ECO ENZYME KTII Recovery

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

ECO ENZYME MAGIC LIQUID SERBA GUNA SEBAGAI ALTERNATIF ME

NANGGULANGI GLOBAL WARMING

Disusun oleh :

Ni Kadek Pian Siani ; 2217041061

Mahir Eid Kamil ; 2217041165

Ni Luh Sukreni ; 2217011027

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah, baik itu sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun yang tidak
dapat diperbaharui. Dengan banyaknya sumber daya alam ini maka banyak
masyarakat Indonesia yang memanfaatkan sumber daya alam yang ada sebagai mata
pencarian yang mampu memberikan hasil yang melimpah. Salah satu contoh
pemanfaatan sumber daya alam adalah pemanfaatan tanah yang digunakan sebagai
lahan untuk bercocok tanam yang dimanfaatkan oleh petani misalnya sebagai tempat
menanam buah-buahan, sayur-sayuran, padi, kopi dan masih banyak lagi. Dengan
adanya pemanfaatan sumber daya tersebut maka banyak masyarakat yang
mendapatkan lahan sebagai mata pencarian dengan hasil yang cukup melimpah.
Namun pada kenyataannya segala sesuatu yang ada pasti memiliki sisi
positif dan sisi negative sama halnya dengan seorang petani yang memiliki hasil
melimpah namun terkadang juga memiliki sedikit masalah atas penghasilannya
tersebut, seperti contoh yang ada yaitu seorang petani yang ada dibeberapa daerah
seperti di Bali khususnya daerah Kintamani sebagai daerah yang menghasilkan
banyak buah dan sayur, terkadang mereka juga memiliki masalah mengenai hasil
panen mereka. Contohnya sisa buah atau sayuran yang tidak layak dijual karena
sedikit rusak namun masih segar itu akan terbuang begitu saja karena mereka sendiri
bingung harus diolah bagaimana lagi sehingga akan menjadi sampah, sampah
organik tidak hanya dihasilkan oleh masyarakat yang berprofesi sebagai petani saja
namun juga dihasilkan oleh berbagai jenis kalangan seperti rumah tangga, instansi
pemerintahan seperti sekolah, university dan lain sebagainya yang akan menumpuk
di TPA. Sekitar 60% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik yang
menimbulkan bau tidak sedap dilingkungan, mengurangi tingkat daur ulang plastik,
serta meningkatkan resiko terjadinya ledakan di TPA. Pembusukan sampah organik
juga menghasilkan Gas metana, gas metana adalah salah satu gas rumah kaca yang
menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Menilik dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka Adapun solusi
yang dapat ditawarkan pelaksana adalah dengan mengubah sampah organik yang ad
a menjadi Eco-Enzyme. Sejak tahun 1980-an seorang peneliti dari Thailand, Dr.
Rosukon Poompanvong, yang juga adalah seorang pendiri Asosiasi Pertanian
Organik Thailand, telah melakukan penelitian tetang eco-enzyme atau enzim
sampah. Eco-Enzyme adalah cairan alami serba guna, yang merupakan hasil
fermentasi dari gula merah atau molase, sisa buah atau sayuran, kulit buah,
potongan sayuran yang masih segar dan air keran. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Tang & Tong (2011) Eco-Enzyme dapat dipergunakan sebagai
pupuk, pembasmi serangga, dan bahan pembersih rumah tangga. Larutan ini bahkan
bisa ditambahkan dalam produk sampo dan detergen, yang nantinya bukan hanya
sekedar untuk dimanfaatkan sendiri namunjuga bisa dijual dan dimanfaatkan
sebagai sumber penghasilan.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang yang t
elah dipaparkan di atas yaitu :

1. Bagaimana Penerapan dari Eco-Enzyme sebagai upaya dalam mengatasi


masalah sampah organik?
2. Bagaimana Efektivitas Eco-Enzyme ini sebagai upaya dalam mengatasi masalah
sampah organik?
3. Bagaimana manfaat dari solusi tepat guna yang ditawarkan ?

