Cover Bab III

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 57

SKRIPSI

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM


MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI
DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN SIKUR KABUPATEN
LOMBOK TIMUR

DISUSUN OLEH :

RINA YULIANA
NIM 217130105

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

TAHUN 2020/2021

1
2
3
4
5
6
MOTTO

“Iman Mampu Menggerakkan Gunung, Tapi UANG Membuat Dunia


Bergetar”

7
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya ayahanda
tercinta Sopiyan Hadi, Ibunda tersayang Nur Hayati. Ibunda tersayang Nur Hayati
dan ayahanda Sopian Hadi tersayang yang selalu memberikan do’a, dukungan
serta menjadi penyamangat terhebat selama peneliti penyusunan Karya Ilmiah ini
(Skripsi).

8
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan karuniah NYA kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul “Peran Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Desa Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur”

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SWT, Nabi

akhir zaman yang telah membawa manusia dari zaman Zahiliah, zaman yang

penuh dengan kebiadapan menuju zaman yang beradab hingga saat ini. Penulisan

Proposal Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

mencapai gelar Sarjana Ilmu Hukum Pada Kampus Universitas Muhammadiyah

Mataram.

Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam proses penyusunan Proposal

Skripsi ini. Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam

merampungi Proposal Skripsi. Penulis menyadar ibahwa proses penulisan tidak

dapat terselesaikan tanpa ada dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun

materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam proses perjalanan Akademik penulis

maupun penyusunan Proposal Skripsi ini terutama kepada :

1. Bapak Dr. H.Arsyat Abdul Gani,.M.Pd selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Mataram.

9
2. Bapak Dr. H. Muhammad Ali,. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Poliik, Universitas Muhammadiyah Mataram.

3. Bapak Ayatullah Hadi, S.IP,. M.IP selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poliik, terimakasih

telah menjadi pembimbing yang memberikan sebagian ilmunya kepada

penulis.

4. Bapak Drs. Amil, M.M selaku dosen pembimbing pertama yang juga telah

bersedia membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan

proposal skripsi ini.

5. Bapak Hidayatullah, S.IP., M.IP selaku dosen pembimbing ke dua (2)

terimakasih telah membimbing peneliti untuk menyelesaikan proposal

skripsidan membagi ilmu pengetahuan kepada peneliti serta membimbing

peneliti untuk menyelesaikan tugas proposal skripsi dengan baik.

Mataram, 23-Juli- 2021


Peneliti

Rina Yuliana
NIM : 217130105

10
PERAN BUMDES DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN
EKONOMI MASYARAKAR DI DESA KEMBANG KUNING,
KECAMATAN SIKUR, KABUPATN LOMBOK TIMUR TAHUN 2020

(Stadi Kasus di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Sikur, Kabupaten


Lombok Timur)

RINA YULIANA

ABSTRAK

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Kembang Kuning lahir sebagai
alat penggerak untuk membantu mendorong prekonomian masyarakat di Desa
Kembang Kuning. Masalah dalam skripsi in dirumuskan sebagai berikut: (1)
Bagaimana peran BUMDes dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi
masyarakat di Desa Kembang Kuning? (2) Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi BUMDes dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi
masyarakat di Desa Kembang Kuning? Tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui peran BUMDes dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi
Masyrakat dan untuk mengetahui pengaruh yang dihadapi BUMDes dalam
meningkatkan pemberdayaan ekonomi Masyarakat di Desa Kembang Kuning.
Berdasarkan teori penelitian terdahulu berupa beberapa judul jurnal terkait dengan
penelitian yang dilakukan penulis sebagai berikut: (1) Septi Ariadi dan Sudarso
pada tahun 2018 dengan mengangkat judul penelitian pengembangan BUMDes di
jawa timur. (2) Zul Asvi pada tahun 2017 dengan mengangkat judul Manajemen
BUMDes Bina Usaha Desa Kepenuhan Barat Kecamatan Kepenuhan Kabupaten
Rohan Hulu. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian kualitatif ini lebih
didasarkan pada Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Kembang
Kuning, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur. Dalam pengumpulan data,
peneliti menggunakan metode obsevasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran BUMDesdalam meningkatkan


pemberdayaan ekonomi masayarakat sebagai alat penggerak untuk membantu
mendorong perekonomian masyarakat yang ada di Desa Kembang Kuning,
BUMDes juga membantu mewujudkan program pemerintah desa dalam
kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dengan melakukan musyawarah kepada
masyarakat, memberikan pengetahuan dengan mengajar masyarakat untuk
berwirausaha dengan modal yang kecil dan memanfaatkan sumber daya yang ada
di Desa Kembang Kuning.

Kata Kunci: BUMDes, pemberdayaan, masyarakat

11
12
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

SURAT PETRNYATAAN KEASLIAN............................................................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................... v

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI .............................................................. vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

ABSRAK ............................................................................................................... xi

ABSTRACT .......................................................................................................... xii

DAFTAS ISI ....................................................................................................... xiii

BABIPENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitia .............................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 9

2.1. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 9

2.2. Tinjauan Teoritik ............................................................................................ 15

2.2.1. Definisi Peran ...................................................................................... 15

2.3. Pemberdayaan ................................................................................................ 16

13
2.4. Pemerintah Desa............................................................................................. 18

2.5. Pembangunan Ekonomi Desa ........................................................................ 21

2.6. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ............................................................. 22

2.7. Pengembangan Ekonomi Masyarakat ............................................................ 23

2.8. Definisi BUMDes .......................................................................................... 24

2.8.1. Tujuan BUMDes.................................................................................. 26

2.8.2. Prinsip-prinsip BUMDes ..................................................................... 28

2.8.3. Peran BUMDes .................................................................................... 29

2.9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran BUMDes ..................................... 31

2.10. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 32

2.11. Definisi Konseptual...................................................................................... 35

2.12. Definisi Operasional..................................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................... 37


...................................................................................................................................

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 37

3.3. Teknik Penelitian Narasumber ....................................................................... 38

3.4. Fokus Penelitian ............................................................................................. 38

3.5. Jenis Data ....................................................................................................... 39

3.5.1. Data Primer .......................................................................................... 39

3.5.2. Data Sekunder...................................................................................... 39

3.6. Teknik pengumpulan Data ............................................................................. 39

3.6.1. Obserpasi ............................................................................................. 39

3.6.2. Wawancara .......................................................................................... 39

3.6.3. Dokumentasi ........................................................................................ 40

14
3.7. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 42

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 42

4.1.1. Letak Geografis ................................................................................... 42

4.1.2. Demografi Desa Kembang Kuning ..................................................... 43

4.1.3. Sejarah Singkat Desa Kembang Kuning ............................................. 44

4.1.4. Visi dan Misi Desa Kembang Kuning ................................................. 45

4.1.5. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kembang Kuning. ................... 46

4.2. Sejarah BUMDes Syariah .............................................................................. 47

4.3. Visi dan Misi BUMDes Syari’ah ................................................................... 47

4.4. Tujuan BUMDes Syari’ah.............................................................................. 48

4.5. Susunan Pengurusan BUMDes Syari’ah ........................................................ 49

4.6. Jenis BUMDes Syari’ah ................................................................................. 50

4.7. Aspek Peran BUMDes Dalam Meningkatkan Pemmberdayaan Ekonomi


Masyarakat D ....................................................................................................... esa
Kembang Kuning .......................................................................................... 53

