Kel 5B Protista - Makalah Protista Oomycota
Kel 5B Protista - Makalah Protista Oomycota
Kel 5B Protista - Makalah Protista Oomycota
Disusun oleh:
Kelas B
Dwi Daniatul Fadhila 230210103031
Dosen Pengampu:
Dr. Dwi Wahyuni, M. Kes.
Dr. Sulifah Aprilya Hariani, S. Pd., M. Pd.
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Protista tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada guru pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas protista. Tak
hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.Akhirnya
kata, kami berharap semoga makalah protista ini bisa memberikan informasi dan
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami
kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.11.3 Daur Hidup Filum Oomycota ................................................................... 28
2.12 Peran dan Manfaat Filum Oomycota ........................................................... 30
2.13 Sistematika ................................................................................................... 32
BAB III ................................................................................................................... 35
PENUTUP ............................................................................................................... 35
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 35
3.2 Saran ............................................................................................................ 35
GLOSARIUM ......................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Protista adalah kingdom yang terdiri dari satu sel atau banyak sel dan
memiliki membrane inti (organisme eukariot) serta bersel tunggal. Protista
dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian yaitu menyerupai hewan
(protozoa), menyerupai tumbuhan (Ganggang) dan menyerupai jamur.
Sebagian besar Protista hidup di air, karena tidak memiliki pelindunguntuk
menjaga tubuhnya dari hawa kering. Jadi, Kingdom Protista adalah kingdom
yang sederhana karena hanya tersusun atas satu sel sehingga dapat di
kelompokan dalam kingdom sendiri. Tetapi ada juga yang multiseluler akan
tetapi masih sangat sederhana dibandingkan dengan organisme lainnya.
Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki kekayaan
mikroorganisme yang hingga sekarang masih belum terdata secara lengkap
dan dimanfaatkan dengan maksimal.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian protista
2. Untuk mengetahui sebuah kedudukan protista pada organisme lain
3. Untuk mengetahui karakteristik pada Filum Sarcomastigomorpha
4. Untuk mengetahui karakteristik pada Filum Labyrinthomorpha
5. Untuk mengetahui pengertian protista mirip jamur
6. Untuk mengetahui pengertian dari filum Oomycota
7. Untuk mengetahui Klasifikasi filum Oomycota
8. Untuk mengetahui struktur morfologi Oomycota
9. Untuk mengetahui struktur Anatomi Oomycota
10. Untuk mengetahui struktur fisiologi Oomycota
11. Untuk mengetahui karakteristik filum Oomycota
12. Untuk mengetahui siklus hidup filum Oomycota
13. Untuk mengetahui cara reproduksi dari Oomycota
14. Untuk mengetahui peranan filum Oomycota
15. Untuk mengetahui habitat filum Oomycota
16. Untuk mengetahui sistematika dari Filum Oomycota
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mereka dapat menjadi konsumen primer, sekunder, dan tersier dalam
rantai makanan, tergantung pada posisi mereka dalam ekosistemnya.
Misalnya, beberapa protista adalah pemangsa bakteri atau alga,
sehingga mereka menjadi konsumen primer. Sedangkan protista
lainnya mungkin memakan organisme yang telah dimangsa oleh
organisme lain, sehingga mereka menjadi konsumen sekunder dan
tersier
c. Sebagai Dekomposer
Beberapa protista memiliki peran penting sebagai dekomposer
dalam ekosistem. Protista sebagai dekomposer berperan untuk
membantu dalam menguraikan materi organik yang telah mati menjadi
bentuk yang dapat digunakan kembali oleh organisme lain dalam rantai
makanan. Beberapa jenis protozoa dan alga termasuk dekomposer yang
berperan penting dalam siklus nutrisi dan menjaga keseimbangan
eskosistem.
d. Sebagai Parasit
Sebagian besar parasit protista adalah parasit obligat yang
membutuhkan inang untuk bertahan hidup dan bereproduksi, sehungga
tidak dapat hidup secara mandiri di lingkungannya. Beberapa anggota
protista seperti Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria,
Typanosoma yang menyebabkan penyakit tidur, dan Giardia yang
menyebabkan giardiadis, yang dapat menyebabkan penyakit serius
pada inanganya atau penderitanya. Protista sebagai parasit memiliki
strategi untuk menyusup ke dalam inangnya. Misalnya pada
Plasmodium yang memanfaatkan nyamuk sebagai vektor untuk
menyebarkan diri ke dalam tubuh manusia.
4
dan siklus hidup yang berbeda dari jamur sesungguhnya. Kelompok
protista mirip jamur tergolong organisme eukariotik dan bersifat
heterotrof. Protista mirip jamur, umumnya hidup sebagai parasit atau
pengurai dan mempunyai struktur penghasil spora atau sporangium.
Beberapa dari protista mirip jamur biasanya berukuran kecil dan hidup
di lingkungan yang lembab atau basah. Protista mirip jamur
menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya dalam bentuk uniseluler.
Akan tetapi, protista mirip jamur dapat bergabung dan berkelompok
sehingga membentuk organisme multiseluler. Sehingga dalam keadaan
tersebut, protista mirip jamur akan mengalami masa transisi dari
uniseluler menuju multiseluler. Beberapa contoh protsita mirip jamur
diantaranya sebagai berikut :
a. Amoeba
5
spora yang dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem.
6
Jamur air atau jamur air tawar adalah organisme eukarotik yang
termasuk kelompok protista atau fungi. Jamur air ditemukan di lingkungan
air tawar seperti danau, rawa, sungai, dan kolam. Jamur air memiliki
struktur tubuh yang mirip dengan jamur sejati, terutama pada tahap
reproduksi. Jmur ini berkembang biak secara seksual maupun aseksual.
Pada reproduksi seksual, jamur air membentuk spora yang kemudian
tumbuh menjadi individu baru. Sementara pada reproduksi aseksual,
mereka dapat berkembang biak dengan pembelahan sel atau fragmentasi.
Jmaur air berperan penting dalam ekosistem air tawar yang dapat mengurai
bahan organik yang mati dan membantu dalam siklus nutrisi air. Beberapa
spesies jamur air dapat menyebabkan penyakit pada organisme air, seperti
ikan dan amfibi. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur
air adalah saprolegniasis pada ikan.
7
Protista mirip jamur, atau dikenal sebagai jamur lendir (slime mold),
merupakan organisme unik yang memiliki karakteristik menyerupai jamur
namun secara taksonomi masuk dalam kelompok protista. Dalam siklus
hidupnya, protista ini mengalami transformasi morfologi yang mencolok.
Pada fase vegetatif, jamur lendir berbentuk plasmodium, yaitu massa
multinukleat tidak beraturan terdiri dari jaringan sitoplasma tanpa sekat
dengan ribuan nukleus. Plasmodium mampu bergerak aktif dengan
pseudopodia untuk mencari dan mengurai bahan organik di
lingkungannya sebagai saprofit.
8
2.6 Klasifikasi oomycota
a. Pythium sp.
9
bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh
inangnya.
• Kingdom : Fungi
• Divisi : Mastigomycotina
• Kelas : Oomycetes
• Ordo : Peronosporales
• Family : Pythiaceae
• Genus : Phytium
• Spesies : Pythium sp.
b. Phytophthora sp.
10
Gambar 2.6.2. A: Sporangia. B: Zoospore. C: Chlamydospore. D:
Oospore.
• Kingdom : Chromalveolata
• Filum: Heterokontophyta
• Kelas: Oomycetes
11
• Ordo: Peronosporales
• Famili: Pythiaceae
• Genus: Phytophthora
c. Saprolegnia sp.
12
filamen-filamen yang memiliki ujung-ujung berbentuk sferis, di ujung-ujung
inilah yang menjadi rumah bagi zoospora atau sebagian benih dari jamur
Saprolegnia sp. yang dapat berkembang biak. Filamen-filamen tersebut disebut
hypha.
13
di dalam sporangia dan berenang bebas di dalam air untuk mendapatkan
zoospora kemudian berkembang menjadi hifa. Zoospora Saprolegnia
terbagi atas zoospora primer yang terbentuk seperti tabung (pipe shape)
dan sekunder yang berbentuk seperti kacang (beam shape). Biasanya
zoospora primer akan membentuk kiste yang kemudian akan membentuk
zoospora sekunder yang baru. Perbanyakan secara seksual terjadi dengan
adanya fertilisasi antara gamet jantan dan gamet betina pada tabung
fertilisasi yang menghasilkan pembuahan Oogonia. Osfer ini I kemudian
akan membentuk zoospora primer, Perkembangan selanjutnya seperti
pada proses reproduksi aseksual.
• Kingdom : Protista
• Filum : Phycomycetes
• Kelas : Oomycetes
• Ordo : Saprolegniales
• Famili : Saprolegniaceae
• Genus : Saprolegnia
• Spesies : Saprolegnia sp.
d. Peronosclerospora maydis
14
Peronosclerospora maydis memiliki konidia adalah bagian tubuh
yang berwarna coklat kehitaman, bercabang dengan bagian-bagian sel
yang bersekat, terdiridari 3 sampai 5 sel. Panjang konidia adalah 25,39
µm dan lebar 12,10 µm. Konidioforadalah struktur yang menghasilkan
konidia. Konidiofor Peronosclerospora maydis berwarna hialin,
bercabang, dan determinate, dengan panjang 150-300 µm. Hifa adalah
bagian tubuh yang memanjang, bersekat, dan lebar 5,46 µm. Hifa ini
membentuk haustoria dan membantu patogen untuk menginfeksi
tanaman. Miselium Peronosclerospora maydis memiliki hifa coenocytic
(tidak bersekat), intercellulair, danmembentuk haustoria.
• Kingdom : Chromista
• Filum : Heterokontophyta
• Kelas : Oomycetes
• Ordo : Sclerosporales
• Famili : Peronosporaceae
• Genus : Paronosclerospora
• Spesies : Peronosclerospora maydis
15
sebagai dekomposer, sementara spesies lain merupakan patogen
tumbuhan merugikan. Filum ini memiliki distribusi yang luas di seluruh
dunia, dan kebanyakan spesiesnya memiliki peran ekologis yang
signifikan dalam siklus nutrisi dan keseimbangan ekosistem.
2.7.1 Habitat
Phytophthora adalah kelompok filogenetik eukariota mirip jamur
dan bersifat multiseluer dengan tahap bersel tunggal yang ditandai dalam
siklus hidup yang disebut zoospore. Phytophthora termasuk patogen
tanaman yang menyebabkan pembusukan akar, tajuk dan keraah, layu,
hawar daun dan batang, busuk buah, dan kematian batang. Phtophthora
dapat menyebar dengan sangat cepat dalam cuaca lembab menggunakan
zoospora dan sel berflagel yang dapat berenang dia air. Phytophthora
termasuk golongan heterotrof, sehingga perlu mencari bahan organik
sebagai sumber materi dan energi, Sebagian hidupnya, Phytophthora
dikenal sebagai biotroph yang berarti dapat berasosiasi dengan sel hidup
dan mampu memperoleh materi menggunakan struktur yang disebut
haustorium atau struktur yang menembus sel-sel hidup, dimana dinding
sel berasosiasi dengan membrani sel inang dan mampu menginduksi
bahan berpindah dari sitosol tanaman inang ke sitosol parasit.
Phytophthora dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Phytophthora membentuk kista dan menginfeksi daun dan akar. Kista
berkecambah membentuk struktur mikroskopis seperti benang yant
disebut hifa, dan patogen tumbuh ke dalam jaringan tanaman untuk
memperleh nutrisi, kemudian menginfeksi tanaman.
16
Gambar 2.8.1. Habitat Phytophthora
17
Gambar 2.8.2. Habitat Phytium sp.
Phytium sp. adalah genus dengan lebih dari 200 spesies yang
ditemukan di seluruh dunia. Phytium sp. dikenal dengan berbagai variasi
habitat mulai dari darat hingga perairan, pada tanah yang diolah maupun
tidak diolah, pada tanaman dan hewan, pada air murni maupun air
tercekam (salinitas). Phytium sp. bersifat parasit dan menyebabkan
infekasi pada inangnya hingga merusak inang tersebut. Patogen tersebut
tidak memiliki inang yang spesifik walaupun telah banyak dikenal.
Phytium sp. dapat menyebabkan penyakit pada benih berbagai macam
tanaman. Jamur ini memiliki hifa hialin, tidak bersepta, Produksi
miselium aerial pada cendawan Phytium sp. tergantung pada medium
yang digunakan. Phytium sp. menghasilkan miselium berwarna putih
yang tumbuh cepat dan membentuk sporangia.
18
Saprolegnia adalah jamur air tawar yang hidup di lingkungan air
tawar dan memerlukan air untuk tumbuh dan bereproduksi. Jamur ini
memiliki banyak cabang dan miseliumnya tidak bersepta, dan dapat
bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi zoosporaa. Jamur
ini biasanya menyerang ikan maupun telur ikan yang berada di air tawar.
Jamur Saprolegnia disebut juga jamur air dingin karena dapat menyebar
di air dingin dan mampu tumbuh secara optimum pada selang suhu
antara 15-30 C. Saprolegnia memiliki bentuk seperti benang halus dan
berwarna putih atau agak kecoklatan, menonjol dan bundar, umumnya
berdiameter 20 µm dan memiliki hifa berukuran besar yaitu 7-40 µm.
Hifanya berbentuk transparan (hialin) dan tidak memiliki sekat pemisah
atau septa, tetapi bercabang banyak menjadi miselium. Saprolegnia
tersusun atas filamen-filamen yang memiliki ujung berbentuk speris
yang menjadi rumah bagi zoospore untuk berkembang biak. Filamen-
filamen tersebut disebut hypa, dimana hypa inilah yang menyerang
jaringan ikan.
19
atau saluran air yang lambat. Mereka dapat hidup dalam kondisi
lingkungan yang lembab dan berair, beberapa spesies Aphanomyces
dapat ditemukan di tanah yang lembab. Aphanomyces mempunyai
karakteristik oleh pembentukan dua spora motil aseksual yang
berurutan. Produksi pertama diproduksi dalam sporangium (kantung
spora) tetapi segera membentuk kista tempat munculnya zoospora
kedua, dan jika bersentuhan dapat menginfeksi tanaman inang yang
rentan. Strukturnya berdinding tebaal (oospora) yang terbentuk setelah
penyatuan seksual. Aphanomyces memiliki miselium berdiameter 5-15
mikron dan sedikit bercabang. Zoosporanya muncul pada ujung
sporangium dalam bentuk memanjang kemudian menjadi kista di sekitar
ujung sporangium. Hifanya bercabang, tidak bersepta, dan berpigmen.
20
tersusun atas hifa yang bercabang-cabang dan tidak bersekat-sekat yang
mengandung banyak banyak inti. Hifanya memiliki dinding sel yang
terbuat dari selulosa dan peptidoglikan. Miseliumnya dapat tumbuh
secara meranggas pada substrat organik atau anorganik yang
membentuk struktur menyerupai benag-benang berwarna putih atau
keabu-abuan. Dinding selnya tersusun atas selulosa dan inti selnya
banyak terdapat dakam benang-benang hifa yang tidak bersekat.
Reproduksi generatif dengan kontak gametangium yang kemudian
menghasilkan oospore berinti haploid, sedangkan reproduksi vegetatif
dengan zoospore berflagela ganda yang dihasilkan oleh sporangium,
zoospora ini berinti diploid. Talus Oomycota berbentuk saprofit atau
parasitk dan memiliki dinding sel yang tebuat dari selulosa dan
hemiselulosa.
21
Oomycota disebut sebagai jamur air karena banyak banyak dari mereka
hidup di lingkungan air atau tanah yang lembab. Struktur sel Oomycota
terdiri dari selulosa dan kitin mirip dengan jamur sejati, tetapi mereka
juga memiliki komponen tambahan yaitu selulosa yang membuat
mereka berbeda. Di dalam dinding selnya terdapat sitoplasma yang
mengandung banyak organel seperti inti sel, mitokondria, dan badan
golgi. Inti selnya mengandung kromosom yang bertanggung jawab atas
pengaturan aktivitas sel. Sel Oomycota juga memiliki struktur khusus
yaitu hifa, yang merupakan filamen panjang yang memebntuk jaringan
pada organisme ini. Hifa berfungsi untuk penyerapan nutrisi dan
reproduksi. Selain itu, Oomycota juga memiliki struktur khusus yaitu
sporangium yang berperan dalam pembentukan dan penyebaran spora
untuk bereproduksi.
22
2.10 Struktur Anatomi oomycota
Gambar 2.10. (a), (b) Saprolegnia sp., (c) jamur air yang tumbuh
pada bangkai kecoa untuk dirombak atau diuraikan.
23
c. Membran sel juga berperan dalam mengontrol pergerakan molekul
masuk dan keluar dari sel.
4. Mitokondria
a. Mitokondria ditemukan dalam sel Oomycota dan berperan dalam
produksi energi melalui respirasi sel.
b. Struktur mitokondria Oomycota mirip dengan organisme eukariotik
lainnya, terdiri dari membran luar dan dalam serta matriks.
c. Dalam matriks mitokondria terdapat enzim-enzim yang terlibat dalam
proses respirasi sel dan produksi ATP.
5. Ribosom
a. Ribosom Oomycota berperan dalam sintesis protein, sama seperti
organisme eukariotik lainnya.
b. Ribosom Oomycota terdiri dari dua subunit, yaitu subunit besar dan
subunit kecil.
c. Struktur dan fungsi ribosom Oomycota mirip dengan organisme
eukariotik lainnya dalam proses translasi mRNA menjadi protein.
Secara keseluruhan, struktur anatomi Oomycota memiliki
keunikan tersendiri, seperti dinding sel yang berbeda dengan jamur
sejati dan sitoplasma tanpa membran inti yang terbentuk sempurna.
Namun, mereka juga memiliki kesamaan dengan organisme eukariotik
lainnya dalam hal membran sel, mitokondria, dan ribosom.
1. Nutrisi
24
sel tanaman inang untuk mendapatkan nutrisi. Selain itu, ada juga
Oomycota yang hidup sebagai saprofit, yaitu mendapatkan nutrisi dari
bahan organik mati. Mereka mensekresikan enzim-enzim seperti
selulase, protease, dan lipase untuk mendegradasi bahan organik
tersebut menjadi molekul sederhana yang dapat diserap oleh hifa.
2. Sistem Enzimatik
25
Oomycetes adalah kelompok organisme mikroskopis yang
menarik, sering disebut sebagai jamur air meskipun mereka sebenarnya
lebih dekat hubungannya dengan alga dan alga coklat daripada dengan
jamur sejati. Siklus hidup mereka sangat menarik karena mencakup
berbagai strategi adaptasi untuk bertahan dalam lingkungan yang
berubah-ubah.
26
Keseluruhan siklus hidup ini memberikan Oomycetes kemampuan
adaptasi yang luar biasa dalam menghadapi berbagai kondisi
lingkungan, dari kekeringan hingga lingkungan yang sangat lembap. Ini
juga memberi mereka kemampuan untuk menyebar dan menginfeksi
inang baru, menjadikannya organisme yang cukup menarik untuk
dipelajari dalam konteks biologi dan ekologi.
2.11.1 Seksual
27
terjadi di lingkungan air, di mana sperma dan sel telur dapat dengan
mudah bergerak dan bertemu. Proses ini penting untuk mempertahankan
keragaman genetik dalam populasi dan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan.
2.11.2 Aseksual
Beberapa anggota Oomycetes memproduksi spora aseksual yang
disebut zoospora. Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut
oospopra. Reproduksi Aseksual Bermula dengan adanya
zoosporangium (2n) yang berada pada ujung hifa yang terbentuk dari
benang atau hifa yang membengkak. Di dalam sporangium tersebut,
dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora (2n). Ketika
zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan
berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Namun jika
lingkungan yang tidak memungkinkan, maka Zoospora ini kemudian
membentuk sista (2n) untuk bertahan hidup.
28
Daur hidup Oomycota melibatkan beberapa tahapan. Awalnya,
Oomycota hidup sebagai plasmodium yang dapat bergerak dan
mengkonsumsi makanan. Ketika habitatnya kering dan tidak dapat
memberikan makanan, plasmodium akan berhenti tumbuh dan
berkembang, serta akan berdiferensiasi menjadi tahapan siklus hidup
yang berfungsi untuk reproduksi seksual.
29
krustasea yang penting secara ekonomi, seperti kepiting bakau dan
lobster, dengan infeksi menyebabkan kematian larva yang signifikan
dan penurunan tingkat kelangsungan hidup. Dampak infeksi oomycete
saat ini lebih dipahami pada organisme air tawar dibandingkan spesies
laut, namun masih merupakan area penelitian yang penting dalam
pemeliharaan dan budidaya sumber daya perairan.
a. Ekosistem
- Sebagai dekomposer: Beberapa spesies Oomycota seperti Saprolegnia
sp. berperan sebagai dekomposer dalam ekosistem air tawar. Mereka
membantu mengurai materi organik yang mati seperti daun yang jatuh
ke dalam air, kayu yang tenggelam, atau sisa-sisa organisme lain. Proses
dekomposisi yang dilakukan oleh Oomycota membantu dalam siklus
nutrisi dengan melepaskan nutrien yang dapat digunakan kembali oleh
organisme lain di dalam ekosistem.
- Parasit tumbuhan: Beberapa spesies Oomycota, seperti Phytophthora
infestans yang menyebabkan penyakit busuk pada kentang, Phytophtora
nicotinae parasit pada tembakau dan Phytophtora palmifera parasit pada
kelapa berperan sebagai parasit tumbuhan. Mereka dapat menyebabkan
30
kerugian ekonomi yang besar dalam pertanian karena merusak tanaman
budidaya.
b. Mikrobiologi
- Peran dalam siklus nutrisi: Oomycota berperan penting dalam siklus
nutrisi tanah karena mereka mengurai materi organik kompleks dan
menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan organisme lain. Dalam
lingkungan air seperti rawa, sungai, dan danau, oomycota menguraikan
bahan organik kompleks menjadi senyawa sederhana seperti air dan
karbon dioksida, serta nutrien lainnya, yang kemudian dapat digunakan
kembali oleh organisme lain di ekosistem.
- Interaksi dengan mikroorganisme lain: Beberapa spesies Oomycota
dapat berinteraksi dengan mikroorganisme lain, seperti bakteri tanah
dan fungi, dalam membentuk hubungan simbiotik atau kompetitif yang
memengaruhi keseimbangan mikrobiota tanah.
c. Manusia
- Kesehatan manusia: Beberapa spesies Oomycota dapat menjadi patogen
pada manusia, menyebabkan berbagai kondisi penyakit. Contohnya,
Pythium insidiosum dapat menyebabkan infeksi pada kulit, mata, atau
saluran pencernaan pada manusia. Infeksi serius juga dapat terjadi pada
sistem pernapasan dan sirkulasi darah, dan dalam beberapa kasus dapat
menjadi fatal jika tidak diobati dengan tepat.
31
2.13 Sistematika
a. Saprolegnia sp. c. phytium sp.
Kingdom: Kingdom:
protista protista
divisi:
filum:
eumycota
heterkonta
Kelas: subdivisi:
Phycomycetes mastigomycotina
subKelas: Kelas:
oomycetes oomycetes
Ordo: Ordo:
saprolegniales peronosporales
Famili: Famili:
saprolegniaceae pythiaceae
genus: genus:
Saprolegnia phytium
Spesies: Spesies:
Saprolegnia sp. 32
Phytium sp.
b. Phytophora infestan d. phytophora nicotinae
Kingdom: Kingdom:
protista protista
divisi: divisi:
oomycota oomycota
kelas: kelas:
oomycetes oomycetes
ordo: ordo:
peronosporales peronosporales
Famili Famili
pythiaceae pythiaceae
genus: genus:
phytophtphora phytophtphora
spesies: spesies:
33
e. Phytopora palmifera f. phytium insidiosum
Kingdom: Kingdom:
protista protista
divisi:
divisi:
oomycota
eumycota
kelas:
oomycetes subdivisi:
mastigomycotina
ordo:
peronosporales Kelas:
oomycetes
Famili
pythiaceae Ordo:
peronosporales
genus:
phytophtphora Famili:
pythiaceae
spesies:
phytopora palmifera genus:
phytium
34 Spesies:
Phytium insidiosum
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah ini dapat disimpulkan bahwa Protista adalah kingdom yang
terdiridari satu sel atau banyak sel dan memiliki membrane inti (organisme
eukariot) serta bersel tunggal. Protista Mirip Hewan dalam Filum
Sarcomastigomorpha dan Filum Labyrinthomorpha merupakan suatu makhluk
hidup yang memiliki berbagai ragam karakteristik, habitat, serta spesies yang
beragam. Filum Sarcomastigomorpha dan Filum Labyrinthomorpha juga dapat
hidup lingkungan seperti air tawar, air laut, tanah, dalam tubuh organisme lain
sebagai parasit.
Protista mirip jamur memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai
produsen, konsumen, dekomposer, dan parasit. Mereka memiliki manfaat
signifikan bagi ekosistem dan kehidupan yang hidup di dalamnya. Misalnya,
alga hijau merupakan produsen oksigen dan menghambat dekomposisi,
sedangkan jamur lalat memiliki fungsi dekomposisi. Alga-alga dan jamur lalat
memiliki manfaat sebagai sumber pangan, mineral, dan energi untuk
organismen lainnya. Protista mirip jamur sebagai konsumen memanfaatkan
sumber energi organik, seperti plankton, maupun kerak laut, untuk tumbuh dan
berkembang.
3.2 Saran
Protista mempunyai peran penting dalam lingkungan dan organisme lain.
Oleh karena itu, kita sebagai makhluk hidup harus menjaga dan melestarikan
organisme yang ada di lingkungan sekitar untuk menjaga kelengkapan
ekosistem yang ada.
35
GLOSARIUM
• Biotrof: Organisme yang hanya dapat hidup dan berkembang biak pada
organisme hidup lain.
• Dekomposer: Organisme yang memakan organisme yang telah mati dan
produk-produk limbah dari organisme lain.
• Distribusi: Kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari pihak produsen
kepada konsumen.
• Ekologis: Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
atau kelompok organisme dengan lingkungannya.
• Ekosistem: Sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
• Eksoglukanase: enzim selulosa yang menyerang ujung rantai selulosa non
pereduksi
• Endoglukanase: komplek enzim selulase yang memiliki kemampuan
menghidrolisis selulosa
• Eukariotik: Organisme dengan sel yang memiliki inti atau nukleus yang
dikelilingi oleh membrane sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu
sitoplasma dan membrane inti
• Fertilisasi: Suatu proses pertemuan kedua sel gamet, yang terdiri dari sel
sperma dari laki-laki dan sel telur dari perempuan. Apabila proses
pembuahan berhasil terjadi, maka proses ini akan menghasilkan sel tunggal
yang disebut dengan zigot.
• Kitin : suatu senyawa karbohidrat kompleks yang tersusun dari banyak unit
gula sederhana yang disebut N-asetil-D-glukosamin.
• Miselium: Bagian jamur yang bagian jamur multiseluler yang dibentuk oleh
kumpulan beberapa hifa berfungsi sebagai penyerap makanan yang tersisa
agar dapat tumbuh dengan baik.
• Multiseluler: Organisme yang mempunyai banyak sel
• Oospora: Spora seksual berdinding tebal yang berkembang dari oosfer yang
telah dibuahi di beberapa ganggang dan jamur Oomycetes.
• Parasit : organisme yang hidup pada atau di dalam inangnya dan
mendapatkan makanannya dari atau dengan mengorbankan inangnya dan
bergantung pada sel inang untuk bertahan hidup.
• Patogen: Organisme yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan
• Peptidoglikan: Selubung kaku yang mengelilingi membran sitoplasma
• Protozoa adalah kelompok polifili eukariota bersel satu.
• Replikasi: Proses menyalin secara utuh 2 untai DNA menjadi 2 untai baru.
37
• Respirasi : proses yang terjadi ketika tubuh mendapatkan oksigen dari udara
dan mengeluarkan karbon dioksida keluar dari dalam tubuh.
• Saprofit: Organisme yang hidup dan makan serta mendapatkan nutrisi dari
bahan organik yang sudah mati atau membusuk.
• Sekresi : istilah biologi yang mengacu kepada proses pengeluaran zat sisa
dalam tubuh.
• Sel eukariotik: Kelompok organisme yang sel- selnya mengandung nukleus
dan dikelilingi oleh membran nukleus.
• Zigot: Gabungan dari sperma dan sel telur yang memiliki semua informasi
genetik yang dibutuhkan
38
DAFTAR PUSTAKA
Luyunah, L., & Ami, M. S. (2021). Modul pembelajaran biologi berbasis reading
questioning & answer (RQA): materi jamur (kingdom fungi) untuk peserta didik
sma/ma/sederajat kelas X. LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
39