1.3 Tujuan

Mengacu pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan program ini
yaitu :

1. Untuk memahami dan mengetahui Penerapan dari Eco-Enzyme ini sebagai upay
a dalam mengatasi masalah sampah organic
2. Untuk memahami dan mengetahui Efektifas Eco-Enzyme sebagai upaya dalam
mengatasi masalah sampah organic
3. Untuk memahami dan mengetahui manfaat dari solusi tepat guna yang
ditawarkan

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secar
a praktis meliputi :

a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam m
embantu mengurangi sampah organik di TPA yang dapat menyebabkan pemanasan
global dan aroma tidak sedap serta dapat menjadi sumber penghasilan bagi para mas
yarakat ataupun pihak lain yang ingin berwirausaha.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis Lain
Memberikan informasi mengenai manfaat serta cara pembuatan dari Eco-
enzyme sebagai upaya dalam mengatasi penumpukan sampah organik di
TPA yang kerap memicu pemanasan global dan bau tidak sedap.
2. Bagi Masyarakat
Untuk memudahkan masyarakat, sebagai upaya menjaga kebersihan
lingkungan serta sebagai peluang untuk berwirausaha.
3. Bagi Pemerintah
Membantu pemerintah dalam mengurangi penumpukan sampah di TPA dan
mampu menambah lapangan kerja baru untuk beberapa masyarakat yang
kekurangan lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masalah Sampah Organik di Lingkungan Sekitar
Sampah merupakan sebuah hasil dari kegiatan sehari-hari manusia yang sudah ti
dak terpakai. Sumber sampah bisa berasal dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantora
n, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya (Pur
wendro dkk., 2006). Sampah organik sangat didominasi dengan sampah sisa makanan
(hewani dan nabati), sayur-sayuran, maupun buah-buahan. Sampah organik tersebut ma
sih dapat menjadi produk yang berguna jika diolah dengan prosedur yang baik, tetapi jik
a tidak ditangani dengan baik maka hanya akan menjadi sumber penyakit. Sampah orga
nik tersebut dibagi menjadi sampah organik lunak dan sampah organik padat atau keras.
Sampah organik juga dibagi menjadi dua yaitu sampah organik kering dan sampah orga
nik basah. Sampah organik kering adalah sampah yang memiliki kandungan air yang re
ndah, contohnya adalah daun-daun kering dan ranting pohon. Sampah organik basah ad
alah sampah yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi, contohnya adalah kulit bu
ah, sisa sayuran dan buah-buahan.
Sampah Organik yang merupakan dampak dari pembuangan limbah padat organ
ik yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang didegradasi oleh mikroorganisme akan
menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut menjadi
yang lebih kecil yang disertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Limbah or
ganik yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang tidak sedap lagi (lebih bu
suk) karena protein yang mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammoni
a (Hasibuan, 2016). Bahan baku eco-enzyme adalah sampah organik yaitu dapat berupa
limbah sayur-sayuran atau buah-buahan. Salah satu limbah buah yang digunakan adalah
buah nanas, buah pepaya dan buah jeruk.

2.2 Jenis-Jenis Sampah


Berdasarkan Sifat jenis/pengolahan sampah terdiri dari :
A. Sampah Organik
Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa makanan dari rumah tangga atau
merupakan hasil sampingan kegiatan pasar bahan makanan, seperti pasar say
ur mayur. Contoh sampah organic adalah potongan-potongan sayuran yang
merupakan sortasi sayur mayur di pasar, makanan sisa, kulit pisang, daun pe
mbungkus, dan sebagainya. Sampah organic merupakan sampah yang menga
ndung senyawa organic, dan oleh karenanya tersusun unsur-unsur karbon, hy
drogen dan oksigen dimana bahan-bahan ini mudah didegredasi oleh mikrob
a sampah organic.
B. Sampah Anorganik
Sampah anorganik dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis. Golongan pertama
sampah tidak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tidak akan bisa lapuk seca
ra alami, sekalipun lapuk telah memakan waktu yang bertahun-tahun. Conto
h sampah tidak lapuk adalah plastic, kaca, mika. Golongan kedua yaitu samp
ah jenis ini akan bisa lapuk perlahan-lahan secara alami. Sampah jenis ini ma
sih 17 dipisahkan lagi atas sampah tidak mudah lapuk yang tidak bisa terbak
ar, seperti kaleng dan kawat. Sampah ini tidak bisa didegredasi oleh mikroba.
Jenis Sampah American Public Works Association, mengemukakan jenis sampa
h berdasarkan karakteristiknya, yaitu :