4.8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran BUMDes Dalam Peningkatan


Ekonomi ................................................................................................. Masyarakat
63

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 72

5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 72


5.2. Saran ............................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

15
16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dilaksanakannya pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan

masyarakat adil dan makmur yang memiliki landasan material dan spiritual

berdasarkan Pancasila dan UUD RI 1945 dalam wadah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berkedaulatan rakyat. Fokus

pembangunan adalah pada sektor ekonomi yang menjadi penggerak utama

pembangunan yang sepadan dengan kualitas sumber daya manusia, serta

didorong untuk saling memperkuat, berinteraksi dan berintegrasi dalam

pembangunan daerah lain yang berjalan selaras dan serasi. dan mengimbangi

keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi, untuk meningkatkan

kesejahteraan dan mencapai kemakmuran, maksud dan tujuan pembangunan

nasional.

Menurut Susanto dalam Mujiono (2017:13) mengatakan pembangunan

pada umumnya identik dengan proses perubahan terencana, atau memperbaiki

kondisi ke arah yang lebih baik. Atas dasar ini, jelaslah bahwa pembangunan

adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik dalam merencanakan,

melaksanakan, menggunakan dan mengevaluasi hasil. Selanjutnya pembangunan

adalah suatu proses, artinya setiap upaya pembangunan harus dilaksanakan secara

terus menerus, dalam arti tidak mempunyai batas akhir, walaupun perencanaan

dapat dilaksanakan menurut prinsip skala prioritas dan tingkat tertentu.

17
Bertitik tolak pada pembangunan tersebut, maka pemerintah dan rakyat

Indonesia mempunyai kewajiban untuk menggali, mengolah dan membina

kekayaan alam tersebut guna mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai

dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33. Oleh karena itu, masyarakat

Indonesia yang sebagian besar tinggal di pedesaan menjadi tumpuan

pembangunan di pedesaan. Pentingnya pembangunan pedesaan adalah dengan

menetapkan desa sebagai tujuan pembangunan, dapat dilakukan upaya-upaya

untuk mempersempit berbagai kesenjangan guna meningkatkan kesejahteraan

bersama, yang juga didorong dengan pelaksanaan otonomi desa.

Dalam rangka pengembangan otonomi desa, antara lain diupayakan

penyediaan sumber pendapatan. Strategi ini didasarkan pada gagasan bahwa desa

tidak dapat menjalankan otonominya jika tidak memiliki sumber pembiayaan

yang memadai (Otonomi berarti Uang Otomatis).Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 khususnya Pasal 72 Ayat (1) huruf a yang berbunyi “Pendapatan

Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari: pendapatan

asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong

royong, dan lain-lain;” Pasal ini telah memberikan peluang yang cukup leluasa

bagi penggalian sumber-sumber pendapatan desa. Hal ini didukung dengan

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah

Indonesia telah membentuk lembaga keuangan melalui Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pembangunan Desa, yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

18
BUMDes merupakan lembaga keuangan yang tujuan utamanya adalah

memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menjalankan

usaha. Selain itu, BUMDes juga dapat memulai usaha untuk meningkatkan

perekonomian masyarakat. Selain itu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

merupakan unit usaha desa yang dijalankan oleh masyarakat dan pemerintah desa

untuk memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan

potensi desa.

Menurut undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, BUMDes didirikan antara lain dalam rangka peningkatan Pendapatan

Asli Desa (PADes). Selanjutnya, sebagai salah satu lembaga ekonomi yang

beroperasi di pedesaan, BUMDes harus berbeda dengan lembaga ekonomi pada

umumnya. Dengan demikian, keberadaan dan efisiensi BUMDes harus

memberikan kontribusi yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan bersama.

Samadi dkk (2013 : 2)

Tahun 2015 merupakan tahun pertama di laksanakannya UU No 6 tahun

2014 tentang desa, yang merupakan bagian dari iktiar mencapai keberdayaan

Negara dari kemandirian desa-desa nya. Untuk mewujudkan desa yang mandiri di

perlukan adanya strategi pembangunan. Di berlakukan UU No 6 tahun 2014

tentang desa maka menjadi peluang yang sangat besar bagi setiap desa yang ada

di Indonesia untuk bisa mengembangkan setiap potensi yang di milikinya secara

mandiri sesuai kebutuhan masing-masing dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat. (Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang

Desa pasal 78 ayat (1)

19
Dalam UU No. 6 Tahun 2014, ditegaskan bahwa landasan pemikiran

pengaturanpemerintahan desa adalah: keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,

demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat Menurut Wasistiono (2001:71)

Pemberdayaan adalah upaya memberdayakan individu, kelompok, atau

masyarakat agar dapat mengejar kepentingannya secara mandiri. Yang harus

ditekankan adalah menjadi lebih efisien dan mengelola kepentingan Anda secara

mandiri”.

Perlunya pemberdayaan, karena selama ini desa dianggap kurang berdaya

dan kurang dimanfaatkan. Nugroho (2011: 52) menegaskan bahwa “strategi

pembangunan yang paling akomodatif adalah pemberdayaan”. Minimnya daya

desa disebabkan oleh terbatasnya potensi desa, seperti tingkat pendidikan yang

relatif rendah, pendapatan asli desa kecil, dan fasilitas sendiri.

Sehubungan dengan hal itu, pemerintah diharapkan mampu menggerakkan

roda perekonomian di pedesaan dengan didirikannya lembaga ekonomi desa,

salah satunya adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes merupakan

lembaga usaha yang bergerak dalam bidang pengelolaan aset-aset dan sumber

daya ekonomi desa dalam kerangka pemberdayaan masyarakat desa. Peraturan

BUMDes diatur dalam pasal 213 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2014, bahwa Desa

dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi

Desa. Selain itu juga di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa, yang di dalamnya mengatur tentang BUMDes, yaitu pasal 78-81,

bagian ke lima tentang Badan Usaha Milik Desa, sebagai lembaga usaha yang

menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes), serta sebagai sarana untuk

20
mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Ali (2005:

107-108)

BUMDes diatur dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang otonomi daerah

dalam pasal 213 ayat 1, tentang pemerintahan desa. Pasal tersebut menyebutkan

bahwa “desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa”. Disebutkan juga bahwa tujuan utama berdirinya badan usaha

tersebut adalah untuk meningkatkan pendapatan asli desa dan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Berikut ini adalah empat tujuan

utama dari pendirian BUMDes Adalah : 1). Meningkatkan perekonomian desa. 2).

Meningkatkan pendapatan asli desa. 3). Meningkatkan pengolahan asli potensi

desa. 4). Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa.

