Pembuatan Kompos Dari Sampah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan

penanganan serius, salah satunya di lingkungan SMP Negeri 3 Bandar

Lampung.Sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya

berimbas pada berbagai sisi kehidupan. Limbah atau sampah merupakan bahan yang

terbuang atau dibuang dari suatu aktivitas manusia atau proses alam yang tidak atau

belum mempunyai nilai ekonomi dan berdampak negatif pada lingkungan (Djaja,

2008). Sampah daun merupakan salah satu jenis sampah organik yang dihasilkan dari

bahan hayati (Basriyanta, 2007).Sampah daun dapat ditemukan di lingkungan

sekitar, salah satunya lingkungan Sekolah khususnya SMP Negeri 3 Bandar Lampung

yang banyak ditumbuhi oleh pepohonan. Setiap harinya, pepohonan akan

mengugurkan daunnya sehingga menghasilkan sampah daun yang cukup banyak.

Penanganan yang telah dilakukan selama ini adalah dengan mengumpulkan sampah

daun, menumpuk kemudian membakarnya, proses pembakaran inilah yang akan

mencemari udara. Melihat penanganan sampah daun yang masih kurang efektif,

perlu dikembangkan pengelolaan sampah daun agar menjadi produk yang

bermanfaat melalui proses pengomposan. Seperti yang telah diketahui, sebagian

besar sampah daun yang ada di lingkungan SMPN 3 Bandar Lampung tidak

dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Hal ini dikarenakan proses pengomposan

sampah daun melalui agen dekomposer secara alami akan membutuhkan waktu

yang lama.

Pada tataran sekolah, para siswa pada umumnya sudah mengetahui dan

mengimplementasikan bagaimana meletakkan sampah di tempat sampah yang

sudah disediakan pihak sekolah. Meskipun demikian, hanya sedikit saja siswa yang

mengetahui perjalanan sampah setelah keluar dari halaman sekolah. Mengacu pada

pola pendidikan yang mengutamakan suri tauladan dari model (guru, orangtua, atau
orang dewasa lainnya), maka perlu adanya pelatihan pembuatan kompos di sekolah.

Setiap aktifitas manusia yang dilakukan baik itu dalam kegiatan sehari-hari, selalu

menimbulkan sampah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi

masalah sampah organik di SMP Negeri 3 Bandar Lampung agar lebih bermanfaat

adalah dengan menggunakan metode composting. Kompos merupakan bahan bahan

organik yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antar

mikroorganisme yang bekerja di dalamnya. Mikroorganisme ini memanfaatkan

bahan-bahan organik sebagai sumber makanannya. Membuat kompos adalah

mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih

cepat. Adapun bahan kompos yang digunakan sebagian besar menggunakan sampah

Daun Ketepeng, sebagian kecil daun cemara, daun pucuk merah, dan beraneka daun

lainnya yang ada di lingkungan SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Sampah daun

tersebut dihasilkan dari beberapa jenis pohon di sekitar sekolah, sehingga wilayah

tersebut akan menghasilkan sampah dedaunan yang banyak yang dapat diolah

menjadi produk bermanfaat berupa pupuk organik atau kompos.

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan mengenai sampah yang dihadapi di lingkungan SMP Negeri 3

Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

1. Banyaknya sampah organik yang mencemari lingkungan SMP Negeri 3 Bandar

Lampung

2. Belum adanya pengolahan sampah organik di SMP Negeri 3 Bandar Lampung yang

dilakukan secara ramah lingkungan.

1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan kegiatan ini yaitu :

1. Mengajarkan kita cara pembuatan kompos dari sampah daun kering dan daun

basah.

2. Memberikan inspirasi bahwa daun kering dan daun basah yang biasanya menjadi

sampah dapat dimanfaatkan sebagai kompos.

3. Menyadarkan bahwa penggunaan kompos dapat dilakukan dengan kompos


alami yang lebih ekonomis dan hasil yang lebih baik daripada kompos kimiawi.

1.4 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat kegiatan ini yaitu :

1. Terpenuhinya kebutuhan pupuk disekolah sehingga menjadikan tanaman disekolah

menjadi subur.

2. Menjadikan sekolah lebih bersih karena sampah daun tanaman dimanfaatkan

dengan baik.

1.5 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menampung dan memproses sampah organik dari

lingkungan SMP Negeri 3 Bandar Lampung.

BAB. 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan sehari-hari yang berasal dari rumah tangga,

pertanian, perindustrian, bongkar bangunan, perdagangan dan perkantoran

(Suwerda, 2011). Sedangkan pengertian lain Sampah ialah suatu bahan yang

terbuang atau dibuang, merupakan hasil aktivitas manusia maupun alam yang tidak

digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau fungsi utamanya. Jenis – jenis

sampah disekitar kita sangat banyak sekali mulai dari sampah medis, sampah rumah

tangga, sampah pasar, sampah industri, sampah pertanian, sampah peternakan dan

masih banyak lainnya.

Berdasarkan asalnya sampah dibedakan menjadi dua yaitu organik dan non organik

(Basriyanta, 2007). Yaitu :

a. Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari mahluk hidup, baik manusia,

hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik

basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah dimaksudkan

sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa

sayuran. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan

organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering diantaranya
kertas, kayu atau ranting pohon dan dedaunan kering. Sampah organik dapat

dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna dan bermanfaat bagi kehidupan

manusia yaitu seperti : 1) Sebagai makanan ternak, 2) Sebagai kompos, 3) Biogas 4)

Briket

b. Sampah anorganik yaitu sampah bukan berasal dari mahluk hidup. Sampah ini

berasal dari bahan yang diperbarui dan bahan yang berbahaya serta beracun. Jenis

yang termasuk kedalam kategori bisa didaur ulang (recycle) ini misalnya bahan yang

terbuat dari plastik atau logam. Sampah kering non logam (gelas kaca, botol kaca,

kain, kayu, dll) (Suryanti, 2009). Sampah anorganik ini bisa untuk dimanfaatkan atau

didaur ulang yaitu : 1. Dipakai kembali (reuse), barang yang sudah tidak terpakai

dipilah dan apabila masih ada yang bisa dimanfaatkan bisa dipakai kembali. 2. Didaur

ulang (recycle), sampah yang dapat didaur ulang sebagai berikut : a) Sampah plastik,

sampah plastik yang bisa didaur ulang seperti plastik kantong kresek, sisa botol

bekas, dan gayung yang sudah pecah. b) Sampah logam, dapat dijual oleh pengepul

dan kemudian disalurkan di industri pengolahan logam. c) Sampah kaca, dapat

digunakan sebagai penguat atau dibuat sebagai hiasan d) Sampah kertas dapat

didaur ulang menjadi kertas untuk membuat seperti undangan dan juga kartu

ucapan.

2.2 Pengertian Kompos

Kompos pada umumnya adalah bahan organik yang telah mengalami pelapukan

sehingga terjadi perubahan bentuk. Kompos juga dapat diartikan yaitu hasil

penguraian persial/tidak lengkap dari campuran bahan organik yang dapat

dipercepat penguraiannya oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi

lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik/anaerobik (Suryanti, 2009). Proses

pengomposan yaitu proses biologis yang memanfaatkan mikroorganisme untuk

mengubah material organik seperti kotoran ternak, sampah, daun, sayuran menjadi

kompos, selain itu pengomposan juga bisa diartikan sebagai proses penguraian

senyawa yang terkandung dalam sisa bahan organik dengan suatu perlakuan khusus.

Menurut Suryanti (2009). Sebelum membuat kompos ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu komposisi bahan baku, reaksi kimiawi, tempat, waktu yang

menunjang untuk proses pembuatan kompos, tujuan pembuatan kompos. Bahan

baku kompos harus memiliki karakteristik yang khas agar dapat dibuat kompos

dengan baik. Idealnya, bahan baku kompos dipilih dan dicampur dalam proporsi

tepat untuk menghasilkan kompos yang berkualitas. Selain membutuhkan biaya yang

minim, kompos juga memiliki manfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan

merangsang perakaran yang sehat. Kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah

dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan

kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktifitas mikroba

tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos.

Aktifitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan

menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktifitas

mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan

penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik

kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya hasil

panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

1. Tong Plastik 60 liter

2. Ember Plastik

3. Pipa Paralon

4. mesin pencercah daun

5. Pisau

6. Sarung tangan Lateks

7. Gelas Ukur

8. Plastik yang dilubangi

9. Kawat yang dibulatkan

10. Alat ayakan


11. Cangkul

B. Bahan

1. Sampah Organik ±10 kg

2. Air Sumur

3. Gula

4. Daun Kering

C. Cara Kerja

No Cara kerja Gambar

1. Persiapan Alat Pengompos

Tong 60 liter disiapkan tanpa dibuang bagian,

diberikan pipa, lalu dilubangi untuk sirkulasi

udara

Alat pencercah Daun

2. Persiapan sampah organik

a. Pengumpulan sampah organik

3. Persiapan Larutan (fermentasi larutan selama 24

jam)

a.Larutan EM-4

b.gula pasir

b. Air bersih

4. Pencampuran sampah dan larutan EM-4 modifikasi

Sampah organik (daun) dicacah kecil- kecil

Sampah yang sudah dicacah lalu ditimbang

Menggunakan larutan EM-4 sebagai

campuran mikroorganisme yang mampu

mempercepat kematangan pupuk organik

organik.

Gula pasir (sebagai makanan mikroorganisme)

Air bersih
Sampah yang sudah ditimbang, dicampur

menggunakan larutan EM-4 yang

dimodifikasi

5. Memasukkan sampah ke dalam tong untuk proses

composting

6. Kompos Jadi

Memasukkan sampah ke dalam tong dengan

ditutup rapat, lalu setelah 3 hari dilakukan

pengadukan agar mikroorganisme

mendapatkan oksigen yang cukup. Dan dapat

pula menyemprotkan larutan EM-4 agar

merata keseluruh bagian.

Jika sampah sudah tidak lagi berbau busuk

berarti kompos sudah jadi

Kompos dikeluarkan dari tong lalu diangin-

anginkan ± 3hari untuk menghilangkan kadar

air

Anda mungkin juga menyukai