Memahami Khiyar Dan Riba
Memahami Khiyar Dan Riba
Memahami Khiyar Dan Riba
Disusun Oleh :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kami. Maka dari
itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1. Latar belakang.......................................................................................4
1.2. Rumusan masalah..................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Pengertian, Hukum dan Contoh Kasus Khiyar.......................................5
B. Pengertian, Hukum, dan Contoh Kasus Riba..........................................8
Kesimpulan...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep keadilan dan kesetaraan antara kedua belah pihak yang terlibat
sangat penting dalam praktik transaksi ekonomi, terutama yang
didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Konsep khiyar, yang secara
harfiah berarti pilihan, adalah sebuah prinsip dalam hukum Islam yang
memberikan hak kepada salah satu atau kedua belah pihak dalam sebuah
akad untuk membatalkan transaksi dalam kondisi tertentu. Konsep ini
digunakan untuk menjaga prinsip ini dalam transaksi jual beli. Hak ini
merupakan salah satu bentuk perlindungan konsumen yang paling
dihargai dalam hukum Islam, yang menunjukkan betapa sensitifnya
hukum Islam terhadap kemungkinan ketidaksetaraan dan ketidakadilan
yang terjadi dalam transaksi.
Khiyar tidak hanya memungkinkan keadilan dan kepastian hukum,
tetapi juga mengandung aspek etis seperti kejujuran, transparansi, dan
kepercayaan. Dengan khiyar, penjual diharuskan untuk bersikap
transparan tentang kondisi barang atau jasa yang mereka jual, sementara
pembeli memiliki kesempatan untuk membuat keputusan yang lebih baik
setelah mendapatkan informasi lebih lanjut atau setelah menerima
informasi lebih lanjut.
Meskipun prinsip ini sudah lama ada dan diakui dalam hukum Islam,
masih ada beberapa masalah untuk menerapkannya. Ini termasuk
masalah dalam memahami konsep, menerapkannya dalam praktik bisnis
modern, dan menyelesaikan sengketa. Dengan munculnya model bisnis
baru dan transaksi elektronik yang tidak terbatas ruang dan waktu,
masalah ini menjadi semakin sulit.
PEMBAHASAN
Dalam segi bahasa khiyar bisa diartikan suatu pilihan. Para ulama
dalam bidang ekonomi sudah biasa memahami definisi khiyar jika ada
masalah yang berkaitan dengan transaksi hukum perdata. Konsep
khiyar memungkinkan setiap orang memiliki hak untuk menanyakan
transaksi yang dilaksanakan. Namun, Sayyid Sabiq mengatakan bahwa
khiyar adalah salah satu perjuangan untuk mencapai kemaslahatan
untuk menyelesaikan dua masalah: melanjutkan atau membatalkan
transaksi.1
Menurut Wahbah Az-Zuhaili, khiyar adalah menentukan pilihan
kedua belah pihak yang melaksanakan akad antara melanjutkan atau
membatalkan transaksi yang disetujui. Keputusan ini didasarkan pada
keadaan kedua belah pihak yang melaksanakan akad.2
Namun, menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, hak penjual
dan pembeli untuk memilih untuk melanjutkan atau membatalkan
transaksi jual beli disebut khiyar. Dalam Hukum Islam, bagaimanapun,
diperbolehkan adanya khiyar dalam transaksi jual beli, seperti yang
disebutkan dalam Qs. An Nisa':29:
1
Sayyid Sabiq, Terj Fikih Sunnah jilid 5 ,Tahkik & Takhrij: Muhammad Nasiruddin Al
Albani, (Cakrawala Publishing 2008.)209
2
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, Terj. Muhammad Afifi, Abdul Hafiz,
“ Fiqih Imam Syafi‟i,( Jakarta: Almahira, 2010) 670
)َأْنَت ِباْلِخَياِر ِفي ُك ِّل ِس ْلَعٍة اْبَتْعَتَها َثَالَث َلَياٍل (رواه البيهقى وابن ماجه
"اْلُم َتَباِيَع اِن: َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: َقاَل،َع ْن اْبِن ُع َم َر َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا
"ُك ُّل َو اِحٍد ِم ْنُهَم ا ِباْلِخ َياِر َع َلى َص اِح ِبِه َم ا َلْم َيَتَفَّر َقا ِإاَّل َبْيَع اْلِخَياِر
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Penjual dan pembeli memiliki
khiyar (hak untuk memilih) selama keduanya belum berpisah, kecuali
jual beli dengan khiyar (syarat)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Khiyar berakhir jika terjadi hal-hal seperti berikut:
1. Masa berlaku akad berakhir ketika ada tenggang waktunya.
2. Jika akad mengikat, para pihak yang terlibat dalam akad dapat
membatalkannya.
3. Akad bersifat mengikat ketika: akad itu fasid, adanya khiyar
syarat dan khiyar aib, para pihak yang terlibat dalam akad tidak
melaksanakannya, dan tujuan akad telah tercapai.
4. Hikmah dari konsep khiyar ini adalah agar kemaslahatan tercipta
bagi pihak yang sedang bertransaksi, memelihara kerukunan, menjalin
hubungan yang baik sesama manusia, dan menumbuhkan cinta dan
kasih sayang kepada semua orang. Apabila seseorang telah terlanjur
membeli sesuatu, dan barang tersebut mengecewakan mereka, mereka
3
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Jilid 2 Takhrij: Ahmad Abu Al Majdi (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007) h 412
akan menyesal, yang dapat menyebabkan kemarahan, kedengkian,
dendam, persengketaan, dan perbuatan buruk lainnya yang dilarang
oleh agama. Tujuan syariat adalah untuk melindungi manusia dari
berbagai keburukan tersebut. Oleh karena itu, syariat Islam menetapkan
hak khiyar untuk melindungi keselamatan, kerukunan, dan
keharmonisan dalam hubungan antara manusia.4
Khiyar Ru'yah:
Dalam situasi ini, Budi bisa menggunakan hak khiyar ru'yah. Khiyar
ru'yah adalah hak bagi pembeli untuk membatalkan akad jual beli
jika sebelumnya ia belum pernah melihat barang yang dibeli.
Pilihan Budi:
Catatan:
4
Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam (Pola Pembinaan Hidup dalam
Berekonomi), (Bandung: CV.Diponegoro, 1992), 101
B. Pengertian, Hukum, dan Contoh Kasus Riba
Para ulama setuju bahwa riba terjadi pada dua hal: jual beli dan
tanggungan, seperti pinjaman, penjualan, atau yang lainnya. Yang
pertama adalah riba yang disepakati; yang kedua adalah riba
jahiliyah, yaitu memberikan pinjaman dengan pengembalian yang
meningkat jika penundaan pembayaran dilakukan, mereka
mengatakan:
َفِإَّنُه، َو َأَّوُل ِر ًبا َأَض ُع ِر َبا َع ِّم ي اْلَع َّباِس ْبِن َع ْبِد اْلُم َّطِلِب، ِإَّن ِر َبا اْلَج اِهِلَّيِة َم ْو ُضوٌع
َم ْو ُضوٌع ُك ُّلُه
َو َم ٓا ٰا َتْيُتْم ِّم ْن ِّر ًبا ِّلَيْر ُبَو ۠ا ِفْٓي َاْم َو اِل الَّناِس َفاَل َيْر ُبْو ا ِع ْنَد ِۚهّٰللا َو َم ٓا ٰا َتْيُتْم ِّم ْن
ٰۤل
٣٩ َز ٰك وٍة ُتِرْيُد ْو َن َو ْج َه ِهّٰللا َفُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم ْض ِع ُفْو َن
Artinya: Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada
sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).‛
(Q.s. al-Rûm [30]: 39).
Riba secara bahasa berarti "tambahan" atau "kelebihan". Dalam
konteks syariah, riba didefinisikan sebagai tambahan yang diambil
dari pinjaman atau pertukaran barang sejenis yang tidak dibenarkan
syariat Islam (Tafsir Al-Qurthubi, 3:196).6
5
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Jilid 2 Takhrij: Ahmad Abu Al Majdi (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2007) h 256
6
Abu Abdullah Muhammad, Tafsir al-Qurthubi Jilid 3 Takhrij: Mahmud Hamid Utsman
(Jakarta: Pustaka Azzam)
Dalil larangan Riba;
1. Qs. Al-Baqarah 2: 275:
َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخَّبُطُه الَّش ْيٰط ُن ِم َن
اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم
الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبٖه َفاْنَتٰه ى َفَلٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه ِاَلى ِۗهّٰللا
ٰۤل
٢٧٥ َو َم ْن َعاَد َفُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِۚر ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن
َّو َاْخ ِذِهُم الِّر ٰب وا َو َقْد ُنُهْو ا َع ْنُه َو َاْك ِلِهْم َاْم َو اَل الَّناِس ِباْلَباِط ِۗل َو َاْعَتْد َنا
١٦١ ِلْلٰك ِفِر ْيَن ِم ْنُهْم َع َذ اًبا َاِلْيًم ا
َلَع َن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم آِكَل الِّر َبا َو ُم وِكَلُه َو َك اِتَبُه َو َش اِهَد ْيِه َو َقاَل ُهْم َس َو اٌء
الَّذ َهُب ِبالَّذ َهِب َو اْلِفَّض ُة ِباْلِفَّض ِة َو اْلُبُّر ِباْلُبِّر َو الَّش ِع يُر ِبالَّش ِع يِر َو الَّتْم ُر ِبالَّتْم ِر َو اْلِم ْلُح
ِباْلِم ْلِح ِم ْثاًل ِبِم ْثٍل َس َو اًء ِبَس َو اٍء َيًدا ِبَيٍد َفَم ْن َز اَد َأِو اْز َداَد َفَقْد َأْر َبى آِخ ُذ ُه َو ُم ْع ِط يِه َس َو اٌء
1. Riba Nasi'ah ( )ِرَبا الَّنِس يَئِةRiba ini terjadi pada transaksi utang-piutang
yang mensyaratkan adanya tambahan (bunga) pada saat
pengembalian utang. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
2. Riba Fadhl ( )ِرَب ا اْلَفْض ِلRiba ini terjadi dalam pertukaran barang
sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, atau waktu
penyerahannya. Dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah SAW
bersabda:
3. Riba Yad ( )ِرَبا اْلَي ِدRiba ini terjadi dalam pertukaran barang yang
sama jenisnya tetapi berbeda kualitasnya, seperti menukar kurma
kualitas rendah dengan kurma kualitas bagus dengan takaran yang
sama.
4. Riba Qardh ( )ِرَبا اْلَقْر ِضRiba ini terjadi pada pinjaman atau utang
yang mensyaratkan adanya tambahan pada saat pengembalian
sebagai imbalan karena penundaan pembayaran.
5. Riba Jahiliyah ( )ِرَب ا اْلَج اِهِلَّي ِةRiba jenis ini adalah riba yang
dipraktikkan pada masa jahiliyah (pra-Islam) di Arab. Misalnya,
seseorang berhutang lalu tidak mampu membayar pada waktu yang
ditentukan, maka jumlah hutangnya akan bertambah berlipat ganda.
Contoh riba:
Hukum Riba Nasiah: Riba nasiah termasuk dalam kategori riba qardh
yang secara tegas diharamkan dalam Islam. Hal ini berdasarkan dalil Al-
Qur'an dan hadis, seperti:
Al-Qur'an:
o Surah Al-Baqarah ayat 275: "Riba itu terlipat ganda di sisi
Allah. Allah menghapus riba dan menumbuhkan sedekah.
Dan Allah tidak menyukai orang yang zhalim."
Hadis:
o Dari Rasulullah SAW bersabda: "Setiap pinjaman yang
mengandung riba itu tidak diberkati." (HR. Ahmad)
Solusi: Budi dan Rini harus segera menyelesaikan transaksi riba ini
dengan cara:
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA