Kurs On Roa 3
Kurs On Roa 3
Kurs On Roa 3
THE EFFECTS OF INTEREST AND EXCHANGE RATE ON STOCK RETURNS OF LQ-45 COMPANIES
LISTED ON IDX FOR THE PERIOD OF 2015-2019 WITH PROFITABILITY AS INTERVENING VARIABLE
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of interest rates and exchange rates on stock returns with profitability as an
intervening variable of the LQ-45 company listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). The sampling method used
in this study was purposive sampling. The sample consisted of 28 companies out of 45listed on the IDX that published
complete annual reports from 2015-2019. Data analysis techniques used multiple linear regression analysis. The
results of the study found that interest rates and exchange rate has a negative effect on Return On Assets (ROA) and
LQ-45 company stock return in 2015-2019, while the value of interest rates and exchange rates have a positive effect
on stock returns through the Return of Assets (ROA) of LQ-45 companies 2015-2019
Keywords: Interest Rate; Exhange Rate; Stock Returns; Return on Assets (ROA)
PENGARUH SUKU BUNGA DAN KURS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ-45 YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019 DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Suku Bunga dan kurs terhadapreturn saham dengan profitabilitas
sebagai variable intervening perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling.Sampel yang digunakan adalah 28 perusahaan
dari 45 perusahaan yang terdaftar dalam BEI yang mempublikasikan laporan tahunan lengkap dari tahun 2015-
2019.Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda.Hasil penelitian menemukan bahwa suku
bunga dan kurs berpengaruh negatif terhadap Return On Assets (ROA) dan Return saham perusahaan LQ-45 tahun
2015-2019, sedangkan nilai suku bunga dan kurs berpengaruh positif terhadap return saham melalui Return Of
Asset(ROA) perusahaan LQ-45 tahun 2015-2019
Kata kunci: Kurs; Suku Bunga; Return Saham; Return on Assets (ROA)
Pengaruh Suku Bunga dan Kurs terhadap Return Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Fadrul, Johansen, dan Debbi Chyntia Ovami)
http://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/PROCURATIO/index
Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen 185
e-ISSN 2580-3743
PENDAHULUAN
Peranan penting pasar modal bagi pihak emiten sebagi tempat untuk mendapatkan sumber dana sedangkan bagi
investor sebagai tempat untuk menginvestasikan dananya. Bila pasar modal efesien maka pasar modal akan
memberikan return seperti yang diharapkan oleh para investor. Investor selalu menginginkan return yang tinggi tetapi
selalu menghindari resiko. Akan tetapi, teori menyebutkan bahwa investasi yang mempunyai return tinggi pasti akan
mempunyai resiko yang tinggi juga, (Tandelilin, 2010). Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan
memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian
tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan penilaian sesaat
yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi (performance) dari perusahaan, kendala-kendala
eksteral, kekuatan penawaran dan permintaan saham dipasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi
saham.
Bagi investor, pasar modal merupakan tempat untuk menyalurkan dananya dalam bentuk berupa
saham.Investasi berupa saham memiliki daya tarik tersendiri untuk para investor dimana dengan melakukan investasi
saham mereka memiliki harapan agar mendapatkan deviden saham atau pembagian laba yang tinggi.Investor
menggunakan pasar modal untuk dapat memperoleh tingkat penghasilan yang tinggi dan juga memiliki risiko yang
tinggi terhadap investasi tersebut. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah go public untuk mendapatkan tambahan
dana, pasar modal menjadi pilihannya agar perusahaan memiliki kemampuan untuk bertahan dan bersaing dengan
perusahaan yang lain.
Untuk menentukan return ekspektasi dan risiko yang akan dihadapi maka digunakan return historis. Return
yang memiliki sifat tidak pasti yang diharapkan oleh investor dan terjadi dikemudian hari merupakan pengertian return
ekspektasi. Dengan begitu, investor memiliki tantangan yaitu mendapatkan antara profit dengan loss. Yang menjadi
konsep return yaitu semakin tinggi tingkat return yang diinginkan maka semakin tinggi pula risiko yang akan diterima
dan sebaliknya, berdasarkan konsep return dapat di ambil keputusan bahwa return berpengaruh positif terhadap risiko.
Berdasarkan hasil penelusuran sementara, saham LQ-45 mengalami fluktuasi return saham.berikut disajikan
grafik return saham LQ-45 3 tahun terakhir:
Return Saham(%)
2017(I)
2017(II)
2018(II)
2.19% 2019(I)
1.71% 1.34% 2019(II)
0.58%
0.06%
2018(I)
-2.76%
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pergerakan indeks cenderung fluktuatif dan pergeseran paling
jauh ada pada 2017 Semester ke 2 – 2018 Semester 1 yakni dari 1,71% merosot jauh ke -2,76% dalam 1 Semester.
Pada hakekatnya, harga saham sifatnya fluktuatif, bisa naik dan bisa juga turun, sama halnya dengan harga barang atau
komoditas di pasar. Bagi sebagian orang, pergerakan harga saham yang fluktuatif justru merupakan seni dalam
berdagang karena di sanalah terdapat potensi capital gain (keuntungan dari jual beli saham).Sebaliknya, apabila pasar
statis tidak menarik minat investor, khususnya investor jangka pendek (trader).
Faktor ekonomi makro berasal dari permasalahan ekonomi secara luas sebagai contoh kebijakan ekonomi,
inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, pendapatan masyarakat dan lain-lain. Faktor fundamental adalah
faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan yang mengeluarkan saham itu sendiri(emiten). Apabila perusahaan
yang mengeluarkan saham dalam kondisi yang baik kinerjanya, harga saham akan cenderung meningkat dan apabila
harga saham meningkat maka return yang diterima juga meningkat. Hal ini di sebabkan kepercayaan investor kepada
emiten semakin baik, investor mempunyai harapan akan mem peroleh bagian keuntungan atau dividen yang besar.
Faktor fundamental ini bisa dilihat dari laporan keuangan, dan dari laporan keuangan emiten bisa dilihat tingkat kinerja
keuangan nya baik dari segi kemampuan menghasilkan keuntungan (profitabilitas), kemampuan membayar hutang
(solvabilitas), maupun tingkat efisiensi dan efektivitasnya dalam mengelola kekayaannya(Aktivitas).
Suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang aliran kas perusahaan, sehingga
kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Di samping itu, “suku bunga yang tinggi juga akan
menyebabkan return yang di isyaratkan dari suatu investasi meningkat” (Tandelilin, 2010)Hasil penelitian oleh
(Wulan, 2018) suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan return saham secara langsung, sedangkan
penelitian oleh (Ade, 2018),(Alfiatul et al., 2016)suku bunga berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA dan
return saham secara langsung.
Faktor kedua yakni perubahan kurs rupiah memengaruhi pendapatan dan biaya operasional perusahaan yang
selanjutnya akan menyebabkan perubahan pada return saham. Depresiasi mata uang domestik akan meningkatkan
volume ekspor. Jika permintaan pasar internasional cukup elastis maka cash flow perusahaan, sebaliknya jika emiten
membeli produk luar negri dan memiliki hutang dalam bentuk dolar maka harga saham dan return sahamnya akan
turun (Kewal, 2012).Penelitian yang dilakukan oleh (Kewal, 2012)menemukan bahwa saat kurs rupiah menguat
terhadap dolar, terjadi peningkatan permintaan mata uang rupiah sehingga terjadi peningkatan harga saham yang
akhirnya akan berpengaruh meningkatkan return sahamnya. (Randa & Abraham, 2009) juga melakukan penelitian
yang mendukung perubahan nilai tukar rupiah akan memberikan pengaruh negatif terhadap harga saham.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh suku bunga dan kurs terhadap return saham dengan profitabilitas sebagai variabel intervening.
