• •• •••••••••••• to o , , , , , , , , , , , , , , , , ,
··· ·· ···········································-···················
Bireuen, ................... .
No. Nama NIP Ketua/ Anggota Tanda Tangan
1.
2.
3.
dst
Mengetahui,
Kepala SKPK .... .. .
Nama
NIP.
- 38 -
Dengan ini mcnyatakan dan bertanggung jawab seca ra pen uh atas hal-
hal sebagai berikut:
1. Penc~iran Dana Belanja Tidak Terduga untuk kepcrluan Pengemb~ian
Keleb1han Penerimaan Daerah Tahun-Tahun Sebelumnya kepada P1hak
Ketiga ....... ... .. .... . (sebutkan nama Pihak Ketiga).
2. Kelengkapan dan kebenaran Formal dan Materiil terhadap dokumen
kelengkapan pertanggungjawaban (LPJ) untuk keperluan Pengembalian
Kelebihan Penerimaan Daerah Tahun-Tahun Sebelumnya kepada pihak
ketiga sepenuhnya rnenjadi tanggung jawab Kami selaku Kepala SKPK
Materai
Cukup
NIP.
• 39 ·
Kepala SK.PK · · · · · · .. · ·
Materai
Cuk:up
Nama
NIP.
- 40-
Ma terai
Cukup
Nama
NIP.
- 41-
-
Saldo Kas Belanja Tidak Terduga di Bendahara Pengeluaran PPKD /Bendahara
l(husus PPKD Rp ... .. .... ... .... .. ... ,-
(terbilang: ..... ... .......... rupiah).
terdiri atas:
Nama
Nama
NIP.
NIP.
- 42-
--
~
No. Kode
NO· Tanggal Bukti Rckcnin T
Uraian 1 Pcnc rima n ' Pc n gcluaran \ Saldo \
I
L-,--
I
i----
I
i....-
'I
---
i----
i..--
Jumlah
I
'
\
\
J
saldo Kas Belanja Tidak Terduga di Bendahara Pengeluaran Rp .. ...... ·· .. · .. · · .... -
(tcrbilang: ..... •· · ... ... •··· rupiah) .
terdiri atas:
Tunal : Rp ············
Bank : Rp ··········· ·
Nama
Nama
NlP.
NIP.
-43-
Bireuen, .................. .. .
Materai
Cukup
.. .. ............... ...... .
, , ,
NIP.
- 44 -
~l
Dipindai dengan CamScanner
pira n 12: Format Su rat Pcrny .
l):l rl'll1· sasi Penggu naan Bc!anja Tida' -aTar1_? Tan rmung ,Ja w::i b • u h k ·1 -1 •
Rea < Y. ruuga _ K . · • · • • •
pa.rura a la;in Da ru ra /Ta n ,,~:1p
SJ<PK ~ •'
SURAT PER1' YATAA TA 1 ( ' l C J
1
ATAS REA LISAS I PE 1 G ,U 'AA i ;H· I '.' A '! AB :-. UTL V.
KEADAA ' DAR U RAT/TA ·
I
1
C:~
,l/ TIDA K T E.PD1J (j.f..
1 GAP DATHJRAT
1
omor · '
. ····· ····· ···· ·· ···
,. rtanda
yan g b ~ .
tangan di ba vah in i··
~·ama . ···· ·· ··· ... .... .. ... ... . ... ... ... .
·· JP .... .... ....... .... ... .... .... .... .
. KPK . ......... .. ........ ... .... ...... ..
Jabatan : Ke p al a SKPK .... ... ... .. .
Oen ~an i~i mcnyatakan da n bcrtan ggungja ab sccara p':!nu h a tas haJ-
haJ ebagai bcnkut:
. . oana Belanja Tidak bTerduga dcngan da sar SP2D omor .... .. .. ..... .
r.anggaJ... ......... ..... se esar Rp ................... ,- (. .... ......... ...... . rup·ai)
untuk keperluan membiayai Keadaan Darurat/Ta nggap Darura:
...... ... ...... .. (sebu t~an jenis status tanggap darura tnya) e ah
dipergunakan sesuru dengan Rencana Kebutuhan Belanja (RK B) -
Tanggap Darurat yang Kami ajukan sebelumnya.
2 . J umlah dana Belanja Tidak Terduga sebagaimana tersebut di atas idaK
digunakan selain sebagaimana yang tercantum dalam Rencana
Kebutuhan Belanja (RKB) - Tanggap Darurat yang telah Kami ajuKa,
sebelumnya.
3. Kelengkapan dan kebenaran Formal dan Materiil terhadap dokume:i
kelengkapan pertanggungjawaban (LPJ) atas Belanja Tidak Terd ga
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kami sepenuhnya.
4. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak be ar da...,
menimbulkan kerugian negara/kerugian daerah maka saya bersedia
menyetorkan kerugian negara/kerugian daerah tersebut ke Rekening Kas
Umum Daerah Pemerintah Kabu paten Bireuen.
;:,. Dalrun hal terjadi permasalahan hukum yang diakibatkan
pertanggungjawaban (LPJ) atas penggunaan dana Belanja Tidak Terduga
Keadaan Darurat/Tanggap Darurat ..... .. .......... (sebutkan jenis s arus
tan.ggap daruratnya) ini menjadi tanggung jawab Kami sepenuhnya.
Demikian surat pemyataan ini dibuat dengan sebenarnya, dala.m
l-::eadaan sadar dan tidak di bawah tekanan .
Materai
Cukup
·· ·············· ············
NIP.
-45-