BUMDes lahir sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan

perekonomian desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Pengelolaan

BUMDes dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat desa, yaitu oleh desa, oleh

desa dan untuk desa. Cara kerja BUMDes adalah mengambil alih kegiatan

ekonomi masyarakat dalam bentuk lembaga atau unit usaha yang dikelola secara

profesional, namun tetap memanfaatkan potensi asli desa. Hal ini dapat membuat

usaha patungan lebih produktif dan efektif. BUMDes kedepannya akan berfungsi

sebagai penopang kemandirian bangsa dan sebagai lembaga yang menginisiasi

kegiatan ekonomi kerakyatan yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik

kota untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

21
Desa Kembang Kuning merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa

yang bergelar desa wisata ini memiliki BUMDes yang maju dalam

mengembangkan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan pertumbuhan

prekonomian masyarakat desa. Menyadari banyaknya Potensi desa bisa di

kembangkan sebagai sebuah usaha mebuat pemerintah desa mengambil langkag

untuk mengembangkan pemberdayaan melalui bumdes. Adapun potensi-potensi

tersebut anatara lain iyalah potensi hasil pertanian, potensi hasil perkebunan,

potensi hasil peternakan dan juga potensi di sektor pariwisata.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Lalu Wendy Wuyan sebagai

anggota BUMDes Kembang Kuning mengatakan dengan beragam usaha yang di

bangun oleh BUMDes Desa Kembang Kuning pada faktanya mampu

meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. Disamping itu, gelar desa wisata

menjadikan desa tersebut membuat beragam bidang usaha dalam rangka

pemberdayaan masyarakat guna peningkatan prekonomian warga setempat

Berdasarkan dari hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam

Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Kembang Kuning

Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran BUMDes dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi

masyarakat di Desa Kembang Kuning?

22
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi BUMDes dalam meningkatkan

pemberdayan ekonomi Masyarakat di Desa Kembang Kuning?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran BUMDes dalam meningkatkan pemberdayaan

ekonomi Masyrakat di Desa Kembang Kuning

2. Untuk mengetahui pengaruh yang dihadapi BUMDes dalam meningkatkan

pemberdayaan ekonomi Masyarakat di Desa Kembang Kuning

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapakan mampu menjadi tambahan dan referensi serta

memberikan manfaat bagi khazanah ilmu pengetahuan dan

mengembangkan ilmiah dari penliti maupun pembaca terkait peran

BUMDes dalam pemberdayaan perekonomian masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi BUMDes Kembang Kuning

Dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan

pertimbangan dalam perumusan kebijakan, khususnya dalam

rangka penguatan ekonomi desa.

b. Bagi Akademik

Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikian

dalam khazanah ilmu pengetahuan dan hasil penelitian ini juga

23
diharapkan dapat menambah literature skripsi tentang Peran

BUMDes.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

bahan referensi tambahan untuk penelitian dengan topik serupa,

sehingga pengetahuan tentang BUMDes dan penguatan ekonomi

masyarakat desa dapat diperdalam.

24
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat menggarap teori-teori yang digunakan dalam

tinjauan penelitian yang sedang dilakukan. Peneliti berkeyakinan bahwa beberapa

penelitian tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat bahan kajian dalam

penelitian penulis. Di bawah ini adalah penelitian terdahulu berupa berbagai judul

jurnal yang berkaitan dengan penelitian penulis.

Pada penelitian pertama yang dilakukan oleh Septi Ariadi dan Sudarso

pada tahun 2018 dengan mengangkat judul penelitian Pengembangan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) di jawa Timur. Hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut: Di tengah keterbatasan sumber daya keuangan yang dimiliki desa, salah

satu peluang potensial yang dapat dikembangkan oleh setiap desa di Provinsi

Jawa Timur adalah mendorong terciptanya dan berkembangnya BUMDes yang

mandiri dan berkelanjutan.

Berbagai upaya agar BUMDes dapat berfungsi secara optimal antara lain

diversifikasi usaha sesuai potensi keunggulan lokal, perintisan kerjasama dengan

pihak ketiga, baik dengan otoritas maupun donatur, alokasi dana oleh pemerintah

kota sebagai tambahan modal, faktor pembatas Kegiatan yang dikendalikan oleh

pengelolaan BUMDes.

25
Pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Zul Asvi pada tahun 2017

dengan mengangkat judul Manajemen Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina

Usaha Desa Kepenuhan Barat Kecamatan Kepenuhan Kabupatem Rohan Hulu.

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menarik kesimpulan bahwa:

Pengelolaan di perusahaan komunal ini belum optimal, masih terdapat fungsi-

fungsi manajemen yang belum dijalankan secara maksimal seperti pada tahap

perencanaan, saat ini belum ada penjadwalan usaha baru melalui BUMDes

tersebut selain simpan pinjam. Tentunya sumber daya manusia yang handal akan

membawa kemajuan bagi organisasi yang dipimpinnya, dan pelibatan atau

partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam organisasi tersebut juga, namun

di hasil lapangan masyarakat kurang antusias mengikuti BUMDes tersebut.

program yang tidak. terburu-buru.

Pada penelitian ketiga yang dilakukan I Kadek Darwita dan Dewa

Nyoman Redana pada tahun 2018 dengan mengangkat judul Peranan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dan

Penanggulangan Pengangguran Di Desa Tejakula Kecamatan Tejakula Kabupaten

Buleleng. Berdasar hasil penelitian yang dilakukan, penulis mengambil

kesimpulan bahwa: Sebagai lembaga ekonomi desa untuk mengatasi

pengangguran, sesuai dengan peran pemerintah desa sebagai stabilisator, inovator,

modernizer, pionir dan pelaksana, secara umum telah berjalan dengan baik.

Dapat dikatakan bahwa penanggulangan pengangguran telah dilaksanakan,

meskipun secara terbatas. Dengan diserahkannya pengelolaan sampah desa dan

26
pengelolaan hutan kepada BUMDes, diharapkan bisnis BUMDes dapat

berkembang, membuka peluang dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Pada penelitian keempat yang dilakukan oleh Sumadi, Arrafiqur rahman,

dan Afrizal dengan mengangkat judul Peranan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat ( Studi Pada BUMDes Desa

Pekan Tebih Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu ). Hasil yang

diperoleh pada penelitian ini adalah: Pengguna dana BUMDes dalam perdagangan

benih, perdagangan makanan, perdagangan barang pecah belah, perkebunan

kelapa sawit dan di industri jasa (potong rambut) mampu meningkatkan

pendapatannya atau mengubah ekonominya.

pengguna dana BUMDes di kawasan perkebunan karet, yang dalam

penelitian ini tidak mencatat peningkatan pendapatan atau mencatat perubahan

ekonomi. Yang disebabkan oleh faktor iklim, harga jual hasil komersial,

kurangnya kewaspadaan dan kesalahan dalam penggunaan dana yang diterima.

Pada penelitian kelima yang dilakukan oleh Arfianto dan Balahmar pada

tahun 2014 dengan mengangkat judul Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Pembangunan Ekonomi Desa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut: Kebijakan Pemerintah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk

memperkuat masyarakat khususnya peternak itik di Desa Kebonsari, Kecamatan

Candi, meliputi pemberian bantuan peternakan dan penyediaan sarana dan

prasarana bagi para peternak itik, serta perluasan areal peternakan itik. pemerintah

dalam pembinaan, pengelolaan dan pengendalian, termasuk pengembangan

27
peluang pasar khususnya di luar pasar daerah. Dalam hal ini, peran dinas

peternakan diperlukan dalam penguatan ekonomi masyarakat.

Tabel 2.1

No Judul Peneliti Kesimpulan


1 Pengembangan Septi Di tengah keterbatasan sumber
Badan Usaha Milik Ariadi, daya desa, salah satu peluang
Desa (BUMDes) di Sudarso potensial yang dapat
jawa Timur (2018) dikembangkan oleh setiap desa di
Provinsi Jawa Timur adalah
mendorong terciptanya dan
berkembangnya BUMDes yang
mandiri dan berkelanjutan.
Berbagai upaya agar BUMDes
dapat berfungsi secara optimal
adalah diversifikasi usaha sesuai
potensi keunggulan lokal,
perintisan kerjasama dengan
pihak ketiga, baik dengan otoritas
maupun dengan donor, alokasi
subsidi oleh pemerintah kota
sebagai tambahan modal,
pembatasan kegiatan yang
dikendalikan oleh manajemen
BUMDes.
2 Manajemen Badan Zul Asvi Berdasarkan hasil penelitian
Usaha Milik Desa (2017) bahwa pengelolaan di perusahaan
(BUMDes) Bina komunal ini belum optimal, masih
Usaha Desa terdapat fungsi-fungsi manajemen
Kepenuhan Barat yang belum dijalankan secara
Kecamatan maksimal seperti pada tahap
Kepenuhan perencanaan, pada tahap ini
Kabupatem Rohan belum dilakukan perencanaan
Hulu program bisnis baru. . BUMDes
ini selain dari simpan pinjam.
Tentunya sumber daya manusia
yang handal akan membawa
kemajuan bagi organisasi yang
dipimpinnya, dan keterlibatan
atau partisipasi masyarakat juga
sangat dibutuhkan dalam
organisasi tersebut, namun pada
hasil di lapangan masyarakat

28
kurang antusias mengikuti hal
tersebut. beberapa program yang
tidak berjalan.
3 Peranan Badan I Kadek Sebagai lembaga ekonomi desa
Usaha Milik Desa Darwita untuk mengatasi pengangguran,
(BUMDes) Dalam dan sejalan dengan peran pemerintah
Pemberdayaan Dewa desa sebagai stabilisator, inovator,
Masyarakat Dan Nyoman modernizer, pionir dan pelaksana,
Penanggulangan Redana secara umum telah berjalan
Pengangguran Di (2018) dengan baik.
Desa Tejakula Dapat dikatakan bahwa
Kecamatan Tejakula penanggulangan pengangguran
Kabupaten Buleleng telah dilaksanakan, meskipun
secara terbatas. Sejak pengelolaan
sampah desa dan pengelolaan
hutan diserahkan kepada
BUMDes, diharapkan bisnis
BUMDes dapat berkembang,
membuka peluang dan
menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat..

4 Peranan Badan Samadi, Pengguna dana BUMDes dalam


Usaha Milik Desa Arrafiqurperdagangan benih, perdagangan
(BUMDes) Dalam rahman, makanan, perdagangan barang
Peningkatan Afrizal pecah belah, perkebunan kelapa
Ekonomi sawit dan perusahaan jasa (potong
Masyarakat ( Studi rambut) mampu meningkatkan
Pada BUMDes Desa pendapatannya atau mengubah
Pekan Tebih ekonominya.
Kecamatan Pengguna dana BUMDes di
Kepenuhan Hulu sektor perkebunan karet, yang
Kabupaten Rokan dalam penelitian ini tidak
Hulu ) menunjukkan peningkatan
pendapatan atau perubahan
ekonomi. Yang disebabkan oleh
faktor iklim, harga jual hasil
komersial, kurangnya
kewaspadaan dan kesalahan
dalam penggunaan dana yang
diterima.
5 Pemberdayaan Arfianto Kebijakan pemberdayaan
Masyarakat Dalam dan masyarakat pemerintah Sidoarjo
Pembangunan Balahmar khususnya peternak itik di Desa
Ekonomi Desa (2014) Kebonsari, Kecamatan Candi,

29
antara lain memberikan dukungan
terhadap peternakan dan
memfasilitasi sarana dan
prasarana peternak itik, serta
memperluas pemerintah dalam
pembinaan, pengelolaan dan
pengendalian, termasuk
pengembangan pasar. . peluang,
terutama di luar pasar regional.
Dalam hal ini, peran dinas
peternakan diperlukan dalam
penguatan ekonomi masyarakat.
Adapun perbedaan penelitian terdahulu dengan peneliti sebagai berikut:

1. Penelitian pertama berbica tentang pembangunan BUMDes secara mandiri

pada desa-desa di jawa dikarenakan terbatasnya sumber dana desa yang

yang dimiliki desa sedangkan yang akan diteliti berbica tentang bagaimana

BUMDes bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.

2. Penelitian kedua berbicara tentang bagaimana cara menjalankan usaha di

desa sedangakan penelitian yang akan diteliti ini berbicara tentang

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

3. Penelitian ketiga berbicara tentang cara menanggulangi pengangguran

lewat BUMDes sedangkan penelitian yang akan diteliti ini berbicara

tentang peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa.

4. Pada penelitian keempat berbicara tentang pemberdayaan masyaraka

melalui pedagang kaki lima serta usaha dari hasil bumi desa sedangkan

penelitian yang akan dilakukan peneliti berbicara tentang usaha-usaha

yang telah ada bagaimana di tingkatkan.

5. Pada penelitian kelima berbicara tentang pembangunan ekonomi desa

dalam kebijakan-kebijakan yang dituangkan dalam peraturan sedangkan

30
pada penelitian yang akan diteliti adalah bagaiman keberadaan BUMDes

mendongkrak ekonomi masyrakat desa.

2.2Tinjauan Teoritik

2.2.1Defisi Peran

Menurut Soerjono Soekanto (2002:243), Artinya, peran merupakan aspek

dinamis dari kedudukan (status), jika seseorang menjalankan hak dan

kewajibannya sesuai dengan itu, maka ia berperan. Dalam suatu organisasi, setiap

orang memiliki karakteristik yang berbeda dalam pelaksanaan tugas, tugas atau

tanggung jawab yang telah diberikan kepada setiap orang atau lembaga.

Kemudian, menurut Riyadi (2002:138), peran dapat diartikan sebagai

orientasi dan konsep peran suatu partai dalam oposisi sosial. Dengan peran ini,

para pelaku, baik individu maupun organisasi, berperilaku sesuai dengan harapan

orang atau lingkungannya. Peran juga didefinisikan sebagai persyaratan yang

ditentukan secara struktural (norma, harapan, tabu, tanggung jawab, dan lain-lain).

Di dalamnya terdapat serangkaian keterbatasan dan kenyamanan yang

menyatukan mentor dan mendukung fungsi organisasinya. Peran adalah

serangkaian perilaku dengan kelompok besar dan kecil, yang masing-masing

memenuhi peran yang berbeda. Pada hakikatnya peran juga dapat dirumuskan

sebagai rangkaian perilaku tertentu yang dipicu oleh posisi tertentu. Kepribadian

seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran itu seharusnya dimainkan. Peran

yang dimainkan oleh eksekutif tingkat atas, menengah, dan bawah memiliki peran

yang sama.

31
Soekanto (2001:242) Peran dibagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1. Peran Aktif

Peran aktif adalah peran yang diberikan kepada anggota kelompok

berdasarkan posisinya dalam kelompok seperti kegiatan kelompok, seperti:

pengurus, petugas, dll.

2. Peran Partisipatif

Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok kepada

kelompok dan memberikan kontribusi yang sangat berguna bagi kelompok itu

sendiri.

3. Peran Pasif

Peran pasif adalah kontribusi pasif dari anggota kelompok, dan anggota

kelompok menahan diri untuk tidak memberikan kesempatan kepada fungsi

lain dalam kelompok untuk berfungsi dengan baik. Dari uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa konsep peran adalah suatu tindakan yang membatasi

seseorang atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan berdasarkan tujuan

dan kondisi yang disepakati bersama, sehingga dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya.

2.3 Pemberdayaan

Pemberdayaan tentang pemberdayaan masyarakat menurut Ife dalam

Koeswantono (2015:2), antara lain sebagai berikut:

a. struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, tranformasi

struktural secar fundamental, dan eliminasi struktural atau sistem yang

operesif.

32
b. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya seseorang

atau sekelompok orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain

dalam suatu ‘rule of the game’ tertentu.

c. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk

aliniasi dengan elit-elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan

terhadap praktek-peraktek dan struktur yang elitis.

d. Post-Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah

diskursus serta menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas

sosial.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdyaan masyarakat menurut

Sulistiyani dalam Koeswantono (2015:3) adalah untuk membentuk individu dan

masyarakat untuk menjadi mandiri. Kemandirian ini meliputi kemandirian untuk

berpikir, bertindak, dan mengontrol apa yang mereka lakukan. Untuk mencapai

kemandirian, masyarakat dari waktu ke waktu akan memperoleh kapasitas atau

kekuasaan.

Selanjutnya, tujuan pemberdayaan dijabarkan menurut Tjokowinoto dalam

Koeswantono (2015:3) yang dirumuskan dalam 3 (tiga) bidang, yaitu ekonomi,

politik dan sosial budaya; “Kegiatan pemberdayaan yang meliputi seluruh aspek

kehidupan masyarakat harus dilakukan untuk membebaskan kelompok

masyarakat dari dominasi kekuasaan yang meliputi bidang ekonomi, politik dan

sosial budaya.

33
2.4Pemerintahan Desa

Kehadiran UU No. 6/2014 sesungguhnya lahir dari kesenjangan antara

peran dan fungsi strategis desa dalam penyelenggaraan roda pemerintahan yang

dihadapkan dengan lemahnya kewenangan yang dimiliki desa untuk

berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional, sehingga membuat desa yang

secara fisik ada namun dilihat dari fungsinya sperti tiada ditengah masyarakat.

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

mendefenisikan Pemerintahan Desa sebagai “penyelenggaran urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia”. Pemerintahan Desa terdiri dari Pemerintah Desa

yaitu terdiri dari Kepala Desa sebagai kepala pemerintahan dan Perangkat Desa,

Badan Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa.

Secara sosiologis, kehadiran UU No. 6/2014 didasarkan beberapa

pertimbangan. Meri Yani (2014 : 2)

Pertama, secara sosiologis jelas bahwa bangsa Indonesia harus memulai

paradigma pembangunan dari bawah (desa) untuk mewujudkan masyarakat adil

dan makmur, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, bagi

sebagian besar penduduk Indonesia. untuk semua. dari masalah mereka mereka

tinggal di desa. Namun sejauh ini, pembangunan lebih berorientasi pada

perkotaan dan pertumbuhan. Sumber daya ekonomi yang tumbuh di wilayah kota

diambil dari kekuatan yang lebih besar, sehingga kota kehabisan sumber daya

dan menyebabkan urbanisasi penduduk pedesaan menuju kota.

34
Kondisi ini yang menciptakan ketidakadilan, kemiskinan maupun

keterbelakangan senantiasa melekat pada Desa.Lebih lanjut Penjelasan Umum

UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan, dengan digabungkannya fungsi self-

governing community dengan lokal self government, diharapkan kesatuan

masyarakat hukum adat yang selama ini merupakan bagian dari wilayah Desa,

ditata sedemikian rupa menjadi Desa dan Desa Adat. Desa dan Desa Adat pada

dasarnya melakukan tugas yang hampir sama. Sedangkan perbedaannya

hanyalahdalam pelaksanaan hak asal-usul, terutama menyangkut pelestarian

sosial Desa Adat, pengaturan dan pengurusan wilayah adat, sidang perdamaian

adat, pemeliharaan ketentraman dan ketertiban bagi masyarakat hukum adat,

serta pengaturan pelaksanaan pemerintah berdasarkan susunan

asli.Ni’matul(2015:211)

Berdasarkan Pasal 24 Undang-Undang Desa penyelenggaraan

pemerintahan desa berdasarkan asas: Yusnani Hasyimzoem, Iwan Satriawan, dkk,

(2017 : 132-133)

a. Kepastian hukum; adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadlian dalam

setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan desa;

b. Tertib penyelenggaraan pemerintahan; adalah asas yang menjadi landasan

keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian

penyelenggaraan pemerintahan desa;

c. Tertib kepentingan umum; adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan

umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif;

35
d. Keterbukaan; adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif

tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. Proporsionalitas; adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara

hak dan kewajiban penyelenggaraan pemerintahan desa;

f. Profesionalitas; adalah asas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. Akuntabilitas; adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

h. Efektifitas dan efisiensi; adalah asas yang menentukan bahwa setiap

kegiatan yang dilaksanakan harus berhasil mencapai tujuan yang

diinginkan masyarakat desa;

i. Kearifan lokal; adalah asas yang menegaskan bahwa di dalam penetapan

kebijakan harus memerhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat

desa;

j. Keberagaman; adalah penyelenggaraan pemerintahan desa yang tidak

boleh mendiskriminasi kelompok masyarakat tertentu;

k. Partisipatif; adalah penyelenggaraan pemerintahan desa yang

mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.

36
2.5 Pembangunan Ekonomi Desa

Pembangunan ekonomi Desa dipandang sebagai kenaikan dalam

pendapatan perkapita dan lajunya pembangunan ekonomi ditunjukkan dengan

menggunakan tingkat pertumbuhan PDB untuk tingkat nasional dan PDRB untuk

tingkat wilayah.Pengertian pembangunan tidak dapat dipisahkan dari konsep

pembangunan ekonomi, karena tujuan pembangunan dan pembangunan ekonomi

pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perbedaannya,

pembangunan ekonomi hanya mencakup upaya suatu masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat,

sedangkan pembangunan dalam arti yang paling mendasar harus mencakup

masalah materi dan keuangan dalam kehidupan masyarakat.(Arsiyah dalam

Arfianto dan Balahmar 2014:58-59).

Pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional.

tujuan pembangunan nasional dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejehteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, ikut dan

aktif menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,

dan keadilan sosial. Tujuan pembangunan ekonomi Indonesia adalah

meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Dalam buku Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia tahun 2004 sampai

2009 yang dituangkan dengan Peraturan Presiden RI No.7 Tahun 2005 ditetapkan

tiga agenda pembangunan nasional tahun 2004-2009, yaitu menciptakan

37
Indonesia yang aman damai, mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis,

dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

2.6 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Konsep pemberdayaan meliputi pengertian pengembangan masyarakat

(community development) dan pembangunan berbasis masyarakat (community-

based development). Berkaitan dengan pengertian tersebut, perlu dipahami

terlebih dahulu arti dan pentingnya pemberdayaan dan pemberdayaan masyarakat.

Orang-orang yang telah mencapai tujuan bersama diperkuat dengan

kemandiriannya, bahkan “keharusan” menjadi lebih kuat melalui upaya mereka

sendiri dan akumulasi pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya lainnya untuk

mencapai tujuan mereka tanpa bantuan hubungan eksternal. berpendidikan

(Mardikanto, 2012: 3).

Pemberdayaan dalam konteks sosial adalah kemampuan individu untuk

bersatu dalam masyarakat dan memperkuat pemberdayaan masyarakat yang

bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengangkat harkat

dan martabat lapisan masyarakat yang dalam situasinya saat ini tidak dapat lepas

dari jebakan kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan

berarti memberdayakan dan memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan atau

power (pemberdayaan), berasal dari kata “power” (kekuatan atau pemberdayaan).

Pemberdayaan mengacu pada kemampuan masyarakat, khususnya kelompok

rentan dan rentan, untuk memiliki kekuatan atau kapasitas untuk (a) memenuhi

kebutuhan dasar mereka sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam arti tidak

hanya bebas untuk menyatakan pendapat, tetapi juga bebas dari kelaparan, bebas

38
dari kebodohan, bebas dari rasa sakit; (b) akses ke sumber daya produktif yang

memungkinkan mereka meningkatkan pendapatan dan memperoleh barang dan

jasa yang mereka butuhkan; dan (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan

dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka (Edi,2010: 6).

Pemberdayaan masyarakat menurut Zubaedi(2013:12)merupakan upaya

untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat yang hidup dalam kemiskinan

agar dapat keluar dari jerat kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan

adalah upaya mengembangkan kapasitas masyarakat dengan mendorong dan

memotivasinya untuk mengembangkan potensi tersebut dalam tindakan nyata.

Pemberdayaan masyarakat merupakan konsep pembangunan ekonomi yang

mewujudkan nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru

pembangunan yang berpusat pada rakyat, partisipatif, memberdayakan dan

berkelanjutan. Konsep pemberdayaan lebih luas dari upaya sederhana untuk

memenuhi kebutuhan dasar atau sekadar mekanisme untuk mencegah pemiskinan

lebih lanjut.

2.7Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Menurut Ife dan Kartasasmita dalam Ramanda (2019:23-

24)Pengembangan ekonomi masyarakat adalah upaya atau cara melakukan

kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik secara individu

maupun kelompok, untuk kepentingan bersama. Strategi yang efektif untuk

mencapai pembangunan ekonomi kerakyatan adalah dengan memberdayakan

masyarakat melalui pembekalan keberdayaan, keterampilan dan pengetahuan

39
dalam pengelolaan aset masyarakat yang ada untuk mencapai kondisi sosial

ekonomi masyarakat yang lebih tinggi.

Pemngembangan ekonomi masyarakat jugamerupakan proses pengelolaan

potensi yang juga harus dilakukan dengan perencanaan dan strategi yang matang,

karena proses tersebut menggabungkan sumber daya manusia dan alam untuk

menciptakan keberlanjutan dalam mengatasi masalah masyarakat dan lainnya.

2.8 Definisi BUMDes

Menurut solekhan (2014:72) BUMDes adalah badan usaha yang seluruh

atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui pernyataan secara

langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset,

jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

masyarakat desa (Pasal 1, ayat(6), Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang

Desa).

Kemudian dijelaskan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39

Tahun 2010 tentang Badan Usaha Milik Desa Pasal 1 ayat (6) yang menyatakan

bahwa BUMDes adalah usaha desa yang dibentuk atau didirikan oleh pemerintah

desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah

desa dan masyarakat.

BUMDes selanjutnya dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah tentang Desa

dinyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa,

pemerintah desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa (ayat 1). Pembentukan

badan usaha milik desa ditetapkan dalam peraturan desa dengan berpedoman pada

40
peraturan perundang-undangan (ayat 2), bentuk badan usaha milik desa harus

berbadan hukum (ayat 3).

Sementara itu BUMDes menurut Maryunani dalam Hartini (2019:21), Ini

adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh Maysarakat dan mencegah donor,

untuk memperkuat spesialisasi rakyat, dan pembangunan keterampilan sosial yang

dibentuk pada kebutuhan dan potensi desa.

Selain itu menurut Mujiyono (2017:15) BUMDes merupakan penopang

kegiatan ekonomi kota yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial.

Sebagai lembaga sosial, BUMDes telah berpihak pada kepentingan masyarakat

melalui kontribusinya dalam memberikan pelayanan sosial. Namun, sebagai

lembaga komersial, ia berusaha mendapatkan keuntungan dengan menawarkan

sumber daya lokal (barang dan jasa) ke pasar. Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) adalah unit usaha desa yang dijalankan oleh masyarakat dan

pemerintah desa untuk memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan

kebutuhan dan potensi desa.

Menurut Mujiyono (2017:15-16) Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang

membedakan BUMDes dengan lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu:

a. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama.

b. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%)

melalui penyertaan modal (saham atau andil).

c. Perasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya

lokal (local wisdom).

41
d. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasi

pasar.

e. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkankesejahteraan

anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui

kebijakan desa (village policy).

f. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes.

g. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,

anggota).

2.8.1 Tujuan BUMDes

Menurut Hartini (2019:25-26)Terdapat empat tujuan utama pendirian

BUMDes yaitu:

1) Meningkatkan perekonomian desa;

2) Meningkatkan pendapatan asli desa;

3) Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan

masyarakat;

4) Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi

pedesaan.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa, yang dilakukan

secara kooperatif, partisipatif, emansipatoris, transparan, bertanggung jawab, dan

berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh agar

pengelolaan unit usaha tersebut dilakukan secara efektif, efisien, profesional dan

42
mandiri. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan agar tidak membebani

masyarakat karena BUMDes akan menjadi usaha dominan desa untuk memajukan

perekonomian desa.

Lembaga ini juga harus dapat menawarkan layanan kepada non-anggota

(di luar desa) melalui penetapan harga dan layanan pasar. Artinya ada

mekanisme/aturan kelembagaan yang disepakati bersama agar tidak menimbulkan

distorsi ekonomi di pedesaan oleh perusahaan-perusahaan yang dikelola

BUMDes.

Dinyatakan di dalam undang-undang bahwa BUMDes dapat didirikan

sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Maksud kebutuhan dan potensi desa

adalah:

1) Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok;

2) Tersedia sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal

terutama kekayaan desa dan terdapat permintaan di pasar;

3) Tersedia sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha

sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat;

4) Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga

masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi;

BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha di desa. Apa yang

dimaksud dengan “usaha desa” adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan

ekonomi desa seperti antara lain:

1) Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan usaha

sejenis lainnya;

43
2) Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi desa;

3) Perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman pangan,

4) perkebunan, peternakan, perikanan, dan agrobisnis;

5) Industri dan kerajinan rakyat

2.8.2Prinsip-Prinsip BUMDes

Menurut Adi Firmansyah (2018:23-25) prinsip-prinsip pengelolaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) yangdimaksud dalam penelitian ini adalah mengacu

pada Pedoman Umum GoodCorporate Governance (GCG) Indonesia Tahun 2006

sebagai berikut:

1. Transparansi (Transparency) Untuk menjaga objektivitas dalam

menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi penting dan

relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan. Perusahaan harus berinisiatif untuk mengungkapkan tidak

hanya hal-hal yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,

tetapi juga hal-hal yang penting bagi proses pengambilan keputusan

pemegang saham, kreditur, dan pihak berkepentingan lainnya.

2. Akuntabilitas (accountability) Perusahaan harus dapat mempertanggung

jawabkan kinerjanya secara transparan dan adil. Oleh karena itu,

perusahaan harus dikelola secara memadai, terukur dan sesuai dengan

kepentingan perusahaan, dengan memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas adalah

persyaratan yang diperlukan untuk kinerja yang berkelanjutan.

44
3. Responsibilitas (Responsibility) Perusahaan harus mematuhi peraturan

perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap

masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan

usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good

corporate citizen.

4. Independensi (Independency) Untuk mempercepat penerapan prinsip-

prinsip GCG, perusahaan harus beroperasi secara independen sehingga

entitas perusahaan individu tidak saling mendominasi dan tidak dapat

diintervensi oleh pihak lain.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Dalam pengembangan kegiatannya,

perusahaan harus selalu memperhatikan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya sesuai dengan prinsip pemerataan dan

kesetaraan.

2.8.3 Peran BUMDes.

Menurut Hartini (2019:7) Peran berasal dari kata peran, peran mempunyai

arti yaitu rangkaian tingkatan yang diharapkan dimiliki oleh mereka yang hidup

dalam masyarakat, sedangkan peran adalah bagian dari tugas yang harus

dilaksanakan. Arti kata peran adalah penjelasan yang berkaitan dengan konotasi

ilmu-ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dilakukan

seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Sedangkan peran

menurut Soerjini Soekanto dalam Hartini (2019: 7) mengatakan: Peran adalah

aspek dinamis dari kedudukan (status), jika seseorang memenuhi hak dan

kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan perannya.

45
BUMDes sebagai lembaga didirikan sebagai badan hukum yang

membawahi berbagai unit usaha di desa dan juga berperan penting dalam

meningkatkan kesejahteraan desa.

Adapun peran BUMDes terhadap peningkatan prekonomian desa, menurut

Seyadi (2019:24) yaitu:

a. Pembangun dan pengembangan potensi dan kemampuan ekonomi

masyarakat desa pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan secra aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat

c. Memperkokoh prekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

prekonomian nasional dengan BUMDes sebagai pondasinya.

d. Berusaha untuk mewujudkan mengembangkan prekonomian masyarakat

desa.

e. Membantu para masyarakat untuk meningkatkan penghasilan sehingaga

dapat mendapatkan peningkatan dan kemakmuran rakyat.

Pembentukan BUMDes bertujuan untuk menjadi mesin pengembangan

ekonomi lokal di tingkat desa. Pengembangan ekonomi lokal desa ini didasarkan

pada kebutuhan, potensi desa, kemampuan desa dan penyertaan modal pemerintah

desa berupa keuangan dan aset desa dengan tujuan akhir meningkatkan taraf

perekonomian masyarakatDesa.Kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa

dengan meningkatkan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa,

46
menjembatani kesenjangan pembangunan antar desa, dan memperkuat masyarakat

desa sebagai sasaran pembangunan..

2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran BUMDes

a. kepemimpinan

Kepemimpinan ini adalah upaya untuk mempengaruhi banyak orang

melalui komunikasi untuk mencapai komunikasi untuk mencapai tujuan, seperti

orang dengan instruksi atau perintah, yang mempengaruhi langkah-langkah yang

dilakukan orang lain, bertindak atau bereaksi, dan perubahan positif, kekuatan

dinamis yang penting bahwa organisasi motivasi dan koordinat. (Dubrin, 2005:3)

Jika kepemimpinan manajerial dan tata kelola sangat buruk, maka Badan Usaha

Milik Desa dengan cepat akan mati suri, Surhayanto Hastowinoyo (Welli Indra

Mayu, 2016:5)

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang di singkat SDM yang menjelaskan bahwa

sumberdaya manusia sebagai “sumber” kekuatan manusia yang dapat

didayagunakan untuk kepentingan organisasi mencapai sebuah tujuan

organisasi(Meldona dalam Dr. Hj. Mardiyah, M.Ag Dkk: hal 12). Suberdaya

manusia merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kebijakan. Efektifitas kebijakan sangat tergantung pada

sumberdaya manusia yang bertanggung jawab melaksanakan kebijakan.(Riandi,

2014: hal 21).

47
c. Komunikasi

Komunikasi adalah proses yang digunakan oleh orang untuk menemukan

kesamaan melalui transisi dengan pesan simbolik.Komunikasi adalah saluran

untuk mengatur, membimbing dan mengendalikan kurangnya komunikasi yang

efektif.(Gibson dalam Harni Ningsih, 2016:6)

Sosialisasi merupakan perwujudan dari komunikasi dan dalam

pelaksanaannya sosialisasi bertujuan untuk menyebarkan informasi tentang

inovasi baru kepada masyarakat. (Fitria Salbila2018:7)

d. Partisipasi Masyarakat

Lemahnya tradisi desa yang disejajarkan dengan kekayaan modal sosial

dan modal politik mempengaruhi ketahanan dan keberlangsungan BUMDes,

demikian juga minimnya tradisi solidaritas, gotong royong, swadaya dan gotong

royong yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan unit bisnis.(Welli

Indra Mayu, 2016: 6)

2.10 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiono (2011:60) mengemukakan bahwa kerangka berpikir

adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai yang paling penting, sehingga kerangka

berpikir adalah pemahaman yang mendasari pemahaman paling dasar dan dasar

untuk setiap pemikiran atau suatu bentuk daribentuk seluruh proses investigasi

yang sedang berlangsung.

48
Kerangka berpikir dalam penelitian ini difokuskan pada peran BUMDes

dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Sesuai dengan judul

judul penelitian ini yang membahas “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat du Desa Kembang

Kuning, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur”, sehingga untuk

mempermudah penelitian inipenulis membuat kerangka berpikir. Adapun

kerangka berpikir sebagai berikut:

49
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

PERAN BUMDES DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN


EKONOMI MASYRAKAT DESA KEMBANG KUNING 2020

Aspek Peran Bumdes Dalam Faktor-faktor yang


Meningkatkan Ekonomi Mempengaruhi Peran
Masyarakat BUMDes
1. Kesejahteraan ekonomi 1. Kepemimpinan
2. Kualitas Hidup 2. Sumber Daya Manusia
3. Memperkokoh 3. Komunikasi
prekonomian 4. Partisipasi Masyarakat
4. Meningkatkan
prekonomian

Hasil

50
2.11Definisi konseptual

1. BUMDes adalah sarana usaha desa yang dijalankan oleh masyarakat dan

pemerintah desa untuk memperkuat perekonomian desa dan mengembangkan

kohesi sosial masyarakat berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Jadi

BUMDes adalah lembaga komersial, artinya memiliki fungsi melakukan

usaha untuk mendapatkan hasil seperti keuntungan atau profit.

2. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status), jika seseorang

menjalankan hak dan kewajibannya sebagaimana mestinya, maka ia

berperan. Dalam suatu organisasi, setiap orang memiliki karakteristik yang

berbeda dalam pelaksanaan tugas, tugas atau tanggung jawab yang telah

diberikan kepada setiap orang atau lembaga.Pembangunan ekonomi desa

adalah pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa.

2.12Definisi Operasional

a. Aspek Peran Bumdes Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat

1. Kesejahteraan

a. Pembangun masyarakat

b. pengembangan potensi ekonomi

2. Kualitas Hidup

a. Peran aktif

3. Memperkokoh Prekonomian

a. Memperkuat dan ketahanan prekonomian nasional dengan

BUMDes sebagai pondasinya.

51
4. Meningkatkan penghasilan

a. Membantu masyarakat

b. meningkatkan penghasilan

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran BUMDes

1. Kepemimpinan

a. Kemampuan

b. perencanaan

2. Sumberdaya manusia

a. Kemampuan peagawai dalam menjalankan kewaajiban dan

tanggung jawab

3. Sosialisasi

a. Huungan antara BUMDes dengan Pemerintah Desa

b. Hubungan antara BUMDes dengan masyarakat

c. Transparansi dan penyuluhan tentang program BUMDes

4. Partisipasi Rakyat

a. Kerjasama dan gotong royong masyarakat dengan BUMDes

52
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JenisPenelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah metode untuk menggali dan memahami pentingnya sejumlah

orang atau kelompok orang melekat pada masalah sosial atau kemanusiaan.

Proses penelitian kualitatif ini membutuhkan upaya yang signifikan seperti

mengajukan pertanyaan dan prosedur, mengumpulkan data khusus dari partisipan,

analisis deduktif data dari mata pelajaran umum ke mata pelajaran khusus, dan

menafsirkan makna data. Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau

kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penyelidikan ini

harus menggunakan perspektif penyelidikan induktif yang berfokus pada makna

individu dan menerjemahkan kompleksitas suatu masalah. (Susansti,2020:32).

Menurut Susanti (2020:32) Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk

menghasilkan pengetahuan atau kebenaran yang mendalam agar dapat

menghasilkan hasil data nyata yang sesuai dengan fakta yang ditemukan di

lapangan dan berasal dari berbagai faktor yang mempengaruhi data tersebut sesuai

dengan konteks kebenarannya.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini akan di lakukan di Badan Usaha Milik Desa,

di Desa Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur.

53
Penetapan lokasi sudah menjalankan kegiatan BUMDes sehingga lokasi yang

sangat tepat untuk memperoleh data atau informasi yang akurat dan relevan

dengan permasalahan penelitian yang ada.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan bulan juli kurang lebih satu bulan untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan, bertempat di Desa Kembang Kuning

Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur.

3.3 Teknik Penetapan Narasumber

Dalam kegiatan penelitian, sumber informasi adalah informan yang

berkompeten dan penelitian yang relevan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode pengambilan sampel yang dipilih secara cermat yang

relevan dengan struktur penelitian dan terdiri dari pengambilan individu yang

dipilih oleh peneliti. (Djarwanto,1998:34). Adapun yang menjadi informan dalam

penelitian ini antara lain: KepalaDesa, SekertarisDesa, KetuaBUMDes,

SekertarisBUMDes, AnggotaBUMDes, Masyarakat.

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah pada studi kualitatif dan membatasi penelitian

untuk memilih data mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. ( Moleong,

2010). Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini lebih didasarkan pada Peran

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa KembangKuning, KecamatanSikur,

Kabupaten Lombok Timur.

54
3.5. Jenis Data

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah data utama yang diperoleh langsung secara langsung di

lapangan berdasarkan hasil observasi dan wawancara.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang dikumpulkan dari sumber lain berupa

dokumen bibliografi, brosur, dan karangan ahli yang dianggap relevan dengan

masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini sebagai berikut:

3.6.1 Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2018: 106) observasi adalah dasar

semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data atau

fakta menegnai dunia kenyataan yang di peroleh melalui observasi. Selain itu

Sugiyono (2018: 106), menyatakan melelui observasi,peneliti belajar tentang

prilaku, dan makna dari suatu prilaku.

3.6.2 Wawancara.

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk berbagi informasi dan ide

melalui tanya jawab sehingga dapat dibangun makna pada topik tertentu. Sugiono

(2018: 106).

Menurut Ibrahim (2020: 48), survei adalah proses interaksi verbal dan

komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang diinginkan.

55
Wawancara juga merupakan sarana pengumpulan informasi dengan

mengajukan pertanyaan lisan dan menjawabnya secara lisan melalui kontak tatap

muka. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah untuk diteliti,

tetapi juga ketika peneliti menginginkan informasi yang lebih mendalam tentang

responden.

3.6.3 Dokumen

Dokumen adalah catatan peristiwa masa lalu. Dokumen tersebut dapat

berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang yang dalam

konteks ini merupakan institusi gerakan sosial. Studi dokumentasi merupakan

pelengkap penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif (sugiyono: 2018:124)

Selain itu, Susanti (2020:37) menyatakan bahwa dokumentasi adalah

laporan tertulis dengan gambar yang memberikan penjelasan tentang data,

Dokumentasi juga merupakan cara untuk memberikan atau mengumpulkan bukti

dan informasi (misalnya, kutipan dan gambar surat kabar).

3.6 TeknikAnalisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari metode ilmiah,

karena dengan analisis data dapat bermakna dan bermakna untuk memecahkan

masalah penelitian (Sugiyono, 2018: 129). Teknik analisis data kualitatif

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini. Tahapan

analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

56
a. Reduksi data. Reduksi data adalah penyederhanaan dengan memilih,

memfokuskan, dan memvalidasi data mentah menjadi informasi yang

bermakna sehingga memudahkan dalam menarik kesimpulan.

b. Penyajian data Penyajian data yang sering digunakan dengan data

kualitatif berbentuk narasi. Penyajian penyajian data berupa kumpulan

informasi yang disusun secara sistematis dan mudah dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari

analisis data yang dilakukan untuk melihat bahwa hasil reduksi data masih

berkaitan dengan rumusan masalah ditinjau dari tujuan yang ingin dicapai.

Data yang terkumpul dibandingkan satu sama lain untuk menarik

kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang ada.

Gambar III.I Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Pengumpulan
Data

Penyajian Data

Reduksi Data
Penarikan
Kesimpulan

57

Anda mungkin juga menyukai