TINJAUAN PUSTAKA
Saham
Menurut (Tandelilin, 2011), saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah selembaran kertas
atau dokumen yang menegaskan kepemilikanseseorang atau badan usaha terhadap suatu perusahaan yang menerbitkan
saham tersebut. Setiap pemegang saham memiliki hak untuk bergabung dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Return Saham
Setiap investasi yang dipilih memiliki harapan keuntungan di masa yang akan datang, baik investasi jangka panjang
maupun jangka pendek. Komponen suatu return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan
capital gain (selisih harga). Current income adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat
periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen, dan sebagainya. Current income mencerminkan
keuntungan yang diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat.(Tandelilin, 2011).
Pi,t - Pi,t - 1
Ri,t =
Pi,t - 1
Keterangan :
Ri,t : Pendapatan aktual return untuk saham i pada periode peristiwa t
Pi,t : Harga sekuritas i pada periode peristiwa t
Pi,t-1: Harga sekuritas i pada periode peristiwa t-1
Pengaruh Suku Bunga dan Kurs terhadap Return Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Fadrul, Johansen, dan Debbi Chyntia Ovami)
Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen 187
e-ISSN 2580-3743
Laba Bersih
ROA = x 100%
Total Asset
Suku Bunga
Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia merupakan variabel yang cukup penting, karena BI rate menjadi dasar bagi
penetapan tingkat suku bunga bagi perbankan konvensional ataupun nisbah bagi hasil bagi perbankan syariah.
Meskipun perbankan syariah tidak menggunakan variabel tingkat suku bunga dalam aktivitas pendanaan dan
pembiayaan, namun secara tidak langsung para pelaku perbankan syariah menjadikan BI Rate sebagai tolak ukur
(benchmark) dalam menentukan ekuivalen tingkat bagi hasil maupun margin pada akad jual beli.
Menurut Bank Indonesia, Suku Bunga adalah kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai acuan dalam oprasi moneter melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk
mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Menurut (Boediono, 2014), “suku bunga adalah harga dari
penggunaan dana investasi (loanable funds”). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menetukan
apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung.
Kurs
Nilai tukar mata uang atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Ada dua
pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar mata uang yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar.
Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang didefinisikan sebagai harga dimana mata uang asing diperjualbelikan
terhadap mata uang domestik dan harga tersebut berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang (Tjiptono
Darmadji & Hendy M, 2006). Nilai kurs ini sangat penting dalam mengambil keputusan untuk berbelanja atau juga
membeli barang dari luar negri, disebabkan karena dengan kurs ini kita akan menerjemahkan harga-harga barang dari
berbagai macam negara kedalam mata uang negara kita.
Kurs
(X1)
Suku Bunga
(X2)
Sumber : Data Olahan, 2020
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
MODEL PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan
laporan keuangan yang terdapat pada website finance.yahoo.com dan idx.co.id dengan waktu penelitian dari bulan
Agustus 2020 sampai dengan Februari 2021.Menurut (Sugiyono, 2013), populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
suatu populasi (Sugiyono, 2013).Teknik sampling mencakup probability sampling dan nonprobability sampling.Pada
penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan metode purposive sampling.
Menurut (Sugiyono, 2013), purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pengaruh Suku Bunga dan Kurs terhadap Return Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Fadrul, Johansen, dan Debbi Chyntia Ovami)
Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen 189
e-ISSN 2580-3743
Outer Model
Model pengukuran atau disebut juga outer model untuk menguji validitas dan reliabilitas yang merepresentasikan
setiap konstruk. Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indicator dinilai berdasarkan
korelasi antar item score/component score dengan construct score yang di hitung dengan PLS. Ukuran reflektif
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap
dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup. Discriminant validity dari model
pengukuran dengan reflektif indicator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi
konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa
konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baikdaripada ukuran blok lainnya.
Metode ini untuk menilai discriminant validity yaitu membandingkan nilai square root of Average Variance
Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model.Jika nilai akar AVE setiap
konstruk lebih besar dari nilai korelasi antar konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discrimant
validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas component score variabel laten dan
hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reliability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar
0,50. Composite reliability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal
consistency dan Crobanch’s Alpha.
Untuk konstruk berbentuk formatif maka evaluasi model pengukuran dilihat dari signifikansi weight-
nya.Sehingga uji validitas dan reliabilitas konstruk tidak diperlukan.Namun pada penelitian ini pengukuran model
tetap dilampirkan guna untuk mengetahui sejauh mana pengukuran model jalur yang digunakan dapat menjelaskan
penelitian.Untuk memperoleh signifikansi weight harus melalui prosedur resampling (atau bootstrapping).Selain itu
uji multikolonieritas untuk konstuk formatif diperlukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan
lawannya Tolerance. Jika didapat nilai signifikansi weight T-statistics > 1.96 maka dapat disimpulkan bahwa indikator
konstruk valid. Untuk nilai VIF direkomendasikan <10 atau < 5, (Ghozali,2015). Namun perlu diketahui untuk analisis
jalur dengan variabel observed menggunakan SmartPLS tidak perlu melakukan pengukuran model untuk menguji
validitas dan reliabilitas sehingga langsung dilakukan estimasi model struktural.
Inner Model
Model struktural atau disebut juga inner model untuk menguji kekuatan prediksi dengan melihat signifikansi dari
semua path estimasi.Untuk kekuatan prediksi model struktural dapat dilihat dari nilai R-Square variabel endogen atau
dependen.Hasil dari PLS R-Square merepresentasikan jumlah variance dari konstruk yang dapat dijelaskan oleh model.
Perubahan nilai R-Squares dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen atau independen
tertentu terhadap variabel laten endogen atau dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantive.
Nilai 𝑅 − 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑠 sebesar 0.75 dikategorikan sebagai model kuat
Nilai 𝑅 − 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑠 sebesar 0.50 dikategorikan sebagai model moderate
Nilai 𝑅 − 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒𝑠 sebesar 0.25 dikategorikan sebagai model lemah
Selain dengan melihat R-Square, model PLS juga dapat dievaluasi dengan melihat Q2 predictive relevance
untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Jika Q2 > 0
menunjukkan model mempunyai predictive relevance dan Jika Q2 < 0 menunjukkan model kurang predictive
relevance.
Uji Hipotesis
Uji t
Untuk menguji hipotesis yang diajukan atau melihat tingkat signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai t-statistik (t-
Statistics) melalui prosedur bootstrapping (Santosa, 2018). Tingkat signifikansi pada program PLS masuk dalam
analisis Inner Model. Untuk pengaruh langsung dari variabel penelitian dapat dilihat dari Path Coefficient sedangkan
untuk pengaruh tidak langsungnya dapat diketahui melalui Indirect Effects. Batas untuk menolak dan menerima
hipotesis yang diajukan adalah 1,96 (Ghozali, 2013), dimana apabila: (1) Nilai t-statistik berada dibawah 1,96 maka
hipotesis ditolak. (2) Nilai t-statistik berada diatas 1,96 maka hipotesis diterima.
Uji Regresi
Untuk menguji pengaruh variabe intervening menggunakan uji interaksi atau Moderate Regression Analysis (MRA).
Model persamaan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
Y = β1X1 + β2X2 + β3Z + β4X1Z + β5X2Z
Keterangan:
Y = Return saham
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi
X1 = Kurs
X2 = Suku Bunga
Z1 = ROA
Pengaruh Suku Bunga dan Kurs terhadap Return Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Fadrul, Johansen, dan Debbi Chyntia Ovami)
Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen 191
e-ISSN 2580-3743
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk meninjau kembali apakah di dalam sebuah model regresi ada
interkorelasi atau kolinearitas antar variabel bebas (independen). Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi
apakah model regresi terbebas dari multikolinieritas adalah dengan melihat nilai dari variance inflation factor (VIF)
di Tabel 3. Syarat untuk tidak terjadi gangguan multikolinearitas adalah nilai VIF < 10.
Tabel 4. R Square
R Square R Square Adjusted
ROA 0,001 0.013
Return Saham 0,139 0,120
Sumber :Data Olahan (2020)
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Persentase tersebut menunjukkan seberapa besar variabel independen (Kurs,Suku Bunga) dapat
menjelaskan variabel dependen (Return Saham) Melalui variabel intervening (Return On Asset). Nilai koefisien
determinasi dapat dilihat dari adjusted R2 seperti yang terlihat di Tabel 4.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R Square sebesar 0,139. Hal ini bermakna bahwa kemampuan
variabel kurs dan suku bunga menjelaskan variabel return saham melalui ROA 13,9%, sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Sesuai kriteria yang ada jika nilai koefisien determinasi 0-0,50 maka
pengaruh kurs dan suku bunga terhadap return saham melalui ROA dikategorikan lemah.
Berdasarkan hasil uji analisis jalur yang telah dilakukan, maka dapat menunjukan hasil, sebagai berikut :
Koefisien regresi variabel kurs terhadap return saham menunjukan nilai sebesar -0,293. Hal ini menunjukan bahwa
kurs memiliki arah hubungan yang negatif. Dengan kata lain, semakin besar kurs maka return saham akan semakin
kecil. Sebaliknya apabila kurs semakin kecil maka return saham akan semakin besar.
Koefisien regresi variabel suku bunga terhadap return saham menunjukan nilai sebesar -0,211. Hal ini
menunjukan bahwa kurs memiliki arah hubungan yang negatif. Dengan kata lain, semakin besar suku bunga maka
return saham akan semakin kecil. Sebaliknya apabila suku bunga semakin kecil maka return saham akan semakin
besar.Koefisien regresi variabel ROA terhadap return saham menunjukan nilai sebesar -0,137. Hal ini menunjukan
bahwa ROA memiliki arah hubungan yang negatif. Dengan kata lain, semakin besar ROA maka return saham akan
semakin kecil. Sebaliknya apabila ROA semakin kecil maka return saham akan semakin besar. Koefisien regresi
variabel kurs terhadap ROA menunjukan nilai sebesar -0,024. Hal ini menunjukan bahwa kurs memiliki arah hubungan
yang negatif. Dengan kata lain, semakin besar kurs maka ROA akan semakin kecil. Sebaliknya apabila kurs semakin
kecil maka ROA akan semakin besar. Koefisien regresi variabel suku bunga terhadap ROA menunjukan nilai sebesar
-0,031. Hal ini menunjukan bahwa suku bunga memiliki arah hubungan yang negatif. Dengan kata lain, semakin besar
suku bunga maka ROA akan semakin kecil. Sebaliknya apabila ROA semakin kecil maka ROA akan semakin besar.
Uji pengaruh parsial untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen.Berdasarkan hasil perhitungan SmartPLS diatas, maka uji parsial untuk setiap variabel independen adalah
sebagai berikut.
Pengaruh Suku Bunga dan Kurs terhadap Return Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Fadrul, Johansen, dan Debbi Chyntia Ovami)
Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen 193
e-ISSN 2580-3743
Penelitian ini sejalan dengan penlitian yang dilakukan oleh Ghasempour &Mehdi (2013), Haghiri (2012) serta
Malintan (2012) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh dan signifikan terhadap return saham.
Hal ini menunjukkan bahwa ROA yang semakin meningkat belum tentu memperlihatkan kinerja perusahaan
yang semakin baik dan para pemegang saham bisa saja tidak memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima
semakin meningkat.Tetapi, dengan semakin meningkatnya deviden yang akan diterima oleh para pemegang saham,
merupakan daya tarik bagi para investor dan atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut.
Dengan semakin besarnya daya tarik tersebut maka banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut.
Jika permintaan atas saham suatu perusahaan semakin banyak maka harga sahamnya akan meningkat. Dengan
meningkatnya harga saham maka return yang diperoleh investor dari saham tersebut juga meningkat.