A. Sisa makanan atau sampah (garbage)


Sisa yang termasuk jenis ini adalah sampah yang dapat dihasilkan dalam pro
ses pengolahan makanan karakteristik sampah adalah dapat membusuk dan d
apat terurai dengan cepat khususnya bila cuaca panas. Proses pembusukan se
ring kali menimbulkan bau busuk. Bahan-bahan yang membusuk ini sangat p
enting diketahui dalam usaha pengumpulan dan pengolahan sampah secara b
erdaya guna dan berhasil guna.
B. Sampah kering
Sampah kering terdiri dari sampah yang dapat terbakar ataupun yang tidak d
apat terbakar, tidak termasuk sisa makanan atau benda-benda yang sangat m
udah membusuk. Jenis dari sampah kering ini yang dapat terbakar misalnya
adalah kertas, plastic, tekstil, kater, kulit kayu, daun-daun kering. Sedangkan
jenis dari sampah kering yang tidak dapat terbakar misalnya adalah kaca, kal
eng, logam, dan lain-lain.
C. Abu (ashes)
Abu dalam hal ini benda adalah yang tertinggal dipembakaran kayu, arang at
au benda-benda yang terbakar.
D. Sampah jalan (Street Cleaning)
Sampah yang berasal dari jalan, biasanya berupa sampah daun-daunan dan p
embungkus.
E. Bangkai binatang (deat animal)
Sampah biologis berupa bangkai binatang kecil dan bangkai binatang pemeli
haraan.
F. Rongsokan kendaraan (Abandone vehicles)
Bekas-bekas kendaraan milik umum dan pribadi, seperti bak mobil, becak da
n lain-lain.
G. Sampah industry (Industrial wastes)
Seperti : bahan kimia beracun, bahan beracun, bahan kimia, mineral, residu,
dan organic. Residu dan pathologi radiologi, kayu dan kertas.
H. Sampah dari bangunan
Sampah disini dimaksudkan terjadi karena penghancuran atau pembangunan
suatu gedung. Seringkali diklasifikasikan dalam sampah kering misalnya bat
u, batu merah, papan, sisa-sisa pipa dan sebagainya.
I. Sampah khusus/berbahaya (Hazardous waste)
Merupakan sampah yang dapat membahayakan manusia, seperti : sampah ki
mia beracun, pestisida, pupuk kimia, radiaktif, sampah medis di rumah sakit.
J. Sampah pengolahan air minum/Air kotor (Water Treatment Res)
Sampah yang berupa lumpur dari perusahaan air minum atau pengolahan air
kotor, dapat diklasifikasikan dalam jenis tersendiri.
2.3 Sumber Sampah
1) Sampah ini terdiri dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tang
ga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang suda
h dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastic, daun, dan seb
againya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga,
daun-daunan dari kebun atau taman.
2) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat h
iburan, terminal bus, stasiun kreta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa ke
rtas, plastic, botol, daun, dan sebagainya.
3) Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, dep
artemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plasti
c, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat anorganik, da
n mudah terbakar (rubbish).
4) Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari onder
dil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastic, dan sebagainya.
5) Sampah yang berasal dari industry (industrial wastes)
Sampah ini berasal dari kawasan industry, termasuk sampah yang berasal dar
i pembangunan industry, dan segala sampah yang berasal dari proses produk
si, misalnya : sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastic, kayu, poto
ngan tekstil, kaleng, dan sebagainya.
6) Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, si
sa-sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, da
n sebagainya.
7) Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari j
enis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pas
ir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
8) Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran-kot
oran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya (Notoatmoj
o, 2013).
2.4 Pengertian Eco-Enzyme

