ECO ENZYME KTII Recovery
ECO ENZYME KTII Recovery
ECO ENZYME KTII Recovery
Disusun oleh :
SINGARAJA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang yang t
elah dipaparkan di atas yaitu :
1.3 Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan program ini
yaitu :
1. Untuk memahami dan mengetahui Penerapan dari Eco-Enzyme ini sebagai upay
a dalam mengatasi masalah sampah organic
2. Untuk memahami dan mengetahui Efektifas Eco-Enzyme sebagai upaya dalam
mengatasi masalah sampah organic
3. Untuk memahami dan mengetahui manfaat dari solusi tepat guna yang
ditawarkan
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secar
a praktis meliputi :
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam m
embantu mengurangi sampah organik di TPA yang dapat menyebabkan pemanasan
global dan aroma tidak sedap serta dapat menjadi sumber penghasilan bagi para mas
yarakat ataupun pihak lain yang ingin berwirausaha.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis Lain
Memberikan informasi mengenai manfaat serta cara pembuatan dari Eco-
enzyme sebagai upaya dalam mengatasi penumpukan sampah organik di
TPA yang kerap memicu pemanasan global dan bau tidak sedap.
2. Bagi Masyarakat
Untuk memudahkan masyarakat, sebagai upaya menjaga kebersihan
lingkungan serta sebagai peluang untuk berwirausaha.
3. Bagi Pemerintah
Membantu pemerintah dalam mengurangi penumpukan sampah di TPA dan
mampu menambah lapangan kerja baru untuk beberapa masyarakat yang
kekurangan lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masalah Sampah Organik di Lingkungan Sekitar
Sampah merupakan sebuah hasil dari kegiatan sehari-hari manusia yang sudah ti
dak terpakai. Sumber sampah bisa berasal dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantora
n, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya (Pur
wendro dkk., 2006). Sampah organik sangat didominasi dengan sampah sisa makanan
(hewani dan nabati), sayur-sayuran, maupun buah-buahan. Sampah organik tersebut ma
sih dapat menjadi produk yang berguna jika diolah dengan prosedur yang baik, tetapi jik
a tidak ditangani dengan baik maka hanya akan menjadi sumber penyakit. Sampah orga
nik tersebut dibagi menjadi sampah organik lunak dan sampah organik padat atau keras.
Sampah organik juga dibagi menjadi dua yaitu sampah organik kering dan sampah orga
nik basah. Sampah organik kering adalah sampah yang memiliki kandungan air yang re
ndah, contohnya adalah daun-daun kering dan ranting pohon. Sampah organik basah ad
alah sampah yang memiliki kandungan air yang cukup tinggi, contohnya adalah kulit bu
ah, sisa sayuran dan buah-buahan.
Sampah Organik yang merupakan dampak dari pembuangan limbah padat organ
ik yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang didegradasi oleh mikroorganisme akan
menimbulkan bau yang tidak sedap (busuk) akibat penguraian limbah tersebut menjadi
yang lebih kecil yang disertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Limbah or
ganik yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang tidak sedap lagi (lebih bu
suk) karena protein yang mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammoni
a (Hasibuan, 2016). Bahan baku eco-enzyme adalah sampah organik yaitu dapat berupa
limbah sayur-sayuran atau buah-buahan. Salah satu limbah buah yang digunakan adalah
buah nanas, buah pepaya dan buah jeruk.
BAB III
Metode Penelitian
Dalam pembuatan eco-enzyme sangat diperlukan proses pembuatan yang tepat untu
k menunjang keberhasilan hasil produknya.
Perbandingan untuk membuat eco-enzyme dari kulit buah, air, dan gula adalah 10:1:3.
Namun apabila ingin menggunakan sayur maka perbandingan antara buah dan sayur a
dalah 80:20.
Langkah pembuatan eco-enzyme untuk takaran botol 1 liter adalah sebagai berikut :
a. Bersihkan terlebih dahulu wadah atau tempat untuk cairan eco-enzyme agar bersih
dari sisa sabun/bahan kimia, karena jika ada bahan kimia maka produk akan gagal.
b. Potong kecil sisa buah dan sayur.
c. Masukkan air bersih sebanyak 60% dari volume wadah yang dapat di ukur menggun
akan timbangan.
d. Masukkan gula sesuai takaran dari berat air, lalu kocok agar gula larut dalam air.
e. Masukkan potongan sisa sayur dan buah sesuai takaran yang di anjurkan yaitu 30%
dari berat air, kemudian di aduk hingga rata
d. Terakhir tutup rapat wadah dan beri tanda atau label pembuatan dan tanggal panen.
Selama 1 minggu pertama, buka tutup wadah untuk membuang gas. Lakukan hal yang
sama pada minggu selanjutnya, jika pada saat proses fermentasi ditemukan cacing dal
am botol maka tambahkan gula sedikit lalu aduk dan tutup rapat kembali. Setelah pros
es fermentasi selama 3 bulan maka eco-enzyme siap dipanen. Saring terlebih dahulu u
ntuk memisahkan cairan dengan residu.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sampah organik sebagai bahan baku pem
buatan Eco-enzyme, dengan proses fermentasi yang menggunakan bahan campuran g
ula aren dan air, proses fermentasinya menghasilkan gas O3 atau biasa disebut sebagai
ozon. Zat ini berguna untuk mengurangi pemanasan global. Di samping itu terjadi pros
es perubahan ammonia menjadi nitrat (NO3) yang berguna untuk menyuburkan tanam
an serta mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi karbon trioksida (CO3) yang berma
nfaat untuk ekosistem laut.
Kandungan yang ada dalam cairan eco-enzyme diantaranya alkohol organik atau asam
asetat (H3COOH) yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Sedangkan kandun
gan enzyme itu terdiri dari enzyme Lipase, Tripsin serta Amilase yang dapat mencegah
pertumbuhan dan membunuh bakteri pathogen. Ampas hasil pembuatan eco-enzyme
dapat digunakan sebagai bahan pembuat kompos ataupun starter dalam pembuatan e
co-enzyme berikutnya. Dari penelitian yang dilakukan mendapatkan ciri fisik dari eco-e
nzyme yang dapat dikatakan berhasil yaitu sebagai berikut :
1. Berwarna coklat gelap
2. Memiliki aroma khas asam segar hasil fermentasi ( tidak berbau busuk).
3. Memiliki tingkat keasaman (pH) dibawah 4,0 yang diukur menggunakan soil tester.