Pengaruh Suku Bunga dan Kurs terhadap Return Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Fadrul, Johansen, dan Debbi Chyntia Ovami)
Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen 195
e-ISSN 2580-3743
bagi return saham. Hal ini berati dengan menguatnya nilai tukar maka penerimaan return perusahaan akan ikut
meningkat.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data analisis data
mengenai pengaruh suku bunga dan kurs terhadap return saham LQ-45 melalui ROA sebagai variabel intervening
periode 2015-2019 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Kurs dan suku bunga berpengaruh tidak signifikan terhadap
ROA pada Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.Kurs dan suku bunga
berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2019. ROA berpengaruh signifikan terhadap Return Saham pada Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019.Kurs berpengaruh signifikan terhadap Return Saham melalui ROA pada Perusahaan LQ-
45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.Suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham melalui ROA pada Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.
Dengan telah dilakukannya penelitian tentang pengaruh suku bunga dan kurs terhadap return saham LQ-45
melalui ROA sebagai variabel intervening periode 2015-2019 peneliti memberikan saran Dapatmenggunakanseluruh
variable dalam penelitian ini sebagai pertimbangan perusahaan untuk dapat meningkatkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan profitabilitas perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan perubahan nilai kurs
dan suku bunga agar lebih efektif dan efisien dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan laba maksimal
Diharapkan untuk pihak akademisi dapat dijadikan sebagai acuan atau pembanding untuk penelitian selanjutnya
dengan kajian yang lebih mendalam dan terperinci. Selain itu diharapkan pihak kampus lebih menambah lagi referensi
berupa jurnal penelitian dalam perkembangan emiten LQ-45.Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menambah
pengetahuan dan wawasan dibidang rasio keuangan dan pembiayaan serta mengkaji lebih dalam terkait kinerja
keuangan (ROA) dalam perkembangan saham LQ-45 di Indonesia, selain itu diharapkan dapat menjadikan penelitian
ilmiah untuk menerapkan berbagai teori kurs, suku bunga, ROA dan return saham yang telah diperoleh di bangku
kuliah. Disarankan agar memperbanyak jumlah objek penelitian, variabel rasio keuangan dan penambahan variabel
moderating sehingga dapat membandingkan dengan variabel intervening
DAFTAR RUJUKAN
Ade, dkk. (2018). Analisis Pengaruh Fundamental dan Makroekonomi terhadap kebijakan Deviden dengan Return on
Asset sebagai variabel Intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2012-2015. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol X no 2.
Alfiatul, Elok, & Sumani. (2016). Pengaruh Kurs, Suku Bunga dan Inflasi melalui Return on Asset terhadap Return
Saham. Universitas Jember.
Aziz, A. (2010). Manajemen Investasi Syariah. Bandung: A.
Boediono. (2014). Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5 Ekonomi Makro. Yogyakarta.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Jurnal Eko(April), pp 53-64.
Kurniasih, E. (2012). Pengaruh Capital Adequency Ratio (CAR), Non Perfoming Financing (NPF), Financing To
Deposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Suku Bunga Dan Inflasi
terhadap Profitabilitas (Perbandingan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensi. Yogyakarta.
Mankiw, N. G. (2006). Makroekonomi. Edisi keenam. Jakarta: E.
Purama, A. (2017). Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Profitabilitas Bank Non Devisa Di Indonesia Periode
2012 -2016. Jurnal Ilm.
Randa, F., & Abraham, I. (2009). Pengaruh Profitabilitas, Leverage , Harga Saham, Dan Firm Size Terhadap Jumlah
Dividen Tunai. Jurnal Sistem Informasi Manajemen Dan Akuntansi, 7(April), 17–32.
Samsul, M. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:Er.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: A.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Kanisius.
Pengaruh Suku Bunga dan Kurs terhadap Return Saham Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Fadrul, Johansen, dan Debbi Chyntia Ovami)