Eco-Enzyme merupakan produk hasil fermentasi limbah dapur organik seper


ti ampas buah, kulit buah, dan sayuran dengan mengolahnya melalui proses ferment
asi. Memiliki karakteristik berwarna coklat dan aroma khas fermentasi yaitu asam m
anis yang kuat. Eco-Enzyme pertama kali diperkenalkan ke publik oleh Dr. Rosukon
Poompanvong yang merupakan pioneer pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailan
d (Arun; Sivashanmugam. 2015).
Produk yang dikembangkan oleh Dr. Rosukon memanfaatkan limbah organi
k padat dengan mencampurkannya dengan brown sugar atau biasa disebut gula mera
h dan air, limbah organik padat dapat berupa sisa sayur atau sisa buah (Nazim; Meer
a. 2013). Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Tang & Tong pada tahun 2
013, proses fermentasi untuk menghasilkan larutan eco-enzyme membutuhkan waku
optimal selama tiga bulan (Tang, F.E., & Tong, C.W. 2013).
Pada dasarnya, eco-enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk me
nghasilkan enzim yang berguna dengan memanfaatkan sampah buah atau sayuran. E
nzim yang dihasilkan dari fermentasi ini adalah salah satu cara manajemen limbah y
ang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk menghasilkan sesuatu yang sangat bermanf
aat. Eco-Enzyme dapat dijadikan cairan multifungsi dan aplikasinya meliputi rumah
tangga, pertanian, peternakan, dan bahkan pada bidang kesehatan. Hal ini dibuktikan
melalui penelitian yang dilakukan oleh Ashvin Kumar, dkk. pada tahun 2020 melap
orkan bahwa Eco-Enzyme dari fermentasi kulit pepaya dan campuran kulit nanas-jer
uk dapat menjadi alternatif pengganti NaOCl dalam mencegah pertumbuhan Enteroc
occus faecalis pada bidang kedokteran gigi (Int. J. Environ. Res. Public Health 202
0)
2.5 Hipotesis
Didapatkan hipotesis sebagai berikut :
A. Terdapat pengaruh antara campuran limbah kulit buah terhadap daya antimikrob
a pada larutan Eco-enzyme.
B. Terdapat pengaruh tiap-tiap campuran limbah kulit buah terhadap karakter laruta
n Eco-enzyme yang dihasilkan.
C. Terdapat pengaruh antimikroba terhadap fungi Candida albicans, bakteri Escheri
chia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa pada bahan aktif
Eco-enzyme.
D. Terdapat pengaruh keefektifan antimikroba pada formulasi Multipurpose Cleane
r dengan penambahan bahan aktif Eco-enzyme pada berbagai konsentrasi dan je
nis kulit buah.
2.6 Variabel Penelitian
Adapun variabel penelitian sebagai berikut.
1. Kombinasi kulit buah pada larutan bahan aktif Eco-enzyme:
- Pepaya dan Nanas (PNEE)
- Mangga dan Jeruk (MJEE)
- Nanas dan Jeruk (NJEE)
- Pepaya dan Jeruk (PJEE)
- Pepaya dan Mangga (PMEE)
2. Konsentrasi tiap larutan bahan aktif Eco-enzyme yang digunakan di dalam form
ulasi Multipurpose Cleaner: 1.56%; 3.12%; 6.25%; 12.5%; 25.0%

BAB III
Metode Penelitian

3.1 Pengumpulan Data


3.1.1. Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan dalam penelian ini adalah metode kualitatif,
dimana kami mencari gambaran serta memberikan gambaran terkait
dengan Eco-Enzyme. Dimulai dari siapa orang yang pertama kali
menemukan Eco-Enzyme dan apa fungsinya serta manfaatnya bagi
manusia, melalui penelitian yang kami lakukan secara aktual lewat
sumbr-sumber terpercaya. Setelah kami melakukan riset dan penelitian
dari berbagai sumber lalu kami mendapatkan hasilnya kami mencoba
untuk menjabarkan apa yang kami dapatkan pada KTI(Karya Tulis
Ilmiah). Dengan metode ini kami juga bisa mengetahui sebab kenapa
Eco-Enzyme tersebut diciptakan dan ditunjukkan untuk anda
3.1.2. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini, kami melakukan pendekatan secara kualitatif.
Dimana pendekatan kualitatif ini kami lebih mengutamakan kualitas data
ketimbang banyak data. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak
digunakan analisis secara statistika, mengingat bahwa kami mencari
sumber-sumbernya melalui jurnal,buku, dan artikel-artikel yang
terpercaya.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, kami mencari data melalui
sumber-sumber yang terpercaya. Kami mencari informasi dan data yang
diperlukan, kemudian kami mempergunakan tinjauan pustaka serta daftar
pustaka sebagai bukti dimana kami mendapatkan pemahaman-pemahaman
tersebut. Metode ini kami lakukan dikarenakan, kami sepakat bahwasannya
metode penelitian kualitatif adalah metode yang bisa kami lakuka secara efisien,
dan waktu penelitian juga lebih cepat dan mampu mendapatkan hasil/data lebih
banyak dari metode-metode penelitian yang lainnya. Dan setelah melakukan
penelitian kami telah menemukan hasil-hasil yang sudah terbukti keabsahannya
secara ilmiah. Dimulai dari:
a. Masalah sampah organik di ingkungan sekitar
b. Jenis-jenis sampah
c. Sumber darimana saja sampah berasal
d. Pengertian Eco-Enzyme
e. Hipotesis
f. Serta variabel penelitiannya.

Berikut proses pembuatan Eco-Enzyme:


BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Al at dan Bahan
Eco-enzyme merupaka
n hasil olahan li
mbah dapur ya
ng difermentasi
dengan mengg
unakan
gula.
De
nga
nm
emb
uat
eco-
enz
yme
maka akan mengurangi produksi limbah kimia sintesis dan sampah plastik sisa kemasa
n produk rumah tangga. Untuk membuat eco - enzyme adapun alat dan bahan yang di
perlukan untuk menunjang keberhasilan dari produk tersebut yakni :
a. Botol plastik bekas 1 liter atau wadah tertutup lainnya yang dapat digunakan sebaga
i tempat penyimpanan cairan eco-enzyme.
b. Timbangan yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur atau menakar berat
cairan di dalam botol.
c. Gula
Dalam memilih gula, dianjurkan untuk Menggunakan molase cair, molase kering, gula
aren, gula kelapa, dan gula lontar. Tidak dianjurkan menggunakan gula pasir karena gul
a pasir mengandung zat kimia
d. Air
Sumber air yang dapat digunakan dalam pembuatan eco- enzyme adalah air hujan, air
sumur, air buangan AC, air isi ulang, air PAM, dan air galon.
c. Sisa sayuran dan Buah
Sisa sayur dan buah yang dapat digunakan adalah semua jenis sisa sayur dan buah kec
uali yang sudah dimasak (direbus, digoreng, ditumis), busuk, berulat, berjamur, dan kul
it buah yang keras(kelengkeng, durian, dan lain-lain). Semakin banyak jenis buah maup
un sayur yang di gunakan maka akan semakin kaya hasil eco-enzyme.

4.2 Proses Pembuatan

Dalam pembuatan eco-enzyme sangat diperlukan proses pembuatan yang tepat untu
k menunjang keberhasilan hasil produknya.
Perbandingan untuk membuat eco-enzyme dari kulit buah, air, dan gula adalah 10:1:3.
Namun apabila ingin menggunakan sayur maka perbandingan antara buah dan sayur a
dalah 80:20.
Langkah pembuatan eco-enzyme untuk takaran botol 1 liter adalah sebagai berikut :
a. Bersihkan terlebih dahulu wadah atau tempat untuk cairan eco-enzyme agar bersih
dari sisa sabun/bahan kimia, karena jika ada bahan kimia maka produk akan gagal.
b. Potong kecil sisa buah dan sayur.
c. Masukkan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah yang dapat di ukur menggun
akan timbangan.
d. Masukkan gula sesuai takaran dari berat air, lalu kocok agar gula larut dalam air.
e. Masukkan potongan sisa sayur dan buah sesuai takaran yang di anjurkan yaitu 30%
dari berat air, kemudian di aduk hingga rata
d. Terakhir tutup rapat wadah dan beri tanda atau label pembuatan dan tanggal panen.
Selama 1 minggu pertama, buka tutup wadah untuk membuang gas. Lakukan hal yang
sama pada minggu selanjutnya, jika pada saat proses fermentasi ditemukan cacing dal
am botol maka tambahkan gula sedikit lalu aduk dan tutup rapat kembali. Setelah pros
es fermentasi selama 3 bulan maka eco-enzyme siap dipanen. Saring terlebih dahulu u
ntuk memisahkan cairan dengan residu.

4.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sampah organik sebagai bahan baku pem
buatan Eco-enzyme, dengan proses fermentasi yang menggunakan bahan campuran g
ula aren dan air, proses fermentasinya menghasilkan gas O3 atau biasa disebut sebagai
ozon. Zat ini berguna untuk mengurangi pemanasan global. Di samping itu terjadi pros
es perubahan ammonia menjadi nitrat (NO3) yang berguna untuk menyuburkan tanam
an serta mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi karbon trioksida (CO3) yang berma
nfaat untuk ekosistem laut.

CO2 + N2O + O2 -→ O3 + NO3 + CO3

Kandungan yang ada dalam cairan eco-enzyme diantaranya alkohol organik atau asam
asetat (H3COOH) yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan kandun
gan enzyme itu terdiri dari enzyme Lipase, Tripsin serta Amilase yang dapat mencegah
pertumbuhan dan membunuh bakteri pathogen. Ampas hasil pembuatan eco-enzyme
dapat digunakan sebagai bahan pembuat kompos ataupun starter dalam pembuatan e
co-enzyme berikutnya. Dari penelitian yang dilakukan mendapatkan ciri fisik dari eco-e
nzyme yang dapat dikatakan berhasil yaitu sebagai berikut :
1. Berwarna coklat gelap
2. Memiliki aroma khas asam segar hasil fermentasi ( tidak berbau busuk).
3. Memiliki tingkat keasaman (pH) dibawah 4,0 yang diukur menggunakan soil tester.

4.4 Hasil Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai